BAB I PENDAHULUAN. suatu rantai yang disebut Supply Chain. Saat ini bukan merupakan persaingan

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan di bidang industri (barang dan jasa) semakin ketat, sebagai akibat dari globalisasi dan ekonomi pasar bebas yang diberlakukan oleh beberapa organisasi perdagangan dunia. Hal hal yang menghalangi kompetisi pasar bebas, seperti bea masuk serta proteksi dan subsidi pemerintah harus dihapuskan. Perusahaan tidak cukup hanya mengandalkan optimalisasi struktur dan infrastruktur internal untuk menjadi pemenang kompetisi (Landeghem dan Maele, 2002). Strategi baru harus dimiliki oleh perusahaan untuk mencakup seluruh lingkup bisnisnya. Perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang mampu menghubungkan lingkup internal dan eksternal bisnisnya secara seksama dalam suatu rantai yang disebut Supply Chain. Saat ini bukan merupakan persaingan antar perusahaan tetapi lebih merupakan persaingan antar supply chain (Setiawan dan Suhardi, 2005). Persaingan binis pada saat ini sudah berkembang menjadi persaingan antar jaringan bisnis. Perusahaan dituntut memaksimalkan kinerja operasionalnya dalam mengelola seluruh sumber daya internal (pemasok) maupun eksternal (pelanggan). Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan barang atau jasa yang berkualitas, memenuhi keinginan konsumen, tepat waktu, hemat biaya (persediaan dan biaya pengiriman) dan pengelolaan secara efektif, efisien serta fleksibel (Setiawan dan Santoso, 2006)

2 2 Jaringan bisnis ini juga disebut supply chain yang dapat dijelaskan sebagai jaringan organisasi yang melibatkan hubungan upstream dan downstream dalam jasa pada pelanggan (Martin dalam Miranda dan Amin, 2005). Proses supply chain management ini melibatkan hubungan upstream dan down stream, dimana hubungan upstream merupakan hubungan dengan supplier sedangkan hubungan downstream merupakan hubungan perusahaan dengan konsumen (Setiawan dan Santoso, 2006). Konsep supply chain merupakan konsep baru dalam melihat persoalan logistik sedangkan konsep lama melihat logistik lebih sebagai persoalan internal perusahaan yang pemecahannya dititik beratkan pada masing masing perusahaan. Dalam perkembangan selanjutnya, permasalahan logistik dilihat secara lebih luas yang merupakan mata rantai penyediaan barang dari pemasok, perusahaan sampai dengan konsumen yang disebut manajemen supply chain. Tujuan manajemen supply chain sendiri yaitu mengintergasikan pemasok, perusahaan pergudangan sampai dengan pengecer sehingga barang dapat sampai kepada konsumen dalam jumlah, lokasi dan waktu yang tepat. Supply chain management (SCM) merupakan serangkaian pendekatan yang diterapkan untuk mengintegrasikan supplier, pengusaha, gudang (warehouse) dan tempat penyimpanan lainnya secara efisien hingga produk dihasilkan dan didistribusikan dengan kualitas, lokasi dan waktu yang tepat untuk memperkecil biaya dan memuaskan kebutuhan pelanggan (Miranda dan Amin, 2005). Supply chain management mempunyai keunggulan kompetitif dalam mengatur aliran barang dalam suatu rantai supply dimana kegiatan produksi dan

