BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Puskesmas Puskesmas Bulu Lor terletak di jalan Banowati Selatan II RT 14 / RW 01 kelurahan Bulu Lor Kecamatan Semarag Utara Kota Semarang. Puskesmas memiliki luas tanah 567 dan luas bangunan 346 dengan luas wilayah kerja 3,42. Puskesmas tersebut terletak di daerah perkampungan yang padat. Lokasi puskesmas tersebut strategis karena letaknya berada di tengah-tengah kampung jadi lebih dekat dengan masyarakat sehingga mudah untuk melihat keadaan masyarakat secara langsung. Batas wilayah puskesmas Bulu Lor di sebelah utara ada laut Jawa, di sebelah timur ada wilayah puskesmas Krobokan, di sebelah selatan ada wilayah puskesmas Poncol, dan disebelah barat ada wilayah puskesmas Bandarharjo. Jumlah wilayah kerja puskesmas Bulu Lor ada 5 kelurahan, 40 RW dan 327 RT. Selain itu puskesmas Bulu Lor memiliki pustu (puskesmas pembantu) yang bernama pustu panggung yang berlokasi di alamat jalan brotojoyo. (22)
1. Visi, Misi, dan Motto Puskesmas Bulu-Lor (22) a. Visi Memberikan Perlindungan Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan yang Baik kepada Seluruh Lapisan Masyarakat untuk tercapainya Derajat Kesehatan Masyarakat yang Optimal dengan Melibatkan Peran Serta Masyarakat secara Aktif, Efektif, dan Efisien. b. Misi 1) Menjadikan Puskesmas Bulu Lor rujukan bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan dan perlindungan kesehatan 2) Meningkatkan kualitas SDM di Puskesmas Bulu Lor agar memiliki kinerja yang tinggi, profesional, dan bertanggung jawab dalam bidang kesehatan 3) Meningkatkan sarana dan prasarana yang ada, melibatkan peran aktif masyarakat dan lintas sektor terkait menuju Masyarakat yang Mandiri dalam bidang Kesehatan c. Motto Bersama Kita Bisa 2. Batas wilayah puskesmas Bulu Lor (22) a. Kelurahan Bulu Lor b. Kelurahan Plombokan c. Kelurahan Purwosari d. Kelurahan Panggung Kidul e. Kelurahan Panggung Lor Secara administrasi wilayah kerja puskesmas Bulu Lor berbatasan dengan : (22)
a. Sebelah Utara : Laut Jawa b. Sebelah Selatan : Kecamatan Semarang Tengah c. Sebelah Barat : Kecamatan Semarang Barat d. Sebelah Timur : wilayah kerja puskesmas Bandarharjo (kelurahan : Bandarharjo, Kuningan, Dadapsari) 3. Program pelayanan di puskesmas Bulu Lor (22) a. Promosi Kesehatan b. Kesehatan Ibu dan Anak c. Balai pengobatan umum (program unggulan) d. Balai pengobatan gigi (program unggulan) e. Konsultasi gizi f. Imunisasi g. Konsultasi Kesehatan Remaja dan Usila h. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS/UKGS) i. Pencegahan dan pemberantasan penyakit j. Kesehatan Lingkungan k. Kesehatan Jiwa l. Pemeriksaan Laboratorium Sederhana m. Kesehatan Mata n. Kesehatan telinga 4. Jumlah Sumber Daya di Puskesmas Bulu Lor (22) a. Kepala Puskesmas 1 b. Kepala Tata Usaha 1 c. Dokter Umum 1 d. Dokter Gigi 1
e. Perawat 1 f. Bidan 1 g. Perawat Gigi 1 h. Epidemiologi 1 i. Penyuluh 0 j. Tenaga Kesehatan Lingkungan 1 k. Tenaga Gizi 1 l. Tenaga Laboratorium 1 m. Apoteker 0 n. Asisten Apoteker 1 o. Tenaga Administrasi Loket 2 p. Sopir 1 q. Tenaga Kebersihan 1 r. Penjaga Malam 0 s. Administrasi Keuangan dan TU 0
5. Struktur Organisasi Puskesmas Bulu-Lor Kepala Puskesmas Kelompok Jabatan Funsional Dokter Gigi Bidan Dokter Kepala Subag Tata Usaha Pustu Perawat Perawat Sanitarian Pengadm. Umum-Petugas Farmasi Laboratorium Nutrisionis Pengadm. Umum Penyuluh Kesehatan Perekam Medis Epidemiologi Tenaga Administrasi Bendahara Pengeluaran Bendahara Penerima Bendahara BOK Bendahara Barang Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Bulu Lor (22)
B. Hasil Penelitian 1. Data atau informasi tentang jenis data di Puskesmas Bulu lor Jenis data yang digunakan adalah jenis data nominal (berdasarkan skala pengukuran) karena tiap variasinya berdiri sendiri sertatidak berkesinambungan dan termasuk juga jenis data kuantitatif,kualitatif (berdasarkan sifatnya) karena data tersebut berbentuk angka dan kata-kata. (24) Pencatatan dan pelaporantahunan tentang data kesakitan merupakan hasil entry data dari laporan bulanan (LB1). 2. Data atau informasi tentang kebutuhan pelaporan pemetaan di Puskesmas Bulu Lor Berdasarkan data yang diperoleh dengan menggunakan pedoman observasi masih terdapat kekurangan dalam sistem pelaporan Puskesmas Bulu Lor diantaranya tulisan yang sulit dibaca, kolom penulisan yang sempit serta kesulitan dalam menganalisis pola penyebaran penyakit karena pelaporan tidak dikelompokan berdasarkan wilayah. 3. Jumlah pasien DBD berdasarkan jenis kelamin di Puskesmas Bulu Lor Semarang tahun 2011-2015 Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan aplikasi Mapinfo, diperoleh hasil bahwa pasien dengan jenis kelamin pria lebih rentan terkena Demam Berdarah (DBD) dengan jumlah penderita selama 5 tahun sebanyak 73 orang dibandingkan dengan pasien wanita yang hanya berjumlah 60 orang. Berikut uraiannya, pada tahun 2011 jumlah pasien pria 5 orang dan
jumlah pasien wanita 5 orang, tahun 2012 jumlah pasien pria 9 orang dan pasien wanita 3 orang, pada tahun 2013 jumlah pasien pria 21 orang dan pasien wanita 18 orang, pada tahun 2014 jumlah pasien pria 9 orang dan pasien wanita 12 orang, pada tahun 2015 jumlah pasien pria 29 orang dan pasien wanita 22 orang. Gambar 4.2 Grafik Stratifikasi Penyakit Demam Berdarah 4. Jumlah pasien DBD berdasarkan wilayah kelurahan di Puskesmas Bulu Lor Semarang tahun 2011-2015 Berdasarkan hasil pemetaan dengan menggunakan aplikasi Mapinfo, diperoleh hasil bahwa wilayah kelurahan yang paling rentan terkena Demam Berdarah (DBD) adalah wilayah kelurahan Panggung Lor dengan jumlah pasien selama 5 tahun adalah 145 orang. Berikut uraiannya, pada tahun 2011 wilayah kelurahan yang paling rentan terkena DBD adalah Panggung Lor dengan jumlah pasien 23 orang diikuti wilayah kelurahan Bulu Lor 10 orang, Pendrikan Kidul 3 orang, Plombokan 2 orang, dan Purwosari 2 orang. Pada tahun 2012 wilayah kelurahan yang paling rentan terkena DBD adalah Bulu Lor dengan jumlah pasien
12 orang diikuti wilayah kelurahan Panggung Lor 10 orang, Plombokan 4 orang, Purwosari 3 orang, dan Pendrikan Kidul 2 orang. Pada tahun 2013 wilayah kelurahan yang paling rentan terkena DBD adalah Bulu Lor dengan jumlah pasien 39 orang, diikuti wilayah kelurahan Panggung Lor 19 orang, Plombokan 19 orang, Purwosari 9 orang dan Pendrikan Kidul 8 orang. Pada tahun 2014 wilayah kelurahan yang paling rentan terkena DBD adalah Panggung Lor dengan jumlah pasien 34 orang diikuti wilayah kelurahan Purwosari 26 orang, Bulu Lor 21 orang, Plombokan 18 orang, dan Pendrikan Kidul 10. Pada tahun 2015 wilayah kelurahan yang paling rentan terkena DBD adalah Panggung Lor dengan jumlah pasien 59 orang diikuti wilayah kelurahan Bulu Lor 52 orang, Plombokan 33 orang, Purwosari 21 orang dan Pendrikan Kidul 7 orang.
Gambar 4.3 Pemetaan Penyakit Demam Berdarah Tahun 2011 Gambar 4.4 Pemetaan Penyakit Demam Berdarah Tahun 2012
Gambar 4.5 Pemetaan Penyakit Demam Berdarah Tahun 2013 Gambar 4.6 Pemetaan Penyakit Demam Berdarah Tahun 2014
Gambar 4.7 Pemetaan Penyakit Demam Berdarah Tahun 2015 5. Jumlah pasien DBD berdasarkan kategori umur di Puskesmas Bulu Lor Semarang tahun 2011-2015 Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan aplikasi Mapinfo, diperoleh hasil bahwa pasien yang paling rentan terkena Demam Berdarah (DBD) berdasarkan kategori umur adalah pasien dengan kategori umur anak sekolah (6-12 tahun) dengan jumlah pasien selama 5 tahun adalah 58 pasien. Berikut uraiannya, pada tahun 2011 jumlah pasien yang paling rentan terkena Demam Berdarah (DBD)berdasarkan kategori umur adalah pasien kategori umur remaja (13-20 tahun) dengan jumlah pasien 4 orang diikuti pasien kategori umur balita (1-5 tahun) 2 orang, anak sekolah (6-12 tahun)2 orang, dewasa (>= 21 tahun) 2
orang dan 0 bagi bayi (0-11 bulan). Pada tahun 2012 jumlah pasien yang paling rentan terkena Demam Berdarah (DBD) berdasarkan kategori umur adalah pasien kategori umur anak sekolah (6-12 tahun) dengan jumlah pasien sebanyak 8 orang diikuti pasien kategori umur balita (1-5 tahun) 2 orang, dewasa (>= 21 tahun) 1 orang, remaja (13-20 tahun) 1 orang, dan 0 bagi bayi (0-11 bulan). Pada tahun 2013 jumlah pasien yang paling rentan terkena Demam Berdarah (DBD) berdasarkan kategori umur adalah pasien kategori umur anak sekolah (6-12 tahun) sebanyak 21 orang diikuti pasien kategori umur remaja (13-20 tahun) 8 orang, dewasa (>= 21 tahun) 5 orang, balita (1-5 tahun) 4 orang, dan bayi (0-11 bulan) 1 orang. Pada tahun 2014 jumlah pasien yang paling rentan terkena Demam Berdarah (DBD) berdasarkan kategori umur adalah anak sekolah (6-12 tahun) sebanyak 10 orang diikuti pasien kategori umur dewasa (>= 21 tahun) 5 orang, balita (1-5 tahun) 4 orang, remaja (13-20 tahun) 2 orang dan 0 bagi bayi (0-11 bulan). Pada tahun 2015 jumlah pasien yang paling rentan terkena Demam Berdarah (DBD) berdasarkan kategori umur adalah pasien kategori umur anak sekolah (6-12 tahun 17 orang,balita (1-5 tahun) 17 orang diikuti pasien dengan kategori umur remaja (13-20 tahun) 9 orang, dewasa (>= 21 tahun) 7 orang dan bayi (0-11 bulan) 1 orang.
Gambar 4.8 Grafik Stratifikasi Penyakit Demam Berdarah