PERSI AWARD 2012 BANTALAN KECIL YANG LUAR BIASA TECHNICAL SERVICE IMPROVEMENT PROJECT RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH

dokumen-dokumen yang mirip
KANTONG KECIL MANFAAT BESAR

STERITULLE, INOVASI DALAM PERAWATAN LUKA BAKAR PERSI AWARD 2017

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. malam). Contohnya kue kaktus.jadi, makanan ringan adalah aneka makanan atau

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

PENANGANAN LINEN KOTOR NON-INFEKSIUS DI RUANGAN KEPERAWATAN No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1. RS Siti Khodijah Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik mental, fisik, maupun spiritual. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

Perawat instrument (Scrub Nurse) dan perawat sirkuler di kamar operasi.

BAB III TINJAUAN DATA, EKSPERIMEN, DAN ANALISA. Pohon kapuk berbunga tiga atau empat kali dalam setahun dengan selang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

Perawatan Luka Post Operasi Sectio Caesarea. Fitri Yuliana, SST

BAB III METODE PENELITIAN

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

PERSI AWARD 2012 RAMBUT BERSIH DAN WANGI PASIEN NYAMAN CUSTOMER SERVICE, MARKETING & PUBLIC RELATION PROJECT RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH

3. METODOLOGI PENELITIAN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN

PELUANG USAHA JAMUR KRIUK

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

Karakteristik Responden. 2. Lama Bertugas / pengalaman bekerja. 3.Mengikuti pelatihan APN ( Asuhan persalinan Normal)

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS

BAB 2 ENDOSKOPI. membantu pemeriksaan dan tindakan dalam prosedur bedah. Endoskop adalah alat untuk


Universitas Sumatera Utara

CABE GILING DALAM KEMASAN

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

BANTAL UNIK DARI SAMPAH PLASTIK

Organisasi pencegahan infeksi nosokomial terdiri dari :

PETUNJUK PRAKTIKUM KEWIRAUSAHAAN (UBU4005) SEMESTER GENAP Oleh: Aminatun Munawarti Amin Setyo Leksono Luchman Hakim Yoga Dwi Jatmiko

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS USAHA KERAJINAN TAS DARI BAHAN BAKU PLASTIK

CONTOH CONTOH INSIDEN. No. INSTALASI INDIKATOR JENIS

PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian Jenis jenis kolostomi Pendidikan pada pasien

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

PROSEDUR STANDAR Tanggal Terbit : / /200

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI 2PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR FARMASI UPTD PUSKESMAS LADJA

Instrumen yaitu sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang melakukan tugas atau mencapai tujuan secara efektif atau efisien (Suharsimi

LAYANAN PARIPURNA SEHARGA SEPOTONG PISANG GORENG

LAMPIRAN. Bulan Biaya Penyusutan Gedung Penyusutan Alat Medis Penyusutan Mesin Penyusutan Perabotan

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

MODUL 4 PRESTO IKAN. Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat presto ikan yang bercita rasa enak.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan lain-lain. Pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan

CARA MEMBUAT MEDIA TUMBUH DALAM PENGEMBANGAN MASSAL APH GOLONGAN JAMUR

No. Kuesioner : I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : 5. Pekerjaan : 6. Sumber Informasi :

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas sel tubuh melalui impuls-impuls elektrik. Perjalanan impuls-impuls

BAB I PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya

BAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. Bambu Anti Kuman SEBAGAI PRODUK RAMAH LINGKUNGAN dan BERNILAI EKONOMIS TINGGI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Written by Dr. Brotosari Wednesday, 12 August :25 - Last Updated Friday, 09 December :45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan yang setiap pelayanannya menghasilkan limbah

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Entomologi Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (BALITTAS) Karangploso,

PENGOLAHAN KEDELAI MENJADI TEMPE KEJO SECARA SEDERHANA

LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS

I. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di

LAMPIRAN. 3). 94% Resin, 3% Serat Pelepah Salak, dan 3% Serat Glass. 4). 94% Resin, 4% Serat Pelepah Salak, dan 2% Serat Glass.

III. BAHAN DAN METODE

Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim

Resep Kue. Resep kue nastar

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. efisiensi biaya obat pasien JKN rawat jalan RS Swasta

BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai

Ruang Lingkup. Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang:

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. bersifat dinamis dan merupakan masalah kesehatan yang sedang dihadapi terutama

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT

BAB II KEMAMPUAN PELAYANAN

Kue Kering Tradisional yang Selalu Hadir saat Lebaran

Materi 1. Kardiovaskuler I. A. Jantung katak

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No. 97 RT.

: pemilik usaha pisang aroma Mahkota. 3. Apakah ibu pernah melakukan inovasi pada produknya?

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

TUJUAN? Mengidentifikasi kekuatan & area yang menjadi perhatian dalam program pencegahan dan pengendalian infeksi Menentukan tindakan yang diperlukan

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur.

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

SELAI PEPAYA. Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue.

Transkripsi:

PERSI AWARD 2012 BANTALAN KECIL YANG LUAR BIASA TECHNICAL SERVICE IMPROVEMENT PROJECT RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH

i ABSTRAK Rumah Sakit sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan berupa rawat jalan dan rawat inap, serta pelayanan di bidang khusus, salah satunya adalah kamar bedah. Kamar bedah merupakan unit yang sangat kompleks dan investasi yang cukup mahal bagi Rumah Sakit. Salah satu unggulan dari pelayanan rumah sakit adalah pelayanan di bidang bedah syaraf. Di bidang bedah saraf, hampir semua teknik operasi untuk penyembuhan syaraf yang dilakukan bersifat invasif dengan kata lain harus dengan membuat luka sayatan dan membuka tulang tengkorak untuk mengakses ke dalam jaringan otak atau yang biasa disebut sebagai craniotomy. Alat kesehatan penunjang untuk bedah syaraf beraneka macam bentuknya. Salah satu alat kesehatan penunjangnya adalah waces. Waces atau surgical patties sering digunakan untuk melakukan pembedahan antara lain, pembedahan THT, pembedahan Cardiovaskuler dan terutama pembedahan syaraf. Harga jual di pasaran untuk waces ini mahal. Kebutuhan waces yang banyak digunakan dalam satu kali pembedahan, membuat petugas Kamar Bedah berinovasi untuk membuat waces sendiri dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat. Pembuatan waces dengan melakukan beberapa kali uji coba, akhirnya dihasilkan waces yang sesuai dengan beberapa keunggulan sbb. : 1. Harga waces per lembar hanya Rp 665,00. 2. Nosokomial terjamin dengan melakukan beberapa kali kultur. 3. Bahan dasar mudah didapat. 4. Mendapatkan keuntungan dengan menjual waces keluar. Inovasi yang dilakukan oleh petugas Kamar Bedah ini dapat menghemat biaya dari penggunaan Waces sebesar 94,08 % jika dibandingkan dengan menggunakan waces X (Rp 11.250,00 ) dan penghematan sebesar 99,34 % jika dibandingkan dengan menggunakan waces Y ( Rp 100.600,00 ). Perlu diketahui bahwa sekali tindakan pembedahan penggunaan waces antara 30 50 lembar.

ii DAFTAR ISI Halaman Judul Abstrak Daftar Isi BAB I. BAB II. BAB III i ii 1 2 2 3 4 6 8 8 6 Buatan 7 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan 1.3. Metodologi HASIL PENGAMATAN 2.1. Proses 2.2. Hasil ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan 4.2. Saran DAFTAR TABEL Tabel 1 : Perbandingan Harga Waces Buatan Sendiri dengan Tabel 2 : Produk di Pasaran Perbandingan Biaya Tabel 3 : Sendiri dengan Produk di Pasaran Kelebihan dan Kekurangan Waces Buatan Sendiri dan Pemakaian Produk di Pasaran LAMPIRAN 1. Proses Pembuatan Waces 2. Contoh Waces di Pasaran 3. Contoh Hasil Kultur Waces 7... iii vii vii

