BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki trust, baik untuk dirinya sendiri maupun trust kepada pihak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki trust, baik untuk dirinya sendiri maupun trust kepada pihak"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Trust Trust atau kepercayaan merupakan suatu hal yang penting bagi sebuah komitmen atau janji. Penting bagi sebuah perusahaan untuk memiliki trust, baik untuk dirinya sendiri maupun trust kepada pihak lain. Trust yang dimiliki oleh masing-masing pelaku dalam kemitraan berpengaruh pada kepuasan terhadap kerjasama yang dilakukan (Anderson dan Narus, 1990). Lau dan Lee (1999) mengemukakan pengertian kepercayaan sebagai kesediaan (willingness) seseorang untuk menggantungkan dirinya pada pihak lain dengan resiko tertentu. Kepercayaan terhadap merek terbentuk dari pengalaman masa lalu dan interaksi sebelumnya (Garbarino dan Johnson, 1999). Sedangkan menurut Anderson dan Narus (2005) menekankan bahwa trust terjadi ketika suatu kelompok percaya bahwa tindakan kelompok yang lain akan memberikan hasil yang positif baginya. Morgan dan Hunt (1994) menjelaskan beberapa manfaat dari adanya kepercayaan: a) Kepercayaan dapat mendorong pemasar untuk berusaha menjaga hubungan yang terjalin dengan bekerjasama dengan rekan perdagangan.

2 b) Kepercayaan menolak pilihan jangka pendek dan lebih memilih keuntungan jangka panjang yang diharapkan dengan mempertahankan rekan yang ada. c) Kepercayaan dapat mendorong pemasar untuk mendatangkan risiko besar dengan bijaksana karena percaya bahwa rekannya tidak akan mengambil kesempatan yang dapat merugikan pasar. Lebih lanjut, Ganesan dan Shankar (1994) menyatakan bahwa kepercayaan itu merupakan refleksi dari 2 komponen, yaitu : a) Credibility: Yang didasarkan kepada besarnya kepercayaan kemitraan dengan organisasi lain dan membutuhkan keahlian untuk menghasilkan efektivitas dan kehandalan pekerjaan. b) Benevolence: Yang didasarkan pada besarnya kepercayaan kemitraan yang memiliki tujuan dan motivasi yang menjadi kelebihan untuk organisasi lain pada saat kondisi yang baru muncul, yaitu kondisi di mana commitment tidak terbentuk. Trust atau kepercayaan merupakan hal yang penting karena membantu mengatur kompleksitas dari kemampuan sebuah perusahaan dalam bekerjasama dengan mitra bisnis mereka dan merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi kepuasan perusahaan sebagai pelanggan (Lewicki dan Bunker, 1995). 2. Informartion Sharing Penyebaran informasi merupakan hal penting dalam proses komunikasi yang terjalin pada SCM. Mohr dan Nevin (1990),

3 mengemukakan bahwa penyebaran informasi merupakan hal yang fundamental dalam banyak aspek organisasi. Intensitas komunikasi sejalan dengan intensitas information sharing antara pemasok dan apotek, di mana kedua pihak melakuak komunikasi aktif untuk saling menunjukkan maksud dan tujuan mereka. Hunt dan Morgan (1994), berpendapat bahwa kesediaan untuk berbagi informasi tepat waktu adalah penting manakala memilih suatu mitra, karena komunikasi adalah suatu hal yang penting dan merupakan bagian dari pemecahan perselisihan paham. Hal ini juga penting untuk mengembangkan kepercayaan, pengertian dan commitment diantara mitra. Mohr dan Nevin (1990) mengatakan komunikasi adalah hubungan timbal balik yang terstruktur, terencana dan rutin antara perusahaan dengan pemasok. Lebih lanjut, komunikasi dapat diibaratkan sebagai lem atau perekat yang akan mempererat hubungan antar anggota di dalam saluran distribusi. 3. Relationship Commitment Supply chain management menekankan pada pola terpadu aliran proses produk dari supplier, manufaktur, apotek hingga pada konsumen akhir. Dalam konsep SCM rangkaian aktivitas antara supplier hingga konsumen akhir adalah dalam satu kesatuan tanpa sekat yang besar. Mekanisme berbagi informasi antara berbagai komponen tersebut berlangsung secara transparan dan sesuai dengan commitment dari pemasok dan pembeli. Commitment merupakan unsur penting dalam membangun hubungan jangka

