Memahami Politik Luar Negeri Indonesia Era Susilo Bambang Yudhoyono secara Komprehensif: Resensi Buku

dokumen-dokumen yang mirip
Sejak Edisi Pertama diterbitkan pada tahun 2008 sudah banyak perubahan yang terjadi baik

BAB V KESIMPULAN. Diplomasi Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang

Politik Luar Negeri Indonesia dan Isu Terorisme Internasional

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Sambutan Presiden RI pd Prasetya dan Pelantikan Perwira TNI dan Polri, 2 Juli 2013, di Surabaya Selasa, 02 Juli 2013

I. PENDAHULUAN. diperlukan sikap keyakinan dan kepercayaan agar kesulitan yang kita alami. bisa membantu semua aspek dalam kehidupan kita.

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. II, di era 1950-an ialah Perdana Menteri Yoshida Shigeru. Ia dikenal karena

Peningkatan Kerjasama Indonesia India

BAB IV KESIMPULAN. Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama. India merupakan negara non-komunis pertama yang mengakui

OEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA

BAB V PENUTUP. dalam perkembangan dinamika konglik dikawasan ini. lokakarya yang telah lama. ketegangan yang dewasa ini terus meningkat.

melakukan Revolusi Kuba dan berhasil menjatuhkan rezim diktator Fulgencio merubah orientasi Politik Luar Negeri Kuba lebih terfokus pada isu-isu high

Indonesia dalam Lingkungan Strategis yang Berubah, oleh Bantarto Bandoro Hak Cipta 2014 pada penulis

Politik Global dalam Teori dan Praktik

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

untuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. bebasnya telah menjadi dasar munculnya konsep good governance. Relasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah

1.1 Latar Belakang. BAB I : Pendahuluan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyikapi RUU. tentang Keistimewaan Yogyakarta. Kurang lebih

BAB I PENDAHULUAN. New York, 2007, p I. d Hooghe, The Expansion of China s Public Diplomacy System, dalam Wang, J. (ed.

proses sosial itulah terbangun struktur sosial yang mempengaruhi bagaimana China merumuskan politik luar negeri terhadap Zimbabwe.

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi

Comparative Perspective: Pancasila dalam Konstruksi Demokrasitisasi Politik Indonesia 1

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

menjadi katalisator berbagai agenda ekonomi Cina dengan negara kawasan Indocina yang semuanya masuk dalam agenda kerja sama Cina-ASEAN.

BAB I PENDAHULUAN. melaluinya masyarakat dapat menyalurkan, menitipkan mandat dan harapan.

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. hanya diperoleh dari guru yang profesional dan sekolah berkualitas.

yang dihadapi pasukan mereka. Tingginya jumlah korban jiwa baik dari pihak sipil maupun pasukan NATO serta besarnya dana yang harus dialirkan menjadi

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

Resensi Buku: Melawan Gurita Neoliberalisme. Oleh: Sugiyarto Pramono

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. demi stabilitas keamanan dan ketertiban, sehingga tidak ada lagi larangan. tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang mencakup:

Ketimpangan Utara-Selatan Dalam Globalisasi Wasisto Raharjo Jati

MUHAMMAD NAFIS PENGANTAR ILMU TEKNOLOGI MARITIM

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Pidato Penutupan Menlu RI Dr. R.M. Marty Natalegawa Pada Forum Pertemuan Badan Penyelenggara Pemilihan Umum ASEAN

Dalam dua dekade terakhir, tren jumlah negara yang melakukan eksekusi hukuman mati menurun

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGATASI GERAKAN RADIKALISME. Oleh: Didik Siswanto, M.Pd 1

Menakar Arah Kebijakan Pemerintah RI Dalam Melindungi Hak Asasi WNI di Luar Negeri

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan berapapun bantuan yang diberikan kepada negara-negara berkembang, pasti habis

AMBIGUITAS POLITIK LUAR NEGERI BEBAS AKTIF: TERBELENGGU ATAU MERDEKA?

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. Alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

HUBUNGAN INDONESIA -- TIONGKOK BERKEMBANG PESAT...

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk waktu yang lama. Hubungan ini kita bisa lihat pada tahun Pada tahun

DIPLOMASI RUSIA DALAM MENGGAGALKAN RENCANA PENGIRIMAN PASUKAN PERDAMAIAN DK PBB KE SURIAH

MATERI 7 GLOBALISASI DAN JATI DIRI BANGSA

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN: SEBUAH KAJIAN ATAS DAMPAK PENERAPAN EKOLABEL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Riqoh Fariqoh, 2013

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007) ekonomi gelombang ke-4 adalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. langsung dalam pemelihan presiden dan kepala daerah, partisipasi. regulasi dalam menjamin terselenggaranya pemerintahan

PERANAN KPU DAERAH DALAM MENCIPTAKAN PEMILU YANG DEMOKRATIS

Pada periode keempat ini Joint Parliamentary Commission berubah menjadi Mercosur Parliament yang secara resmi meminta delegasi dari tiap parlemen di n

BAB V KESIMPULAN. Jepang merupakan salah satu negara maju dimana Official Development

Tindakan Amerika di negeri-negeri Muslim itu berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REMORMASI

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan mantan Presiden Soekarno, H. M. Soeharto, B. J. Habibie,

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Profil Lulusan, Capaian Belajar, dan Bahan Kajian

Good Governance: Mengelola Pemerintahan dengan Baik

Jokowi, SBY, dan Infrastruktur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian

BAB V PENUTUP Pertama

BAB IV PENUTUP. UU Migas adalah UU yang lahir disebabkan, karena desakan internasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam kompensasi tidak langsung adalah berbagai macam bentuk tunjangan

BAB I PENDAHULUAN. Inspirasi yang mendasari dilakukannya penelitian ini adalah adanya

BAB II PERKEMBANGAN BRIC. signifikan pasca krisis ekonomi besar yang melanda beberapa Negara-negara besar.

BAB V KESIMPULAN. baru dengan adanya terobosan Kebijakan Pembangunan Pangkalan Militer

REGULASI PENYIARAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok

Transkripsi:

Indonesian Perspective, Vol. 2, No. 1 (Januari-Juni 2017): 77-81 Memahami Politik Luar Negeri Indonesia Era Susilo Bambang Yudhoyono secara Komprehensif: Resensi Buku Tonny Dian Effendi Universitas Muhammadiyah Malang Judul buku : Indonesia dalam Pusaran Global: Politik Luar Negeri Susilo Bambang Yudhoyono Penulis : Mohamad Rosyidin & Muhammad Tri Andika Penerbit : Pustaka Ilmu Tahun terbit : 2017 ISBN : 602-6835-39-3 Jumlah halaman : 244 + xiv Harga : Rp. 75.000 Memahami perilaku sebuah negara dalam interaksinya di dunia internasional dapat dilihat melalui politik luar negeri yang dijalan. Meskipun begitu, menjelaskan politik luar negeri sebuah negara tidaklah mudah karena menyangkut beberapa faktor, baik situasi domestik dan internasional, kepemimpinan, kondisi khusus dan juga masa atau waktu. Sebagai jalan keluar, maka para peneliti biasanya melakukan aktivitas memotret bagian dari politik luar negeri sebuah negara berdasarkan kasus tertentu, situasi tertentu, waktu tertentu maupun juga pendekatan atau alat analisa tertentu. Aktivitas memotret ini dimuat dalam bentuk pengelompokan dalam situasi dan kebutuhan khusus, namun aktivitas ini akan menghasilkan sebuah pola dari perilaku sebuah negara berdasarkan politik luar negerinya. Memotret politik luar negeri Indonesia bukanlah hal yang sederhana. Kompleksitas politik domestik seperti perubahan rezim dan sistem politik, serta juga situasi internasional seperti Perang Dingin, kebangkitan Asia, pergeseran kekuatan global, menjadi materi utama yang berpengaruh dalam usaha menjelaskan tersebut. Namun, dibalik perubahan dan dinamika 77

