BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Observasi lapangan Identifikasi masalah Pengumpulan data : 1. Data komponen. 2. Data operasi perakitan secara urut. 3. Data waktu untuk menyelesaikan suatu operasi perakitan. 4. Data kapasitas produksi harian untuk 1 lini. Studi pustaka Pengolahan data : 1. Pembuatan Assembly Chart (AC), Struktur Produk (SP), dan Bill Of Material (BOM). 2. Menambahkan faktor penyesuaian dan kelonggaran pada waktu proses sehingga diperoleh waktu baku. 3. Pembuatan precedence diagram. 4. Perhitungan performance lini perakitan lama. Penggunaan metode heuristik untuk Line Balancing : 1. Aturan Largest Candidate. 2. Metode Ranked Positional Weights. 3. Metode Kilbridge - Wester. 4. Metode Moodie - Young. 5. Metode Region Approach. Pemilihan hasil metode Line Balancing. Analisa hasil dan perencanaan : 1. Perbandingan performance lini perakitan lama dan usulan. 2. Perencanaan worker assignment untuk lini perakitan usulan. 3. Perencanaan pengerjaan operasi perakitan untuk lini usulan. 4. Perencanaan tata letak lantai produksi untuk lini perakitan usulan. Kesimpulan dan saran Diagram 3.1 Diagram Alir Metodologi Pemecahan Masalah
36 3.2 Langkah-langkah Pemecahan Masalah 1. Observasi lapangan. Pengamatan kegiatan di lantai produksi secara langsung di PT. Marino Pelita Indonesia untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi di pabrik. 2. Identifikasi masalah. Berdasarkan hasil pengamatan, salah satu masalah yang dihadapi perusahaan yaitu rendahnya efisiensi lini perakitan produk sepatu. Pendistribusian task ke dalam Work Station (WS) masih jauh dari kondisi seimbang sehingga total Idle Time cukup besar. Jika nilai Line Efficiency rendah maka berarti kinerja lini perakitan tidak efisien dalam kaitannya dengan pemanfaatan waktu dan sumber daya. 3. Studi pustaka. Menggunakan buku-buku referensi mengenai Perencanaan dan Pengendalian Produksi, serta Sistem Produksi, khususnya pada bab yang membahas mengenai penyeimbangan lini perakitan untuk mendukung kebenaran teori-teori yang diterapkan dalam menemukan solusi permasalahan. Selain itu digunakan pula buku-buku referensi pendukung lainnya yang selengkapnya dapat dilihat pada daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. 4. Pengumpulan data.
37 Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah : - Metode wawancara. Mendapatkan data-data dari PT. Marino Pelita Indonesia yang meliputi data komponen, data kapasitas produksi harian untuk 1 lini, data waktu untuk menyelesaikan operasi perakitan. Hal ini dilakukan melalui wawancara secara langsung dengan kepala pabrik dan para foreman. - Metode observasi langsung. Melakukan pengamatan secara langsung pada divisi produksi PT. Marino Pelita Indonesia untuk mengetahui proses operasi perakitan sepatu mulai dari komponen-komponen awal sampai menjadi produk jadi. Dengan demikian dapat disusun data urut-urutan operasi perakitan yang diperlukan untuk pembuatan precedence diagram. 5. Pengolahan data. Data-data yang telah diperoleh kemudian diolah terlebih dahulu sebelum digunakan dalam perhitungan line balancing. Dengan membuat Assembly Chart (AC), Struktur Produk (SP), dan Bill Of Material (BOM) maka dapat memperjelas bagaimana susunan komponen yang dirakit hingga menjadi produk sepatu. Data waktu proses yang diperoleh diolah dengan cara menambahkan faktor penyesuaian objektif dan kelonggaran berdasarkan
38 faktor-faktor yang berpengaruh sehingga dihasilkan waktu baku untuk tiap operasi. Langkah berikutnya adalah menggambarkan urut-urutan kegiatan perakitan ke dalam sebuah precedence diagram, lengkap dengan waktu baku yang telah dihitung sebelumnya untuk masing-masing operasi perakitan. Sesudah precedence diagram dibuat, langkah selanjutnya adalah menghitung performance lini perakitan lama yang nantinya akan dibandingkan dengan lini perakitan usulan yang terbentuk setelah penggunaan metode line balancing dilakukan. 6. Penggunaan metode heuristik untuk line balancing. Setelah semua data diolah dan siap dipakai, maka penggunaan beberapa metode heuristik untuk line balancing dilakukan sesuai dengan cara dan aturan masing-masing. Adapun metode line balancing yang digunakan adalah: - Aturan Largest Candidate. - Metode Ranked Positional Weights atau metode Helgesson Birnie. - Metode Kilbridge Wester. - Metode Moodie Young. - Metode Region Approach. 7. Pemilihan hasil metode line balancing.
39 Menganalisis dan membandingkan hasil perhitungan untuk masing-masing metode untuk mengetahui metode mana yang memberikan hasil paling baik pada kasus lini perakitan produk sepatu di PT. Marino Pelita Indonesia. 8. Analisa hasil dan perencanaan. Perbandingan performance lini perakitan lama dan usulan. Menganalisis perbedaan performance lini perakitan lama dan usulan ditinjau dari berbagai ukuran, misalnya nilai Line Efficiency, Balance Delay, Smoothness Index, dsb. Perencanaan worker assignment untuk lini perakitan usulan. Setelah terbentuk lini perakitan usulan maka direncanakan pula worker assignment yang baru. Terjadinya perubahan dalam jumlah dan susunan Work Station (WS) serta susunan task yang harus dikerjakan menyebabkan operator yang ditugaskan untuk masingmasing WS juga berubah walau mungkin tidak semua. Adanya penambahan atau pengurangan atau perubahan operator akan dibahas dan disesuaikan dengan kondisi WS di lini perakitan usulan. Perencanaan pengerjaan operasi perakitan untuk lini usulan. Apabila para operator telah ditugaskan di tiap-tiap WS maka langkah selanjutnya adalah merencanakan bagaimana operasi perakitan akan dikerjakan karena biasanya hasil line balancing akan memberikan susunan task yang berbeda di suatu WS dibandingkan lini
40 perakitan lama walau mungkin tidak semua. Di sini akan diusulkan cara agar operator dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lini perakitan usulan yang berbeda dengan lini perakitan lama, seperti misalnya batas waktu pengerjaan task di suatu WS, jenis task dalam kaitannya dengan skill dan pengalaman, ritme kerja baru yang harus disesuaikan antara operator satu dengan yang lain agar kompak dan wajar. Perencanaan tata letak lantai produksi untuk lini perakitan usulan. Perubahan susunan task maupun WS tentunya juga menuntut perubahan pada tata letak lantai produksi agar memudahkan pengerjaan operasi perakitan sesuai lini usulan. Perubahan tata letak tidak dapat dilakukan secara drastis. Oleh karena itu perubahan hanya dilakukan pada lokasi-lokasi yang memungkinkan untuk dipindahkan, sedangkan mesin-mesin besar atau yang jumlahnya banyak tidak diubah letaknya. 9. Kesimpulan dan saran. Berdasarkan hasil pengolahan data, perhitungan, analisa, dan perencanaan yang telah dilakukan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran untuk perusahaan demi mencapai perbaikan seperti yang diharapkan.