BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria kriteria optimasi terhadap resiko operasional pada PT. HOME SPIRIT dikelompokkan menjadi 7 resiko operasional, yaitu : a. Resiko pada komputer (Computer Risk) b. Kerusakan maintenance pabrik c. Kecelakaan kerja d. Kesalahan dalam pembukuan secara manual (Manual Risk) e. Kesalahan produksi barang dan tidak ada kesepakatan bahwa barang yang dibeli tidak dapat ditukar kembali f. Pegawai outsourcing g. Globalisasi dalam konsep dan produk Kriteria kriteria optimasi ini dikembangkan untuk memilih alternatif alternatif faktor pengambilan keputusan, yaitu : a. Memperkecil resiko b. Mengalihkan resiko c. Mengontrol resiko d. Pendanaan resiko Kriteria optimasi berikutnya adalah resiko operasional yang paling dominan, sehingga dapat diperkirakan kemungkinan resiko operasional dominan yang akan terjadi selanjutnya dengan menggunakan metode Peramalan (Forecasting). Kriteria optimasi pada resiko operasional dominan, dalam aplikasinya, ada beberapa yang melebihi ambang batas (threshold), sehingga harus dipilih khususnya karena metode Generalized Pareto Distribution syaratnya adalah dengan menggunakan data yang melebihi 32
33 batas atau threshold. Resiko operasional yang melebihi threshold ini adalah resiko yang jumlahnya besar dan sangat berpengaruh. Kriteria optimasi yang melebihi threshold diperhitungkan dengan menggunakan metode Generalized Pareto Distribution. Metode Generalized Pareto Distribution digunakan untuk mencari potensi kerugian yang akan dihadapi oleh PT. HOME SPIRIT. Potensi kerugian ini dihitung menggunakan rumus Value at Risk dan Expected Short Fall untuk mendapatkan besarnya jumlah kerugian yang paling buruk pada kondisi portofolio dan dalam jangka waktu tertentu. 3.2 Pengembangan Alternatif Solusi Untuk mengoptimasi resiko operasional pada PT. HOME SPIRIT, alternatif solusi yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : Evaluasi Pihak Berkepentingan Identifikasi Resiko Operasional Pengendalian dan Pengelolaan Resiko Pengukuran dan Peramalan Resiko Operasional yang dapat Terjadi Model Penghitungan Potensi Resiko Operasional Pemetaan dan Pemilihan Resiko Operasional yang Melebihi Batas Sumber : Pribadi Gambar 3.1 Bagan Manajemen Resiko Operasional
34 Tahap 1 : Identifikasi Resiko Operasional Pada tahap ini, penulis berusaha mengidentifikasi apa saja resiko operasional yang dihadapi oleh PT. HOME SPIRIT. Di dalam PT. HOME SPIRIT tentu terdapat resiko yang dominan, dan ada pula resiko yang minor. Seluruh data yang diperoleh melalui kuesioner selanjutnya akan diolah menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan bantuan software Expert Choice 2000. Tahap 2 : Pengukuran dan Peramalan Resiko Operasional yang dapat Terjadi Setelah mengidentifikasi resiko operasional yang paling dominan, langkah selanjutnya adalah mengukur dan meramalkan resiko operasional yang mungkin dapat terjadi untuk 3 tahun ke depan yaitu pada tahun 2010 2012. Tujuan dari peramalan ini adalah agar perusahaan dapat mengambil kebijakkan lebih dini dalam mengantisipasi resiko resiko yang akan terjadi. Pada tahap ini penulis menggunakan metode Forecasting yang pengolahannya akan menggunakan software QM for Windows Version 2.2. Tahap 3 : Pemetaan dan Pemilihan Resiko Operasional yang Melebihi Batas Pada tahap ini, penulis menentukan resiko operasional yang melebihi ambang batas (threshold). Batasan yang akan digunakan sebagai acuan bagi penulis telah ditentukan oleh perusahaan sebelumnya melalui wawancara langsung. Pemilihan resiko operasional yang melebihi batas ini dilakukan untuk menjadi fokus pembahasan dalam menentukan potensi kerugian terburuk yang dapat terjadi (Value at Risk) serta kerugian yang terjadi yang melebihi Value at Risk (Expected Shortfall). Tahap 4 : Model Penghitungan Potensi Resiko Operasional Tahap ini adalah tahap yang paling penting, dimana penghitungan potensi resiko operasional dilakukan untuk mengetahui seberapa besar potensi kerugian terburuk yang dapat terjadi
35 (VaR) di perusahaan serta seberapa besar kerugian yang melebihi potensi kerugian terburuk tersebut (ES). Pada tahap ini penulis menggunakan metode Generalized Pareto Distribution (GPD). Hasil penghitungan ini akan menentukan langkah langkah kebijakkan yang akan diambil oleh perusahaan. Tahap 5 : Pengendalian dan Pengelolaan Resiko Tahap ini adalah tahap untuk mengelola atau me-manage resiko operasional. Ini juga sekaligus dapat digunakan oleh perusahaan sebagai usulan bagi perusahaan itu sendiri dalam menentukan langkah langkah kebijakkan yang akan diambil sehubungan dengan resiko resiko operasional yang telah terjadi selama tahun 2007 2009, dan sekaligus sebagai langkah awal dalam menentukan prioritas selanjutnya dalam menghadapi resiko resiko operasional yang akan terjadi pada tahun 2010 2012. 3.3 Pengembangan Model Optimasi Setelah pengembangan alternatif solusi resiko operasional pada PT. HOME SPIRIT, maka dapat dikembangkan model model optimasi, yaitu dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process dan Forecasting. Analytical Hierarchy Process (AHP) Pada hakekatnya AHP merupakan suatu model pengambil keputusan yang komprehensif dengan memperhitungkan hal - hal yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif
36 dibandingkan dengan variabel lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut. Dalam penelitian ini, AHP digunakan untuk mendeterminasikan resiko operasional yang paling banyak terjadi di dalam PT. HOME SPIRIT. Oleh karena itu, penulis memberikan kuesioner yang berisi perbandingan 7 (tujuh) resiko operasional yang ditetapkan berdasarkan buku Manajemen Risiko : Teori, Kasus, dan Solusi karangan Irham Fahmi, S.E.,M.Si. Berikut adalah gambaran kuesioner yang akan diberikan kepada Manajer Personalia, Manajer Produksi, Direktur, dan 2 orang staff bagian Administrasi : Skala Keterangan 1 Kedua elemen sama seringnya terjadi 3 Elemen yang satu sedikit lebih sering terjadi daripada elemen yang lainnya 5 Elemen yang satu lebih sering terjadi daripada yang lainnya 7 Satu elemen sangat lebih sering terjadi daripada elemen lainnya 9 Satu elemen mutlak sering terjadi daripada elemen lainnya 2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan Sumber : http://kelembagaandas.wordpress.com/kelembagaan-mekanisme-pembangunanbersih/kirsfianti-linda-ginoga/ Gambar 3.2 Gambaran Kuesioner AHP
37 Kemudian jawaban dari hasil kuesioner tersebut akan diolah menggunakan software Expert Choice 2000 dan akan langsung ditemukan resiko operasional yang paling dominan yang dihadapi oleh PT. HOME SPIRIT. Berikut adalah gambaran penggunaan software Expert Choice 2000 : Sumber : http://tea.ntue.edu.tw/~cyang/handout/testing_pe/handout13_expertchoice.pdf Gambar 3.3 Expert Choice 2000 Forecasting Peramalan merupakan sebuah prediksi mengenai apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Pada kenyataannya, seorang manajer secara konstan mencoba untuk meramalkan masa yang akan datang berdasarkan sejumlah faktor, untuk mengambil keputusan di masa sekarang yang akan menjamin suksesnya perusahaan dimasa yang akan datang. Untuk melakukan peramalan diperlukan metode tertentu dan metode mana yang digunakan tergantung dari data dan informasi yang akan diramal serta tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal ini digunakan metode peramalan Proyeksi Tren (Trend
38 Projection). Dimana teknik ini mencocokkan tren pada serangkaian data masa lalu dan kemudian memproyeksikan garis pada masa datang untuk peramalan jangka menengah atau jangka panjang. Jika kita memutuskan untuk membuat tren dengan metode statistik, kita dapat menerapkan metode kuadrat terkecil (least square method). Garis kuadrat terkecil dijelaskan dengan sumbu y dan kemiringan. Jika dihitung y dan kemiringan, maka dapat dinyatakan dengan persamaan berikut : Y = a + bx Dimana rumusnya adalah sebagai berikut : b = n( XY) ( X)( Y) n( X 2 ) ( X) 2 a = ( Y) - b( X) n Keterangan : X Y a b n = Waktu (variabel independen) = Nilai terhitung dari variabel yang akan diprediksi (variabel dependen) = Konstanta = Kemiringan garis regresi = Jumlah pengamatan = Jumlah seluruh n Untuk meramalkan kerugian yang akan terjadi pada PT. HOME SPIRIT dalam 3 tahun ke depan, agar perusahaan dapat mengatasi dan mempersiapkan resiko kerugian tersebut, data kerugian perusahaan dari tahun 2007 2009 akan diramalkan dengan
39 metode forecasting yang diolah dengan menggunakan software QM for Windows Version 2.2 dan akan langsung ditemukan resiko operasional yang akan dihadapi oleh PT. HOME SPIRIT. Berikut adalah gambaran penggunaan software QM for Windows Version 2.2 : Sumber : QM for Windows Version 2.2 Gambar 3.4 QM for Windows Version 2.2 3.4 Rancangan Implikasi Solusi Terpilih Setelah semua data dan hasil analisis selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah dengan menggunakan metode Generalized Pareto Distribution. Generalized Pareto Distribution Generalized Pareto Distribution digunakan untuk mengetahui seberapa besar potensi kerugian suatu perusahaan yang melebihi limit tertentu (threshold) dalam periode tertentu. Langkah langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut :
40 1. Menetapkan parameter Generalized Pareto Distribution Parameter merupakan ukuran dalam penelitian yang harus diperkirakan. Dan parameter yang digunakan dalam Generalized Pareto Distribution adalah : µ (location) atau rata-rata Ψ (scale) atau standar deviasi ξ (shape) atau tail index 2. Menetapkan nilai Value at Risk (VaR) dan Expected Shortfall (ES) VaR sering didefinisikan sebagai potensi kerugian dari suatu portofolio eksposur resiko operasional pada tingkat keyakinan tertentu dalam periode waktu tertentu.
41 Sedangkan ES atau yang sering juga disebut tail conditional expectation merupakan estimasi potensi besarnya kerugian yang melebihi VaR. 3. Membuat kesimpulan Hasil dari Value at Risk (Var) dan Expected Shortfall (ES) akan dijadikan pedoman dalam menetapkan langkah yang paling baik untuk menangani resiko operasional yang terjadi dalam PT. HOME SPIRIT.