Indonesian Perspective, Vol. 2, No. 1 (Januari-Juni 2017): 77-81 politik domestik dan internasional itu sendiri, terdapat pola-pola khusus yang mengiringi perjalanan politik luar negeri Indonesia, baik ada yang terus berlanjut, maupun ada yang terhenti. Meskipun diperlukan energi yang cukup besar dalam usaha tersebut, bukan satu hal yang tidak mungkin untuk menjelaskan politik luar negeri Indonesia secara komprehensif. Hal itu dilakukan oleh Mohamad Rosyidin dan Muhammad Tri Andika dalam buku mereka yang berjudul Indonesia dalam Pusaran Global: Politik Luar Negeri Susilo Bambang Yudhoyono. Buku ini membahas politik luar negeri Indonesia pada masa pemerintahan Presiden SBY dalam dua periode (2004-2009 dan 2009-2014). Dengan memotret pada kurun waktu tersebut, penulis menyajikan sebuah gambaran detail tentang perjalanan politik luar negeri Indonesia pada masa itu yang beriringan dengan peristiwa-peristiwa global seperti krisis ekonomi dunia, semakin kuatnya posisi Tiongkok sebagai kekuatan ekonomi dunia, dan upaya Amerika Serikat untuk mempertahankan pengaruhnya. Selain itu, dalam sisi domestik, ketika demokrasi Indonesia semakin mantap, pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus dan stabil, membuat Indonesia semakin percaya diri dalam keterlibatannya di forum-forum bergengsi internasional seperti G20. Kedua penulis secara jeli dan detil, menjelaskan politik luar negeri Indonesia masa SBY dengan komprehensif melalui analisa yang digunakan. Hal inilah yang menjadi kekuatan utama buku ini. Melalui pendekatan eklektif yang digunakan, keduanya mampu memberikan gambaran komprehensif tentang politik luar negeri Indonesia dan sekaligus memberikan penjelasan terhadap politik luar negeri ini baik pada level domestik dan internasional, maupun pada penggunaan analisa material dan ideasional. Pada level domestik, buku ini memberikan gambaran tentang situasi domestik Indonesia yang mampu menjadi landasan kekuatan Indonesia dalam pergaulan internasional seperti demokrasi dan kekuatan ekonomi serta anggaran pertahanan. Sementara itu pada level internasional, munculnya Abad Asia dengan kebangkitan India dan Tiongkok juga merupakan faktor penting. Analisa material digunakan untuk menggambarkan bagaimana kondisi riil dunia internasional yang berpengaruh, sedangkan analisa ideasional merujuk kepada gagasan atau ide yang tercantum dalam gagasan a million friends zero enemy. Keempat poin inilah yang menjadikan gambaran terhadap politik luar negeri Indonesia pada masa SBY mampu disajikan secara detil dan melintasi batas level domestik dan internasional, baik material maupun ideasional. Potret penting lainnya seperti yang digambarkan dalam bab 6 dan 7. Kedua bab ini membahas tentang identitas peran dan etika politik luar negeri. Pada identitas peran, politik luar negeri Indonesia pada masa SBY sedang memperkuat prinsip aktif dengan berbagai peran yang diambil oleh 78

Dian, Memahami Politik Luar Negeri Indonesia Indonesia sebagai pembawa norma (norms setter), pembangun konsensus (consensus builder), pencipta perdamaian (peacemaker), pembangun jembatan (bridge builder) dan corong negara-negara sedang berkembang (voice of developing world). Sementara itu dalam etika politik luar negeri, Indonesia sedang memunculkan dirinya sebagai sosok warga internasional yang baik. Kedua hal tersebut menunjukkan bagaimana reputasi Indonesia yang dibangun oleh SBY di dunia internasional yang secara tidak langsung menunjukkan wajah berperilaku aktif dan beretika, tentu saja hal tersebut beriringan dengan prinsip a million friend zero enemy. Namun dari sisi yang lain, hal tersebut kadang memunculkan pandangan sebagai negara yang kurang tegas, bahkan dalam level domestik justru kurang mendapatkan perhatian dan apresiasi. Buku ini penting untuk dibaca, bukan hanya dalam konteks pembelajaran terhadap politik luar negeri Indonesia saja. Namun juga kepada analisa politik luar negeri itu sendiri. Penulis sangat berhasil dalam menyajikan analisa terhadap politik luar negeri Indonesia masa SBY dengan menggunakan dua pendekatan yang material dan ideasional sehingga pada dasarnya para pembaca tidak hanya diajak membaca fenomena dalam politik luar negeri Indonesia, melainkan juga bagaimana analisa teoritis tersebut digunakan sebagai alat baca. Meskipun para penulis berusaha untuk menampilkan gambaran secara seimbang antara analisa material dan ideasional. Namun dari pembahasan di beberapa bab, unsur non material atau ideasional lebih sering muncul seperti dalam konteks a million friends zero enemy, soft power, identitas peran dan penguatan prinsip aktif dan warga internasional yang baik. Dominasi analisa ideasional pada politik luar negeri Indonesia era SBY ini justru menempatkan buku ini pada posisi yang strategis diantara buku-buku lain tentang politik luar negeri Indonesia, baik yang merupakan hasil pemikiran pengamat internasional maupun domestik. Argumen ideasional tentang citra dan bangunan profil Indonesia yang dibangun pada masa SBY ini menjawab pertanyaan tulisan Donald K Emmerson berjudul Is Indonesia Rising? Its depends yang merupakan salah satu artikel dalam buku yang dieditori oleh Anthony Reid bertajuk Indonesia Rising: The Reposition of Asia s Third Giant (Emmerson, 2012). Emmerson melihat bagaimana politik luar negeri Indonesia dalam kategori lima model yaitu pasif, reaktif, proyektif, sugestif dan koersif. Menurutnya, politik luar negeri Indonesia dapat dilihat dari empat kategori pertama seperti relatif pasif dalam diplomasi. Namun reaktif terhadap isu sensitif seperti penempatan pasukan Amerika Serikat di Australia. Proyektif dalam konteks keberhasilan membangun citra positif misalnya dalam bidang kebudayaan dan sugestif dalam mempromosikan demokrasi melalui Bali Democracy Forum. Pada kategori terakhir, Emmerson memaknai koersif sebagai 79

