B. LANDASAN TEORI Getaran adalah gerak bolak balik melalui titik keseimbangan. Grafik getaran memiliki persamaan: y= A sin ( ωt +φ o)
|
|
- Irwan Darmali
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 A. TUJUAN PERCOBAAN. Mengetahui berbagai pola lissajous dengan variasi frekuensi dan amplitudo. Menggambarkan pola-pola lissajous menggunakan fungsi sinusoidal pada sumbu x dan sumbu y 3. Membandingkan pola lissajous yang tebentuk pada osiloskop dengan pola lissajous berdasarkan teori B. LANDASAN TEORI Getaran adalah gerak bolak balik melalui titik keseimbangan. Grafik getaran memiliki persamaan: y= A sin ( ωt +φ o) atau y= A cos ( ωt+ φo ) Persamaan di atas dapat digambarkan dengan simpangan sebagai fungsi waktu y=f (t). Gambar. Gerak harmonic sederhana sebagai proyeksi gerak melingkar beraturan pada salah satu garis tengahnya Dua getaran yang dipadukan atau dijumlahkan disebut superposisi getaran. Superposisi getaran dibagi menjadi dua, yaitu superposisi getaran segaris dan getaran yang saling tegak lurus (pola lissajous).
2 Gambar. Superposisi getaran segaris Gambar 3. Superposisi dua getaran yang saling tegak lurus Pola lissajous merupakan pola yang dihasilkan oleh perpaduan dua kurva sinusoidal sumbu yang saling tegak lurus. Untuk dapat menganalisa gejala pola lissayous dapat menggunakan osiloskop. Osiloskop menampilkan representasi (dalam dimensi) dari satu atau lebih perbedaan potensial. Pola lissajous yang tampil pada layar osiloskop merupakan sinyal periodik dari tegangan (pada sumbu y) terhadap waktu (pada sumbu y).
3 Dalam matematika, pola lissajous dikenal sebagai sebuah kurva yang memiliki sistem persamaan parametrik, yaitu: x (t ) ω t+φ A ) = A sin ( A y (t )=B sin ( ω B t+φ B ) Berdasarkan persamaan di atas, maka tampilan kurva yang dihasilkan sangat sensitif ωa ω B. Perubahan rasio terhadap rasio ωa ωb dipengaruhi oleh perubahan frekuensi yang dimasukkan, yang memenuhi persamaan: ω= πf Sehingga Bila ω A = πf A f A =f B dan ω B= πf B dan φ A φb = π maka kurva yang akan terbentuk berupa pola elips yang memenuhi persamaan: x y + A B ( )( ) Bila φ A φb = π = dan A = B = R, maka pola elips akan menjadi pola berbentuk lingkaran dengan persamaan: x + y =R Selain bentuk sederhana tersebut muncul pula banyak bentuk lain yang secara umum dapat dinyatakan dengan fungsi-fungsi sendiri.
4 Gambar 4. Pola lissajous dengan f y = f x, φ A =φ B dan A=B Untuk kasus dalam gambar di atas dapat dituliskan bentuk fungsinya adalah: y= x A A yang merupakan persamaan kuadrat. Persamaan superposisi untuk superposisi dua gelombang yang saling tegak lurus, adalah sebagai berikut: y= A sin(ωt a ) dan z = a sin(ωt a ) z =sin ωt cos a cos ωt sin a () A y =sin ωt cos a cos ωt sin a () A Persamaan () dikalikan dengan sin a dan persamaan () dikalikan dengan kemudian digabungkan, maka akan menghasilkan: y z sin a+ sin a=sin ωt ( cos a sin a cos a sin a) (3) a a sin a
5 Persamaan () dikalikan dengan cos a cos a dan persamaan () dikalikan dengan kemudian digabungkan, maka diperoleh: y z cos a cos a=cos ωt (cos a sin a cos a sin a) (4) a a Kemudian t dari persamaan (3) dan (4) dieliminasi dengan mengkuadratkan dan menjumlahkan kedua persamaan tersebut, maka diperoleh: sin ( a a )= y z yz + cos(a a )... (5) a a a a Persamaan (5) menunjukkan resultan dari superposisi kedua getaran dan menunjukkan bahwa bentuk kurva lissajous bergantung pada beda fase kedua getaran, yaitu δ =a a. Gambar 5. Menggambar lissajous Inti dari gambar di atas adalah cara menggambar lissajous secara manual, caranya yaitu:
