Jejakku, Aplikasi tentang Perjalanan Wisata

dokumen-dokumen yang mirip
Jangan Jadi Gila Gadget

Sertifikasi AUN-QA, UNAIR Utamakan Kualitas Pendidikan

Prodi S2 Media dan Komunikasi Perluas Jaringan Internasional

PIMNAS ke-29, UNAIR Unggul Bidang Presentasi

Dikti Evaluasi Program World Class University

Sertifikasi AUN-QA, UNAIR Utamakan Kualitas Pendidikan

Warek III UNAIR M. Amin Alamsjah, Jadi Guru karena Ingin Cetak Pemimpin

Warek I UNAIR Djoko Santoso, Amanah Ini Jalan untuk Beramal

2017, Sembilan Prodi UNAIR Siap Dinilai Asesor AUN-QA

Museum Sejarah dan Budaya UNAIR Resmi Dibuka

Rektor: Amalkan Ilmu Melalui KKN-BBM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

Kelulusan Ujian Kompetensi Mahasiswa FK UNAIR Capai 98 Persen

PANDUAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN DASAR JENJANG MAGISTER

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

STANDAR 4. SUMBER DAYA MANUSIA

Laporan Kinerja Tahun 2017 Universitas Negeri Malang (UM)

VISI, MISI DAN PROGRAM KERJA

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

Peluang Bisnis Sampingan Distro Online

No Nama Dosen Identifikasi Isu/Permasalahan Saran/Masukan

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki personal branding, setidaknya untuk lingkungan terdekatnya.

INTERNATIONAL FACULTY AND STUDENTS RATIO Insentif Program Penguatan Pembelajaran kelas-kelas berbahasa Inggris.

SEARCH ENGINE OPTIMIZION (SEO) & ENTRI DATA REPUTASI INTERNASIONAL IPB

TERM OF REFERENCE USULAN BANTUAN LINE EDITING ARTIKEL ILMIAH INTERNASIONAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA 2017

Resmi Dilantik, 93 Bidan Baru Siap Mengabdi untuk Masyarakat

Dari Bulgaria, Mahasiswa FK Boyong Pulang Medali Perak

Sambutan Rektor ITB pada Wisuda Lulusan ITB MEMANTAPKAN AKUNTABILITAS DAN MUTU ITB

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Fotografer Freelance, Kantongi Laba Dari Moment Istimewa

Robert James Bintaryo, Alumnus Manajemen Jadi Kepala KDEI Taiwan

SOSIALISASI BEASISWA UNGGULAN DOSEN INDONESIA (BUDI) DALAM NEGERI TAHUN 2016

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN

Rancangan Kepmen Nomenklatur Program Studi dan Gelar Lulusan

Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah

Laporan Hasil Penelitian. PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL DI KALANGAN ANAK-ANAK DAN REMAJA DI INDONESIA Ringkasan Eksekutif

Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

Pengembangan dan Arah Kebijakan Penelitian di Institut Teknologi Bandung (ITB)

RENCANA OPERASIONAL (RENOP) FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

PENELITIAN KOMPETITIF BOPTN UIN SUNAN KALIJAGA 2018

Wakil Rektor III: Riset Penting, Namun Dampaknya juga Penting

Dua Mahasiswi Jerman dan Estonia Ikuti Pertukaran Pelajar di Farmasi UNAIR

PROGRAM KERJA PERIODE

BAB. I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang secara umum dianggap penting

Peran Prodi dalam Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Publikasi Ilmiah Internasional. Oleh: Rizky Rosjanuardi

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat

PIDATO REKTOR PADA UPACARA WISUDA PASCASARJANA PENDIDIKAN PROFESI SERTA SARJANA DAN DIPLOMA

Inilah Perubahan Arus Lalu Lintas di Kampus B

BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG

ITS Perbaharui Peraturan Akademik Prosedur Tanggap Darurat Kebakaran di Gedung Rektorat ITS Kewenangan Penunjukan Tenaga Harian Lepas di ITS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

IV. HASIL DAN ANALISIS DATA PROFIL MAGISTER AKUNTANSI UKSW

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik

PPJPI UNAIR Kenalkan Lembaga Pengindeks Internasional DOAJ dan Scopus

ACADEMIC LEADER TAHUN 2018

[Podcast] GIYOMI.ID, Bermula dari Reseller Sekarang Jadi Trendsetter

Hibah Pengembangan e-learning Universitas Gadjah Mada Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) Universitas Gadjah Mada