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rumah Sakit sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan berupa rawat jalan dan rawat inap, serta pelayanan di bidang khusus salah satunya adalah kamar bedah. Kamar Bedah merupakan unit sangat kompleks dan memiliki investasi yang cukup mahal bagi Rumah Sakit. Ada beberapa unggulan dalam pelayanan di Kamar Bedah, adalah bedah tumor, bedah digestif, bedah onkologi kebidanan, bedah urologi, bedah syaraf, bedah THT, bedah vascular dan bedah thorax. Waces di sini berfungsi sama dengan kassa yang berguna sebagai pembalut medis yang terbuat dari kapas untuk menyerap perdarahan di sekitar jaringan yang lunak dan mengurangi terjadinya trauma, serta kontak langsung dengan jaringan tersebut (otak, sumsum tulang belakang, sinus, vaskuler, dll). Bahan atau barang habis pakai adalah barang yang hanya dapat dipergunakan dalam satu kali pemakaian, contohnya adalah kassa, benang, perban, dan salah satunya adalah waces. Harga produk jadi di pasaran untuk waces termasuk mahal. Pemakaiannya juga tidak sedikit, minimal 30 lembar hingga 50 lembar per pasien. Jika seluruhnya dibebankan kepada pasien, maka pasien akan mengeluarkan biaya yang cukup besar. Untuk memenuhi kebutuhan waces di rumah sakit dan meringankan beban biaya yang dikeluarkan oleh pasien maka perawat Kamar Bedah melakukan inovasi pembuatan waces sendiri dengan memanfaatkan barang sisa yang sudah tidak dipakai (velban). 1.2. TUJUAN 1.2.1. Tujuan Umum Melakukan sharing ide dan pembelajaran antar rumah sakit untuk pembuatan bahan habis pakai waces yang berfungsi untuk menyerap perdarahan di sekitar jaringan yang lunak untuk mengurangi terjadinya trauma (otak, sumsum tulang belakang, sinus, vaskuler, dll).

1.2.2. 2 Tujuan Khusus a. Meringankan biaya yang dibebankan pada pasien. b. Memanfaatkan sisa barang tidak terpakai (velban). c. Menyediakan barang habis pakai yang lebih murah, mudah, dan efisien. 1.2. METODOLOGI Metodologi yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik pengambilan data melalui hasil observasi langsung dengan melakukan inovasi membuat waces sendiri.

3 BAB II HASIL PENGAMATAN 2.1. PROSES Untuk memenuhi kebutuhan waces yang digunakan dalam melakukan operasi, petugas Kamar Bedah membuat sendiri waces secara manual. Pembuatan waces ini sangat sederhana dan tidak memakan waktu yang cukup lama. Dengan memanfaatkan sisa barang yang tidak terpakai yaitu velban, kemudian diolah dengan cara yang sederhana. Cara pembuatan waces adalah sebagai berikut : 1. Sagu ditakar sesuai dengan takaran (25 gram) 2. Sagu yang telah ditakar, dicampur dengan menggunakan air yang telah diukur 3. (375 ml) kemudian diaduk hingga tercampur rata. Cairan sagu yang sudah tercampur rata dengan air dimasak di atas kompor gas, diaduk-aduk hingga mengental. 4. Setelah cairan mengental, cairan diangkat lalu didinginkan sebentar. 5. Sambil menunggu cairan dingin siapkan velban di atas plastik sepanjang 1 m. 6. Setelah cairan agak dingin, cairan dioleskan ke velban yang sudah disiapkan di atas alas plastik sepanjang 1 m. Cairan dioleskan ke atas velban dengan meggunakan kuas cat hingga merata. 7. Selanjutnya velban yang sudah dioles, di angin-anginkan dan dijemur hingga kering. 8. Setelah velban kering kemudian dipotong-potong sesuai ukuran (5cm x 1cm) dengan memperhatikan seratnya. Serat velban harus memanjang supaya tidak putus saat terkena darah. 9. Velban yang sudah dipotong, dijahit ujungnya dengan menggunakan benang jahit warna hitam. Menggunakan benang jahit warna hitam supaya mudah terlihat saat waces tercampur dengan darah.

