OPTIMALISASI PORTFOLIO INDEKS SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN PENDEKATAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERIODE AGUSTUS 2007 S/D JULI 2010

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

BAB 3 METODE PENELITIA N

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei

IV. PEMBAHASAN. pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

DAFTAR PUSTAKA. Alamsyah, Zulfiyan Z.A, 1997, Strategi Investasi di Pasar Modal, Makalah Seminar Pasar Modal, Semarang.

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45

σ = LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara

BAB IV PEMBAHASAN. dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan indeks yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut

I. PENDAHULUAN. ikut serta dalam pasar modal. Pasar modal merupakan pasar tempat diperjualbelikannya

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

I. PENDAHULUAN. seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan.

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis.

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN STOCHASTIC DOMINANCE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

BAB II DESKRIPSI INDEKS LQ45

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maliki Malang. Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip utama yang ada dalam investasi adalah resiko yang tinggi, akan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data yang

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (Jogiyanto, 2007). Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji

ANALISIS RESIKO DAN TINGKAT PENGEMBALIAN SAHAM TERHADAP PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM (Studi Kasus pada 8 saham dari LQ-45)

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat

PERBANDINGAN RETURN SAHAM KOMPAS 100 MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN MODEL RANDOM. Linda Ratna Sari

Keywords : optimal portfolio, single index method, Kompas 100, IHSG. viii

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham. Presented By : Slamet Hidayatulloh

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah reaksi pasar terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mengacu pada pokok permasalahan yang diteliti yaitu pengaruh kebijakan

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

Optimasi Multi-Objective pada Pemilihan Portofolio dengan Metode Nadir Compromise Programming

BAB IV PEMBAHASAN. yang terpilih selama 3 periode LQ45 berturut-turut selama Februari Juli

(Sanusi, 2004). Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian...

: Amelia Pujaastuti Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ati Harmoni, SSi., MM

ANALISIS KANDUNGAN INFORMASI PENGUMUMAN LAPORAN KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PEMILIHAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM SYARIAH DENGAN SINGLE-INDEX MODEL

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan LQ 45 dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Januari 2016.

BAB I PENDAHULUAN. efektif, dan ekonomis untuk kelangsungan perusahaan, maka dibutuhkan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitin ini adalah seluruh perusahaan yang masuk dalam index LQ-45 di BEI.

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PERBANKAN. Devvi Kartika Sari Bambang Hadi Santoso

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini,

BAB 2 INDEKS KOMPAS 100. cerminan pergerakan harga saham. Indeks-indeks tersebut adalah (Idx, 2014) : 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Analisis Strategi Optimalisasi Portofolio Saham LQ 45 (pada Bursa Efek Indonesia Tahun )

BAB I PENDAHULUAN Sistem JATS Next-G

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang terus berada pada indeks LQ45 periode

BAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat pemodal (investor). Kedua, pasar modal menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

DAFTAR PUSTAKA. Darmadji, T dan Fakhrudin M.H Pasar Modal di Indonesia Pendekatan. Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

PENERAPAN MODEL INDEKS TUNGGAL UNTUK MENETAPKAN KOMPOSISI PORTOFOLIO OPTIMAL

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM INDEKS KOMPAS 100 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penentuan tempat pada penelitian ini ditentukan dengan sengaja

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kesejahteraan di masa datang

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga saham

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang

ANALISIS PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL BANK-BANK YANG TERCATAT PADA LQ45 DENGAN PENDEKATAN MODEL INDEKS TUNGGAL

ANALISIS PORTOFOLIO MENGGUNAKAN INDEKS TUNGGAL UNTUK OPTIMALISASI SAHAM PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BEI

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISA PEMBENTUKAN PORTOFOLIO DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ DAN SINGLE INDEX MODEL PADA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

ANALISIS PENGARUH DIVIDEN TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM YANG TERGOLONG JAKARTA ISLAMIC INDEX DI BURSA EFEK JAKARTA

Retno Dwi Sulistiani Topowijono Maria Gorreti Wi Endang NP Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. ingin memperoleh dana tambahan untuk operasional perusahaan serta

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM SAHAM INDEK LQ-45 DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS TUNGGAL DI BEI PERIODE 2006 SAMPAI 2010 SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN ANALISIS PORTOFOLIO SAHAM BLUE CHIPS PADA BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL SKRIPSI

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM INDEKS LQ-45 DAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Fuji Nurdiani

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

PORTOFOLIO OPTIMAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi. Investasi pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan. (Miller dan Rock, 1985 dalam Kusuma, 2004: 102).

Arinda Sasmita Rahma Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Amelinda Islamey Suhadak Nila Firdausi Nuzula Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

Transkripsi:

OPTIMALISASI PORTFOLIO INDEKS SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN PENDEKATAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERIODE AGUSTUS 2007 S/D JULI 2010 Muninghar Dosen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Wijaya Putra Jln. Raya Benowo Surabaya E-mail: Muninghar@yahoo.co.id ABSTRACT In stock investing, investors also confronted with the possibility of irregularities in the return expectations. To minimize risk, investors can invest by establishing an optimal portfolio that link the return of each stock market index return (Markowitz model simplification). The study found 19 stocks listed as LQ 45, 17 stocks have a decent positive return ekpekstasi selected as the candidate's portfolio. While the two stocks with negative expected returns, and found 14 stocks have a β> 1 which is a stock with high sensitivity or vulnerable to market changes. While the five stocks have a β <1 is the stock that is not too affected by changes in market share. Based on the Excess Return to Beta (Erb) and the cut off point (C *) is found 15 stocks has a positive Erb and seven stocks enter the optimal portfolio. Keywords: Optimal Portfolio, Single Index Model, Return Expectations, Risk and excess return to beta. PENDAHULUAN Saham memiliki portfolio lebih bagus dari pada cara berinvestasi konvensional. Investor dalam menanamkan modalnya pada saham bertujuan memperoleh keuntungan (return) berupa deviden dan capital gain. Namun investor harus memperhitungkan unsur ketidakpastian atau resiko (risk), yaitu kemungkinan terjadinya penyimpangan dari tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return). Resiko yang dihadapi investor dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal perusahaan atau industri itu sendiri maupun faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Oleh karena masing-masing saham memiliki sensitivitas yang berbeda terhadap setiap perubahan pasar maka untuk meminimumkan resiko, investor yang rasional akan melakukan diversifikasi (portofolio). Masalahnya bagi investor adalah bagaimana membentuk portofolio optimal yaitu kombinasi terbaik antara tingkat pengembalian dan resiko agar diperoleh return maksimal dengan tingkat resiko yang minimal atas kumpulan saham-saham tersebut. Untuk mendapatkan portofolio optimal investor memerlukan suatu alat analisis dalam menentukan keputusan investasinya, salah satunya adalah model indeks tunggal (single index model) yang merupakan penyederhanaan perhitungan portofolio model Markowitz (Jogiyanto 1998:152). Tandelilin (2001:74) mengatakan bahwa investor akan memilih portfolio dari sekian banyak pilihan yang ada pada portfolio efisien, yaitu portfolio optimal dan

dikatakan sebagai portofolio optimal apabila : (1). Menawarkan ekspektasi return maksimal untuk berbagai tingkat risiko, atau (2). Menawarkan tingkat risiko minimal untuk berbagai tingkat ekspektasi return. Alasan penggunaan Model Indeks Tunggal karena model ini dapat digunakan sebagai alternatif dari model Markowitz untuk menentukan effcient set dengan perhitungan lebih sederhana (Jogiyanto 1998:152). Pengujian analisa portofolio yang dilakukan sebelumnya oleh Nur Lana Istiqamah M (Budiman, 2008) dengan menggunakan metode yang sama terhadap indeks saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode 2006 dan 2008, menunjukkan hanya ada dua saham yang terbentuk dalam portofolio optimal yaitu Akra Corporindo Tbk.dan BISI Internasional Tbk.dengan proporsi 2,37 % dan 97,63 %. Expected return yang dihasilkan porofolio optimal sebesar 0,18 % dengan risiko 0,01 %. Nilai return portofolio optimal ini jauh lebih besar dari return yang diberikan pasar pada saat itu yaitu sebesar 0,068 % dengan risiko pasar sebesar 0,013 %. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis saham-saham yang masuk ke dalam kelompok optimalisasi portofolio indeks saham LQ-45 sehingga bisa dijadikan informasi bagi calon investor dalam mengambil keputusan investasi saham LQ-45 di BEI METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan yang listing di BEI dengan indeks saham LQ-45. Periode penelitian selama tiga tahun surut kebelakang dimulai tahun 2007. Jenis data adalah data sekunder dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bank Indonesia (BI), terdiri dari data bulanan harga saham dan indeks saham serta tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) periode Agustus 2007 sampai dengan Juli 2010. Prosedur pengumpulan data adalah teknik dokumentasi dan metode pengambilan sample adalah purposive sampling, dipilih berdasarkan pertimbangan semua saham yang selalu aktif diperdagangkan di BEI yang masuk dalam LQ 45 mulai bulan Agustus 2007 sampai dengan Juli 2010. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1.Pendapatan saham Pendapatan saham individu adalah selisih antara harga penutupan saham bulanan akhir bulan dengan harga saham bulanan akhir bulan sebelumnya kemudian hasil selisih ini dibagi dengan harga penutupan saham perusahaan yang tercatat dalam indeks harga saham di pasar bursa; 2. Pendapatan pasar saham

Pendapatan pasar saham adalah selisih antara indeks harga saham penutupan akhir bulan dengan indeks harga saham penutupan akhir bulan sebelumnya kemudian hasil selisih ini dibagi dengan indeks harga saham penutupan akhir bulan sebelumnya. 3. Pendapatan bebas risiko Pendapatan bebas risiko adalah tingkat pengembalian rata-rata yang dapat diperleh dari aset bebas risiko. 4. Beta Beta adalah suatu pengukur fluktuasi dari pendapatan-pendapatan suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu terhadap pendapatan pasar saham. 5. ERB (Excess return to Beta) ERB adalah ; alat ukur yang mengukur kelebihan relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. 6. C* (cutt-off point) C* adalah suatu titik pembatas yang menentukan batas nilai excess return to beta berapa yang dikatakan tinggi. Teknik Analisis Teknik analisis pembentukan portofolio optimal adalah : jika menggunakan model indeks tunggal, data yang diperoleh akan dianalisa melalui : (1). Menghitung retur dan risiko pasar berdasarkan data IHSG; (2). Menghitung retur dan risiko masing-masing saham; (3). Menghitung koefisien α dan masing-masing saham; (4). Menghitung expected return atau E(R i ); (5). Menghitung risiko tidak sistematik ( e i 2 ); (6). Menghitung Excess Return to Beta (ERB); (7). Mengurutkan ERB dari yang terbesar ke yang terkecil; (8). Menghitung C i ; (9). Menentukan C i terbesar sebagai C* (cut-off point); (10). Menentukan saham-saham yang memiliki ERB lebih besar daripada C* sebagai pembentuk portofolio optimal; (11). Menghitung proporsi dana untuk masing-masing saham yang membentuk portofolio optimal ; (12). Menghitung tingkat return portofolio (R p ); (13). Menghitung tingkat risiko portofolio ( p 2 ). HASIL DAN PEMBAHASAN Kriteria suatu saham untuk indeks LQ45 sebagai berikut : (1). Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan; (2). Masuk dalam 60 saham berdasarkan nilai transaksi di pasar regular; (3). Dari 60 saham tersebut, 30 saham dengan nilai transaksi terbesar otomatis masuk dalam perhitungan indeks LQ45. Untuk mendapatkan 45 saham akan dipilih 15 saham lagi dengan menggunakan kriteria Hari Transaksi di Pasar Reguler, Frekuensi Transaksi di Pasar Reguler dan Kapitalisasi Pasar. Metode pemilihan 15 saham adalah : (1). Dari 30 sisanya, dipilih 25 saham berdasarkan Hari Transaksi di Pasar Reguler; (2). Dari 25 saham tersebut akan dipilih 20 saham berdasarkan Frekuensi Transaksi di Pasar Reguler; (3). Dari 20 saham tersebut akan dipilih 15 saham berdasarkan Kapitalisasi Pasar, sehingga akan didapat 45 saham untuk perhitungan indeks LQ45. Bursa Efek Indonesia secara rutin

memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masuk dalam penghitungan indeks LQ45. Setiap tiga bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham-saham tersebut. Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Hasil penelitian ini menunjukkan ada 19 perusahaan yang sahamnya secara konsisten masuk dalam indeks LQ45 (Tabel 4.1), yang didominasi oleh perusahaan yang bergerak di sektor keuangan, pertambangan, dan transfortasi dan infrastruktur. Tabel l. Perusahaan yang Sahamnya Masuk dalam Indeks LQ45 Periode Agustus 2007-Juli 2010 No Nama Perusahaan Kode Kelompok Industri 1 Astra Argo Lestari Tbk AALI Pertanian 2 Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM Pertambangan 3 Astra Internasional Tbk ASII Aneka Industri 4 Bank Central Asia Tbk BBCA Keuangan 5 Bank Rakyat Indonesia Tbk BBRI Keuangan 6 Bank Danamon Tbk BDMN Keuangan 7 Berlian Laju Tanker Tbk BLTA Transportasi dan Infrastruktur 8 Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI Keuangan 9 Internasional Nickel Indonesia Tbk INCO Pertambangan 10 Indofood Sukses makmur Tbk INDF Industri Barang Konsumsi 11 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk INKP Industri Dasar dan Kimia 12 Indosat Tbk ISAT Transportasi dan Infrastruktur 13 Medco Energi International Tbk MEDC Pertambangan 14 Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS Transportasi dan Infrastruktur 15 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA Pertambangan 16 Holcim Indonesia Tbk SMCB Industri Dasar dan Kimia 17 Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM Transportasi dan Infrastruktur 18 Bakri Sumatra Plantations Tbk UNSP Pertanian 19 United Tractors Tbk UNTR Perdagangan Jasa dan Industri Sumber Data : www.idx.co.id Perkembangan Harga Saham Individu Berdasarkan data harga bsaham individu pada periode Agustus 2007 sampai dengan Juli 2010 diketahui bahwa harga saham dari 19 perusahaan tersebut mengalami fluktuasi. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami kenaikan harga paling tinggi adalah PT bank Danamon Tbk sebesar 177.05 % pada bulan September 2008. Sedangkan perusahaan yang mengalami penurunan harga saham paling rendah adalah PT.Internasional Nickel Indonesia Tbk yaitu sebesar 91.74 % yang terjadi pada bulan Januari 2009. Dari tabel 4.2 juga diketahui bahwa sebagian besar saham mengalami penurunan harga terendah pada bulan Oktober 2008 yaitu rata-rata sebesar 50 %. Hal ini dipengaruhi oleh krisis global yang terjadi mulai

akhir 2007. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena pada awal 2009 hargaharga saham tersebut mulai menaik kembali. Hal ini membuktikan bahwa Negara Indonesia termasuk negara yang mampu segera keluar dari krisis global. Tabel 2. Perkembangan Harga Saham Individu Perusahaan Tbk (LQ-45) di BEI periode Agustus 2007 Juli 2010 No Nama Perusahaan Kode Kenaikan Tertinggi Penurunan Terendah 1 Astra Argo Lestari Tbk AALI Feb-09 135.78 % Oct-08-53.28 % 2 Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM Nov-07 39.55 % Jul-07-78.40 % 3 Astra Internasional Tbk ASII Oct-07 32.99 % Oct-08-45.32 % 4 Bank Central Asia Tbk BBCA Mar-09 31.91 % Jan-08-51.37 % 5 Bank Rakyat Indonesia Tbk BBRI Apr-09 38.10 % Oct-08-36.11 % 6 Bank Danamon Tbk BDMN Sep-07 177.05 % Aug-07-63.91 % 7 Berlian Laju Tanker Tbk BLTA Dec-08 28.89 % Oct-08-51.13 % 8 Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI Dec-08 35.91 % Oct-08-41.13 % 9 Internasional Nickel Indonesia Tbk INCO Apr-09 53.93 % Jan-08-91.74 % 10 Indofood Sukses makmur Tbk INDF May-09 39.06 % Oct-08-44.39 % 11 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk INKP May-08 139.32 % Oct-08-48.43 % 12 Indosat Tbk ISAT Apr-09 18.52 % Feb-09-25.66 % 13 Medco Energi International Tbk MEDC Sep-07 175.20 % Aug-07-52.49 % 14 Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS Nov-08 31.43 % Aug-08-79.10 % 15 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA Nov-07 88.41 % Dec-07-45.77 % 16 Holcim Indonesia Tbk SMCB Dec-08 44.83 % Oct-08-47.65 % 17 Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM Mar-09 19.84 % Oct-08-24.48 % 18 Bakri Sumatra Plantations Tbk UNSP Apr-09 80.65 % Oct-08-61.97 % 19 United Tractors Tbk UNTR Oct-07 33.54 % Oct-08-66.67 % Sumber : Hasil analisis statistik, 2010. Indeks Harga Saham Gabungan dan Sertifikat Bank Indonesia Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan suku bunga SBI selama periode penelitian diketahui IHSG tertinggi terjadi pada Desember 2007 sebesar 2.745,826 dan IHSG terendah terjadi pada November 2008 sebesar 1.241,541.Sejak Desember 2007 sampai dengan Januari 2009 perkembangan harga saham cenderung menurun (negatif). Hal ini juga dipengaruhi oleh krisis global yang terjadi sejak akhir 2007. Namun sejak Pebruari 2009 IHSG cenderung meningkat (positif) seiring meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap iklim investasi di Indonesia yang berhasil terlepas dari pengaruh krisis global. Untuk tingkat pendapatan bebas resiko (RBR) digunakan data suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Perkembangan suku bunga SBI selama periode penelitian dapat diketahui bahwa suku bunga SBI tertinggi pada Desember 2007 yaitu sebesar 11,75 % sedangkan yang terendah pada

