Pendahuluan. Selatan. Negara ini memiliki garis pantai sepanjang 1,046-kilometer

dokumen-dokumen yang mirip
mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

dalam merespon serangkaian tindakan provokatif Korea Selatan dalam bentuk latihan gabungan dalam skala besar yang dilakukan secara rutin, dan

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional.

sanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

BAB I PENDAHULUAN. Negara ini mulai berdiri ketika Pemerintahan Uni Soviet berakhir, yaitu

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu di daerah Preah Vihear yang terletak di Pegunungan Dangrek. Di

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri

dalam membangun kekuatan pertahanan mengedepankan konsep pertahanan berbasis kemampuan anggaran (capability-based defence) dengan tetap

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

BAB I PENDAHULUAN. Iran merupakan negara salah satu dengan penghasilan minyak bumi terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipakai untuk melakukan penyerangan kepada pihak musuh. Peraturanperaturan

variable yang nyata di dalam tubuh SAARC. India sebagai pivotal power di kawasan memang sudah melakukan beberapa upaya untuk mendukung integrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DUKUNGAN ARAB SAUDI TERHADAP PEMERINTAHAN ALI ABDULLAH SALEH DALAM REVOLUSI RAKYAT YAMAN RESUME

NATIONAL INSECURITY ; THREATS AND VULNERABILITIES (Ketidakamanan Nasional : Ancaman-Ancaman dan Kemudahan-Kemudahan (peluang) Untuk Diserang)

Realisme dan Neorealisme I. Summary

LATAR BELAKANG, PROSES, DARI KONFLIK ANTARA INDIA DENGAN PAKISTAN SEMPAI SAAT INI. Oleh: Yasir M Hadi

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM

KONFLIK & MANAJEMEN KONFLIK DI ASIA TENGGARA PASKA PERANG DINGIN DALAM PERSPEKTIF KEAMANAN TRADISIONAL DEWI TRIWAHYUNI

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kajian Hubungan-Internasional, hubungan bilateral maupun

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

yang dihadapi pasukan mereka. Tingginya jumlah korban jiwa baik dari pihak sipil maupun pasukan NATO serta besarnya dana yang harus dialirkan menjadi

FAKTOR FAKTOR YANG MENDORONG PAKISTAN UNTUK MELAKUKAN KERJASAMA MILITER DENGAN RUSIA PADA TAHUN

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.


BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai

BAB 20: SEJARAH PERANG DINGIN

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah

KONFLIK LAUT TIONGKOK SELATAN [DEWI TRIWAHYUNI]

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

BAB I PENDAHULUAN. penderitaan. Manusia diciptakan bersuku suku dan berbangsa bangsa untuk saling

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

Ancaman Terhadap Ketahanan Nasional

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG

UNIT EKSPLANASI NEGARA BANGSA DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

MODUL IV PENGATURAN KEAMANAN REGIONAL

BAB 4 PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. pada awal tahun 1957 dengan dukungan dari Amerika Serikat. 1 Pada saat itu

PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM

BAB V KESIMPULAN. baru dengan adanya terobosan Kebijakan Pembangunan Pangkalan Militer

PERDAMAIAN DI SEMENANJUNG KOREA PASCA-PERTEMUAN MOON JAE-IN DAN KIM JONG UN

PROLIFERASI SENJATA NUKLIR DEWI TRIWAHYUNI

SENGKETA INTERNASIONAL

PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih

BAB V KESIMPULAN. Laut China Selatan sebagai perairan semi tertutup telah berstatus konflik. Konflik yang

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV STRATEGI PAKISTAN MERESPON PERKEMBANGAN MILITER INDIA PADA TAHUN oleh India dengan tujuan untuk semakin memperkuat posisi mereka di

BAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian antar negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB.

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki fokus dan kepedulian pada bidang-bidang kemanusiaan. Didirikan

BAB I PENDAHULUAN. integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan. dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.

BAB V PENUTUP. diplomasi yang dibawa oleh TNI yang bergabung dalam Kontingen Garuda adalah

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang

internasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam hal ini adalah Amerika. Setelah kemenangannya dalam Perang

penting dalam menciptakan hukum internasional sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua

I. PENDAHULUAN. Konflik Hizbullah-Israel dimulai dari persoalan keamanan di Libanon dan Israel yang telah

Budi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional

BAB I PENDAHULUAN. disusun dalam suatu sistem pertahanan semesta, tidak agresif dan tidak. besar Indonesia ke dalam jajaran militer terkuat di dunia.

Burma mempunyai catatan tersendiri dalam sejarah Burma karena AFPFL BAB V. Kesimpulan

KAJIAN TERMINOLOGI TERHADAP PEMBERITAAN PERANG GAZA: TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

Transkripsi:

Pendahuluan A. Latar Belakang Pakistan merupakan salah satu negara yang terletak diwilayah Asia Selatan. Negara ini memiliki garis pantai sepanjang 1,046-kilometer (650 mi) dengan Laut Arab dan Teluk Oman di bagian selatan, berbatasan dengan negara Afghanistan dan Iran di bagian barat, India di bagian timur dan Tiongkok di arah timur laut. Pakistan merupakan negara federal dengan sistem parlemen yang terdiri dari 4 provinsi dan 4 daerah federal. Dengan penduduk lebih dari 170 juta orang, Pakistan menjadi salah satu negara terpadat di dunia dan memiliki penduduk Muslim terbanyak di dunia setelah Indonesia. Pakistan juga merupakan negara yang memiliki multi-etnis dan memiliki variasi dari segi geografis. Pada masa setelah kemerdekaan, Pakistan mengalami ketidakstabilan dalam pemerintah dan konflik yang terus terjadi dengan negara tetangga terdekatnya, India. Perselisihan antara Pakistan dan India ini sebenarnya telah sangat lama terjadi. Dalam sejarahnya, India dan Pakistan telah 69 tahun berkonflik di sebuah wilayah yang dikenal dengan nama Kashmir. 1 Konflik ini sendiri muncul akibat adanya polemik pembagian wilayah kekuasaan pasca kedua negara ini baru merdeka dan berdaulat pada tahun 1947. Menurut peraturan pemisahan India-Pakistan, Kashmir harus bergabung dengan Pakistan 1 CNN, Sejarah Konflik India dan Pakistan di Kashmir, diakses dari http://www.cnnindonesia.com/internasional/20161003144302-113-162944/sejarahkonflik-puluhan-tahun-india-dan-pakistan-di-kashmir/ diakes pada 18 Desember 2016

dikarenakan mayoritas penduduknya muslim, namun Maharaja Hari Sigh yang saat itu memerintah wilayah Kashmir memilih untuk merdeka dari pada harus bergabung dengan Pakistan. Akibat tidak adanya kepastian apakah bergabung dengan Pakistan atau merdeka,maka terjadilah krisis internal di wilayah Kashmir, krisis ini diperparah dengan munculnya pasukan-pasukan pemberontak. Merasa keadaan wilayahnya tidak terkendali, Sigh kemudian meminta bantuan India untuk mengatasi pergolakan tersebut. 2 Pada saat inilah awal keterlibatan India di wilayah Kashmir, Sigh dan India bersepakat jika India mampu mengatasi keadaan Kashmir maka Sigh akan bersedia bergabung dengan India. 3 Setelah ditandatangani persetujuan tersebut, India kemudian mengirimkan pasukan secara besar-besaran ke wilayah Kashmir untuk menumpas para pemberontakan. Invasi militer yang dilakukan India ini tidak disetujui oleh Pakistan dengan alasan melindungi warga muslim Kashmir. 4 Pakistan akhirnya mengirimkan pasukannya masuk ke dalam wilayah Kashmir. Dengan masuknya dua pasukan tersebut, yang terjadi malah konflik antara India-Pakistan. Konflik yang terjadi antara Pakistan-India ini setidaknya telah terjadi sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1947, 1965, 1971, dan 1999, 5 dimana 2 Aftah Chairul, Studi Tentang Posisi Kasmir Dalam Hubungan India-Pakistan, Hal 89 3 Effendi, Irmawan : Kashmir Dalam Hubungan India-Pakistan: Perspektif kebijakan Nuklir Pakistan, Latar Belakang dan Perkembangan Menuju Penyelesaian Konflik Jurnal Siklus Vol. 1 No. 3 Tahun 2005 4 Mosammel Haque, Muslim Kashmir Facing Genocide, Pakistan Horizon, Vol. 44 No. 3 Juli 1991 Hal 5 5 Zaenal Ali, Tragedi Benazir Buto, Narasi, Yogyakarta, 2008, Hal 82

dalam konflik yang terjadi sebanyak empat kali ini Pakistan lebih banyak mengalami kekalahan dari India. Kekalahan yang diderita oleh Pakistan ini tidak hanya disebabkan karena kurangnya strategi dalam menghadapi militer India, namun juga disebabkan karena kekuatan militer India yang jauh lebih besar dari pada kekuatan militer Pakistan. Oleh karena seringnya kedua belah pihak berkonflik, maka sekertaris Jendral PBB saat itu Ban Ki Moon mengajukan diri sebagai pihak yang memediasi kedua negara untuk mengadakan perjanjian damai. 6 India adalah pihak pertama yang menyetujui adanya perjanjian damai itu yang didasarkan pada banyaknya anggaran yang dikeluarkan selama konflik dengan Pakistan, sedangkan Pakistan menyetujui perjanjian damai ini didasarkan kerugian yang akan didapat apabila konflik terus dilanjutkan dikarenakan ketidak imbangan kekuatan militer diantara keduanya yang akan membuat Pakistan akan mengalami kerugian yang lebih besar dari pada India. Kesepakatan damai diantara keduanya kemudian disetujui dengan gencantan senjata yang dilakukan pada tahun 2003. 7 Meskipun perjanjian gencatan senjata telah disetujui oleh kedua pihak, namun nyatanya kesepakatan itu sifatnya sangat rapuh dan tidak bertahan lama karena selang beberapa bulan setelah kedua pihak bersepakat, terjadi konflik penembakan yang melibatkan kedua negara yang terjadi di 6 SindoNews, Sekjen PBB Prihatin Konflik India-Pakistan, diakss dari http://nasional.sindonews.com/read/1034927/149/sekjen-pbb-prihatin-konflik-indiapakistan-1440031841 diakses pada 19 Desember 2016 7 Liputan6, India-Pakistan Gencatan Senjata, diakases melalui http://global.liputan6.com/read/67107/india-pakistan-gencatan-senjata diakses pada 18 Desember 2016

perbatasan Kashmir. 8 Pasca insiden penembakan ini hubungan kedua negara menjadi tegang kembali bahkan hingga saat ini. Guna berjaga-jaga atas adanya aksi penyerangan yang mungkin dilakukan Pakistan, India kemudian meningkatkan keamanan perbatasan dan keamanan dalam negerinya dengan ditandai oleh peningkatan kekuatan militernya. Untuk mengembangkan kekuatan militernya, India kemudian bekerjasama dengan beberapa negara besar seperti kerjasama dalam bidang logistik militer dengan Amerika Serikat yang nantinya akan memungkinkan pasukan India untuk dapat menggunakan masing-masing fasilitas militer darat, udara dan pangkalan angkatan laut untuk resupplies, perbaikan dan istirahat. Kerjasama ini juga berkaitan dengan pembangunan kapal induk terbesar yang dimiliki oleh India yang nantinya kapal induk ini akan meningkatkan kekuatan angkatan laut India. 9 Selain kerjasama bidang logistik ternyata India juga melakukan kerjasama dalam bidang nuklir, kerjasama yang dilakukan tidak hanya dengan AS saja namun juga dengan negara lain seperti Jepang dan Australia. Kerjasama yang terjalin terutama berkaitan dengan penyuplaian bahan uranium yang disediakan oleh 8 Kompas, Tentara India dan Pakistan Baku Tembak di Perbatasan Kashmir, diakses dari http://internasional.kompas.com/read/2016/10/01/13390741/tentara.india.dan.pakistan. baku.tembak.4.jam.di.perbatasan.kashmir diakses pada 18 Desember 2016 9 Militer info, India-Amerika akan Kerjasama Bidang Logistik Militer, diakses melalui http://militer.info/india-dan-amerika-serikat-akan-kerja-sama-bidang-logistik-militer/ diakses pada 18 Desember 2016

