BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1. Sumber Data Metode yang dilakukan penulis untuk mendapatkan data adalah dengan melakukan riset BL Skin Care, melakukan survey kepada konsumen BL Skin Care dan penulis juga mendapatkan data untuk melengkapi Tugas Akhir. Data dan informasi untuk mendukung Tugas Akhir ini, maka dilakukan pengumpulan data, diantaranya: 1. Wawancara Wawancara dengan pemilik BL Skin Care yaitu dr. Between Lutam. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung dengan dr. Between Lutam yang merupakan pemilik BL Skin Care dan wawancara dengan karyawan BL Skin Care. 2. Survey lapangan. Survey mengunjungi lokasi BL Skin Care. Membagikan kuisioner kepada non konsumen BL Skin Care. Membagikan kuisioner langsung kepada para konsumen BL Skin Care. 3. Data elektronik atau internet. Data tambahan yang didapat melalui internet : http://www.wijayaskincare.com/tentang.html http://www.ratnadewiclinic.com/ http://mediasehat.com/konten1no101 http://wajahcantik1.blogspot.com/2013/02/tips-merawatkecantikan-kulit-wajah.html 3
14 2.1.2. Data Perusahaan 2.1.2.1. Sejarah BL Skin Care Berawal dari praktek yang biasa dijalankan oleh Dr. Daisy Between Lutam, yang lebih sering dikenal dengan nama dr. Between Lutam atau dr. BL memulai usaha pembuatan produk kecantikan sejak tahun 2000. dr. Between Lutam memulai usaha Home Industry ini bersamaan dengan pekerjaannya sebagai dokter dan kemudian menciptakan produk untuk para pasiennya sendiri. Berawal dari situlah, dr. Between Lutam terus tekun dalam memproduksi produk BL Skin Care. Dr. Between Lutam, memiliki visi dan misi, ingin membuat wanita agar tampil natural, membuat wanita cantik alami tanpa efek yang merugikan untuk proses kehidupan kulitnya. Dan juga BL Skin Care ingin membuat para wanita agar dapat mandiri dengan produk-produk yang dihasilkan oleh dr. BL Skin Care. Pemilik tunggal dari BL Skin Care ini, terus berusaha untuk menciptakan produk-produk baru untuk para pengguna produknya. 2.1.2.2. Pemasaran dan Jam Operasional Produk BL Skin Care dapat dibeli di Ruko Kemang Pratama Blok AN-32, Bekasi. Jam operasional pemasaran produk dr. BL Skin Care, Pk. 09.00 19.00. 2.1.2.3. Produk Gambar 2.1.2.3.1 Logo BL Skin Care for Beauty
15 Logo dari BL Skin Care adalah gabungan dari huruf B dan L. yang meupakan singkatan dari nama dr. BL, yaitu Between Lutam. Gambar 2.1.2.3.2 Produk-produk BL Skin Care BL Skin Care sampai sekarang ini sudah memiliki 3 kategori produk, yaitu kategori pembersih wajah, perawatan wajah dan perawatan tubuh. Pembagian produk dr. BL berdasarkan kategori pembersih wajah, perawatan wajah dan perawatan tubuh : Pembersih Wajah 1. Whitening cleansing 2. Tonik peremajaan 3. Facial Cleanser Perawatan Wajah 1. Cream whitening licore 2. DM Pagi 3. Sunblock SPF 25 + Vit C 4. Cream Peremajaan Malam
14 Perawatan Tubuh 1. Kemasan Lulur scrub aromateraphy 2. Kemasan Hand & Body Lotion + sunblock 3. Kemasan sabun mandi (avocado) 2.1.3. Target Audience Geografi - Wilayah : Bekasi dan sekitarnya. - Kepadatan : Perkotaan - Iklim : Tropis Demografi - Usia : 16 55 tahun - Jenis Kelamin : Wanita (primer), Pria (sekunder) Psikografi - Status Ekonomi Sosial : menengah dan menengah atas. - Gaya hidup : suka bergaul, suka keindahan, energik, menginginkan kecantikan alami. 2.1.4. Kompetitor VZ skin care Gambar 2.1.4.1 Produk VZ Skin Care Didirikan pada tahun 2006 didirikan oleh dokter Yuliana Resolina Pateh dan dikembangkan oleh
15 adiknya dokter Novira Pateh yang kini menjabat sebagai direktur pengembangan bisnis. Ratna Dewi skin care Gambar 2.1.4.2 Produk Ratna Dewi Skin Care Ratna Dewi Skin Care didirikan tahun 2005, Ratna Dewi Skin Care & Beauty Clinic telah memiliki beberapa cabang di Jakarta dan Bekasi, baik yang berdiri sendiri maupun yang bekerjasama dengan rumah sakit, klinik ataupun apotik. 2.1.5. Kelebihan Keunggulan dari BL Skin Care adalah Produk daribl Skin Care adalah produk Home Industry Tidak menggunakan bahan pengawet yang berbahaya. Masih menggunakan bahan alami seperti licore. Memiliki visi dan misi untuk menjaga kelangsungan kesehatan kulit para wanita
14 2.2 Tinjauan Khusus 2.2.1. Landasan Teori 2.2.1.1. Teori Logo Logo merupakan salah satu bagian penting dari sebuah desain kemasan. Peran logo menjadi amat penting terutama dalam pembuatan strategi branding sebuah produk. Menurut Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasovec (2008) dalam bukunya yang berjudul Desain Kemasan Perancangan Merek Produk yang Berhasil Mulai dari Konsep sampai Penjualan, identitas mereklah yang menggugah kenangan visual dan lisan dan memberi jiwa pada merek dan produknya. Pengembangan sebuah logo merupakan proses penting bagi keberhasilan desain kemasan. 2.2.1.2. Teori Kemasan Menurut Oxford dictionaries, Packaging is Materials used to wrap or protect goods : all the ingredients and packaging are biodegradable, dalam bahasa Indonesia, kemasan adalah material yang digunakan untuk membungkus dan melindungi suatu barang. Menurut Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasovec (2008) dalam bukunya Desain Kemasan : Perancangan Merek Produk yang Berhasil Mulai dari Konsep sampai Penjualan, terdapat elemen-elemen penting yang menangkap perhatian konsumen dengan sangat baik dan menerobos kerumunan visual dalam kompetisi ritel. Empat penarik perhatian utama itu adalah : Warna Struktur Fisik atau bentuk Simbol dan angka
15 Tipografi. Menurut Giles Calver (2007) dalam buku What is Packaging Design?, berdasarkan fungsinya dari tahun ke tahun, tipe kemasan mempunyai fungsinya masing-masing dari setiap kemasan itu sendiri. Kemasan menjadi suatu yang bernilai bagi kemasan itu sendiri, karena setiap kemasan pasti memliki tanda atau ciri khusus. Desain kemasan sendiri, sama seperti semua desain, tidak berada pada suatu kekosongan. Seorang desainer diberikan sebuah tugas yang dapat menunjukan keinginan dari pemilik sebuah merk, sehingga dapat meningkatkan penjualan, keuntungan, mengurangi harga dari kemasan, mengembalikan fokus dari persepsi konsumen atau dari suatu merk baru dan memfokuskan untuk mencapai tujuan tersebut. Dinamika dari suatu kemasan, menggambarkan perbedaan fungsi, menurut dari kemasan itu sendiri. Dinamika dari suatu kemasan itu penting karena kemasan adalah gambaran dari yang dibutuhkan konsumen dan kemasan itu sendiri harus bersifat tetap atau teratur, karena konsumen akan memilih suatu kemasan dari apa yang pernah dipilih sebelumnya. Maka dari itu, perbedaan dari produk itu penting, dan solusi dari suatu desain kemasan harus dapat membuat konsumen memilih produk yang benar. Dalam pemilihan suatu desain kemasan, khususnya pada pemilihan tubs dan botol, berpengaruh dari harga, bentuk, kestabilan produk, kegunaan dan juga dari sektor pasar. Menurut Roger Fawcett Tang dan Daniel Mason (2007) dalam Experimental Formats & Packaging, kemasan yang eksperimental dapat langsung dikenali karena bentuknya, warna atau bahan yang digunakan dan juga karena keinginan
14 konsumen atas produk yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Menurut Irwan Wirya (2007) dalam Kemasan yang Menjual : Menang bersaing melalui kemasan, daya tarik pada sebuah kemasan sangatlah penting untuk menarik minat konsumen dan mempengaruhi tindakan konsumen baik secara sadar maupun secara tidak sadar. Selain itu, desain suatu kemasan yang optimal mampu memberi impresi spontan atas tindakan konsumen di tempat penjualan, karena tujuan akhir dari desain kemasan adalah menciptakan penjualan. Daya tarik yang dimaksud adalah daya tarik visual dan daya tarik praktis. Daya tarik visual itu sendiri terletak pada penampilan kemasan yang mencakup unsur-unsur grafis untuk menciptakan suatu kesan. Sebuah desain yang baik harus mampu mempengaruhi konsumen untuk memberikan respon positif tanpa disadarinya. Kemudian, daya tarik praktis merupakan efektifitas dan efisiensi suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor. Untuk kemasan BL Skin Care yang baru diperlukan desain yang berbeda dibanding kompetitor sejenis di Indonesia, khususnya untuk di Bekasi dan sekitarnya. 2.2.1.3. Teori Warna Menurut Giles Calver (2007), dalam What is Packaging Design?, warna mempunyai banyak pengaplikasian dalam desain kemasan. Pertama, dapat digunakan menjadi bagian dari identitas suatu merk, membantu untuk menentukan secara visual sebuah merk. Dari waktu ke waktu dan melalui ketetapan warna yang digunakan, suatu warna dapat menjadi ciri dari kemasan suatu merk, karena konsumen dapat
15 langsung melihat warna tersebut dan secara langsung terhubung dengan produk tersebut. Kedua, warna dapat digunakan sebagai pembeda dari sebuah merk dalam kumpulan persaingan. Maka dari itu, suatu warna menjadi suatu hal yang penting dalam pembedaan tersebut, berdasarkan tingkatan dari fungsi merk tersebut. Menurut Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasovec (2008) dalam Desain Kemasan : Perancangan Merek Produk yang Berhasil Mulai dari Konsep sampai Penjualan, warna adalah salah satu aspek yang paling berpengaruh dari desain kemasan. Konsumen lebih mengidentifikasi warna kemasan atau produk sebelum fitur visual lainnya. Warna dapat membedakan kepribadian, menarik perhatian ke atribut lainnya dan memungkinkan untuk membuat perbedaan dari kompetitor daln lingkungan ritel yang ramai, dan keputusan dalam pembelian sering dibuat berdasarkan hal tersebut. Seperti pada kemasan BL Skin Care, dibutuhkan warna yang berbeda pada setiap produknya, untuk mencirikan fungsi dari produk tersebut. Pada penggunaan warna untuk desain kemasan BL Skin Care yang baru, menggunakan warna-warna Energetic, seperti menurut Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasovec (2008) dalam bukunya yang berjudul Desain Kemasan : Perancangan Merek Produk yang Berhasil Mulai dari Konsep sampai Penjualan, warna ungu dalam desain kemasan untuk produk yang berorientasi pada anak muda, warna ungu melambangkan perasaan segar, menyenangkan, dan berani. Dan menurut Anne Dameria (2007) dalam buku Color Basic, masing-masing warna memiliki arti :
14 Biru, mengasosiasikan kita terhadap air dan juga warna biru melambangkan kepercayaan. Merah, warna yang sangat ekspresif dan dinamis. Hijau, mengarahkan kita langsung pada sesuatu yang berhubungan dengan alam. Kuning, identik dengan teriknya matahari, dan kuning adalah warna yang sangat positif sehingga dapat dipakai untuk menghilangkan keragu-raguan dan memberi semangat. Oranye, warna yang memancarkan keceriaan. Ungu, warna yang dinamis, menyenangkan dan melambangkan kemewahan. Abu-abu, warna netral yang digunakan untuk membuat suatu produk tidak akan terlihat kuno karena warna ini selalu trendy. Putih, warna yang mengasosiasikan kita terhadap rasa bersih dan klinis. Karena itu pada desain kemasan BL Skin Care yang baru, banyak menggunakan warna energetic karena memberikan semangat, membangkitkan emosi dan juga sangat ekspresif, dinamis dan optimis dalam kehidupan yang juga menebarkan energi dan juga memancarkan keceriaan. Dan warna-warna energetic lainnya yang memberikan semangat dan juga kecerahan. dan Kemudian menggunakan beberapa warna natural, karena menurut Anne Dameria dalam buku Color Basic (2007), warna-warna natural tidak akan membuat sebuah produk terlihat kuno, karena warna ini selalu trendy, dan juga warna ini mengasosiasikan kita terhadap rasa bersih atau higienis dan klinis, dan juga membuat suatu produk terlihat jernih dan bersih, terutama yang berubungan dengan kesehatan.
15 2.2.1.4. Teori Tipografi Menurut Alina Wheeler (2009) dalam Designing Brand Identity, sudah ribuan font diciptakan oleh tipografer dan juga desainer. Memilih font yang tepat untuk sebuah dasar dalam pemilihan dan mengerti seberapa efektif dari fungsi tipografi seperti pada kemasan. Setiap huruf membutuhkan fleksibiltas dan juga mudah saat digunakan, huruf itu sesuatu yang ajaib, tidak hanya mengkomunikasikan sebuah informasi, tetapi juga dapat menyampaikan yang tersembunyi.
14 2.2.2. Analisa SWOT Strength BL Skin Care merupakan produk yang diciptakan oleh seorang dokter. BL Skin Care merupakan produk dengan konsep Industri rumah tangga. Pengolahan produk dari BL Skin Care terjamin mutunya. Tanpa menggunakan bahan pengawet yang berbahaya. Ingin membuat wanita dapat mandiri dengan produkproduknya, dengan penjualan produk-produk BL Skin Care. Produk dari BL Skin Care mengutamakan kelangsungan kesehatan kulit konsumen. Harganya terjangkau Untuk pengiriman produk cukup terjangkau dengan cara melalui perusahaan pengiriman jasa. Weakness Produk ini belum memiliki tampilan visual kemasan yang baik karena belum digarap secara maksimal. Kurang adanya media pendukung untuk memasarkan produk tersebut sehingga belum banyak orang yang mengetahui produk BL Skin Care. Jumlah produksi terbatas karena masih menggunakan sumber daya manusia dalam proses produksi. Opportunity Minat masyarakat Indonesia untuk menggunakan produk dalam negeri. Proses produksi yang masih menggunakan industri rumah tangga. Minat masyarakat khususnya wanita yang menginginkan kecantikan alami.
15 Minat masyarakat khususnya wanita yang menginginkan tampil percaya diri dan maksimal dalam menjalani hari. Threat Banyaknya produk kecantikan yang bermunculan pada saat ini dan menyajikan hasil yang lebih praktis dan instant. Semakin banyaknya produk pesaing yang muncul di pasaran. Kompetitor yang memiliki brand yang lebih kuat serta desain kemasan yang lebih baik. Masyarakat yang beranggapan jika menggunakan produk kecantikan yang belum terkenal dapat membahayakan. Kompetitor sudah memiliki cabang selain di bekasi, sehingga memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk.