HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA.

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA

Subjective Well-Being Pada Guru Sekolah Menengah. Dinda Arum Natasya Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN EFIKASI DIRI PADA GURU TIDAK TETAP DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DAN SUBJECTIVE WELL- BEING PADA GURU SEKOLAH DASAR

HUBUNGAN ANTARA RASA BERSYUKUR DAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PENDUDUK MISKIN DI DAERAH JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN SUBJECTIVE WELL- BEING SISWA SMA NEGERI 1 BELITANG NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA SMA PROGRAM AKSELERASI DI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan. Dalam mencapai Drajat Sarjana S1 Psikologi. Disusun Oleh : ANA ARIFA SARI F

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. data normal atau tidak. Alat yang digunakan adalah One Sample. Uji normalitas pada skala subjective well-being

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. variabel bebas dengan variabel tergantungnya. selengkapnya dapat dilihat di lampiran D-1.

Hubungan antara Self-Efficacy dengan Subjective Well-Being pada Siswa SMA Negeri 1 Belitang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

ALTRUISME DENGAN KEBAHAGIAAN PADA PETUGAS PMI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai. Derajat Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP MEREK DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI PADA KONSUMEN HALAMAN JUDUL. Naskah Publikasi

BAB V HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF SCHOOL LIFE DENGAN EMOTIONAL WELL BEING PADA SISWA MADRASAH SEMARANG

INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental p-issn e-issn

KONTRIBUSI KONTROL DIRI TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yakni angkanya dapat berbeda-beda dari satu objek ke objek yang lain.

Hubungan Antara Religiusitas Dengan Resiliensi Pada Mahasiswa Perantau

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA SMK KASATRIAN SOLO SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI. Oleh : NIKI FEBRIANI F

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA ANGGOTA LANUD ADI SOEMARMO YANG MENJELANG PENSIUN.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden terdiri dari 101 orang yang terdiri dari 26 laki-laki (25,74 %), dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

PERBEDAAN SUBJECTIVE WELL BEING ANTARA GURU BERSERTIFIKASI DAN NON SERTIFIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas : Terapi Kebermaknaan Hidup

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN PERILAKU KONSUMTIF KOSMETIK MAKE UP WAJAH PADA MAHASISWI. Naskah Publikasi

Saputri, et al / HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN NARSISME PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK NASKAH PUBLIKASI

Peran Voluntary Activities dan Coping Terhadap Perkembangan Flourishing

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI

KONTRIBUSI RELIGIUSITAS TERHADAP PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA MAHASISWA

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sifatnya subjektif. Kebahagiaan, kesejahteraan, dan rasa puas terhadap hidup yang

HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DENGAN INTENSI MENYONTEK

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN PERKEMBANGAN MORAL PADA SANTRIWATI

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN

BAB V HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada. Data yang terkumpul diwujudkan dalam bentuk angka-angka. akan menunjukkan sejauh mana dua hal saling berhubungan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. perilakuan religius terhadap kesejahteraan subjektif penderita gagal ginjal kronis

PROCEEDING SEMINAR NASIONAL Selamatkan Generasi Bangsa dengan Membentuk Karakter Berbasis Kearifan Lokal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial

mereka. Menurut Schouten (2007), Facebook merupakan salah satu media yang dapat menstimuli terjadinya self disclosure (pengungkapan diri) Perkembangan

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN ALTRUISME PADA PENDONOR DARAH (PMI) : Siti Sara NPM : : Dr. Mahargyantari Purwani Dewi, M.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISIF DENGAN SIKAP TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN KONFORMITAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method yang merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN PT DAN LIRIS SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ada dua tradisi dalam memandang kebahagiaan, yaitu kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di Desa Rawa Bangun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PADA SISWA PENGHAFAL AL-QUR AN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

Mewujudkan Kebahagiaan di Masa Lansia dengan Citra Diri Positif *

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN DENGAN LOYALITAS NASABAH

LAPORAN PENELITIAN PERILAKU BERHUTANG DENGAN PERASAAN SENANG PADA MAHASISWA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil perhitungan distribusi frekuensi yang telah dilakukan. Tabel 4.1 Demografi Responden. Demografi Jumlah %

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN SOLOPOS NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN KEBAHAGIAAN MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN LATAR BELAKANG BUDAYA BATAK, JAWA, MINANG, DAN SUNDA