10. 4 Untuk mempermudah perhitungan, waces dikemas 10 lembar per kemasan dan dibungkus terlebih dahulu dengan menggunakan perban gulung agar tidak saling menempel satu dengan yang lainnya. 11. Setelah dibungkus dengan perban gulung, dikemas dalam plastik khusus yang selanjutnya disterilkan. 12. Waces yang sudah dikemas diberi label masa kadaluarsa (expire date). Untuk menjamin mutu dari waces buatan sendiri maka dilakukan uji kultur. Uji kultur dilakukan terhadap kemasan waces yang telah disterilkan dan disimpan selama 1 bulan. Hasil kultur dari waces tersebut adalah negatif (contoh hasil dapat dilihat di lampiran 3). Hasil uji kultur inilah yang dijadikan sebagai jaminan mutu/ kualitas dari waces buatan sendiri. Uji kultur ini dilakukan oleh Kamar Bedah bekerjasama dengan Bagian Laboratorium secara periodik. Selain itu, uji kultur juga dilakukan dalam rangka menentukan masa expired date Waces tersebut sehingga mempunyai efektivitas yang diinginkan. Dalam menentukan expired date terhadap waces buatan sendiri, pengamatan dilakukan secara berkala sehingga didapatkan batas waktu untuk penentuan masa expired date. Selain perbandingan harga ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari waces buatan sendiri dan waces produk jadi. 2.2. HASIL Dalam pembuatan waces, dilakukan beberapa kali percobaan dan didapatkan hasil sebagai berikut : 2.2.1. Hasil pertama : Waces terlalu lunak dan serat tidak sesuai hingga saat pemakaian waces mudah putus dan hancur. Hal ini karena kurang sagu dan saat pemotongan serat tidak diperhatikan dengan baik. 2.2.2. Hasil kedua : Ukuran waces terlalu besar sehingga saat pemakaian harus digunting ulang dan mengakibatkan serat terurai dan lepas.

5 2.2.3. Hasil ketiga : Waces bagus, tidak terlalu lunak, kering, serat sesuai, ukuran juga sesuai (tidak terlalu besar). Dari hasil percobaan ketiga, diperoleh waces yang bagus dengan komposisi bahan-bahan sebagai berikut : Velban 6 inci : 1 buah Sagu : 25 gram Air : 375 ml Gas : sesuai kebutuhan Benang Jahit : 1 gulung Perban gulung kecil : 5 buah Packing plastik steril Kuas cat : 25 pack : 1 buah Hasil waces buatan sendiri ini tetap dilakukan uji kultur di Bagian Laboratorium guna memastikan mutu/ kualitas dan efektivitas yang bagus dalam hal aman dari kuman. Uji kultur dilakukan di Bagian Laboratorium terhadap waces yang sudah dikemas, disterikan dan disimpan selama 1 bulan. Hasil kultur yang didapatkan dari waces tersebut adalah negatf yang artinya di dalam waces yang sudah disterilkan dan dikemas tidak terdapat kuman, sehingga aman digunakan untuk pasien yang dioperasi bedah syaraf. Contoh hasil kultur dapat dilihat pada lampiran 3. Waces buatan sendiri juga diberi label masa kadaluarsa sehingga kita dapat mengetahui masa efektivitas penggunaan waces tersebut.

6 BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pembuatan waces sangat sederhana dan tidak memakan waktu yang lama. Dengan menggunakan velban sisa yang tidak terpakai, kemudian diolah dengan cara yang sederhana sehingga dapat menghemat biaya. Berikut ini rincian biaya untuk membuat 500 lembar waces : - Velban 6 inch 1 buah Rp. 40.000,00 - Sagu 25 gr Rp. 250,00 - Air 375 ml Rp 1.500,00 - Gas Rp 5.000,00 - Benang Jahit 1 buah Rp. 2.000,00 - Perban gulung kecil 5 x Rp 1.700,00 Rp 8.500,00 - Packing dan sterilisasi 25 x Rp 11.000,00 Total biaya untuk 500 lembar waces Rp 275.000,00 Rp 332.250,00 Jadi biaya per lembar Rp 665,00 Berikut kami tampilkan perbandingan harga waces buatan sendiri dengan produk sejenis lainnya yang dijual di pasaran, seperti terlihat pada tabel 1 di bawah ini. Tabel 1 : Perbandingan harga waces buatan sendiri dengan produk di pasaran NAMA PRODUK HARGA / LEMBAR (RP) WACES BUATAN RSIJCP SELISIH HARGA (RP) 665,00 WACES MERK "x" 11.250,00 10.585,00 WACES MERK "y" 100.600,.00 99.935,00 Dari tabel di atas terlihat bahwa perbedaan harga antara waces yang dibuat sendiri dengan waces yang ada di pasaran sangat signifikan. Sebagai contoh besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien dengan operasi craniotomy menggunakan waces antara 30 50 lembar, artinya pasien mengeluarkan biaya untuk sekali operasi seperti terlihat dalam tabel 2 di bawah ini.

7 Tabel 2 : Perbandingan Biaya Pemakaian Waces Buatan Sendiri dengan Produk di Pasaran WACES BUATAN KEBUTUHAN WACES MERK "x" WACES MERK "Y" RSIJCP WACES (RUPIAH) (RUPIAH) (RUPIAH) 30 Lembar 19.950,00 337.500,00 3.018.000,00 50 Lembar 33.250,00 562.500,00 5.030.000,00 Dari tabel di atas terlihat perbedaan penggunaan yang cukup signifikan antara penggunaan waces buatan sendiri dengan waces yang ada di pasaran. Melihat perbandingan harga dan kebutuhan yang cukup banyak tersebut, waces buatan sendiri dapat meringankan beban biaya pasien, dan juga menguntungkan rumah sakit dengan memanfaatkan barang sisa (velban) menjadi barang yang bermanfaat (waces). Dari hasil percobaan yang dilaksanakan oleh perawat Kamar Bedah dalam membuat kantong waces sendiri, ada beberapa kelebihan dan kekurangan, seperti terlihat pada tabel 3 di bawah ini : Tabel 3 : Kelebihan dan Kekurangan Waces Buatan Sendiri dan Produk di pasaran Nama Kelebihan Kekurangan Produk Waces 1. Ukuran sesuai dengan kebutuhan operasi 1. Apabila tidak ada sinar buatan 2. Mudah didapat dan selalu tersedia matahari pembuatan waces sendiri 3. Jumlahnya dapat disesuaikan dengan secara kebutuhan operasi 4. Memanfaatkan bahan-bahan sisa yang manual agak terhambat 2. Kemasan kurang bagus sudah tidak terpakai 5. Memberikan salah satu solusi RS untuk penyediaan bahan-bahan habis pakai yang susah didapat 6. Harga murah Waces 1. Kemasan lebih bagus 1. Susah didapat produk 2. Pasokan jadi di terhambat pasaran 3. Jumlah sering per packing kadang tidak sesuai dengan

8 kebutuhan operasi 4. Harga mahal BAB IV PENUTUP 4.1. KESIMPULAN 1. Untuk meringankan beban biaya pasien operasi, perawat kamar bedah berinovasi membuat sendiri waces yang merupakan alat kesehatan habis pakai dari bahan (velban) yang sudah tidak terpakai. 2. Waces buatan sendiri memenuhi persyaratan untuk digunakan pada pelayanan bedah dan harganya jauh lebih murah dibandingkan produk jadi di pasaran (penghematan 94,08 % jika dibandingkan dengan waces X dan penghematan sebesar 99,34 % jika dibandingkan dengan waces Y. 4.2. SARAN 1. Kreativitas pegawai rumah sakit harus senantiasa ditingkatkan agar dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi rumah sakit khususnya dan masyarakat pada umumnya. 2. Pihak Manajemen agar tetap memotivasi pegawai khususnya petugas Kamar Bedah agar selalu mempunyai inovasi yang dapat berguna baik untuk kepentingan pasien dan perawat. 3. Bagi Rumah Sakit yang akan membuat waces sendiri harus melakukan uji kultur secara berkala untuk menjamin mutu dan keamanannya serta melakukan penentuan masa expired date sehingga efektivitas penggunaan waces tetap terjaga.

LAMPIRAN 1. Foto Proses Pembuatan Waces iii

iv

v

2. Contoh Waces di Pasaran vi

3. Contoh Hasil Kultur vii