BAB V PENUTUP. VIIB SMP Swasta Diakui Adhyaksa 2 Kupang yang berjumlah 29 orang.

dokumen-dokumen yang mirip
SMP. Satuan SI / MKS. 1 Panjang meter m centimeter cm 2 Massa kilogram kg gram g 3 Waktu detik s detik s 4 Suhu kelvin K Kelvin K 5 Kuat arus listrik

FISIKA. Kelas X PENGUKURAN K-13. A. BESARAN, SATUAN, DAN DIMENSI a. Besaran

BAGIAN 1 BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN

BAB I BESARAN SATUAN DAN PENGUKURAN

- - BESARAN DAN SATUAN

BAB I BESARAN DAN SATUAN

Pengukuran. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.

MODUL MATA PELAJARAN IPA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMP Negeri 1 Kota Mungkid Kelas/Semester : VII/ 1. : Objek IPA dan Pengamatannya

Pengukuran Besaran Fisika

Kelas 10 Fisika BAB 1 Pengkuran dan Besaran

Pengukuran, Besaran, dan Satuan

MODUL IPA FISIKA SMP KELAS VII SEMESTER 1

itu menunjukan keadaan obyek sebagaimana adanya, tidak dipengaruhi oleh perasaan pengukur atau suasana sekitar tempat mengukur pada saat itu.

Berikut adalah macam besaran pokok, beserta satuannya dibedakan dengan satuan MKS atau CGS :

BESARAN DAN SATUAN. 1. Pengertian Mengukur

BAB I OBJEK ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN PENGAMATANNYA

Pengukuran, Besaran, dan Satuan

Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, misalnya panjang, massa, waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll.

BESARAN, SATUAN, DIMENSI DAN ANGKA PENTING 1.1

Mengukur Besaran dan Menerapkan Satuannya

Satuan merupakan salah satu komponen besaran yang menjadi standar dari suatu besaran.

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Fisika

MENGUKUR: membandingkan sesuatu dengansesuatu lain yang sejenisyang ditetapkan sebagai satuan

BAB 1 PENGUKURAN. Kompetensi Dasar: Standar Kompetensi:

A. Pengertian Pengukuran B. Besaran dan Satuan

BAB 1 BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1

BAB 1 BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1

Angka Penting. Sumber Gambar : site: gurumuda.files.wordpress.com. Angka Penting

Di unduh dari : Bukupaket.com

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KD 1

Tabel 1.1. Jenis-jenis Besaran Pokok

Model Modul Program keahlian : Semua Kelompok Teknologi KATA PENGANTAR

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB I SATUAN DAN PENGUKURAN

1/Eksperimen Fisika Dasar I/LFD PENGUKURAN DASAR MEKANIS

BESARAN DAN SATUAN DISUSUN OLEH : STEVANUS ARIANTO PENDAHULUAN PENGUKURAN JANGKA SORONG MIKROMETER SEKRUP BESARAN DASAR FAKTOR SI SATUAN DIMENSI

BESARAN DAN PENGUKURAN

TKS-4101: Fisika. Kontrak Kuliah dan Pendahuluan J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BESARAN DAN SATUAN Pengertian Besaran Jumlah. Besaran Pokok

BAB 3 PENGUKURAN = 5. Jarum halus berfungsi sebagai petunjuk detik. Setiap pergeseran jarum halus sejauh

Komponen Perkuliahan dan Evaluasi: UTS dan UAS Kuis sebelum UTS dan sebelum UAS Tugas & Tes

Pentalogy BIOLOGI SMA

Pilihlah a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda silang!

Gambar 1.2 Meter Standar yang terbuat dari batang platina iridium Sumber Gambar: a mistar

MGMP Fisika Kabupaten Klaten Media Belajar Mandiri Siswa 1. Berbagai Macam Alat Ukur dalam Kehidupan Sehari - hari

BESARAN, SATUAN, DAN PENGUKURAN. OLEH: MARGARETA SRI PINILIH, S.Pd.

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 5. BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN Latihan Soal 5.1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong berikut adalah... Jawab:

Pengukuran Besaran Fisis


Gambar mengukur menggunakan jengkal

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sistem Pengukuran. 1. Benda-benda. di alam. fisika. besaran-besaran. didefinisikan.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMA Kristen Eben Haezar

BAB II DEFINISI DAN SATUAN. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan satuan dan symbol kelistrikan menurut system satuan International

I inci 1/12 kaki K ft 12 inci Y yd 3 kaki M mil 5280 kaki

Pentingnya Pengukuran. d. Materi Pokok : Besaran dan Satuan e. Alokasi Waktu : 1 pertemuan ( 90 menit) f. Pertemuan ke : 1 g. Tujuan Pembelajaran :

Besaran dan Pengukuran

Bab 1 Besaran dan Pengukuran

BAB I BESARAN SATUAN DAN ANGKA PENTING

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : Besaran dan Pengukuran

Paket 2 PENGUKURAN. Pendahuluan

Pensil adalah sesuatu yang diukur panjangnya. Contoh : Panjang pensil 5 cm. 5 adalah nilai besaran panjang dari pensil

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 5. BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN LATIHAN SOAL BAB 5

PENGUKURAN DIMENSI DAN KONVERSI SATUAN

1. BESARAN 2. DIMENSI 3. ANGKA PENTING 4. NOTASI ILMIAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN PAMUJI WASKITO R

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 1

ILMU PENGETAHUAN ALAM

Laporan Praktikum Fisika Dasar 1 Pengukuran Pada Benda Padat

Peta Konsep. Pengukuran terhadap Besaran Fisika. Panjang. Massa. Neraca. Penggaris Jangka Sorong Mikrometer Sekrup

Besaran dan Satuan 1 BESARAN DAN SATUAN.

Standar Kompetensi 1. Menerapkan Konsep besaran fisika dan pengukurannya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki pendidik ialah mampu melakukan

BAB I. PENGUKURAN. Kompetensi : Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) Pengalaman Belajar :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : Besaran dan Pengukuran

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Besaran dan Satuan

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

MODUL FISIKA. Kelas X. Fisika. SMA Negeri 2 Padalarang MODUL AJAR MANDIRI MATA PELAJARAN FISIKA SMA TERBUKA 1

Lampiran 1 SILABUS. Tabel LP1. Silabus Materi Alat Ukur dan Pengukuran. Penilaian Bentuk Instrumen. Kompetensi Dasar. Kegiatan pembelajaran

BAIQ HELMA HIDYANTI

Angka Penting dan Notasi Ilmiah

Neraca pegas Fungsi cara menggunakan neraca pegas

BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

llmu Pengetahuan Alam

PENGUKURAN BESARAN. x = ½ skala terkecil. Jadi ketelitian atau ketidakpastian pada mistar adalah: x = ½ x 1 mm = 0,5 mm =0,05 cm

BAB I BESARAN DAN SATUAN

KELAS:. KERJAKAN PADA LEMBAR INI UNTUK SEMUA SOAL GUNAKAN ATURAN ANGKA PENTING KECUALI ADA PETUNJUK LAIN

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang

PEMBELAJARAN SATUAN PANJANG, LUAS, VOLUME, DAN BERAT

Besaran dan Pengukuran Rudi Susanto,M.Si

Kompetensi Siswa Hakikat Fisika

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Unit : SMP Nasional KPS Balikpapan Mata Pelajaran : Sains Fisika Kelas / Semester : VII / 1

PENGUKURAN DAN BESARAN

Pasangan besaran pokok, satuan dalam Sistem Internasional (SI) dan alat ukur berikut yang sesuai adalah...