Australia 10 dan juga mengenai perjanjian penggunaan nuklir secara aman yang disetujui oleh India-Jepang 11. Selain mengadakan kerjasama, ternyata India juga melakukan peningkatan anggaran militernya selama lima tahun terakhir. Peningkatan anggaran pertahanan India sebesar USD 38,6 miliar atau sekira Rp.353 triliun (Rp.9.158) ini telah mampu menjadikan india sebagai negara dengan pengeluaran anggaran militer terbesar ke empat mengalahkan Rusia dan Arab Saudi. 12 Peningkatan anggaran militer India selama lima tahun terakhir dialokasikan untuk pembelian alat-alat militer seperti kapal perang, jet tempur, kapal selam, helikopter serbu jenis apache 13, anggaran militer India juga dialokasikan untuk pengembangan uji coba rudal balistik serta pengembangan dalam bidang nuklir. Dengan semakin naiknya anggaran militer India dan juga berkembangya teknologi militer yang dimilikinya membuat hubungan antara India-Pakistan menjadi semakin tegang. Pakistan sendiri menganggap kenaikan anggaran militer India adalah kenaikan yang fenomenal, dan jauh melampaui kebutuhan keamanan India yang sesungguhnya. Hal itu juga telah menambah kekhawatiran Pakistan terkait dengan ambisi hegemoni 10 Liputan Islam, India dan Australia Tandatangani Kerjasama Nuklir, diakses dari http://liputanislam.com/berita/india-dan-australia-tandatangani-kerjasama-nuklir/ diakses pada 18 Desember 2016 11 Detik News, Jepang dan India akan Sepakati Kerjasama Nuklir, diakses dari https://news.detik.com/internasional/d-3311361/jepang-dan-india-akan-sepakati-kerjasama-nuklir diakses pada 18 Desember 2016 12 Okezone, Anggaran Pertahanan India Meningkat, diakses dari http://news.okezone.com/read/2012/03/20/413/596431/anggaran-pertahanan-indiameningkat-17 diakses pada 24 Desember 2016 13 DW, Negara Pemborong Senjata Terbesar, diakses dari http://www.dw.com/id/negarapemborong-senjata-terbesar-di-dunia/g-19065149 diakses pada 24 Desember 2016

India. Pakistan sendiri merespon perkembangan militer India itu berkisar dari sikap tidak peduli sampai ke mengecam apa yang disebut sebagai sikap suka perang India, namun Pakistan sendiri juga tetap waspada terhadap perkembangan militer India. Pakistan juga terus berusaha mengembangkan kekuatan militernya demi agar mampu bersaing dengan India terutama dalam menjaga daerah perbatasan Kashmir. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang yang telah dikemukakan oleh penulis diatas, maka penulis merumuskan Bagaimana strategi Pakistan dalam merespon perkembangan militer India pada tahun 2011-2016 C. Kerangka Teori Dalam membahas mengenai Strategi Pakistan dalam merespon perkembangan militer India tahun 2011-2016, digunakan konsep Security Dilema, Balance of Power dan Balance of Terror 1. Security Dilema Security Dilemma adalah sebuah konsep didasarkan pada bagaimana sebuah negara meningkatkan keamanan negaranya namun dengan cara mengurangi keamanan dari negara lain. Dalam konsep ini negara-negara didorong untuk terus meningkatkan kekuatan militernya demi mendapatkan rasa aman dari peningkatan kekuatan negara lain. Sehingga masing-masing negara akan mengeluarkan anggaran belanja pertahanan yang semakin besar dan menunjukan keadaaan bahwa

mereka tidak merasa semakin aman, namun merasa semakin terancam atas kekuatan negara lain. Security Dilemma dalam Hubungan Internasional, juga dikenal sebagai spiral mode (mode spiral) kerap digambarkan sebagai suatu keadaan atau situasi di mana tindakan yang diambil oleh negara yang memperkuat sistem pertahanan dan keamanannya, seperti meningkatkan kekuatan militer atau pun membentuk aliansi dengan negara lain. Tindakan tersebut dapat menyebabkan negara-negara lain, terutama negara tetangga yang berada di sekitarnya, menanggapi tindakan tersebut dengan tindakan/langkah serupa. Hal tersebut kemudian akan mampu meningkatkan ketegangan hingga terciptanya konflik, terutama di suatu kawasan internasional. 14 Security dilemma juga menyebabkan negara berada dalam sebuah keadaan ketergantungan pada sebuah sitem persenjataan yang menjadikan peningkatan persenjataan menjadi suatu kebijakan sebuah negara yang seolah-olah peningkatan yang dilakukan ini bertujuan demi kepentingan pertahanan suatu negara padahal untuk mengancam negara lain. Ancaman tersebut, menyebabkan negara lain membuat kebijakan yang sama untuk meningkatkan nilai persenjataanya baik dari segi jumlah, maupun kualitasnya. Dalam konsep ini, negara-negara yang saling bermusuhan akan sama-sama terkunci dalam sebuah siklus 14 Jervis, R. Cooperation under the Security Dilemma, 1978, United Kingdom,, Priston University Press, hlm. 167 174

ketakutan bersama, dimana tindakan defense yang dilakukan oleh suatu negara akan dianggap sebagai tindakan offense oleh negara lain. Maka dalam konteks hubungan Pakistan dengan India, Pakistan merasa terancam dengan perkembangan militer India yang melakukan kerjasama militer dengan banyak negara sehingga kondisi dilema keamanan memaksa Pakistan untuk menerapkan strategi serupa, yaitu dengan melakukan kerjasama dan juga dengan meningkatkan anggaran militernya. Sebagai negara yang selalu merasa terancam atas kemajuan militer India, maka strategi pengembangan militer untuk sama-sama berada pada posisi yang sama merupakan sebuah suatu keniscayaan yang harus dilakukan Pakistan. 2. Balance of Power Konsep perimbangan kekuasaan (Balance of Power) merupakan suatu konsep yang menginginkan perimbangan kekuatan di antara kekuatan-kekuatan utama aktor hubungan internasional. Morgenthau mengemukakan suatu konsep yang disebut Balance of Power yang didasari dari pemikiran seorang sejarawan yaitu Thucydides. Balance of power menjadi ide politis sekaligus strategi kebijakan dalam menyediakan alternatif-alternatif yang bertujuan menangkal peluang adanya kekuatan dominan / hegemoni yang berpotensi mendesak dan mengancam eksistensi negara-negara yang

secara geografis berdekatan dan bertetangga. Jika hal ini terus berlangsung, peperangan di dunia akan terus terjadi. 15 Balance of Power mengacu pada suatu kondisi negara negara kuat untuk mencapai suatu keseimbangan atau equilibrium. Balance of power merupakan konsep dari pemikiran Neorealisme. Usaha usaha negara untuk menghindari hegemoni dari negara lain yaitu dengan menyeimbangkan kekuatan negara mereka satu sama lain. Mereka bersaing satu sama lain agar tidak ketinggalan, sehingga nantinya akan muncul keseimbangan atau equilibrium, yang dapat mencegah adanya kekuatan dominan dari suatu negara. Keseimbangan itu dapat terwujud dikarenakan adanya Arms race yang muncul akibat adanya proses Balance of power yang membuat negara-negara lebih terfokus pada peningkatan kekuatan militer yang mereka miliki sehingga mereka tidak memiliki kesempatan untuk menyerang negara lain dan akhirnya yang terjadi adalah keseimbangan diantara kedua negara. Keseimbangan dapat terwujud salah satunya tergantung pada efektifitas balance of power itu sendiri. Dalam Balance of power dua negara yang berbeda dapat saling melakukan perimbangan kekuatan dengan cara menyesuaikan kekuatan militer masing-masing antara yang satu dengan yang lain. Melakukan perimbangan kekuatan melalui peningkatan kapabilitas militer dan yang paling menonjol adalah perlombaan senjata 15 Robert Jackson dan George Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional, terj. 2009, Yogyakarta: Pustaka Pelajar hal 89

