I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 4,5

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebagainya yang timbul dari lubuk hati. (Effendy, 2011 :11)

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan indsutri penerbangan semakin membaik juga. Daya beli yang

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. datang dan berangkat mencapai dan (Buku Statistik

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa serta

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini.

DAFTAR ISI. xxi. Halaman DAFTAR TABEL... xxv DAFTAR GAMBAR... xxvii DAFTAR LAMPIRAN... xxix

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Industri jasa perawatan dan perbaikan mesin gas turbin merupakan industri

Melalui grafik diatas dapat diketahui bahwa demand penumpang penerbangan di Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun 1998 hingga tahun 2000.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan di sekitarnya baik di dalam maupun di luar perusahaan. Peran

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini dapat terlihat dengan semakin bertambahnya maskapai

BAB I PENDAHULUAN. ekstrem dapat dikatakan pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan. mengakibatkan kepemilikan apapun (Kotler, 2002:83).

BAB I PENDAHULUAN. Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? Persentase responden yang menjawab ya

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KONFERENSI AVIATION MAINTENANCE REPAIR AND OVERHOUL INDONESIA (AMROI) JAKARTA, 20 April 2016

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Hurriyati (2005, p.49) : untuk bauran pemasaran jasa mengacu

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. kerja untuk mencapai tujuannya melalui kombinasi sumber daya yang dimiliki. Salah

I. PENDAHULUAN. yang sangat banyak yaitu kurang lebih 210 juta, dengan total wilayahnya

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan dari pemberian ijin oleh pemerintah untuk memberikan Kredit

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bisa bepergian kemana saja. Banyak maskapai melihat ini. persaingan penerbangan nasional yang semakin ketat.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KUNJUNGAN KE GARUDA MAINTENANCE FACILITY (GMF) AEROASIA JAKARTA, 04 MARET 2016

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KONFERENSI AVIATION MRO INDONESIA (AMROI) JAKARTA, 12 Mei 2015

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan konsumen sehingga dapat mendatangkan profit bagi perusahaan.

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada abad ke 21 ini yang merupakan era kompetisi global, setiap perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan yang berpusat kepada pelanggan atau customer centricity menjadi

UKDW. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan berbagai perbaikan dan kualitas dari dalam perusahaan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. signifikan di Indonesia. Sejumlah maskapai penerbangan saling. berkompetitif untuk merebut pasar domesitik maupun internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses komunikasi terus berkembang seiring berjalannya kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. mengirimkan produk atau jasa ke pelanggan. Apapun bentuk sektor industri baik

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi memiliki peranan yang cukup penting bagi pembangunan suatu negara. Transportasi berperan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Kegiatan pariwisata diperkirakan akan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. CV.JASA UTAMA EXPRESS merupakan perusahaan yang bergerak dalam

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ekonomi Indonesia (2013) menyebutkan bahwa krisis. ekonomi pada tahun 2008 yang terjadi di beberapa kawasan di dunia,

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk

PENANGANAN HEATEXCHANGER (MATERIAL REPAIRABLE) PADA BAGIAN QUALITY INSPECTION DI PT. X

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK CREW SCHEDULING PADA DINAS LINE MAINTENANCE (STUDI KASUS : PT GARUDA MAINTENANCE FACILITY-AEROASIA)

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan transportasi dan teknik perencanaannya mengalami

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

bagi Indonesia dalam menghadapi persaingan regional maupun global. Kedua, Infrastruktur industri penerbangan juga memiliki kelebihan berupa banyaknya

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2,

Perancangan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Dinamik Untuk Mengevaluasi Kebutuhan Kapasitas Bandara Juanda

PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan jumlah pengguna sektor transportasi yang kian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembahasan dimulai dari latar belakang penulisan, ruang lingkup yang akan dibahas

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan domestik tetapi juga dengan maskapai penerbangan internasional.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan perkembangan bagi Badan Usaha Milik Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi informasi dalam kegiatan bisnisnya. Penggunaan teknologi informasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin

BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesehatan, aktivitas karyawan perlu dipertimbangkan berbagai potensi

pengangkutan udara dilakukan oleh perusahaan penerbangan dapat dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran dan transaksi jual beli melalui media online atau daring (dalam

BAB 3 INTI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data statistik AISI [2] Penjualan untuk pasar lokal Populasi (unit) Oktober 2010

BAB I PENDAHULUAN. akan menunjukkan korelasi yang sebanding dengan output perusahaan yang

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA ADISUTJIPTO SEBAGAI BANDARA INTERNASIONAL

Yune Andryani Pinem 1), Made Yukta Dewanti 2) Program Studi D3 Manajemen Transportasi Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan.

BAB I PENDAHULUAN. transportasi sebagai salah satu sarana yang diperlukan dalam efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dituntut lebih cepat untuk bisa mengimbangi dari laju perkembangan jaman.

BAB I PENDAHULUAN. hanya itu, Indonesia juga memiliki modal besar untuk meningkatkan

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN ANGGARAN KEUANGAN PADA PT. GAPURA ANGKASA

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan penangganan pesawat udara untuk dioperasikan dan setelah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jumlah Mesin Bagian Online Produksi Key Facility

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dengan Hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara :

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya bisnis yang bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya jumlah pesawat yang digunakan. Peningkatan jumlah

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 4,5 persen terhadap tahun 2008, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 15,5 persen (Badan Pusat Statistik, 2010). Pertumbuhan transportasi udara di Indonesia mengakibatkan frekuensi maupun jalur penerbangan dalam dan luar negeri bertambah yang akan berdampak pada penambahan jumlah pesawat terbang yang dioperasikan untuk melayani jalur-jalur tersebut. Hal ini didukung pada peran transportasi udara dalam pelayanan perdagangan dan kebutuhan perjalanan dari jutaan orang yang terbang setiap hari (Yilmaz, 2008). Kondisi ini juga dapat dilihat dari jumlah keberangkatan penumpang dan barang di Bandara Indonesia dari dalam dan luar negeri pada tahun 1999-2008 pada Tabel 1 mengalami peningkatan. Tabel 1. Jumlah Keberangkatan Penumpang dan Barang Tahun 1999-2008 Keberangkatan Dalam Negeri Keberangkatan Dalam Negeri Tahun Penumpang Barang Penumpang Barang (000) (Ton) (000) (Ton) 1999 7.046 161.033 3.924 165.600 2000 8.654 161.201 4.728 146.340 2001 10.394 164.135 4.675 147.008 2002 13.535 172.336 4.791 156.032 2003 19.286 194.878 4.281 130.323 2004 27.853 275.397 5.360 132.447 2005 29.817 260.354 5.745 135.156 2006 32.687 265.940 5.672 141.676 2007 34.865 297.683 6.581 174.418 2008 36.144 300.170 7.298 169.181 Sumber : www.bps.go.id (2010)

Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah pesawat terbang yang dioperasikan dan semakin tua umur pesawat terbang tersebut maka semakin meningkat pula kebutuhan akan jasa perawatan pesawat. Keberadaan perusahaan perawatan pesawat terbang dalam negeri saat ini belum dapat menampung pengoperasian penerbangan dalam negeri. Sebagai contoh, masih banyaknya pesawat dan komponennya yang dikirim keluar negeri untuk perawatannya. Penyebabnya adalah selain kapabilitas bengkel dalam negeri yang kurang dan belum dikenalnya bengkel tersebut, juga disebabkan oleh kurangnya motivasi para operator untuk memakai fasilitas perawatan pesawat terbang dalam negeri. Peningkatan pertumbuhan industri penerbangan di Tanah Air yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan tenaga ahli di bidang perawatan pesawat berdampak pada industri perawatan pesawat mengalami krisis sumberdaya manusia (SDM). Salah satu perusahaan dalam industri perawatan pesawat adalah PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia milik Garuda Indonesia. Bisnis utama GMF bergerak pada penyediaan jasa perawatan dan perbaikan pesawat terbang yang mencakup rangka pesawat, mesin, komponen dan jasa pendukung lainnya, serta modifikasi pesawat terbang. Selain itu, GMF juga menjalankan diversifikasi usaha ke bidang industrial gas turbine engine, industrial generator repair dan overhaul. Besarnya potensi pasar tersebut hendaknya harus bisa direbut oleh Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) Indonesia, jika MRO Indonesia dikembangkan dengan baik maka pasar domestik akan bisa diraih. Besarnya pasar domestik ini tidak terlepas dari pertumbuhan industri penerbangan di Indonesia terutama yang ditopang oleh mayoritas maskapai penerbangan seperti Garuda Indonesia, Mandala Air lines, Lion Air, Sriwijaya Air dan Indonesia Air Asia. Kontribusi GMF pada dunia penerbangan untuk bersaing

dengan perusahaan MRO lainnya dilakukan dalam bentuk kerjasama dengan dunia pendidikan untuk perekrutan karyawan. SDM merupakan salah satu aset organisasi yang menjadi tulang punggung suatu organisasi dalam menjalankan aktivitasnya dan sangat berpengaruh terhadap kinerja dan kemajuan organisasi. Menurut Khoong (1996) pengelolaan SDM adalah elemen kunci yang mendukung dalam pengelolaan organisasi. Dari perspektif tujuan perusahaan, bagian SDM bertanggung jawab untuk memastikan bahwa orang yang tepat tersedia pada tempat yang tepat dan pada saat yang tepat untuk melaksanakan rencana perusahaan dengan tingkat kualitas tertinggi. Organisasi perlu terus mencari informasi yang dapat mencakup seluruh kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, dapat dinilai bahwa informasi merupakan suatu hal yang sangat mahal dan berharga bagi pengembangan kegiatan organisasi untuk menyesuaikan dengan tuntutan situasi ruang dan waktu, termasuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Marimin et al., 2006). Tenaga ahli yang berkualitas akan membantu kemajuan perusahaan dan meningkatkan kepercayaan dari para operator untuk memakai fasilitas perawatan pesawat terbang dalam negeri sehingga tercapai visi dan misi perusahaan. Masalah manajemen yang harus diselesaikan adalah menjamin bahwa selalu tersedia insinyur yang cukup dengan kualifikasi yang sesuai tersedia di bandara untuk melaksanakan layanan yang dibutuhkan (Cheung et al., 2005). Untuk mendapatkan tenaga ahli yang berkualitas bukanlah hal yang mudah, diperlukan perekrutan dan seleksi yang baik dan benar karena penambahan karyawan baru merupakan investasi perusahaan yang harus diberdayakan dan tidak menjadi beban bagi perusahaan di masa yang akan datang. Perekrutan dan seleksi merupakan cerminan bagi masyarakat sekitar, khususnya pencari kerja

melakukan penilaian terhadap perusahaan itu. Karyawan dapat dicari melalui prosedur seleksi yang dirancang pada semua bidang sehingga didapatkan potensi yang terbaik (Polychroniou dan Giannikos, 2009). Proses perekrutan dan seleksi yang dilakukan oleh GMF menggunakan beberapa kriteria dengan beberapa tes. Data dan penilaian hasil tes yang masih dilakukan secara manual dari masing- masing calon karyawan tersebut biasanya dihimpun dalam bentuk tabel pada sebuah kertas atau aplikasi komputer. Penilaian secara manual ini terkadang masih bersifat subyektif atau tidak sesuai dengan kenyataan sehingga perlu adanya sebuah sistem terkomputerisasi untuk membantu manajer SDM dalam menentukan calon karyawan yang layak diterima sesuai kebutuhan perusahaan. Masalah dalam penerimaan karyawan ini lebih bersifat semiterstruktur, tidak rutin dilakukan dan tergantung kebutuhan dalam mencapai sasaran perusahaan. Untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah semiterstruktur, diperlukan suatu sistem pendukung keputusan atau Decision Support System (DSS). DSS ini diharapkan dapat menghasilkan keputusan sesuai dengan kenyataan yang ada. Sistem ini dapat menyimpan data calon karyawan, hasil tes dan kemudian melakukan analisis terhadap hasil tes sebagai alternatif solusi dalam memutuskan calon karyawan mana yang layak diterima oleh perusahaan. 1.2 Rumusan Masalah Untuk mengatasi permasalahan penilaian yang bersifat subyektif maka dikembangkan rumusan masalah yaitu bagaimana proses perekrutan dan seleksi

karyawan baru dapat dilakukan dengan obyektif, cepat dan sistematik dengan memanfaatkan data dan informasi yang relevan dan kritis dalam proses tersebut. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Membangun rancangan konseptual sistem pendukung keputusan untuk perekrutan dan seleksi karyawan di PT. GMF AeroAsia. 2. Membuat prototipe sistem yang dirancang.

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB