BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
Key Performance Indicators Perusahaan

BAB V PENUTUP. berbasis Balanced Scorecard dengan menggunakan keempat perspektif Balanced

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya era pasar bebas membawa dampak persaingan bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN INSTRUMEN PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN BALANCED SCORECARD DAN ANP

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa

DAFTAR PUSTAKA. Referensi Buku. Barney, Jay. B., 1997, Gaining and Sustaining Competitive Advantage, Addison- Wesley Publishing Company, USA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

SKRIPSI PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN HOTEL DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS BALANCED SCORECARD (Studi pada Hotel UMM INN Universitas Muhammadiyah Malang)

BAB7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Integrasi Balanced Scorecard dan Data Envelopment Analysis dalam Pengukuran Kinerja dan Efisiensi

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Carter, William K. and Milton F. Usry Cost Accounting. Thirteenth Edition. Ohio : South Western Publishing Co.

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD PADA PT. BEST DENKI SURABAYA

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card

BAB I PENDAHULUAN. rupa sehingga agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik. perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. Hasil dari penelitian tentang Rancangan Balanced Scorecard sebagai alat

BAB. VI. Pengukuran kinerja dengan pendekatan balanced scorecard menerjemahkan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi tahun 2008 lalu di beberapa negara di Asia, tidak

BAB V PENUTUP 5.1 PENGANTAR. Pada bab terakhir ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan yang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

4. Bagaimana pengaruh perceived quality atas produk Pertamax di SPBU Pertamina Pasteur terhadap tingkat kepuasan konsumen? Berdasarkan hasil analisa r

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA BERBASIS BALANCED SCORECARD PADA DEPARTEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PT PERTAMINA GAS JAKARTA

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DAN NON KEUANGAN PT. BPR DHARMAWARGA UTAMA

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

1. Strategi bersaing yang digunakan oleh Merdeka Motor dalam menjual

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN DAN ANALISA KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DI PT. X

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus: PT. MCA)

PENERAPAN IT BALANCE SCORECARD UNTUK PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DI SMK MEDIKACOM BANDUNG

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE UNTUK MENCAPAI SUSTAINABLE GROWTH DI PT. YAMAHA INDONESIA MOTOR MANUFACTURING BALI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan bisnis yang semakin hari semakin ketat, pelaksanaan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

PENGGUNAAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALTERNATIF ALAT UKUR KINERJA BKK KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang dijalankan. Bahkan perusahaan-perusahaan terus berupaya

PERANCANGAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENGUKURAN KINERJA PADA BANK ABC KANTOR CABANG X

Farah Esa B

INTEGRASI BALANCED SCORECARD KE DALAM MANAJEMEN KINERJA PENJUALAN PERUSAHAAN DAGANG

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA KANTOR CAPEM BANK XYZ DI BANGKALAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penerapan Teknologi CAD/CAM akan meningkatkan : Kepuasan Bekerja Pekerja bagian Mold

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

BABVI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA DI STT ADISUTJIPTO SEBAGAI PENDUKUNG SISTEM PENJAMINAN MUTU

ANALISIS PROSES BISNIS PADA AGENCY FOTOGRAFI DAN MODELING FASHIONTOGRAFIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC)

Anies Fariztian

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

USULAN PERANCANGAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PADA PT. MI (Studi Kasus Pada Departemen Produksi)

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan kinerja keuangan untuk mengukur kinerja aktiva-aktiva tidak berwujud

SISTEM PENGUKURAN KINERJA CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT DENGAN METODE CRM-SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam

Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah APA ITU STRATEGI? Oleh: M. Nashiruddin Haramaini, S.T. MBA.

ANALISIS PROSES BISNIS PADA PT. TIRTA KURNIA JASATAMA SEMARANG MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD (BSC)

DAFTAR PUSTAKA. Baldridge National Quality Program, n.d., Criteria For Performance Excellence, US, National Institute of Standard Technology.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Balanced Scorecard pada RSUD Kebumen, maka dapat ditarik kesimpulan:

ANALISIS PENILAIAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS RUMAH ABC

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan Strategy Map dengan Balanced Scorecard (Studi kasus : PT Dian Megah Indo Perkasa, Bandung)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD

ANALISIS KINERJA KOPERASI PRODUSEN TEMPE TAHU INDONESIA (KOPTI) DI KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA CV YAMAHA SINAR UTAMA HIDAYATULLAH SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. entitas yang memiliki tanggungjawab kepada shareholder, dan stakeholder

Transkripsi:

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Pada bab ini akan dibahas beberapa kesimpulan yang didapatkan penulis dimana kesimpulan ini akan menjawab identifikasi masalah yang telah dibuat terhadap KSP Sejahtera Bersama, sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil evaluasi kinerja dengan menggunakan pendekatan empat persektif Balanced Scorecard, maka didapatkan kesimpulan dari masing-masing perspektif yaitu: a. Pada perspektif keuangan yang dinilai dengan menggunakan pendapatan SHU koperasi, didapatkan bahwa pada tahun 2013 KSP Sejahtera Bersama dapat menghasilkan SHU sebesar Rp112.588.471 tetapi kemudian mengalami penurunan sebesar 49,63% di tahun 2014 dan pada tahun 2015 mengalami kenaikan sebasar 80,59%. Penurunan pada tahun 2014 disebabkan karena terjadinya rush berkaitan dengan kesalahan pada laporan yang diterbitkan oleh OJK. Selanjutnya pada perspektif ini dinilai lagi dengan menggunakan Realisasi RAPBK. Pada tahun 2013 realisasi RAPBK yang dicapai oleh KSP Sejahtera Bersama mencapai 142,94% dimana hal tersebut melebihi target yang sudah direncanakan. Akan tetapi pada tahun 2014 dan 2015 realisasi RAPBK yang mampu dicapai hanya sebesar 39,74% dan 46,72% dimana hal tersebut berarti secara dua tahun berturut-turut KSP Sejahtera Bersama tidak dapat mencapai target yang ditetapkan pada RAPBK. Target ini juga berkaitan dengan pendapatan yang tidak dapat dicapai oleh koperasi. Hal ini merupakan akibat dari produktifitas mitra pemasaran yang kian menurun setiap tahunnya, padahal dari segi jumlah, setiap tahun jumlah mitra pemasaran selalu meningkat. Berkaitan dengan hal tersebut, koperasi harus dapat memberikan training secara rutin kepada karyawan, khususnya pada 83

mitra pemasaran agar produktifitasnya dapat selalu terkontrol bahkan ditingkatkan. b. Penilaian kinerja dengan perspektif pelanggan menunjukkan bahwa pada tahun 2014 KSP Sejahtera Bersama mengalami pertumbuhan jumlah anggota sebesar 32,83% dibandingkan dengan tahun 2013. Tetapi pada tahun 2015 terdapat penurunan jumlah anggota sebesar 2,36%. Selanjutnya dari sisi tingkat kepuasan anggota terdapat beberapa komplain dari anggota mengenai masalah perubahan sistem pada koperasi yang membuat pelanggan mempersepsikan bahwa kualitas pelayanan koperasi menurun. Untuk mengatasi hal ini, koperasi dapat melaksanakan program pendidikan koperasi untuk meningkatkan relationship dengan anggota. Pendidikan koperasi ini juga dapat menyelesaikan kesalahpahaman yang terjadi antara anggota dan koperasi. Dalam pendidikan koperasi, pihak KSP Sejahtera Bersama bisa menjelaskan mengenai isu-isu yang terjadi di dalam koperasi. c. Pada perspektif proses bisnis internal, dilihat dari tingkat perkembangan jenis usaha pada KSP Sejahtera Bersama mengalami stagnansi. Sejak tahun 2013 hingga saat ini KSP Sejahtera Bersama masih belum mengembangkan produk baru. Dilihat dari sisi pelayanan juga belum maksimal sehingga masih terdapat komplain yang diberikan oleh anggota/pelanggan. Pada perspektif ini, KSP Sejahtera Bersama diharapkan dapat melakukan inovasi dalam produk maupun pelayanannya. Inovasi produk dapat dilakukan dengan melakukan benchmark pada koperasi lain yang memiliki produk yang inovatif. d. Pada perspektif terakhir yaitu pembelajaran dan pertumbuhan, dinilai dengan menggunakan tingkat produktivitas karyawan serta mutu dan kompetensi karyawan. Tingkat produktivitas karyawan pada KSP Sejahtera Bersama terus menurun di setiap tahunnya. Tahun 2015 merupakan puncak penurunan rasio produktivitas yang terbesar yaitu sebesar 46,6%, sedangkan pada tahun 2014 penurunan yang terjadi sebesar 5,65%. Penurunan produktivitas ini tidak sesuai dengan 84