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

RENCANA STRATEGIS UNIVERSITAS AIRLANGGA Rapat Pleno Majelis Wali Amanat 22 Desember 2015

RAPAT KOORDINASI PENELITIAN P U S A T P E N E L I T I A N U M B

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL HIBAH PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) PROGRAM STUDI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Salah satu bentuk teknologi informasi yang berkembang pesat sejak

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakarat Indonesia. Terlebih kamera aksi ini banyak dimiliki oleh kalangan

4/11/2016 RIP ITENAS AGENDA. Pendahuluan. Masa depan Itenas. Itenas. masa kini. Sejarah. Itenas

Oleh: Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, M.S.

LPPA-HKI UNAIR Sosialisasikan Perlindungan HKI dan Produk Halal di SMKN 6 Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Peran Perpustakaan di Perguruan Tinggi Belum Optimal: Mengapa? Oleh: Abdul Rahman Saleh

ITS TANGGAP BENCANA DAN PROBLEMA MASYARAKAT

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. media sosial. Popularitas media sosial semakin berkembang dari tahun ke

Prof. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak. - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI Kabinet Kerja

ABSTRAKSI. Nama: Yudo Aryo Wicaksono NIM: Kelas: S1-TI-2A

RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Wisudawan UNAIR: Kami Siap Menjadi Pemain Masa Depan

Dorong Peran Entitas dengan Sinergi Kinerja Audit

Laporan Workshop Penyusunan Capaian Pembelajaran (CP) Proram Studi Manajemen Informasi Kesehatan. Hosizah NIK

Informasi dan Panduan Kegiatan 2017 Pusat Penelitian dan Publikasi FEB Unair 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

Universitas Sumatera Utara Senat Akademik

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era digital saat ini, masyarakat Indonesia telah menjadi masyarakat

PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat

MOOC UNAIR 2018 Pusat Inovasi Pembelajaran dan Sertifikasi (PIPS)

BIPA Pendukung Internasionalisasi Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa pemahaman masyakarat kian terbuka akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MEMULAI KARIR BERBASIS KEJUJURAN DARI PENDIDIKAN DI ITB

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: Rencana Strategis UM Lampung 2010). Sejak didirikannya. semuanya mengetahui keberadaan UM Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. paling mencolok dari perkembangan teknologi tersebut adalah gadget dan

UNAIR Persiapkan Kolaborasi Penelitian dengan Australia

Kebijakan Umum Dekan

Panduan Program Percepatan Publikasi Internasional (P3I)

BAB I PENDAHULUAN. Media informasi yang berkaitan dengan masyarakat pada zaman yang modern saat

LAMPIRAN 2-ESTIMASI DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA DALAM ASESMEN ASEAN UNIVERSITY NETWORK (AUN) PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER FKUI 2-4 Desember 2014

Transkripsi:

Jejakku, Aplikasi tentang Perjalanan Wisata Geliat dunia pariwisata Indonesia kian tampak. Hal ini bisa kita lihat dari beredarnya film-film dan acara-acara televisi bertema petualangan dan wisata, maupun artikel dan video perjalanan wisata yang kesemuanya merupakan respon terhadap minat masyarakat akan pariwisata. Menyadari potensi di bidang pariwisata Indonesia cukup menjanjikan, bisnis di bidang trip organizer atau biro wisata pun tumbuh subur. Mengiringi tumbuhnya bisnis pariwisata, media promosi pariwisata pun turut berkembang, salah satunya melalui pengembangan aplikasi pada gadget. Mendukung geliat pariwisata Indonesia, Ahimsa Afrizal, alumnus program studi Sistem Informasi (SI) UNAIR angkatan tahun 2009, membuat inovasi berupa aplikasi yang diberi nama Jejakku. Aplikasi ini menyediakan informasi trip dan servis trip bagi para penggunanya. Jejakku ini dibuat sekaligus sebagai marketplace bagi trip organizer. Fitur-fitur yang disediakan antara lain Info Wisata, Info Event, Berbagi Kisah, Sharing, Challenges, Request Trip, dan Store. Keunikan dari aplikasi ini adalah adanya fitur Challenges atau tantangan. Melalu tantangan ini, pengembang ingin membantu mengatasi masalah-masalah berkaitan dengan lingkungan dan sosial di sekitar area wisata. Tantangan yang diberikan misalnya memungut sampah, penghijauan, dan pemberian edukasi. Kegiatan tersebut dilakukan dengan kerjasama dengan Trash Hero Indonesia untuk kegiatan pemungutan sampah, dan Komunitas 1000 Guru untuk kegiatan edukasi. Pelancong yang berhasil memenangkan tantangan akan mendapatkan diskon perjalanan wisata. Dengan adanya aplikasi ini, baik trip organizer, masyarakat maupun traveler, semua mendapatkan keuntungan. Trip organizer

bisa mempromosikan jasanya, traveler dimudahkan untuk menemukan tempat wisata impian, dan masyarakat yang ada di daerah sekitar wisata juga memperoleh keuntungan setelah diadakannya tantangan sosial pada trip tersebut, papar Ahimsa. Lokasi trip yang disediakan pada aplikasi yang dirancang oleh Ahimsa dan lima rekannya ini masih mencakup pariwisata di Jawa dan Flores. Target yang ingin dicapai pada akhir tahun ini minimal 20 provinsi di Indonesia dapat tergabung dalam aplikasinya. Saat ini lokasi trip masih mencakup daerah Jawa dan Flores pulau komodo, akhir tahun ini kita akan membuka minimal 20 trip pada 20 provinsi di Indonesia serta kami bekerjasama dengan 200 trip organizer untuk seluruh wilayah Indonesia, papar Ahimsa. Aplikasi yang dikerjakan sejak tahun 2013 dan launching pada 2015 ini, sudah diinstall oleh 5.000 lebih pengguna melalui layanan Google Play Store. Jejakku masuk ke dalam tiga aplikasi terbaik pada ajang kompetisi aplikasi sosiopreneur NEXTDEV 2015. Ke depan, layanan yang menghubungkan pelancong dan trip organizer serta masyarakat sekitar tempat wisata ini juga akan dikembangkan untuk bisa diakses melalui web. Pengalaman kurang menyenangkan ketika menyalurkan hobi traveling-nya, seperti lingkungan wisata yang rusak dan kotor, menginspirasi Ahimsa untuk membuat sebuah inovasi. Berbekal keahlian di bidang teknologi informasi, ia ingin membantu masyarakat di sekitar area wisata dengan cara mempromosikan daerah tersebut sekaligus mendorong kontribusi positif para traveler melalui tantangan sosial. Lahirnya aplikasi Jejakku ini juga berawal dari sebuah ambisi untuk menorehkan prestasi bagi jurusan SI UNAIR yang terbilang baru. Prodi SI UNAIR baru didirikan pada tahun 2000 untuk program D3, dan tahun 2008 baru dibuka program S1-nya. Sebagai

mahasiswa pada prodi baru, Ahimsa ingin menunjukkan eksistensi prodinya melalui prestasi-prestasi. Dengan programnya yang diberi nama Indonesian Space Explorer, pada tahun 2013 Ahimsa dan tim SI UNAIR melenggang menjadi finalis pada INAICTA dan Cakrawala Award tingkat Surabaya. Saat itu ambisi kami mengalahkan ITS. Kami ingin mempersembahkan prestasi untuk SI UNAIR. Belum terbesit kata bisnis saat itu, ungkap Google Student Ambassador 2012 ini. (dis/ind) Pejabat Dekanat Baru Harus Dongkrak Jumlah Doktor Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. M. Nasih, SE.,MT.,Ak., didampingi dengan Ketua Senat Akademik UNAIR Prof. Dr. Muhammad Amin, dr., Sp.P(K), Wakil Rektor III, dan Wakil Rektor IV UNAIR, melantik pejabat fakultas periode 2015-2020, Jumat (6/11). Bertempat di Aula Garuda Mukti Kantor Manajemen UNAIR, pelantikan pejabat fakultas dihadiri oleh jajaran dekanat periode 2010-2015, perwakilan IKA UA, para direktur, dan pimpinan unit kerja. Pada pelantikan pejabat fakultas periode 2015-2020 ini, Rektor UNAIR melantik 14 dekan, 1 direktur sekolah pascasarjana, 39 wakil dekan, 2 wakil direktur, dan 3 pelaksana tugas wakil dekan. Pengangkatan pemimpin fakultas mengacu pada Keputusan Rektor UNAIR No. 1732/UN3/2015 tanggal 4 November 2015. Sedangkan, pengangkatan wakil dekan dan wakil direktur mengacu pada Keputusan Rektor UNAIR No. 1733/UN3/2015, tanggal 5 November 2015. Secara simbolis, serah terima jabatan pejabat dekanat diwakili

oleh penyerahan kalung gordon berwarna perak Dekan Fakultas Kedokteran UNAIR periode 2010-2015 Prof. Dr. Agung Pranoto, dr., M.Sc., Sp.PD-K-EMD kepada Dekan FK UNAIR periode 2015-2020 Prof. Dr. dr. Soetojo, Sp.U. Selain pejabat FK UNAIR, serah terima jabatan juga turut diwakili oleh Dekan FIB UNAIR periode 2010-2015 kepada Dekan FIB UNAIR periode 2015-2020. Dalam sambutannya, Prof. Nasih mengingatkan para pejabat fakultas baru terhadap tugas akademik yang diemban UNAIR ke depan. Setidaknya, ada lima tantangan yang disampaikan oleh Rektor UNAIR kepada para pejabat fakultas baru. Pertama, 80% program studi di UNAIR harus terakreditasi A pada tahun 2017. Kedua, 15-20% program studi yang telah terakreditasi A, harus sudah memiliki akreditasi dari lembaga internasional. Ketiga, sekurang-kurangnya pada tahun 2017, jumlah publikasi jurnal internasional yang terindeks Scopus harus sudah berjumlah 300 artikel. Keempat, meningkatkan jumlah doktor atau sekitar 40% dari jumlah dosen. Kelima, meningkatkan jumlah profesor atau sekitar 20% dari jumlah dosen. Kita harus menyelesaikan tugas-tugas berat. Tugas itu tidak mungkin dicapai bila sendirian. Kita kerjakan tugas-tugas itu secara terorganisir, tutur Rektor UNAIR. Guru Besar bidang Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR itu juga menyampaikan agar para pejabat fakultas baru tetap melanjutkan estafet pembangunan dari pejabat fakultas lama. Masing-masing fakultas masih ada yang harus dilanjutkan terkait reposisi. Misalnya, sekarang lagi digodok kurikulum baru di FK UNAIR. Demikian juga di fakultas lain. UNAIR juga sedang memiliki PR (pekerjaan rumah) fisik berupa pembangunan gedung oleh FEB, Fakultas Farmasi, Fakultas Kedokteran Hewan, dan Fakultas Perikanan dan Kelautan. Ke depan, harap dijaga keberlangsungannya, tutur Prof. Nasih.

Atas titah dari Rektor UNAIR, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNAIR 2015-2020, Dr. Falih Suaedi, Drs., M.Si, menyampaikan bahwa FISIP UNAIR telah memiliki basis yang kuat untuk melaksanakan tantangan dari Rektor UNAIR. Konsekuensi logis dari perguruan tinggi sekarang adalah memperoleh pengakuan nasional dan internasional. Salah satu indikator adalah jurnal yang terakreditasi. Dulu, FISIP hanya menerbitkan 7 jurnal per tahun. Sekarang, sudah mencapai 43 jurnal. Selain itu, 6 dari 7 program studi di FISIP sudah terakreditas A. FISIP sudah memiliki basis yang kuat dan tinggal mengeskalasi saja, tutur Falih. Dekan FK UNAIR periode 2015-2020, Prof. Soetojo, mengatakan akan memperbanyak mahasiswa dan pengajar untuk mengenyam pendidikan di luar negeri. UNAIR dicanangkan oleh Menristek untuk masuk 500 dunia pada tahun 2019. Kita siap karena FK UNAIR memiliki potensi terbesar untuk itu. Kita harus meningkatkan penelitian dan publikasi agar sitasi juga meningkat. Selain itu, kita juga harus banyak mengirimkan mahasiswa maupun dosen untuk belajar di luar negeri, tutur Prof. Soetojo. Dari 15 pemimpin fakultas, ada 3 dekan lama yang tetap menempati posisi sebagai dekan baru, yaitu Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Prof. Drs. Win Darmanto, M.Si., Ph.D, Dekan Fakultas Farmasi Dr. Umi Athiyah, Dra., MS., Apt, dan Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Prof. Dr. Tri Martiana, dr., MS. (dss)