Nopember 2008 yaitu sebesar 6,50 %. Rata-rata suku bunga SBI setahun sebesar 8,72 % sedangkan rata-rata sebulan sebesar 0,7269 %. Tingkat Keuntungan Yang Diharapkan dan Risiko Pasar Dalam penelitian ini menggunakan analisis model Indeks Tunggal, yang mempertimbangkan tingkat keuntungan yang diharapkan dan resiko pasar diukur dari perkembangan harga saham yang terjadi di lantai bursa saham dan ditunjukkan oleh indeks harga saham. Indeks harga saham yang digunakan adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Data menunjukkan perkembangan IHSG selama periode Agustus 2007 sampai dengan Juli 2010 dengan menghitung tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko pasar. Dari hasil perhitungan, tingkat keuntungan yang diharapkan dari pasar saham (E(R m )) sebesar 0,019388 atau 1,93 % sedangkan risiko pasarnya ( m 2 ) sebesar 0,008382 atau 0,83 %. Tingkat Keuntungan Saham Individu (R it ) Tingkat keuntungan saham individu (R it ) merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Tingkat keuntungan yang positif menunjukkan harga saham tersebut naik dari harga sebelumnya, tingkat keuntungan yang negatif menunjukkan harga saham tersebut turun dari harga sebelumnya, sedangkan tingkat keuntungan nol menunjukkan harga saham tersebut tidak mengalami perubahan. Saham yang lebih banyak mengalami kenaikan harga menunjukkan saham tersebut banyak diminati investor, sedangkan saham yang banyak mengalami penurunan harga menunjukkan saham tersebut kurang diminati investor. Beta Saham Individu Tingkat keuntungan suatu saham sangat dipengaruhi oleh tingkat keuntungan pasar. Kepekaan harga saham individu terhadap perubahan harga saham di lantai bursa diukur melalui beta saham ( i). Saham dengan <1 memiliki risiko yang tinggi, sedangkan saham yang memiliki >1 memiliki risiko rendah. Berdasarkan perhitungan diketahui beta masing-masing (tabel 4.3). Dari tabel 4.3 diketahui terdapat 14 perusahaan yang sahamnya memiliki <1, dimana tertinggi adalah saham PT Bakri Sumatra Plantations Tbk sebesar 2,020075, sedangkan empat saham perusahaan lainnya memiliki >1, bahkan satu saham memiliki negatif yaitu saham PT.Medco Energi Internasional Tbk dengan sebesar -0,186960. Tingkat Keuntungan Yang Diharapkan Saham Individu E(R i ) Tingkat keuntungan yang diharapkan dari masing-masing saham E(R i )) dihitung dengan menjumlah variabel α i dengan komponen yang berhubungan dengan pasar yaitu i dan E(R m ). Variabel α i merupakan konstanta saham yang dihitung dengan menggunakan rumus regresi. berdasarkan perhitungan dapat diketahui E(R i ) masing-masing saham seperti tercantum pada tabel. 4.3. Dari tabel 4.3 tercatat ada 17 saham yang memiliki tingkat keuntungan yang diharapkan positif sedangkan dua saham lainnya memiliki tingkat keuntungan yang diharapkan negatif. Saham yang memiliki tingkat keuntungan yang diharapkan positif

yang akan dijadikan kandidat dalam pembentukan portofolio optimal, sedangkan yang negatif tidak diikutsertakan dalam pembentukan portofolio optimal. Tabel 3. Beta, Retur Ekspektasi, dan Excess Return to Beta Saham Perusahaan Tbk (LQ-45) di BEI periode Agustus 2007 Juli 2010 No Kode Nama Perusahaan i E(R i ) ERB 1 AALI Astra Argo Lestari Tbk 0,873804 0,056314 0,056128 2 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk 1,033285 0,011812 0,004396 3 ASII Astra Internasional Tbk 1,386704 0,039708 0,023393 4 BBCA Bank Central Asia Tbk 0,753604 0,005738 0,002032 5 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 1,167182 0,023580 0,013975 6 BDMN Bank Danamon Tbk 1,555530 0,042779 0,022828 7 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk 1,320104 0,009190 0,012468 8 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 1,284109 0,029816 0,017559 9 INCO Internasional Nickel Indonesia Tbk 1,605585 0,016614 0,005820 10 INDF Indofood Sukses makmur Tbk 1,242753 0,030334 0,018559 11 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 1,262438 0,047870 0,032161 12 ISAT Indosat Tbk 0,639423 0,011495 0,006609 13 MEDC Medco Energi International Tbk 0,186960 0,069150 0,330984 14 PGAS Perusahaan Gas Negara Tbk 1,112811 0,004859 0,010898 15 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 1,481492 0,067604 0,040726 16 SMCB Holcim Indonesia Tbk 1,555172 0,045569 0,024627 17 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk 0,691676 0,008044 0,001121 18 UNSP Bakri Sumatra Plantations Tbk 2,020075 0,024145 0,008354 19 UNTR United Tractors Tbk 1,434702 0,042808 0,024771 Sumber : Data diolah, 2010 Excess Return to Beta (ERB) Saham Pemilihan saham yang dimasukkan dalam portofolio optimal dengan menghitung Excess Return to Beta (ERB) masing-masing saham, yaitu kelebihan keuntungan relatif terhadap suatu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan. Saham yang akan dimasukkan dalam portofolio optimal adalah saham yang memiliki ERB positif, sedangkan yang memiliki ERB negatif tidak dimasukkan. Berdasarkan perhitungan tercatat 15 saham yang memiliki ERB positif dapat ( tabel 4.3). Titik Pembatas (Cut off Point) Saham-saham yang akan dimasukkan dalam portofolio adalah saham-saham yang memiliki ERB tinggi diperlukan suatu pembatas yang dinamakan Cut off Point(C*) dengan menghitung C i dari tiap-tiap saham. Hasil penelitian ini menunjukkan C i tertinggi 0.018722 yang digunakan sebagai Cut off Point(C*).

