III. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Ruang Lingkup Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN EKSISTING DAN ARAHAN PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KOTA TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT

III. METODOLOGI Waktu dan Lokasi Penelititan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN GUNUNG DEPOK SINDUR PARUNG RUMPIN CISEENG CIBINONG BOJONG GEDE KEMANG RANCA BUNGUR KOTA BOGOR CIBUNGBULANG CIAMPEA DRAMAGA

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Bahan dan Alat Teknik Pengumpulan Data Metode Analisis Analisis Spasial

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

III. METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 1. Lokasi Penelitian

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Bab III Pelaksanaan Penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 9. Klasifikasi dan Sebaran Land Use/Land Cover Kota Bogor Tahun 2003 dan 2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

III. METODOLOGI 3.1 Waktu Penelitian 3.2 Lokasi Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

Kecamatan Beji. PDF created with pdffactory Pro trial version METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB VI OPTIMALISASI PENGENDALIAN PENTAAN RUANG DALAM RANGKA PERUBAHAN FUNGSI LAHAN SAWAH IRIGASI TEKNIS DI KAWASAN PANTURA

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

III. BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

BAB II METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

METODOLOGI. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian identifikasi dan penentuan faktor-faktor utama penyebab tanah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Tasikmalaya

VI. HASIL PEMILIHAN LOKASI PERUMAHAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura

Gambar 1. Lokasi Penelitian

3 METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

Gambar 6. Peta Lokasi Kabupaten Majalengka (Sumber : PKSKL IPB 2012)

METODE PENELITIAN. Perumusan Indikator Wilayah yang Layak Dicadangkan untuk Kawasan Produksi Beras

PENDAHULUAN Latar Belakang

3. METODOLOGI PENELITIAN

2016 KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERD ASARKAN JUMLAH PEND UD UK D I KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMED ANG

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tampak pada bulan Januari September Resort Pugung Tampak memiliki luas

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL TAHUN 2006 DAN 2014 BERDASARKAN CITRA QUICKBIRD

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Provinsi Lampung memiliki kegiatan pembangunan yang berorientasikan pada potensi sumberdaya alam

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV.

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua,

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Gambar 2. Lokasi Studi

KAJIAN PERMUKIMAN DI KAWASAN HUTAN BAKAU DESA RATATOTOK TIMUR DAN DESA RATATOTOK MUARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMILIHAN LOKASI PERUMAHAN

EVALUASI KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA SALATIGA TAHUN TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SALATIGA TAHUN

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

MATERI DAN METODE. Prosedur

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian di DAS Ciliwung bagian hulu

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SURVEI PENYIMPANGAN PEMANFAATAN RUANG DESA DI KECAMATAN BLANGPIDIE KABUPATEN ACEH BARAT DAYA JURNAL. Oleh Rahmad Ferdi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Sri Rahmawati, 2015

BAB III BAHAN DAN METODE

Pembangunan Basis Data Guna Lahan Kabupaten Bengkalis

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

Manfaat METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk daerah perkotaan di negara-negara berkembang,

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Secara astronomi Kecamatan Cipanas terletak antara 6 o LS-6 o LS

DAYA DUKUNG LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DI KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman, yaitu kumpulan rumah

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PARIGI MAUTONG TAHUN 2008 DAN 2013

Gambar 7. Lokasi Penelitian

IV. METODOLOGI 4.1. Waktu dan Lokasi

BAB III PENDEKATAN LAPANG

METODOLOGI. Gambar 14. Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Data Kelurahan Kuin Utara) Peta Kecamatan Banjarmasin Utara. Peta Kelurahan Kuin Utara

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Diresmikannya Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonom pada tanggal 17 Oktober 2001 mengandung konsekuensi adanya tuntutan peningkatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Hal itu sejalan dengan tujuan pembentukan Kota Tasikmalaya yang dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2001, terpisah dari Kabupaten Tasikmalaya dengan luas wilayah ditetapkan 17.156,20 ha atau 17,15 km². Pertumbuhan penduduk yang terjadi sangat pesat di Kota Tasikmalaya menyebabkan aktivitas ekonomi meningkat. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan lahan (ruang) bertambah, terutama untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal (perumahan) Penyusunan RTRW dan Peraturan-Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Untuk memajukan daerahnya, berbagai aktivitas pembangunan di rencanakan dan dibuat sehingga dalam pelaksanaannya sekecil mungkin terjadi penyimpangan penggunaan lahan dan pemanfaatannya. Berbagai hal yang dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan penggunaan lahan dari RTRW diantaranya dapat diakibatkan dari: ketidaktahuan dan ketidakpedulian masyarakat mengenai RTRW, kurangnya koordinasi antar Satuan Kerja Pemerintahan, lemahnya pengawasan dan ketidak konsistenan pemberian ijin pembangunan. Hal ini mendorong terjadi perubahan fungsi lahan/konverasi lahan, yang dapat berakibat terjadi penurunan kualitas lingkungan. Perubahan penggunaan lahan di Kota Tasikmalaya untuk tujuan pemanfaatan ruang, menimbulkan persoalan dalam pemenuhan kebutuhan ruang dan lingkungan. Karena lemahnya pengawasan, ditambah kurangnya informasi dan sosialisasi dari pemerintah kepada masyarakat tentang penggunaan lahan dan penataan ruang, sehingga kurangnya pemahaman masyarakat tentang itu. Dalam penelitian ini untuk mengevaluasi penggunaan lahan dilakukan analisis spasial dengan sistem informasi geografis, yaitu proses tumpang tindih land use eksisting dan peta RTRW. untuk mengetahui daerah penyimpangan dan luas penyimpangan penggunaan lahan dari RTRW. Kemudian dilakukan survei

lapangan (ground check) ke lapangan untuk mengetahui penggunaan lahan secara langsung serta kondisi sosial ekonomi masyarakat, khususnya di daerah terjadinya penyimpangan. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyimpangan dilakukan wawancara serta menyebar kuesioner. Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif untuk dapat merumuskan arahan dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah Kota Tasikmalaya. Adapun kerangka pemikiran dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, secara garis besar di jabarkan pada Gambar 1. 3.2. Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah di Kota Tasikmalaya Wilayah Priangan Timur Propinsi Jawa Barat, terdiri dari 8 kecamatan dan berada diantara Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis. Penelitian dimulai bulan Maret 2008 sampai dengan bulan September 2008, yang meliputi tahap: pra-penelitian, pengumpulan data, analisis dan penyusunan laporan, seminar,ujian tesis dan perbanyakan tesis. 3.3. Alat dan jenis data yang digunakan Alat yang digunakan adalah seperangkat komputer dan printer, software Arc View Versi 3.3, GPS dan statistika versi 6. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data sekunder berupa data spasial digital diantaranya berupa peta wilayah administrasi, peta Land Use 2006, Foto Udara Tahun 2007, Potensi Desa (Podes) tahun 2006, Kota Tasikmalaya Dalam Angka tahun 2003-2006 dan dokumen RTRW tahun 2004-2014. Data primer berupa hasil survei, kuesioner dan wawancara.

. Latar Belakang: - Bagan Jumlah alir penduduk kerangka pemikiran dan urbanisasi penelitian terus meningkat dapat dilihat pada Kota Gambar Tasikmalaya 1. - Undang-Undang No. 10 Th 2001 tentang Pemisahan wilayah Kota dan Kabupaten Tasikmalaya - Visi Kota Tasikmalaya sebagai Pusat Perdagangan dan Industri Termaju di Priangan Timur Permasalahan: Adanya indikasi penggunaan lahan tidak sesuai dengan RTRW Evaluasi Penggunaan Lahan eksisting Rencana Tata Ruang /RTRW Kota Tasikmalaya Penggunaan Lahan Eksisting Kota Tasikmalaya Peta RTRW Peta Land Use Eksisting Kriteria kesesuaian/ Penyimpangan RTRW Kondisi Sosial Ekonomi Kebijakan Pemerintah Kondisi Fisik Wilayah Analisis Deskriptif Arahan Penyusunan Rencana Tata Ruang wilayah/ RTRW Gambar 1. Bagan Alir Kerangka Pemikiran Penelitian.

3.4. Pendekatan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Sistem Informasi Geografis yang dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan dan pemasukan data, analisis serta penyajian hasil analisis. Analisis yang dilakukan adalah analisis spasial. Hasil analisis yaitu berupa peta penggunaan lahan eksisting tahun 2007 dan peta penyinpangan penggunaan lahan dari RTRW 2004-2014 dengan referensi geografis yang selanjutnya dilakukan interpretasi dari informasi yang ditampilkan dalam peta, faktor faktor penduga penyimpangan dengan analisis Principal Component Analysis dan berupa arahan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tasikmalaya yang baru. 3.5. Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini data primer dan data sekunder. Untuk memperoleh data primer dilakukan survei lapangan, wawancara dengan menggunakan kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai sumber, melalui studi pustaka dan konsultasi dengan instansi terkait diantaranya: Bappeda, Dinas Kimpraswil, BPN dan Dinas Pertanian Kota Tasikmalaya. Data tersebut berupa data peta dijital, Podes, data ekonomi serta dokumen RTRW Kota Tasikmalaya. Penyebaran kuesioner dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat mengenai rencana tata ruang dan penyimpangan penggunaan lahan (penggunaan yang tidak searah dengan RTRW). Dalam melakukan kuesioner pengambilan responden dipilih secara purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dipilih secara cermat dan selektif kepada orang yang dianggap dapat mewakili dalam memberikan informasi yang representatif mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat terutama di lokasi penyimpangan. Informasi yang diperlukan antara lain mengenai pekerjaan, pendapatan, tingkat pendidikan, kepemilikan lahan, serta pengetahuan masyarakat terhadap mengenai rencana tata ruang dan penyimpangan penggunaan lahan. Selain itu dilakukan wawancara dengan instansi pemerintah yang terkait dengan rencana tata ruang Kota Tasikmalaya, antara lain dari: Bappeda, Dinas Kimpraswil Kota Tasikmalaya, BPN dan Dinas Pertanian

Kota Tasikmalaya. Selanjutnya data hasil wawancara diolah untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat di lokasi penyimpangan dan bagaimana persepsi masyarakat mengenai rencana tata ruang Kota Tasikmalaya. 3.6. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data dilakukan untuk mendapatkan penggunaan lahan eksisting yang dilakukan dengan cara interpretasi foto udara tahun 2007 dan land use tahun 2006. Untuk mengetahui penyimpangan penggunaan lahan dan luas penyimpangan dari RTRW dilakukan proses tumpang tindih antara land use eksisting dengan peta RTRW Kota Tasikmalaya tahun 2004-2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyimpangan penggunaan lahan melalui proses analisis PCA (Principal Component Analysis) dan wawancara dengan kuesioner pada masyarakat dan instansi pemerintah. Terakhir dilakukan analisis deskriptif untuk menyusun arahan Rencana Tata Ruang Kota Tasikmalaya yang baru. 3.7. Analisis Penggunaan Lahan Eksisting Analisis untuk mendapatkan peta penggunaan lahan eksisting meliputi analisis spasial dan analisis atribut. Analisis peta penggunaan lahan eksisting berdasarkan peta land use Kota Tasikmalaya tahun 2006 dan interpretasi foto udara tahun 2007 yang menghasilkan poligon-poligon baru berupa kelas penggunaan lahan. Interpretasi secara visual dilakukan dengan melihat pola, warna, tekstur, bayangan, bentuk, rona dan lain sebagainya yang sejenis dan dikelompokan sehingga didapat poligon-poligon baru yang dapat memberikan informasi kelas penggunaan lahan. Hasil klasifikasi penggunaan lahan ini kemudian dilanjutkan ground check ke lapangan dengan bantuan alat GPS, untuk melihat lokasi-lokasi yang dianggap perlu pembuktian untuk melihat jenis penggunaannya dilapangan. Sebelum kelapangan terlebih dahulu menentukan titik koordinat tempat-tempat yang akan ditinjau di dalam peta, selanjutnya titik-titik tersebut di setting ke GPS untuk memudahkan pencarían lokasi yang dimaksud (yang dituju). Hasil analisis disajikan dalam bentuk peta penggunaan lahan eksisting tahun 2007 Kota Tasikmalaya. Analisis data atribut dilakukan untuk mengetahui jenis penggunaan lahan dan luas penyimpangan. Basis data SIG yang

menyangkut data atribut dan penutupan lahan dieksport ke microsoft excel dan diolah. Pengolahan dilakukan dengan cara membuat kolom baru yang memberikan informasi mengenai jenis penutupan lahan yang berada pada kawasan-kawasan yang telah ditetapkan dalam RTRW. Selanjutnya hasil pengolahan data tersebut dikembalikan ke dalam basis data SIG, agar dapat dimanipulasi untuk menampilkan data spasial berupa peta penggunaan lahan eksisting. Proses selanjutnya adalah menganalisis penyimpangan penggunaan lahan. Penyimpangan adalah kondisi akhir dari penutupan/penggunaan lahan yang tidak sesuai penggunaannya dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Peta penyimpangan diperoleh dengan melakukan tumpang tindih antara peta land use eksisting tahun 2007 dengan peta RTRW tahun 2004-2014. Dari proses tersebut menghasilkan peta, luas dan jenis-jenis penyimpangan penggunaan lahan dari Rencana Tata Ruang Kota Tasikmalaya. Kemudian dilakukan check lapangan. Untuk mengetahui faktor-faktor yang diduga mempengaruhi penyimpangan penggunaan lahan dilakukan: 1) analisis Principal Component Analysis (PCA) untuk menduga faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpangan yang kemudian dilanjutkan dengan analisis regresi berganda untuk mengetahui keeratan hubungan antara peubah-peubah penduga dengan luas penyimpangan, 2) wawancara dan kuesioner dilokasi penyimpangan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat yang dapat mempengaruhi terjadinya penyimpangan penggunaan lahan. 3.8. Analisis Penyimpangan Penggunaan Lahan dari RTRW Tujuan analisis ini adalah untuk melihat penggunaan lahan yang sejalan dengan RTRW dan yang tidak sejalan (menyimpang) dari RTRW. Analisis dilakukan dengan menumpangtindihkan peta Land Use Eksisting dengan RTRW tahun 2004-2014. Proses tumpang tindih menghasilkan sebuah peta penyimpangan penggunaan lahan dari RTRW, atau penggunaan lahan yang tidak sejalan dengan arahan Rencana Tata Ruang Kota Tasikmalaya.

Kriteria penyimpangan adalah bentuk penggunaan lahan yang menyimpang atau merupakan pelanggaran batas-batas penggunaan lahan yang ditetapkan dalam (RTRW). Kategori/bentuk penyimpangan penggunaan lahan yang dianalisis adalah penyimpangan permukiman pada lahan pertanian (lahan basah dan lahan kering), pada kawasan hutan dan pada garis sempadan (SUTET, Sungai dan Danau). Bentuk penyimpangan pemanfaatan ruang adalah pemukiman berada di kawasan peruntukkan Perdagangan dan Industri dan pemukiman pada lahan peruntukkan TPU. 3.9. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyimpangan Analisis selanjutnya dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang diduga mempengaruhi terjadinya penyimpangan penggunaan lahan. Dalam penelitian ini análisis yang digunakan adalah PCA. PCA merupakan salah satu bentuk analisis variabel ganda (multivariate). Tujuan PCA adalah untuk menemukan suatu variabel-variabel baru, yang disebut komponen utama, yang dapat mewakili variabel-variabel indikator asal. Komponen utama tersebut mencerminkan sebagian atau semua variabel yang saling berkaitan (berkorelasi) diubah menjadi saling ortogonal, menyederhanakan variabel dan mentransformasi secara linier variabel asal menjadi variabel baru yang lebih sederhana. Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data dari Podes tahun 2006 Kota Tasikmalaya. Data-data tersebut adalah variabel yang digunakan untuk menduga faktor-fakrtor yang mempengaruhi penyimpangan penggunaan lahan Kota Tasikmalaya yang meliputi data kependudukan, struktur penutupan lahan, struktur aktifitas perekonomian masyarakat, struktur pendidikan dan ketersediaan fasilitas umum. Variabel asal yang terkoleksi (81 variabel) disederhanakan menjadi 15 variabel. Analisis PCA merupakan salah satu teknik analisis untuk mereduksi suatu set data/peubah dengan jumlah yang banyak menjadi set data baru yang lebih sederhana dengan jumlah data/peubah lebih sedikit dan saling orthogonal (tidak saling berkorelasi) (Rustiadi, et. al 2004). Sebelum data tersebut diolah dengan metode PCA, terlebih dahulu dilakukan seleksi dan standarisasi data. Seleksi data dilakukan untuk memperoleh data kuantitatif yang terkait dengan penggunaan lahan, sedangkan standarisasi dilakukan untuk memperoleh

keseragaman satuan data. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan kesalahan dalam menginterpretasikan hasil analisis data. Program ststistika versi 6 digunakan dalam proses analisis PCA yang menghasilkan antara lain: Faktor Loading, Faktor skor dan akar ciri (eigenvalues) yang menunjukan bobot dan skor dari peubah komponen utama. Semakin besar total kumulatif Eigenvalue maka semakin besar pula keragaman data awal yang dapat diterangkan. Variabel penduga penyimpangan tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Variabel Penduga Penyimpangan Penggunaan Lahan dari data Podes. Var Variabel Penduga 1 Kepadatan Penduduk 2 jumlah petani 3 jumluh rumah permukiman kumuh 4 jumal keuarlga pemukiman kumuh 5 jumlah keluarga di sekitar bantaran 6 jumlah bangunan rumah di sekitar bantaran 7 luas lahan sawah 8 luas lahan sawah dengan pengairan yang diusahakan 9 luas lahan bukan sawah 10 luas lahan pertanian 11 Luas ladang yang diusahakan 12 luas lahan untuk non pertanian 13 jarrk desa. ke pusat Kota 14 Jumhah jenis Fasilitas pasilitas 15 Jumlah fasilitas pelayanan Analisis Regresi dilakukan untuk mengetahui keeratan hubungan antara faktor-faktor penduga penyimpangan dengan luas penyimpangan dari RTRW. Atribut Peta penyimpangan berupa data luas penyimpangan penggunaan lahan dalam unit analisis desa yang dijadikan variabel bebas di regresikan dengan variabel faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpangan dari RTRW, atau Faktor skor hasil analisis PCA dijadikan sebagai variabel bebas (x), sedangkan luas penyimpangan RTRW dijadikan sebagai variabel tak bebas (y). Secara umum hubungan antara variabel-variabel tersebut dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan sebagai berikut : Y i = A + B 1 X 1i + B 2 X 2i +... + B j Xj i +. + BnXn i Dimana : Y i = Luas Area penyimpangan pada desa ke i (%) A = Intercept adalah nilai yang berpengaruh

B = Koefisien variabel j (Xj) Xj i = faktor-faktor yang mempengaruhi ke j di desa ke i Dengan analisis regresi berganda dapat diketahui model persamaan yang menjelaskan hubungan antara luas penyimpangan dan faktor-faktor yang menentukan penyimpangan. Wawancara dan kuesioner bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat di lokasi penyimpangan serta persepsi/tingkat pemahaman masyarakat terhadap rencana tata ruang Kota Tasikmalaya. Pengambilan sampel diambil secara purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dipilih secara cermat dan selektif yang dianggap dapat mewakili orang-orang sekitarnya dalam memberikan informasi yang representatif tentang masyarakat setempat dan kondisi lapangan. Pertanyaan diarahkan pada penghasilan, pekerjaan, pendidikan, luas lahan yang dikuasai, ijin kepemilikan. Dari hasil kuesioner dapat diketahui faktor faktor yang mempengaruhi penyimpangan di daerah penyimpangan. Matrik tujuan dan 0ut put penelitian tertera pada Tabel 2. 3.10. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dilakukan untuk menggambarkan kondisi lapangan dan membuat arahan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang yang baru. Gambaran kondisi penggunaan lahan eksisting dan penyimpangan yang terjadi dilapangan serta faktor-faktor yang diduga penyebab terjadinya penyimpangan didapat dari hasil analisis spasial, analisis PCA dan survei lapangan. Analisis dilakukan terhadap peta-peta yang dihasilkan dari analisis spasial, yaitu mengenai luasan dan persentase penggunaan lahan (permukiman, pertanian/sawah, perkebunan, hutan, danau) serta distribusi penyebarannya. Penyusunan Rencana Tata Ruang berdasarkan pada hasil temuan eksisting dilapangan dan kebijakan pemerintah yang tertuang dalam RTRW Th 2004-2014. Tahapan penelitian disajikan pada Gambar 2.

Land use Th 2006, Interpretasi Foto Udara 2007 dan ground Check Lapangan Land use Eksisting 2007 Peta RTRW 2004-2014 Potensi Desa Kota Tasikmalaya Tahun 2006 Tahap Pengumpulan Data Overlay ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Penyimpangan dari RTRW Luas Penyimpangan Analisis PCA Regresi berganda Tahap Analisis Data Aspek Sosial, Ekonomi Responden Analisis Deskriptif Faktor penentu Penyimpamgan ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Tahap Penyajian Hasil Arahan Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang Kota Tasikmalaya Gambar 2. Bagan Alir Tahapan Penelitian

Tabel 2. Matrik Tujuan dan Outpput penelitian No Tujuan Penelitian 1 Mengevaluasi kesesuaian penggunaan lahan eksisting terhadap RTRW Jenis Data -Foto Udara Th 2007 - Land use Th 2006 -Peta Administrasi Sumber Data -Bapeda -Dinas PU Kota Tasikmalaya Teknik Analisis -Interpretasi -Proses tumpang tindih -Ground check Keluaran (Output) -Peta Land Use Eksisting -Peta penyimpangan/ kesesuaian penggunaan lahan terhadap RTRW 2 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyimpangan -Podes 2006 -Luas penyimpangan -Hasil kuesioner -Bappeda -Biro Pusat Statistik -PCA (Principal Components Analysis) -Analisis Regresi Berganda -Faktor-Faktor yang mempengaruhi penyimpangan dari RTRW 3 Merumuskan arahan dalam penyusunan rencana tata ruang (RTRW) -Kondisi eksisting -kondisi lapangan -Bappeda - Hasil analisis -kuesioner -Analisis deskriptif -Arahan penyusunan rencana tata ruang Kota Tasikmalaya yang baru