BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini berisi tentang persiapan pendataan, proses pengumpulan data untuk selanjutnya diolah menjadi informasi yang akan di analisis. Pendataan dilakukan melalui proses pengukuran pada titik-titik pengukuran (test point) yang telah ditetapkan serta dilakukan sebanyak 3 kali pengukuran untuk mendapatkan hasil yang lebih presisi. Hasil pendataan disusun dalam bentuk tabel dengan beberapa kondisi dan perlakuan pada rangkaian sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas. 4.1 Standar Operasional Prosedur Standar operasional prosedur atau biasa disebut SOP merupakan tahap-tahap yang harus dilakukan pengguna agar dalam pengoperasiannyatidak terjadi suatu kesalahan sehingga alat dapat lebih panjang usia pemakaiannya.untuk menggunakan elektro stimulator ini maka tahapan yang harus dilakukan adalah perangkat utama dan aksesoris terlebih dahulu dipersiapkan, selanjutnya elektrode dihubungkan ke perangkat utama, kabel power dihubungkan ke catu daya PLN, jika aksesories dan sumber tegangan telah dipastikan terhubung baik maka alat 51
52 sudah dapat dihidupkan dengan menekan saklar on/off ke posisi on. Sebelum elektrode diletakkan di tubuh pasien, pastikan selektor intensitas pada posisi nol (0) kemudian atur frekuensi dengan menekan tombol up/down setelah itu tekan enter, tekan enter sekali lagi untuk pemilihanwaktu terapi, pengaturan lamawaktu terapi juga diatur melalui tombol up/down setelah itu tekan enter. Jika seluruh pengaturan telah sesuai maka untuk menjalankan seluruh program tekan enter kembali.tetapi, apabila ada kesalahan pengaturan frekuensi atau waktu terapi kita dapat kembali ke program sebelumnya dengan menekan tombol down dan setelah itu tekan enter. Pasien yang akan diterapi sebaiknya dalam keadan rileks agar pelaksanaan terapi lebih efektif, setelah itu letakkan elektrode pada bagian tubuh yang akan diterapi (posisi peletakkan elektrode pada bab 2 teori dasar), terakhir atur intensitas. Alat ini pun dilengkapi dengan tombol stop, tombol ini berguna apabila pada saat proses terapi berlangsung tiba-tiba pasien merasa tidak nyaman. Gambar 4.1 Elektro stimulator berbasis ATmega8
53 4.2 Metode Pendataan Metode pendataan yang akan digunakan adalah metode kualitatif berupa pengukuran dan uji fungsi. Pengukuran dilakukan pada titik pengukuran sebagai berikut: 1. Titik pengukuran 1 (TP1), merupakan keluaran pembangkit frekuensi pada pin PC.5 IC Atmega8. TP1 Gambar 4.2 Titik pengukuran 1 2. Titik pengukuran 2 (TP2), merupakan titik ukur output frekuensi pada electrode TP2 Gambar 4.3 Titik pengukuran 2
54 3. Titik pengukuran 3 (TP3), merupakan titik ukur intensitas tegangan pada electrode TP3 Gambar 4.4 Titik pengukuran 3 Untuk melakukan pengukuran, penulis menggunakan osiloskop dengan menitik beratkan pada dua buah parameter yaitu tegangan dan frekuensi. Pada alat ukur osiloskop, tegangan (V) didapatkan dari hasil kali tinggi pulsa (amplitudo) dengan volt/div yang digunakan atau dapat dituliskan secara matematis sebagai berikut : V = tinggi pulsa x Volt/div (Volt) Dan untuk menghitung frekuensi dapat ditentukan dengan mengetahui nilai periode. Periode (T) merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai satu gelombang penuh dan dapat dihitung dengan cara berikut ini : T = lebar pulsa x Time/div (second). Setelah didapatkan nilai periode, karena frekuensi adalah banyaknya pulsa yang dihasilkan pada suatu peristiwa periodik (berulang) dalam satu detik, maka nilai