Menuju Top 500 World Class University Pada 2019 Universitas Airlangga menjadi salah satu universitas yang ditunjuk oleh pemerintah melalui Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristek Dikti) untuk menjadi universitas kelas dunia. Untuk itu, pemerintah menggelontorkan dana sebesar Rp 5 milyar untuk UNAIR mengejar rangking 500 dunia pada 2019. Ketua Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP) UNAIR, Badri Munir Sukoco, S.E., MBA, Ph.D, menyatakan optimis UNAIR bisa menjadi Top 500 World Class University pada 2019. Pada 2015 ini UNAIR menduduki peringkat 701+ QS World University Rankings (QS WUR). Dengan kerja bareng, kolaborasi dan penerapan chance management, saya optimis pada 2019 UNAIR bisa masuk ranking 500 dunia, ungkap Badri. Chance management (manajemen peluang) diterapkan dengan memetakan SWOT dan membuat target-target tertentu yang disebarkan dengan model rencana strategis (renstra) pada masing-masing unit kerja, fakultas dan program studi (prodi). Semua prodi di UNAIR ditargetkan mendapatkan akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). Sementara itu, bagi prodi yang sudah terakreditasi A harus mengajukan akreditasi internasional. Saat ini, dari total 39 prodi S1 di UNAIR, 24 prodi terakreditasi A, 10 prodi terakreditasi B, dan lima lainnya adalah prodi baru yang belum wajib akreditasi, yaitu 4 prodi PDD Banyuwangi (Budidaya Perairan, Kedokteran Hewan, Akuntansi dan Kesehatan Masyarakat) dan prodi Teknologi Industri Hasil Perikanan. Sementara itu, enam prodi S1 telah mengantongi akreditasi internasional ASEAN University Network Quality

Assessment (AUN-QA). Perolehan skor untuk keenam prodi tersebut di atas standar rata-rata AUN (4), yaitu Pendidikan Dokter dengan skor 4,4, Pendidikan Apoteker 4,53, Ilmu Hukum 4,6, Pendidikan Dokter Hewan 4,1, Biologi 4,6 dan Kimia 4,5. Tantangan untuk para dekan dan ketua prodi adalah menyusun renstra berdasarkan Key Performance Indicators (KPI). Anggaran yang dibuat juga berbasis KPI. Harapannya semua unit bisa berkolaborasi dalam mengembangkan potensinya untuk mempercepat peningkatan poin penialain QS WUR yang meliputi academic reputation (reputasi akademik), employer reputation (reputasi pimpinan), faculty student ratio (rasio mahasiswa fakultas), citation per faculty (sitasi per fakultas), international student ratio (rasio mahasiswa internasional), dan international staff ratio (rasio staf internasional). Dukungan Finansial Untuk mengejar peringkat dunia, dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut diantaranya digunakan untuk menggerakkan penelitian, menambah jumlah dosen, serta menambah infrastruktur. Selain dukungan dana dari pemerintah sebesar Rp 5 milyar, UNAIR menargetkan tahun depan memiliki anggaran antara Rp 1,4 1,5 triliun (head count per mahasiswa Rp 40 juta). Besarnya anggaran per mahasiswa yang ditargetkan tersebut mengacu pada UI, ITB dan UGM yang berkisar pada Rp 50 juta, dan UB yang mencapai Rp 35 juta. Kalau dosen sedikit, akhirnya hanya bisa ngajar. Apalagi kalau tidak ada dana penelitian dan minim fasilitas, penelitian akan sulit berkembang, jelasnya. Selain menambah kuantitas dosen, kualitas dosen juga ditingkatkan dengan memberikan pelatihan melalui Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan (LP3) dan workshop penelitian melalui Lembaga Penelitian dan Inovasi (LPI).

Dana 5 milyar dari pemerintah dinilai Badri sebagai pemicu UNAIR untuk bergerak. Menurutnya, UNAIR tidak bisa hanya mengandalkan dana dari pemerintah dan SPP mahasiswa. Pihaknya telah membuat simulasi, untuk memiliki dana sebesar Rp 1,5 T dengan sumbangan SPP mahasiswa maksimal 50% dan pemerintah 25 %, maka harus ada sumber pemasukan yang lain untuk menutupi kekurangan sebesar Rp 300-500 miliar. Usaha-usaha yang telah dimiliki UNAIR seperti Rumah Sakit dan PT. Dharma Putra Airlangga harus ditingkatkan. Selain itu, UNAIR butuh unit usaha baru, seperti hotel, dan pusat-pusat training. Banyak potensi yang belum digarap. UNAIR bisa membuka pusatpusat training dengan berbagai keahlian yang ada di UNAIR. Selain itu, hasil penelitian bisa dihilirisasi dan peneliti mendapatkan royalti, pungkasnya. (ind) Jangan Jadi Gila Gadget Belakangan istilah Nomophobia atau no mobile phone phobia begitu popular di telinga kita. Munculnya istilah baru dari peneliti asal Inggris ini seolah menjadi permakluman akan keberadaan sekelompok orang yang amat bergantung pada gadget. Prof. Rhenald Kasali, Ph.D dalam bukunya yang berjudul Cracking Zone: Bagaimana Memetakan Perubahan di Abad 21 dan Keluar dari Perangkap Comfort Zone, menjuluki orang-orang ini dengan sebutan Asri yang merupakan kependekan dari Asyik Sibuk Sendiri. Mereka dengan tekun menatap layar, sementara jari-jemari lincah mengetik pesan atau mengganti laman situs-situs di internet. Kaum Asri seakan tidak peduli dengan keadaan sekitar. Mereka nampak cukup puas berteman dengan gadget semata.

Menanggapi tren tersebut, pakar Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Unair, Margaretha Rehulina, S.Psi., G.Dip.Psych.,M.Sc, mengungkapkan saat ini Nomophobia masih sebatas popular term dan belum masuk kedalam kategori gangguan mental. Nomophobia bukanlah penyakit berat, melainkan hanya dampak dari perubahan gaya hidup orang jaman sekarang. Seperti namanya, Nomophobia merupakan kecenderungan seseorang yang amat tergantung pada penggunaan media komunikasi atau gadget. Ketika seseorang tidak bisa atau sulit menggunakan gadget, maka terciptalah rasa cemas berlebihan. Dalam hal ini, kecemasan tersebut disebabkan karena alasan yang tidak masuk akal dan berlebihan. Misalkan, ketika susah mendapatkan sinyal atau karena kehabisan baterai, seringkali gadget tidak bisa digunakan secara maksimal. Kondisi semacam ini kemudian memunculkan rasa cemas berlebihan. Dengan alasan takut tidak bisa mengikuti informasi terkini, takut telat update status atau foto di media sosial, atau merasa kurang eksis, kurang gaul, dan lainnya. Ketergantungan terhadap teknologi yang begitu masif seperti sekarang ini sama sekali belum pernah terjadi. Namun kini, berbagai jenis gadget dengan beragam fitur dilengkapi fasilitas internet dan sosial media bisa dinikmati siapapun tanpa terkendala biaya. Walau demikian, Margaretha menilai bahwa Nomophobia belum masuk ke dalam kategori phobia yang tercantum secara resmi pada buku teks Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM) yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association. Saat ini Nomophobia belum menjadi phobia, karena belum mencapai skala epidemik, ungkapnya. Bagi pelaku bisnis, atau para profesional, tentu kebutuhan alat komunikasi teramat penting. Tak heran bila mereka kemudian memiliki lebih dari satu handphone untuk menunjang