PENGUKURAN, LUAS DAN VOLUME

HIDROLIKA I. Yulyana Aurdin, ST., M.Eng

TUJUAN UMUM. Memberikan konsep-konsep dan prinsipprinsip dasar fisika yang diperlukan untuk belajar fisika lebih lanjut atau ilmu

Wasis Sugeng Yuli Irianto

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis deskriptif data penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan secara umum bahwa penerapan model pembelajaran langsung adalah baik untuk materi pokok pengukuran pada peserta didik kelas VIIB SMP Swasta Diakui Adhyaksa 2 Kupang yang berjumlah 29 orang. Secara terperinci dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut: 1. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran fisika materi pokok pengukuran pada peserta didik kelas VIIB SMP Swasta Diakui Adhyaksa 2 Kupang melalui penerapan model pengajaran langsung yang meliputi Tahap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran dalam kategori baik dengan skor rata-rata secara berturutturut adalah:,00; 3,91; dan,00. 2. Ketuntasan Indikator Hasil Belajar (IHB) produk dan afektif yang dicapai peserta didik pada Materi pokok Pengukuran, yang menerapkan Model Pembelajaran Langsung adalah tuntas dengan rata-rata berturut-turut adalah 0,86 dan 0,90. 3. Hasil Belajar IPA Fisika peserta didik kelas VIIB SMP Swasta Diakui Adhyaksa 2 Kupang pada materi pokok Pengukuran yang menerapkan Model Pembelajaran Langsung pada peserta didik adalah tuntas dengan proporsi ketuntasan adalah tuntas, proporsi rata-rata 0,8 dan 85% peserta didik mencapai KKM yang ditetapkan oleh Depdikbud maupun KKM 101

Sekolah. Semua peserta didik, juga mencapai ketuntasan belajarnya pada aspek afektif dengan proporsi 0,86.. Respon peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang menerapkan Model Pembelajaran Langsung adalah positif, karena rata-rata dari setiap aspek penilaian lebih dari 80% dengan nilai pada kegiatan inti rata-rata presentase peserta didik mencapai 92% kegiatan penutup rata-rata presentase peserta didik mencapai 90%, pengelolaan kelas 85% dan suasana kelas 89% artinya peserta didik memberikan respon sangat baik terhadap pelaksanaan pembelajaran. Secara keseluruhan respon peserta didik positif karena persentase setiap aspek 80%. Hal ini berarti guru mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik dan peserta didik mempunyai perhatian terhadap pembelajaran, serta dapat mengikuti pembelajaran ini dengan sangat baik karena merasa berguna bagi kehidupan mereka. B. Saran 1. Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada semua calon guru dan guru, untuk menerapkan model pemebelajaran langsung pada materi yang dipelajari secara prosedural dan deklaratif. 2. Berdasarkan hasil penelitian dan kenyataan di lapangan dimana dalam proses pembelajaran, guru kurang memperhatikan motivasi belajar peserta didik dan terpaku pada satu model dan metode pembelajaran sehingga pretsasi belajar peserta didik menurun, maka melalui tulisan ini penulis mau menyarankan kepada semua calon guru dan guru agar dalam 102

melaksanakan kegiatan pembelajaran hendaknya menggunakan model dan metode pembelajaran yang bervariasi dengan memperhatikan motivasi belajar peserta didik agar prestasi belajar peserta didik boleh mengalami peningkatan dan pihak sekolah pun boleh menyiapkan sarana dan fasilitas yang diperlukan demi peningkatan mutu pendidikan. 103

DAFTAR PUSTAKA Agustin, Mubiar. 2011. Permasalahan Belajar Dan Inovasi Pembelajaran. Bandung : Refika Aditama. Amri, Sofan & Khoiru Ahmadi. 2010. Proses Permbelajaran Kreatif Dan Inovatif Dalam Kelas. Jakarta: PT. Prestasi Pustaka Karya. Anderson, Lorin & David Krathwohl. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Akasara. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. BSNP. 2007. Kumpulan Materi Pengembangan KTSP Seri Pembelajaran. Jakarta. 2008. Kumpulan Materi Pengembangan KTSP Seri Pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta. Danim, Sudarwan. 2010 Profesionalisasi Dan Etika Profesi Guru. Bandung: Alfabeta. Ghufron, Nur dan Rini R. 2010. Gaya belajar. Jogjakarta: Pustaka Belajar. Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Reflika Aditama. Kanginan, Marthen. 2007. IPA Fisika untuk SMP kelas VII. Jakarta: Erlangga. Keraf, Goris. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bandung: Alfa Beta. Kurninasih, Imas dan Berlin Sani. 201. Sukses mengimplementasikan Kurikulum 2013. Yogyakarta : Kata pena. Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Rosda. Mukin, Ursula. 2011. Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran Langsung pada Materi Pokok Kinematika dengan Analisis Vektor Siswa Kelas XI 10

IPA SMA Negeri I Kupang Tahun Ajaran 2011/2012?. Skripsi. Kupang: Unwira. Mulyasa. 2010. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan. Bandung: Rosda. Rosdiani Dini. 2012. Model Pembelajaran Langsung Dalam Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Bandung : Alfabeta. Sanjaya, Wina. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif R & D. Bandung: Alfabeta. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Surabaya : Pustaka Belajar. Suyono & Haryanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Teori dan Konsep Dasar. Bandung: Rosda. Tim Abdi Guru. 2007. IPA Terpadu untuk SMP kelas VII. Jakarta: Erlangga Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovativ Berorientasi Konsruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. 2009. Mendesain Model pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya : Kencana. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. Young D, Hugh & Freedman A, Roger. 2002. Sears dan zemansky Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga. 105

L A M P I R A N 106

SILABUS Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester : SMP Swasta Diakui Adhyaksa Kupang : IPA FISIKA : VII / Ganjil Standar Kompetensi Kompetesi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran Materi Pokok Alokasi Waktu Penilaian Contoh Teknik Instrumen Sumber belajar 1. Memahami 1.1 Mendeskripsi kan 1.1.1 Menjelaskan Meminta peserta didik Pengukuran 3 jp Kuis Terlampir Bahan ajar Peserta prosedur ilmiah besaran pokok pengertian dari menyebutkan beberapa didik (BAPD) untuk dan besaran besaran dan besaran pokok dan Lembar Diskusi mempelajari turunan beserta satuan dalam besaran turunan serta Peserta didik benda - benda satuannya. kehidupan sehari- memberikan contoh (LDPD) alam dengan hari. dalam kehidupan sehari- menggunakan hari. peralatan Meminta peserta didik untuk membaca materi bahan ajar yang sudah disiapkan. Peserta didik diminta mengerjakan LDPD 01 dan diberi kesempatan 19

untuk bertanya dan berdiskusi. Peserta didik diminta untuk melakukan demonstrasi mengukur 1.3 Melakukan papan tulis dengan pengukuran dasar 1.3.1. Menjelaskan menggunakan jengkal dan Bahan Ajar Peserta secara teliti pegertian depa. Pengukuran 3 JP Kuis Terlampir didik (BAPD) dengan pengukuran Lembar Kerja menggunakan alat setelah Peserta didik diminta Peserta didik ukur yang sesuai melakukan menuliskan hasil Alat dan Bahan: dan sering demonstrasi pengukuran di papan tulis Jangka sorong, digunakan dalam Peserta didik micrometer kehidupan sehari- 1.3.2. Menggunakan alat merumuskan pengertian sekrup, mistar, hari ukur besaran dari pengukuran meka tulis, buku panjang dengan Guru menjelaskan bagian Fisika, botol obat, tepat dan benar - bagian dan fungsi dari uang logam, kertas alat ukur besaran panjang. di Guru mendemonstrasi kan Lingkungan cara menggunakan alat Sekitar ukur besaran panjang Peserta didik melakukan pengukuran dengan melakukan alat ukur 150

besaran panjang yang tersedia Guru menjelaskan cara menggunakan alat ukur besaran massa dan waktu dengan jelas. Peserta didik mengukur massa benda - benda yang tersedia dengan Bahan Ajar Peserta 1.3.3. Mampu menggunkan alat ukur didik (BAPD) menggunakan besaran massa Lembar Kerja alat ukur besaran Peserta didik mengukur Peserta didik massa dan waktu lamanya percobaan yang Pengukuran 3 JP Kuis Terlampir (LKPD) dengan tepat dilakukan dengan Lingkungan menggunakan alat ukur sekitar besaran waktu Alat dan bahan: Neraca Ohaus, neraca pegas, gelas ukur, batu kerikil, minyak goreng 100 ml, air 100 ml, gelas Peserta didik menghitung bepancuran, gelas volume benda - benda ukur 500 ml, yang bentuknya teratur paku dan batu. 151