Dengan mengurangkan masing-masing ERB dengan Cut off Point(C*) tersebut maka dapat diketahui saham mana saja yang memiliki ERB sama atau lebih besar dari Cut off Point(C*) yang akan dimasukkan dalam portofolio optimal (tabel. 4.4). Berdasarkan hasil perhitungan, terdapat tujuh saham yang masuk dalam portofolio optimal yaitu saham : (1). PT.Astra Argo Lestari Tbk (AALI); (2). PT.Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA); (3). PT.Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP); (4). PT. United Tractors Tbk (UNTR); (5). PT. Holcim Indonesia Tbk (SMCB); (6). PT. Astra International Tbk (ASII); (7). PT.Bank Danamon Tbk (BDMN). Tabel 4. Penentuan Saham yang Akan Dimasukkan dalam Portofolio Perusahaan Tbk (LQ-45) di BEI periode Agustus 2007 Juli 2010 No Kode Nama Perusahaan ERB Ci ERB i -C* 1 AALI Astra Argo Lestari Tbk 0,056128 0,004236 0,034186 2 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 0,040726 0,014326 0,018783 3 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 0,032161 0,016441 0,010219 4 UNTR United Tractors Tbk 0,024771 0,019838 0,002828 5 SMCB Holcim Indonesia Tbk 0,024627 0,021260 0,002685 6 ASII Astra International Tbk 0,023393 0,021912 0,001451 7 BDMN Bank Danamon Tbk 0,022828 0,021942 0,000886 8 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 0,018559 0,021429-0,003383 9 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 0,017559 0,020729-0,004384 10 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 0,013975 0,019819-0,007968 11 UNSP Bakri Sumatra Plantations Tbk 0,008354 0,018737-0,013588 12 ISAT Indosat Tbk 0,006609 0,018363-0,015333 13 INCO Interational Nickel Indonesia Tbk 0,005820 0,017860-0,016122 14 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk 0,004396 0,017635-0,017546 15 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk 0,001121 0,016943-0,020821 Sumber : Data diolah, 2010 Proporsi Dana Portofolio Optimal Setelah saham-saham yang membentuk portofolio optimal ditentukan, selanjutnya adalah menghitung berapa besar proporsi dana masing-masing saham tersebut didalam portofolio. Berdasarkan perhitungan, didapatkan proporsi sebagai berikut ( tabel 5).

Tabel 5. Proporsi Saham Portofolio Optimal Perusahaan Tbk (LQ-45) Di BEI periode Agustus 2007 Juli 2010 No Kode Nama Perusahaan 1 AALI Astra Argo Lestari Tbk 19,42 % 2 ASII Astra International Tbk 11,41 % 3 BDMN Bank Danamon Tbk 0,69 % 4 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 9,90 % 5 PTBA Ambang batubara Bukit Asam Tbk 31,87 % 6 SMCB Holcim Indonesia Tbk 12,69 % 7 UNTR United Tractors Tbk 14,01 % Sumber : Data diolah, 2010 Tingkat Keuntungan yang Diharapkan dan Risiko Portofolio Optimal Di samping menghitung proporsi dana faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko portofolio. Berdasarkan perhitungan dapat disimpulkan bahwa tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio tersebut adalah 0.053831 atau 5,38 % sedangkan risiko portofolio adalah 0.014844 atau 1,48 %. Hal ini menunjukkan bahwa risiko portofolio tersebut lebih kecil dari tingkat keuntungan yang diharapkan. SIMPULAN 1. Selama periode Agustus 2007 s/d Juli 2010 hanya terdapat 19 perusahaan yang sahamnya secara konsisten masuk kedalam indeks LQ45. 2. Berdasarkan data pergerakan harga saham masing-masing selama periode penelitian terdapat 2 perusahaan yang harga sahamnya memiliki kecenderungan menurun sehingga menghasilkan tingkat keuntungan yang negative. 3. Dari pengukuran kepekaan perubahan harga saham terhadap perubahan pasar diketahui terdapat 14 saham yang memiliki >1, 4 saham yang memiliki <1 dan1 saham memiliki negatif. Hal ini menunjukkan sebagian besar saham mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap perubahan pasar. 4. Berdasarkan perhitungan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) dari 19 saham tersebut tercatat 17 saham dengan expected return positif 5. sedangkan 2 saham lainnya memiliki expected return negative. Saham-saham yang memiliki expected return positif adalah saham yang layak dimasukkan dalam pembentukan portofolio optimal. 6. Berdasarkan perbandingan antara Excess Return to Beta (ERB) dengan Cut off point (C*) diketahui hanya 7 perusahaan yang sahamnya layak dimasukkan dalam porofolio yaitu PT.United Tractors Tbk (UNTR), PT.Holcim Indonesia Tbk (SMCB), PT.Astra Argo Lestari (AALI), Tbk PT.Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), PT.Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT.Bank Danamon Tbk (BDMN), dan PT.Astra International Tbk (ASII) dengan proporsi sebesar 14,01%, 12,69%, 19,42%, 31,87%, 9,90%, 0,69%, dan 11,41%

7. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa risiko porofolio tersebut lebih kecil dari tingkat keuntungan yang diharapkan (expected Return) dimana tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio adalah sebesar 0.053831 atau 5,38% sedangkan risiko portofolio adalah 0.014844 atau 1,48%. 8. Analisa pembentukan portofolio optimal dapat digunakan model indeks tunggal karena model ini memiliki perhitungan yang lebih sederhana. 9. Dalam pembentukan portofolio optimal pilihlah saham-saham yang memiliki expected return yang positif dan lebih besar dari tingkat keuntungan investasi bebas resiko (R BR ). 10. Dalam pembentukan portofolio optimal pilihlah portofolio yang memiliki risiko yang lebih kecil dari expected return atau sebaliknya memiliki expected return lebih besar dari risikonya. DAFTAR PUSTAKA Budiman, 2008. Analisa pembentukan portfolio optimal : Thesis. STIE Perbanas Surabaya. Darmadji, Tjiptono dan Fakhrudi, Hendy M. 2001. Pasar Modal Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Pertama.Jakarta: Salemba Empat. Fauzi A,dkk.2001.Aplikasi Excel alam Finansial Terapan.Jakarta : PT.Elex Media Komputindo Hanafi, Mamduh M. 2004. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Husnan, Suad. 1998. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga Yogyakarta : UPP AMP YKPN Jogiyanto. 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Michael S. Allen. 2000. Business Portfolio Management. Valuation, Risk Assessment, and EVA TM Strategies. John Wiley and Sons, Inc. Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat. Yogyakarta : UPP AMP YKPN Tandelilin, E. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.Yogyakarta: BPFE.

Yarnest, 2003. Kinerja Keuangan Return Saham di Bursa Efek Surabaya (BES). Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial : Vol XV, No. 2, hal 610 620.