PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI POLISI PAMONG PRAJA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN KEUANGAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA AKSI INSPEKTORAT KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016

L A K I P LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA MAGELANG

RENCANA KERJA ( RENJA ) TAHUN 2017 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM KEBAKARAN KABUPATEN TANAH BUMBU

DATA PR0FIL KELEMBAGAAN DAN GOOD GOVERNANCE KANTOR KECAMATAN LAMANDAU

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BAB II KANTOR KECAMATAN MEDAN DENAI. Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 2 September 1992 Kecamatan Medan

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA SKPD) TAHUN 2015 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

2.1. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI SKPD

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON


PEMERINTAH KOTA TANGERANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Madiun Th

1.05 Urusan Pemerintahan Wajib Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat Satuan Polisi Pamong Praja

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PADA PERUBAHAN RENJA SKPD TAHUN 2016 KOTA PADANG

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

RENCANA PROGRAM KEGIATAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA KERJA ( RENJA ) TAHUN 2016 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN TANAH BUMBU

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA RENCANA KERJA (RENJA)

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 42 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PANDEGLANG

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007

RENJA 2013 RENCANA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PANDEGLANG.

Rencana Strategis (Renstra) Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung

PENDAHULUAN. Rencana Kerja Pemerintah Daerah merupakan pedoman untuk penyusunan

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA POLISI PAMONG PRAJA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Umum.

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PEMERINTAH KOTA MALANG

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN GEDEBAGE KOTA BANDUNG 2.1. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Malang No. 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, sebagaimana telah diubah keempat kalinya dengan

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TAPIN

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 5 TAHUN 2014 TENTANG

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. ketertiban umum, penegakan Perda dan Pergub; ketenteraman dan ketertiban umum di daerah;

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA BUKITTINGGI

RENCANA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BLITAR TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA GORONTALO

RENCANA KERJA (RENJA) BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2015

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KECAMATAN BUAHBATU KOTA BANDUNG. 2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kecamatan Buahbatu Kota Bandung

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

2011, No Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Re

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) DINAS PENDIDIKAN KOTA PROBOLINGGO Tahun

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

RENCANA KERJA ( RENJA ) TAHUN 2015

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

RENCANA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BLITAR TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kuningan Mandiri, Agamis dan Sejahtera Tahun 2018 benang merahnya

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN PESAWARAN

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA BENGKULU

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

: OTDA, PEMERINTAHAN UMUM, ADM KEUANGAN ORGANISASI URUSAN PEMERINTAHAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA JUMLAH DASAR HUKUM URAIAN

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

TUPOKSI DAN URAIAN TUGAS

WALIKOTA TASIKMALAYA,

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BLITAR

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V RENCANA PROGRAM, RENCANA INDIKATOR KEGIATAN, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP)

Transkripsi:

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1

A. Gambaran Umum Sesuai dengan UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, bahwa untuk penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada Pasal 11 dan 12 dikatan bahwa urusan pemerintahan konkuren sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (3) yang menjadi kewenangan Daerah terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan (Pasal 11 (1), sedangkan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) meliputi ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat(pasal 12 (1, huruf e ). Amanat UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengisyaratkan adanya aspek strategis yang wajib dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja sebagai SKPD yang membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan kegiatan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat yang telah dimuat dalam Rencana Strategis (Renstra) Satuan Polisi Pamong Praja Tahun 2011 2016. Pasal 12 ( 1 huruf e ) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah juga memberikan penekanan pada tugas peningkatan pelayanan dasar melalui ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat yang merupakan tugas pokok utama Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga. Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai posisi strategis dalam membantu Kepala Daerah Kota Salatiga dalam mencapai visi Kota Salatiga Tahun 20112016 yaitu Salatiga yang Sejahtera Mandiri dan Bermartabat (SMART) serta melaksanakan misi kedelapan yaitu Mengembangkan Pemahaman Politik melalui Budaya Politik Demokratis yang Santun dan Mengedepankan Supremasi Hukum Misi kedelapan ini bertujuan untuk meningkatkan nilainilai demokratis di masyarakat, meningkatkan ketentraman dan ketertiban di masyarakat, meningkatkan penegakkan produk hukum dan meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap produk hukum daerah. 2

Dalam mengimplementasikan tujuan dari Misi Kedelapan, maka sasaran yang harus dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja adalah: Terwujudnya nilainilai demokrasi di masyarakat; Meningkatnya partisipasi dan keterwakilan masyarakat dalam politik; Meningkatnya ketentraman dan ketertiban masyarakat; Meningkatnya ketaatan terhadap produk hukum; Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap produk hukum. Untuk mengoptimalkan kinerja Satuan Polisi Pamong Praja, perlu dibangun kelembagaan yang handal, sehingga dalam mewujudkan peran Satuan Polisi Pamong Praja dalam membina ketentraman dan ketertinan umum serta menegakan Peraturan Daerah, maka perlu disusun rencana kerja tahunan yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang tertuang dalam Peraturan Walikota Salatiga tentang Tugas Pokok Fungsi dan Uraian Tugas Pejabat Tahun 2011. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja, sebagai Perangkat Pemerintah Daerah yang Membantu Kepala Daerah Dalam memelihara dan menyelenggarakan Pemerintahan di bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum, dan Sebagai Aparat Penegak Peraturan Daerah, Keputusan / Peraturan Walikota, dengan menjalankan fungsi utamanya: a. Penyusunan program dan pelaksanaan ketentraman dan ketertiban umum, penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah. b. Pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman ketertiban umum di Daerah. c. Pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah. d. Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah dan aparat Kepolisian Negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan atau aparatur lainnya. e. Pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan mentaati Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah serta Keputusan Kepala Daerah. Sedangkan sebagai tindak lanjut Peraturan Pemerintah tersebut telah diterbitkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga dan Peraturan Walikota 3

Salatiga Nomor 55 Tahun 2011 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Pejabat Struktural pada Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga. Adapun tugas pokok Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga adalah melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang ketertiban umum, ketentraman dan perlindungan masyarakat. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga mempunyai fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis di bidang ketertiban umum, ketentraman dan perlindungan masyarakat; b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang ketertiban umum, ketentraman dan perlindungan masyarakat; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang penegakkan peraturan perundangundangan daerah, ketertiban umum dan ketentraman, masyarakat serta perlindungan masyarakat; d. Pelaksanaan pelayanan kesekretariatan Satuan Polisi Pamong Praja, dan e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga dituntut melakukan tugas secara profesional, guna mengantisipasi perkembangan dan dinamika masyarakat yang dipengaruhi oleh permasalahan yang semakin komplek, diantaranya: a. Meningkatnya penyakit sosial seperti PSK/WTS, PGOT, Narkoba / Miras, Judi/Pengamen Liar yang cenderung mengarah kriminalitas. b. Pelanggaran Peraturan Perundangundangan dan Peraturan Daerah yang dipicu oleh sekelompok orang/masyarakat yang tidak paham dengan aturan. c. Kesenjangan sosial. Sebagai pemicu adanya ketimpangan yang kaya dan miskin yang dapat menimbulkan kecemburan bagi masyarakat yang tidak mampu dan menyebabkan meningkatnya pengangguran dan kemiskinan sebagai dampak terjadinya kerawanan sosial dan tindak kriminalitas di masyarakat. d. Konflik sosial yang ditimbulkan seiring dengan perkembangan dan kemajuan demokrasi dan terjadi rasa ketidakadilan serta interest masyarakat terutama berkaitan dengan tuntutan masyarakat guna mencapai suatu tujuan atau kepentingan pribadi maupun kelompok. 4

Menyikapi masalah yang berkembang di masyarakat tersebut maka Satpol PP Kota Salatiga perlu meningkatkan profesionalisme dan langkah konkret dengan sistem perencanaan dan pengawasan yang baik serta dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia, menyangkut kuantitas atau jumlah personil Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga, pelaksanaan koordinasi dengan dinas / instansi terkait dan sumber sumber pendukung lainnya seperti: a. Tersedianya instrumen / aturan perundang undangan dan payung hukum daerah yang mendasari pelaksanaan operasional. b. Tersedianya sarana prasarana penunjang. c. Adanya kelengkapan administrasi, perlengkapan operasional petugas guna mendukung kelancaran tugas operasional di lapangan. Dalam rangka mempertanggungjawabkan akuntabilitas pelaksanaan tugas sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 9 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga, serta diikuti dengan Peraturan Walikota Salatiga 55 Tahun 2011 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Pejabat Struktural pada Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga, maka perlu membuat Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) unit kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga pada akhir tahun pelaksanaan kegiatan. Adapun sebagai landasan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) Satuan Polisi Pamong Praja ini disusun dengan mengacu pada: a. Undangundang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; b. Undangundang Nomor 12 Tahun 2011 Pembentukan Peraturan Perundangundangan; c. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; d. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Poisi Pamong Praja; e. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; f. Peraturan Mendagri Nomor 44 Tahun 2010 tentang Ketentraman, Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat dalam rangka Penegakkan Hak Asasi Manusia; 5

g. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2012 tentang Pedoman Penetapan Jumlah Polisi Pamong Praja; h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2013 tentang Pedoman Pakaian Dinas, Perlengkapan dan Peralatan Operasional Satuan Polisi Pamong Praja; i. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; j. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga; k. Peraturan Walikota Salatiga Nomor 55 Tahun 2011 tentang Tupoksi dan Uraian Tugas Pejabat Struktural pada Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga. B. Kondisi Umum Organisasi Kondisi umum Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga, secara kuantitas pada Tahun 2016 anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga berjumlah 55 orang PNS,3 pegawai kontrak,4 penjaga malam damkar dan Pegawai Harian Lepas Bantuan Satuan Polisi Pamong Praja sebanyak 89 orang. Jumlah personil Satuan Polisi Pamong Praja yang pada Tahun 2016 berjumlah 62 ditambah dengan Banpol PP sebanyak 89 orang menjadi 151 orang sehingga syarat Permendagri Nomor 60 Tahun 2012 tentang Pedoman Penetapan Jumlah Satuan Polisi Pamong Praja hampir mencukupi, jika dipakai rumus persyaratan luas wilayah, jumlah penduduk dan besaran pendapatan PAD Kota Salatiga. Pencapaian ini akan memberi ruang bagi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi dalam penegakan perda, ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi dimaksud maka diperlukan manusia yang handal dengan memiliki kompetensi dan inteligensi yang tinggi. Sumber daya manusia merupakan unsur penting dalam organisasi karena manusia disamping sebagai perencana, pelaksana sekaligus sebagai pengevaluasi kegiatan, sehingga berhasil tidaknya pencapaian tujuan organisasi atau pelaksanaan tugas, dalam banyak hal sangat tergantung dipengaruhi atau ditentukan faktor ketersediaan sumber 6

daya manusia baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Secara umum kondisi saat ini adalah: 1. Jumlah Pegawai. Pada Tahun 2016 jumlah pegawai pada Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga berjumlah 151 pegawai dengan rincian: Pegawai Negeri Sipil : 55 orang Pegawai Kontrak Satpol PP : 3 orang Pegawai Kontrak Damkar : 4 orang Tenaga Banpol PP : 89 orang 2. Klasifikasi Pendidikan: PEGAWAI NEGERI SIPIL NO. PENDIDIKAN JUMLAH KET. 1. Strata 2 (S2) 2. Strata 1 (S1) 8 orang 3. Diploma IV (D4) 4. Diploma III (D3) 7 orang 5. Diploma II (D2) 6. Diploma I (D1) 7. SMA 30orang 8. SMP 6 orang 9. SD 4 orang JUMLAH 55orang PEGAWAI KONTRAK NO. PENDIDIKAN JUMLAH KET. 1. Strata 2 (S2) 2. Strata 1 (S1) 1 orang 3. Diploma IV (D4) 4. Diploma III (D3) 2 orang 5. Diploma II (D2) 6. Diploma I (D1) 7. SMA 2 orang 8. SMP 2 orang 9. SD JUMLAH 7 orang 7

3. Pangkat dan Golongan NO. PANGKAT & GOLONGAN JUMLAH KET. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Pembina Tk. I (IV/b ) Penata Tk. I ( III/d ) Penata Muda Tk. I (III/b ) Penata Muda ( III/a ) Pengatur Tk. I ( II/d ) Pengatur ( II/c ) Pengatur Muda Tk. I ( II/b ) Pengatur Muda ( II/a ) Juru Tk I ( I/d ) Juru ( I/c ) Juru Muda Tk. I ( I / b) Juru Muda ( I/a ) 1 orang 4 orang 15 orang 1 orang 4 orang 12 orang 1 6 orang 2 orang JUMLAH 55 orang 4. Jumlah Pejabat Struktural dan Fungsional. a) Pejabat Struktural. No. Diklat Struktural Jumlah Ket. 1. Diklat Pim Tk. III 1 orang 2. Diklat Pim Tk. IV 5 orang Jumlah 6 orang b) Pejabat Fungsional Khusus untuk pejabat fungsional pada Satuan Polisi Pamong Praja NIHIL. c). PPNS ( Penyidik Pegawai Negeri Sipil ) Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga memiliki Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) sebagai berikut: 8

No. Pangkat/Gol. Ruang Jumlah Ket. 1. Pembina Tk. I (IV/b ) 1 orang 2. 3. Penata Tk. I (III/d) Penata Muda Tk. I 1 orang 4 orang 3 PPNS KTA (III/b) sudah tidak berlaku (Pasif) Jumlah 6 orang C. Struktur Organisasi. Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2011 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja dan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 9 Tahun 2011; Struktur organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Salatiga sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2012 tentang Pedoman Penetapan Personil Satuan Polisi Pamong Praja, maka Struktur organisasi dikategorikan tipe C dengan eselonering III a. Penetapan ini disarankan pada kreteria umum dan kreteria teknis/khusus. 9

Struktur Organisasi Satpol PP Kota Salatiga. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kepala Sub Bagian Tata Usaha Seksi Penegak Peraturan Daerah Seksi Ketentraman dan Ketertiban Seksi Perlindungan Masyarakat Seksi Sarana dan Prasarana Seksi Kapasitas Kelembaga an Sesuai dengan Permendagri Nomor 40 Tahun 2011 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja maka struktur organisasi sebagaimana tesebut terdiri dari: 2 (satu) orang Kepala Satuan Polisi Pamong Praja 1 (satu) orang Kepala Sub Bagian Tata Usaha; 5 (lima) orang Kepala Seksi yang terdiri dari: Kepala Seksi Penegak Peraturan Daerah; Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban; Kepala Seksi Perlindungan Masyarakat; Kepala Seksi Sarana dan Prasarana; Kepala Seksi Kapasitas Kelembagaan. D. Strategis Organisasi. Satuan Polisi Pamong Praja dalam pelaksanaan programprogram pada tahun 2016, didasarkan pada RPJMD, Renstra dan Renja yang memuat kebijakankebijakan strategis dalam pelaksanaan pelayanan dasar kepada masyarakat sebagai Urusan Pemerintahan Wajib sebagaimana yang diamanatkan oleh Undangundang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Urusan Pemerintahan Wajib ini dimuat dalam rencana 10

strategis Satuan Polisi Pamong Praja Tahun 2011 2016. Maka pada tahun anggaran 2016 programprogram yang dilaksanakan terdiri dari: 1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran: Kegiatan Penyediaan Jasa Surat menyurat; Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik; Kegiatan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor; Kegiatan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional; Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor; Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor; Kegiatan Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan; Kegiatan Penyediaan Komponen Intalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor; Kegiatan Penyediaan Peralatan Rumah Tangga; Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundangundangan; Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman; Kegiatan Rapatrapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah; Kegiatan Penyediaan Jasa Administrasi Teknis dan Keamanan. 2) ProgramPeningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur: Kegiatan Pembangunan Gedung Kantor; Kegiatan Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor; Kegiatan Pengadaan Peralatan Gedung Kantor; Kegiatan Pengadaan Mebeleur; Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor; Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional; Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor; Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor; Kegiatan Rehabitasi Sedang/Berat Gedung Kantor. 3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur; Kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya; Kegiatan Pakaian Kerja Lapangan. 11

4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan; Kegiatan Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD. 5) Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan: Kegiatan Pengendalian Keamanan Lingkungan; Kegiatan Pengumpulan Informasi Hasil Tembakau Yang Dilekati dan Tidak Dilekati Pita Cukai di Peredaran atau Tempat Penjualan Eceran; 6) Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan; Kegiatan Pembentukan Satuan Keamanan Lingkungan Di Masyarakat. 7) Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam; Kegiatan Pemantauan Dan Penyebarluasan Informasi Potensi Bencana Alam 8) Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran; Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pencegahan Bahaya Kebakaran. 9) Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran. Sosialisasi norma, stamdar prosedur dan manual pencegahan bahaya kebakaran. C. Permasalahan Organisasi Permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh Satuan Polisi Pamong Praja adalah kualitas Sumber daya yang ada yang belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Dan juga belum didukung oleh prasarana yang memadai seperti gedung kantor sehingga kinerja aparatur belum dapat berjalan secara maksimal. Ketika persoalan personil yang kekurangan sebagai suatu persoalan dalam penyelesaian suatu program kerja namun ketika personil terpenuhi maka perlunya dukungan sarana dan prasarana dalam meningkatkan dan memberdaya kualitas sumber daya manusia yang handal.pada prinsipnya program yang dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja dapat dilaksanakan 12

dengan baik walaupun masih terdapat beberapa program yang tidak sepenuhnya dilaksanakan akan tetapi mengalami efisiensi yang positif. Berikut ada beberapa permasalahan atau kendala yang menyebabkan target tidak tercapai atau program tidak dilaksanakan secara maksimal, antara lain: 1. Perencanaan yang tidak sesuai dengan kenyataan atau kondisi dan situasi yang tidak memungkinan dalam pelaksanaan; 2. Kualitas sumber daya manusia yang kurang memiliki kompetensi dalam memahami dan menerjemahkan suatu kegiatan atau aturan; 3. Kurangnya personil baik penyelenggaraan maupun peserta yang akan menjadi obyek yang akan dituju; 4. Sarana dan prasarana yang kurang memadai dan mendukung terselenggaranya suatu kegiatan; 5. Belum terpenuhinya PPNS dalam rangka meningkatkan penyidikan pada suatu pelanggaran Peraturan Daerah; 6. Tidak singkronnya program antara Pusat, Propinsi maupun Kab./Kota; 7. Adanya perubahanperubahan baik secara instrumen, atauranaturan yang sudah tidak relevan maupun keadaan politik yang berpengaruh terhadap berubahnya suatu kegiatan. 13