jumlah pertumbuhan jumlah mitra pemasaran yang selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hal ini dipengaruhi oleh proses rekrutmen karyawan pada KSP Sejahtera Bersama yang masih perlu ditingkatkan. Selanjutnya pada perspektif ini dinilai kembali menggunakan mutu dan kompetensi karyawan. Mutu dan kompetensi karyawan KSP Sejahtera Bersama masih memerlukan banyak perbaikan dari pihak manajemen koperasi itu sendiri karena training karyawan tidak dilaksanakan secara teratur. Berdasarkan penjelasan di atas pula, KSP Sejahtera Bersama perlu melakukan perbaikan proses perekrutan karyawan serta training. Proses perekrutan karyawan akan membantu KSP Sejahtera Bersama dalam mendapatkan sumber daya manusia yang memiliki kapabilitas yang sesuai dan dibutuhkan oleh koperasi. 2. Balanced Scorecard dapat membantu memperbaiki kinerja koperasi melalui evaluasi kinerja yang bersifat komprehensif. Setelah melakukan evaluasi kinerja secara komprehensif, koperasi akan dapat menemukan strategi yang tepat agar dapat memperbaiki kinerjanya sekaligus meningkatkan SHU. Dari evaluasi yang telah dilakukan melalui pendekatan Balanced Scorecard, terdapat beberapa cara untuk dapat memperbaiki kinerja koperasi serta meningkatkan SHU. Dimulai dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, koperasi dapat melakukan training secara rutin kepada karyawan dan juga menciptakan proses perekrutan karyawan yang lebih layak. Kedua hal tersebut akan memicu peningkatan produktivitas karyawan koperasi. Selanjutnya produktivitas karyawan akan mendorong pencapaian sasaran strategis pada perspektif proses bisnis internal, yaitu untuk meningkatkan jenis usaha serta pelayanan koperasi. Peningkatan jenis usaha dan pelayanan akan memacu pertumbuhan jumlah anggota dan loyalitas anggota pada perspektif pelanggan. Perspektif pelanggan akan memberikan dampak langsung terhadap perspektif keuangan pada koperasi dimana bertumbuhnya jumlah anggota dan loyalitas anggota akan mendorong pertumbuhan pendapatan serta SHU koperasi sehingga kesejahteraan anggota pun dapat meningkat. 85

3. Model Strategy Map yang diusulkan untuk KSP Sejahtera Bersama ditinjau dari empat perspektif Balanced Scorecard dapat dijabarkan sebagai berikut: Perspektif keuangan - Kesejahteraan anggota - Peningkatan SHU - Pertumbuhan pendapatan Perspektif pelanggan - Peningkatan jumlah anggota - Mempertahankan loyalitas anggota Perspektif proses bisnis internal - Pengembangan produk - Peningkatan kualitas proses pelayanan Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran - Peningkatan kapabilitas karyawan - Perbaikan proses rekrutmen karyawan Hubungan antar perspektif di atas akan lebih jelas tergambar pada model strategy map dibawah ini. 86

Gambar 5. 1 Kesejahteraan Anggota Financial Persperctive Peningkatan Sisa Hasil Usaha Pertumbuhan Pendapatan Customer Persperctive Peningkatan Jumlah Anggota Mempertahankan Loyalitas Anggota Internal Business Process Perspective Pengembangan Produk Peningkatan Kualitas Proses Pelayanan Learning & Growth Perspective Peningkatan Kapabilitas karyawan Memberikan pelatihan Secara Rutin Peningkatan Produktivitas Perbaikan Proses Rekrutmen karyawan Melakukan job analysis 87

Berdasarkan strategy map yang sudah digambarkan di atas, akan dijelaskan bagaimana strategy map dapat membantu kinerja koperasi sebagai berikut: 1. Learning & Growth Perspective: peningkatan kapabilitas karyawan dan perbaikan proses rekrutmen dapat meningkatkan produktivitas karyawan. Peningkatan kapabilitas karyawan dapat dicapai dengan memberikan training secara rutin. 2. Internal Business Process Perspective: peningkatan produktivitas karyawan mencerminkan peningkatan mutu dan kapabilitas karyawan itu sendiri. Dengan peningkatan mutu dan kapabilitas karyawan ini, dapat mendorong kemampuan koperasi untuk mengembangkan produk dan pelayanannya. 3. Cutomer Perspective: kemampuan koperasi dalam mengembangkan produk dan kualitas pelayanan akan berpengaruh terhadap kepuasan anggota dan kepuasan anggota akan menimbulkan loyalitas. Produk yang berhasil dikembangkan oleh koperasi dapat menstimulasi munculnya anggota baru di dalam koperasi. 4. Financial Perspective: tumbuhnya loyalitas dan anggota baru pada koperasi akan menggerakan pendapatan dan SHU koperasi. Meningkatnya pendapatan dan SHU koperasi akan meningkatkan pula kesejahteraan anggota koperasi. Pada titik inilah dapat dibuktikan bahwa kinerja koperasi dapat diperbaiki dengan strategy map yang telah dirancang. 5.2. Saran Berdasarkan peneltian yang telah dilakukan, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai masukan bagi KSP Sejahtera Bersama dalam mengembangkan usahanya, diantaranya sebagai berikut: 1. Melakukan perbaikan dalam proses perekrutan karyawan, terutama dalam perekrutan mitra pemasaran karena kinerja mitra pemasaran memiliki dampak langsung terhadap pendapatan koperasi. 88