nuklir yang mereka lakukan sehingga mereka akan berpikir dua kali untuk menyerang satu sama lain karena dampak yang ditimbulkan akan sangat merugikan bagi mereka sendiri. Kesimpulannya adalah balance of power dapat menciptakan keteraturan akibat adanya Arms race yang membuat negara lebih terfokus pada peningkatan kapabilitas militer mereka dan pada akhirnya mereka tidak memiliki kesempatan untuk menyerang negara lain. Maka dalam konteks hubungan Pakistan dengan India, Pakistan mencoba untuk meningkatkan Power yang ia miliki dengan cara meningkatkan kekuatan militernya, seperti dengan melakukan kerjasama dengan berbagai negara dan juga meningkatkan teknologi militernya hali ini dilakukan agar Pakistan dapat berada pada satu kekuatan militer yang seimbang seperti yang dimiliki oleh India, tujuannya yaitu untuk dapat mengurangi ancaman yang ditimbulkan dengan adanya peningkatan kekuatan militer India serta untuk mencegah adanya hegemoni yang mungkin akan dilakukan oleh India terutama di wilayah Kashmir. 3. Ballance of Terror Ballance of Terror merupakan sebuah konsep yang menginginkan adanya perimbangan kekuatan baru dalam sistem Internasional yaitu melalui adanya instrumen nuklir. Ballance of Terror sendiri merupakan sebuah konsep yang dipopulerkan oleh Sir Winston Churchill pada era perang dingin. Dalam Ballance of Terror negara-

negara tidak akan memulai serangan ke negara lain dikarenakan adanya rasa takut akan serangan balasan yang akan dilakukan oleh negara lain, hal ini sesuai apa yang disampaikan oleh Winston Churchill Sebelum engkau menyerang aku, ingatlah aku akan membalasnya lebih dahsyat atas seranganmu 16 Dengan kekuatan yang sangat masif dan destruktif yang dimiliki oleh nuklir, maka telah menjadikan nuklir menjadi sebuah senjata yang sangat mengerikan bagi setiap aktor dalam hubungan Internasional. Dengan kata lain, apabila suatu negara mampu menguasai persenjataan nuklir secara pasif maka kekuatan senjata nuklir ini akan mampu untuk mendongkrak kekuatan suatu negara agar negara tersebut mampu menjadi negara yang powerful. Meskipun biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah negara untuk memiliki senjata nuklir ini bukanlah biaya yang kecil, namun banyak negara-negara yang justru ingin memilikinya. Hal ini didasarkan akan besarnya manfaat yang akan ditimbulkan apabila suatu negara memiliki nuklir baik itu manfaat sebagai sumber tenaga baru atau manfaat untuk kekuatan pertahanan suatu negara. Dengan adanya prisip counter city strategy dan counter force strategy yang mampu menjangkau sasaran dengan sangat cepat dan tepat serta bisa diarahkan kepada pusat pemerintahan, militer dan pemukiman suatu negara juga menjadi dorongan tambahan bagi sebuah negara untuk memiliki senjata ini. Dengan kemampuan serangan jarak jauh dari 16 Walter S. Jones, Logika Hubungan Internasional, Gramedia Pustaka, Jakarta, 1989, hal. 119

adanya peluru kendali ini, jarak sebuah negara tidak lagi menjadi penghalang bagi suatu negara untuk melakukan serangan militer ke negara lain. Negara-negara kemudian akan merasakan ancaman yang ditimbulkan dari adanya kepemilikan senjata nuklir oleh sebuah negara. Tiap negara kemudian akan didorong untuk ikut meningkatkan persenjataan nuklirnya agar dapat terhindar dari ancaman senjata nuklir yang dimiliki oleh negara lain dan agar nantinya tercipta sebuah keseimbangan kekuatan diantara negara-negara. Maka dalam konteks permasalaha antara Pakistan dan India ini kedua negara saling bersaing dalam meningkatakan teknologi nuklir yang mereka miliki terutama teknologi rudal balistik dan peluru kendali, contohnya dalam permasalahan ini yaitu dengan adanya persaingan rudal balistik yang dilakukan India dan Pakistan dimana Pakistan merespon keberhasilan peluncuran rudal Agni III milik India dengan melakukan keberhasilan peluncuran rudal yang diberi nama Shaheen III hanya berselang dua hari setelah India berhasil melakukan peluncuran rudalnya. 17 Peningkatan yang mereka lakukan ini bertujuan agar kedua negara merasa aman dari adanya ancaman perkembangan senjata nuklir negara lain. 17 Okezone, Rudal Pakistan dalam jangkau Israel, diakses melalui http://news.okezone.com/read/2015/03/10/18/1116432/rudal-pakistan-dapat-jangkauisrael diakses pada 24 Januari 2017

D. Hipotesa Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka teori, maka hipotesis yang muncul dari strategi Pakistan dalam merespon perkembangan militer India pada tahun 2011-2016 yaitu : a. Pakistan melakukan pengembangan militer (millitary build up) yaitu dengan melakukan kerjasama serta peningkatan anggaran militer b. Melakukan dialog damai untuk meredakan ketegangan diantara kedua negara E. Tujuan Penulisan 1. Untuk Mengetahui strategi Pakistan dalam merespon perkembangan militer India pada tahun 2011-2016 2. Mengetahui Perkembangan militer di kedua negara Pakistan-India. F. Jangkauan Penelitian. Dalam penelitian ini penulis menetapkan batasan jangkauan dalam penelitian. Ini sebagai pengingat bagi penulis dalam melakukan penelitian agar tetap disiplin dan juga mempermudah mempermudah penulis dalam melakukan penelitian. Penulis membatasi jangkauan penelitian bermula pada tahun 2011 yaitu awal dimana India meningkatkan anggaran militernya dengan dialokasikan kedalam pembelian dan pengembangan alat-alat militernya serta banyak melakukan kerjasama dengan berbagai negara

dalam bidang militer hingga tahun 2016. Kemudian fokusnya hanya kepada strategi Pakistan dalam merespon perkembangan militer India. Oleh karena melihat hal-hal tersebut membuat penulis ingin mencari tahu dan tertarik untuk mengkaji lebih jauh lagi mengenai strategi yang dilakukan pakistan dalam merespon Perkembangan militer India pada tahun 2011-2016 G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan yang menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu metode penelitian yang hendak mencari fakta berdasarkan pada interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana strategi yang digunakan Pakistan dalam merespon perkembangan militer India pada tahun 2011-2016. 2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menekankan kepada teknik library research atau penelitian kepustakaan. Dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan, dalam penelitian ini digunakan teknik penelaahan terhadap dokumen tertulis (kepustakaan) meliputi pencarian data dari buku-buku, jurnal, koran, serta sumber-sumber lainnya yang

berhubungan dengan objek penelitian serta dapat menunjang proses penelitian. 3. Teknik Analisis Data Teknik analisa data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis analisa data kualitatif, yaitu tanpa menggunakan alat bantu rumus statistik. Penelitian kualitatif tidak berusaha untuk menguji hipotesis, dan penelitian ini bersifat alamiah (natural setting), artinya peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi situs (setting) penelitian ataupun melakukan intervensi terhadap aktivitas subjek penelitian dengan memberikan perlakuan tertentu, namun peneliti berusaha untuk memahami fenomena yang dirasakan subjek sebagaimana adanya. Data yang akan peneliti dapatkan dari buku-buku, surat kabar, maupun situs media online kemudian akan ditampilkan dalam bentuk uraian lalu dianalisis kemudian dieksplorasi secara mendalam, selanjutnya akan menghasilkan suatu kesimpulan yang menjelaskan masalah yang diteliti. H. Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan Pada Bab I ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, jangkauan penelitian,

kerangka teori, hipotesa, metode penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II : Hubungan Pakistan-India Pada Bab II ini akan diuraikan mengenai perkembangan hubungan awal atara Pakistan-India termasuk awal mula konflik diantara kedua negara. Bab III : Perkembangan Militer India dan Pakistan Pada bab III ini akan diuraikan mengenai perkembangan militer yang dilakukan oleh India dan Pakistan pada tahun 2011-2016, termasuk mengenai kerjasama, pembelian alat-alat militer serta pengembangan peralatan militer India. Bab IV : Strategi Pakistan dalam merespon perkembanga militer India tahun 2011-2016 Pada Bab IV ini akan diuraikan mengenai bagaimana strategi Pakistan merespon perkembangan militer yang dilakukan oleh India dalam kurun waktu 2011-2016. Bab V : Kesimpulan Pada Bab V ini merupakan bab terakhir dari penulisan penelitian ini yang berisi kesimpulan dari hasil-hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya