BAB III METODOLOGI. Untuk lebih memudahkan prosedur kerja pembuatan crude papain dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

PEMANFAATAN EKSTRAK KASAR PAPAIN SEBAGAI KOAGULAN PADA PEMBUATAN KEJU COTTAGE

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini diperoleh dari preparasi bahan, pembuatan keju cottage

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

BAB III METODE PENELITIAN

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Bahan dan Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Biologi FPMIPA UPI dan protease Bacillus pumilus yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

P FORTIFIKASI KEJU COTTAGE

Desikator Neraca analitik 4 desimal

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

III. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Lampiran 1. Perhitungan Nisbah C/N dan Kadar Air

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

II. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

3 METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental yang dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI 31 Bagan Alir Penelitian Untuk lebih memudahkan prosedur kerja pembuatan crude papain dan pembuatan keju cottage, maka di bawah ini dibuat bagan alir prosedur kerja yaitu prosedur preparsi crude papain dari buah papaya dan pembuatan keju cottage dan analisisnya yang diperlihatkan pada gambar 31 dan gambar 32 32

33 900,084 gram susu skim - dilarutkan dalam 4,5 liter aquades - dipasteurisasi pada suhu 63 o C selama 10's - didinginkan sampai 30 0 C - ditambah 10% (V/V) starter campuran - disimpan dalam inkubator pada suhu 30 0 C - setelah terjadi penurunan ph, diambil 200 ml campuran dipindahkan dalam 4 wadah 200 ml campuran (P A ) - ditambah papain 320 ppm - diinkubasi pada suhu 30 o C sampai ph 4,6-4,7 200 ml campuran (P B ) - ditambah papain 520 ppm - diinkubasi pada suhu 30 o C sampai ph 4,6-4,7 200 ml campuran (P C ) - ditambah papain 720 ppm - diinkubasi pada suhu 30 o C sampai ph 4,6-4,7 200 ml keju kontrol (K K ) - diinkubasi pada suhu 30 o C sampai ph 4,6-4,7 Dadih dan Whey (K K,P A,P B, dan P C ) - dipanaskan secara bertahap dalam waterbath pada suhu 38 o C sampai suhu 48 o C selama 10 menit - dadih disaring sambil dibilas dengan aquades Dadih (K K,P A,P B, dan P C ) whey - ditambahkan garam NaCl 4 % (w/w) dari massa dadih Keju cottage K K,P A,P B, dan P C - dianalisis Uji kadar air Kadar protein Kadar lemak Kadar kalsium data data data data Gambar 31 Prosedur pembuatan keju cottage dan analisisnya

34 buah pepaya getah - disadap pada pagi hari sekitar pukul 600-800 - di campur dengan larutan 0,1 % b/v (NaHSO 3 : NaCl, 1 :1) - di tambahkan dengan 100 ml bufer posfat ph 7 dan diaduk - dibiarkan selama 1 jam pada suhu 4 o C - disentrifugasi pada 1500 rpm selama 20 menit - di pisahkan antara supernatan dan endapan endapan supernatan - disimpan pada suhu 4 o C crude papain - dibuat dalam konsentrasi 320 ppm, 520 ppm dan 720 ppm crude papain 320 ppm crude papain 350 ppm crude papain 370 ppm Gambar 32 Diagram alir preparasi crude papain dari buah pepaya Adapun alat, bahan, dan metode penelitian yang digunakan akan dibahas secara rinci di dalam bab ini 32 Alat dan Bahan 321 Alat Dalam pembuatan keju cottage dan analisis kandungan gizinya digunakan peralatan : waterbath, set alat sentrifugasi, set alat kjedalh, oven dan autoclap, ph meter, spatula, saringan, shaker waterbath, inkubator, pemanas listrik,

35 magnetic stirer, cawan krus, tang krus, neraca analitik, thermometer, botol semprot, pisau penyadap, mangkok, dan berbagai macam peralatan gelas seperti : gelas kimia, gelas ukur, kaca arloji, labu takar, batang pengaduk, tabung reaksi, pipet tetes dan buret mikro 322 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : susu skim, getah pepaya, larutan 0,1 v/v (NaHSO 3 : NaCl, 1:1), buffer fosfat ph 7, pereaksi biuret, bakteri stater (Streptococcus thermophillus, Lactococcus lactis,dan Leuconostoc mesenteroides), NaCl, air, asam sulfat pekat, amil alkohol, dan aqua regia 33 Metode Penelitian Tahapan kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1 Tahap produksi crude papain 2 Tahap preparasi bakteri starter Streptococcus thermophillus, Lactococcus lactis,dan Leuconostoc mesenteroides 3 Tahap pembuatan keju cottage 4 Tahap pengujian kadar air dan kandungan gizi keju cottage 331 Produksi crude papain Pada penelitian ini digunakan enzim papain dalam bentuk kasarnya (crude papain) Produksi crude papain diawali oleh penyadahan getah buah papaya yang

36 berumur 2,5 3 bulan Buah disadap pada pagi hari yaitu sekitar pukul 600 800 sebelum disadap, buah dibersihkan dari kotoran, debu, dan embun dengan kain Penyadapan dilakukan dengan cara menorehkan alat sadap (pisau) pada kulit buah mulai dari pangkal menuju ujung buah Kedalaman torehan sekitar 1-2 mm setelah ditoreh, getah yang keluar ditampung dalam wadah (mangkok) yang telah disiapkan Getah papaya selanjutnya dicampur dengan larutan 0,1 % v/v (NaHSO 3 : NaCl, 1:1) Campuran larutan getah papaya ini diaduk sampai rata kemudian ditambahkan 100 ml buffer posfat ph 7 Campuran tersebut dibiarkan selama 1 jam pada suhu 4 o C kemudian untuk memisahkan bagian - bagian yang tidak terlarut dilakukan sentrifugasi pada 1500 rpm selama 20 menit, dan dipisahkan antara supernatant dan endapanya Bagian yang diambil adalah bagian supernatant lalu disimpan pada suhu 4 o C (Yuyun, 2005) Kemudian dibuat larutan enzim sesuai konsentrasinya yaitu 320 ppm, 520 ppm, dan 720 ppm 332 Preparasi bakteri starter Bakteri stater yang digunakan disiapkan berdasarkan umur inokulum yang telah ditentukan Tahapan yang dilakukan dalam penumbuhan bakteri starter ini adalah menyiapkan media panthotenate broth sebagai media penumbuhan bakteri dan penumbuhan bakteri starter sesuai dengan umur inokulumnya Media panthotenate broth dibuat dengan cara menimbang 5 gram glukosa, 5 gram natrium asetat dan 20 gram ekstrak ragi, kemudian di larutkan dalam 1 liter aquades Campuran ini dipanaskan sambil diaduk dengan magnetic stirer selama

37 15 menit setelah mendidih Kemudian media tersebut didinginkan, lalu dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer steril dan ditutup dengan kapas yang dibalut kain kassa Langkah terakhir adalah sterelisasi media menggunakan autoklap dengan tekanan 1,5 atm dan suhu 121 0 C selama 15 menit Tahap selajutnya adalah penumbuhan bakteri starter sesuai dengan umur inokulumnya Starter yang digunakan adalah starter campuran 3 bakteri yaitu 10 % starter Streptococcus thermophillus, Lactococcus lactis, dan Leuconostoc mesenteroides dengan perbandingan 3:1:2 Masing masing bakteri diinokulasi ke dalam 225 ml, 75 ml dan 150 ml panthotenate broth steril secara berurutan Di inkubasi pada suhu 30 o C selama 6 jam untuk bakteri Streptococcus thermophillus, 4 jam untuk bakteri Lactococcus lactis dan 8 jam untuk bakteri Leuconostoc mesenteroides Kemudian bakteri bakteri starter tersebut dicampurkan menjadi satu 333 Pembuatan keju cottage Keju cottage dibuat menjadi 3 jenis, dengan variabel konsentrasi papain yang berbeda yaitu: Keju P A : merupakan keju cottage yang dibuat dengan penambahan bakteri starter Streptococcus thermophillus, Lactococcus lactis, Leuconostoc mesentroides dengan perbandingan 3:1:2) dan umur masing-masing inokulum berturut-turut adalah 6 jam, 4 jam dan 8 jam, diinkubasi pada suhu 30 0 C dengan perbandingan tertentu, dan papain kosentrasi 320 ppm

38 Keju P B : merupakan keju cottage yang dibuat dengan penambahan bakteri starter Streptococcus thermophillus, Lactococcus lactis, Leuconostoc mesentroides dengan perbandingan 3:1:2) dan umur masing-masing inokulum berturut-turut adalah 6 jam, 4 jam dan 8 jam, diinkubasi pada suhu 30 0 C dengan perbandingan tertentu, dan papain kosentrasi 520 ppm Keju P C : merupakan keju cottage yang dibuat dengan penambahan bakteri starter Streptococcus thermophillus, Lactococcus lactis, Leuconostoc mesentroides dengan perbandingan 3:1:2) dan umur masing-masing inokulum berturut-turut adalah 6 jam, 4 jam dan 8 jam, diinkubasi pada suhu 30 0 C dengan perbandingan tertentu, dan papain kosentrasi 720 ppm Keju K K : merupakan keju cottage yang dibuat dengan penambahan bakteri starter Streptococcus thermophillus, Lactococcus lactis, Leuconostoc mesentroides dengan perbandingan 3:1:2) dan umur masing-masing inokulum berturut-turut adalah 6 jam, 4 jam dan 8 jam, diinkubasi pada suhu 30 0 C dengan perbandingan tertentu, tanpa penambahan enzim papain Pembuatan keju cottage dilakukan dengan metode setting pendek Sebanyak 900,084 gram skim yang merupakan bahan dasar keju dilarutkan dalam 4,5 liter aquades dan dipasteurisasi pada suhu 63 0 C selama 10 menit, didinginkan sampai 30 0 C sebagai suhu inkubasi, kemudian ditambah 10% (V/V) starter campuran dan disimpan dalam inkubator pada suhu 30 0 C Setelah terjadi penurunan keasaman, enzim papain dengan kadar bervariasi (320 ppm, 520 ppm, dan 720 ppm) ditambah ke dalam 200 ml campuran Setelah keasaman mencapai ph 4,6-4,7 dilakukan pemasakan curd di waterbath pada suhu 110 F (38 o C) yang

39 dipanaskan secara bertahap sampai suhu120 F (48 o C) lalu dipanaskan selama 10 menit Setelah itu whey dibuang dengan cara disaring sambil dibilas dengan aquades Kemudian ditambahkan garam NaCl 4 % (w/w) dari massa dadih dan terbentuklah keju cottage 334 Penentuan kadar air dan kualitas susu skim dan keju cottage Pada pengujian kadar air dan kualitas yang meliputi kadar lemak, kadar protein dan kadar mineral kalsium ini diperlakukan pada susu skim sebagai bahan dasar dan keju cottage yang sudah terbentuk Dalam analisis ini digunakan metode SNI sebagai bahan acuan 3341 Penentuan kadar air Metode yang digunakan dalam penentuan kadar air ini adalah metode oven dengan menghitung kehilangan bobot sampel setelah pengovenan Sampel ditimbang sebanyak 1-2 gram di dalam cawan porselen bertutup yang sebelumnya telah diketahui beratnya Sampel dikeringkan menggunakan cawan porselen dalam oven pada suhu 105 0 C selama 3 jam (tutup botol ditimbang) Sampel didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang sampai diperoleh berat yang konstan Perhitungan dalam menentukan kadar air dapat ditentukan melalui persamaan berikut: Kadar air = x 100% Keterangan : W = berat sampel awal (g) W1 = berat sampel setelah pengeringan (g)

40 3342 Penentuan kadar lemak Dalam penentuan kadar lemak ini digunakan metode Gerber denagn cara hidrolisis oleh asam sulfat pekat dan amil alkohol menggunakan alat butirometer Hidrolisis sampel ditujukkan untuk membebaskan lemak yang terikat Cara kerja penentuan kadar lemak ini mula-mula sampel ditimbang, keju sebanyak 10 gram sedangkan untuk susu ditimbang sebanyak 3 gram lalu dilarutkan dalam 10 ml aquades Butirometer diisi dengan asam sulfat pekat sebanyak 10 ml, lalu sampel dimasukkan dan ditambahkan amil alkohol sebanyak 1 ml, butirometer ditutup dengan prop karet lalu dikocok hingga semua gumpalan larut Butirometer berisi sampel tersebut dipanaskan dalam penangas air pada suhu 65-70 0 C selama lima menit dan disentrifuse pada kecepatan 1100 rpm selama 3 menit Butirometer disimpan kembali dalam penangas air pada suhu 65-70 0 C dengan posisi terbalik (tutup/ prop karet dibagian bawah) selama 2-3 menit Lapisan yang terbentuk pada butirometer diatur sehingga ada di dalam garis butirometer, skala yang menunjukkan persentase kandungan lemak dibaca pada butirometer 3343 Penentuan kadar Protein Proses penentuan kadar protein susu skim dan keju cottage ini menggunakan metode mikro Kjeldahl yang terdiri dari dua tahap yaitu tahap destruksi dan tahap penentuan kadar protein

41 Pada destruksi sampel, sampel sebanyak 0,5 gram dimasukkan dalam labu kjeldahl dan ditambahkan 5 gram garam kjeldahl yang terdiri dari campuran CuSO 4 5H 2 O dan K 2 SO 4 dengan perbandingan massa 1:3, garam ini berfungsi sebagai katalis Kemudian dimasukkan beberapa batu didih dan dipanaskan dalam 10 ml H 2 SO 4 pekat sehingga destruksi berlangsung sampai larutan menjadi jernih, lalu didinginkan Dalam tahap penentuan kadar protein, larutan sampel dipindahkan kedalam labu takar 50 ml dan diencerkan hingga tanda batas Ke dalam labu destilasi yang telah berisi 10 ml NaOH 30% ditambahkan 5 ml sampel Campuran tersebut didestilasi sampai diperoleh destilat sebanyak 75 ml, destilat ini ditampung dalam 10 ml H 3 BO 3 3 % dan 2 tetes indicator tashiro Selanjutnya, destilat dititrasi dengan HCL 0,1 N sampai warna destilat berubah dari hijau menjadi ungu Penentuan kadar protein ini dilakukan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung Kadar protein dapat ditentukan dengan persamaan dibawah ini : % Protein = x 100% Keterangan : A = Berat sampel (g) B = Volum pelarutan hasil destruksi (ml) C = Volum yang dipipet untuk destilasi (ml) D = Volum larutan penitrasi / HCl (ml) E = Normalitas penitrasi / HCL (ml) F = Faktor konversi untuk susu (6,38)

42 G = Berat Molekul Nitrogen (14) 3344 Penentuan Kadar Mineral Kalsium Kadar kalsium ditentukan menggunakan teknik Spektroskopi Serapan Atom (SSA) Pada penentuan kadar mineral kalsium dalam sampel susu skim dan keju cottage ini dilakukan dalam dua tahapan, yaitu tahap destruksi sampel dan tahap pengukuran Tahapan destruksi sampel dimulai dengan mengabukan sampel dalam purnish Abu sampel yang telah dingin ditimbang sebanyak 0,045 gram, kemudian abu didestruksi menggunakan 10 ml aqua regia (air raja) yang merupakan campuran dari HCl pekat dan HNO 3 pekat dengan perbandingan volume 3:1 Larutan abu dikisatkan dengan pemanasan sampai volumenya ± 1 ml, kemudian dipipet dan dimasukkan kedalam labu ukur 25 ml dan diencerkan menggunakan aquades sampai tanda batas, lalu dihomogenkan Tahapan selanjutnya pengukuran kadar kalsium Tahapan ini dimulai dengan pembuatan larutan standar kalsium dalam beberapa konsentrasi Kemudian absorbansi dari masing-masing larutan standar ini diukur pada panjang gelombang maksimum untuk kalsium, yaitu 422,7 nm Larutan sampel hasil destruksi lalu diukur pada panjang gelombang yang sama Kadar kalsium dalam sampel ditentukan dengan mencocokkan absorbansi larutan sampel terhadap kurva kalibrasi yang diperoleh dari pengukuran larutan standar kalsium pada beberapa konsentrasi