aktivitasnya. Tentu mereka ini tidak bisa dikatakan sebagai orang Nomophobia. Untuk memastikannya, kenali tandanya dengan baik. Menurut Margaretha, karena nomophobia belum masuk ke dalam kajian ilmiah, maka sebagian besar ciri-cirinya masih bersifat spekulatif. Ciri yang paling menonjol adalah munculnya rasa tidak nyaman yang berlebihan ketika tidak atau kesulitan menggunakan gadget atau jauh dari media komunikasi. Rasa cemas yang berlebihan tersebut kemudian mengganggu aktivitasnya. Dalam kondisi tertentu, seseorang bisa jadi bete banget kalau nggak bisa pakai gadgetnya. Karena kehabisan baterai atau kesulitan mendapatkan sinyal misalnya. Akhirnya jadi malas melakukan aktivitas lain, atau jadi malas ngobrol dengan orang di sekelilingnya, jelasnya. Jika dikaitkan dengan kepemilikan gadget lebih dari satu, apa itu termasuk ciri khas Nomophobia? Menurutnya, belum tentu. Penilaian dilakukan sesuai konteks. Menurutnya, ada beberapa alasan seseorang menggunakan gadget. Pertama, karena adanya kebutuhan untuk dapat mengakses informasi dengan cepat, kebutuhan untuk dapat melakukan interaksi dan bersosialisasi dengan lebih mudah, dan menjadikan gadget sebagai media untuk mengekspresikan diri. Artinya, ada banyak hal atau pertimbangan mengapa seseorang punya gadget lebih dari satu. Mungkin tuntutan profesi. Yang membedakan di sini adalah intensitas ataupun kecenderungan untuk cemas berlebihan ketika tidak bisa menggunakan gadgetnya. Selama si empunya gadget bisa mengelola media komunikasinya dengan baik, maka tidak akan sampai mengalami hal tersebut. Melihat ini termasuk nomophobia atau bukan hanyalah sebatas usaha kita untuk memahami perilaku seseorang. Justru yang penting adalah berupaya untuk segera mengubah hal tersebut, agar tidak berlarut-larut menjadi kebiasaan yang tidak baik,

jelasnya. Cara Meredam Nomophobia Tercipta sebagai makhluk sosial, tentu kita tidak bisa lepas dari aktivitas berkomunikasi dan bersosialisasi. Ada banyak alternatif media komunikasi yang bisa dikelola. Sehingga, tanpa berlebihan menggunakan gadget sekalipun sebenarnya kita masih tetap bisa eksis. Kunci pertama meredam kecemasan itu adalah dengan mengubah pola pikir. Margaretha menjelaskan, orang-orang dengan kecemasan berlebihan semacam itu sebaiknya segera menyadari bahwa apa yang dirasakan itu hanya kecemasan berlebihan tanpa alasan yang masuk akal. Sadari bahwa ada banyak media komunikasi yang bisa digunakan. Setelah berhasil mengubah pola pikir, selanjutnya mulailah membiasakan diri untuk mengelola berbagai alat media komunikasi. Tanpa harus terpaku pada gadget, update informasi kan bisa dari mana-mana. Baca koran atau buku, email, dengarkan radio, bahkan ngobrol santai atau diskusi langsung dengan orang lain, dan perbanyak aktivitas positif lainnya. Cara ini harus lebih sering dilakukan, jelasnya. Yang tak kalah pentingnya adalah berlatih menggunakan gadget seperlunya. Memahami kapan harus menggunakan gadget, dan kapan tidak menggunakannya. Ini penting, karena yang menjadi masalah adalah ketika seseorang terlalu asyik ber-gadget ria, ia menjadi kurang berinteraksi dengan orang di sekitarnya. Tanpa kita sadari, ketika terlalu asyik menggunakan gadget masing-masing, ada banyak hal yang terlewatkan, bahkan terabaikan. Akibatnya, saat ini berkomunikasi tatap muka jadi lebih jarang dilakukan. Hal ini juga menyebabkan menurunnya rasa empati pada kondisi sekeliling. Tak dipungkiri, kondisi semacam ini cukup mengkhawatirkan. Margaretha menilai, jika kebiasaan ini terus-menerus dilakukan