55 frekuensi merupakan suatu nilai berkebalikan dengan periode. Hasil perhitungan ini dinyatakan dalam satuan Hertz. Gambar 4.5 Pulsa Sinus berbeda. Uji fungsi dilaksanakan dengan mencoba alat kepada 3 (tiga) orang yang 4.3 Pendataan dan Analisis Untuk mendapatkan tingkat keakurasian dari setiap titik pengukuran digunakan rumus sebagai berikut :... 4.1 Hasil pendataan dan proses pengolahan yang telah dilakukan oleh penulis,hingga didapatkan informasi untuk dapat dianalisis dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
56 4.3.1 Titik pengukuran 1 (TP1) : keluaran pembangkit frekuensi pada pin PC.5 IC Atmega8 a. Setting pembangkit frekuensi 1Hz Gambar 4.6 Sinyal pembangkit frekuensi 1Hz b. Setting pembangkit frekuensi5 Hz Gambar 4.7 Sinyal pembangkit frekuensi 5Hz
57 c. Setting pembangkit frekuensi10hz Gambar 4.8 Sinyal pembangkit frekuensi 10Hz d. Setting pembangkit frekuensi20 Hz Gambar 4.9 Sinyal pembangkit frekuensi 20Hz
58 e. Setting pembangkit frekuensi 30 Hz Gambar 4.10 Sinyal pembangkit frekuensi 30Hz f. Setting pembangkit frekuensi 40 Hz Gambar 4.11 Sinyal pembangkit frekuensi 40Hz
59 g. Setting pembangkit frekuensi 50 Hz Gambar 4.12 Sinyal pembangkit frekuensi 50Hz h. Setting pembangkit frekuensi60hz Gambar 4.13 Sinyal pembangkit frekuensi 60Hz
60 Tabel 4.1 Pendataan dan keakurasian pembangkit frekuensi pada pin PC.5 IC Atmega8 (TP1) Setting Hasil No Frekuensi Pendataan Proses Pengolahan Keakurasian (Hz) (Hz) 1 1 1,00 2 5 5,00 3 10 10,00 4 20 20,00 5 30 29,76 6 40 39,68 7 50 50,00 8 60 60,24 100% 100% 100% 100% 99,2% 99,2% 100% 99,6% Rata-rata keakurasian 99,75% Dari titik pengukuran 1 (TP1) yaitu keluaran pembangkit frekuensi di pin PC.5 IC ATmega8 didapatkan tingkat keakurasian sebesar 99,75%.
61 4.3.2 Titik pengukuran 2 (TP2) : mengukur frekuensi pada electrode a. Setting frekuensi output 1Hz Gambar 4.13 Titik pengukuran 2 pada frekuensi 1Hz b. Setting frekuensi output 5Hz Gambar 4.14 Titik pengukuran 2 pada frekuensi 5Hz
62 c. Setting frekuensi output 10Hz Gambar 4.15 Titik pengukuran 2 pada frekuensi 10Hz d. Setting frekuensi output 20Hz Gambar 4.16 Titik pengukuran 2 pada frekuensi 20Hz
63 e. Setting frekuensi output 30Hz Gambar 4.17 Titik pengukuran 2 pada frekuensi 30Hz f. Setting frekuensi output 40Hz Gambar 4.18 Titik pengukuran 2 pada frekuensi 40Hz
64 g. Setting Frekuensi ouput 50Hz Gambar 4.19 Titik pengukuran 2 pada frekuensi 50Hz h. Setting frekuensi output 60Hz Gambar 4.20 Titik pengukuran 2 pada frekuensi 60Hz
65 Tabel 4.2 Pendataan frekuensi pada elektrode (TP2) Setting Hasil Pendataan No Frekuensi Frekuensi (Hz) Rata-rata (Hz) (Hz) I II III 1 1 0,9901 1,02 0,996 1,00 2 5 4,951 4,97 5,04 4,99 3 10 9,901 9,8 9,89 9,86 4 20 20,01 19,62 19,69 19,77 5 30 29,76 29,41 29,41 29,53 6 40 39,66 39,68 39,07 39,47 7 50 49,08 50,03 50 49,70 8 60 59,48 60,24 59,51 59,74 Tabel 4.3 Keakurasian frekuensi pada elektrode No Setting Frekuensi (Hz) Rata-rata (Hz) Proses pengolahan Keakurasian 1 1 1,00 2 5 4,99 3 10 9,86 4 20 19,77 100% 99,80% 98,60% 98,85%