Peserta didik melakukan eksperimen untuk Buku Fisika mengukur volume bendabenda yang bentuknya tidak teratur 1.3.. Mampu mengukur volume benda- Peserta didik benda menyelesaikan soal - soal yang berkaitan dengan pengukuran. Pengukuran 3 JP Tugas Terlampir Peserta didik dapat rumah mengkonversi satuan dengan tepat Buku Fisika Peserta didik mendatakan alat ukur besaran Pokok 1.3.5. Mampu yang sering dipakai dalam menggunakan kehidupan sehari - hari konsep dan mampu menggunakan pengukuran untuk nya (di Rumah, Pasar, menyelesaikan Toko kain, Meubel) soal - soal Pengukuran 3 JP Tugas Terlampir Buku fisika rumah Lingkungan 1.3.6. Menerapkan Sekitar konsep 152

pengukuran dalam kehidupan sehari-hari. Pengukuran 3 JP Tugas rumah Terlampir 153

Lampiran 02 BAHAN AJAR PESERTA DIDIK (BAPD) Standar Kompetensi 1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan. Kompetensi Dasar 1.1. Mendeskripsikan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuan. 1.2. Melakukan Pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Indikator 1. Menjelaskan pengertian besaran dan pengukuran dalam kehidupan seharihari 2. Mengidentifikasi besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari kemudian mengelompokkan dalam besaran pokok dan turunan 3. Mengonversi satuan panjang, massa dan waktu secara sederhana.. Menggunakan alat ukur besaran panjang dengan tepat dan benar. 5. Membandingkan ketelitian alat ukur panjang yang digunakan. 6. Mampu menggunakan alat ukur besaran massa dan waktu dengan tepat dan benar. 7. Mampu mengukur volume benda. 8. Mampu menggunakan konsep pengukuran untuk menyelesaikan soal-soal. 9. Menerapkan konsep pengukuran dalam kehidupan sehari-hari. 15

PENGUKURAN A. BESARAN Pengukuran adalah kegiatan menbandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur, mempunyai nilai dan dapat dinyatakan dengan angka. Satuan adalah suatu pembanding didalam pengukuran. 1. Besaran Pokok dan satuannya Besaran pokok adalah besaran yang satuannya ditetapkan lebih dahulu. Ada 7 besaran pokok dalam Fisika yaitu: Besaran Pokok Satuan dalam MKS Satuan dalam CGS Panjang Massa Waktu Suhu Kuat arus Intensitas cahaya Jumlah zat Meter (m) Kilogram (kg) Sekon (s) Kelvin (K) Ampere (A) Candela (cd) Mole (mol) Centimeter (cm) Gram (gr) Sekon (s) Kelvin (K) Ampere (A) Candela (cd) Mole (mol) 2. Besaran Turunan dan Satuannya Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok. Contoh besaran turunan. Besaran Pokok Satuan dalam MKS Satuan dalam CGS Massa Jenis Kecepatan Luas Volume Gaya Usaha/ Energi Daya Kilogram/meter 3 (kg/m 3 ) Meter/sekon (m/s) Meter/persegi 2 (m 2 ) Meter kubik 3 (m 3 ) Newton (N) Joule (J) Watt (W) gr/cm 3 cm/s cm 2 cm 3 dyne erg watt (W) 155

3. Sistem satuan internasional, Baku dan tak Baku Tahun 1960 disepakati adanya satuan sistam internasional (SI) Sebagai system satuan yang baku dan berlaku internasional dengan tiga syarat dan fungsi berikut. Memberi kesamaan dan kemudahan komunikasi ilmu pengetahuan dan teknologi secara internasional. Bersifat tetap, tidak mengalami perubahan oleh setiap orang yang menggunakannya karena menggunakan sistam desimal. Dalam SI, satuan baku panjang adalah meter (m), massa adalah kilogram (kg), dan waktu adalah sekon (s). Sistem MKS adalah meter, kilogram, dan sekon. Sedangkan CGS adalah centimeter (cm), gram, dan sekon. Satuan tak baku adalah satuan yang dipakai dibeberapa Negara saja misalnya hasta, depa, jengkal, dan langkah di Indonesia serta yard, inci, kaki (feet) dan pon (pound) di Inggris. Satuan-satuan yang lebih besar atau yang lebih kecil dihubungkkan ke satuan pokok hanya dengan memberi nama awalan. Tabel yang mencantumkan awalan dalam SI yang sering digunakan. Tabel 1.1 awalan-awalan untuk satuan-satuan SI yang sering digunakan. Awalan Simbol Arti Dalam Mega Kilo (tanpa awalan) Senti Mili Mikro M K c m µ 1 000 000 1000 1 1 100 1 1000 1 1000000 eksponen 10 6 10 3 1 10-2 10-3 10-6 Contoh Megawatt (MW) Kilogram (kg) Meter (m) Sentimeter (cm) Milligram (mg) Mikrometer (µm) 156

Untuk memudahkan mengubah/ mengkonversi suatu satuan SI ke satuan SI lainnya, diperlukan bantuan tangga konversi, seperti ditunjukkan pada gambar 1.1 SI adalah suatu sistem desimal. Oleh karena itu, setiap naik satu anak tangga nilai awal harus dibagi 10. Setiap turun satu anak tangga, nilai awal harus dikali 10. Langkahlangkah mengonversi satuan SI dengan bantuan tangga konversi adalah sebagai berikut. Tangga konversi satuan panjang Km Hm 10 Dam 10 100 M 10 100 1.000 Dm 10 100 1000 10.000 Cm 10 100 1.000 10.000 100.000 Mm 10 100 1.000 10.000 1.00.000 1.000.000 Km = Kilometer Hm = Hektometer Dam = Dekameter M = Meter Dm = Desimeter Cm = Centimeter Mm = Milimeter Tangga Konversi Satuan Massa Kg Hg 10 Dag 10 100 Gr 10 100 1.000 Dg 10 100 1.000 10.000 cg 10 100 1.000 10.000 100.000 Mg 10 100 1.000 10.000 1.00.000 1.000.000 157

Kg = Kilogram Hg = Hektogram Dag = Dekagram G = Gram Dg = Desigram Cg = Centigram Mg = Miligram Awalan - awalan satuan yang sering digunakan adalah sebagai berikut: Awalan Simbol Nilai Exa E 10 19 Peta P 10 15 Tera T 10 12 Giga G 10 9 Mega M 10 6 Kilo K 10 3 Hekto H 10 2 Deka Da 10 1 Desi D 10-1 Centi C 10-2 Milli M 10-3 Mikro µ 10-6 Nano N 10-9 Piko P 10-12 Femto F 10-15 Atto A 10-18 Langkah-langkah : a. Tentukan letak satuan asal yang akan dikonversikan pada tangga konversi. b. Tentukan letak satuan baru yang dituju pada tangga konversi. 158

1) Jika satuan baku berada dibawah satuan asal, hitunglah banyaknya anak tangga ke bawah yang harus dilalui untuk sampai ke satuan baru. Jika satu anak tangga, bilangan awal dikali 10. Jika dua anak tangga, bilangan awal dikali 100. Jika tiga anak tangga, bilangan awal dikali 1000. Demikian seterusnya. Misalnya: konversi 3,35 meter ke centimeter. Dalam tangga konversi, satuan cm terletak dua anak tangga dibawah satuan m. berarti mengalikan bilangan awal dengan 100. Jadi, 2,35 m = 2,35 x (100) cm = 235 cm. 2) Jika satuan baku berada diatas satuan awal, hitunglah banyaknya anak tangga ke atas yang harus dilalui untuk sampai kesatuan baru. Jika satu anak tangga, bilangan awal dibagi 10. Jika dua anak tangga, bilangan awal dbagi 100. Jika tiga anak tangga, bilangan awal dibagi 1000. Demikian seterusnya. Misalnya: konversi 2058 miligram ke gram. Dalam tangga konversi, satuan gr terletak tiga anak tangga diatas satuan mg berarti membagikan bilangan awal dengan 1000. Jadi, 2058 mg = 2058 : (1000) g = 235 g. Contoh : Konversi satuan panjang dalam SI Nyatakan 2,5 km dalam satuan meter. Jawab: a) Tentukan letak km pada tangga konversi (lihat gambar) b) Tentukan letak meter pada tangga konversi (lihat gambar) c) Perhatikan, satuan m terletak tiga anak tangga dibawah dan dikanan satuan km. ini berarti nilai awal harus dikalikan dengan 1000. Jadi 2,5 km = 2,5 x (1000) m = 2500 m. Cara lain adalah dengan menggeser koma tiga langkah ke kanan Jadi, 2,5 km = 2,500 m = 2500 m. Geser 3 langkah ke kanan. 159

B. PENGUKURAN PANJANG 1. Alat Ukur Alat ukur yang digunakan dalam pengukuran berbeda-beda tergantung dari besaran yang mau diukur. a. Mengukur Panjang Panjang adalah besaran fisika yang mengukur jarak antara dua titik. Satuan SI dari panjang adalah meter (m). Beberapa alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran panjang: 1) Mistar (Penggaris). Pedagang kain dipasar sering menggunakan mistar 1 meter atau stik meter (gambar 1) untuk mengukur panjang yang dibeli konsumennya. 0 1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 1 cm 1 mm Mistar ini panjangnya 1 meter dan memiliki skala desimeter, sentimeter, dan millimeter. Jarak antara dua tanda garis tebal berdekatan yang diberi angka pada mistar ini sama dengan satu centimeter. Jarak terdekat antara dua garis yang lebih tipis sama dengan satu milliliter. Perhatikan bahwa ada 10 mm didalam satu centimeter karena satu bagian skala terkecil mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm maka ketelitian mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm. 2) Meteran Gulung atau Pita ukur Untuk mengukur jarak beberapa meter, seperti panjang dan lebar sebuah ruangan atau lemari, seorang tukang biasanya menggunakan pita ukur. Pita ukur memiliki ketelitian sampai 0,1 cm atau 0,5 mm. 160

Gambar : Kesalahan Paralaks Pada Pengukuran Panjang. Ini adalah kesalahan yang muncul karena posisi mata pengamat tidak tepat ketika membaca skala mistar. Kesalahan paralaks umumnya disebabkan oleh perbadaan antara ketebalan benda yang diukur dengan ketebalan mistar. Kesalahan paralaks dapat dikurangi dengan salah satu dari tiga cara berikut. Lihat gambar 161

3) Jangka Sorong Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur dimensi luar atau dimensi dalam suatu benda, seperti ditunjukkan pada gambar Bagian - bagian jangka sorong adalah Rahang Tetap Pada rahang tetap terdapat skala utama Rahang sorong/rahang Geser Pada rahang sorong terdapat dua skala yaitu skala utama dan skala nonius/vernier. Fungsi jangka sorong: Mengukur ketebalan benda - benda yang tipis Mengukur diameter luar dan dalam pipa Mengukur kedalaman suatu bejana yang sempit Tingkat ketelitian jangka sorong: Tingkat ketelitian jangka sorong adalah 0,1 mm. Perkembangan terakhir ada jangka sorong yang memiliki tingkat ketelitian 0,05 mm, 0,02 mm dan jangka sorong digital memiliki ketelitian 0,01 mm. ) Mikrometer Sekrup Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur dimensi luar benda yang sangat pendek, seperti diameter kawat atau ketebalan suatu benda yang tipis. 162

Mikrometer sekrup ditunjukkan pada gambar. Jika selubung luar diputar lengkap 1 kali maka rahang geser dan juga selubung luar maju atau mundur 0,5 mm. Karena selubung luar memiliki 50 skala maka 1 skala pada selubung luar memiliki 50 skala maka satu skala pada selubung luar sama dengan jarak maju atau mundur rahang geser sejauh 0,5 mm/50 = 0,001 mm. Bilangan 0,01 mm merupakan ketelitian mikrometer sekrup. Pada mikrometer sekrup terdapat dua skala yaitu Skala Tetap Skala tetap terbagi dalam satuan millimeter dan terdapat pada laras yang terbagi atas skala atas dan skala bawah. Skala Putar Skala putar terdapat pada besi penutup laras yang dapat berputar 360 derajat; dapat bergeser ke depan dan ke belakang. C. Pengukuran Massa 1. Massa Massa adalah ukuran jumlah materi yang dikandung oleh suatu benda. Sebagai contoh, lebih banyak materi dalam sebuah bus daripada sebuah sedan. Karena itu massa bus lebih besar daripada massa sedan. Standar internasional untuk massa adalah sebuah silinder platina-iridium yang disebut kilogram standar. Kilogram standar ini (gambar 1.1) dibawah dilembaga berat dan ukuran Internasional, sevres, dekat paris. Berdasarkan perjanjian internasional kilogram standar ini ditetapkaan memilikii massa 163

1 kg. Jadi, satu kilogram adalah massa sebuah kilogram standar yang disimpan di lembaga berat dan ukuran Internasional. Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai satuan ons, kuintal dan ton. Hubungan ketiga satuan ini dengan kg adalah 1 Ons = 0,1 kg. 1 Kuintal = 100 kg 1 Ton = 1000 kg 2. Alat Ukur Besaran Massa Untuk mengukur massa suatu benda digunakan alat ukur neraca. Ada beberapa neraca antara lain: a) Neraca pasar Jika kamu membeli beras, gula, atau buah-buahan di pasar, massanya diukur menggunakan neraca pasar. Benda yang diukur massanya diletakkan beberapa anak timbangan sedemikian sehingga terjadi keseimbangan. Massa benda yang diukur sama dengan jumlah massa anak timbangan yang seimbang dengan benda itu. Gambar : 16

1) Neraca Lengan Tunggal (Neraca Ohauss) Nerca lengan tunggal masih umum digunakan dilaboratorium untuk mengukur massa sampai dengan 200 gr. Neraca ini memiliki ketilitian 0,01 g. massa benda dibaca pada skala tang terdapat di lengan neraca. 2) Neraca neraca Dua Lengan Neraca dua lengan atau neraca berlengan sama biasa digunakan dilaboratorium (gambar). 165

Benda diletakkan pada salah satu timbangan, sedangkan beberapa massa standar diletakan pada timbangan lainya sedemikian sehingga terjadi keseimbangan (lengan mendatar). Massa benda yang diukur sama dengan jumlah massa standar yang seimbang dengannya. 3) Neraca lengan gantung Neraca ini berguna untuk menentukan massa benda, yang cara kerjanya dengan menggeser beban pemberat di sepanjang batang. ) Neraca digital Neraca digital (neraca elektronik) di dalam penggunaannya sangat praktis, karena besar massa benda yang diukur langsung ditunjuk dan terbaca pada layarnya. Ketelitian neraca digital ini sampai dengan 0,001 gram. 166

D. Pengukur Waktu 1. Waktu Konsep waktu hampir berkaitan dengan konsep kegiatan kita sehari-hari, mulai dari seberapa cepat makhluk hidup bertumbuh sampai dengan selang waktu siang dan malam. Satuan waktu lainya yang sering digunakan dalam keseharian adalah menit, jam dan hari. 1 menit = 60 sekon 1 jam = 60 menit = 60 X 60 sekon = 3600 sekon 1 hari = 2 jam = 2 X 3600 = 86 00 sekon 2. Mengukur waktu Beberapa alat ukur besaran waktu adalah: a. Jam dengan ketelitian ± 1 detik b. Stop-watch dengan ketelitian 0,1 detik. Stopwatch, dengan ketelitian 0,1 detik karena setiap skala pada stopwatch dibagi menjadi 10 bagian. Alat ini biasanya digunakan untuk pengukuran waktu dalam kegiatan olahraga atau dalam praktik penelitian. 167

c. Arloji Arloji, umumnya dengan ketelitian 1 detik. d. Jam atom celsium Jam atom celsium, dibuat dengan ketelitian 1 detik tiap 3.000 tahun, artinya kesalahan pengukuran ini kira-kira satu detik dalam kurun waktu 3.000 tahun. E. Pengukuran Luas dan Volume 1. Luas a. Satuan Luas Luas adalah ukuran seberapa besar suatu bidang (atau permukaan) dua dimensi. Untuk bidang yang berbentuk persegi panjang, luas dihitung dengan rumus: Luas = Bidang yang kecil, seperti permukaan buku fisika ini, dinyatakan dalam satuan cm 2. Bidang yang besar, seperi sawah biasanya dinyatakan dalam satuan hekto are (ha). Luas 1 cm 2 diperoleh dari persegi yang panjang sisinya 1 cm. konversi 1 cm 2 sebagai berikut. 1 cm 2 = (1 cm) X (1 cm) 168