6 ) Menggambar gelombang yang akan diperbandingkan kedalam Domain X dan Y (Lihat Gambar, gelombang diletakkan sebagai input Y [Vertikal] dan gelombang sebagai input X [Horizontal]), ) Memilah-milihnya menjadi bagian-bagian, dan jarak antar bagian-bagian pada masing masing gelombang haruslah sama (contoh dalam Gambar adalah 6 bagian). 3) Memplot masing-masing titik dengan pasangannya masing-masing. Dengan menggambar garis bantuan ke tengah bidang kertas dan mencari titik potongnya dengan perpanjangan garis bantu dari gelombang yang satunya lagi. 4) Menghubungkan titik-titik tersebut sesuai urutannya. Gambar 6. Frekuensi yang dihasilkan generator isyarat Gambar 7. Contoh pola grafik lissajous Dari gambar terlihat grafik pola lissajous menjadi semakin rumit ketika perbandingan antara ωa dan ωb keduanya semakin besar. Selain itu perubahan beda fase juga berpengaruh terhadap bentuk kurva yang terbentuk. Untuk dapat menganalisa gejala pola lissajous dapat menggunakan osiloskop. Osiloskop menampilkan representasi (dalam dimensi) dari satu atau lebih perbedaan potensial. Pola lissajous yang tampil pada layar osiloskop merupakan sinyal periodik dari tegangan (pada sumbu x) terhadap waktu (pada sumbu y). C. ALAT DAN BAHAN. Osiloskop. Audio Frequency Generator (AFG) 3. Kabel probe 4. Transparansi : buah : buah : buah : secukupnya D. RANGKAIAN ALAT DAN LANGKAH KERJA
7 Gambar 8. Rangkaian alat eksperimen. Kalibrasi Osiloskop Osiloskop bertipe Vpp dan khertz. Kalibrasi Periode a) Memasukkan probe ke channel. b) Menghubungkan probe dari channel dengan CAL Vpp. c) Memilih mode pada channel dan source pada channel. d) Memilih AC pada switch AC-DC. e) Mengatur lebar sinyal ( λ cal ) menggunakan switch time/div rumus: dengan
8 λ cal= Tcal time skala. Kalibrasi Amplitudo a) Memasukkan probe ke channel. b) Menghubungkan probe dari channel dengan CAL Vpp. c) Memilih mode pada channel dan source pada chanel d) Memlih AC pada switch AC-DC e) Mengatur tinggi sinyal (h cal) menggunakan switch volt/div dengan rumus: h cal= Vcal volt skala. Variasi. Variasi Frekuensi a) Menghubungkan AFG pada channel dan menghubungkan AFG pada channel menggunakan kabel probe seperti pada gambar 3. b) Memilih mode add pada switch mode c) Mengubah skala tertentu pada time/div. d) Mengatur switch volt/div dari channel dan channel pada tegangan yang sama. e) Memilih tampilan X pada switch X-Y. f) Menyalin pola yang terbentuk pada layar osiloskop frekuensi yang divariasi.. Variasi Amplitudo a) Menghubungkan AFG pada channel dan menghubungkan AFG pada b) c) d) e) f) channel menggunakan kabel probe seperti pada gambar 4. Memilih mode add pada switch mode. Memilih skala tertentu pada time/div. Mengubah switch volt/div dengan variasi tertentu. Memilih tampilan X pada switch X-Y. Menyalin pola yang terbentuk pada layar osiloskop frekuensi yang divariasi. E. DATA EKSPERIMEN. Variasi Frekuensi A : A = : No. f (Hz) f ( Hz) f:f λ λ (div) (div) Gambar
9 00 00 : : :3 0, :4 0,5
10 :3 5 3, :4 3,. Variasi Amplitudo f :f =:3 ( ) No A (volt) A (volt) A: A volt volt.. : 0,5 0,5. 3 :3 0,5 0,5 Gambar
11 3. 4 :4 0, :3 0, :4 F. ANALISIS DATA
12 G. PEMBAHASAN Percobaan ini menggunakan osiloskop dan dua buah AFG untuk membentuk pola lisajuos dengan cara memvariasi perbandingan frekuensi dan perbandingan amplitudo. Pada dasarnya prinsip metode lissajous adalah superposisi dua duah gelombang yang saling tegak lurus dengan frekuensi tertentu. Kedua gelombang yang saling tegak lurus tersebut mempunyai perbandingan frekuensi yang harus bilangan bulat. Gambar Pembentukan Lissajous Secara Teori Pada gambar, lingkaran sebagai fungsi gelombang Yy dan lingkaran sebagai Yx, dengan A dan f untuk Yy, A dan f untuk Yx,. Variasi Frekuensi Menurut teori, perbandingan frekuensi akan berpengaruh pada jumlah gelombang yang terbentuk pada sisi kanan dan kiri serta pada sisi atas dan bawah. Pada praktikum dilakukan dilakukan 6 kali variasi perbandingan amplitudo tetap yaitu :. Variasi perbandingan frekuensi dengan perbandingan frekuensi yang dipakai pada praktikum yaitu 00 Hz : 00 Hz (:); 00 Hz : 00 Hz (:); 00 Hz : 300 Hz (:3) ; 00 Hz : 400 Hz (:4); 00 Hz : 300 Hz (:3); dan 300 Hz : 400 Hz (3:4) dengan pola lissajous seperti pada data pengamatan.