66 5 30 29,53 6 40 39,47 7 50 49,70 8 60 59,74 98,44% 98,68% 99,40% 99,57% Rata-rata keakurasian 99,17% Dari titik pengukuran 2 (TP2) yaitu frekuensi pada elektrode didapatkan tingkat keakurasian sebesar 99,17%. 4.3.3 Titik pengukuran 3 (TP3) : Intensitas tegangan output pada electrode a. Setting intensitas output 10 Volt Gambar 4.21 Titik pengukuran 3 intensitas tegangan 10V
67 b. Setting intensitas output 20 Volt Gambar 4.22 Titik pengukuran 3 intensitas tegangan 20V Diketahui : V/div = 1V Perbesaran probe = 10x Vpp = 2,08V Maka : Vout = 1V x 10 x 2,08V = 20,8V c. Setting intensitas output 30 Volt Gambar 4.23 Titik pengukuran 3 intensitas tegangan 30V
68 Diketahui : Perbesaran probe = 10x Vpp = 3,00V Maka : Vout = 10 x 3,00V = 30,00V d. Setting intensitas output 40 Volt Gambar 4.24 Titik pengukuran 3 intensitas tegangan 40V Diketahui : Perbesaran probe = 10x Vpp = 4,00V Maka : Vout = 4,00V x 10 = 40,00V e. Setting intensitas output 50 Volt Gambar 4.25 Titik pengukuran 3 intensitas tegangan 50V
69 Diketahui : Perbesaran probe = 10x Vpp = 5,04V Maka : Vout = 5,04V x 10 = 50,40V f. Setting intensitas output 60 Volt Gambar 4.26 Titik pengukuran 3 intensitas tegangan 60V Diketahui : Perbesaran probe = 10x Vpp = 6,08V Maka : Vout = 6,08V x 10 = 60,80V g. Setting intensitas output 70 Volt Gambar 4.27 Titik pengukuran 3 intensitas tegangan 70V
70 Diketahui : Perbesaran probe = 10x Vpp = 7,20V Maka : Vout = 7,20V x 10 = 72,00V h. Setting intensitas output 100 Volt Gambar 4.28 Titik pengukuran 3 intensitas tegangan 100V Diketahui : Perbesaran probe = 10x Vpp = 9,60V Maka : Vout = 9,60V x 10 = 96,00V Tabel 4.4 Hasil pendataan intensitas tegangan (TP3) Setting Hasil Pendataan No Intensitas Intensitas (Volt) Rata-rata (Volt) (Volt) I II III 1 10 10,40 11,20 10,40 10,67 2 20 20,80 21,60 23,20 21,87 3 30 29,60 28,80 31,20 29,87
71 4 40 39,20 40,00 40,80 40,00 5 50 49,60 50,40 48,80 49,60 6 60 60,00 62,00 60,40 60,80 7 70 71,20 72,00 72,80 72,00 8 100 96,00 102,00 112,00 103,33 Tabel 4.5 Keakurasian intensitas tegangan pada elektrode No Setting Intensitas Rata-rata (Volt) Proses pengolahan Keakurasian 1 10 10,67 2 20 21,87 3 30 29,87 4 40 40,00 5 50 49,60 6 60 60,80 7 70 72,00 8 100 103,33 93,30% 90,65% 99,57% 100% 99,2% 98,67% 97,14% 96,67% Rata-rata keakurasian 96,90% Dari titik pengukuran 3 (TP3) yaitu intensitas tegangan pada elektrode didapatkan tingkat keakurasian sebesar 96,90%.
72 4.4 Uji Fungsi Uji fungsi dilakukan untuk mengetahui alat telah berfungsi seperti yang telah direncanakan. Pelaksanaan uji fungsi dilakukan kepada tiga orang yang berbeda. Gambar 4.29 sampai dengan gambar 4.32 menampilkan uji fungsi. a. Data orang pertama Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan b. Data orang kedua Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan : 47th : Perempuan : 65kg : 158cm : 24th : Perempuan : 46kg : 162cm Gambar 4.29 Peletakkan elektrode di lengan orang pertama c. Data orang ketiga Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan : 57th : Laki-laki : 57kg : 162cm Gambar 4.30 Peletakkan elektrode di lengan orang kedua Gambar 4.30 Peletakkan elektrode di lengan orang kedua
73 Setelah dilakukan uji fungsi kepada tiga orang yang berbeda, alat dapat digunakan dengan baik dan mampu memberikan rasa nyaman selama proses terapi