1 100 m X 1 100 m Luas 1 ha atau 1 hm 2 diperoleh dari persegi yang panjang sisinya 1 hm. Konversi 1 ha = 1 hm 2 ke m 2 adalah sebagai berikut. 1 ha = 1 hm 2 = (1 hm) X (1 hm) = (100 m) X (100 m) b. Luas bidang yang bentuknya beraturan Untuk menentukan luas dengan mengukur panjang dan lebarnya, kemudian menghitung luasnya dengan menggunakan rumus. Cara pengukuran seperti ini disebut cara pengukuran tak langsung. Jadi luas bidang yang bentukanya beraturan dapat ditentukan dengan cara pangukuran tak langsung. Dalam tabel berikut ini ditunjukan beberapa rumus luas untuk bidang yang bentuknya beraturan. c. Luas bidang yang bentuknya tak beraturan 2. Volume a. Satuan volume Volume adalah ukuran seberapa besar ruang ditempati oleh sebuah benda tiga dimensi. Untuk benda tiga dimensi berbentuk balok, volume dihitung dengan rumus: Dalam SI, satuan untuk panjang (p), lebar(l), dan tinggi(t) sama saja, yaitu meter (m). Sesuai persamaan diperoleh Satuan volume =m x m x m=m 3 Jadi 1 satu meter kubik (1 m 3 ) adalah volume sebuah kubus yang panjang rusuknya satu meter (lihat gambar). Volume benda umumnya dinyatakan dalam dm 3 atau Liter (L). sedangkan volume benda yang kecil biasanya dinyatakan dalam cm 3 (cc atau ml). 169

Volume 1 L atau 1 dm 3 diperoleh dari kubus yang panjang rusuknya 1 dm (lihat gambar ). Konversi 1 L = 1 dm 3 ke m 3 adalah sebagai berikut. 1 L = 1 dm 3 = (1 dm) X (1 dm) X (1 dm) 1 1 1 = m X m X m 10 10 10 1 L = 1 dm 3 1 = m 3 100 = 0,001 m 3 Volume 1 ml atau 1 cm 3 atau 1 cc diperoleh dari kubus yang panjang rusuknya 1 cm (gambar ). Konversi 1 ml = 1 cc = 1 cm 3 ke m 3 adalah sebagai berikut. 1 ml = 1 cc = 1 cm 3 = (1 cm) X (1 cm) X (1 m) 1 1 1 = m X m X m 100 100 100 1 ml = 1 cc = 1 cm 3 1 3 = m 1000000 = 0,000001 m 3 b. Mengukur volume zat cair Volum zat cair yang cukup besar biasa diukur dalam liter dengan menggunakan bejana besar sedangkan volum zat cair yang kecil biasa diukur dengan menggunakan gelas ukur (batas ukur 100 ml). Zat cair memiliki meniscus (kelengkungan), sehingga harus membaca skala dengan tepat. Untuk zat cair yang membasahi kaca, misalnya air, meniskusnya melengkung ke bawah (disebut meniscus cekung). Untuk zat cair yang tak membasahi dinding, misalnya raksa meniskusnya melengkung keatas (meniskus cembung). 170

Gambar : 30 30 20 20 A B c. Mengukur Volume Zat Padat a) Benda padat bentuknya beraturan. Zat padat yang bentuknya beraturan, misalnya balok, kubus dan bola dapat ditentukan secara tak langsung. Caranya dengan mengukur panjang rusuk atau jari-jari yang berkaitan dengan bentuk benda. Kemudian menghitung volumenya dengan menggunakan rumus dilihat pada tabel berikut b) Zat padat yang bentuknya tak Beraturan Volume zat padat yang bentuknya tak beraturan seperti gunting, batu, atau sendok, harus diukur secara langsung. Untuk zat padat yang tak beraturan, ukuran kecil bisa diukur secara langsung dengan menggunakan sebuah gelas ukur.caranya seperti gambar berikut. ml 60 50 0 20 ml 60 50 0 20 Pengukuran volumenya menggunakan persamaan: v benda v zatcairakhir v zatcairawal 171

Lampiran 03a RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester Alokasi Waktu : SMP Swasta Diakui Adhyaksa Kupang : IPA Fisika : VII : I (Satu) : 3 x 0 menit A. Standar Kompetensi 1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan. B. Kompetensi Dasar 1.1 Mendeskripsikan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuan. C. Indikator 1. Menjelaskan pengertian besaran dalam kehidupan sehari-hari. 2. Menjelaskan pengertian pengukuran dalam kehidupan sehari-hari 3. Mengidentifikasi besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari kemudian mengelompokkan dalam besaran pokok dan turunan. Mengkonversikan satuan panjang, massa dan waktu secara sederhana. D. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian besaran dalam kehidupan sehari-hari. 172

2. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian pengukuran dalam kehidupan sehari-hari. 3. Peserta didik dapat mengidentifikasi besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari kemudian mengelompokkan dalam besaran pokok dan turunan.. Peserta didik dapat mengonversi satuan panjang, massa dan waktu secara sederhana. E. Alokasi Waktu 3 jam pelajaran (3 x 0 menit) F. Materi Pembelajaran Pengukuran G. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model : Pembelajaran Langsung 2. Metode Pembelajaran : Demonstrasi, Diskusi, Ceramah, dan Tanya jawab H. Sumber Belajar 1. Bahan Ajar Peserta Didik 2. Lembar Diskusi Peserta Didik (LDPD) Pertemuan I No Kegiatan Pembelajaran Waktu 1. Kegaiatan awal Fase I: Mempersiapkan peserta didik dan menyampaikan tujuan Motivasi: Menyuruh dua orang peserta didik mengukur panjang papan tulis dengan jengkal dan menulis hasilnya papan tulis. Guru menuliskan topik dan Menyampaikan tujuan 10 menit 173

pembelajaran 2. Kegiatan Inti Eksplorasi Fase II : Mendemostrasikan Pengetahuan Guru menyajikan informasi kepada peserta didik tentang pengertian besaran dan menjelaskan tentang besaran dan satuan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Guru mendemonstrasikan cara mendapatkan besaran turunan dari besaran pokok secara tahap demi tahap. Guru mendemonstrasikan cara melakukan konversi satuan secara tahap demi tahap terkait besaran pokok dan turunan. Setiap peserta didik diberi Lembar Diskusi Peserta Didik (LDPD) 01 Guru membimbing peserta didik mengerjakan LDPD 01 dan diberi kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi. Guru berkeliling membimbing, mengawasi dan membantu peserta didik yang kesulitan memecahkan masalah mengenai materi tersebut. Setiap peserta didik mengerjakan LDPD 01 masingmasing Setelah semua peserta didik selesai mengerjakan LDPD 01, setiap peserta didik bisa berdiskusi dengan teman sebelahnya membahas LDPD 01 yang sudah dikerjakan tadi. Guru menfasilitasi dan mengarahkan peserta didik untuk bertukar dan mengoreksi LDPD 01 teman lainnya. 100 menit 17

Elaborasi Fase 3: Memberikan latihan terbimbing. Guru membimbing peserta didik mengerjakan LDPD yang sudah dikerjakan di papan tulis. Peserta didik lain menanggapi hasil yang dikerjakan oleh teman. Guru bersama peserta didik membahas dan membenahi atau menyempurnakan jawaban peserta didik. Peserta didik diberi beberapa soal tentang materi besaran dan satuan yang sedang dipelajari, dengan maksud agar peserta didik siap untuk mengerjakan KUIS 1 yang akan diberikan oleh guru. Setiap peserta didik diberi KUIS 1 oleh guru dan dikerjakan secara individu Konfirmasi Fase : Mengecek pemahaman dan memberi umpan baik. Setiap jawaban diperiksa oleh guru sehingga peserta didik langsung mengetahui jawaban yang benar dari KUIS 1 Guru mengevaluasi hasil diskusi dan menyempurnakan jawaban peserta didik serta memberikan penguatan terhadap materi besaran dan Satuan yang dipelajari 3. Kegiatan Penutup Fase 5: Memberikan kesempatan untuk pelatihan dan penerapan. Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan materi tentang Besaran dan Satuan yang baru saja 10 menit 175

dipelajari. Membimbing peserta didik membuat rangkuman tentang materi Besaran dan satuan. Menugaskan peserta didik mengkonversikan basaran dan Satuan I. Penilaian 1. Teknik Penilaian Tes Tertulis 2. Bentuk Instrumen Esay test 3. Contoh Instrumen Esay test 1. Apa yang dimaksud dengan besaran? Jawab: Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan hasil ukurnya dapat dinyatakan dengan angka-angka. 2. Apa yang dimaksud dengan mengukur? Jawab: Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain sejenis yang dijadikan sebagai satuan. 3. Nyatakan 2,5 km dalam satuan meter. Penyelesaian Dik : 1 km = 1000 m Dit : 2,5 km =... m? Jawab : 2,5 km = 2,5 x 1000 m 2,5 km = 2500 m 176

Lampiran 03b RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 02) Satuan Pendidikan : SMP Swasta Diakui Adhyaksa 2 Kupang Mata Pelajaran : IPA Fisika Kelas : VII Semester : I (Satu) Alokasi Waktu : 3 x 0 menit A. Standar Kompetensi 1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan. B. Kompetensi Dasar 1.3 Melakukan Pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. C. Indikator Menggunakan alat ukur besaran panjang dengan tepat dan benar. Membandingkan ketelitian alat ukur panjang yang digunakan. D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat menggunakan alat ukur besaran panjang dengan tepat dan benar. Peserta didik dapat membandingkan ketelitian alat ukur panjang yang digunakan. 177

E. Alokasi Waktu 3 jam pelajaran ( 3 x 0 menit) F. Materi Pembelajaran: Pengukuran G. Model dan Metode Pembelajaran a). Model : Pembelajaran Langsung b). Metode Pembelajaran : Demonstrasi, eksperimen, diskusi dan tanya jawab Pertemuan II H. Langkah-Langkah Kegiatan Kegiatan Pembelajaran I. Pendahuluan Fase 1: Menyampaikan Tujuan dan Mempersiapkan Peserta didik Motivasi : Guru memotivasi peserta didik dengan meminta dua orang peserta didik melakukan kegiatan mengukur panjang meja menggunakan buku tulis dan pensil kemudian menuliskan hasilnya dipapan tulis Guru menuliskan topik dan menyampaikan tujuan pembelajaran II. Kegiatan Inti Fase 2: Mendemonstrasikan ketrampilan menggunakan alat ukur. Eksplorasi : 1. Guru menunjukkan bagian-bagian dan menjelaskan fungsi dari alat ukur besaran panjang. 2. Guru mendemonstrasikan cara menggunakan alat Alokasi waktu (10 Menit) 100 menit 178

ukur besaran secara tahap demi tahap. 3. Guru mendemonstrasikan cara membaca skala dari alat ukur panjang. Fase 3: Memberikan latihan terbimbing. Elaborasi : 1. Guru meminta peserta didik duduk dalam kelompok masing-masing 2. Guru membagikan LKPD 01 kepada setiap kelompok. 3. Guru membimbing peserta didik melakukan eksperimen berdasarkan langkah-langkah yang tertera dalam LKPD.. Guru membimbing peserta didik mengambil data hasil percobaan. 5. Meminta peserta didik menjawab pertanyaan diskusi dalam kelompoknya. 6. Membimbing peserta didik membuat kesimpulan. Fase : Mengecek pemahaman dan memberi umpan baik. Konfirmasi 1. Guru meminta dua kelompok mempresentasikan hasil diskusi 2. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberi tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok lain. 3. Guru memberikan tanggapan kepada kelompok yang sudah tampil dan memberikan jawaban yang benar.. Guru dan peserta didik sama-sama menarik kesimpulan terhadap hasil diskusi. 5. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah mempersentasekan hasil diskusi dengan 179

baik. 6. Guru meminta dua peserta didik menyebutkan bagian-bagian dari alat ukur besaran panjang dan menjelaskan cara kerja alat ukur dengan bahasa sendiri. 7. Guru memberikan kuis. 8. Guru memberikan peneguhan kepada peserta didik yang menjawab kuis dengan benar. III. Kegiatan Penutup Fase 5: Memberikan kesempatan untuk pelatihan dan penerapan. 1. Guru membimbing peserta didik dalam membuat rangkuman pelajaran. 2. Menugaskan peserta didik mendatakan alat ukur besaran panjang yang biasa digunakan di rumah, bengkel, toko kain dan rumah penjahit. 10 Menit I. Sumber Belajar 1. Bahan Ajar Peserta didik 2. Lembar Kerja Peserta didik 3. Buku pegangan peserta didik. Lingkungan sekitar J. Penilaian Teknik Penilaian: 1. Tes Tertulis 2. Tes Unjuk Kerja 3. Bentuk Instrumen: a. Kuis b. Tes Psikomotor 180

Tes Psikomotor Lakukan kegiatan berikut untuk mengukur ketebalan uang logam Rp 500 dengan menggunakan alat mikrometer sekrup dan jangka sorong dan bandingkan hasilnya! 181

Lampiran 03c RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 03) Satuan Pendidikan : SMP Swasta Diakui Adhyaksa 2 Kupang Mata Pelajaran : IPA Fisika Kelas : VII Semester : I (Satu) Alokasi Waktu : 3 x 0 menit A. Standar Kompetensi 1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan. B. Kompetensi Dasar 1.3 Melakukan Pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. C. Indikator Mengenal massa sebagai ukuran jumlah materi yang dikandung oleh sebuah benda. Mampu menggunakan alat ukur besaran massa dan waktu dengan tepat dan benar Mampu mengukur volume benda Mampu menggunakan konsep pengukuran untuk menyelesaikan soal-soal Menerapkan konsep pengukuran dalam kehidupan sehari-hari 182

D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat mengenal massa sebagai ukuran jumlah materi yang dikandung oleh sebuah benda. Peserta didik mampu menggunakan alat ukur besaran massa dan waktu dengan tepat dan benar Peserta didik mampu mengukur volume benda Peserta didik mampu menggunakan konsep pengukuran untuk menyelesaikan soal-soal Peserta didik dapat menerapkan konsep pengukuran dalam kehidupan sehari-hari E. Alokasi Waktu 3 jam pelajaran (3 x 0 menit) F. Materi Pembelajaran Pengukuran G. Model dan Metode Pembelajaran a). Model : Pembelajaran Langsung b). Metode : Demonstrasi, eksperimen, diskusi dan tanya jawab Pertemuan III H. Langkah-Langkah Kegiatan Kegiatan Pembelajaran I. Pendahuluan Fase 1: Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik. 1. Meminta peserta didik menceritakan pengalaman pengamatannya terhadap penjual beras, atau terigu di pasar atau kios terdekat ketika ia membeli beras atau terigu dalam beberapa kilogram, lalu meminta peserta didik menyebutkan Alokasi Waktu 10 menit 183

langkah-langkah yang dilakukan penjual dalam menimbang beras atau terigu dan menyebutkan nama alat ukur yang dipakai penjual. 2. Menuliskan topik dan menyampaikan tujuan pembelajaran II. Kegiatan Inti Fase 2 : Mendemonstrasikan pengetahuan atau ketrampilan Eksplorasi: 1. Menyiapkan informasi tentang fungsi alat ukur besaran massa. 2. Mendemonstrasikan cara menggunakan alat ukur besaran massa. 3. Mendemonstrasikan cara menggunakan Stopwatch.. Mendemonstrasikan cara mengukur volume benda yang tidak beraturan (batu) dengan menggunakan gelas ukur. Fase 3: Memberikan latihan terbimbing 1. Meminta peserta didik duduk dalam kelompok masing-masing. 2. Membagikan LKPD 02 kepada setiap kelompok. 3. Membimbingpeserta didik melakukan eksperimen berdasarkan langkah-langkah yang tertera dalam LKPD.. Membimbing peserta didik mengambil data hasil percobaan. 5. Meminta peserta didik menjawab pertanyaan diskusi dalam kelompoknya LKPD 02. 6. Membimbing peserta didik membuat kesimpulan. Fase : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik 1. Meminta peserta didik membuat laporan hasil praktikum dengan benar. 2. Memberikan kuis. 3. Memberikan peneguhan kepada peserta didik yang menjawab kuis dengan benar.. Guru memastikan semua peserta didik telah mengerti dan 100 menit 18