13 Perbandingan frekuensi dilakukan dengan cara mengatur frekuensi AFG sesuai dengan perbandingan yang dibutuhkan. Sinyal pada channel akan membentuk pola pada sumbu x, dan sinyal pada channel akan membentuk pola pada sumbu y. Gambar hasil pengamatan pada layar osiloskop, menunjukkan jika perbandingan frekuensi masukannya sebesar :, maka pola lissajous memiliki jumlah lengkungan yang sama secara vertikal dan horisontal. Pada percobaan ini, perbandingan : memberikan bentuk lingkaran. Secara teori pola lingkaran akan terbentuk jika beda fasenya sebesar π 4. Hal tersebut terbukti karena mirip dengan pola lissajous secara manual dengan beda fase π 4 (terlihat pada analisis data). Pada percobaan, perbandingan frekuensi sebesar : akan menghasilkan lekukan secara vertikal dan lekukan secara horisontal dengan titik potong tepat di tengah. Menurut teori pola tersebut terbentuk pada beda fase π. Hal tersebut juga terbukti karena bentuknya mirip dengan pola lissajous yang digambar secara manual dengan beda fase 90. Hasil percobaan lainya pada layar osiloskop juga memiliki kemiripan bentuk dengan gambar lissajous secara manual. Kemiringan gambar pada praktikum dikarenakan penggunaan osiloskop pada mode add. Pada variasi perbandingan frekuensi ini berpengaruh pada pola lissajous yang terbentuk, yaitu semakin besar perbandingan frekuensinya maka semakin banyak pula gelombang pembentuk pola lissajous.. Variasi Amplitudo Pada percobaan variasi amplitudo, perbandingan frekuensi yang digunakan adalah 3:. Variasi amplitudo yang dilakukan sebanyak lima kali, yaitu :, :3, :4, :3, dan 3:4. Pada variasi perbandingan amplitudo ini berpengaruh pada pola lissajous yang terbentuk yaitu pada lebar dan tinggi pola. Semakin besar perbandingan, maka akan terbentuk pola yang lebih lebar dan tinggi bila dibandingkan dengan perbandingan amplitudo yang kecil. Misal pada perbandingan amplitudo 4:3 akan terbentuk pola lissajous dengan lebar 4 kotak/div dan tinggi 3 kotak/div dibandingkan dengan perbandingan amplitudo :3 terbentuk pola dengan lebar kotak dan tinggi 3 kotak. Dimana bila keduanya dibandingkan akan
14 menghasilkan pola dengan ukuran 4:3 lebih besar dibandingkan :3. Namun untuk gelombang yang terbentuk pada variasi amplitudo ini sama yaitu 3 gelombang sisi kanan dan kiri dan gelombang sebelah atas dan bawah, dengan catatan variasi frekuensi yang dipakai pada variasi perbandingan amplitudo ini sama. Data yang diperoleh dari lima kali percobaan menunjukan bentuk yang berpola sama, hal ini karena perbandingan frekensinya dibuat sama. Sedangkan perubahan yang terjadi akibat adanya variasi perbandingan amplitudo terlihat dari ukuran lissajous. Semakin besar amplitudo, maka semakin besar pula ukuran pola lissajousnya. Jika yang diperbesar merupakan getaran yang pertama atau A maka gambarnya akan melebar dan jika yang diperbesar A maka akan bertambah tinggi dari pola lissajous tersebut. Dari percobaan ini, gambar yang dihasilkan osiloskop jika dibandingkan secara teori ternyata menghasilkan gambar yang hampir sama. Hal ini dapat dikatakan praktikum ini memiliki ketelitian yang tinggi. Pada saat praktikum, pola lissajous yang terbentuk dalam osiloskop tidak benar-benar diam, tetapi bergerak/berubah terhadap waktu dan kemudian kembali lagi ke bentuk semula. Hal ini dikarenakan adanya beda fase antara kedua sinyal masukan yang berasal dari kedua AFG. Sehingga berdampak pula pada proses penggambaran pola karena pola yang bergerak secara terus-menerus. H. SIMPULAN. Pola lissajous yang terbentuk pada osiloskop yang bergerak disebabkan oleh beda fase antara kedua sinyal masukan yang berasal dari AFG... Semakin besar perbandingan frekuensi, maka semakin banyak gelombang yang terbentuk pada pola lissajous. Semakin besar perbandingan amplitudo, maka semakin besar ukuran (lebar untuk dan tinggi untuk A A ) gelombang yang terbentuk pada pola lissajous. 3. Pola lissajous yang terbentuk pada layar osiloskop memiliki kemiripan bentuk dengan pola lissajous secara teori (gambar manual). I. REFERENSI diakses pada 9 April 04 pukul 0:30 WIB.
15 Journal of Engineering. 0. Geometrical and Graphical Representations Analysis of Lissajous Figures in Rotor Dynamic System. (5): Khanafiyah, Siti dan Elianawati Fenomena Gelombang. Semarang: H0 Publishing. Tim Penyusun. 0. Petunjuk Praktikum Gelombang. Semarang: Lab. Fisika Dasar IAIN Walisongo.
LAPORAN PRAKTIKUM GELOMBANG LISSAJOUS
LAPORAN PRAKTIKUM GELOMBANG LISSAJOUS Disusun oleh: Nama : Ibnu Fitriatmoko (4201412101) Teman Kerja : 1. Erni Sri Purnami (4201412080) 2. Ida Sudarwati (4201412082) Dosen : Sarwi Budi Astuti JURUSAN FISIKA
Lebih terperinciBy Group 121 IK-3C IT Telkom Bandung
By Group 121 IK-3C IT Telkom Bandung Sigit Wahyu Pratama Andrian Yoga Pratama Husim Rinaldi Husna Aydadenta Rio Hagana Tarigan Tujuan Praktikum 1. Mengukur frekuensi dan amplitudo getaran harmonik dengan
Lebih terperinciMODUL 3 ANALISA LISSAJOUS
MODUL 3 ANALISA LISSAJOUS Sibghotur Rohman (H1E014058) Asisten: Akbar Prasetyo Gunawan Tanggal Percobaan: 13/11/2015 PAF15210-A Praktikum Elektronika Dasar 1 Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan
Lebih terperinciCRO (Cathode Ray Oscilloscope)
CRO (Cathode Ray Oscilloscope) CRO (Cathode Ray Oscilloscope) merupakan salah satu piranti pengukuran yang mampu: - memvisualisasikan bentuk-bentuk gelombang dan gejala lain dari suatu rangkaian elektronik
Lebih terperinciKondisi seperti tersebut dapat dikatakan bahwa antara flux (Ф) dan tegangan (e) terdapat geseran fasa sebesar π / 2 radian atau 90 o.
Bila dua buah gelombang dengan persamaan Ф = Фm cos ωt dan e = Em sin ωt dilukiskan secara bersama dalam satu susunan sumbu Cartesius seperti pada Gambar 1, maka terlihat bahwa kedua gelombang tersebut
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET INSTRUMENTASI
Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 6 1. Kompetensi Mengoperasikan Osciloskop sebagai instrumen Pengukuran. 2. Sub Kompetensi a. Memahami fungsi tombol pada osciloskop b. Mengukur amplitudo suatu
Lebih terperinciBlok Diagram Sebuah Osiloskop
OSILOSKOP BAB VI Kegunaan Osiloskop Untuk mengamati secara visual tingkah tegangan bolak balik dan tegangan searah. Sebagai alat ukur: tegangan searah dan tegangan bolak balik. : tegangan (Vpp) berbagai
Lebih terperinciSuperposisi gelombang harmonik
Superposisi gelombang harmonik Dasar-dasar teori >SUPERPOSISI GELOMBANG HARMONIK SEJAJAR Gelombang pelayangan : superposisi dari dua gelombang yang berorde sama Gelombang kompleks berbeda orde : superposisi
Lebih terperinciPENGENALAN ALAT UKUR DAN KOMPONEN ELEKTRONIKA: OSCILOSCOP
A. PENGENALAN dan GENARATOR SIGNAL [13] [14] [15] [17] [18] [19] [20] [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [10] [12] [9] [11] [16] [21] Osciloscop GOS6200 Keterangan [1]. CAL, terminal kalibrasi [2]. ILUM,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ALAT UKUR DAN PENGUKURAN MENGUKUR TEGANGAN AC DAN DC DENGAN OSILOSKOP. 13 Desember 2012
LAPORAN PRAKTIKUM ALAT UKUR DAN PENGUKURAN MENGUKUR TEGANGAN AC DAN DC DENGAN OSILOSKOP 13 Desember 2012 Kelompok : 3 Nama : Heryadi Kusumah Partner : Kenny Akbar Aslami Maria Goriety P Miantami H S P
Lebih terperinciJURNAL PRAKTIKUM SUPERPOSISI GETARAN HARMONIK
JURNAL PRAKTIKUM SUPERPOSISI GETARAN HARMONIK RIZKI TRIO NOVENDRA 3054386 KELOMPOK IF8C LABORATORIUM FISIKA DASAR PROGRAM PERKULIAHAN DASAR DAN UMUM UNIVERSITAS TELKOM 05-06 I. Tujuan a. Mengukur frekuensi
Lebih terperinciPengukuran dengan Osiloskop dan Generator Sapu
Pengukuran dengan Osiloskop dan Generator Sapu 1. Osiloskop Osiloskop dapat digunakan untuk mengamati tingkah tegangan bolak balik. Dengan cara-cara sederhana piranti itu akan dapat cepat mengukur empat
Lebih terperinciPercobaan VI PENGGUNAAN CATHODA RAY OSCILLOSCOPE ( CRO )
Percobaan VI PENGGUNAAN CATHODA RAY OSCILLOSCOPE ( CRO ) A. Tujuan 1. Mengukur tegangan listrik ac dan dc 2. Mengukur frekuensi dengan metode langsung B. Dasar Teori Cathoda Ray Oscilooscope (CRO) merupakan
Lebih terperinciGelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr
Gelombang A. PENDAHULUAN Gelombang adalah getaran yang merambat. Gelombang merambat getaran tanpa memindahkan partikel. Partikel hanya bergerak di sekitar titik kesetimbangan. Gelombang berdasarkan medium
Lebih terperinciOsiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda.
OSILOSKOP Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda. Gambar 1. Osiloskop Tujuan : untuk mempelajari cara
Lebih terperinciLAPORAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN
LAPORAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN PENGUKURAN BEDA FASA DENGAN OSILOSKOP Tanggal Percobaan : 13 Desember 2012 Nama : TaufanIrawan (121331061) Partner : Ramdhan Sumitro (121331059) Ulfah Khaerani (121331063)
Lebih terperinciDTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI
DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI By : Dwi Andi Nurmantris OSILOSKOP POKOK BAHASAN OSILOSKOP ANALOG OSILOSKOP DIGITAL Pengertian Osiloskop Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang
Lebih terperinciSMK NEGERI 3 WONOSARI Bid. Keahlian : Dasar
SMK NEGERI 3 WONOSARI Bid. Keahlian : Dasar No.lab sheet : 1 MENGHITUNG Kelistrikan TEGANGAN, Prog. Keahlian : AV Waktu/tanggal : PERIODE, menit/ FREKUENSI, VP,VPP Kelas : AV ; MT Nama : MENGUNAKAN Tingkat
Lebih terperinciGelombang Stasioner Gelombang Stasioner Atau Gelombang Diam. gelombang stasioner. (
Gelombang Stasioner 16:33 Segala ada No comments Apa yang terjadi jika ada dua gelombang berjalan dengan frekuensi dan amplitudo sama tetapi arah berbeda bergabung menjadi satu? Hasil gabungan itulah yang
Lebih terperinciPenggunaan Osciloscope Dalam Pengukuran
JOB SHEET Penggunaan Osciloscope Dalam Pengukuran I. Tujuan Praktikum 1. Mahasiswa dapat mempergunakan osciloscope.. Mahasiswa terampil mempergunakan osciloscope dengan baik dan benar. 3. Mahasiswa dapat
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK
Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 8 A. Kompetensi Menggunakan alat-alat ukur dan bahan praktek. B. Sub Kompetensi 1. Memilih alat ukur dengan benar dan tepat. 2. Memasang alat ukur dengan benar
Lebih terperinciMAKALAH CEPAT RAMBAT BUNYI DI UDARA
MAKALAH CEPAT RAMBAT BUNYI DI UDARA Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Eksperimen Fisika I Dosen Pengampu : Drs. Parlindungan Sinaga, M.Si Oleh : Gisela Adelita (1305667) Rahayu Dwi Harnum
Lebih terperinciGETARAN DAN GELOMBANG
GEARAN DAN GELOMBANG Getaran dapat diartikan sebagai gerak bolak balik sebuah benda terhadap titik kesetimbangan dalam selang waktu yang periodik. Dua besaran yang penting dalam getaran yaitu periode getaran
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasar I (FI-31) Topik hari ini Getaran dan Gelombang Getaran 1. Getaran dan Besaran-besarannya. Gerak harmonik sederhana 3. Tipe-tipe getaran (1) Getaran dan besaran-besarannya besarannya Getaran
Lebih terperinciPERTEMUAN 14 ALAT UKUR OSILOSKOP (LANJUTAN)
PERTEMUAN 14 ALAT UKUR OSILOSKOP (LANJUTAN) FUNGSI PANEL OSILOSKOP PANEL KENDALI Bagian ini dibagi atas 3 bagian lagi yang diberi nama Vertical, Horizontal, and Trigger. FUNGSI PANEL OSILOSKOP (2) PENGATUR
Lebih terperinciPENGENALAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN. Laporan Praktikum. yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si
PENGENALAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN Laporan Praktikum ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Elektronika Dasar yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si Disusun oleh Anisa Fitri Mandagi (1300199)
Lebih terperinciMutawafaq Haerunnazillah 15B08011
GELOMBANG STASIONER Gelombang stasioner merupakan perpaduan dua gelombang yang mempunyai frekuensi, cepat rambat, dan amplitudo yang sama besar namun merambat dalam arah yang berlawanan. Singkatnya, gelombang
Lebih terperinciINTERFERENSI GELOMBANG
INERFERENSI GELOMBANG Gelombang merupakan perambatan dari getaran. Perambatan gelombang tidak disertai dengan perpindahan materi-materi medium perantaranya. Gelombang dalam perambatannya memindahkan energi.
Lebih terperinciJUSUSAN AKUNTAN INSTRUKSI KERJA LABORATORIUM JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA
JUSUSAN AKUNTAN SI INSTRUKSI KERJA LABORATORIUM JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA INSTRUKSI KERJA Percobaan Osiloskop Lab Fisika Lanjutan JURUSAN FISIKA, FMIPA, UNIVERSITAS BRAWIJAYA 00903 07009 6 Revisi
Lebih terperinciPercobaan PENGGUNAAN MULTIMETER DAN OSILOSKOP (CRO) (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)
Percobaan PENGGUNAAN MULTIMETER DAN OSILOSKOP (CRO) (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id 1. Tujuan : 1. Menggunakan alat ukur multimeter (voltmeter, ohmmeter,
Lebih terperinciGETARAN DAN GELOMBANG
1/19 Kuliah Fisika Dasar Teknik Sipil 2007 GETARAN DAN GELOMBANG Mirza Satriawan Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.id GETARAN Getaran adalah salah satu bentuk
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Gelombang dan klasifikasinya. Gelombang adalah suatu gangguan menjalar dalam suatu medium ataupun tanpa medium. Dalam klasifikasinya gelombang terbagi menjadi yaitu :. Gelombang
Lebih terperinciOsilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas
OSILASI Osilasi Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangannya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak tersebut bersifat periodik, yaitu berulang-ulang.
Lebih terperinciReview Hasil Percobaan 1-2
Review Hasil Percobaan 1-2 Percobaan 1 Spesifikasi Teknis Sensitivitas Analog Multimeter DC 20kΩ/V, AC 9kΩ/V Jangkauan ukur, full scale 300V, 100V, 30V, 10V, dst Mengukur Arus Searah Pengukuran dengan
Lebih terperinciGejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber:
Gejala Gelombang B a b B a b 1 gejala gelombang Sumber: www.alam-leoniko.or.id Jika kalian pergi ke pantai maka akan melihat ombak air laut. Ombak itu berupa puncak dan lembah dari getaran air laut yang
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK. Pengisian dan Pengosongan Kapasitor dan Induktor
Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 5 A. Kompetensi Menggambarkan grafik pengisian dan pengosongan kapasitor dan induktor maupun pengaruh R dan C. B. Sub Kompetensi 1. Menggambarkan grafik pengisian
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 1 PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG Oleh: Nama : RIA INTANDARI NIM : 140210102088 PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciGambar 1. Bentuk sebuah tali yang direnggangkan (a) pada t = 0 (b) pada x=vt.
1. Pengertian Gelombang Berjalan Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudonya tetap. Pada sebuah tali yang panjang diregangkan di dalam arah x di mana sebuah gelombang transversal sedang berjalan.
Lebih terperinciInterferensi Cahaya. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung
Interferensi Cahaya Agus Suroso (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Agus Suroso (FTETI-ITB) Interferensi Cahaya 1 / 39 Contoh gejala interferensi
Lebih terperinci1. OSILOSKOP. Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan
SRI SUPATMI,S.KOM 1. OSILOSKOP Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan menunjukkan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya. Sebuah graticule
Lebih terperinciLABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO UNIVER SITAS ISL AM K ADI R I PENDAHULUAN
PENGUKURAN BESARAN LISTRIK LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI PENDAHULUAN A. UMUM Sesuai dengan tujuan pendidikan di UNISKA, yaitu : - Pembinaan
Lebih terperinci3.11 Menganalisis besaran-besaran fisis gelombang stasioner dan gelombang berjalan pada berbagai kasus nyata. Persamaan Gelombang.
KOMPETENSI DASAR 3.11 Menganalisis besaran-besaran fisis gelombang stasioner dan gelombang berjalan pada berbagai kasus nyata INDIKATOR 3.11.1. Mendeskripsikan gejala gelombang mekanik 3.11.2. Mengidentidikasi
Lebih terperinciPengukuran dan Alat Ukur. Rudi Susanto
Pengukuran dan Alat Ukur Rudi Susanto Pengertian pengukuran Mengukur berarti mendapatkan sesuatu yang dinyatakan dengan bilangan. Informasi yang bersifat kuantitatif dari sebuah pekerjaan penelitian merupakan
Lebih terperinciPembahasan soal latihan dari buku fisika 3A Bab 1 untuk SMA, karangan Mikrajuddin Abdullah. 1. perhatikan gambar gelombang pada disamping.
Pembahasan soal latihan dari buku fisika 3A Bab 1 untuk SMA, karangan Mikrajuddin Abdullah Bagian A 1. perhatikan gambar gelombang pada disamping. a. Berapakah panjang gelombang? b. Berapakah amplitudo
Lebih terperinciKarakteristik Gerak Harmonik Sederhana
Pertemuan GEARAN HARMONIK Kelas XI IPA Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Rasdiana Riang, (5B0809), Pendidikan Fisika PPS UNM Makassar 06 Beberapa parameter yang menentukan karaktersitik getaran: Amplitudo
Lebih terperinciRANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.
Arus Bolak-balik RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Dalam pembahasan yang terdahulu telah diketahui bahwa generator arus bolakbalik sebagai sumber tenaga listrik yang mempunyai GGL : E E sinω t Persamaan di atas
Lebih terperinciOSILOSKOP (CRO : CATHODE-RAY OSCILLOSCOPES)
Pengukuran Besaran Listrik (TC22082) Pertemuan 12 OSILOSKOP (CRO : CATHODE-RAY OSCILLOSCOPES) Osiloskop mrpk instrumen dasar utk mempelajari semua tipe bentuk gelombang (waveform). Osiloskop dapat digunakan
Lebih terperinciKELAS XII FISIKA SMA KOLESE LOYOLA SEMARANG SMA KOLESE LOYOLA M1-1
KELAS XII LC FISIKA SMA KOLESE LOYOLA M1-1 MODUL 1 STANDAR KOMPETENSI : 1. Menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang dalam menyelesaikan masalah KOMPETENSI DASAR 1.1. Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri
Lebih terperinciBAB GEJALA GELOMBANG I. SOAL PILIHAN GANDA. C. 7,5 m D. 15 m E. 30 m. 01. Persamaan antara getaran dan gelombang
1 BAB GEJALA GELOMBANG I. SOAL PILIHAN GANDA 01. Persamaan antara getaran dan gelombang adalah (1) keduanya memiliki frekuensi (2) keduanya memiliki amplitude (3) keduanya memiliki panjang gelombang A.
Lebih terperinciA. Kompetensi Menggambarkan grafik impedansi, arus dan menghitung besaran-besaran saat terjadi resonansi parallel.
Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 5 A. Kompetensi Menggambarkan grafik impedansi, arus dan menghitung besaran-besaran saat terjadi resonansi parallel. B. Sub Kompetensi 1. Menggambarkan grafik
Lebih terperinciFISIKA. Sesi GELOMBANG BERJALAN DAN STASIONER A. GELOMBANG BERJALAN
FISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM KTSP 0 Sesi GELOMBANG BERJALAN DAN STASIONER A. GELOMBANG BERJALAN Gelombang adalah getaran yang merambat. Adapun gelombang berjalan merupakan suatu gelombang di mana setiap
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI
1 LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI A. TUJUAN 1. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik searah (DC).. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik bolak-balik
Lebih terperinciBAB GEJALA GELOMBANG
BAB GEJALA GELOMBANG 1 BAB GEJALA GELOMBANG Contoh 1.1 Pengertian besaran-besaran pada gelombang transversal 1. Pengertian panjang gelombang Gelombang air laut mendekati mercusuar dengan cepat rambat
Lebih terperinciSASARAN PEMBELAJARAN
OSILASI SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mengenal persamaan matematik osilasi harmonik sederhana. Mahasiswa mampu mencari besaranbesaran osilasi antara lain amplitudo, frekuensi, fasa awal. Syarat Kelulusan
Lebih terperinciBAB GEJALA GELOMBANG
BAB GEJALA GELOMBANG Contoh. Pengertian besaran-besaran pada gelombang transversal. Pengertian panjang gelombang Gelombang air laut mendekati mercusuar dengan cepat rambat 7 m/s. Jarak antara dua dasar
Lebih terperinciMakalah pengukuran listrik. osiloskop OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN NIM : D JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011
Makalah pengukuran listrik osiloskop OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN NIM : D411 10 009 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pengukuran
Lebih terperinciLaboratorium Telekomunikasi Departemen Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR KOMUNIKASI ANALOG DAN TEKNIK DIGITAL MODUL 1 PENGENALAN OSILOSKOP Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Dasar Komunikasi Analog dan Teknik Digital Dosen
Lebih terperinciFungsi dan Grafik Diferensial dan Integral
Sudaryatno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral 2 Darpublic BB 7 Gabungan Fungsi Sinus 7.1. Fungsi Sinus Dan Cosinus Banyak peristiwa terjadi secara siklis sinusoidal, seperti
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
No. LST/EKO/EKO 217/05 Revisi : 00 Tgl : 21 Juni 2010 Hal 1 dari 7 A. Kompetensi. Setelah praktik, mahasiswa dapat menggunakan dengan baik dan benar. B. Sub Kompetensi. Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa
Lebih terperinciFisika UMPTN Tahun 1986
Fisika UMPTN Tahun 986 UMPTN-86-0 Sebuah benda dengan massa kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari, m. Jika
Lebih terperinciGERAK HARMONIK. Pembahasan Persamaan Gerak. untuk Osilator Harmonik Sederhana
GERAK HARMONIK Pembahasan Persamaan Gerak untuk Osilator Harmonik Sederhana Ilustrasi Pegas posisi setimbang, F = 0 Pegas teregang, F = - k.x Pegas tertekan, F = k.x Persamaan tsb mengandung turunan terhadap
Lebih terperinciKARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA
KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA Pertemuan 2 GETARAN HARMONIK Kelas XI IPA Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Rasdiana Riang, (15B08019), Pendidikan Fisika PPS UNM Makassar 2016 Beberapa parameter
Lebih terperinciFisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi
Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari
Lebih terperinciHAND OUT FISIKA DASAR I/GELOMBANG/GERAK HARMONIK SEDERHANA
GELOMBAG : Gerak Harmonik Sederhana M. Ishaq Pendahuluan Gerak harmonik adalah sebuah kajian yang penting terutama jika anda bergelut dalam bidang teknik, elektronika, geofisika dan lain-lain. Banyak gejala
Lebih terperinciGelombang sferis (bola) dan Radiasi suara
Chapter 5 Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara Gelombang dasar lain datang jika jarak dari beberapa titik dari titik tertentu dianggap sebagai koordinat relevan yang bergantung pada variabel akustik.
Lebih terperinciBAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang
BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus
Lebih terperinciArus & Tegangan bolak balik(ac)
Arus & Tegangan bolak balik(ac) Dede Djuhana E-mail:dede@fisika.ui.ac.id Departemen Fisika FMIPA-UI 0-0 Pendahuluan Arus dan Tegangan AC Arus dan tegangan bolak balik adalah arus yang dihasilkan oleh sebuah
Lebih terperinciReferensi : Hirose, A Introduction to Wave Phenomena. John Wiley and Sons
SILABUS : 1.Getaran a. Getaran pada sistem pegas b. Getaran teredam c. Energi dalam gerak harmonik sederhana 2.Gelombang a. Gelombang sinusoidal b. Kecepatan phase dan kecepatan grup c. Superposisi gelombang
Lebih terperinciULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet
ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII gaya F. Jika panjang kawat diperpendek setengah kali semula dan kuat arus diperbesar dua kali semula, maka besar gaya yang dialami kawat adalah. Medan Magnet
Lebih terperinci1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.
1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 2. Sebuah gelombang transversal frekuensinya 400 Hz. Berapa jumlah
Lebih terperinciPENGUKURAN & RANGKAIAN LISTRIK
POLITEKNIK ACEH E - MODUL praktikum seamolec Disusun Oleh: Rachmad Ikhsan, S.ST & Mahmud, A.Md PENGUKURAN & RANGKAIAN LISTRIK PROGRAM STUDI TEKNIK MEKATRONIKA POLITEKNIK ACEH Kota Banda Aceh Tahun 2014
Lebih terperinciRangkaian Arus Bolak-Balik. Balik (Rangkaian AC) Pendahuluan. Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia
Rangkaian Arus Bolak-Balik Balik (Rangkaian A) Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas ndonesia Pendahuluan Akhir abad 9 Nikola esla dan George Westinghouse memenangkan proposal pendistribusian
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM. 1141160049 JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL 2011/2012 POLITEKNIK NEGERI MALANG jl.soekarno
Lebih terperinci01. Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02.
01. t = 0.4s Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02. t = 0.4s Amplituda dari gelombang pada gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0
Lebih terperinciD. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan
1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,
Lebih terperinciMODUL 6 OSILOSKOP DAN FUNGSI GELOMBANG LISTRIK. frekuensi, amplitudo, dan beda fasa dari sinyal tegangan.
MODUL 6 OSILOSKOP DAN FUNGSI GELOMBANG LISTRIK I. TUJUAN PERCOB.AAN 1. Mampu menggunakan osiloskop unruk mengukur bentuk fungsi, frekuensi, amplitudo, dan beda fasa dari sinyal tegangan. 2. Mampu melakukan
Lebih terperinciPenguat Inverting dan Non Inverting
1. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian op-amp sebagai penguat inverting dan non inverting. 2. Mengamati fungsi kerja dari masing-masing penguat 3. Mahasiswa dapat menghitung penguatan
Lebih terperinciPREDIKSI SOAL UAN MATEMATIKA 2009 KELOMPOK TEKNIK
PREDIKSI SOAL UAN MATEMATIKA 2009 KELOMPOK TEKNIK 1. Jarak kota P dan kota R pada sebuah peta adalah 20 cm. Jika skala pada peta tersebut 1:2.500.000, maka jarak sebenarnya dua kota tersebut adalah. A.
Lebih terperinciBab 4 DINDING SINUSOIDAL SEBAGAI REFLEKTOR GELOMBANG
Bab 4 DINDING SINUSOIDAL SEBAGAI REFLEKTOR GELOMBANG Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai dasar laut sinusoidal sebagai reflektor gelombang. Persamaan yang digunakan untuk memodelkan masalah dasar
Lebih terperinciGambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan
RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK Arus bolak-balik atau Alternating Current (AC) yaitu arus listrik yang besar dan arahnya yang selalu berubah-ubah secara periodik. 1. Sumber Arus Bolak-balik Sumber arus bolak-balik
Lebih terperinciPENGGUNAAN MULTIMETER DAN OSILOSKOP (CRO)
MAKALAH PENGGUNAAN MULTIMETER DAN OSILOSKOP (CRO) Oleh : Sumarna JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUA ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MARET 2013 1 KATA PENGANTAR Alhamdulillah,
Lebih terperinciUntai Elektrik I. Waveforms & Signals. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I. Setyawan.