Indonesian Perspective, Vol. 2, No. 1 (Januari-Juni 2017): 77-81 penggunaan kekuatan untuk memberikan tekanan kepada negara lain, meskipun hal tersebut tidak selalu dalam konteks penggunaan kekuatan senjata. Dalam konteks ini, Emmerson melihat bahwa politik luar negeri Indonesia masih berada pada spektrum menengah dari kelima kategori tersebut atau dengan kata lain belum melihat sisi koersif dari politik luar negeri Indonesia. Ketika pendapat tersebut dibandingkan dengan buku ini, sebenarnya secara tidak langsung, buku ini menjawab pertanyaan Emmerson dalam konteks pemahaman terhadap kekuatan, daya paksa dan strategi untuk melaksanakannya. Prinsip thousand friends zero enemy dibangun dari cara pandang terhadap soft power yang dimiliki oleh Indonesia yang kemudian digunakan untuk membentuk strategi peran Indonesia. Di sinilah sebenarnya buku ini mengungkap bahwa dalam memainkan peran di dunia internasional, Indonesia melakukan perannya berdasarkan daya pengaruh dari profil yang dibangunnya. Mungkin hal ini nampak terkait dengan kategori sugestif Emmerson. Namun kekuatan soft power yang dimiliki oleh Indonesia tidak hanya pada konteks menganjurkan tapi menggunakan kekuatan lunaknya tersebut untuk mempengaruhi negara lain, meskipun tidak nampak sebagai sebuah pemaksaan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami politik luar negeri Indonesia melalui konteks ideasional yang mengantarkan kepada pemahaman budaya politik dan identitas yang menentukan cara pandang Indonesia terhadap kasus atau fenomena internasional. Di sisi lain, kurangnya pembahasan sisi non material atau ideasional dalam buku Anthony Reid, justru dilengkapi oleh karya Mohamad Rosyidin dan Muhammad Tri Andika ini. Sementara itu, buku ini juga mengungkapkan profil politik luar negeri Indonesia yang relatif pragmatis. Posisi pragmatis ini sebenarnya menjawab ungkapan tentang politik luar negeri Indonesia pasca Orde Baru yang relatif no profile. Buku Politik Luar Negeri Indonesia di tengah Pusaran Politik Domestik yang dieditori oleh Ganewati Wuryandari, mengungkapkan pola politik luar negeri Indonesia yang high profile pada masa Orde Lama relatif keras dan kontroversial, low profile pada masa Orde Baru cenderung lebih lunak dibandingkan masa sebelumnya, dan no profile pada masa pasca Orde Baru relatif tidak jelas (Wuryandari, 2008). Pragmatisme yang dibahas dalam buku ini sebenarnya menjawab pernyataan politik luar negeri Indonesia no profile. Justru konteks yang dinyatakan no profile adalah profile dari politik luar negeri Indonesia. Istilah no profile ini mungkin memang masuk akal ketika melihat perilaku politik luar negeri Indonesia dalam konteks material. Namun, ketika membahasnya dalam konteks ideasional, sebenarnya bukan no profile, tapi lebih kepada pragmatisme yang tidak hanya didorong oleh faktor material saja, melainkan juga sisi identitas dan citra yang ingin ditampilkan oleh Indonesia. 80

Dian, Memahami Politik Luar Negeri Indonesia Kesimpulannya, buku ini membangun sebuah proyeksi tentang potensi Indonesia untuk menjadi kekuatan global. Proyeksi tersebut disusun dalam tiga faktor penting yaitu materi, kepemimpinan dan gagasan. Ketiga faktor tersebut penting dan saling berpengaruh satu sama lain dalam upaya membangun kekuatan global. Namun, yang menarik justru kepada masuknya faktor kepemimpinan. Secara implisit tergambar bahwa materi dan ide atau gagasan dapat menjadi sebuah potensi yang besar. Kepemimpinan menjadi penting untuk mengubah atau mentransformasikan materi kekuatan nasional dan merealisasikan gagasan yang sejalan dengan menjadi sebuah kekuatan besar yang membawa sebuah negara menjadi kekuatan global. Meskipun begitu, kedua penulis juga mengingatkan bahwa fokus kepada peran utama juga penting untuk diperhatikan dalam membangun kekuatan global. Keseluruhan buku ini sangat penting untuk dibaca oleh para peminat kajian hubungan internasional, khususnya kajian analisa politik luar negeri dan politik luar negeri Indonesia. Dominasi unsur ideasional dalam analisa di buku ini, justru memberikan tempat tersendiri baginya dalam kajian politik luar negeri Indonesia yang selama ini didominasi oleh analisa dari sisi material. Daftar pustaka Emmerson, D.K. (2012). Is Indonesia Rising? It Depends. Dalam: Reid, A. (ed), Indonesia Rising: The Repositioning of Asia s Third Giant. Singapora: ISEAS Publishing. Wuryandari, G. (ed). (2008). Politik Luar Negeri Indonesia di Tengah Pusaran Politik Domestik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 81