STERITULLE, INOVASI DALAM PERAWATAN LUKA BAKAR PERSI AWARD 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STERITULLE, INOVASI DALAM PERAWATAN LUKA BAKAR PERSI AWARD 2017"

Transkripsi

1

2

3

4 FORMULIR PERSI AWARDS Judul Makalah : Steritulle, Inovasi dalam Perawatan Luka Bakar 2. Kategori : Innovation In Hospital Management And Governance Project 3. Rumah Sakit : RS Islam Jakarta Cempaka Putih 4. Penulis/peneliti : Nopiana, S.Farm., Apt. 5. Alamat : Jl. Cempaka Putih Tengah I/1 Jakarta Jakarta Pusat Telp. (021) , , Laman : rsijpusat@rsi.co.id 6. No Fax : Alamat nopianapulungan@gmail.com 8. Kontak Person( Hp) : Untuk memastikan partisipasi Anda dalam PERSI AWARDS IHMA 2017 silahkan melakukan Pengisian formulir ini paling lambat tanggal 1 September Dikirim ke alamat persi.award@yahoo.com atau didinsyaefudin@yahoo.com

5 SURAT PERNYATAAN Yang bertandatangan dibawah ini : Nama : Nopiana Tempat, tanggal Lahir : Jakarta, 1 November 1991 Jabatan : Kepala Urusan Pelayanan Farmasi II Instansi/ RS : RS Islam Jakarta Cempaka Putih Alamat : Jl. Cempaka Putih Tengah I/1 Jakarta Jakarta Pusat No Tlp/ Fax Kantor : / No Hp/Alamat Alamat Kantor : Jl. Cempaka Putih Tengah I/1 Jakarta Jakarta Pusat Judul Makalah : Steritulle, Inovasi dalam Perawatan Luka Bakar Dengan ini menyatakan bahwa makalah yang dikirim untuk mengikuti lomba PERSI AWARDS 2017, tidak keberatan bila akan dipublikasikan oleh PERSI Pusat dengan tujuan untuk menyebarluaskan pengetahuan dan pengalaman dalam manajemen Rumah Sakit Mengetahui Pjs.Direktur Utama Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Penulis (dr. Umi Sjarqiah, Sp.KFR., MKM) (Nopiana, S.Farm., Apt.) v

6 DAFTAR ISI SURAT PENGANTAR... i FORMULIR PERSI AWARDS iii SURAT PERNYATAAN... iv DAFTAR ISI... v ABSTRAK... vi BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG TUJUAN... 2 BAB II METODOLOGI PENELITIAN DESAIN PENELITIAN PLAN DO STUDY ACTION...3 BAB III HASIL PENELITIAN PRODUKSI TULLE PENENTUAN KADALUARSA PERHITUNGAN HARGA PRODUK STERITULLE PERBANDINGAN HARGA STERITULLE DENGAN HARGA PRODUK DI PASARAN9 3.5 PERHITUNGAN PEMAKAIAN STERITULLE UNTUK PASIEN LUKA BAKAR...10 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN SARAN DAFTAR PUSTAKA...17 Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih v

7 STERITULLE, INOVASI DALAM PERAWATAN LUKA BAKAR ABSTRAK Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih (RSIJCP) menerima pelayanan khusus untuk pasien luka bakar dengan kategori sedang hingga berat dan umumnya dengan Asuransi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dalam era JKN ini, Bagian Farmasi sebagai unit penyedia obat-obatan dan alat kesehatan diharapkan dapat menyediakan perbekalan kesehatan dengan harga yang paling ekonomis, namun tetap bermutu. Penyediaan perbekalan kesehatan oleh bagian Bagian Farmasi dapat berupa pembelian, wakaf/hibah, dan produksi sendiri oleh bagian Farmasi. Hal di atas melatar belakangi kami dari bagian Farmasi untuk dapat memproduksi kasa pembalut steril untuk perawatan pasien luka bakar dengan harga yang relatif lebih murah dan efisien untuk pasien JKN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengambilan data melalui pencarian literatur pembuatan kasa pembalut steril luka bakar (tulle) dan menilai efisiensi biaya kasa pembalut steril luka bakar (tulle) tersebut. Tulle diproduksi dengan menggunakan metode sterilisasi awal menggunakan Autoclave dan pengerjaannya dengan teknik aseptis, tulle tersebut diberi nama Steritulle RSIJCP. Untuk menilai efisiensi Steritulle RSIJCP yang diproduksi, maka biaya produksi Steritulle RSIJCP tersebut dibandingkan dengan harga tulle yang ada di pasaran. Perbandingan harga Steritulle RSIJCP dengan tulle yang ada di pasaran mencapai > 100%. Setelah dilakukan analisa pemakaian periode Januari - Juli 2017, dapat diperoleh efisiensi yang dilakukan oleh RSIJCP dengan adanya Steritulle RSIJCP adalah Rp ,- s./d Rp ,-. Kata kunci : Efisiensi, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Luka Bakar, Produksi, Steritulle, Tulle Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih vi

8 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api secara langsung maupun tidak langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia, air, dll) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat). Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi. Biaya yang dibutuhkan untuk penanganannya pun tinggi. Perawatan luka bakar tergantung pada karakteristik dan ukuran dari luka. Setelah luka dibersihkan dan di-debridement, luka ditutup. Penutupan luka ini memiliki beberapa fungsi: pertama dengan penutupan luka akan melindungi luka dari kerusakan epitel dan meminimalkan timbulnya koloni bakteri atau jamur. Kedua, luka harus benar-benar tertutup untuk mencegah evaporasi pasien tidak hipotermi. Ketiga, penutupan luka diusahakan semaksimal mungkin agar pasien merasa nyaman dan meminimalkan timbulnya rasa sakit. Penutup luka untuk pasien luka bakar dapat menggunakan salep atau krim antimikroba topikal dengan balutan secara steril. Di pasaran terdapat kasa penutup luka bakar yang mengandung antibiotik, diantaranya Daryantulle, Sofratulle dan Framycetin Tulle dengan ukuran 10 x 10 cm, namun penggunaan kasa tersebut tidak dianjurkan untuk luka bakar > 30%. RSIJCP menerima pelayanan khusus untuk pasien luka bakar dengan adanya ruang perawatan khusus luka bakar, dokter spesialis dan perawat khusus pasien luka bakar. Pasien luka bakar yang dirujuk ke RSIJCP memiliki luka bakar dengan kategori berat yaitu luka bakar > 25% anggota badan dan umumnya dengan Asuransi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dalam era JKN ini, bagian Farmasi sebagai unit penyedia obat-obatan dan alat kesehatan diharapkan dapat menyediakan obat-obatan dan alat kesehatan dengan Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih 1