2. Memberikan training secara teratur bagi karyawan demi pencapaian produktivitas yang lebih baik lagi. 3. Memberikan pendidikan koperasi kepada anggota. Hal ini agar terjalin hubungan yang baik dan transparan diantara anggota dengan pihak koperasi. Melalui program ini koperasi dapat memaparkan isu-isu yang terjadi di dalam koperasi dan perubuhan yang sekiranya akan diterapkan oleh koperasi. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini tidak akan terjadi kembali kesalahpahaman diantara anggota dan pihak koperasi. 4. Melakukan pengembangan produk. Hal ini dapat bermanfaat agar koperasi senantiasa dapat selalu memenuhi kebutuhan anggotanya. Dalam pengembangan ini juga disarankan agar koperasi melakukan riset pasar serta benchmark pada koperasi lain yang memiliki produkproduk yang inovatif. 89

DAFTAR PUSTAKA Anoraga, Pandji dan Ninik Widiyanti. 2003. Dinamika Koperasi. Jakarta : Rineka Cipta. Atmadji. 2007. Faktor-Faktor Yang Menentukan Besarnya Sisa Hasil Usaha Koperasi Dari Aspek Keuangan dan Non Keuangan, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol.7, No.2 Bateson, J. E. 1985. Self-Service Consumer: An Exploratory Study. Journal of Retailing, Vol. 61, No. 3: 49-76. Carpenter, Mason A. & Sanders, WM. Gerard, 2008. Strategic Management A Dynamic Perspective Concepts and Cases, 2nd Edition. Pearson International Edition. Pearson Prentice Hall. Chavan, Meena. 2009. The Balanced Scorecard: A New Challenge. Emerald. Dabholkar, P. A. 1996. Consumer Evaluations of New Technologybased Self- Service Opitions: An Investigation of Alternative Models of Service Quality. International Journal of Research in Marketing, Vol 22:101-108. David, Fred R. 2009. Strategic Management Concept and Cases, 12th Edition. Pearson International Edition, Pearson Prentice Hall. Ikatan Akuntan Indosesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Kaplan, Robert S. & Norton, David P. 1996. The Balanced Scorecard, Translating Strategy Into Action. Harvard Business School Press, Boston: Massachusetts. Kasmir. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Enam. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Lawson, Raef., Hatch, Desroches. 2007. Scorecard Best Practices, Design, Implementing and Evaluation. John Wiley & Sons Inc., New York. McLuhan, M. 1964. Understanding Media: Extension of Man. USA: A Signet Book. Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa, Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi dan Johny Setyawan. 2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen: Sistem Pelipatganda Kinerja Perusahaan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat. Monica Tria Cahyani. 2015. Pengaruh Jumlah Anggota Terhadap Perolehan Sisa Hasil Usaha Melalui Partisipasi Anggota Sebagai Variabel Intervening Pada Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja Denpasar, Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol.5, No.1. Singaraja. Nair, Mohan. 2004. Essential of Balanced Scorecard. John Wiley & Sons, Inc., New York. Niven, Paul R., 2002. Balanced Scorecard, Step-By-Step: Maximizing Performance and Maintaining Results. John Wiley & Sons, Inc., New York. Pachta, Andjar,2005. Manajemen Koperasi, Teori dan Praktek. Yogyakarta: Graha Ilmu. Prijambodo. 2012. Balanced Scorecard pada Koperasi : Peningkatan Kemampuan SDM Koperasi dalam Penyusunan Rencana (Program) Kerja Koperasi. Republik Indonesia, Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. Ritzer, G. & Goodman, D. J. 2003. Sociological Theory. McGraw-Hill Education. Rudianto. 2006. Akuntansi Koperasi. Jakarta : Grafindo Sim, Khim Ling and Hian Chye Koh. 2001. Balanced Scorecard: A Rising Trend In Strategic Performance Measurement. Emerald. Sukamdiyo, 1996. Manajemen Koperasi. Jakarta: Erlangga. Thompson Jr., Arthur A., J. Strickland III and John E. Gamble. 2005. Crafting and Executing Strategy: The Quest for Competitive Advantage. McGraw- Hill Education.