BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan supply chain atau rantai pasok dalam proses produksi suatu industri sangat penting demi memberikan nilai tambah baik bagi industri itu sendiri maupun bagi konsumen. Seluruh proses rantai pasok akan terintegrasi jika melibatkan seluruh proses alur yang dimulai dari pemasok, proses produksi, hingga distribusi produk ke konsumen. Rantai pasok merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terintegrasi untuk menghasilkan produk yang diinginkan oleh konsumen. Fungsi dari sistem rantai pasok itu sendiri adalah menyediakan produk pada tempat dan waktu yang tepat, serta pada kondisi yang diinginkan dengan tetap memberikan kontribusi yang besar pada perusahaan. Semakin panjang aliran rantai pasok maka semakin banyak pelaku yang harus berintegrasi untuk menghasilkan rantai pasokan yang baik dan berfungsi dengan optimal. Dengan banyaknya pelaku tersebut, maka akan ada banyak pula kendala-kendala yang terjadi di dalamnya sehingga diperlukan upaya untuk menjaga keharmonisan antar satu pihak dengan pihak lainnya. Kendala-kendala dapat terjadi misalnya antara pihak perusahaan dengan pemasok, distributor, retailer, sampai ke konsumen. Belum lagi jika ada campur tangan dari pemerintah dalam industri tersebut baik dari segi pendanaan, penggudangan, dan lain sebagainya, akan menambah kemungkinan kendala yang bisa terjadi. 1
Salah satu proses produksi yang menggunakan sistem rantai pasok yang cukup panjang dan kompleks adalah proses pembuatan lemari es. Proses produksi lemari es pada PT. LG Electronics Indonesia yang menjadi obyek dalam penelitian ini melibatkan banyak pemasok bahan baku yang berlokasi di sekitar pabrik LG sendiri. Bahan baku yang didatangkan dari pemasokpemasok tersebut merupakan komponen-komponen yang dibutuhkan untuk membuat lemari es contohnya seperti mesin injeksi, suction pipe, kerangka pintu, aksesoris lemari es, dan lain sebagainya. Kualitas merupakan hal yang harus diperhatikan perusahaan dalam proses produksi. Kendala-kendala yang sering terjadi adalah keterlambatan datangnya bahan baku, kesalahan pengiriman jenis bahan baku, serta kualitas bahan baku yang tidak sesuai dengan pesanan dari perusahaan. Dengan panjangnya aliran rantai pasok ditambah dengan kendala-kendala yang ada, bukan tidak mungkin dapat memicu penurunan kualitas lemari es yang dihasilkan. Penurunan kualitas produk tersebut dapat berpengaruh secara signifikan terhadap kepercayaan dari konsumen. Jumlah pemasok bahan baku untuk memproduksi lemari es di PT. LG Electronics Indonesia mencapai lebih dari 50 perusahaan yang tersebar di banyak kota di Indonesia bahkan dari luar Indonesia. Sebanyak 19 di antaranya terletak di sekitar pabrik PT. LGEIN dengan jarak tempuh sekitar 5-120 menit dengan menggunakan kendaraan truk. Satu pemasok yang ada di sekitar pabrik PT. LGEIN dapat melakukan pengiriman bahan baku 2-5 kali 2
dalam sehari tergantung dari jumlah produksi lemari es yang dilakukan pada hari tersebut. PT LGEIN menerapkan sistem produksi tepat waktu atau just in time. Perusahaan hanya memproduksi jenis-jenis bahan yang diminta sejumlah yang diperlukan pada saat dibutuhkan oleh konsumen. Perusahaan menyusun penjadwalan untuk pengiriman bahan baku sesuai dengan produk yang akan dihasilkan pada hari itu. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan penggudangan karena inventori yang terlalu besar dipandang sebagai beban biaya. Dengan sistem just in time yang diterapkan dalam pengiriman tersebut, dibutuhkan koordinasi yang baik antara pihak main buyer dengan pihak pemasok dari segi penjadwalan, jenis bahan baku yang dipesan, serta jumlah bahan baku yang diinginkan. Kesalahan kecil dalam koordinasi menyebabkan terganggunya proses produksi yang nantinya akan berimbas pada kualitas produk yang dihasilkan. Dalam melakukan koordinasi, baik pihak main buyer maupun pemasok harus bersama-sama membangun hubungan yang baik satu sama lain. Kualitas hubungan yang baik harus dilandasi dengan berbagai faktor. Beberapa diantaranya adalah kepercayaan serta komitmen dalam menjalin kerjasama. Hampir sebagian besar pemasok-pemasok bahan baku pembuatan lemari es sudah bekerjasama dengan PT. LGEIN selama bertahun-tahun. Di samping adanya kontrak dan peraturan yang dibuat dalam proses jual beli dimana pihak yang merugikan dengan sengaja ataupun tidak sengaja akan 3