9 harga yang paling ekonomis, namun tetap bermutu. Pengadaan perbekalan kesehatan oleh bagian Farmasi dapat berupa pembelian, wakaf/hibah dan produksi sendiri oleh bagian Farmasi (Permenkes No. 72 tahun 2016). Bagian Farmasi dapat memproduksi sediaan sendiri apabila perbekalan farmasi tidak ada di pasaran, perbekalan farmasi lebih murah jika diproduksi sendiri, perbekalan farmasi dengan formula khusus, perbekalan farmasi dengan kemasan yang lebih kecil/ repacking, perbekalan farmasi untuk penelitian dan perbekalan farmasi yang tidak stabil dalam penyimpanan/harus dibuat baru (Permenkes No. 72 tahun 2016). Hal di atas melatar belakangi kami dari bagian Farmasi untuk dapat memproduksi kasa pembalut steril untuk pasien luka bakar dengan harga yang relatif lebih murah dan efisien, namun fungsi dari penutupan luka bakar dapat tercapai. 1.2 TUJUAN Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah: 1. Memproduksi kasa pembalut steril untuk pasien luka bakar yang lebih efisien 2. Menilai efisiensi biaya kasa pembalut steril yang diproduksi Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih 2

10 BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2.1 DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengambilan data melalui pencarian literatur pembuatan kasa pembalut steril luka bakar (tulle) dan menilai efisiensi biaya kasa pembalut steril luka bakar (tulle) tersebut. 2.2 WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN Penelitian dilakukan pada Januari-Juli 2017 di bagian Farmasi RSIJCP 2.3 PLAN DO STUDY ACTION 1. Plan a. Mencari literatur mengenai proses pembuatan kasa pembalut steril untuk pasien luka bakar. b. Menetapkan metode pembuatan kasa pembalut steril untuk pasien luka bakar. 2. Do Melakukan pembuatan kasa pembalut steril untuk pasien luka bakar sesuai dengan metode yang ditetapkan. 3. Study a. Menetapkan tanggal kedaluwarsa kasa pembalut steril untuk pasien luka bakar dengan uji kultur. b. Melakukan analisa biaya produksi kasa pembalut steril untuk pasien luka bakar. 4. Action a. Membandingkan harga kasa pembalut steril luka bakar produksi RSIJCP dengan harga kasa pembalut steril luka bakar yang ada di pasaran. Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih 3

11 b. Menganalisa efisiensi biaya yang diperoleh RSIJCP dengan digunakannya kasa pembalut steril luka bakar tersebut. Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih 4

12 BAB III HASIL PENELITIAN 3.1 PRODUKSI TULLE Tulle merupakan kasa steril persegi empat yang dibasahi dengan Parafin Peru dan digunakan sebagai dressing luka. Bagian Farmasi RSIJCP memproduksi tulle dan diberi nama Steritulle. Bagian Farmasi melakukan produksi Steritulle dengan metode sterilisasi awal menggunakan Autoclave. Dalam satu kali produksi, Steritulle yang dihasilkan sebanyak 30 buah. 1. Bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi Steritulle adalah: a. Kasa ukuran 20 x 20 cm (60 lembar) b. Vaselin album (1 kg) c. Paraffin Liq 36 Ml 2. Alat-alat yang diperlukan: a. Heater b. Pinset c. Kertas perkamen ukuran 25 x 25 cm (30 lembar) d. Plastik (30 buah) e. Batang Pengaduk f. Mangkuk 3. Cara Produksi: a. Sterilkan kasa dan handshoen dengan mesin steam selama 1 jam b. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan c. Petugas mencuci tangan terlebih dahulu d. Gunakan APD berupa masker, sarung tangan, dan baju dispossible e. Bersihkan box produksi steril dengan men-swab permukaan menggunakan alkohol 70%. f. Swab plastik pengemas Steritulle dengan alkohol 70% g. Swab peralatan yang digunakan dengan alkohol 70% Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih 5

13 h. Cairkan 1 kg Vaselin dengan menggunakan mesin heater hingga mencair sempurna dan campurkan dengan Paraffin Liq sebanyak 36 ml. i. Celupkan kasa steril ke dalam campuran Vaselin dan Paraffin Liq yang telah mencair menggunakan pinset di dalam box produksi steril, kemudian ditiriskan. j. Letakkan kasa yang telah ditiriskan di atas kertas perkamen, dan rapihkan jika ada lipatan kasa. k. Tunggu sekitar 1 menit agar tidak terlalu cair l. Lipat Steritulle menjadi dua bagian m. Masukkan Steritulle ke dalam plastik yang telah diswab dengan alkohol, kemudian sealing plastik tersebut. n. Beri nama barang, tanggal produksi, dan Expiry Date Gambar 3.1 Alat sterilisasi steam autoclave yang digunakan untuk mensterilkan kasa,handschoen, dan kertas perkamen Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih 6

14 Gambar 3.2 Petugas Farmasi melakukan produksi Steritulle dengan teknik aseptis di dalam box steril Gambar 3.3 Petugas Farmasi sedang melakukan sealing kemasan yang berisi Steritulle Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih 7

15 3.2 PENENTUAN KADALUARSA Gambar 2.4 Hasil Produk Steritulle RSIJCP Steritulle yang telah diproduksi untuk pasien luka bakar harus dapat dipastikan tanggal kadaluarsanya untuk menjamin sterilitas barang produksi. Farmasi melakukan pengamatan dengan melakukan uji kultur berkoordinasi dengan bagian laboratorium. Hasil yang diperoleh dari uji kultur Steritulle adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Hasil Uji Kultur Steritulle NO HARI UJI HASIL KETERANGAN 1 Hari Ke-10 Negatif Tidak tumbuh kuman 2 Hari Ke-20 Negatif Tidak tumbuh kuman 3 Hari Ke-30 Negatif Tidak tumbuh kuman 4 Hari Ke-40 Positif Tumbuh Kuman Dari data di atas, dapat ditetapkan bahwa masa kadaluarsa Steritulle produksi RSIJCP adalah 30 hari. Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih 8