maka dapat mengarah menjadi orang-orang yang tidak luwes dalam berkomunikasi, bahkan terkesan asosial. Seorang Nomophobia memang terkesan seperti antisosial, tapi sebenarnya tidak. Mereka tetap melakukan aktivitas bersosialisasi hanya saja lebih sering melalui gadget ketimbang tatap muka langsung, katanya. Kondisi semacam ini banyak dialami remaja jaman sekarang. Akibatnya, cara berkomunikasi mereka jadi terkesan kurang sopan baik secara tertulis maupun lisan. Menurutnya hal itu terjadi karena mereka terbiasa dan terbawa dengan gaya berkomunikasi ala sosial media yang terkesan to the point. Cara berkomunikasi langsung berbeda dengan melalui sosmed. Menurutnya tatanan dalam berkomunikasi semestinya tetap dipertahankan. Jika dalam istilah Jawa disebut unggah-ungguh. Setiap komunikasi langsung membutuhkan adanya kontak mata, menyapa terlebih dulu, memperkenalkan diri, baru kemudian menyampaian maksud dari pembicaraan. Mereka yang terpaku dan tidak mampu menggunakan alternatif komunikasi lain, justru akan dianggap tidak sopan, dan tidak jelas dalam berkomunikasi, jelasnya.(fy/ind) Rumah Topi, Usaha Kreatif Mahasiswa Unair Iqbal Rahmanuel, awalnya iseng mencari topi yang modelnya tidak umum, seperti topi pelukis dan topi komando. Ternyata topi tersebut sulit untuk ditemukan, termasuk di internet. Padahal, di beberapa grup atau forum banyak juga orang yang mencari topi pelukis dan komando seperti dirinya. Semenjak itu

mahasiswa jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR angkatan 2012 ini merasa bahwa peluang bisnis topi terbuka lebar. Iqbal memilih Rumah Topi menjadi brand bisnisnya, agar mudah masuk halaman depan Google saat ada yang memasukkan kata kunci topi atau rumah topi di mesin pencari. Nama ini juga menjadi do a agar bisnis topi miliknya menjadi pusat topi di Indonesia. Melalui laman rumahtopi.com, calon pembeli bisa dengan mudah memilih model topi yang diinginkan dan melakukan pemesanan. Rumah Topi diklaim sebagai toko topi online terbesar di Indonesia, yang menawarkan sekitar 25 jenis topi, seperti topi komando, flatcap, topi hip-hop, dan lainnya dengan lebih dari seratus model yang berbeda. Model-model tersebut tersedia untuk pria, wanita, maupun anak anak. Topi-topi yang ditawarkan di rumah topi tidak semuanya produk Iqbal, ada juga yang impor dari luar negeri. Untuk topi yang diproduksi sendiri, Iqbal bekerjasama dengan pengrajin topi. Harga yang ditawarkan pun beragam, mulai dari Rp 30 ribu hingga Rp 180 ribu. Konsumen rumah topi tersebar di seluruh Indonesia, bahkan banyak juga peminat dari negara tetangga tetapi belum bisa dilayaninya karena belum dibuat sistem pengiriman ke luar negeri. Pemuda kelahiran 2 September 1993 ini memulai usaha topinya pada Maret 2012 dengan modal awal sebesar Rp 5 juta. Kini keuntungan yang didapat mencapai Rp 20 juta perbulan. Selain mempromosikan produknya melalui laman toko online, Iqbal juga mempromosikannya pada forum jual beli online dan media sosial. Tahun ini ia pun telah membuka toko offline di Pasar Kreatif Surabaya, Jl. Kapas Krampung No. 45, Surabaya. Selain usaha topi, Iqbal juga memiliki dua usaha lain, yaitu kemasan dengan brand Raja Tas Kertas dan es krim Creamel. Kuliah sambil berbisnis dijalani Iqbal dengan penuh semangat. Ia menuturkan bahwa tidak ada kendala yang berarti untuk

menjalankan dua aktivitas sekaligus asal punya prioritas. Sudah dijadwal dengan baik, waktunya kuliah ya harus kuliah karena itu kewajiban kita sebagai mahasiswa. Toh kuliah enak tidak seperti sekolah, kita bisa milih sendiri jadwal kuliahnya agar tidak berbenturan dengan kegiatan lain seperti bisnis, ungkapnya. Kesuksesan Iqbal dalam dunia bisnis menjadikan kedua orang tuanya bangga, dan hal itu menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Iqbal. Bisa membuat orang tua bangga itu sudah lebih dari cukup. Bisnis ini asyik, saya bisa mengaplikasikan ilmu manajemen yang saya dapat di kuliah secara langsung, pungkasnya. (kyd/ind)