4 panjang. Adanya commitment mendorong pemasok dan apotek untuk saling menjaga pola hubungan yang telah mereka bangun bersama. Commitment didefinisikan (Morgan dan Hunt, 1994) sebagai keyakinan salah satu pihak bahwa membina hubungan dengan pihak lain merupakan hal yang penting dan berpengaruh terhadap manfaat optimal yang akan didapatkan oleh kedua belah pihak yang berhubungan. Commitment sama seperti halnya dengan keterbukaan untuk menyatakan maksud dan tujuan secara langsung kepada mitra bisnis melalui pola komunikasi dan sistem kerja yang telah dibangun bersama. Lebih lanjut Morgan dan Hunt (1994) berpendapat bahwa commitment dengan kerjasama diartikan sebagai sebuah keinginan abadi untuk mempertahankan kerjasama yang bernilai. Menurut Mowday, Steers, dan Porter (1979) commitment adalah bentuk perilaku hubungan kerjasama, dimana kecenderungan partner kepadanya berada pada posisi yang kuat dan bahkan melebihi hubungan kerjasama dengan pihak lain. Kesetiaan dalam kerjasama ini menjadi sangat penting di era kompetisi yang sangat ketat seperti sekarang ini. Oleh karena itu, beberapa commitment dapat memunculkan kerjasama yang melebihi batasan formal yang telah disepakati sebelumnya, meskipun secara tidak langsung juga terdapat bentuk-bentuk commitment lain yang menyatakan bahwa trust yang akan diberikan mitra bisnisnya terbatas pada integritas tertentu saja.

5 Secara fungsi, commitment akan memunculkan keyakinan yang tinggi kepada partner bahwa kerjasama yang terjalin akan menghasilkan kualitas konten hubungan yang sejalan dengan keinginan masing-masing pemasok dan apotek. Commitment merupakan jaminan secara implisit maupun eksplisit terhadap berlanjutnya hubungan (Dwyer, 1999). Semakin tinggi commitment yang dibangun atas trust dan kepuasan layanan maka semakin tinggi kualitas hubungan yang berkesinambungan (Morgan dan Hunt, 1994). B. Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian yang mengemukakan tentang trust, information sharing, dan relationship commitment dalam sebuah hubungan bisnis. Dalam penelitian yang dilakukan Abdullah dan Musa (2013) melalui observasi pada proses SCM bisnis apotek di Lembah Klang, Malaysia, menyatakan bahwa trust dan information sharing secara positif mempengaruhi tingkat relationhsip commitment. Hal ini dipengaruhi oleh komitmen hubungan yang dari grosir, distributor, pengecer, dan mitra dagang utama mereka. Ini sejalan dengan temuan Wu et al., (2014) yang menyatakan bahwa tingkat komitmen dan berbagi informasi akan meningkatkan komitmen. Tingkat komitmen dari mitra SCM memfasilitasi integrasi rantai pasokan (Kwon dan Suh, 2005). Dalam penelitian yang dilakukan Stefani dan Sunardo (2014) tentang Peran Dependency, Commitment, Trust, dan Communication terhadap Kolaborasi Rantai Pasok dan Kinerja Perusahaan, peneliti melakukan penelitian dengan tujuan mengidentifikasi faktor psikologi

6 sosial yang dapat mempengaruhi hubungan kolaboratif dalam suatu rantai pasok, dalam konteks usaha pengolahan makanan skala menengah. Kolaborasi rantai pasok memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini menggunakan sudut pandang buyer, hasil dari penelitian ini adalah bahwa komitmen dan kepercayaan berpengaruh positif pada kolaborasi rantai pasok, dan kolaborasi rantai pasok memiliki pengaruh yang berarti pada kinerja perusahaan. Penelitian Morgan dan Hunt (1994) menguji teori trust dan commitment yang mencakup pentingnya kedua faktor tersebut dalam membangun hubungan bisnis yang berkelanjutan. Hubungan bisnis yang berkelanjutan adalah sakah satu hal penting yang yang patut diperhatikan oleh para pelaku bisnis karena suatu keberhasilan dalam suatu kemitraan tidak dapat diraih begitu saja. Lebih lanjut, Johnson (1994) dan Parson (1999) mengemukakan bahwa kualitas hubungan berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan suatu kerjasama dengan memandang suatu rantai pasokan sebagai rantai nilai. Penelitian yang dilakukan Verdiar dan Slagian (2014) tentang Pengaruh Ketergantungan dan Kepercayaan Terhadap Pemasok studi pada perusahaan manufaktur, menyatakan bahwa faktor yang paling berkontribusi memepengaruhi kepercayaan dan ketergantungan perusahaan adalah strategi jangka panjang dengan pemasok utama. Apabila perusahaan ingin menjaga startegi jangka panjang dengan pemasok berjalan baik, maka perlu menjalin hubungan bisnis yang lebih baik lagi.

7 Dari beberapa hasil penelitian terdahulu tersebut, peneliti dalam penelitian ini menggunakan model penelitian yang dilakukan oleh Abdullah dan Musa (2013) melalui observasi pada proses SCM bisnis apotek di Lembah Klang, Malaysia. Selanjutnya unit penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah apotek di Kota Surakarta. C. Kerangka Pemikiran Sesuai dengan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, selanjutnya model kerangka pemikiran dapat digambarkan secara visual ke dalam model berikut: Gambar II.1 Model Penelitian Hubungan antara Trust, Information Sharing, dan Relationship Commitment Sumber: Abdullah dan Musa (2014) Model ini mereplikasi model dari penelitian terdahulu oleh Abdullah dan Musa (2014) dimana trust berpengaruh secara signifikan terhadap relationship commitment dan information sharing berpengaruh pula secara signifikan terhadap relationship commitment. a) Trust

8 Konsep trust pada model mengambil dari penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Chang et al., (2008), Kwon and Suh (2005) dan Ryssel et al., (2004) yang diformulasikan ke dalam lima item pertanyaan. b) Information sharing Konsep Information sharing pada model mengambil dari penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Chang et al., (2008) dan Simatupang dan Sridharan (2005) yang diformulasikan ke dalam tujuh item pertanyaan. c) RelationshipCommitment Konsep RelationshipCommitment pada model mengambil penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Roslid dan Melewar (2004), Kwon dan Suh (2005), dan Ryssel et al., (2004) yang diformulasikan ke dalam lima item pertanyaan. D. Pengembangan Hipotesis 1. Pengaruh Trust terhadap RelationshipCommitment Trust secara umum dianggap sebagai fondasi bagi keberhasilan suatu hubungan. Mustahil tanpa adanya trust, suatu hubungan atau relationship tidak akan dapat bertahan dalam waktu yang lama. Dalam menjalin hubungan, kedua belah pihak baik pemasok dan apotek pasti terdapat timbal balik yang diharapkan. Timbal balik yang diharapkan adalah buah dari trust yang telah diberikan oleh kedua belah pihak. Trust telah berkembang menjadi suatu topik atau tema yang mendasar dalam sebuah hubungan organisasi, khususnya dalam

9 perubahan desain struktur organisasi yang semakin datar (Ahda, 2009). Trust akan muncul dari sebuah keyakinan bahwa hubungan kerjasama akan memberikan manfaat seperti yang diharapkan oleh kedua belah pihak yang berhubungan (Wahyuni et al., 2004). Pada penelitian Abdullah dan Musa (2013), menyatakan bahwa trust berpengaruh signifkan terhadap relationship commitment yang terjalin pada rantai bisnis ritel di Malaysia. Trust yang muncul akan membuat hubungan bisnis yang terjalin menjadi lebih baik. Morgan dan Hunt (1994) mengemukakan bahwa Trust adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap relationship commitment pada suatu hubungan bisnis. Dengan penjelasan seperti di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1: Trust berpengaruh secara signifikan terhadap RelationshipCommitment 2. Pengaruh Information sharing terhadap RelationshipCommitment Hubungan yang terjadi antara pemasok dan mitra bisnis pasti melibatkan komunikasi diantara mereka. Johlke dan Duhan (2001), menyatakan bahwa komunikasi merupakan proses yang digunakan untuk menukar informasi dan pengaruh dari pihak satu dengan pihak lainnya. Berbagi informasi atau information sharing merupakan proses yang memfasilitasi anggota SCM untuk menangkap dan menyebarkan informasi secara tepat waktu, relevan, dan akurat untuk tingkat informasi operasi rantai pasokan, sehingga penerima informasi dapat merencanakan, melaksanakan, dan mengontrol pasokan. Berbagi

10 informasibertujuan untuk perencanaandanmengendalikanrantai pasokan(simatupang &Sridharan, 2005). Information sharingsangat penting untukefisiensi, efektivitas dankeunggulan kompetitifdarirantai pasokan(stock &Lambert, 2001). Aktivitas information sharing antara pemasok dan ritel merupakan kunci dalam hubungan bisnis yang terjalin karena dapat menghindarkan diri dari ketidakakuratan ritel menentukan pemesanan terhadap pemasok mereka dalam mengestimasi permintaan dari konsumen (Mentzer, 1999). Information sharing merupakan salah satu cara menunjukkan kepercayaan yang terbangun atas komitmen dari hubungan yang terjalin. Dengan penjelasan seperti di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2: Information sharing berpengaruh secara signifikan terhadap RelationshipCommitment

BAB I PENDAHULUAN. proses tersebut, perusahan mengalami saat-saat dimana perusahaan. dituntut untuk menentukan keputusan-keputusan yang

BAB I PENDAHULUAN. proses tersebut, perusahan mengalami saat-saat dimana perusahaan. dituntut untuk menentukan keputusan-keputusan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam berbisnis baik skala kecil sampai dengan skala besar dan dalam berbagai bidang, melakukan sistem operasional dan proses produksi yang secara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. trust, information sharing, dan relationship commitment, studi pada apotek

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. trust, information sharing, dan relationship commitment, studi pada apotek BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan analisis yang sudah dilakukan mengenai trust, information sharing, dan relationship commitment, studi pada apotek di Kota Surakarta,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dengan tingkat toleransi sebesar 10% maka hasilnya adalah 59 sampel.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dengan tingkat toleransi sebesar 10% maka hasilnya adalah 59 sampel. digilib.uns.ac.id BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Profil Responden Profil responden disajikan untuk mengetahui karakteristik dan tanggapan responden. Sebanyak 73 dari 112 responden yang ditemui,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari gelombang globalisasi menuntut para pelaku usaha atau perusahaan untuk lebih responsif dalam menghadapi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus di Frida Agro yang terletak di Lembang, Kabupaten Bandung. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, serta kondisi persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, serta kondisi persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kondisi perekonomian global sekarang ini, yang ditunjukkan dengan hilangnya batas-batas negara dan segi investasi, individu, dan informasi pada umumnya, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada saat ini dunia sudah memasuki era globalisasi dan pasar bebas dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada saat ini dunia sudah memasuki era globalisasi dan pasar bebas dimana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini dunia sudah memasuki era globalisasi dan pasar bebas dimana diikuti dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Era globalisasi dan pasar bebas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan di segala bidang. Tidak hanya dalam bidang teknologi saja, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan di segala bidang. Tidak hanya dalam bidang teknologi saja, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan di zaman seperti sekarang ini telah banyak mengalami perubahan dan kemajuan di segala bidang. Tidak hanya dalam bidang teknologi saja, perusahaan saat ini

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir kreatif dan inovatif agar perusahaannya berbeda (different) dengan. agar perusahaan memiliki keunggulan kompetitif.

BAB I PENDAHULUAN. berpikir kreatif dan inovatif agar perusahaannya berbeda (different) dengan. agar perusahaan memiliki keunggulan kompetitif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan bisnis antar perusahaan sejenis semakin ketat. Oleh sebab itu, pihak perusahaan harus memiliki keunggulan kompetitif dan senantiasa berpikir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keberadaan supply chain atau rantai pasok dalam proses produksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keberadaan supply chain atau rantai pasok dalam proses produksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan supply chain atau rantai pasok dalam proses produksi suatu industri sangat penting demi memberikan nilai tambah baik bagi industri itu sendiri maupun bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan kerja sama antara penyalur dan pengecer (retail outlet) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan kerja sama antara penyalur dan pengecer (retail outlet) adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hubungan kerja sama antara penyalur dan pengecer (retail outlet) adalah hubungan yang saling membutuhkan. Penyalur membutuhkan retail outlet dalam memasarkan produknya

Lebih terperinci

Kolaborasi (Collaboration)

Kolaborasi (Collaboration) Kolaborasi (Collaboration) McGraw-Hill/Irwin Copyright 2013 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. Topik Organisasi logistik Pengembangan hubungan kolaborasi Manajemen hubungan/relasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba adalah pemasaran. Kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba adalah pemasaran. Kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Salah satu kegiatan pokok perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba adalah pemasaran. Kegiatan pemasaran

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Supply Chain Management Pada saat ini perusahaan-perusahaan tak terkecuali perusahaan agribisnis, dituntut untuk menghasilkan suatu produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis di era globalisasi ini telah membuat berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis di era globalisasi ini telah membuat berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis di era globalisasi ini telah membuat berbagai perusahaan berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Kondisi inilah yang memaksa

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTEGRASI STRATEJIK UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTEGRASI STRATEJIK UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTEGRASI STRATEJIK UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN (Studi Kasus pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Cab V Jateng- DIY) TESIS Diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP LOYALITAS NASABAH: STUDI PADA NASABAH PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TIMUR TBK CABANG BAWEAN

PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP LOYALITAS NASABAH: STUDI PADA NASABAH PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TIMUR TBK CABANG BAWEAN PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP LOYALITAS NASABAH: STUDI PADA NASABAH PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TIMUR TBK CABANG BAWEAN Maulidi dan Ainur Rofiq Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Manajemen Rantai Pasokan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Manajemen Rantai Pasokan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Manajemen Rantai Pasokan a. Definisi Manajemen Rantai Pasokan Supply Chain Management (SCM) merupakan serangkaian aktivitas yang terintegrasi, dari pengadaan

Lebih terperinci

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ.

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ A. Supply Chain Proses distribusi produk Tujuan untuk menciptakan produk yang tepat harga, tepat kuantitas, tepat kualitas, tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan bersaing untuk berhasil menguasai pasar produk yang dijualnya.

BAB I PENDAHULUAN. akan bersaing untuk berhasil menguasai pasar produk yang dijualnya. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan selalu ada kapanpun di dalam dunia bisnis, seluruh perusahaan akan bersaing untuk berhasil menguasai pasar produk yang dijualnya. Berdasarkan hasil-hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan jasa transportasi untuk merespon semua perubahan yang terjadi, problem

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan jasa transportasi untuk merespon semua perubahan yang terjadi, problem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan dalam dunia transportasi yang semakin cepat mengharuskan perusahaan jasa transportasi untuk merespon semua perubahan yang terjadi, problem sentral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau bidang usaha namun juga terjadi lintas sektor. Setiap badan usaha harus

BAB I PENDAHULUAN. atau bidang usaha namun juga terjadi lintas sektor. Setiap badan usaha harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Persaingan bisnis tidak saja terjadi antar perusahaan dalam suatu industry atau bidang usaha namun juga terjadi lintas sektor. Setiap badan usaha harus memiliki keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang, banyak perusahaan mengalami perkembangan dalam dunia bisnisnya dan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dengan memanfaatkan kecanggihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rantai pasok merupakan suatu konsep yang awal perkembangannya berasal dari industri manufaktur. Industri konstruksi mengadopsi konsep ini untuk mencapai efisiensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis dan industri saat sekarang ini semakin ketat dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat serta sangat cerdas dalam memilih produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan muncul dan tumbuhnya berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan muncul dan tumbuhnya berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang ekonomi saat ini menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan muncul dan tumbuhnya berbagai perusahaan yang masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutu lebih baik, dan lebih cepat untuk memperolehnya (cheaper, better and

BAB I PENDAHULUAN. mutu lebih baik, dan lebih cepat untuk memperolehnya (cheaper, better and BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, distribusi dan logistik telah memainkan peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan perdagangan dunia. Terlebih lagi persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dewasa ini menjadi kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap negara. Proses interaksi antar negara terjadi di berbagai bidang, salah satunya adalah

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP NIAT BELI KONSUMEN PADA MAJALAH SAUDAGAR

PENGARUH STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP NIAT BELI KONSUMEN PADA MAJALAH SAUDAGAR PENGARUH STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK TERHADAP NIAT BELI KONSUMEN PADA MAJALAH SAUDAGAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi persaingan yang semakin tinggi dan kompetitif tidak dapat dihindarkan. Situasi ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Cempakasari dan Yoestini (2003) bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan, reputasi perusahaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Cempakasari dan Yoestini (2003) bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan, reputasi perusahaan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian ini, Penulis menggunakan beberapa konsep rujukan yaitu dari beberapa hasil penelitian terdahulu yang sudah dipublikasikan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan bisnis yang kompetitif dan turbulen mengakibatkan persaingan bisnis yang begitu ketat. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia perindustrian di era globalisasi saat ini semakin ketat dengan kemajuan teknologi informasi. Kemajuan dalam teknologi informasi menjadikan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA BULLWHIP EFFECT DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MONDRIAN KLATEN

TUGAS AKHIR ANALISA BULLWHIP EFFECT DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MONDRIAN KLATEN TUGAS AKHIR ANALISA BULLWHIP EFFECT DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MONDRIAN KLATEN Diajukan Guna Memenuhi dan Melengkapi Syarat Gelar Sarjana Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. regional maupun internasional. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat

I. PENDAHULUAN. regional maupun internasional. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era ini perkembangan dunia bisnis semakin cepat dan ketat baik untuk skala regional maupun internasional. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat mempertahankan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #5

Pembahasan Materi #5 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Latar Belakang Kunci Sukses SCM Manajemen Logistik Fungsi dan Kegunaan Pengendalian Logistik Konvensional dan Logistik Mengelola Jaringan SC Strategi Proses

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi

PENDAHULUAN. semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini semakin berkembangnya jumlah permintaan produk pangan, semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi perusahaan untuk memproduksi pangan

Lebih terperinci

ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK

ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK Tita Talitha 1 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula I No. 5-11 Semarang Email : tita@dosen.dinus.ac.id

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet

Lebih terperinci

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN

BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN BAB II TELAAH KEPUSTAKAAN Dalam Bab ini akan dibahas teori-teori yang berhubungan dengan strategi rantai pasok yang diterapkan di perusahaan distribusi dan akan digunakan dalam menganalisis permasalahan

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem SCM. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penelitian ini untuk menguji dampak kebermanfaatan penerapan e-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penelitian ini untuk menguji dampak kebermanfaatan penerapan e- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini untuk menguji dampak kebermanfaatan penerapan e- procurement pada fungsi pengadaan dan khususnya pada manajer yang terlibat dalam pelaksanaannya.penulis

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN. komitmen, kepercayaan dan kerjasama yang efektif dalam pemasaran relasional.

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN. komitmen, kepercayaan dan kerjasama yang efektif dalam pemasaran relasional. BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Berdasarkan uraian dalam latar belakang, tinjauan pustaka, dan hasil penelitian terdahulu disusunlah kerangka konseptual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perceived Value merupakan penukaran yang menjadi pokok dalam pemasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perceived Value merupakan penukaran yang menjadi pokok dalam pemasaran 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Perceived Value (Nilai yang diterima) Perceived Value merupakan penukaran yang menjadi pokok dalam pemasaran dengan nilai sebagai pengukur yang tepat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini menjelaskan konsep e-crm, commitment, trust, perceived value,

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini menjelaskan konsep e-crm, commitment, trust, perceived value, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Bab ini menjelaskan konsep e-crm, commitment, trust, perceived value, satisfaction, perceived service quality, perceived product quality, dan perceived price fairness.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang ingin berkembang. Saat ini teknologi telah berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang ingin berkembang. Saat ini teknologi telah berkembang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada era globalisasi seperti saat ini, teknologi merupakan kebutuhan pokok bagi perusahaan yang ingin berkembang. Saat ini teknologi telah berkembang sangat pesat sehingga

Lebih terperinci

12 Berdasarkan konteks studi perilaku organisasional, bahwa kepercayaan mengarah pada level tertinggi pada loyalitas, yaitu komitmen (Morgan dan Hunt,

12 Berdasarkan konteks studi perilaku organisasional, bahwa kepercayaan mengarah pada level tertinggi pada loyalitas, yaitu komitmen (Morgan dan Hunt, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Dalam bab ini akan menjelaskan variabel penelitian. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah reputasi merek, prediktabilitas merek, kompetensi merek,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 22 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rantai Pasokan Menurut Indrajit dan Pranoto (2002), rantai pasokan adalah suatu tempat sistem organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Rantai pasok merupakan suatu konsep yang awal perkembangannya berasal dari industri manufaktur. Industri konstruksi mengadopsi konsep ini untuk mencapai efisiensi mutu,

Lebih terperinci

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Suhada, ST, MBA MATERI Supply Chain Supply Chain Management ERP MODULES (POSISI SCM, CRM) ERP Modules (Posisi SCM, CRM) SUPPLY CHAIN Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. untuk mencapai satu tujuan yang disepakati bersama ataupun memenuhi bisnis

BAB II LANDASAN TEORI. untuk mencapai satu tujuan yang disepakati bersama ataupun memenuhi bisnis BAB II LANDASAN TEORI II.1 Definisi Strategi Aliansi Aliansi strategis adalah hubungan formal antara dua atau lebih kelompok untuk mencapai satu tujuan yang disepakati bersama ataupun memenuhi bisnis kritis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. output. Manajemen operasi dapat di terapkan pada perusahan manufaktur maupun jasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. output. Manajemen operasi dapat di terapkan pada perusahan manufaktur maupun jasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiga tahapan utama dalam manajemen operasi adalah pengaturan input, proses dan output. Manajemen operasi dapat di terapkan pada perusahan manufaktur maupun jasa.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya nasabah bank di

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya nasabah bank di 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pada sektor perbankan saat ini sangatlah pesat di Indonesia. hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya nasabah bank di Indonesia setiap tahunnya. Saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak perusahaan mengelola secara terus menerus intangible assets

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak perusahaan mengelola secara terus menerus intangible assets BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini banyak perusahaan mengelola secara terus menerus intangible assets mereka, seperti brand equity, agar dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan permintaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bilal Afsar, Zia Ur Rehman, Jaweria Andleeb Qureshi and Asad Shahjehan (2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bilal Afsar, Zia Ur Rehman, Jaweria Andleeb Qureshi and Asad Shahjehan (2010) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu 2.1.1. Bilal Afsar, Zia Ur Rehman, Jaweria Andleeb Qureshi and Asad Shahjehan (2010) Dalam penyusunan proposal ini penulis mengambil dari penelitian sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan pendahuluan dari penelitian yang diuraikan menjadi enam sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PENBAHASAN. Beberapa kategori perusahaan yang mempunyai rantai pasokan kolaboratif yang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PENBAHASAN. Beberapa kategori perusahaan yang mempunyai rantai pasokan kolaboratif yang BAB IV ANALISIS DATA DAN PENBAHASAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh rantai pasokan kolaboratif terhadap kinerja operasional perusahaan yang ada di Yogyakarta. Sampel yang peneliti ambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya menciptakan transakasi untuk mencapai keberhasilan pemasaran tetapi

BAB I PENDAHULUAN. hanya menciptakan transakasi untuk mencapai keberhasilan pemasaran tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, tetapi dalam pemasaran modern seperti ini paragdima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam keadaan perekonomian yang semakin sulit ini banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam keadaan perekonomian yang semakin sulit ini banyak terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam keadaan perekonomian yang semakin sulit ini banyak terjadi persaingan di berbagai bidang kehidupan, termasuk didalamnya persaingan dalam dunia bisnis. Banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Untuk sekarang ini, selain menginginkan

Lebih terperinci

CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) SOFTWARE DARI SAP FITUR & FUNGSI: PARTNER CHANNEL MANAGEMENT SOFTWARE

CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) SOFTWARE DARI SAP FITUR & FUNGSI: PARTNER CHANNEL MANAGEMENT SOFTWARE CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) SOFTWARE DARI SAP FITUR & FUNGSI: PARTNER CHANNEL MANAGEMENT SOFTWARE Dosen Pengampu : M. Suyanto, Prof. Dr, M.M. Disusun Oleh : Nama : Etana Diarta NIM : 09.11.2587

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan juga menghasilkan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi konsumen. juga teknologi (Ferrell, Hirt, & Ferrell, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. dan juga menghasilkan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi konsumen. juga teknologi (Ferrell, Hirt, & Ferrell, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kecil tidak dapat dipandang sebelah mata karena keberadaannya yang turut menyokong perekonomian suatu negara. Usaha kecil memiliki banyak peranan, diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang baik, dan bisa menciptakan kepercayaan pada pembeli.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang baik, dan bisa menciptakan kepercayaan pada pembeli. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Masyarakat kini dimanjakan oleh kehadiran berbagai pusat perbelanjaan. Hal ini terlihat dari semakin banyak bermunculannya ritel baik yang berskala kecil sampai skala

Lebih terperinci

Copyright Rani Rumita

Copyright Rani Rumita Strategi Distribusi Topik yang Dibahas Bagaimana sifat saluran pemasaran dan mengapa saluran pemasaran penting? Bagaimana perusahaan saluran berinteraksi dan diatur untuk melakukan pekerjaan saluran? Masalah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pembentukan Tim Kolaborasi Pembentukan tim kolaborasi dilakukan pada saat pertemuan perwakilan dari kedua belah (manufaktur dan ritel). Anggota tim yang dipilih

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN Agar mendapat keuntungan, suatu perusahaan harus menciptakan hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan mereka. Untuk mencapai hal ini, pertama perusahaan harus mengidentifikasi

Lebih terperinci

PENGARUH RANTAI PASOKAN KOLABORATIF TERHADAP KINERJA OPERASIONAL PERUSAHAAN DI YOGYAKARTA JURNAL

PENGARUH RANTAI PASOKAN KOLABORATIF TERHADAP KINERJA OPERASIONAL PERUSAHAAN DI YOGYAKARTA JURNAL PENGARUH RANTAI PASOKAN KOLABORATIF TERHADAP KINERJA OPERASIONAL PERUSAHAAN DI YOGYAKARTA JURNAL Ditulis oleh: Nama : Candra Barata Nomor Mahasiswa : 12311411 Jurusan Bidang konsentrasi : Manajemen : Operasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber : [18 Februari 2009]

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber :  [18 Februari 2009] I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumber daya manusia suatu bangsa termasuk Indonesia. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar (228.523.300

Lebih terperinci

Tugas Akhir KAJIAN PEMILIHAN STUKTUR DUA RANTAI PASOK YANG BERSAING UNTUK STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS

Tugas Akhir KAJIAN PEMILIHAN STUKTUR DUA RANTAI PASOK YANG BERSAING UNTUK STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS Tugas Akhir KAJIAN PEMILIHAN STUKTUR DUA RANTAI PASOK YANG BERSAING UNTUK STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS Oleh : Ika Norma Kharismawati 1208 100 041 Dosen Pembimbing : 1. Dra. Laksmi Prita W, M.Si 2. Drs.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kompetisi di dunia usaha yang berlangsung ketat, menuntut. perusahaan untuk memberikan tanggapan secara cepat dan tepat agar

I. PENDAHULUAN. Kompetisi di dunia usaha yang berlangsung ketat, menuntut. perusahaan untuk memberikan tanggapan secara cepat dan tepat agar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetisi di dunia usaha yang berlangsung ketat, menuntut perusahaan untuk memberikan tanggapan secara cepat dan tepat agar mampu bersaing dan berkembang. Salah satu cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi sangat menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi dan berproduksi di Indonesia. Era globalisasi juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria kepuasan konsumen seperti ketepatan dalam pengiriman, cost yang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria kepuasan konsumen seperti ketepatan dalam pengiriman, cost yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini terjadi perubahan paradigma mengenai kualitas. Suatu produk yang berkualitas tidak hanya merupakan produk dengan kinerja yang baik tetapi juga

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #8

Pembahasan Materi #8 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Implikasi Secara Umum Implikasi Terhadap Manajemen Mutu Implikasi Terhadap Arus Barang Implikasi Terhadap Organisasi Implikasi Biaya & Nilai Tambah Implikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pasar yang semakin mengglobal, persaingan di dunia bisnis semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan oleh pelaku industri karena merupakan salah satu bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan oleh pelaku industri karena merupakan salah satu bahan pangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian mempunyai fungsi penting dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan bahan pangan pokok. Salah satu bahan tersebut adalah gula pasir.

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Rantai Pasokan

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Rantai Pasokan Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Pengelolaan Rantai Pasokan 1 Rantai Pasok(Supply Chain) Suatu konsep atau mekanisme untuk meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam rantai suplai melalui optimalisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi telah mendorong terciptanya persaingan yang sengit diantara para pelaku bisnis di setiap bidang. Kemampuan perusahaan dalam merespon perubahan secara cepat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan toko ritel berkembang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan banyaknya peritel asing yang ingin mencoba memasuki pasar Indonesia, ditambah dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KUALITAS STRATEGI ALIANSI TERHADAP KINERJA BISNIS PADA INDUSTRI KECIL MENENGAH BORDIR DI KABUPATEN KUDUS

ANALISIS PENGARUH KUALITAS STRATEGI ALIANSI TERHADAP KINERJA BISNIS PADA INDUSTRI KECIL MENENGAH BORDIR DI KABUPATEN KUDUS ANALISIS PENGARUH KUALITAS STRATEGI ALIANSI TERHADAP KINERJA BISNIS PADA INDUSTRI KECIL MENENGAH BORDIR DI KABUPATEN KUDUS Tesis Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Pasca Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah produk akan sampai ketangan pemakai akhir setelah setidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah produk akan sampai ketangan pemakai akhir setelah setidaknya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah produk akan sampai ketangan pemakai akhir setelah setidaknya melalui beberapa proses dari pencarian bahan baku, proses produksi, dan proses distribusi atau

Lebih terperinci

MEMBANGUN NILAI, KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN

MEMBANGUN NILAI, KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN MEMBANGUN NILAI, KEPUASAN DAN LOYALITAS NILAI SELISIH ANTARA JUMLAH NILAI & JUMLAH BIAYA DARI SUATU TAWARAN DAN ALTERNATIF LAINNYA. NILAI PRODUK NILAI LAYANAN NILAI PERSONALIA NILAI CITRA NILAI TOTAL BIAYA

Lebih terperinci

A. Pengertian Supply Chain Management

A. Pengertian Supply Chain Management A. Pengertian Supply Chain Management Supply Chain adalah adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri konstruksi dianggap sebagai industri yang memiliki tingkat fragmentasi tinggi. Terpecah-pecahnya suatu proyek konstruksi ke dalam beberapa paket pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan performa mereka. Salah satu dari banyak manfaat yang bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan performa mereka. Salah satu dari banyak manfaat yang bisa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi dan komunikasi yang semakin maju dan berkembang saat ini memberikan banyak pilihan dan kemudahan bagi dunia bisnis dalam meningkatkan performa

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN UNTUK MENCAPAI HUBUNGAN JANGKA PANJANG

ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN UNTUK MENCAPAI HUBUNGAN JANGKA PANJANG JURNAL SAINS PEMASARAN INDONESIA Volume II, No. 1, Mei 2003, halaman 85 92 ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN UNTUK MENCAPAI HUBUNGAN JANGKA PANJANG D inamika perubahan lingkungan bisnis yang berkembang cepat,

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM Yogyakarta. Peran Teknik Informatika dalam. Manajemen Rantai Pasok (Supplay Chain Management)

STMIK AMIKOM Yogyakarta. Peran Teknik Informatika dalam. Manajemen Rantai Pasok (Supplay Chain Management) Peran Teknik Informatika dalam Manajemen Rantai Pasok (Supplay Chain Management) Oleh : Vita Ari Fatmawati 09.11.2849/09.SITI.04 Abstract Dewasa ini perkembangan dunia informatika begitu cepat, banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bahkan jika mungkin untuk selamanya. Perusahaan yang mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. bahkan jika mungkin untuk selamanya. Perusahaan yang mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Loyalitas pelanggan merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan di era kompetisi bisnis yang sangat ketat ini. Pentingnya loyalitas pelanggan bagi perusahaan

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM DISTRIBUSI SEMEN DALAM MENDUKUNG KONSEP SUPPLY CHAIN

EVALUASI SISTEM DISTRIBUSI SEMEN DALAM MENDUKUNG KONSEP SUPPLY CHAIN TUGAS AKHIR EVALUASI SISTEM DISTRIBUSI SEMEN DALAM MENDUKUNG KONSEP SUPPLY CHAIN UNTUK MEMINIMASI BIAYA DISTRIBUSI (Studi Kasus pada Distributor Semen Holcim CV. Putra Abadi ) Diajukan Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #9

Pembahasan Materi #9 EMA402 - Manajemen Rantai Pasokan 1 Materi #9 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan Materi #9 2 Konsep Kemitraan The Spirit of Partnership Pertimbangan Kemitraan Prinsip Kemitraan Total Enterprise

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang lain, melainkan antara satu supply chain dengan supply

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang lain, melainkan antara satu supply chain dengan supply BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai perusahaan dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat untuk melakukan penawaran ke pasar sehingga dapat memuaskan konsumen. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, problem sentral yang dihadapi perusahaan-perusahaan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, problem sentral yang dihadapi perusahaan-perusahaan saat ini adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perusahaan dalam pencapaian tujuan sangat bergantung pada kemampuan manajemen dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan secara optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis telah memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. bisnis telah memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan. Dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri yang melibatkan berbagai aktivitas dan operasi bisnis telah memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan. Dampak lingkungan yang ditimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kurun waktu terakhir, persaingan dalam bidang ekonomi semakin kuat. Dipengaruhi dengan adanya perdagangan bebas, tingkat kompetisi menjadi semakin ketat. Hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep Supply Chain Management (SCM) telah menerima banyak perhatian dalam literatur marketing (pemasaran), logistic (logistik), dan purchasing (pembelian).

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITAN

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITAN 1 BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITAN 3.1 Kerangka Konseptual Secara teoritis, kajian ini diambil dari konsep SERVQUAL, yang meliputi tangible, reliability, responsiveness, assurance dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Profil Umum PT.Telekomunikasi Indonesia,Tbk merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik Negara(BUMN) yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1-6

Bab 1 Pendahuluan 1-6 Bab 1 Pendahuluan 1-6 Bab VI Kesimpulan dan Saran Bab ini mengemukakan kesimpulan dari hasil akhir penelitian serta saran-saran dari penulis dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan. Bab 1 Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ini, mereka saling bersaing dalam mendapatkan perhatian dan tempat di hati

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ini, mereka saling bersaing dalam mendapatkan perhatian dan tempat di hati 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam bisnis layanan jasa transportasi udara pada saat ini benar-benar berkembang sangat pesat. Banyak perusahaan penerbangan yang turut serta meramaikan

Lebih terperinci