diberi sanksi, namun kepercayaan dan komitmen juga dibutuhkan dimana kedua belah pihak saling membutuhkan satu sama lain. Salah satu kendala dalam sistem rantai pasok di PT. LGEIN yaitu keterlambatan datangnya salah satu bahan baku. Dengan sistem produksi just in time, bahan-bahan baku dari berbagai pemasok dijadwalkan sedemikian rupa sehingga dapat segera diproses pasca pengiriman. Jika ada satu saja bahan baku yang terlambat datang, maka kedua belah pihak akan mengalami kerugian. Dari pihak pemasok akan mengalami kerugian materiil berupa pembayaran sanksi sesuai dengan perjanjian jual beli yang telah disepakati dengan main buyer, sedangkan dari pihak main buyer, kerugian berupa terhambatnya proses produksi yang berakibat pada bertambah panjangnya waktu produksi dimana akan menambah biaya produksi berupa misalnya biaya listrik, uang lembur karyawan, serta kerusakan-kerusakan bahan-bahan yang lain karena keterlambatan produksi. Kendala lainnya berupa kesalahan jenis bahan yang dikirim. Karena proses penyusunan kerangka dan mesin lemari es dilakukan menggunakan mesin robot, apabila kesalahan jenis bahan baku tidak diketahui oleh bagian penerimaan, maka bahan akan terlanjur masuk dalam proses produksi dan yang biasa terjadi adalah kerusakan dari bahan-bahan lain karena salah satu bahan tidak cocok dengan model lemari es yang dibuat. Komunikasi dan koordinasi yang baik amat sangat diperlukan dalam kerjasama kedua belah pihak untuk menghindari kendala-kendala yang dapat terjadi. Untuk itu diperlukan dua pihak yang saling percaya dan berkomitmen 4
tinggi demi meningkatkan kualitas hubungan yang baik dan berkelanjutan demi kesuksesan baik dari pihak PT. LGEIN sendiri maupun dari pihak pemasok-pemasok tersebut. Berdasarkan pengamatan dan gambaran permasalahan di atas, maka peneliti bermaksud mengangkatnya ke dalam sebuah penelitian dengan judul Pengaruh Faktor Pembangun Kualitas Hubungan Terhadap Kinerja Rantai Pasokan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, penulis merumuskan masalah yang terjadi yaitu bagaimana cara meningkatkan kualitas hubungan serta menjaga kepercayaan dan komitmen antara pemasok dan perusahaan sehingga dapat peningkatkan kinerja rantai pasokan. Rumusan masalah penelitian tersebut kemudian dijabarkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh atribut kepercayaan terhadap kualitas hubungan antara pemasok dengan perusahaan? 2. Bagaimana pengaruh atribut komitmen terhadap kualitas hubungan antara pemasok dan perusahaan? 3. Bagaimana pengaruh kualitas hubungan terhadap kinerja rantai pasokan? 5
C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini terdapat beberapa batasan antara lain: 1. Penelitian ini dilakukan pada pabrik PT. LG Electronics Indonesia yang berlokasi di Tangerang dengan produksi utamanya berupa lemari es. 2. Pemasok yang menjadi responden penelitian ini merupakan pemasok komponen-komponen yang dibutuhkan dalam produksi lemari es. D. Tujuan Penelitian 1. Menganalisis pengaruh atribut kepercayaan terhadap kualitas hubungan pemasok dengan perusahaan. 2. Menganalisis pengaruh atribut komitmen terhadap kualitas hubungan pemasok dengan perusahaan. 3. Menganalisis pengaruh kualitas hubungan terhadap kinerja rantai pasokan. E. Manfaat Penelitian Dengan pelaksanaan penelitian ini, didapatkan beberapa manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang manajemen rantai pasok yang didapat selama berada di bangku perkuliahan serta dapat mengaplikasikannya di dalam dunia kerja. b. Sebagai bahan referensi dan masukan untuk mengembangkan penelitian dengan alat atau variabel yang berbeda pada penelitian selanjutnya. 6
2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan tentang manajemen rantai pasok di dalam perusahaan dengan pengamatan secara langsung. b. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan pertimbangan dalam meningkatkan kinerja rantai pasok. 7