ASPEK KEPENDUDUKAN IV

dokumen-dokumen yang mirip
ANTROPOSFER GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK

Antroposfer GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK D. RUMUS-RUMUS KUANTITAS PENDUDUK ANTROPOSFER

Penduduk, Masyarakat dan kebudayaan

BAB 7: GEOGRAFI ANTROPOSFER

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran

1. Masalah Jumlah Penduduk

ASPEK KEPENDUDUKAN I. Tujuan Pembelajaran

PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DAN PENANGGULANGANNYA

Pertumbuhan dan Pertambahan Perkembangan Penduduk

Di Unduh dari : Bukupaket.com Sumber buku : bse kemdikbud

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI

Tema II Dinamika Kependudukan dan Pembangunan Nasional

PERTEMUAN 6 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

ASPEK-ASPEK KEPENDUDUKAN

Struktur dan Distribusi Penduduk. Kependudukan semester

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 13. PendudukLatihan Soal 13.1

KOMPOSISI PENDUDUK. Komposisi Penduduk. Andrei R FKM UNEJ

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

MODUL ONLINE INFORMASI DATA KEPENDUDUKAN PENDALAMAN MATERI DEMOGRAFI

BAB 2 LANDASAN TEORI

ASPEK KEPENDUDUKAN II. Tujuan Pembelajaran

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 5. PENGARUH KEPADATAN POPULASI MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUPLatihan Soal 5.1

D. Dinamika Kependudukan Indonesia

JUMLAH DAN PERTUMBUHAN, KOMPOSISI, SERTA PERSEBARAN DAN MIGRASI PENDUDUK

BAB III PROFIL UMUR DAN JENIS KELAMIN PENDUDUK KABUPATEN MAJALENGKA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) pertumbuhan jumlah penduduk. : 1.2. Mengidentifikasi permasalahan kependudukan dan upaya.

BAB 2 LANDASAN TEORI

DINAMIKA ANTROPOSFER

Sumber: Kompas, 2 Februari 2008 Gambar 2.1 Penduduk merupakan komponen penting dalam suatu negara yang bersifat dinamis.

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk di Indonesia Mulai Tahun 1961 sampai Tahun 2010

pengisian data dan cara pembuatan grafik. setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran yang

Katalog BPS: TREN/ REN/POLA MIGRASI DARI BERBAGAI SENSUS DAN SURVEI. BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA

MASALAH PENDUDUK DIPENGARUHI PERKEMBANGAN PENDUDUK KEPADATAN PENDUDUK DAMPAK KEPENDUDUKAN TERHADAP PEMBANGUNAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perhitungan Jumlah Penduduk

PERSEBARAN PENDUDUK DALAM RUANG

BAB I PENDAHULUAN. secara selektif mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi,

MIGRASI DARI JAWA TENGAH KE JAWA TIMUR MASA KOLONIAL. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Indonesia Masa Kolonial

Demografi formal = Demografi murni. Sumber data Sekunder. Pengambilan Data Penduduk. Registrasi Survai

Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Paket : A Kelas : VIII Waktu : 60 Menit

BAB I PENDAHULUAN. untukditeliti dan pengetahuan mengenai fenomena ini sangat berguna dalam

EVALUASI KONDISI DEMOGRAFI SECARA TEMPORAL DI PROVINSI BENGKULU: Rasio Jenis Kelamin, Rasio Ketergantungan, Kepadatan Peduduk

b. Kematian (mortalitas) Faktor pendorong kematian al:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatankekuatan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. lengkap dari pada sumber-sumber data yang lain karena kemungkinan tercecernya

Angka kelahiran dikatakan tinggi jika angka kelahiran berkisar > 30 per tahun.

BAB II KAJIAN PUSTAKA...

I. PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang dapat memperlambat lajunya pembangunan, walaupun

BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh Negara Negara yang sedang berkembang, tetapi juga oleh Negara - Negara

BAB 2 LANDASAN TEORI

MAKALAH Konsep Kependudukan di Indonesia

PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN

Membuat Piramida Penduduk dengan Excel

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan sudah merupakan masalah serius yang bukan saja dihadapi oleh

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN Jumlah penduduk wajib KTP Orang

Data Penduduk Kabupaten Murung Raya 2014

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendiri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 65 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

PERTUMBUHAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Propinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

KABUPATEN BREBES. Data Agregat per Kecamatan

BAB III TELAAH DEMOGRAFIK

Tabel Jenis dan Kawasan Potensi Bencana Alam Kabupaten Temanggung

2. Berikut negara-negara yang memiliki piramida penduduk stasioner adalah. A. Indonesia B. Swedia C. India D. Amerika Serikat E.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkan

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau


DEMOGRAFI KEPERAWATAN KOMUNITAS 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori teori yang akan diuraikan berkaitan dengan variabel variabel yang

Masalah Kependudukan dan Ketenagakerjaan

STATISTIK KEPENDUDUKAN KALIMANTAN TENGAH 2013

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk merupakan bagian integral dari suatu negara. Komposisi dan

Agustina Bidarti, S.P., M.Si. Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

BAB V TINGKAT KEINGINAN PINDAH PENDUDUK DI DAERAH RENTAN BAHAYA LONGSOR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemahaman mengenai keadaan penduduk di suatu daerah atau negara diperlukan

PENDALAMAN MATERI DEMOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tidak pernah terlepas dari masalah kependudukan, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. kerja (juta) (2009 est) 3 Angka pengangguran (%) Produk Domestik Bruto 1,918 7,033 35,163 42,421

ANALISA HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 DAN IMPLIKASI KEPENDUDUKAN DI PROVINSI BENGKULU

GAMBARAN UMUM. Kabupaten OKU Selatan merupakan pemekaran dari. Kabupaten Ogan Komering Ulu, terbentuknya Kabupaten OKU

BAB 2 LANDASAN TEORI

ekonomi KETENAGAKERJAAN Tujuan Pembelajaran

SEKAPUR SIRIH. Tanjungpinang, Agustus 2010 Kepala BPS Kota Tanjungpinang. Ir. ABRIANSYAH MULLER NIP

BAB 2 LANDASAN TEORI. penduduk, dan Grafein adalah menulis. Jadi demografi adalah tulisan tulisan atau

KATA PENGANTAR. Singaraja, Oktober Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

Jumlah Penduduk A. Kelahiran 1. Fertilitas CBR = L/P x Angka Kelahiran Umum GFR= L/W x Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur Tertentu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja No : PER-05/MEN/1988

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

menikah di usia muda di Indonesia dengan usia tahun pada tahun 2010 lebih dari wanita muda berusia tahun di Indonesia sudah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-undang No.13 Tahun 2003 Pasal 1, Tenaga Kerja adalah

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia

Membuat Piramida Penduduk dengan Microsoft Office Excel

Transkripsi:

KTSP & K-13 Geografi K e l a s XI ASPEK KEPENDUDUKAN IV Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami usia kerja, tenaga kerja, angkatan dan bukan angkatan kerja. 2. Memahami kegunaan dan bentuk piramida penduduk. 3. Memahami mobilitas penduduk dan faktor penyebabnya. 4. Memahami pengendalian mobilitas. P. Usia kerja, Tenaga Kerja, Angkatan Kerja, dan Bukan Angkatan Kerja 1. Usia Kerja Usia kerja adalah usia penduduk antara 15 60 tahun. 2. Tenaga Kerja Tenaga kerja adalah setiap penduduk yang mampu melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. 3. Angkatan Kerja Angkatan kerja adalah penduduk usia 15 60 tahun, yang terdiri atas komponen berikut. a. Penduduk yang sedang bekerja, termasuk pengangguran tidak kentara (disguise unemployment).

b. Pengangguran terbuka, terdiri atas penduduk yang pernah bekerja dan belum pernah bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan. Menurut data sensus pada 2010, jumlah penduduk angkatan kerja adalah 67, 23 % dari seluruh penduduk usia kerja. 4. Bukan Angkatan Kerja Bukan angkatan kerja adalah penduduk usia 15 60 tahun yang tidak bekerja untuk memperoleh penghasilan, yang terdiri atas penduduk usia sekolah, ibu rumah tangga, dan penduduk yang tidak mampu bekerja karena berbagai faktor. Q. Piramida Penduduk 1. Model Piramida Penduduk Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat digambarkan secara grafik dalam bentuk piramida penduduk. Piramida penduduk digunakan untuk mengetahui perbandingan antara jumlah laki-laki dan perempuan serta jumlah tenaga kerja dan struktur penduduk suatu negara. Cara-cara penggambaran piramida penduduk adalah sebagai berikut. a. Sumbu vertikal untuk distribusi umur. b. Sumbu horizontal untuk jumlah penduduk, baik secara absolut maupun secara persentase. c. Dasar piramida dimulai untuk umur muda (0 4 tahun) makin ke atas untuk umur yang lebih tua. d. Puncak piramida umur tua sering disebut dengan sistem open end interval, misalnya untuk umur 75 tahun dan seterusnya cukup ditulis 75+ dan 84 tahun, 85 tahun, 86 tahun ditulis 80+. e. Bagian sebelah kiri untuk penduduk laki-laki dan sebelah kanan untuk penduduk perempuan. f. Besarnya balok diagram untuk masing-masing kelompok umur harus sama. 2

Gambar piramida penduduk Indonesia tahun 2010 (ilustrasi ulang dari sumber: Pusat Sensus Amerika Serikat, Pusat Data Internasional) 2. Kegunaan Piramida Penduduk Kegunaan dari piramida penduduk di antaranya sebagai berikut. a. Mengetahui komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, jumlah penduduk, rasio ketergantungan, usia nonproduktif dan produktif, sex ratio, model pertumbuhan penduduk, struktur penduduk. b. Meramalkan jumlah penduduk di masa yang akan datang. c. Menganalisis program KB dan tenaga kerja. 3. Bentuk Piramida Penduduk No. Bentuk Piramida Penduduk Keterangan 1. Piramida kerucut/muda/ekspansif 1. Kondisi penduduk berkembang/ bertumbuh. 2. Pertumbuhan penduduk cepat. 3. Kelahiran > kematian. 4. Kelahiran tinggi, CBR > 30 per 1.000 jiwa. Kematian tinggi, CDR > 20 per 1.000 jiwa. Skema bentuk dasar piramida 5. Usia muda > usia tua. ekspansif 6. Rasio ketergantungan besar. 7. Kelompok umur makin tua makin berkurang jumlahnya. 3

8. Butuh lapangan kerja luas. 9. Contohnya Indonesia, Thailand, dan Filipina. 2. Piramida nisan/tua/dewasa/konstruktif Skema bentuk dasar piramida konstruktif 3. Piramida stasioner/tetap Skema bentuk piramida stasioner 1. Kondisi penduduk makin berkurang. 2. Pertumbuhan penduduk lambat. 3. Kelahiran < kematian. 4. Usia muda < usia tua. 5. Rasio ketergantungan kecil. 6. Kelompok umur makin tua makin bertambah jumlahnya. 7. Butuh TKW dan TKI. 8. Contohnya Jepang, Swedia, dan Amerika Serikat. 1. Kondisi penduduk tetap/stabil. Artinya jumlah penduduk tiap kelompok umur hampir sama, kecuali 75 tahun. 2. Pertumbuhan penduduk tetap/stabil. 3. Kelahiran dan kematian seimbang. 4. Kelahiran rendah, CBR < 20 per 1.000 jiwa Kematian rendah, CDR < 10 per 1.000 jiwa 5. Usia muda dan usia tua seimbang. 6. Rasio ketergantungan nol. 7. Contohnya Belanda, Jerman, dan Prancis. R. Mobilitas Penduduk Mobilitas penduduk adalah gerak perpindahan penduduk. Mobilitas penduduk meliputi mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal. 1. Mobilitas Vertikal Mobilitas vertikal adalah gerak perpindahan strata sosial (status sosial) penduduk. 2. Mobilitas Horizontal Mobilitas horizontal adalah gerak perpindahan tempat, yang terdiri atas sebagai berikut. a. Mobilitas permanen (migrasi), yaitu gerak perpindahan tempat untuk menetap di daerah tujuan. 4

1) Migrasi intern (migrasi nasional), yaitu gerak perpindahan dari satu tempat ke tempat lain dalam satu negara. Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari daerah padat penduduk ke daerah yang lebih jarang penduduk. Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota. Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa. 2) Migrasi ekstern (migrasi internasional), yaitu gerak perpindahan dari satu negara ke negara lain. Imigrasi, yaitu masuknya penduduk ke suatu negara dan menetap di sana. Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara dan menetap di negara tujuan. Remigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara dan menetap di negara tujuan, kemudian kembali ke negara asalnya. b. Mobilitas nonpermanen (sirkuler), yaitu gerak perpindahan tempat tanpa menetap di daerah tujuan. 1) Sirkulasi, yaitu perpindahan penduduk musiman. 2) Penglaju (commuter), yaitu perpindahan penduduk harian. 3) Evakuasi, yaitu perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain atau dari suatu negara ke negara lain untuk menghindari bencana atau bahaya, seperti gempa, letusan gunung api, peperangan, dan wabah penyakit. S. Faktor Penyebab Mobilitas Penduduk Berikut adalah beberapa faktor penyebab mobilitas penduduk. 1. Faktor sentrifugal, yaitu faktor yang mendorong penduduk untuk meninggalkan daerahnya akibat kekurangan lapangan kerja, upah rata-rata rendah, fasilitas pendidikan dan kesehatan terbatas, kondisi daerah kurang aman, adanya bencana alam, keinginan meningkatkan taraf hidup, dan keinginan bebas dari kekangan tradisi. 2. Faktor sentripetal, yaitu faktor yang mengikat penduduk untuk tetap tinggal di daerahnya, di antaranya adalah terikat dengan tanah pertaniannya, ikatan kekeluargaan yang kuat antarpenduduk, sistem gotong-royong yang kuat, dan tingginya biaya hidup di daerah lain atau di kota. 3. Perbaikan sarana transportasi yang menghubungkan kota dengan desa dan daerah terpencil. 5

T. Pengendalian Mobilitas Penduduk Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam pengendalian mobilitas penduduk. 1. Melaksanakan kebijakan kota tertutup, yaitu larangan bagi penduduk yang tidak memiliki KTP setempat atau pekerjaan tetap untuk tinggal di daerah tersebut. 2. Melaksanakan pembangunan sarana transportasi di seluruh wilayah Indonesia. 3. Melaksanakan pembangunan terpadu antara kota dengan desa sehingga pusat pertumbuhan muncul di mana-mana, tidak hanya berpusat di kota. 4. Melaksanakan pembangunan industri di pedesaan, daerah perbatasan, daerah terpencil yang memiliki potensi sumber daya alam. 5. Melaksanakan pemerataan pembangunan antarwilayah.