memahami penggunaan alat ukur besaran massa. III. Kegiatan Penutup Fase 5: Memberikan kesempatan untuk pelatihan dan penerapan. 1. Membimbing peserta didik membuat rangkuman. 2. Menugaskan peserta didik mendatakan alat ukur besaran massa yang biasa digunakan di rumah, pasar, poliklinik atau posyandu. 10 menit I. Sumber Belajar: 1. Buku pegangan peserta didik 2. Bahan Ajar Peserta didik (BAPD) 3. Lembar Kerja Peserta didik (LKPD). Alat-alat laboratorium yang digunakan 5. Lingkungan sekitar J. Penilaian Hasil Belajar a. Teknik Penilaian Tes Tertulis Tes Unjuk Kerja b. Bentuk Instrumen Pilihan Ganda dan uraian Tes Psikomotor c. Contoh Instrumen 1. Elis memindahkan 100 buku dari sebuah kardus ke lemari. Massa rata- rata tiap buku adalah 500 gram. Hitunglah massa buku (dalam satuan SI) yang dipindahkan Elis? 2. Sebutkan langkah-langkah pengukuran volume benda tak beraturan 3. Nyatakan hasil pengukuran berikut ini kedalam bentuk baku dengan menggunakan satuan dalam SI. a. 5 ton 185

b. 3,5 gr c. 2,5 cg d. 6 mg Jawaban: 1. 50 kg 2. Langkah-langkah pengukuran volume benda tak beraturan: Tuanglah air ke dalam gelas ukur Bacalah volume awal air Masukkan paku ke dalam gelas ukur yang telah berisi air Bacalah volume yang terukur Menentukan volume paku dengan cara mengurangi volume akhir terhadap volume awal 3. a. 1000 kg b. 3,5 x 10-3 kg c. 2,5 x 10 - kg d. 6 x 10-5 kg Tes Psikomotor Ukurlah massa uang logam Rp 1000, uang logam Rp 500, uang logam Rp 200, uang logam Rp 100 dan sepotong pipa paralon dengan neraca ohauss! 186

Lampiran 0 LEMBAR DISKUSI PESERTA DIDIK (LDPD) 01 A. Standar Kompetensi 1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan. B. Kompetensi Dasar 1.1 Mendeskripsikan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuan. C. Indikator Menjelaskan pengertian besaran dalam kehidupan sehari-hari Mengidentifikasi besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari kemudian mengelompokan dalam besaran pokok dan turunan Mengonversi satuan panjang, massa dan waktu secara sederhana. D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat menjelaskan pengertian besaran dalam kehidupan sehari-hari Peserta didik dapat mengidentifikasi besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari kemudian mengelompokkan dalam besaran pokok dan turunan Peserta didik dapat mengonversi satuan panjang, massa dan waktu secara sederhana. Kerjakan soal-soal berikut! 1. (a). Apa beda besaran pokok dan besaran turunan? 187

(b). Sebutkan tiga besaran pokok dan tiga besaran turunan, berikut satuannya, yang sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari. 2. Mengapa keberadaan satuan sistem internasional sangat penting? 3. Konversikan satuan-satuan dibawah ini. 3065 mg =..g,5 km = m. Nyatakan 55 mg dalam satuan kg! 5. Nyatakan dalam satuan meter. a. 5 dam = b. 0,075 dam =. c. 2 km =.. d. 0,05 hm =.. e. 2,55 km =. 188

JAWABAN LEMBAR PERTANYAAN (L P 01) 1. a). Besaran pokok adalah besaran satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu, dan besaran ini diturunkan dari besaran lain. Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok. b). Besaran pokok : panjang (meter) waktu (sekon) massa (kg) Besaran turunan : Massa jenis (kg/m 3 ) Luas (m 2 ) Volume (m 3 ) 2. Sangat penting karena suatu perjanjian internasional telah menetapkan satuan internasional yang disingkat (SI) dan sistem ini biasanya digunakan dalam semua kerja ilmiah. 3. 3065 mg = 2065 : (1000) g = 2,065 g. Atau 3 langkah ke kiri.,5 km =,5 x (1000)m = 500 m atau geser 3 langkah kekanan.. 55 mg = 55 : (1000.000) kg = 0,000055 kg. 5. Jadi : a. 5 dam = 5 10 = 50 m b. 0,075 dam = 0,075 10 = 0,75 m c. 2 km = 2 1000 = 2000 m d. 0,05 hm = 0,05 100 = 5 m e. 2,55 km = 2,55 1000 = 2550 m 189

Lampiran 05b LEMBAR PERTANYAAN (LP 02) A. Standar Kompetensi 1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan. B. Kompetensi Dasar 1.3. Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari hari C. Indikator Menjelaskan pengertian pengukuran setelah melakukan demonstrasi. Menggunakan alat ukur besaran panjang dengan tepat dan benar. Membandingkan ketelitian alat ukur panjang yang digunakan. Pertanyaan: 1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran? 2. Alat manakah yang menghasilkan pengukuran yang lebih teliti antara mistar, jangka sorong atau mikrometer sekrup? 3. Perhatikan pengukuran sehelai dengan menggunakan mistar! kertas Panjang kertas yang terukur adalah... 190

Berapakah ketelitian mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup? a). Ketelitian mistar =........ mm b). Ketelitian jangka sorong =........ mm c). Ketelitian mikrometer sekrup =........ mm Kesimpulan :......... 191

JAWABAN LEMBAR PERTANYAAN (LP 02) 1. Yang dimaksud dengan Pengukuran adalah kegiatan menbandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. 2. Alat yang menghasilkan pengukuran yang lebih teliti adalah Mistar : Karena mistar adalah alat ukur panjang yang jarak antara dua tanda garis tebal berdakatan yang diberi angka pada mistar ini sama dengan satu sentimeter. Sedangkan jangka sorong dan micrometer sekrup pengukurannya masih menggunakan skala utama dan skala nonius. 3. Panjang kertas yang terukur adalah,5 cm. Ketelitian mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup sebagai berikut: a. Ketelitian mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm. b. Ketelitian Jangka Sorong adalah 0,01 mm. c. Ketelitian Mikrometer Sekrup adalah 0,1 mm. Kesimpulannya : Masing-masing alat memiliki ktelitian alat yang berbeda. Masing-masing alat kegunaan untuk mengukur berbeda. Masing-masing benda memiliki alat ukur yang berbeda. 192

Lampiran 05c LEMBAR PERTANYAAN (L P 03) A. Standar Kompetensi 1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan. B. Kompetensi Dasar 1.3. Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari - hari C. Indikator Menjelaskan pengertian pengukuran setelah melakukan demonstrasi. Menggunakan alat ukur besaran panjang dengan tepat dan benar. Membandingkan ketelitian alat ukur panjang yang digunakan. Pertanyaan : 1. Besaran apakah yang terukur ketika menimbang batu dengan neraca ohaus? 193

2. Besaran apakah yang terukur ketika menimbang batu dengan neraca pegas? 3. Adakah perbedaan dalam pengukuran dengan kedua alat tersebut (neraca ohauss dengan neraca pegas)? Mengapa demikian?. Berdasarkan demonstrasi yang telah dilakukan berapakah massa air yang terukur? 5. Berdasarkan demonstrasi yang dilakuakn berapakah massa minyak goreng yang terukur? 6. Dengan menggunakan alat - alat yang tersedia, bagaimanakah cara kamu mengukur massa gas? 19

JAWABAN LEMBAR PERTANYAAN (L P 03) 1. Besaran yang terukur ketika menimbang batu dengan neraca ohaus adalah Massa (kg atau gram) 2. Besaran yang terukur ketika menimbang batu dengan neraca pegas adalah Gaya (newton) 3. Perbedaan dalam pengukuran dengan kedua alat tersebut adalah Ada perbedaan, Karena neraca ohauss ini, umumnya digunakan di laboratorium untuk massa sampai 200 g dan neraca ini sebelum digunakan harus di geser menggeser lengannya sampai seimbang baru siap dipakai. Sedangkan neraca pegas digunakan untuk mengukur benda yang massanya ± 2 N.. Massa air yang terukur.ml 5. Massa minyak goreng yang terukur.ml 6. Cara kita mengukur massa gas diukur dengan menggunakan Barometer. 195

Kelompok: Lampiran 05a 1.... 2.... 3........ 5.... 6.... LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) 01 D. Standar Kompetensi 2. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan. E. Kompetensi Dasar 1.3. Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari F. Indikator Menggunakan alat ukur besaran panjang dengan tepat dan benar. Membandingkan ketelitian alat ukur panjang yang digunakan. G. Sumber Belajar 1. Tim Abdi Guru, IPA Terpadu jilid 1 untuk SMP kelas VII, Erlangga, 2007 2. Kanginan Marthen, IPA Fisika I, Erlangga, 2007 H. Alat dan Bahan 1) Jangka Sorong 2) Mikrometer Sekrup 3) Balok kayu ) Uang logam 5) Kertas 6) Botol obat 7) Mistar I. Prosedur Kerja a) Kegiatan I: Pengukuran panjang Buku dan Tinggi Manusia Dengan Mistar 196

Langkah Kerja: 1. Ukurlah panjang buku dengan menggunakan mistar! 2. Catatlah hasil pengukuran anda! 3. Ulangi langkah (1) dan (2) untuk mengukur tinggi badan teman praktek anda!. Catat hasil pengukuranmu dalam tabel! b) Kegiatan II: Pengukuran Diameter Logam Dengan Jangka Sorong Langkah Kerja: 1. Ukurlah diameter logam menggunakan jangka sorong. Tentukan angka pada skala utama yang sejajar dengan angka nol pada skala nonius. Jika tidak ada yang tepat sejajar, pilihlah angka terdekat yang lebih kecil pada skala utama. Angka skala utama yang dekat dengan angka nol pada skala nonius =........ cm 2. Carilah garis pada skala nonius yang tepat berimpit dengan salah satu garis pada skala utama. Angka pada skala nonius berimpit dengan salah satu garis pada skala utama =........ cm. Berarti, diameter logam =........ cm. 3. Ulangilah langkah 1 dan 2 untuk mengukur diameter bagian dalam dan bagian luar sebuah botol obat dan tebal selembar kertas. 197

c) Kegiatan III: Pengukuran Ketebalan Logam Dengan Mikrometer Sekrup Langkah Kerja: 2. Putarlah skala nonius hingga kamu mendapatkan pengukuran ketebalan yang tepat. Kemudian, bacalah angka pada skala utama yang dibatasi oleh skala nonius. Jika tidak tepat berhimpit, gunakan pembacaan skala terdekat yang lebih kecil pada skala utama. Angka pada skala utama =........ mm. 3. Carilah angka pada skala nonius yang sejajar dengan angka pada garis horizontal skala utama. Angka pada skala nonius =...... mm. Berarti, tebal logam tersebut =....... mm.. Ulangilah langkah 1 dan 2 untuk mengukur diameter bagian luar sebuah botol obat dan tebal selembar kertas. 198

Kelompok: Lampiran 05b 1.... 2.... 3........ 5.... LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) 02 A. Standar Kompetensi 1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda - benda alam dengan menggunakan peralatan. B. Kompetensi Dasar 1.3. Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan sehari - hari. C. Indikator Mengenal massa sebagai ukuran jumlah materi yang dikandung oleh sebuah benda Mampu menggunakan alat ukur besaran massa dan waktu dengan tepat. Mampu mengukur volume benda Menggunakan konsep pengukuran untuk menyelesaikan soal - soal. D. Sumber Belajar 1. Tim Abdi Guru, IPA Terpadu, Erlangga, 2007 2. Marthen Kanginan, IPA Fisika I, Erlangga, 2007 199

E. Alat dan Bahan 1. Neraca Ohaus 2. Neraca pegas 3. Stopwatch. Gelas ukur 5. Batu kerikil 6. Minyak goreng 100 ml F. Prosedur Kerja Kegiatan I: Pengukuran Massa Benda Langkah Kerja : 1. Timbanglah batu dengan neraca ohauss, kemudian catatlah hasil serta satuannya. Hasil pengukuran =... 2. Timbanglah batu dengan neraca pegas, kemudian catatlah hasil serta satuannya. Hasil pengukuran =... 3. Timbanglah gelas dengan neraca ohauss, kemudian catatlah hasil serta satuannya. Hasil pengukuran =.... Isilah gelas dengan air separuhnya dan ukur massa totalnya, kemudian catatlah hasil serta satuannya. Hasil pengukuran =... 5. Isilah gelas dengan minyak goreng dan ukur massa totalnya, kemudian catatlah hasil serta satuannya. Hasil pengukuran =... 200

Kegiatan II : Pengukuran Besaran Waktu Langkah Kerja: 1. Terlebih dahulu menolkan Stopwatch! 2. Ukurlah denyut nadi temanmu selama 1 menit, 2 menit dan 3 menit! 3. Catatlah hasil pengamatanmu dalam tabel! Kegiatan III : Pengukuran Volume Benda Langkah Kerja: 1. Tuanglah air ke dalam gelas ukur dan catatlah volume awal air! 2. Masukkan paku ke dalam gelas ukur yang sebelumnya telah diisi dengan air! 3. Catatlah perubahan volume air yang terbaca pada gelas ukur!. Ulangi langkah 1-3 untuk mengukur volume batu dan kunci! 5. Buatlah kesimpulan! 201

Lampiran 06a KUIS 01 Pertanyaan : 1. Apa pengertian dari besaran? (Skor 10) 2. Sebutkan 3 besaran pokok dan besaran turunan serta satuannya masing-masing! (Skor 15) 3. Besaran fisika atau bukankah berikut ini? Besaran Ya Tidak (a) Tinggi (b) Jarak (c) Kesetiaan (d) Berat (e) Kekayaan (f) Kecepatan (g) Gaya (h) Kepandaian (i) Tekanan (j) Massa jenis. Nyatakan dalam satuan meter (m). a. 300 cm =.. b. 5 cm =.. c. 20 cm =.. d. 8 dm =. e. 15000 mm =.. 202

JAWABAN KUIS 01 1. Besaran adalah segala sesuatu yang diukur dapat dinyatakan dengan angka. 2. Besaran pokok : Besaran turunan : Panjang (m) Massa (gr) Waktu (s) Luas (m 2 ) Volume (m 3 ) Kecepatan (m/s) 3. Yang termasuk besaran fisika di bawah ini adalah. Besaran Ya Tidak a. Tinggi b. Jarak c. Kesetiaan d. Berat e. Kekayaan f. Kecepatan g. Gaya h. Kepandaian i. Tekanan j. Massa Jenis. Nyatakan dalam satuan meter sebagai berikut a. 300 cm = 300 : 100 = 3 m b. 5 cm = 5 : 100 = 0,5m c. 20 cm = 20 : 100 = 0,2 m d. 8 dm = 8 : 10 = 0,8 m e. 15000 mm = 15000 : 1000 = 15 m 203

Lampiran 06b K U I S (02) 1. Kegiatan menbandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan, disebut... 2. Sebutkan tiga alat ukur besaran panjang! 3. Sebutkan bagian - bagian dari jangka sorong!. Tulislah alat ukur yang cocok untuk besaran berikut! a. Tebal sebuah mistar... b. Diameter selang... c. Jarak tendangan bola dari kipper... 5. Hasil bacaan pada alat ukur jangka sorong di bawah ini adalah.... 20

JAWABAN KUIS 02 1. Jawaban: Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang digunakan sebagai satuan. 2. Jawaban: Mistar, jangka sorong dan mikrometer sekrup 3. Jawaban: rahang tetap, rahang sorong, skala utama dan skala nonius. Jawaban : a. Jangka sorong dan micrometer sekrup b. Jangka sorong c. Rolmeter Jawaban : Hasil bacaan pada jangka sorong di atas adalah 2,3 cm 205