114 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Taman Tegallega mengalami perkembangan dari masa ke masa. Pada awalnya Taman Tegallega dikenal sebagai lapangan tempat digelarnya event pacuan kuda oleh waga Belanda. Tepatnya pada tahun 1976, sebuah kolam sederhana dibangun diatas areal seluas 1,66 hektare. Pada tahun 2008 Taman Tegallega ditetapkan sebagai taman konservasi oleh Pemerintah Kota Bandung. Penetapan Taman Tegallega sebagai taman konservasi dimaksudkan untuk melindungi tanaman yang ditanam oleh para Delegasi Konferensi Asia Afrika dan memberikan manfaat bagi warga Kota Bandung. Penetapan Taman Tegallega sebagai taman konservasi membuat UPT Tegallega mengemban tugas berat dalam menjaga kelestarian ekologi yang ada dan seluruh sarana dan prasarana yang ada di Taman Tegallega. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pihak UPT Tegallega telah menjalankan program-program yang berbasis pada pilar konservasi. Hanya saja terdapat tiga program yang belum tercapai yaitu Pendataan habitat liar sebagai upaya memproteksi tanaman langka yang ada, pembibitan ulang terhadap vegetasi yang rusak, dan perlindungan system penyangga kehidupan. Tetapi sejauh ini pihak
115 UPT Tegallega telah menjalankan aktivitas yang mengacu pada pilar konservasi dan tingkat keberhasilan program tersebut sudah cukup baik apabila dilihat dari kondisi di faktual di lapangan. 2. Keseuaian kondisi faktual Taman Tegallega dengan fungsinya yang telah ditetapkan pada PERDA No.1 Tahun 2008. Fungsi ekologis Taman Tegallega bila dilihat dari proporsi lahan hijau sudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Hanya saja pola persebaran vegetasi yang ada di Taman Tegallega kurang merata. Hal ini terlihat masih terdapatnya areal yang jarang terdapat vegetasi. 3. Peran Taman Tegallega sebagai fungsi sosial juga telah baik. Berbagai aktifitas dilakukan oleh warga di taman ini. Aktifitas-aktifitas yang terjadi di Taman Tegallega antara lain adalah aktifitas perdagangan, olahraga, rekreasi, dan aktifitas sosial dan budaya. Namun dengan banyaknya aktifitas yang terjadi di Taman Tegallega membuat kelangsungan ekologis yang ada menjadi rentan akan kerusakan. Dampak yang ditimbulkan akibat aktifitas perdagangan yang didominasi oleh PKL harus lebih diperhatikan apabila tidak ingin terjadi kerusakan pada vegetasi di Taman Tegallega. 4. Taman Tegallega memiliki fungsi sebagai penambah estetika Kota Bandung. Jika dilihat dari tiga aspek dasar penilaian sisi estetika sebuah taman, Taman Tegallega telah mencapai standar yang
116 ditentukan. Jika dilihat dari aspek fungsional sebuah taman, Taman Tegallega telah memiliki keragaman pada elemen lunak dan memiliki kelengkapan elemen keras yang menunjang aktifitas yang terjadi. Bila ditinjau dari segi proporsi lahan untuk vegetasi, Taman Tegallega memiliki space yang luas untuk lahan terbuka hijau. Bila dilihat dari aspek visualnya, dominasi warna alami lebih kental dibandingkan dengan warna yang mecolok. 5. Terdapat banyak sekali kendala yang dihadapi UPT Tegalega dalam mengelola Taman Tegallega menjadi taman yang memiliki banyak fungsi bagi warga Kota Bandung. Kendala-kendala yang dihadapi antara lain adalah kurangnya sumber daya manusia yang mengelola Taman Tegallega, menjamurnya pedagang kaki lima disekitar areal taman, pungutan liar yang dilakukan oleh oknum tertentu pada pengunjung yang akan menggunakan fasilitas Taman Tegallega, minimnya anggaran pengelolaan taman yang diberikan oleh PEMKOT Bandung, dan masalah sampah yang menumpuk di beberapa sudut taman. B. Rekomendasi Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat direkomendasikan untuk pengelolaan Taman Tegallega agar kelestarian ekologi didalamnya tetap terjaga : 1. Pihak UPT Tegallega harus memenuhi tiga program yang dijalankan agar program konservasi yang dicanangkan bberjalan dengan baik.
117 2. Penanaman vegetasi pada areal yang jarang terdapat vegetasi perlu dilakukan oleh pihak UPT Tegallega agar meratanya persebaran vegetasi yang ada di Taman Tegallega. 3. Penambahan sumber daya manusia yang mengelola Taman Tegallega khusus nya pada bagian polisi taman mengingat banyaknya pengrusakan tanaman dan sarana yang terjadi di Taman Tegallega. 4. Melakukan penertiban terhadap oknum-oknum yang melakukan pungutan liar di pintu gerbang. 5. Melakukan penertiban pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya di areal Taman Tegallega dengan melakukan relokasi tempat para pedagang kaki lima atau menentukan waktu tertentu yang memperbolehkan para pedagang kaki lima menggelar dagangannya di areal taman. 6. Menambah jumlah tempat sampah serta menambah porsi pembersihan areal taman guna menanggulangi masalah sampah akibat ulah pengunjung. 7. Menindak tegas oknum-oknum yang melakukan pengrusakan terhadap sarana dan prasarana taman agar terjaganya kesan keindahan yang ditimbulkan Taman Tegallega. 8. Perlunya melakukan kerjasama dengan pihak swasta dalam pengelolaan Taman Tegallega agar permasalahan anggaran pemeliharaan yang minim dapat ditanggulangi, tetapi dengan catatan kegiatan yang bersifat
118 konservatif lebih ditonjolkan dibandingkan kegiatan yang bersifat ekonomis. 9. Perlunya pembatasan penggunaan areal taman dalam segala kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerusakan pada vegetasi yang ada di Taman Tegallega.