16 3.3 PERHITUNGAN HARGA PRODUK STERITULLE Sebelum mengetahui efisiensi yang dilakukan oleh Bagian Farmasi, perlu diketahui total biaya produksi Steritulle dalam 1 kali produksi. Dari perhitungan tersebut, didapatkan harga nett dari Steritulle per lembar, yaitu Rp 8.574,00. Berikut merupakan perhitungan biaya produksi Steritulle: Tabel 3.2 Perhitungan Biaya Produksi Steritulle NAMA BARANG SATUAN JUMLAH / PRODUKSI HARGA / SATUAN HARGA PRODUKSI Kertas Perkamen Lembar 5 1,089 5,445 Kasa Hydrofil 40 x 80 Solamed Rol ,000 36,300 Paraffin Liquid/Liter Liter ,000 3,636 Plastik Kg ,950 2,846 Vaselin Putih/Gram Gram 1, ,000 Biaya Produksi 100,000 Total Biaya (30 Steritulle) 257,227 Harga/Lembar 8, PERBANDINGAN HARGA STERITULLE DENGAN HARGA PRODUK DI PASARAN Steritulle yang diproduksi oleh Bagian Farmasi RSIJCP berukuran 20 x 20 cm, sedangkan produk tulle yang ada di pasaran berukuran 10 x 10 cm. Berikut merupakan perbandingan harga Steritulle dengan harga produk tulle yang ada di pasaran: Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih 9

17 Tabel 3.3 Perbandingan Harga Steritulle dengan Produk Tulle yang Ada di Pasaran PRODUK UKURAN KASA HARGA NETTO/LEMBAR Daryantulle 10 x 10 cm 10,200 Sofratulle 10 x 10 cm 12,700 Framycetintulle 10 x 10 cm 10,200 Lomatul 10 x 10 cm 14,300 Steritulle RSIJCP 20 x 20 cm 8, PERHITUNGAN PEMAKAIAN STERITULLE UNTUK PASIEN LUKA BAKAR Tabel 3.4 Perbandingan Jumlah Pasien Luka Bakar dengan Jumlah Pemakaian Steritulle PERIODE 2017 JUMLAH PASIEN JUMLAH PEMAKAIAN LUKA BAKAR STERITULLE Januari 4 15 Februari 5 43 Maret April 6 52 Mei 5 90 Juni Juli 4 72 Total Dari data tersebut, rata-rata pemakaian Steritulle Periode Januari - Juli 2017 untuk satu pasien luka bakar adalah 13 Lembar Steritulle. Pemakaian Steritulle untuk pasien luka bakar dapat digunakan di Ruang Perawatan Luka Bakar, Kamar Bedah, dan Poliklinik. Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih 10

18 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 EFISIENSI PENGGUNAAN STERITULLE Pada pengamatan kali ini, Farmasi membuat produk Steritulle dengan metode sterilisasi awal menggunakan mesin autoclave. Kasa, kertas perkamen, dan handschoen disterilkan dahulu menggunakan mesin autoclave selama kurang lebih 1 jam. Selanjutnya, produksi Steritulle dilakukan dalam ruangan bersih dilengkapi dengan box steril dan dilakukan dengan teknik aseptis untuk menjaga kesterilan produk tersebut. Dalam satu kali produksi, Steritulle yang dihasilkan sebanyak 30 lembar. Setelah Steritulle diproduksi, dilakukan uji kultur untuk menentukan masa kedaluwarsa. Dari uji kultur didapatkan bahwa Steritulle yang diproduksi oleh RSIJCP memiliki masa ED 30 hari. Oleh karena Masa ED yang tidak terlalu lama, maka perlu pemantuan stok Steritulle di setiap unit dan pendistribusian yang terbatas, hanya di unit Luka Bakar, Kamar Bedah, Poli Bedah, dan Farmasi sebagai buffer stok. Berdasarkan data pemakaian Steritulle dan jumlah pasien luka bakar pada Tabel 2.4, rata-rata pemakain Steritulle adalah 13 lembar per pasien. Jumlah pemakaian Steritulle tidak hanya tergantung kepada jumlah pasien, tetapi juga tergantung kepada besar luka bakar yang ada di tubuh pasien. Pemakaian Steritulle untuk pasien luka bakar selama perawatan dapat digunakan di Ruang Perawatan Luka Bakar, Kamar Bedah, dan Poliklinik. Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih 11

19 Grafik 4.1 Pemakaian Daryantulle di Ruang Luka Bakar Setelah adanya produksi Steritulle oleh RSIJCP, penggunaan Daryantulle di unit luka bakar menurun 85,67%. Data tersebut diperoleh dengan membandingkan pemakaian Daryantulle Periode Januari-Juli 2016 dengan pemakaian Daryantulle periode Januari- Juli Untuk mengetahui efisiensi dari produk Steritulle, maka dilakukan perbandingan harga dengan produk tulle di pasaran. Tabel 4.1 Perbandingan Harga Steritulle dengan Tulle yang ada di Pasaran PRODUK UKURAN KASA HARGA NETTO/LEMB AR (RP) HARGA UNTUK UKURAN YANG SAMA (RP) SELISIH HARGA DENGAN STERITULLE (RP) PERSENTASE SELISIH HARGA (%) Daryantulle 10 x 10 cm 10,200 20,400 11, Sofratulle 10 x 10 cm 12,700 25,400 16, Framycetintulle 10 x 10 cm 10,200 20,400 11, Lomatul 10 x 10 cm 14,300 28,600 19, Steritulle 20 x 20 cm 8,600 8, Grafik 4.2 Perbandingan Harga Tulle Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih 12

20 Dari tabel dan grafik di atas di dapatkan bahwa dengan ukuran yang sama produk Steritulle memiliki harga yang paling rendah dibandingkan produk Tulle yang ada di pasaran dengan selisih harga lebih dari 100%. Selain itu, perlu diketahui efisiensi yang didapat oleh rumah sakit selama penggunaan Steritulle untuk pasien luka bakar. Farmasi mulai memproduksi Steritulle dari bulan Januari Berikut merupakan analisa efisiensi penggunaan Steritulle periode Januari - Juli Tabel 4.2 Analisa Efisiensi Penggunaan Steritulle Periode Januari - Juli 2017 BULAN PEMAKAIAN STERITULLE BIAYA STERITULLE BIAYA DARYANTULLE BIAYA SOFRATUL BIAYA LOMATUL Januari , , , ,000 Februari , ,200 1,092,200 1,229,800 Maret 147 1,264,200 2,998,800 3,733,800 4,204,200 April ,200 1,060,800 1,320,800 1,487,200 Mei ,000 1,836,000 2,286,000 2,574,000 Juni 164 1,410,400 3,345,600 4,165,600 4,690,400 Juli ,200 1,468,800 1,828,800 2,059,200 Jumlah 583 5,013,800 11,893,200 14,808,200 16,673,800 EFISIENSI RS 6,879,400 9,794,400 11,660,000 Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih 13

21 Grafik 4.3 Efisiensi RS Menggunakan Steritulle dibandingkan dengan Tulle di Pasaran Berdasarkan data di atas, periode Januari - Juli 2017 jumlah produksi Steritulle sebanyak 583 lembar dengan total biaya sebesar Rp ,00. Bila dibandingkan dengan harga Daryantulle, Sofratulle, dan Lomatulle, RSIJCP dapat menghemat sebesar Rp ,00 s./d Rp , DAMPAK Secara keseluruhan dapat dikaji bahwa dengan adanya pemakaian Steritulle pada pasien luka bakar memberikan dampak : Q = C = Quality ; Pemakaian Steritulle untuk perawatan pasien luka bakar dapat memberikan rasa nyaman untuk pasien dan meminimalkan timbulnya rasa sakit. Cost ; Pemakaian Steritulle untuk perawatan pasien luka bakar berdampak positif karena dapat dapat memberikan efisiensi untuk rumah sakit sebesar Rp ,- s/d Rp ,- selama periode Januari - Juli Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih 14

22 D = S = M = Delivery ; Pemakaian Steritulle untuk perawatan pasien luka bakar dapat meningkatkan efektivitas proses terapi karena fungsi dari penutupan luka akan melindungi luka dari kerusakan epitel dan meminimalkan timbulnya koloni bakteri atau jamur. Safety ; Pemakaian Steritulle untuk perawatan pasien luka bakar dapat menjamin kepastian profesionalisme farmasi untuk menyediakan perbekalan kesehatan. Morality ; Pemakaian Steritulle untuk perawatan pasien luka bakar secara moral menimbulkan tanggung jawab profesionalisme farmasi untuk menyediakan kebutuhan perbekalan kesehatan yang bermutu, namun tetap mempertimbangkan efisiensi biaya. Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih 15

23 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.KESIMPULAN Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Didapatkan produk Steritulle dengan metode sterilisasi awal menggunakan autoclave. 1. Steritulle dengan metode sterilisasi awal dengan autoclave dapat memberikan efisiensi untuk rumah sakit sebesar Rp ,- s/d Rp ,- selama periode Januari - Juli SARAN Perlu adanya pemantauan uji kenyamanan dan efektivitas penggunaan Steritulle untuk pasien luka bakar. Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih 16

24 DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan Republik Indonesia Pedoman Bagian Pusat Sterilisasi (Central Sterile Supply Departmen/CSSD). Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Dzulfikar Perawatan Luka Bakar di Ruang Intensif Anak: Majalah Kedokteran Volume 2 No. 2 April Kian, Chia H., dll MIMS Drug Reference Concise Prescribing Information Indonesia. Jakarta: PT Medidata Indonesia. Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih 17

PERSI AWARD 2012 BANTALAN KECIL YANG LUAR BIASA TECHNICAL SERVICE IMPROVEMENT PROJECT RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH

PERSI AWARD 2012 BANTALAN KECIL YANG LUAR BIASA TECHNICAL SERVICE IMPROVEMENT PROJECT RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH PERSI AWARD 2012 BANTALAN KECIL YANG LUAR BIASA TECHNICAL SERVICE IMPROVEMENT PROJECT RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH i ABSTRAK Rumah Sakit sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan yang memberikan

Lebih terperinci

PANDUAN PENYELENGARAAN PERSI AWARDS IHMA

PANDUAN PENYELENGARAAN PERSI AWARDS IHMA 1. LATAR BELAKANG PANDUAN PENYELENGARAAN PERSI AWARDS IHMA Perubahan lingkungan dalam dunia perumahsakitan dari waktu ke waktu semakin berkembang dengan pesat khususnya lingkungan eksternal (Kemajuan teknologi,

Lebih terperinci

KETENTUAN PERSI AWARDS IHMA 2018 ==========================================

KETENTUAN PERSI AWARDS IHMA 2018 ========================================== KETENTUAN PERSI AWARDS IHMA 2018 ========================================== 1. LATAR BELAKANG Perubahan lingkungan dalam dunia perumahsakitan dari waktu ke waktu semakin berkembang dengan pesat khususnya

Lebih terperinci

KETENTUAN PERSI AWARDS IHMA 2016

KETENTUAN PERSI AWARDS IHMA 2016 KETENTUAN PERSI AWARDS IHMA 2016 1. Latar Belakang Perubahan lingkungan dalam dunia perumahsakitan dari waktu ke waktu semakin berkembang dengan pesat khususnya lingkungan eksternal (Kemajuan teknologi,

Lebih terperinci

KANTONG KECIL MANFAAT BESAR

KANTONG KECIL MANFAAT BESAR PERSI AWARD 2012 KANTONG KECIL MANFAAT BESAR TECHNICAL SERVICE IMPROVEMENT PROJECT RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH Kantong KECIL Manfaat BESAR i ABSTRAK Laparoskopi merupakan salah satu unggulan

Lebih terperinci

KETENTUAN PERSI AWARDS IHMA 2013

KETENTUAN PERSI AWARDS IHMA 2013 1. LATAR BELAKANG KETENTUAN PERSI AWARDS IHMA 2013 Perubahan lingkungan dalam dunia perumahsakitan dari waktu ke waktu semakin berkembang dengan pesat khususnya lingkungan eksternal (Kemajuan teknologi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan rancangan penelitian pre-test dan post-test. B. Populasi dan Sampel 1. Subjek Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur, BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur, tempat pencegahan dan penyembuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat dinamis dan merupakan masalah kesehatan yang sedang dihadapi terutama

BAB I PENDAHULUAN. bersifat dinamis dan merupakan masalah kesehatan yang sedang dihadapi terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen yang bersifat dinamis dan merupakan masalah kesehatan yang sedang dihadapi terutama oleh negara-negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

PROSEDUR STANDAR Tanggal Terbit : / /200

PROSEDUR STANDAR Tanggal Terbit : / /200 PENGERTIAN : 1. Dekontaminasi adalah langkah awal untuk memproses benda mati agar lebih aman ditangani petugas sebelum dicuci. 2. Pembersihan adalah proses menghilangkan secara fisik seluruh kotoran, darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi cedera luka bakar di Indonesia sebesar 2,2% dimana prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi cedera luka bakar di Indonesia sebesar 2,2% dimana prevalensi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para dokter. Prevalensi cedera luka bakar di Indonesia sebesar 2,2% dimana prevalensi luka bakar tertinggi terdapat

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721) PANDUAN CUCI TANGAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) 787799, Fax (0721) 787799 Email : rsia_pbh2@yahoo.co.id BAB I DEFINISI Kebersihan

Lebih terperinci

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari sellulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal dari pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media

Lebih terperinci

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum. NATA DE SOYA 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari selulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media cair

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Defenisi Rumah Sakit BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci

SOP PERAWATAN LUKA GANGREN

SOP PERAWATAN LUKA GANGREN SOP PERAWATAN LUKA GANGREN A. Alat dan Bahan Steril 1. Bak Instrument 1 buah 2. Pinset Anatomi 1 buah 3. Pinset Chirurgis 1 buah 4. Gunting 1 buah 5. Handschoon 1 pasang 6. Kasa, deppers 7. Korentang dalam

Lebih terperinci

TUJUAN? Mengidentifikasi kekuatan & area yang menjadi perhatian dalam program pencegahan dan pengendalian infeksi Menentukan tindakan yang diperlukan

TUJUAN? Mengidentifikasi kekuatan & area yang menjadi perhatian dalam program pencegahan dan pengendalian infeksi Menentukan tindakan yang diperlukan Metode Tracer TUJUAN? Mengidentifikasi kekuatan & area yang menjadi perhatian dalam program pencegahan dan pengendalian infeksi Menentukan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi setiap resiko yang teridentifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 983/MenKes/SK/XI/1992, rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi

Lebih terperinci

PRODUKSI FARMASI di RUMAH SAKIT

PRODUKSI FARMASI di RUMAH SAKIT PRODUKSI FARMASI di RUMAH SAKIT Kuliah : FARMASI RUMAH SAKIT Heru Sasongko, M.Sc,.,Apt. Pustaka : IFRS RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA PRODUKSI FARMASI : Merupakan kegiatan membuat, merubah bentuk dan me-ngemas

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Tujuan 1. Menyelamatkan jiwa korban 2. Meringankan penderitaan korban serta mencegah bahaya lanjut akibat kecelakaan 3. Mempertahankan daya tahan korban sampai pertolongan

Lebih terperinci

TAHUN UPT PUSKESMAS PABUARAN Jl P.SUTAJAYA NO 129 LAPORAN TAHUNAN PENGELOLAAN OBAT

TAHUN UPT PUSKESMAS PABUARAN Jl P.SUTAJAYA NO 129 LAPORAN TAHUNAN PENGELOLAAN OBAT LAPORAN TAHUNAN PENGELOLAAN OBAT TAHUN 2016 UPT PUSKESMAS PABUARAN Jl P.SUTAJAYA NO 129 LAPORAN TAHUNAN PENGELOLAAN OBAT TAHUN 2016 UPT PUSKESMAS PABUARAN I. Pendahuluan Puskesmas merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU HYGIENE PERAWAT DAN FASILITAS SANITASI DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERDAGANGAN KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 1. DATA UMUM A.

Lebih terperinci

INTERNAL SERVICE PROJECT

INTERNAL SERVICE PROJECT PERSI AWARD 2012 DOKTER TEPAT WAKTU PASIEN SENANG INTERNAL SERVICE PROJECT RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH DOKTER DATANG TEPAT WAKTU PASIEN SENANG i ABSTRAK Salah satu faktor yang cukup mempengaruhi

Lebih terperinci

MEWUJUDKAN PELAKSANAAN DISPENSING OBAT KANKER DENGAN BIAYA TERBATAS. Erlina Instalasi Farmasi RSUD Dr.Pirngadi Medan

MEWUJUDKAN PELAKSANAAN DISPENSING OBAT KANKER DENGAN BIAYA TERBATAS. Erlina Instalasi Farmasi RSUD Dr.Pirngadi Medan MEWUJUDKAN PELAKSANAAN DISPENSING OBAT KANKER DENGAN BIAYA TERBATAS Erlina Instalasi Farmasi RSUD Dr.Pirngadi Medan Dispensing Obat Kanker Termasuk salah satu kegiatan Farmasi Klinis, tugas dan tanggung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. MetodePenelitian Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimen kuantitatif, metode ini dipilih karena digunakan untuk menguji sebab-akibat serta mempunyai keunggulan

Lebih terperinci

PT. BINA KARYA KUSUMA

PT. BINA KARYA KUSUMA PT. BINA KARYA KUSUMA www.bkk.id Informasi Teknis NEUTRALIZER 25 05 Januari 2015 1. Pengantar NEUTRALIZER 25 adalah produk yang berbentuk bubuk (powder), produk ini secara khusus diformulasikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Lebih terperinci

CABE GILING DALAM KEMASAN

CABE GILING DALAM KEMASAN CABE GILING DALAM KEMASAN 1. PENDAHULUAN Cabe giling adalah hasil penggilingan cabe segar, dengan atau tanpa bahan pengawet. Umumnya cabe giling diberi garam sampai konsentrasi 20 %, bahkan ada mencapai

Lebih terperinci

PROSEDUR TETAP PERSIAPAN KERJA IN VITRO DI LABORATORIUM

PROSEDUR TETAP PERSIAPAN KERJA IN VITRO DI LABORATORIUM Hal. 1 dari 6 Dokumen nomor : -03-001-01 Tanggal : Mengganti nomor : -02-001-00 Tanggal : 26 Februari 2009 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJU OLEH Jabatan Staf Staf Supervisor Pimpinan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Luka bakar merupakan penyebab kematian ke-2 di dunia yang bukan

I. PENDAHULUAN. Luka bakar merupakan penyebab kematian ke-2 di dunia yang bukan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar merupakan penyebab kematian ke-2 di dunia yang bukan disebabkan oleh kecelakan pada kendaraan. Kematian tertinggi akibat luka bakar di dunia terdapat di Finldania

Lebih terperinci

KETENTUAN PERSI AWARDS IHMA 2011

KETENTUAN PERSI AWARDS IHMA 2011 KETENTUAN PERSI AWARDS IHMA 2011 1. Latar Belakang Perubahan lingkungan dalam dunia perumahsakitan dari waktu ke waktu semakin berkembang dengan pesat khususnya lingkungan eksternal (Kemajuan teknologi,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium UPT BBI (Balai Benih Induk) Jl.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium UPT BBI (Balai Benih Induk) Jl. III. BAHA DA METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium UPT BBI (Balai Benih Induk) Jl. Jendral Besar Dr. Abdul Haris asution Gedung Johor Medan Sumatera Utara, selama

Lebih terperinci

Sterilisasi menggunakan Sterilisator Ozon & IM

Sterilisasi menggunakan Sterilisator Ozon & IM Sterilisasi menggunakan Sterilisator Ozon & IM STERILISASI MENGGUNAKAN STERILISATOR OZON & IM ( INFRA MERAH ) Sterilisasi adalah suatu pengelolaan alat atau bahan yang bertujuan untuk menghancurkan semua

Lebih terperinci

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal. 6 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi 1.1.1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ubi jalar varietas cilembu, ubi jalar varietas sukuh,

Lebih terperinci

SELAI PEPAYA. Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue.

SELAI PEPAYA. Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue. SELAI PEPAYA 1. PENDAHULUAN Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue. Konsistensi gel atau semi gel pada selai

Lebih terperinci

Schematic Diagram. Keterangan : : lampu indikator power : lampu indikator filamen : Relay

Schematic Diagram. Keterangan : : lampu indikator power : lampu indikator filamen : Relay STERILISASI Sterilisasi adalah suatu proses untuk membebaskan / membunuh kuman kuman atau bakteri yang terdapat pada benda / alat. Untuk proses tersebut digunakan suatu alat yang dinamakan sterilisation.

Lebih terperinci

PENANGANAN SAMPEL KLB KERACUNAN PANGAN

PENANGANAN SAMPEL KLB KERACUNAN PANGAN PENANGANAN SAMPEL KLB KERACUNAN PANGAN BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Winiati P. Rahayu, Roy A. Sparringa dan C.C. Nurwitri

Lebih terperinci

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimen kuantitatif dengan variabel hendak diteliti (variabel terikat) kehadirannya sengaja ditimbulkan

Lebih terperinci

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

in. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan

in. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan in. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan Balai Penelitian Sei Putih Medan Sumatra Utara. Penelitian ini dilaksanakan selama 4

Lebih terperinci

KETENTUAN PERSI AWARDS IHMA 2014

KETENTUAN PERSI AWARDS IHMA 2014 KETENTUAN PERSI AWARDS IHMA 2014 1. Latar Belakang Perubahan lingkungan dalam dunia perumahsakitan dari waktu ke waktu semakin berkembang dengan pesat khususnya lingkungan eksternal (Kemajuan teknologi,

Lebih terperinci

BAB I KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

BAB I KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB I KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni secara in vitro. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Lebih terperinci

II. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,

II. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana, II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Metode Pengumpulan Data 2.1.1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN No. TENTANG DESINFEKSI STERILISASI DIREKTUR RS. AIRLANGGA JOMBANG

SURAT KEPUTUSAN No. TENTANG DESINFEKSI STERILISASI DIREKTUR RS. AIRLANGGA JOMBANG SURAT KEPUTUSAN No. TENTANG DESINFEKSI STERILISASI DIREKTUR RS. AIRLANGGA JOMBANG MENIMBANG : a. Bahwa rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

FORMULASI DAN ANALISIS KUALITAS SEDIAAN SALEP MATA DENGAN BAHAN AKTIF CIPROFLOXACIN. Atikah Afiifah, Dapid Caniago, Rahmah Restiya

FORMULASI DAN ANALISIS KUALITAS SEDIAAN SALEP MATA DENGAN BAHAN AKTIF CIPROFLOXACIN. Atikah Afiifah, Dapid Caniago, Rahmah Restiya FORMULASI DAN ANALISIS KUALITAS SEDIAAN SALEP MATA DENGAN BAHAN AKTIF CIPROFLOXACIN Atikah Afiifah, Dapid Caniago, Rahmah Restiya Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT

PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT SOP No. Dokumen No. Revisi : Tanggal Terbit : 51.VIII/SOP/PNG/V/2016 : 3 Mei 2016 Halaman : 1/ 6 UPT PUSKESMAS PANUNGGANGAN 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar belakang Definisi Pengelolaan Linen...5

DAFTAR ISI. 1.1 Latar belakang Definisi Pengelolaan Linen...5 DAFTAR ISI 1.1 Latar belakang...1 1.2 Definisi...4 1.3 Pengelolaan Linen...5 i PEMROSESAN PERALATAN PASIEN DAN PENATALAKSANAAN LINEN Deskripsi : Konsep penting yang akan dipelajari dalam bab ini meliputi

Lebih terperinci

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut :

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut : Penyimpanan Obat Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan dari fisik yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci

LAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II SEDIAAN INJEKSI AMINOPHYLLIN 2,4%

LAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II SEDIAAN INJEKSI AMINOPHYLLIN 2,4% LAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II SEDIAAN INJEKSI AMINOPHYLLIN 2,4% Di susun oleh: Nama : Linus Seta Adi Nugraha No. Mahasiswa : 09.0064 Tgl. Pratikum : 28 Oktober-4 November 2010 LABORATORIUM TEKNOLOGI

Lebih terperinci

DAYA ANTIMIKROBA DAN PERBANDINGAN ACCEPTABILITY SERTA TOLERABILITY CAIRAN PENCUCI TANGAN FORMULA WHO DENGAN CAIRAN

DAYA ANTIMIKROBA DAN PERBANDINGAN ACCEPTABILITY SERTA TOLERABILITY CAIRAN PENCUCI TANGAN FORMULA WHO DENGAN CAIRAN DAYA ANTIMIKROBA DAN PERBANDINGAN ACCEPTABILITY SERTA TOLERABILITY CAIRAN PENCUCI TANGAN FORMULA WHO DENGAN CAIRAN PENCUCI TANGAN KOMERSIAL Dewi Anggraini Abstrak Mencuci tangan merupakan tindakan paling

Lebih terperinci

PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN UNTUK PARAMETER MIKROBIOLOGI, PENGIRIMAN, PEMERIKSAAN DAN INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN SAKRIANI

PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN UNTUK PARAMETER MIKROBIOLOGI, PENGIRIMAN, PEMERIKSAAN DAN INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN SAKRIANI PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN UNTUK PARAMETER MIKROBIOLOGI, PENGIRIMAN, PEMERIKSAAN DAN INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN SAKRIANI Penularan Penyakit Melalui Makanan Sumber Kontaminasi:penjamah makanan Bakteri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 10 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian dimulai pada bulan Maret

Lebih terperinci

VULNUS LACERATUM. 1. Pengertian

VULNUS LACERATUM. 1. Pengertian VULNUS LACERATUM No Dokumen : SOP No.Revisi : 0 TanggalTerbit : Halaman :1 dari 4 1. Pengertian Vulnus atau lukaadalah hilang atau rusaknya sebagian kontinuitas jaringan yang dapat disebabkan oleh trauma

Lebih terperinci

tekanan tinggi. Akibatnya, dibutuhkan temperatur yang lebih tinggi C atau

tekanan tinggi. Akibatnya, dibutuhkan temperatur yang lebih tinggi C atau STERILISASI ALAT 1. Definisi Sterilisasi adalah proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan. Suatu benda steril dipandang dari sudut mikrobiologi, artinya bebas dari semua bentuk kehidupan (Mulyanti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 pasal 1, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi

I. PENDAHULUAN. yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi 1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Luka merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para dokter, jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi dibanding dengan cedera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau benda-benda panas lainnya ke tubuh (Smeltzer & Bare, 2002). Luka bakar

BAB I PENDAHULUAN. atau benda-benda panas lainnya ke tubuh (Smeltzer & Bare, 2002). Luka bakar BAB I PENDAHULUAN 3.1 Latar Belakang Luka bakar didefinisikan sebagai suatu trauma pada jaringan kulit atau mukosa yang disebabkan oleh pengalihan termis baik yang berasal dari api, listrik, atau benda-benda

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi rumah sakit, komponen penting dari mutu layanan kesehatan, prinsip dasar dari pelayanan pasien

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat eksperimen karena pada penelitian menggunakan kontrol yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat eksperimen karena pada penelitian menggunakan kontrol yaitu 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam penelitian yang bersifat eksperimen karena pada penelitian menggunakan kontrol yaitu pada medium Murashige-Skoog

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan 13 I. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Bioteknologi Fakultas Pertanian Univeristas Sebelas Maret Surakarta mulai bulan

Lebih terperinci

PERAN BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN (BMPK) DALAM PENJAMINAN MUTU TENAGA DAN FASILITAS KESEHATAN DI DIY. Yogyakarta,25-26 februari 2013

PERAN BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN (BMPK) DALAM PENJAMINAN MUTU TENAGA DAN FASILITAS KESEHATAN DI DIY. Yogyakarta,25-26 februari 2013 PERAN BADAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN (BMPK) DALAM PENJAMINAN MUTU TENAGA DAN FASILITAS KESEHATAN DI DIY Yogyakarta,25-26 februari 2013 Memberikan rekomendasi sebagai syarat perijinan bagi tenaga kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan RAL (Rancangan acak lengkap) dengan 1 media pembanding

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan RAL (Rancangan acak lengkap) dengan 1 media pembanding BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Penelitian ini menggunakan RAL (Rancangan acak lengkap) dengan 1 media pembanding Vancient went,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. 13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2015 sampai bulan Februari 2016 yang bertempat di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Bioteknologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi 32 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Determinasi Tanaman Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi UGM didapat bahwa sampel yang digunakan adalah benar daun sirsak (Annona muricata

Lebih terperinci

1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak

1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak Contoh si Sediaan Salep 1. sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak Vaselin Putih 82,75% Ekstrak Hidroglikolik Centellae Herba 15 % Montanox 80 2 % Mentol 0,05 % Nipagin 0,15

Lebih terperinci

PENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS

PENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS PENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS I. PENDAHULUAN A. L a t a r b e l a k a n g Arsip kertas yang berbahan dasar selulosa tidak luput dari serangan mikrobiologi yang dapat merusak arsip

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 3 ulangan. Faktor pertama, konsentrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1. Defenisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental laboratoris post test with control group design. 1. Populasi : Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental laboratoris post test with control group design. 1. Populasi : Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2013. 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris post test with control group design. B. Populasi dan Sampel Penelitian

Lebih terperinci

Sterilisasi Alat dan Bahan untuk Pengujian Kesehatan Benih

Sterilisasi Alat dan Bahan untuk Pengujian Kesehatan Benih Sterilisasi Alat dan Bahan untuk Pengujian Kesehatan Benih Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora. Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora

Lebih terperinci

UPT. PUSKESMAS KLUNGKUNG I

UPT. PUSKESMAS KLUNGKUNG I PERENCANAAN KEBUTUHAN Proses kegiatan seleksi obat dan bahan medis habis pakai untuk menentukan jenis dan jumlah obat dan bahan medis habis pakai dalam rangka pemenuhan kebutuhan obat dan bahan medis habis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti variabel bebas yaitu konsentrasi kunyit dan lama penyimpanan nasi kuning, juga variabel terikat yaitu daya

Lebih terperinci

TERM OF REFERENCE (TOR) BIMBINGAN TEKNIS COST CONTAINMENT RUMAH SAKIT

TERM OF REFERENCE (TOR) BIMBINGAN TEKNIS COST CONTAINMENT RUMAH SAKIT Kantor : Jl. Taman Sri Rejeki Timur III N0. 9 Semarang, Jawa Tengah 5049 Telp. / Fax : (04) 7645 Email : infobrainmanagement@gmail.com Web : www.brainmanagement.org TDP :.0..46.077 TERM OF REFERENCE (TOR)

Lebih terperinci

satu sarana kesehatan yang memiliki peran penting di masyarakat adalah apotek. Menurut Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 2014, tenaga kesehatan

satu sarana kesehatan yang memiliki peran penting di masyarakat adalah apotek. Menurut Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 2014, tenaga kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu Hak Asasi Manusia (HAM) dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia adalah kesehatan. Berdasarkan

Lebih terperinci

Perawat instrument (Scrub Nurse) dan perawat sirkuler di kamar operasi.

Perawat instrument (Scrub Nurse) dan perawat sirkuler di kamar operasi. Perawat instrument (Scrub Nurse) dan perawat sirkuler di kamar operasi Ditulis pada Senin, 15 Februari 2016 03:14 WIB oleh fatima dalam katergori Kamar Bedah tag Kamar Bedah, Oka, Perawat Instrument, Perawat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ventilator associated pneumonia (VAP) didefinisikan sebagai pneumonia yang terjadi pada pasien yang dilakukan ventilasi mekanik setelah pemasangan pipa endotrakea selama

Lebih terperinci

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM Hal. 1 dari 5 nomor : -03-002-01 Tanggal : Mengganti nomor : -02-002-00 Tanggal : 26 Februari 2009 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJU OLEH Jabatan Staf Staf Supervisor Pimpinan Paraf

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN LEMBAR OBSERVASI No Responden = Tanggal Pengkajian = Jenis kelamin = Form Anamnesa = 1. Usia = 2. Riwayat penyakit diabetes mellitus = 3. Riwayat penyakit lainnya = 4. Riwayat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 pasal 1, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan

Lebih terperinci

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PENGGUNAAN APD DI RUMAH SAKIT SYAFIRA

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PENGGUNAAN APD DI RUMAH SAKIT SYAFIRA LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PENGGUNAAN APD DI RUMAH SAKIT SYAFIRA DISUSUN OLEH TIM PPI RS SYAFIRA Jl. JenderalSudirman No. 134 Pekanbaru Telp. (0761) 3061000 Fax : (0761) 41887 Email :cso@rssyafira.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dialami oleh siapa saja dan dapat terjadi dimana saja baik dirumah, tempat

I. PENDAHULUAN. dialami oleh siapa saja dan dapat terjadi dimana saja baik dirumah, tempat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter, biaya yang dibutuhkan juga cukup mahal untuk penanganannya. Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja

Lebih terperinci

LAPORAN LAPORAN DAFTAR ISI INDIKATOR MUTU PMKP TRIWULAN 1 TAHUN 2017

LAPORAN LAPORAN DAFTAR ISI INDIKATOR MUTU PMKP TRIWULAN 1 TAHUN 2017 LAPORAN LAPORAN DAFTAR ISI INDIKATOR MUTU PMKP TRIWULAN 1 TAHUN 2017 1. Pendahuluan X 2. Latar belakang X 3. Tujuan umum dan tujuan khusus X 4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan X 5. Cara melaksanakan

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian 1 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dimulai dari bulan Juni 2014 sampai dengan September

Lebih terperinci

PT. BINA KARYA KUSUMA

PT. BINA KARYA KUSUMA PT. BINA KARYA KUSUMA www.bkk.id Informasi Teknis RUST PREVENTIVE OIL 05 Januari 2015 1. Pengantar RUST PREVENTIVE OIL adalah bahan kimia yang diformulasikan khusus sebagai anti karat yang bersifat mudah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014

Lebih terperinci

Pengertian. Tujuan. Ditetapkan Direktur Operasional STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL. Tanggal Terbit 15 Februari 2011

Pengertian. Tujuan. Ditetapkan Direktur Operasional STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL. Tanggal Terbit 15 Februari 2011 LAMPIRAN RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT 2 Jl. Wates Km 5.5 Gamping, Sleman-55294 Telp 0274 6499706 Fax. 6499727 No Dokumen : Kep. 032/II/2011 MEMASANG INFUS No Revisi : 0 Halaman : 37 / 106 STANDAR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di

I. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di rumah sakit 3 x 24 jam. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit dan menunjukkan tanda infeksi

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR FARMASI UPTD PUSKESMAS LADJA

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR FARMASI UPTD PUSKESMAS LADJA STANDART OPERASIONAL PROSEDUR FARMASI UPTD PUSKESMAS LADJA PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN OBAT. Penyediaan dan Penggunaan obat adalah: kegiatan yang dilakukan petugas farmasi Ladja untuk Menganfrak obat ke

Lebih terperinci

TERM OF REFERENCE (TOR) BIMBINGAN TEKNIS COST CONTAINMENT RUMAH SAKIT

TERM OF REFERENCE (TOR) BIMBINGAN TEKNIS COST CONTAINMENT RUMAH SAKIT Kantor : Jl. Taman Sri Rejeki Timur III N0. 39 Semarang, Jawa Tengah 5049 Telp. / Fax : (04) 7645 Email : info@brainmanagement.org Web : www.brainmanagement.org NPWP : 08.799.467.9-503.000 TERM OF REFERENCE

Lebih terperinci