3 3 distribusi dari suatu perusahaan dapat bekerja sama untuk memenuhi tuntutan konsumen. Tujuan utama supply chain management adalah penyerahan barang tepat waktu demi memuaskan konsumen, mengurangi biaya, meningkatkan segala hasil dari seluruh supply chain, mengurangi waktu, memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi. Supply chain management merupakan solusi terbaik untuk memperbaiki tingkat produktivitas perusahaan dalam menghadapi lingkungan bisnis yang baru. Integrasi merupakan tantangan yang paling besar dalam supply chain management. Integrasi tidak hanya dalam internal perusahaan sendiri, tetapi antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lain (hulu dan hilir). Integrasi ini tidak menyangkut kepemilikan atau dominisasi tertentu, tapi merupakan penggabungan dari kegiatan melalui informasi. Integrasi supply chain mengimplikasikan integrasi proses yang berarti kerjasama yang erat di antara pembeli dan pemasok. Integrasi yang efektif dalam suatu supply akan menjadi faktor kunci bagi perusahaan dalam mencapai perbaikkan perbaikan yang diperlukan agar perusahaan tetap kompetitif. Tujuan dari integrasi antara perusahaan dengan pemasok dan konsumen adalah untuk menciptakan dan mengkoordinasikan proses supply chain melalui cara yang sulit ditiru oleh pesaing. Integrasi supply chain ini berprinsip pada suatu pembagian aktivitas yang terjadi pada rantai pemasok, perusahaan dan konsumen (Setiawan dan Suhardi, 2005).Menurut Swink (2007) integrasi pemasok meningkatkan kinerja bisnis. Dengan saling bertukar informasi mengenai produk, proses dan jadwal

4 4 dapat bermanfaat bagi perusahaan untuk mengembangkan produk secara tepat waktu sampai ke produsen shingga meningkatkan kinerja operasional perusahaan dan pada akhirnya akan meningkatkan pencapaian tujuan perusahaan ( Flynn 2010). Integrasi pemasok juga meliputi proses penyelarasan yang erat dengan pemasok untuk memfasilitasi pengiriman bahan baku yang lancar dan tepat waktu sehingga dapat mengurangi biaya logistik dan meningkatkan kinerja bisnis. Level dalam integrasi supply chain terdiri dari level fungsional, internal dan eksternal yang masing masing mengkaitkan dengan pihak konsumen, manufaktur, distribusi dan masalah pembelian. Hal ini juga dapat dilihat dari integrasi konsumen, integrasi informasi, integrasi distribusi dan logistik, integrasi pemasok dan integrasi pembelian (Narasimhan dan Ajay, 2005). Integrasi eksternal perusahaan yang kemudian hanya disebut integrasi supply chain mempunyai arah dan tingkat integrasi. Arah integrasi adalah kecondongan perusahaan tersebut ke arah pemasok dan atau konsumen. Tingkat integrasi adalah luas atau sempitnya jangkauan integrasi perusahaan ke arah pemasok dan atau konsumen. Beberapa perusahaan berintegrasi secara seimbang antara pemasok dan konsumen. Semakin tinggi tingkat integrasi, dalam arti jangkauannya terhadap pemasok dan konsumen semakin luas, semakin besar pula keuntungan potensialnya. Pada perusahaan berintegrasi dan bertindak sebagai satu kesatuan, maka performannya akan meningkat di seluruh supply chain tersebut (Setiawan dan Suhardi, 2005). Paparan tersebut diatas dapat diambil pemahaman penting bahwa keberhasilan kinerja bisnis akan sangat di tentukan oleh dukungan manajemen

5 5 puncak. sebagai keputusan strategis, adopsi dan implementasi supply chain management biasanya di tentukan oleh manajemen puncak. Manajemen puncak adalah para eksekutif yang bertanggung jawab atas kesuksesan dan kelangsungan hidup perusahaan. Dalam suatau perusahaan manajemen puncak adalah penyusunan strategi, pembangunan organisasi dan pemimpin personal. Disamping itu manajemen puncak tidak hanya berfungsi sebagai pemberi perintah tetapi juga berfungsi sebagai mediator dan motivator yang baik dalam pendidikan dan motivasi karyawan serta mengevaluasi kerja mereka. Adanya dukungan manajemen puncak merupakan salah satu sumber daya yang penting untuk mengelolah rantai pasokan di dalam perusahaan dan berpengaruh dalam kesuksesan mengelolah rantai pasokan. Secara relasional, dukungan manajemen puncak memiliki kemampuan untuk mengelolah hubungan antar organisasi serta membangun mitra disepanjang rantai pasokan dan dapat dianggap sebagai sumber daya strategis. Perusahaan biasanya erat berkoordinasi dengan mitra rantai supply mereka melalui sistem yang kompleks dan prosedur yang sulit, oleh karena itu didalam kegiatan memasok dukungan manajemen puncak berperan untuk memantau dan mengelolah kegiatan dalam manajemen rantai supply untuk membangun hubungan jangka panjang dalam kegiatan tersebut ( Chen dan Paulraj, 2004; Lockstro m. 2010). Menurut Ragu-Nathan (2004), dukungan manajemen puncak berperan dalam menetapkan tujuan perusahaan diantaranya tetap berkomitmen dengan tujuan tersebut, menjalankan dan memahami tugas dan dukungan sesuai fungsi,

6 6 serta mengkoordinasikan keputusan strategis dan operasional. Dan juga membangun hubungan yang baik antara pembeli pemasok ( Lockstro 2010). sangatlah penting bagi manajemen puncak agar integrasi dapat berjalan dengan baik ( Susman dan Dean, 1992; Lockstro m, 2010 ). Sehingga kemitraan strategi yang erat dengan pemasok dalam integrasi pemasok dapat membantu perusahaan untuk memahami dan memberikan tanggapan yang cepat terhadap perubahan kebutuhan pabrik sehingga dapat mengurangi biaya dan meningkatkan kinerja bisnis ( Zhao, 2008; Zhang dan Huo, 2013 ). Imperial Aryaduta merupakan Hotel yang mempunya fasilitas-fasilitas yang beraneka ragam, diantaranya fasilitas food and beverage yakni penyajian makanan dan minuman (restoran), dan memiliki 3 restoran diantaranya : 1. Hokaido Japanese restaurant, 2. Parrot Garden Restaurant, 3. The Gardenia Restaurant. Beralamat di Boulevard Jend.Sudirman Lippo Village 1300, Tanggerang 15811, Banten, Indonesia. Restoran Hotel Aryaduta beroperasi setiap hari senin minggu. Adapun Makanan dan Minuman (produk) yang di hasilkan beraneka ragam jenis dan bahan baku yang beraneka ragam jenis juga dan harus tetap meningkatkan kualitas dari Makanan dan Minuman yang dihasilkan baik dari segi bahan bakunya maupun dari segi pemasaran atau penjualannya agar dapat bersaing dengan Hotel yang sejenis maupun yang tidak sejenis. Dalam memenuhi kebutuhan bahan baku,restuarant Hotel Aryaduta menjalin kerja sama dengan banyak pemasok, dimana setiap minggu bahan baku dipasok dan bahan baku dari para supplier yang kemudian bahan baku tersebut dikirim kepada Hotel Aryaduta. selama ini telah menerapkan konsep supply chain

7 7 management untuk mengatur aliran barang mulai dari supplier hingga sampai ke tanggan konsumen akhir. akan tetapi supply chain restoran Hotel Aryaduta pada Hokaido Japanese restaurant dan Parrot Garden Restaurant mengalami permasalahan yang berkaitan dengan ketidaksesuaian penjadwalan pembelian bahan baku (keterlambatan), pemenuhan pemesanan kuantitas bahan baku(fitri 2015, Puchasing, Komunikasi personal 17 November). Berikut data pemenuhan kontrak supply chain bahan baku restoran Hokaido Japanese restaurant dan Parrot Garden Restaurant pada bulan Juli Oktober Tabel Pemenuhan kontrak restoran Hotel Aryaduta - Hokaido Japanese restaurant dan Parrot Garden Restaurant pada bulan Juli Oktober Prosentase Bulan Kontrak (Ton) Realisasi (Ton) Pemenuhan Kontrak Juli 1,5 ton 1,3 ton 90% Agustus 1,5 ton 1,4 ton 95% September 1,5 ton 1,4 ton 95% Oktober 1,5 ton 1,3 ton 90% Sumber: sub.purchasing restoran Hokaido Japanese restaurant dan Parrot Garden Restaurant Hotel Aryaduta Dari data di atas dapat dilihat secara keseluruhan pemenuhan kontrak supply bahan baku pada Hokaido Japanese restaurant dan Parrot Garden Restaurant untuk bulan Juli Oktober 2015 pemasok tidak memenuhi kontrak.

8 8 Hal tersebut dapat menyebabkan masalah dalam pemenuhan kouta produksi perusahaan. Data lain berkaitan dengan keterlambatan dalam menyampaikan bahan baku dari pemasok ke Hokaido Japanese restaurant dan Parrot Garden Restaurant. Tabel 1.2 menyajjikan data tentang keterlambatan dalam memasok bahan baku dari beberapa pemasok yang telah menjalin kerjasama dalam jagka panjang dengan Restoran Hotel Aryaduta. Tabel 1.2 Frekuensi keterlambatan pengiriman bahan bakuhokaido Japanese restaurant dan Parrot Garden Restaurant bulan Juli Oktober 2015 Bulan Pemasok (supplier) A B C D E F G Jul Aug Sep Oct Sumber: sub.purchasing restoran Hokaido Japanese restaurant dan Parrot Garden Restaurant Hotel Aryaduta Tabel 1.2 diatas memberi gambaran tentang ketidaktepatan dalam menyampaikan bahan baku dari beberapa pemasok ke Hotel Aryaduta, hal tersebut juga member dampak pada kelangsungan proses produksi perusahaan. Keterlambatan dalam memasok bahan baku dapat menyebabkan kemacetan dalam proses produksi karena tanpa bahan baku produksi tidak berjalan. walaupun perusahaan telah melakukan langkah antisipasi dengan safety

9 9 stock, keterlambatan memasok bahan baku tetap saja tidak bisa dibiarkan berlangsung terus menerus karena safety stock hanya bersifat sementara untuk menigsi kekosongan dan kuantitasnya pun minim untuk memenuhi kebutuhan dalam satu rangkaian proses produksi. Dari uraian diatas ditemukan kemungkinan permasalahan padakurangnya dukungan dan perhatian khusus dari manajemen puncak itu sendiri pada impelementasi konsep supply chain management. Berdasarkan pembahasan diatas penelitian ini diberi judul : PENGARUH DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK TERHADAP KINERJA BISNIS MELALUI STRATEGI INTEGRASI RANTAI PASOK PADA HOTEL ARYADUTA LIPPO VILLAGE. B. Rumusan Masalah Berdasarkan Uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah yang perlu di teliti dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap kinerja bisnis melalui integrasi pemasok? 2. Bagaimana pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap integrasi rantai pasok? 3. Bagaimana pengaruh Decision Quality (Keputusan yang berkualitas)terhadap kinerja bisnis peruhasaan? 4. Bagaimana pengaruh Manajemen rantai pasok terhadap Integrasi rantai pasok perusahaan? 5. Bagaimana pengaruh Manajemen rantai pasok terhadap kinerja bisnis perusahaan?

10 10 C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari diadakanya penelitan ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap kinerja bisnis. 2. Untuk menganalisis pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap kinerja bisnis melalui integrasi pemasok D. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini dilakukan pembatasan penelitian agar pembahasan yang dilakukan lebih terarah dan jelas. Oleh karena itu pembatasan dalam penelitian ini yaitu : a. Penelitian ini dilakukan pada Restoran Hotel Aryaduta yang berada di Tanggerang. restoran hotel ini dipilih karena merupakan salah satu menerapkan sistem supply chain. b. Penelitian ini hanya difokuskan pada pengimplementasian dukungan majamen puncak terhadap kinerja bisnis melalui strategi integrasi rantai pemasok pada Restoran Hotel Aryaduta. c. Responden penelitian ditunjukan pada bagian produksi Restoran Hotel Aryaduta. E. Kontribusi Masalah Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi perusahaan Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menjadi sumber referensi untuk membantu manajer perusahaan dalam pengambilan keputusan.khususnya bagian

11 11 operasional mengenai dukungan manajemen puncak, kinerja bisnis, Integrasi pemasok. 2. Bagi Akademik Diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya untuk mengembangkan illmu pengetahuan dan sebagai sumber informasi bagi peneliti berikutnya.