BAB I PENDAHULUAN. muncul melalui proses evaluasi masing-masing individu terhadap kehidupannya

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA RASA HUMOR DAN STRES PADA SANTRI PONDOK PESANTREN IMAM BUKHORI KARANGANYAR

Subjective Well Being pada Ibu yang Memiliki Anak Tuna Rungu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data bersifat kuantitatif statistik, dan bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah

Hubungan Kesepian Dengan Keterbukaan Diri Pengguna Online Dating Pada Dewasa Awal yang Mencari Pasangan

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian. korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional bertujuan untuk. B. Variabel Penelitian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode try out terpakai, sehingga data

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : DRAJAT SETIYAWAN F 100 090 163 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA MASYARAKAT MISKIN DI BANTARAN SUNGAI BENGAWAN SOLO JEBRES SURAKARTA Drajat Setiyawan Usmi Karyani Drajat_setia_wan@ymail.com Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dengan kesejahteraan subjektif pada masyarakat miskin, mengetahui tingkat religiusitas dan kesejahteraan subjektif masyarakat miskin, serta mengetahui sumbangan efektif religiusitas terhadap kesejahteraan subjektif pada masyarakat miskin yang tinggal di bantaran sungai Bengawan Solo Jebres Surakarta. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan positif antara religiusitas dengan kesejahteraan subjektif pada masyarakat miskin. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat miskin pemegang kartu jamkesmas yang tinggal di bantaran sungai Bengawan Solo Jebres Surakarta dan berjumlah 197 warga. Menggunakan cluster purposive non random sampling didapatkan subjek berjumlah 97 warga miskin. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan skala religiusitas dan skala kesejahteraan subjektif, kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi product moment pada SPSS 17,0 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan hubungan positif yang sangat signifikan antara religiusitas dengan kesejahteraan subjektif pada masyarakat miskin di bantaran sungai Bengawan Solo Jebres Surakarta dengan nilai koefisien korelasi (r xy ) sebesar 0,449; p=0,000; (p<0,01). Kategori religiusitas masyarakat miskin tergolong sangat tinggi dengan ME sebesar 62,55 > MH sebesar 45. Sedangkan untuk kesejahteraan subjektif tergolong sedang dengan ME sebesar 100,00. Sumbangan efektif variabel religiusitas terhadap kesejahteraan subjektif pada masyarakat miskin sebesar 20,1 % dan 79,9 % sisanya dipengaruhi variabel lain. Kata kunci :Religiusitas, Kesejahteraan Subjektif, Masyarakat Miskin

Pendahuluan Merasakan bahagia serta mencapai kepuasan hidup merupakan dua hal yang menjadi keinginan aspek-aspek inti, karena kapabilitas yang mereka miliki sangat terbatas. Namun hal tersebut tidak serta merta menjadikan masyarakat miskin setiap individu dalam menjalani menjadi tidak sejahtera atau tidak kehidupan. Bagi kebanyakan masyarakat lokal dalam kegiatan di Indonesia, aspek pokok kemiskinan yaitu kesehatan, materi, pengetahuan, faktor lingkungan (alam, ekonomi, sosial, politik) dan prasarana serta pelayanan inilah yang akan bisa mendapatkan kesejahteraan dalam hidup mereka. Menurut Diener, Oishi dan Lucas (2003) kesejahteraan subjektif dihasilkan melalui sebuah evaluasi dan penilaian mengenai kehidupan secara keseluruhan berdasarkan kriteria atau mempengaruhi keberadaan standart yang telah ditentukan sendiri kesejahteraan subjektif. Artinya kombinasi aspek pokok kemiskinan terkait dengan terciptanya kesejahteraan subjektif, oleh karena itu peningkatan aspek-aspek inti umumnya juga meningkatkan kesejahteraan subjektif (Gonner dkk, 2007). Faktanya tidak mudah bagi masyarakat miskin untuk memenuhi oleh individu. Proses evaluasi yang harus dilewati untuk menghasilkan kesejahteraan subjektif, menurut Campton (2005) dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah harga diri (self-esteem), sense of percieved control, kepribadian, optimisme, hubungan sosial dan dukungan sosial, neurotisme yang 1

rendah, pengaruh masyarakat atau budaya, proses kognitif, serta pemahaman tentang makna dan tujuan hidup. Berdasarkan kajian yang pernah dilakukan, pemahaman tentang makna dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan konsep religiusitas (Ancok, 1994). Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Krause (2003) yang menyatakan bahwa religiusitas merupakan perwujudan nyata ilmu agama yang dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, dimana hal tersebut diupayakan untuk menemukan tujuan dan makna dalam hidup mereka. Penelitian tersebut menyatakan bahwa fungsi dasar dari agama yang terwujud kedalam dimensi religiusitas adalah untuk membantu seseorang memenuhi kebutuhan mendasar yaitu menemukan makna dan tujuan hidup (Krause, 2003). Hawari (2002) mengemukakan bahwa religiusitas dalam bentuk pengalaman agama dapat meningkatkan derajat kesejahteraan seseorang. Mochon, Norton, dan Ariely (2010) dalam penelitiannya juga menunjukkan hal yang sama, bahwa orang-orang dengan keyakinan religius yang lemah cenderung merasa kurang bahagia, sedangkan orang-orang yang sangat religius cenderung memiliki tingkat kesejahteraan subjektif lebih tinggi. Krause (2003) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa religiusitas memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai kesulitan dan tantangan yang muncul dalam kehidupan, serta membantu seseorang melihat alasan spiritual 2

untuk situasi yang dirasa sulit dan membantu mereka menemukan harapan dalam setiap permasalahan. Demikian halnya yang terjadi religiusitas terhadap kesejahteraan subjektif pada masyarakat miskin yang tinggal di bantaran sungai Bengawan Solo Jebres Surakarta. pada masyarakat miskin, ketika masyarakat miskin memiliki religiusitas yang tinggi dan mampu melihat segala sesuatunya dengan positif maka hal tersebut akan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan variabel bebas religiusitas dan mempengaruhi bagaimana variabel tergantung kesejahteraan masyarakat miskin mengevaluasi hidupnya secara keseluruhan, dimana evaluasi tersebut merupakan proses yang harus dilewati untuk mencapai kesejahteraan subjektif. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah a) mengetahui hubungan antara religiusitas dengan kesejahteraan subjektif pada masyarakat miskin, b) mengetahui tingkat religiusitas dan kesejahteraan subjektif masyarakat miskin, dan c) mengetahui sumbangan efektif subjektif. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster purposive non random sampling. Peneliti menggunakan try out terpisah dengan cara melakukan pemilihan secara acak 3 RW, hingga didapatkan 1 RW sebagai data uji coba dan 2 RW sebagai data penelitian. Subjek uji coba didapatkan sejumlah 54 orang. Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat miskin yang tinggal di bantaran sungai Bengawan Solo Jebres 3

Surakarta sejumlah 97 orang pemegang kartu jamkesmas dan menempuh pendidikan terakhir minimal Sekolah Dasar (SD). Alat pengumpul data yang digunakan adalah skala religiusitas menggunakan teknik koefisien korelasi product moment pada program SPSS 17,0 for Windows untuk mengetahui korelasi antar variabel, yaitu variabel religiusitas dan kesejahteraan subjektif. yabg terdiri dari 18 aitem. Skala religiusitas disusun berdasarkan aspek-aspek yang diungkap oleh Glock dan Stark (dalam Jalaludin, 2004) yaitu ideologis, ritualistik, pengalaman, pengetahuan, dan konsekuensial atau penerapan. Sedangkan untuk skala kesejahteraan subjektif menggunakan 2 skala, skala pertama disusun oleh Diener (dalam Gatari, 2008) yang mengukur Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teknik analisis product moment dari Pearson diperoleh nilai koefisien korelasi (r xy ) sebesar 0,449 serta signifikansi (p)=0,000; (p<0,01). Hal ini menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara religiusitas dengan kesejahteraan kepuasan hidup secara global, dan subjektif pada masyarakat miskin skala kedua disusun oleh Watson (1988) untuk mengukur tingkat kebahagiaan. Kedua skala tersebut kemudian disempurnakan lagi oleh peneliti. Penelitian ini dianalisis yang tinggal di bantaran sungai Bengawan Solo Jebres Surakarta. Artinya semakin tinggi religiusitas yang dimiliki maka semakin tinggi kesejahteeraan subjektifnya. 4