Untai Elektrik I Waveforms & Signals Dr. Iwan Setyawan Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana Secara umum, tegangan dan arus dalam sebuah untai elektrik dapat dikategorikan menjadi tiga jenis
Lebih terperinciQ POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED
Q POWER ELECTRONIC LABORATORY EVERYTHING UNDER SWITCHED PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG 01 P-01 DIODA CLIPPER DAN CLAMPER SMT. GENAP 2015/2016 A. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat menguji karakteristik dioda clipper
Lebih terperinciHusna Arifah,M.Sc :Ayunan (osilasi) dipakai.resonansi
Pembentukan Model Ayunan (Osilasi) Dipakai: Resonansi Di dalam Pasal.6 kita telah membahas osilasi bebas dari suatu benda pada suatu pegas seperti terlihat di dalam Gambar 48. Gerak ini diatur oleh persamaan
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini berisi tentang persiapan pendataan, proses pengumpulan data untuk selanjutnya diolah menjadi informasi yang akan di analisis. Pendataan dilakukan melalui proses
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II FREKWENSI LISRIK DISUSUN OLEH: NAMA : SOIMAH NIM : 12 310 595 Kelas : A (semester 2) Kelompok Jurusan/Prodi : I B : Fisika/pendidikan Fisika UNIVERSITAS NEGERI MANADO
Lebih terperinciGERAK HARMONIK SEDERHANA
GERAK HARMONIK SEDERHANA Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan. Gerak harmonik
Lebih terperinciPolarisasi Gelombang. Polarisasi Gelombang
Polarisasi Gelombang Polarisasi Gelombang Gelombang cahaya adalah gelombang transversal, sedangkan gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal. Nah, ada satu sifat gelombang yang hanya dapat terjadi
Lebih terperinciMODUL 01 DASAR PENGUKURAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018
MODUL 01 DASAR PENGUKURAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Riwayat
Lebih terperinciMODUL PEMBELAJARAN 1
MODUL PEMBELAJARAN Mata Peajaran : Fisika Kelas/Program : XII/IPA Semester : Topik/Materi : Gelombang Mekanik I. Petunjuk Belajar :. Baca dan pelajarilah uraian materi modul ini dengan seksama. 2. Perhatikan
Lebih terperinciSISTEM GETARAN PAKSA SATU DERAJAT KEBEBASAN
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 SISTEM GETARAN PAKSA SATU DERAJAT KEEASAN Rully ramasti, Agus Purwanto dan
Lebih terperinciAntiremed Kelas 12 Fisika
Antiremed Kelas 12 Fisika Gelombang Mekanik - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0198 Version: 2012-09 halaman 1 01. t = 0.4s Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D)
Lebih terperinciANALISIS DERET FOURIER UNTUK MENENTUKAN PERSAMAAN FUNGSI GELOMBANG SINUSOIDAL ARUS AC PADA OSILOSKOP
ANAISIS DERE FOURIER UNUK MENENUKAN PERSAMAAN FUNGSI GEOMBANG SINUSOIDA ARUS AC PADA OSIOSKOP 1.Dian Sandi,.Imas R.E, Malinda Pendidikan Fisika UHAMKA Jakarta Email 1.diansandi@gmail.com.iye1@yahoo.com
Lebih terperinciHANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG MEKANIS
YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. Bandung 0. 7 Fa. 0. 587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id HANDOUT FISIKA KELAS XII
Lebih terperinciArus Bolak Balik. Arus Bolak Balik. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung
(agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Materi 1 Sumber arus bolak-balik (alternating current, AC) 2 Resistor pada rangkaian AC 3 Induktor
Lebih terperinciFASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK
FASO DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASA ANGKAIAN LISTIK 1. Fasor Fasor adalah grafik untuk menyatakan magnituda (besar) dan arah (posisi sudut). Fasor utamanya digunakan untuk menyatakan gelombang sinus
Lebih terperinciCOBA PERHATIKAN GAMBAR GRAFIK BERIKUT
GELOMBANG STASIONER COBA PERHATIKAN GAMBAR GRAFIK BERIKUT POLA GELOMBANG APAKAH YANG DIHASILKAN APABILA PERTEMUAN GELOMBANG DATANG DARI TITIK A DAN YANG SATUNYA LAGI DIPANTULKAN DARI TITIK B SEPERTI YANG
Lebih terperinciTEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK
TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK 1.Pengertian Tegangan dan Arus Listrik Bolak-Balik Yang dimaksud dengan arus bolsk-balik ialah arus listrik yang arah serta besarnya berubah berkala,menurut suatu cara tertentu.hal
Lebih terperinciMODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN
MODUL ISIKA TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. SUMBER TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK Sumber tegangan bolak-balik
Lebih terperinciLEMBAR KERJA V KOMPARATOR
LEMBAR KERJA V KOMPARATOR 5.1. Tujuan 1. Mahasiswa mampu mengoperasikan op amp sebagai rangkaian komparator inverting dan non inverting 2. Mahasiswa mampu membandingkan dan menganalisis keluaran dari rangkaian
Lebih terperinci