Dampak penggunaan pestisida non-nabati Mengapa pestisida nabati diperlukan?

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Hasil hutan non kayu sebagai hasil hutan yang berupa produk di luar kayu

Insektisida sintetik dianggap sebagai cara yang paling praktis untuk

BAB I PENDAHULUAN. diutamakan. Sedangkan hasil hutan non kayu secara umum kurang begitu

Pestisida Nabati dan Aplikasinya. Oleh: YULFINA HAYATI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara penghasil utama minyak atsiri di

BAB I PENDAHULUAN. barang (good product) maupun jasa (services product) dan konservasi. Produk

BAB I PENDAHULUAN. gel pengharum ruangan tersebut menghambat pelepasan zat volatile, sehingga

PEMBUATAN PESTISIDA NABATI DAUN PEPAYA UNTUK PENGEDALIAN ULAT DAN SERANGGA PENGHISAP TANAMAN Oleh Robinson Putra, SP

BAB I PENDAHULUAN. buah, biji maupun dari bunga dengan cara penyulingan dengan uap. Meskipun

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki

BAB I PENDAHULUAN. masih tergantung pada penggunaan pestisida sintetis yang dianggap

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. Vektor demam berdarah adalah Aedes aegypti dan Aedes Albopictus.

BAB I PENDAHULUAN. Nilam (Pogostemon cablin Benth) yang termasuk dalam keluarga Labiatea

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pengendalian hama dan penyakit melalui insektisida

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai (Capsicum annum L.) merupakan tanaman semusim yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan tanaman secara preventif dan kuratif merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sayuran sawi sehari-harinya relatif cukup tinggi, sehingga

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan salah satu komoditas pangan yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. tersebut padi atau beras mengalami proses penurunan kualitas dan kuantitas.

BAB I PENDAHULUAN. non kayu diantaranya adalah daun, getah, biji, buah, madu, rempah-rempah, rotan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. menyerang produk biji-bijian salah satunya adalah ulat biji Tenebrio molitor.

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara penghasil kakao terbesar di dunia seiring dengan

BIOPESTISIDA PENGENDALI HELOPELTIS SPP. PADA TANAMAN KAKAO OLEH : HENDRI YANDRI, SP (WIDYAISWARA PERTAMA)

BAB I PENDAHULUAN. penghasil minyak atsiri yang cukup penting, dikenal dengan nama Patchauly Oil,

BAB I PENDAHULUAN. disadari. Bahkan telah lama pula disinyalir, bahwa peran lingkungan dalam

BAB I PENDAHULUAN. petani melakukan pencampuran 2 6 macam pestisida dan melakukan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Usaha produksi pertanian tidak terlepas kaitannya dengan organisme pengganggu

PENGARUH EKSTRAK DAUN MIMBA (Azedirachta indica) TERHADAP MORTALITAS ULAT DAUN (Plutella xylostella) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L)

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu

PEMBUATAN CUKA KAYU DAN APLIKASINYA PADA TANAMAN. Oleh : Sri Komarayati

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

METODE DESTILASI AIR MINYAK ATSIRI PADA HERBA SERAI WANGI (Andropogon nardus Linn.) Indri Kusuma Dewi, Titik Lestari Poltekkes Kemenkes Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP DAN STRATEGI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PESTISIDA NABATI PENDAHULUAN

VI. PEMBUATAN PESTISIDA NABATI. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

BAB I PENDAHULUAN. A dan C, minyak atsiri, zat warna kapsantin, karoten. Cabai merah juga mengandung

Pembuatan Pestisida Nabati

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Biomassa adalah segala material yang berasal dari tumbuhan atau hewan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Latin. Salah satu spesies tanaman stroberi, Fragaria chiloensis L telah

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro adalah tanaman dengan nama ilmiah Cerbera odallam G. Bintaro

Tabel I.16. Program/Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi D.I.Yogyakarta yang Dibiayai oleh APBD Tahun 2007

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

BAB I PENDAHULUAN. salah satu masalah kesehatan yang sangat penting karena kasus-kasus yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. pada masa yang akan datang akan mampu memberikan peran yang nyata dalam

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra Pramesti Indriyanti, 2013

I. PENDAHULUAN. Tanaman lada (Piper nigrum L) merupakan salah satu komoditi ekspor.

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang. disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk betina

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa ayat di dalam Al-Qur an menunjukkan tanda-tanda akan

BP2LHK Manabo Kampus Kreatif Sahabat Rakyat

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat

UJI EFEKTIFITAS MINYAK ATSIRI BUNGA MELATI (Jasminum sambac L) TERHADAP DAYA BUNUH LARVA NYAMUK CULEX (Culex quinquefasciatus)

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor pembatas proses produksi pertanian adalah hama. Hama timbul dan

J. Agrisains 10 (1) : 28-34, April 2009 ISSN :

I. PENDAHULUAN. Kepik hijau (Nezara viridula L.) merupakan salah satu hama penting pengisap

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dikembangkan adalah produk alam hayati (Sastrodiharjo et al.,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam dari sektor kehutanan merupakan salah satu penyumbang

dapat mencapai hingga 90% atau lebih. Terdapat dua jenis senyawa santalol dalam minyak cendana, yaitu α-santalol dan β-santalol.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, produksi kentang sebanding dengan produksi gandum,

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman tomat merupakan tanaman hortikultura yang memiliki prospek

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Suplemen Majalah SAINS Indonesia. Edisi September Suplemen Pertanian (MSI 57).indd1 1 25/08/ :53:12

PROPOSAL PENELITIAN PENYULINGAN MINYAK ATSIRI DARI NILAM PENELITIAN. Oleh : YULINDA DWI NARULITA

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

I. PENDAHULUAN. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris (Essential oil volatile) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB. I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) termasuk dalam familia Solanaceae, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. nyawa makhluk hidup karena mempunyai beberapa kelebihan seperti hampir tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BPS PROVINSI LAMPUNG A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

Mengenal Tanaman Bahan Pestisida Nabati. Pestisida alami adalah suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari alam,

Usulan inisiatif..., Raden Agus Sampurna, FT UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan bahan pangan pokok terutama ketergantungan masyarakat yang besar

BAB I PENDAHULUAN. (Mukarlina et al., 2010). Cabai merah (Capsicum annuum L.) menjadi komoditas

POTENSI MIMBA SEBAGAI PESTISIDA NABATI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

Pestisida Nabati & Tumbuhan Aromatik Ellyn K. Damayanti, Ph.D. Agr. Bagian Konservasi Keanekaragaman Tumbuhan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor 13 November 2012 Pestisida nabati Apa itu pestisida nabati? vs. non-nabati i NNama lain li pestisida iid non-nabati? Dampak penggunaan pestisida non-nabati Mengapa pestisida nabati diperlukan? Apa itu pestisida nabati? Ciri-ciri pestisida nabati Keuntungan menggunakan pestisida nabati Potensi pestisida nabati di Indonesia Peluang & kendala menggunakan pestisida nabati Cara pembuatan pestisida id nabati bti

Dampak penggunaan pestisida sintetik Kasus keracunan pada manusia biomagnification lbihd lebih dari 400.000000 kasus dilaporkan per th tahunnya 15% 1,5% diantaranya fatal. Polusi lingkungan kontaminasi air tanah, udara, dan dalam jangka panjang terjadi kontaminasi terhadap manusia dan kehidupan lainnya. Perkembangan serangga menjadi resisten, resurgen, ataupun toleran terhadap pestisida. Dampak negatif lainnya:.. Mengapa pestisida nabati diperlukan? Pestisida buatan memiliki dampak yang merugikan Tanpa penggunaan pestisida Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) sulit dikendalikan akan sulit menekan kehilangan hasil panen Contoh pemanfaatan pestisida nabati dalam etnobiologi:

Apa itu pestisida nabati? Pestisida non-nabati = pestisida sintetik/buatan Pestisida = pest = hama Contoh hama: Pada tanaman padi:,, Pd Pada tanaman kh kehutanan:,, Nabati = tumbuhan Definisi Pestisida Nabati: Pestisidayang id bh bahan dasarnya br berasaldritmbh dari tumbuhan Pestisida nabati Apa itu pestisida nabati? vs. non-nabati i NNama li lain pestisida iid non-nabati? Dampak penggunaan pestisida non-nabati Mengapa pestisida nabati diperlukan? Apa itu pestisida nabati? Ciri-ciri pestisida nabati Keuntungan menggunakan pestisida nabati Potensi pestisida nabati di Indonesia Peluang & kendala menggunakan pestisida nabati Cara pembuatan pestisida id nabati bti

Ciri-ciri pestisida nabati bersifat racun, menghambat pertumbuhan/perkembangan, tingkah laku,,perkembangbiakan kesehatan, mempengaruhi hormon, menghambat makan, membuat mandul, sebagai pemikat, penolak, dan aktivitas lainnya yang mempengaruhi Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Keuntungan menggunakan PN Relatif mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas. Bersifat mudah terurai karena terbuat dari bahan alami/nabati tidak mencemari lingkungan. Relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang tanaman akan terbebas dari residu pestisida dan aman untuk dikonsumsi. i Bersifat pukul dan lari, yaitu apabila diaplikasikan akan membunuh hama pada waktu itu dan setelah hamanya terbunuh residunya akan cepat menghilang di alam.

Potensi pestisida nabati di Indonesia Jumlah tumbuhan di Indonesia: ±38.000 spesies 25.000 tumbuhan bh berbungab Ranking 5 dunia Tumbuhan yang mengandung bahan pestisida: >2.400 spesies termasuk ke dalam 235 famili Tumbuhan kaya akan bahan bioaktif Sebanyak 10.000 jenis produksi metabolik sekunder yang telah teridentifikasi Jumlah bahan kimia pada tumbuhan dapat melampaui 400.000. 000 Peluang menggunakan pestisida nabati Kekayaan keanekaragaman hayati di Indonesia Keadaan sosial ekonomi sebagian besar petani Indonesia Program internasional mengenai kegiatan pertanian organik yang sangat mendukung penggunaan pestisida nabati Peraturan pendaftaran pestisida nabati di indonesia yang relatif sederhana (khususnya yang digunakan sendiri) Hasil-hasil penelitian dan teknologi sederhana yang tersedia

Kendala menggunakan pestisida nabati Sifat mudah terurai frekuensi aplikasi tinggi Tidak tersedianya bahan secara berkesinambungan b dalam jumlah yang memadai saat diperlukan sulit didapatkan Kurangnya rekomendasi atau dorongan dari pengambil kbijk kebijakan. Sebaliknya, pestisida buatan lebih disukai, karena: Mudah didapat, Praktis mengaplikasikannya Hasilnya relatif cepat terlihat Tidak perlu membuat sediaan sendiri Tersedia dalam jumlah banyak. Cara pembuatan pestisida nabati Sederhana Penggerusan, penumbukan tepung, abu Pengepresan gp cairan,,pasta Rendaman ekstrak Lbrtrim Laboratorium Ekstraksi dengan menggunakan bahan kimia pelarut disertai perlakuan khusus oleh tenaga yang terampil dan dengan peralatan yang khusus

Mimba (Azadirachta indica) Kluwek (Pangium edule) Brotowali (Tinospora tuberculata) Sembung (Blumea bl balsamifera) ) Bbd Babadotan (Ageratum t conyzoides) ) Secang (Cesalpinial i i sappan) ) Kunyit (Curcuma domestica) Jambu mete (Anacardium occidentale) Dringo (Acorus calamus) Tumbuhan aromatik Apa itu tumbuhan aromatik? Kegunaan Potensi Pengelompokkan Lokasi penyebaran di Indonesia Gaharu (Aquilaria malaccensis) Kulit lawang (Cinnamomum culilawan) Medang piawas (Litsea tuberculata) Pala (Myristica fragrans)

Apa itu tumbuhan aromatik? Tumbuhan aromatik penghasil aroma Ciri: i Memiliki aroma yang khas menghasilkan minyak yang disebut minyak atsiri. Tumbuhan penghasil atsiri memiliki ciri bau dan aroma yang khas. Setiap tumbuhan yang memiliki sel glandula saja yang bisa menghasilkan minyak atsiri dan sifatnya mudah menguap. Minyak atsiri: minyak yang diperoleh dari proses penyulingan terhadap daun, akar, batang, kulit, getah, dan bunga dari tumbuhan. Kegunaan tumbuhan aromatik Sebagai pengharum: Parfum Kosmetik Pengharum ruangan Sabun Pasta gigi Pemberi rasa pada makanan Aromaterapi Produk rumah tangga lainnya:.,.

Pengelompokkan tumbuhan aromatik Tanaman atsiri utama : Tanaman yang hanya menghasilkan minyak atsiri Tanaman a a atsiri alternatif at : Tanaman yang menghasilkan produk lain disamping minyak atsiri Limbah atau hasil sampingan: Hasil sampingan dari minyak atsiri Potensi minyak atsiri Jumlah tumbuhan penghasil minyak atsiri : 158 spesies Jumlah minyak atsiri yang diperdagangkan di pasar dunia: Mencapai 70 jenis/macam ±40 jenis diantaranya dapat diproduksi di Indonesia. Perkembangan produksi minyak atsiri Indonesia : Bersifat fluktuatif masih sangat tergantung dari kondisi i pasar, baik domestik maupun internasional Upaya pengembangan beberapa b komoditas minyak atsiri i belum berhasil dikelola secara maksimal kualitas & kuantitas produksi minyak di pasaran belum terjamin.

Lokasi penyebaran di Indonesia No. Jenis komoditas Lokasi 1. Cengkeh Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, Lampung, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Utara, Bengkulu, Aceh, Jambi, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Irian Jaya. 2. Pala Sulawesi Utara, Maluku, Aceh, Irian Jaya, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah 3. Kayu manis Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Tengah 4. Vanili Lampung, Nusa Tenggara Timur, Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat 5. Kapulaga Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Barat 6. Kenanga Jawa Timur, Jawa Tengah 7. Sereh wangi Jawa Barat, Jawa Tengah, haceh, hlampung, Jawa Timur 8. Nilam Aceh, Bengkulu, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah 9. Kemukus JawaTengah Jw 10. Akar wangi Jawa Barat 11. Kayu putih Maluku, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur 12. Terpentin (pinus) Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur 13. Cendana Nusa Tenggara Timur