Krause (2003) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa religiusitas mampu membawa seseorang memiliki harga diri dan optimisme. Melalui religiusitas seseorang akan memiliki keyakinan bahwa Tuhan punya tujuan dan rencana untuk hidup mereka, keyakinan tersebut akan membangun sebuah perasaan bahwa Tuhan mengasihi dan memperhatikan mereka, perasaan dicintai, dipedulikan, dan berharga. Religiusitas juga membantu seseorang melihat bahwa hidup mereka akan mengikuti rencana spesifik dan bermanfaat yang telah dirancang oleh Tuhan (Krause, 2003). Senada dengan penelitian Krause (2003), hasil penelitian Darmayanti (2012) juga menemukan bahwa religiusitas yang baik akan meningkatkan optimisme, harga diri, dan kepribadian tangguh. Dampakdampak positif dari religiusitas inilah yang akhirnya diketahui menjadi modal untuk seseorang mengevaluasi hidup mereka dengan baik sehingga tercapai kesejahteraan subjektif. Hasil analisis menunjukkan sumbangan efektif variabel religiusitas terhadap variabel kesejahteraan subjektif menunjukkan nilai sebesar 20,1 % dan 79,9 % sisanya dipengaruhi variabel lain. Studi lain (Lin dan Putnam, 2010) juga menunjukkan religiusitas yang diukur melalui pengalaman rohani dan religius, praktik keagamaan, praktik sosial, rasa kedakatan dengan Tuhan, dan keyakinan teologis secara signifikan memiliki hubungan positif dengan kesejahteraan subjektif dan menyumbang angka sedikit lebih banyak yaitu 28,2 % pada kepuasan 5

hidup, lalu diikuti dengan kebahagiaan sebagai efek positif jangka pendek. Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel religiusitas memiliki rerata empirik sebesar 62,55 dan rerata hipotetik 45 yang berarti terdapat 60,82 % atau 59 masyarakat miskin yang tinggal di bantaran sungai Bengawan Solo Jebres Surakarta memiliki tingkat religiusitas yang sangat tinggi, atau bisa dikatakan sangat baik. Hasil analisis untuk variabel kesejahteraan subjektif yang pertama, yaitu kepuasan hidup memiliki rerata empirik sebesar 19,57 dan rerata hipotetik sebesar 20 yang berarti terdapat 41,24 % atau 40 masyarakat miskin telah merasakan kepuasan hidup meski hanya dalam kategori sedang. Sedangkan untuk kesejahteraan subjektif yang kedua yaitu kebahagiaan memiliki rerata empirik sebesar 49,66 dan rerata hipotetik sebesar 42 yang berarti terdapat 65,98 % atau 64 masyarakat miskin yang merasakan kebahagiaan dalam kategori tinggi. Melalui uji t-test menggunakan SPSS 17,0 for Windows diketahui bahwa subjek laki-laki dan perempuan dalam tingkat religiusitas, kebahagiaan dan kepuasan hidup menunjukkan nilai mean yang hampir sama, hanya selisih angka dibelakang koma. Hal tersebut menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak mempengaruhi religiusitas, kepuasan hidup ataupun kebahagiaan seseorang (dalam penelitian ini adalah masyarakat miskin. Sedangkan untuk rentang usia menunjukkan bahwa religiusitas pada kaum lansia lebih besar dari 6

pada usia dewasa, hal ini ditunjukkan melalui nilai mean untuk lansia yang lebih besar yaitu 64,24 dari nilai mean untuk dewasa yaitu 61,82. Demikian pula untuk kebahagiaan dan kepuasan hidup, dimana kaum lansia memiliki kebahagiaan dan kepuasan hidup yang lebih tinggi. Hal tersebut dapat dilihal melalui perolehan mean lansia dan dewasa untuk kebahagiaan dan kepuasan hidup. Nilai mean untuk kepuasan hidup pada usia dewasa 17,15 dan nilai mean pada lansia 25,24. Sedangkan untuk kebahagiaan, nilai mean pada usia dewasa adalah 48,76 dan nilai mean pada lansia adalah 51,76. Hasil dari penelitian ini menunjukkan sebuah realita yang berlaku secara umum bahwa masyarakat miskin juga mampu mencapai kepuasan hidup dan kebahagiaan dalam hidup mereka. Pencapaian komponen kesejahteraan subjektif pada masyarakat miskin yaitu kebahagiaan dan kepuasan hidup dalam penelitian ini dipengaruhi oleh religiusitas. Religiusitas menjadi sebuah jembatan untuk membawa masyarakat miskin memiliki harapan untuk hidupnya, atau paling tidak membawa mereka hidup berserah dan memiliki kepasrahan diri kepada Tuhan. Kepasrahan diri kepada Tuhan dan percaya bahwa ada kekuatan diluar dirinya yang mengatur hidup dan kehidupan inilah yang akan membantu masyarakat miskin meregulasi emosi-emosi negatif sehingga mereka mampu bersyukur dalam situasi atau keadaan apapun yang sedang dihadapi. Hal inilah yang membantu masyarakat 7

miskin mencapai kesejahteraan subjektif dalam hidup mereka. besar dari rerata hipotetik (MH) sebesar 45. 3. Tingkat kepuasan hidup Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara religiusitas dengan kesejahteraan subjektif pada masyarakat miskin yang tinggal di bantaran sungai Bengawan Solo Jebres Surakarta. Nilai koefisien korelasi r xy = 0,449 dengan signifikansi (p) = 0,000; (p < 0,01). 2. Tingkat religiusitas masyarakat miskin yang tinggal di bantaran sungai Bengawan Solo Jebres Surakarta termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan rerata empirik (ME) sebesar 62,55 lebih masyarakat miskin yang tinggal di bantaran sungai Bengawan Solo Jebres Surakarta termasuk dalam kategori sedang. Hal ini ditunjukkan dengan rerata empirik (ME) sebesar 19,57 sedikit lebih kecil dari rerata hipotetik (MH) sebesar 20. Sedangkan tingkat kebahagiaan masyarakat miskin yang tinggal di bantaran sungai Bengawan Solo Jebres Surakarta termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan rerata empirik (MH) sebesar 49,66 lebih besar dari rerata hipotetik (ME) sebesar 42. Sedangkan untuk kesejahteraan subjektif secara utuhb tergolong sedang dengan ME sebesar 100,00. 8

4. Sumbangan efektif religiusitas terhadap kesejahteraan subjektif pada masyarakat miskin yang tinggal di bantaran sungai Bengawan Solo Jebres Surakarta sebesar 20,1 %, yang ditunjukkan oleh koefisien determinan (R 2 ) = 0,201. Sehingga masih terdapat 79,9 % variabel lain yang mempengaruhi kesejahteraan subjektif pada masyarakat miskin yang tinggal di bantaran sungai Bengawan Solo Jebres Surakarta. Daftar Pustaka Ancok, D. (1994). Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Compton, W. C. (2005). An Introduction to Positive Psychology. Belmont: Thomson Wadsworth. Darmayanti, N. (2012). Model Kesejahteraan Subjektif Remaja Penyitas Bencana Tsunami Aceh 2004. Disertasi: Program Doktor Fakultas Psikologi UGM. Diener, E. Oishi, S., dan Lucas, R. E. (2003). Personality, Culture, and Subjective Well-Being: Emotional and Cognitive Evaluations of Life. Anual Review of Psychology, 54, 403-425. Gatari, E. (2008). Hubungan Antara Percieved Social Support dengan Subjective Well-Being pada Ibu Bekerja. Skripsi. (Tidak Diterbitkan). Jakarta: Jurusan Psikologi Universitas Indonesia. Gonner, C., Cahyat, A., Haug, M., dan Limberg, G. (2007). Menuju Kesejahteraan: Pemantauan Kemiskinan di Kutai Barat, Indonesia. Bogor: CIFOR. Hawari, D. (2002). Dimensi Religi dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi. FKUI: Jakarta. Jalaludin, R. (2004). Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Krause, N. (2003). Religious Meaning and Subjective Well-Being in Late Life. Journal of Gerontology, Vol. 58B: S160-S170. Lim, Chaeyoon dan Putnam, R. D. (2010). Religion, Social Networks, and Life Satisfaction. American Sociological Review, 75(6) 914-933: Proquest pg. 914. Mochon, D., Norton, M. I., dan Ariely. (2011). Who Benefits from Religion?. Journal of Soc Indic Res, 101:1-15. 9

Watson, D., Clark, L. A., dan Tellegen, A. (1988). Development and Validation of Brief Measures of Positive and Negative Affect: The PANAS Scales. Journal of Personality and Social Psychology, 54 (6), 1063-1070. 10