MODULATOR DAN DEMODULATOR. FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODULATOR DAN DEMODULATOR. FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta"

Transkripsi

1 MODULATOR DAN DEMODULATOR FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga Intisari Pada tulisan ini akan dirancang dan direalisasikam alat modulator dan demodulator FSK (Frequency Shift Keying). Data yang dikirim dihasilkan dari saklar, sistem yang dibuat dapat memperlihatkan data dengan modulasi FSK (Frequency Shift Keying). Alat ini akan memperlihatkan proses pembentukan sinyal FSK (Frequency Shift Keying) pada tiap bloknya, sehingga pembaca dapat mengerti karakteristik isyarat yang dihasilkan. Kemudian isyarat dari modulator FSK (Frequency Shift Keying) akan dikirim melalui kabel tunggal. Data yang dikirim akan diterima demodulator, kemudian diubah menjadi isyarat digital sehingga diperoleh data semula yang dikirim. Pengujian dilakukan dengan data yang dimodulasi memiliki lebar data 8bit dengan kecepatan pengiriman data ±1200bps. Hasil uji tampak bahwa isyarat keluaran pada demodulasi FSK (Frequency Shift Keying) tertunda 100 µs dari isyarat aslinya. Kata kunci : Modulator, Demodulator, Frequency Phase Shift Keying 1. Pendahuluan Untuk mendukung kelangsungan proses komunikasi data dibutuhkan teknik modulasi digital untuk menangani hal tersebut. Informasi dapat dipancarkan secara sederhana dengan pensaklaran on dan off dengan carrier yang sesuai. Proses penyaklaran ini disebut dengan keying. Karakteristik penerima pesan hanya dapat mengawasandikan suatu pesan bila memiliki sandi yang tepat. Salah satu teknik modulasi digital yang dapat digunakan adalah FSK (Frequency Shift Keying. Teknik modulasi FSK (Frequency Shift Keying) mempresentasikan bit 1 dan 0 dalam 2 macam frekuensi yang berbeda, misal bit 0 : 500 Hz dan bit 1 : 2000 Hz sementara amplitudo dan fase isyarat tersebut konstan. Teknik modulasi ini banyak digunakan untuk transmisi dengan kecepatan rendah..

2 2. MODULATOR FSK (Frequency Shift Keying) FSK (Frequency shift keying) merupakan sistem modulasi digital yang relatif sederhana. Dalam modulasi FSK (Frequency Shift Keying), isyarat pemodulasi berupa aliran pulsa biner yang bervariasi diantara dua aras tegangan diskret. Rumus umum untuk sebuah isyarat FSK (Frequency Shift Keying) biner adalah: f m t V(t) Vc cos c t (1) 2 dengan : V(t) = adalah bentuk gelombang FSK biner; Vc = puncak amplitudo carrier tanpa termodulasi; c = carrier frekuensi (dalam radian); fm(t) = frekuensi isyarat digital biner pemodulasi; dan = beda isyarat pemodulasi (dalam radian). Keluaran modulator FSK (Frequency Shift Keying) adalah suatu frekuensi tertentu yang sudah ditentukan. Sesuai dengan perubahan isyarat data masukan biner dari logika 0 ke logika 1, atau sebaliknya, keluaran FSK (Frequency Shift Keying) bergeser diantara dua frekuensi yaitu suatu mark frekuensi untuk logika 1 dan suatu space frekuensi untuk logika 0. Pada FSK (Frequency Shift Keying) ada suatu perubahan frekuensi keluaran setiap adanya perubahan kondisi logika pada isyarat masukan. Sehingga menyebabkan laju perubahan keluaran akan sebanding dengan laju perubahan masukan. Dalam modulasi digital, laju perubahan masukan pada modulator disebut bit rate dan memiliki satuan bit per second (bps). Sedangkan laju perubahan pada keluaran modulator disebut baud atau baud rate. Dalam FSK (Frequency Shift Keying) biner, laju masukan dan laju keluaran adalah sama sehingga, bit rate dan baud rate adalah sama. Gambar 1. Modulator FSK (Frequency Shift Keying).

3 Modulasi frekuensi adalah sistem pemodulasi yang mengubah frekuensi isyarat pembawa sebanding dengan frekuensi sesaat isyarat pemodulasi, sementara amplitudo dipertahankan tetap. Pada sistem yang dirancang sebagai modulator FSK (Frequency Shift Keying) digunakan IC XR-2206 dengan pertimbangan IC XR-2206 dapat menghasilkan gelombang sinus, kotak, segitiga dengan frekuensi kerjanya hingga 1 MHz. Frekuensi keluaran XR 2206 ditentukan oleh besarnya nilai kapasitor yang terpasang pada pin 5 dan pin 6 dan besarnya nilai resistor yang dipasang pada pin 7 dan ground. Hubungan antara frekuensi dan nilai R dan C diberikan oleh persamaan : 1 f Hz (2) R C Untuk komponen R1 dan R2 digunakan R potensio, sehingga dapat diatur nilai R yang diinginkan, dan penggukuran frekuensi dapat dilakukan dengan lebih tepat. Untuk mendapatkan isyarat sinus 4,6 Khz dan 19,4 Khz, maka terlebih dahulu menetapkan nilai C yang akan dipakai. Pada realisasi alat nilai C yang digunakan sebesar 100 nf, dengan menggunakan Persamaan (2) maka didapat nilai R yang digunakan adalah 2173,9 dan 51,5 Ohm. Untai modulator FSK (Frequency Shift Keying) ditunjukkan pada Gambar 2 berikut. Gambar 2. Untai Modulator FSK (Frequency Shift Keying). Amplitudo keluaran maksimum bagi isyarat sinus ditentukan oleh nilai resistor eksternal pada pin 3, dengan besar gelombang keluaran adalah 60 mv untuk setiap1 k besar R3. Pada realisasi alat nilai R yang terukur 24 k maka amplitudo maksimum isyarat keluaran adalah 1,44 Volt. 3. DEMODULATOR FSK (Frequency Shift Keying) Demodulator FSK (Frequency Shift Keying) berfungsi sebagai pengembali isyarat FSK (Frequency Shift Keying) menjadi isyarat data digital. Karena hanya ada dua frekuensi masukan (mark dan space), maka di sini juga hanya ada dua keluaran error

4 voltage. Satu mewakili suatu logika 1 dan lainnya mewakili suatu logika 0. Gambar 3 dan Gambar 4 berikut merupakan demodulator FSK dan bagan kotak dari modulator tersebut. A FSK Receiver (Demodulator) Gambar 3. Demodulator FSK (Frequency Shift Keying). Bagan kotak modul demodulator FSK (Frequency Shift Keying) yang dirancang sebagai berikut. in B Low Pass Filter C Untai Offset D Pelipat Frekuensi E F G Low Pass Filter Komparator out Gambar 4. Bagan Kotak Demodulator FSK (Frequency Shift Keying) TAPIS (Filter) Sifat filter yang umum dipakai adalah sifat melewatkan isyarat masukan pada frekuensi tertentu dan meredam isyarat masukan pada frekuensi lainnya. Berdasarkan daerah frekuensi yang dilewatkan dan daerah frekuensi yang diredam filter dapat dibagi menjadi tiga jenis antara lain: tapis lolos bawah, tapis lolos atas, dan tapis lolos pita. Isyarat termodulasi FSK (Frequency Shift Keying) terdiri dari isyarat frekuensi tinggi dan rendah yang merupakan isyarat informasi. Pada demodulator FSK (Frequency Shift Keying) hanya ada dua frekuensi masukan (mark dan space), maka di sini juga hanya ada dua keluaran error voltage. Satu mewakili suatu logika 1 dan lainnya mewakili suatu logika 0. Untuk memenuhi kondisi tersebut maka dalam perancangan ini digunakan tapis lolos bawah yang bertujuan untuk menghilangkan frekuensi tinggi. Untai tapis lolos bawah ditunjukkan pada Gambar 5 berikut.

5 Gambar 5. Untai Tapis Lolos Bawah. Realisasi tapis lolos bawah dirancang dengan menggunakan Op-Amp dengan kemiringan -20dB/decade ini berarti bahwa bila frekuensi meningkat 10 kali fc, tegangan keluaran akan berkurang 20dB. Persamaan frekuensi penggal untuk untai di atas sebagai berikut. 1 f c (3) 2 RC Untuk komponen R digunakan R potensio, sehingga dapat diatur nilai R yang diinginkan. Pada realisasi alat nilai R terukur sebesar 890 Ohm sedangkan nilai C yang digunakan sebesar 0,1 uf, dengan menggunakan Persamaan (3) maka didapatkan frekuensi penggal sebesar 1790 Hz. 3.2 Untai Offset Keluaran untai LPF (Low Pass Filter) masuk pada untai offset dengan tujuan menghilangkan tegangan DC yang ada. Pada sistem terdapat R potensio yang digunakan untuk mengatur nilai tegangan pada V2. Untai Offset ditunjukkan pada Gambar 6 berikut. Gambar 6. Untai Offset.

6 Setelah didapat nilai V2 yang sama dengan V1, dengan menggunakan untai penguat membalik dasar dan menambahkan resistor masukan lainnya; kita dapat membuat penguat penjumlah membalik. Tegangan keluaran dibalikkan dan nilainya sama dengan penjumlahan aljabar. Sehingga didapat persamaan sebagai berikut: Rf Rf Rf V out V1 V2... V n (4) R1 R2 Rn Bila semua resistor luar sama nilainya (Rf = R1 = R2 =... = Rn), keluaran dapat dengan mudah dihitung sebagai penjumlahan aljabar masing-masing tegangan masukan, atau : V out V1 V2... V n (5) 3.3 Untai Pelipat Frekuensi Keluaran untai offset masuk pada untai pelipat frekuensi dengan tujuan menghilangkan tegangan negatif yang ada sehingga hanya ada tegangan positif. Untai pelipat frekuensi ditunjukkan pada Gambar 7. berikut. Gambar 7. Untai Pelipat Frekuensi. Dengan masukan berupa gelombang sinus keluaran yang dihasilkan berupa penyearahan gelombang penuh yang memiliki kelipatan dua kali frekuensi isyarat masukan. Untuk isyarat positif, untai ini bertindak sebagai penguat tak membalik, dan untuk isyarat negatif untai ini bertindak sebagai penguat membalik Untai Tapis Keluaran untai pelipat frekuensi masuk pada untai tapis dengan tujuan memperbaiki isyarat yang ada. Pada sistem terdapat R potensio yang digunakan untuk mengatur nilai amplitudo pulsa yang diterima. Untai tapis ditunjukkan pada Gambar 8 berikut.

7 Gambar 8. Untai Tapis Lolos Bawah. Realisasi tapis lolos bawah dirancang dengan menggunakan Op-Amp dengan kemiringan -20dB/decade ini berarti bahwa bila frekuensi meningkat 10 kali fc, tegangan keluaran akan berkurang 20dB Untai Komparator Besar isyarat selisih yang dihasilkan oleh untai tapis ini kemudian akan dibandingkan dengan tegangan referensi nol (ground) untuk mengetahui polaritasnya. Selisih positif dikodekan dengan logika 1 dan selisih negatif dikodekan dengan logika 0. Logika 1 harus memiliki besar tegangan dengan aras TTL sementara logika 0 tidak boleh ke tegangan negatif seperti umumnya Op-Amp yang difungsikan sebagai sebuah komparator. Untuk itu dipakai IC komparator dengan seri LM 319. Untai komparator ditunjukkan pada Gambar 9 berikut. Gambar 9. Untai Komparator.

8 4. Pengukuran dan Analisa Modem FSK 4.1. Modulator FSK Pengujian modul modulator FSK (Frequency Shift Keying) dengan memberikan masukan isyarat berupa logika digital dari modul data masukan, didapatkan hasil isyarat dengan dua frekuensi yaitu f1 4,6 khz dan f2 19,4 khz. Gambar 10. Isyarat Keluaran Titik B Pengujian Sistem Modulator Demodulator (Frequency Shift Keying). FSK Dari hasil di atas, dengan volt/div sebesar 2 v/div dan time/div sebesar 250 us/div maka dapat diketahui isyarat yang dihasilkan oleh modul modulator FSK (Frequency Shift Keying) memiliki tegangan offset sebesar ± 4,4 Volt. Pada realisasi alat amplitudo maksimum isyarat keluaran adalah 1,44 Volt. Dari hasil di atas dapat kita ketahui amplitudo tegangan yang dihasilkan oleh modul modulator FSK (Frequency Shift Keying) memiliki tegangan sebesar ± 2,8 Vpp. Dari pengujian didapatkan kesimpulan bahwa modul modulator FSK (Frequency Shift Keying) mampu menghasilkan dua frekuensi berbeda DEMODULATOR FSK Demodulator FSK (Frequency Shift Keying) berfungsi sebagai pengembali isyarat FSK (Frequency Shift Keying) menjadi isyarat data digital. Perancangan sistem demodulasi FSK (Frequency Shift Keying) ini terdiri dari untai tapis, untai offset, untai pelipat frekuensi, untai komparator, dan untai delay Untai Tapis Titik C merupakan keluaran untai tapis. Pada tahap pengujian ini isyarat masukan modulator FSK (Frequency Shift Keying) ditapis dengan menggunakan tapis lolos bawah dan hasil yang didapatkan sebagai berikut.

9 Gambar 11. Isyarat Keluaran Titik C Pengujian Sistem Modulator Demodulator FSK (Frequency Shift Keying). Dari hasil di atas, dengan volt/div sebesar 1 v/div dan time/div sebesar 500 us/div kita ketahui isyarat keluaran pada titik C memiliki amplitudo kurang lebih setengah dari amplitudo pada modul modulator FSK (Frequency Shift Keying) untuk frekuensi rendah dan amplitudo untuk frekuensi tinggi pada titik C sangat kecil sekali. Amplitudo tegangan untuk frekuensi 4,6 khz juga ikut turun dikarenakan pada tapis yang dirancang frekuensi penggal berada pada frekuensi 1790 Hz. Pada frekuensi penggal isyarat masukan akan turun 3 db (amplitudo isyarat menjadi 0,707 kali amplitudo isyarat masukan atau * 2.8 Vpp = 1,98 Vpp). Jika nilai frekuensi meningkat 10 kali frekuensi penggal maka tegangan keluaran akan berkurang 20dB sehingga amplitudo isyarat menjadi 0,1 kali amplitudo isyarat masukan atau 0.1 * 2.8 Vpp = 0,28 Vpp. Untuk nilai amplitudo tegangan pada frekuensi 19,6 khz akan lebih kecil dari 0,28 Vpp. Dari hasil yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa untai tapis lolos bawah yang ada pada modul demodulator FSK (Frequency Shift Keying) berfungsi dengan baik Untai Offset Pada tahap pengujian untai offset ini isyarat masukan dari modulator FSK (Frequency Shift Keying) yang telah ditapis tegangan DC offsetnya akan diturunkan ke sumbu nol. Hasil pengujian sistem didapatkan sebagai berikut. Gambar 12. Isyarat Keluaran Titik D Pengujian Sistem Modulator Demodulator FSK (Frequency Shift Keying).

10 Dari hasil di atas, dengan volt/div sebesar 1 v/div dan time/div sebesar 500 us/div maka dapat diketahui isyarat yang dihasilkan pada titik D memiliki tegangan sama dengan tegangan pada titik C hanya tegangan DC offsetnya turun. Dari pengujian didapatkan kesimpulan bahwa untai offset yang ada pada modul demodulator FSK (Frequency Shift Keying) mampu berfungsi dengan baik Untai Pelipat Frekuensi Pada tahap pengujian untai pelipat frekuensi ini dengan masukan berupa gelombang sinus keluaran yang dihasilkan berupa penyearahan gelombang penuh yang memiliki kelipatan dua kali frekuensi isyarat masukan. Hasil pengujian sistem didapatkan sebagai berikut. Gambar 13. Isyarat Keluaran Titik E Pengujian Sistem Modulator Demodulator FSK (Frequency Shift Keying). Dari hasil di atas, dengan volt/div sebesar 2 v/div dan time/div sebesar 500 us/div maka dapat diketahui isyarat yang dihasilkan pada titik E akan memiliki nilai tegangan yang berasal dari frekuensi 4,6 khz sedangkan frekuensi 19,4 khz nilai tegangan yang dihasilkan sangat kecil atau tidak ada. Dari pengujian didapatkan kesimpulan bahwa untai pelipat frekuensi yang ada pada modul demodulator FSK (Frequency Shift Keying) mampu berfungsi dengan baik Untai Tapis Pada tahap pengujian untai tapis ini dengan masukan untai pelipat frekuensi keluaran yang dihasilkan akan lebih halus atau memperbaiki isyarat yang ada. Hasil pengujian sistem didapatkan sebagai berikut. Gambar 14. Isyarat Keluaran Titik F Pengujian Sistem Modulator Demodulator FSK (Frequency Shift Keying).

11 Dari hasil di atas, dengan volt/div sebesar 2 v/div dan time/div sebesar 500 us/div maka dapat diketahui isyarat yang dihasilkan pada titik F akan memiliki keluaran yang lebih baik. Dari pengujian didapatkan kesimpulan bahwa untai tapis yang ada pada modul demodulator FSK (Frequency Shift Keying) mampu berfungsi dengan baik Untai Komparator Pengujian untai komparator pada titik G dilakukan dengan cara keluaran untai tais pada titik F masuk pada untai komparator dengan tujuan mendapatkan tegangan DC, dengan aras tegangan 0Volt untuk frekuensi tinggi dan 5Volt untuk frekuensi rendah. Hasil pengujian sistem didapatkan sebagai berikut. Gambar 15. Isyarat Keluaran Titik G Pengujian Sistem Modulator Demodulator FSK (Frequency Shift Keying). Dari hasil di atas, dengan volt/div sebesar 5 v/div dan time/div sebesar 500 us/div maka dapat diketahui isyarat yang dihasilkan pada titik G akan memiliki keluaran tegangan DC dengan aras tegangan 0Volt untuk frekuensi 19,4 khz dan 5Volt untuk frekuensi 4,6 khz. Dari pengujian didapatkan kesimpulan bahwa untai komparator yang ada pada modul demodulator FSK (Frequency Shift Keying) mampu berfungsi dengan baik. 5. Kesimpulan 1. Data serial sebanyak 8 bit dikirim pada modulator FSK (Frequency Shift Keying) dan menghasilkan keluaran modulator FSK (Frequency Shift Keying) memiliki dua frekuensi berbeda bersesuaian dengan data yang diberikan pada masukan. Hasil keluaran modul demodulator FSK (Frequency Shift Keying) berupa tegangan naik atau turun bersesuaian dengan data yang diberikan pada masukan. 2. Modulator FSK (Frequency Shift Keying) dapat menghasilkan keluaran sesuai dengan data masukan dan berjalan dengan baik. 3. Demodulator FSK (Frequency Shift Keying) dapat menghasilkan keluaran sesuai dengan data yang dikirim dari modulator FSK (Frequency Shift Keying) dan

12 berjalan dengan baik. Dari hasil pengujian dengan cara membandingkan hasil pengukuran alat dengan hasil menurut teori dapat diketahui bahwa alat dapat bekerja dengan baik. 4. Dari hasil pengujian dengan cara membandingkan hasil pengukuran alat dengan hasil menurut teori dapat diketahui bahwa alat dapat bekerja dengan baik. Daftar Pustaka 1. Hughes, F.W., Op Amp Handbook, Prentice-Hall, Inc., New Jersey, Budiharto, Widodo., Elektronika Digital dan Mikroprosesor, ANDI, Yogyakarta, Proakis, John G, Digital Communication, McGraw-Hill, Series in Electrical Engeneering, Haykin, Simon, Digital Communication, McGraw-Hill, Series in Electrical Engeneering, Young, Paul H, Electronic Communication Technique, 5 th Edition, Pearson Printice Hall,inc., New Jersey, Miller, Gary M., Modern Electronic Communication, 4 th Edition, Prentice- Hall,Inc., New Jersey, Riwayat Penulis Budihardja Murtianta Memperoleh gelar sarjana dari Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, pada tahun 1986 dan gelar master dari Asian Institute of Technology, Bangkok,Thailand pada tahun Sejak tahun 1986 sampai sekarang bekerja sebagai dosen di Fakultas Teknik Program Studi Teknik Elektro Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

PERANCANGAN DEMODULATOR BPSK. Intisari

PERANCANGAN DEMODULATOR BPSK. Intisari PERANCANGAN DEMODULATOR BPSK Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 5-60, Salatiga 50 Email: budihardja@yahoo.com Intisari Dalam tulisan ini akan dirancang dan direalisasikan

Lebih terperinci

DEMODULASI DELTA. Budihardja Murtianta

DEMODULASI DELTA. Budihardja Murtianta DEMODULASI DELTA DEMODULASI DELTA Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com INTISARI Demodulasi Delta merupakan salah satu dari

Lebih terperinci

Budihardja Murtianta. Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga

Budihardja Murtianta. Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga PERANCANGAN MODULATOR BPSK PERANCANGAN MODULATOR BPSK Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro -0, Salatiga 0 Email: budihardja@yahoo.com Intisari Dalam tulisan ini akan dirancang

Lebih terperinci

PERANCANGAN DEMODULATOR BPSK. Intisari

PERANCANGAN DEMODULATOR BPSK. Intisari PERANL"ANGAN DEMOIATOR BPSK Budihardja Murtianta PERANCANGAN DEMODULATOR BPSK Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik- UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2012/2013 JUDUL ( FSK) FREQUENCY SHIFT KEYING GRUP 1 TELKOM 3D PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK

Lebih terperinci

MODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK. Intisari

MODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK. Intisari MODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK MODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com Intisari

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Modulator Binary Phase Shift Keying

Perancangan Sistem Modulator Binary Phase Shift Keying Perancangan Sistem Modulator Binary Phase Shift Keying Deddy Susilo 1, Budihardja Murtianta 2, Arivia Aurelia Devina Pramono 3 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas

Lebih terperinci

Sistem Modulator dan Demodulator BPSK dengan Costas Loop

Sistem Modulator dan Demodulator BPSK dengan Costas Loop Sistem Modulator dan Demodulator BPSK dengan Costas Loop Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga budihardja.murtianta@staff.uksw.edu

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal. BAB II DASAR TEORI 2.1 Modulasi Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk memperoleh transmisi yang efisien dan handal. Pemodulasi yang merepresentasikan pesan yang akan dikirim, dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 52 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Bab ini membahas pengujian alat yang dibuat, kemudian hasil pengujian tersebut dianalisa. 4.1 Pengujian Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan

Lebih terperinci

MODULASI DELTA. Budihardja Murtianta. Intisari

MODULASI DELTA. Budihardja Murtianta. Intisari MODULASI DELTA MODULASI DELTA Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika & Komputer UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com Intisari Modulasi Delta merupakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Alat Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang direncanakan diperlihatkan pada Gambar 3.1. Sinyal masukan carrier recovery yang berasal

Lebih terperinci

Teknik modulasi dilakukan dengan mengubah parameter-parameter gelombang pembawa yaitu : - Amplitudo - Frekuensi - Fasa

Teknik modulasi dilakukan dengan mengubah parameter-parameter gelombang pembawa yaitu : - Amplitudo - Frekuensi - Fasa BAB II PEMBAHASAN Modulasi adalah proses menumpangkan sinyal informasi kepada sinyal pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Terdapat tiga parameter kunci pada suatu gelombang sinusoidal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan tentang perancangan perangkat keras dari tugas akhir yang berjudul Penelitian Sistem Audio Stereo dengan Media Transmisi Jala-jala Listrik. 3.1.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan spesifikasi alat sehingga memudahkan menganalisa rangkaian. Pengukuran dilakukan pada setiap titik pengukuran

Lebih terperinci

Pemancar dan Penerima FM

Pemancar dan Penerima FM Pemancar dan Penerima FM Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga budihardja.murtianta@staff.uksw.edu Ringkasan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PEDOMAN PENGGUNAAN ALAT

LAMPIRAN PEDOMAN PENGGUNAAN ALAT LAMPIRAN PEDOMAN PENGGUNAAN ALAT Simulator modulasi digital menggunakan perangkat lunak Matlab ini akan menampilkan hasil proses modulasi dan demodulasi, mulai dari isyarat masukan, isyarat pembawa, isyarat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi PWM Sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitudo dan frekuensi dasar yang tetap, namun, lebar pulsanya bervariasi. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal

Lebih terperinci

Rancang Bangun Demodulator FSK 9600 Baud untuk Perangkat Transceiver Portable Satelit IiNUSAT - 1

Rancang Bangun Demodulator FSK 9600 Baud untuk Perangkat Transceiver Portable Satelit IiNUSAT - 1 1/6 Rancang Bangun Demodulator FSK 9600 Baud untuk Perangkat Transceiver Portable Satelit IiNUSAT - 1 Muhamad Aenurrofiq Alatasy, Prof. Ir. Gamantyo H., M.Eng, Ph.D. Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS Abstrak

Lebih terperinci

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, ,

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, , 56 Tabel 4.1 Hasil Perbandingan Antara Output LM 35 dengan Termometer No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0,25 25 0 2 0,26 26 0 3 0,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0,29 28 1 6

Lebih terperinci

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016 LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016 JUDUL AMPITUDE SHIFT KEYING GRUP 4 3A PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA 4.1 Amplitude Modulation and Demodulation 4.1.1 Hasil Percobaan Tabel 4.1. Hasil percobaan dengan f m = 1 KHz, f c = 4 KHz, A c = 15 Vpp No V m (Volt) E max (mvolt) E

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT 3.1 Pembuatan Modulator 8-QAM Dalam Pembuatan Modulator 8-QAM ini, berdasarkan pada blok diagram modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok

Lebih terperinci

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi PLL (Phase Locked Loop) sebagai modul praktikum demodulator FM sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septianda mahasiswa Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari BAB III PERANCANGAN ALAT Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari beberapa perangkat keras (Hardware) yang akan dibentuk menjadi satu rangkaian pemodulasi sinyal digital

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal pembawa (carrier) yang

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal pembawa (carrier) yang BAB II DASAR TEORI 2.1 Modulasi Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal pembawa (carrier) yang berfrekuensi tinggi sesuai sinyal informasi (pemodulasi) yang frekuensinya lebih rendah, sehingga

Lebih terperinci

Arie Setiawan Pembimbing : Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M. Eng, Ph.D.

Arie Setiawan Pembimbing : Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M. Eng, Ph.D. Teknik Telekomunikasi Multimedia -Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri ITS Surabaya 2012 Arie Setiawan 2209106024 Pembimbing : Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M. Eng, Ph.D. Latar Belakang Indonesian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini perkembangan teknologi semakin pesat, terutama dalam bidang komunikasi data. Komunikasi berarti pengiriman informasi dari pengirim ke penerima

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS Untuk mengetahui apakah hasil rancangan yang dibuat sudah bekerja sesuai dengan fungsinya atau tidak, perlu dilakukan beberapa pengukuran pada beberapa test point yang dianggap

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM. menjadi tiga bit (tribit) serial yang diumpankan ke pembelah bit (bit splitter)

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM. menjadi tiga bit (tribit) serial yang diumpankan ke pembelah bit (bit splitter) BAB II DASAR TEORI 2.1 Modulator 8-QAM Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM Dari blok diagram diatas dapat diuraikan bahwa pada modulator 8-QAM sinyal data yang dibangkitkan oleh rangkaian pembangkit

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu, BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM Pengukuran dilakukan untuk mengetahui apakah sistem beroperasi dengan baik, juga untuk menunjukkan bahwa sistem tersebut sesuai dengan yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BINARY PHASA SHIFT KEYING (BPSK)

BINARY PHASA SHIFT KEYING (BPSK) BINARY PHASA SHIFT KEYING (BPSK) Sigit Kusmaryanto http://sigitkus@ub.ac.id I Pendahuluan Modulasi adalah proses penumpangan sinyal informasi pada sinyal pembawa sehingga menghasilkan sinyal termodulasi.

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PEMESANAN MAKANAN DI RESTORAN SECARA WIRELESS

PERANCANGAN ALAT PEMESANAN MAKANAN DI RESTORAN SECARA WIRELESS TESLA Vol. 8 No. 2, 61 68 (Oktober 2006) Jurnal Teknik Elektro PERANCANGAN ALAT PEMESANAN MAKANAN DI RESTORAN SECARA WIRELESS Tjandra Susila 1), Tony Winata 1) dan Rakhman Setyo Nugroho 2) Abstract To

Lebih terperinci

Perancangan Penerima Data EKG (Elektrokardiograf) Menggunakan Modulasi Digital FSK (Frequency Shift Keying) dan Modulasi Frekuensi (FM)

Perancangan Penerima Data EKG (Elektrokardiograf) Menggunakan Modulasi Digital FSK (Frequency Shift Keying) dan Modulasi Frekuensi (FM) Perancangan Penerima Data EKG (Elektrokardiograf) Menggunakan Modulasi Digital FSK (Frequency Shift Keying) dan Modulasi Frekuensi (FM) Desyanto Dwi Rahmadi [], Darjat, ST., MT. [], Yuli Christiyono, ST.,

Lebih terperinci

Penguat Kelas-D dengan RWDM

Penguat Kelas-D dengan RWDM National Conference: Design and Application of Technology 00 Penguat Kelas-D dengan RWDM Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana Jalan Diponegoro

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

MODUL MODULATOR-DEMODULATOR BINARY PHASE SHIFT KEYING (BPSK) MENGGUNAKAN METODE COSTAS LOOP

MODUL MODULATOR-DEMODULATOR BINARY PHASE SHIFT KEYING (BPSK) MENGGUNAKAN METODE COSTAS LOOP MODUL MODULATOR-DEMODULATOR BINARY PHASE SHIFT KEYING (BPSK) MENGGUNAKAN METODE COSTAS LOOP Oleh Arivia Aurelia Devina Pramono NIM : 612005004 Skripsi ini untuk melengkapi syarat-syarat memperoleh Gelar

Lebih terperinci

MODULASI. Adri Priadana. ilkomadri.com

MODULASI. Adri Priadana. ilkomadri.com MODULASI Adri Priadana ilkomadri.com Pengertian Modulasi Merupakan suatu proses penumpangan atau penggabungan sinyal informasi (pemodulasi) kepada gelombang pembawa (carrier), sehingga memungkinkan sinyal

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PHASE LOCKED LOOP DISKRET. oleh Joel Patra Tirtayasa NIM:

MODUL PRAKTIKUM PHASE LOCKED LOOP DISKRET. oleh Joel Patra Tirtayasa NIM: MODUL PRAKTIKUM PHASE LOCKED LOOP DISKRET oleh Joel Patra Tirtayasa NIM: 612011010 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM RECEIVER DENGAN PSEUDO NOISE CODE

FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM RECEIVER DENGAN PSEUDO NOISE CODE FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM RECEIVER DENGAN PSEUDO Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com INTISARI

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3.1 Gambaran Umum Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate 64 Kbps untuk melakukan proses modulasi terhadap sinyal data digital. Dalam

Lebih terperinci

Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto,

Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto, Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto, http://sigitkus@ub.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, kebutuhan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver Satelit ITS-SAT

Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver Satelit ITS-SAT JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver Satelit ITS-SAT Respati Loy Amanda, Eko Setijadi, dan Suwadi Teknik Elektro,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang...

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang... ABSTRAK Kemajuan teknologi sudah berkembang dengan pesat terutama dengan banyak terciptanya berbagai macam peralatan dalam bidang telekomunikasi yang salah satunya yaitu modem sebagai alat modulasi dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tergantung pada besarnya modulasi yang diberikan. Proses modulasi

BAB II LANDASAN TEORI. tergantung pada besarnya modulasi yang diberikan. Proses modulasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Modulasi dan Demodulasi Modulasi adalah suatu proses dimana parameter dari suatu gelombang divariasikan secara proposional terhadap gelombang lain. Parameter yang diubah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN ALAT DAN ANALISISNYA

BAB IV HASIL PENGUJIAN ALAT DAN ANALISISNYA BAB IV HASIL PENGUJIAN ALAT DAN ANALISISNYA.. Hasil Pengujian Alat dan Analisisnya...BASK (Binary Amplitude Shift Keying).5 Isyarat Digital Masukan Isyarat Carrier untuk biner "" Amplitude.5 - -.5 3 5

Lebih terperinci

Perancangan Modulator dan Demodulator pada DPSK

Perancangan Modulator dan Demodulator pada DPSK Perancangan Modulator dan Demodulator pada DPSK Makalah ini disusun dalam rangka pemenuhan tugas matakuliah Elektronika Telekomunikasi pada semester genap 2010/2011 Disusun Oleh: 1. Putu Laksmi Mas Pratiwi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Modulasi dapat didefinisikan sebagai proses pengubahan parameter dari

BAB II DASAR TEORI. Modulasi dapat didefinisikan sebagai proses pengubahan parameter dari BAB II DASAR TEORI.1 Konsep Dasar Modulasi Digital Modulasi dapat didefinisikan sebagai proses pengubahan parameter dari gelombang pembawa (amplitudo, frekuensi dan fasa) oleh sinyal informasi. Modulasi

Lebih terperinci

Teknik Telekomunikasi

Teknik Telekomunikasi Teknik Telekomunikasi Konsep Dasar Telekomunikasi Jenis-jenis Telekomunikasi Sinyal Modulasi Pengkodean Dosen Pengampu : Muhammad Riza Hilmi, ST. Email : rizahilmi@gmail.com Konsep Dasar Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Bab ini membahas tentang pengujian alat yang dibuat, adapun tujuan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. Bab ini membahas tentang pengujian alat yang dibuat, adapun tujuan BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini membahas tentang pengujian alat yang dibuat, adapun tujuan pengujian tersebut adalah untuk mengetahui apakah alat yang telah dirancang berfungsi dan mengahasilkan keluaran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja sistem, baik secara keseluruhan ataupun kinerja dari bagian-bagian sistem pendukung. Perancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Perancangan PWM Generator untuk Pembangkitan Gelombang Sinus. Pada Bab Pendahuluan telah dijelaskan bahwa penelitian ini dibagi menjadi 2 buah bagian, yang pertama perancangan

Lebih terperinci

penulisan ini dengan Perancangan Anti-Aliasing Filter Dengan Menggunakan Metode Perhitungan Butterworth. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sampling Teori Sampl

penulisan ini dengan Perancangan Anti-Aliasing Filter Dengan Menggunakan Metode Perhitungan Butterworth. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sampling Teori Sampl PERANCANGAN ANTI-ALIASING FILTER DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERHITUNGAN BUTTERWORTH 1 Muhammad Aditya Sajwa 2 Dr. Hamzah Afandi 3 M. Karyadi, ST., MT 1 Email : muhammadaditya8776@yahoo.co.id 2 Email : hamzah@staff.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. ( ) {, isyarat masukan; dan. =, dengan adalah frekuensi isyarat pembawa. Gambar 2.1. On-Off Shift Keying (OOK).

BAB II DASAR TEORI. ( ) {, isyarat masukan; dan. =, dengan adalah frekuensi isyarat pembawa. Gambar 2.1. On-Off Shift Keying (OOK). BAB II DASAR TEORI Pada bab ini dibahas teori yang berkaitan dengan skripsi, meliputi Binary Amplitude Shift Keying (BASK), On-Off Shift Keying (OOK), Binary Frequency Shift Keying (BFSK), Differential

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA V KOMPARATOR

LEMBAR KERJA V KOMPARATOR LEMBAR KERJA V KOMPARATOR 5.1. Tujuan 1. Mahasiswa mampu mengoperasikan op amp sebagai rangkaian komparator inverting dan non inverting 2. Mahasiswa mampu membandingkan dan menganalisis keluaran dari rangkaian

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENGIRIM DATA DIGITAL ANTAR KOMPUTER MENGGUNAKAN MODULASI PHASE

INSTRUMEN PENGIRIM DATA DIGITAL ANTAR KOMPUTER MENGGUNAKAN MODULASI PHASE Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 INSTRUMEN PENGIRIM DATA DIGITAL ANTAR KOMPUTER MENGGUNAKAN MODULASI PHASE

Lebih terperinci

Tipe op-amp yang digunakan pada tugas akir ini adalah LT-1227 buatan dari Linear Technology dengan konfigurasi pin-nya sebagai berikut:

Tipe op-amp yang digunakan pada tugas akir ini adalah LT-1227 buatan dari Linear Technology dengan konfigurasi pin-nya sebagai berikut: BAB III PERANCANGAN Pada bab ini berisi perancangan pedoman praktikum dan perancangan pengujian pedoman praktikum dengan menggunakan current feedback op-amp. 3.. Perancangan pedoman praktikum Pada pelaksanaan

Lebih terperinci

Oleh : Dalmasius N A P.

Oleh : Dalmasius N A P. PENGGUNAAN SCA PADA SISTEM PENYIARAN RADIO FM UNTUK PENGIRIMAN DATA TEKS Oleh : Dalmasius N A P. Nama : M. Khoirudin NPM : 1211050051 Fakultas Ilmu Komputer Program Studi Sistem Informasi Informatics And

Lebih terperinci

PRINSIP UMUM. Bagian dari komunikasi. Bentuk gelombang sinyal analog sebagai fungsi waktu

PRINSIP UMUM. Bagian dari komunikasi. Bentuk gelombang sinyal analog sebagai fungsi waktu TEKNIK MODULASI PRINSIP UMUM PRINSIP UMUM Bagian dari komunikasi Bentuk gelombang sinyal analog sebagai fungsi waktu PRINSIP UMUM Modulasi merupakan suatu proses dimana informasi, baik berupa sinyal audio,

Lebih terperinci

APLIKASI RDS (Radio Data Sytem) PADA SIARAN FM KONVENSIONAL

APLIKASI RDS (Radio Data Sytem) PADA SIARAN FM KONVENSIONAL APLIKASI RDS (Radio Data Sytem) PADA SIARAN FM KONVENSIONAL TUGAS AKHIR Disusun Oleh : AHMAD BURHANUDDIN ROSID 201010130312099 JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015 i KATA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dewasa ini dunia telekomunikasi berkembang sangat pesat. Banyak transmisi yang sebelumnya menggunakan analog kini beralih ke digital. Salah satu alasan bahwa sistem

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KOMUNIKASI

BAB II SISTEM KOMUNIKASI BAB II SISTEM KOMUNIKASI 2.1 Sistem Komunikasi Digital Dalam mentransmisikan data dari sumber ke tujuan, satu hal yang harus dihubungkan dengan sifat data, arti fisik yang hakiki di pergunakan untuk menyebarkan

Lebih terperinci

Transmisi Suara dan Pengendalian Penyuara melalui Jala-Jala berbasis IC LM1893

Transmisi Suara dan Pengendalian Penyuara melalui Jala-Jala berbasis IC LM1893 Transmisi Suara dan Pengendalian Penyuara melalui Jala-Jala berbasis IC LM1893 Budihardja Murtianta 1, Hendry Yuwono Ariowibowo 2, F.D. Setiaji 3 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika

Lebih terperinci

Untuk pensinyalan digital, suatu sumber data g(t) dapat berupa digital atau analog yang di encode menjadi suatu sinyal digital x(t)

Untuk pensinyalan digital, suatu sumber data g(t) dapat berupa digital atau analog yang di encode menjadi suatu sinyal digital x(t) Data Encoding 1. Pengenalan Teknik Encoding dan modulasi : Untuk pensinyalan digital, suatu sumber data g(t) dapat berupa digital atau analog yang di encode menjadi suatu sinyal digital x(t) Untuk pensinyalan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA Teknik Pengkodean Sinyal. Fery Antony, ST Universitas IGM

KOMUNIKASI DATA Teknik Pengkodean Sinyal. Fery Antony, ST Universitas IGM KOMUNIKASI DATA Teknik Pengkodean Sinyal Fery Antony, ST Universitas IGM Gambar Teknik Pengkodean dan Modulasi a) Digital signaling: sumber data g(t), berupa digital atau analog, dikodekan menjadi sinyal

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1Amplitude Modulation and Demodulation

BAB II DASAR TEORI. 2.1Amplitude Modulation and Demodulation BAB II DASAR TEORI 2.1Amplitude Modulation and Demodulation Modulasi adalah suatu proses dimana parameter dari suatu gelombang divariasikan secara proposional terhadap gelombang lain. Parameter yang diubah

Lebih terperinci

TELEMETRI Abstrak I. Pendahuluan

TELEMETRI Abstrak I. Pendahuluan TELEMETRI Abstrak Telemetri (sejenis dengan telematika) adalah sebuah teknologi yang membolehkan pengukuran jarak jauh dan pelaporan informasi kepada perancang atau operator sistem. Kata telemetri berasal

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian

BAB III PERANCANGAN. Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian BAB III PERANCANGAN Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian catu daya, modulator dan demodulator FSK, pemancar dan penerima FM, driver motor DC, mikrokontroler, sensor, serta

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Oleh : Nila Feby Puspitasari Data digital, sinyal digital - Merupakan bentuk paling sederhana dari pengkodean digital - Data digital ditetapkan satu level tegangan untuk biner satu

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. dan carrier (gelombang pembawa) yang sesuai dengan aplikasi yang diterapkan.

BAB II DASAR TEORI. dan carrier (gelombang pembawa) yang sesuai dengan aplikasi yang diterapkan. BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Dasar Modulasi Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk memperoleh transmisi yang efisien dan handal. Modulasi melibatkan dua buah sinyal, yaitu sinyal

Lebih terperinci

PERANCANGAN TELEMETRI SUHU DENGAN MODULASI DIGITAL FSK -FM

PERANCANGAN TELEMETRI SUHU DENGAN MODULASI DIGITAL FSK -FM Perancangan Telemetri Suhu dengan Modulasi Digital FSK-FM ( Sukiswo ) PERANCANGAN TELEMETRI SUHU DENGAN MODULASI DIGITAL FSK -FM Sukiswo Jurusan Teknik Elektro Fak. T eknik Undip Jl. Prof Sudharto Tembalang,

Lebih terperinci

TEKNIK MODULASI. Kelompok II

TEKNIK MODULASI. Kelompok II TEKNIK MODULASI Kelompok II Pengertian Modulasi adalah proses pencampuran dua sinyal menjadi satu sinyal Biasanya sinyal yang dicampur adalah sinyal berfrekuensi tinggi dan sinyal berfrekuensi rendah Contoh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENELITIAN TERDAHULU Sebelumnya penelitian ini di kembangkan oleh mustofa, dkk. (2010). Penelitian terdahulu dilakukan untuk mencoba membuat alat komunikasi bawah air dengan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM TRANSMITTER DENGAN PSEUDO NOISE CODE

FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM TRANSMITTER DENGAN PSEUDO NOISE CODE FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM TRANSMITTER DENGAN PSEUDO Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com

Lebih terperinci

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206 Eddy Nurraharjo Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank email : eddynurraharjo@gmail.com Abstrak Sebuah sinyal dapat dihasilkan dari suatu pembangkit sinyal yang berupa sebuah rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS 4.1 Tujuan Pengukuran dan Analisis Tujuan pengukuran dan analisis pada proyek akhir ini adalah untuk mengetahui karakteristik, level tegangan dan frekuensi dari suatu sinyal

Lebih terperinci

Model Transmisi Digital Optik Isyarat Analog Dengan Modulasi Delta

Model Transmisi Digital Optik Isyarat Analog Dengan Modulasi Delta Model Transmisi Digital Optik Isyarat Analog Dengan Modulasi Delta Iwan Handoyo Putro Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Kristen Petra E-mail: iwanhp@petra.ac.id Abstrak Makalah

Lebih terperinci

PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shift Keying )

PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shift Keying ) PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shit Keying ) JOHANES 1 - FX.HENDRA PRASETYA 2 - RISA FARRID CHRISTIANTI 3 anes_spook@yahoo.com ; Universitas Katolik Soegijapranata Jl.Pawiyatan

Lebih terperinci

B B BA I PEN EN A D HU LU N 1.1. Lat L ar B l e ak an Mas M al as ah

B B BA I PEN EN A D HU LU N 1.1. Lat L ar B l e ak an Mas M al as ah BAB I PENDAHULUAN Pada tugas akhir ini penulis akan merancang dan membuat penguat audio kelas D tanpa tapis induktor-kapasitor (LC) yang memanfaatkan modulasi tiga aras. Pada bab I, penulis akan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan ini adalah untuk menentukan spesifikasi kerja alat yang akan direalisasikan melalui suatu pendekatan analisa perhitungan, analisa

Lebih terperinci

(b) Gambar 3.1 (a) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Pengirim Data. (b) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Penerima Data

(b) Gambar 3.1 (a) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Pengirim Data. (b) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Penerima Data 39 Penerima FM Demodulator FSK Level Converter PC Gambar 3.1 (a) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Pengirim Data (b) (b) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Penerima Data 3.2 Perancangan Perangkat

Lebih terperinci

Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta MSK dan GMSK Dr. Risanuri Hidayat Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Minimum-Shift Keying (MSK) adalah salah satu jenis modulasi frequency-shift

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PENGUAT KELAS D

BAB III PERANCANGAN PENGUAT KELAS D BAB III PERANCANGAN PENGUAT KELAS D TANPA TAPIS LC PADA BAGIAN KELUARAN DENGAN MODULASI TIGA ARAS Pada bab III penulis akan menjelaskan perancangan dari penguat kelas D tanpa tapis LC dengan menerapkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT KERAS SISTEM MODULASI DIGITAL 8-QAM MENGGUNAKAN MODULASI FM

PENGEMBANGAN PERANGKAT KERAS SISTEM MODULASI DIGITAL 8-QAM MENGGUNAKAN MODULASI FM PENGEMBANGAN PERANGKAT KERAS SISTEM MODULASI DIGITAL 8-QAM MENGGUNAKAN MODULASI FM Yuli Christyono *), and Yunianto Panji Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof.

Lebih terperinci

Perancangan dan Realisasi Sistem Pentransmisian Short Message dan Sinyal Digital pada

Perancangan dan Realisasi Sistem Pentransmisian Short Message dan Sinyal Digital pada Jurnal Itenas Rekayasa LPPM Itenas o.1 Vol. XVII ISS: 1410-3125 Januari 2013 Perancangan dan Realisasi Sistem Pentransmisian Short Message dan Sinyal Digital pada Modem BPSK berbasis MATLAB Arsyad Ramadhan

Lebih terperinci

Modulasi Digital. Levy Olivia Nur, MT

Modulasi Digital. Levy Olivia Nur, MT Modulasi Digital Levy Olivia Nur, MT Model Komunikasi Digital Sumber informasi Analog atau digital Format Simbol digital Modulator Channel Baseband atau bandpass Noise Tujuan Informasi Unformat Demodulat

Lebih terperinci

BAB IV SINYAL DAN MODULASI

BAB IV SINYAL DAN MODULASI DIKTAT MATA KULIAH KOMUNIKASI DATA BAB IV SINYAL DAN MODULASI IF Pengertian Sinyal Untuk menyalurkan data dari satu tempat ke tempat yang lain, data akan diubah menjadi sebuah bentuk sinyal. Sinyal adalah

Lebih terperinci

Pengiriman sinyal QAM tersebut menggunakan modulasi FM.

Pengiriman sinyal QAM tersebut menggunakan modulasi FM. Makalah Tugas Akhir PENGEMBANGAN TRANSMISI PERANGKAT KERAS SISTEM MODULASI DIGITAL 8-QUADRATURE AMPLITUDE MODULATION ( 8-QAM ) MENGGUNAKAN MODULASI FM (FREQUENCY MODULATION) Yunianto Panji Nugroho[1],

Lebih terperinci

MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MODUL 05 FILTER PASIF PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Riwayat Revisi

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA VIA JALA JALA LISTRIK

KOMUNIKASI DATA VIA JALA JALA LISTRIK KOMUNIKASI DATA VIA JALA JALA LISTRIK Rama Kurnia Pasifik, Bayu Al Fajri, Angga Setya Perdana Program Studi Teknik Elekomunikasi Politeknik Negeri Jakarta, Depok ABSTRAK Dengan kemajuan dalam bidang telekomunikasi

Lebih terperinci

Jaringan Komputer Data Encoding Data Enc

Jaringan Komputer Data Encoding Data Enc Jaringan Komputer Data Encoding Teknik Encoding Data digital, sinyal digital Data analog, sinyal digital Data digital, sinyal analog Data analog, sinyal analog Data Digital, Sinyal Digital Sinyal digital

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian terhadap sistem yang telah dibuat dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang telah dibuat sudah dapat digunakan sesuai dengan perencanaan yang ada. Pengujian dan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALI PERALATAN ELEKTRONIK SERTA PEMANTAUAN SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN MEDIA KOMUNIKASI JALA-JALA

SISTEM PENGENDALI PERALATAN ELEKTRONIK SERTA PEMANTAUAN SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN MEDIA KOMUNIKASI JALA-JALA SISTEM PENGENDALI PERALATAN ELEKTRONIK SERTA PEMANTAUAN SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN MEDIA KOMUNIKASI JALA- JALA Vinsensius Rahmat Setyo Purnomo, Budihardja Murtianta, Darmawan Utomo SISTEM

Lebih terperinci

Komunikasi Data. Bab 5. Data Encoding. Bab 5. Data Encoding 1/46

Komunikasi Data. Bab 5. Data Encoding. Bab 5. Data Encoding 1/46 Bab 5. Data Encoding Bab 5. Data Encoding 1/46 Outline Teknik Encoding Data Digital Signal Digital Teknik Encoding Data Analog Signal Digital Teknik Encoding Data Digital Signal Analog Teknik Encoding

Lebih terperinci

Pengukuran dengan Osiloskop dan Generator Sapu

Pengukuran dengan Osiloskop dan Generator Sapu Pengukuran dengan Osiloskop dan Generator Sapu 1. Osiloskop Osiloskop dapat digunakan untuk mengamati tingkah tegangan bolak balik. Dengan cara-cara sederhana piranti itu akan dapat cepat mengukur empat

Lebih terperinci