BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
Bab IV. Konsep Perancangan

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN

BAB IV Konsep Perancangan Museum Mobil Klasik. ini adalah Vintage Industrial. Tema ini terdiri dari kata Vintage dan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

BAB III STUDI LAPANGAN

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

BAB V. PENGOLAHAN INTERIOR DENAH KHUSUS

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB 4. Analisis dan Bahasan

MATA DIAFRAGMA VISUALISASI DENAH DENAH STUDIO

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

HASIL PERANCANGAN ... BAB IV. 4.1 Deskripsi Umum Projek

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BANK INDONESIA BANDUNG

BAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR

BAB V KONSEP DAN EKSEKUSI DESAIN

BAB V PENUTUP. Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) commit to user

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

cross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO

BAB V KONSEP PERANCANGAN

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

Konsep Lantai. Studio Balet. Area Lobby. Perpustakaan. Tugas Akhir. Perancangan Interior Sekolah Balet di Surabaya dengan Nuansa Fairy

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1


BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi

BAB III KONSEP PERANCANGAN MUSEUM SENJATA API RUSIA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN

BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

A. IDE GAGASAN PERANCANGAN

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BANDUNG CITY HOTEL. di kota Bandung mulai dari pemerintahan pusat daerah, pendidikan,

BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR

BAB V REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan berdasarkan fakta


BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP. Langkah-langkah untuk menerapkan Konsep Green Hospital, yaitu :

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Dramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan

BAB V KAJIAN PUSTAKA. Pekalongan ini adalah arsitektur humanis. Latar belakang penekanan/

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar A Gambar Gambar Gambar 2.18.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Kebutuhan : Kekinian, penataannya simetris, dapat diartikan bercampur dengan gaya lain sebelumnya

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III KAJIAN LAPANGAN

KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Arsitektur Ramah Lingkungan (Green Architecture) Pendekatan Green Architecture

OLAHAN DINDING. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KONSEP. Konsep Dasar dari Balai Pengobatan Kanker terpadu adalah Thibbun Nabawi. Adapun pemaparan konsep adalah sebagai berikut:

5.2 Konsep Citra Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruang yang memberikan kesan menyegarkan, nyaman dan menonjolkan suasana alami namun teta

BAB IV Konsep dan Tema Perancangan

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR

Transkripsi:

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG 3.1 Tema Perancangan Tema Dalam Perancangan Interior Rumah Sakit Anak di Bandung ini adalah Wonderland (Tanah Impian). Konsep tema ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik anak-anak, dimana dunia mereka adalah dunia bermain. Sepintas tampaknya sangat bertolak belakang antara sakit yang membutuhkan istirahat dan bermain yang membutuhkan gerak, tetapi perlu diketahui bahwa tidak semua permainan yang dimainkan oleh anak-anak selalu membutuhkan banyak gerak. Image atau citra dokter dan rumah sakit yang selama ini menjadi musuh utama bagi anak-anaklah yang mendasari konsep tema perancangan ini. Bermain dapat dilakukan dimana saja dan dalam kondisi apa saja, bahkan terkadang anak-anak dapat melupakan rasa nyeri atau sakitnya bila mereka sedang asik bermain. 3.2 Gaya Perancangan Gaya yang akan diaplikasikan pada rancangan Rumah Sakit Anak di Bandung adalah Kontemporer. Penggayaan kontemporer merupakan penggayaan yang tidak terikat oleh aturan-aturan jaman dulu dan berkembang sesuai jaman sekarang. Dapat juga diartikan sebagai penggayaan yang merefleksikan situasi dan waktu yang sedang dilalui. Suswarno Wisetrotomo, seorang pengamat seni rupa, berpendapat bahwa kontemporer pada konsep dasarnya adalah upaya pembebasan dari kontrak-kontrak penilaian yang sudah baku atau mungkin dianggap usang. 3.3 Konsep Perancangan Konsep perancangan Rumah Sakit Anak di Bandung yang akan diaplikasikan merupakan gagasan yang berawal dari sifat dan karakterisktik anak, maka lahirlah sebuah tema perancangan dengan tema Wonderland (Tanah Impian) dengan penggayaan kontemporer, gaya kontemporer itu sendiri diambil untuk menyesuaikan dengan tema perancangan. 64

3.3.1 Konsep Ruang Pada perancangan Rumah Sakit Anak ini menggunakan konsep ruang dengan bentuk lengkung atau tidak ada bentuk yang menyudut pada setiap kolom, dinding, ceiling, maupun lantai. Dan disamping itu juga bentuk lengkung dipadukan dengan bentuk simetris keseimbangan yaitu antara langit-langit, dinding ataupun lantai dalam bentuk yang sama. 3.3.2 Konsep Furnitur Konsep furnitur yang diambil menyesuaikan dengan bentuk ruang, Jenis furnitur yang digunakan hampir seluruhnya built-in, Akan tetapi untuk furnitur seperti tempat tidur pasien atau furnitur medis lainnya menggunakan bawaan standar rumah sakit. Adapun perancangan furnitur yang ada juga mempertimbangkan aspek ergonomik dan antropometri untuk anak. 3.3.3 Konsep Warna Konsep warna yang digunakan dalam Rumah Sakit Anak di Bandung Ini menggunakan konsep warna Colourful (warna-warni). Konsep colourful tersebut diambil berdasarkan karakteristik anak, yang dimana dunia anak tersebut penuh dengan keceriaan atau terkadang banyak orang menyebut dunia anak merupakan dunia penuh dengan warna. Adapun pengaruh atau dampak warna terhadap psikologis anak sebagai berikut: 1. Putih Melambangkan kegembiraan, kedamaian, kemurnian dan kebersihan. 2. Kuning Warna ini menenangkan saraf dengan memberikan efek menenangkan dan juga dikenal dapat merangsang aktivitas otot. 3. Biru Warna biru menandakan keyakinan, perdamaian dan kebijaksanaan dan dapat membantu menenangkan saraf anak, serta memberikan tidur yang baik di malam hari. 4. Hijau Hijau adalah warna yang menandakan penyegaran dan membantu memperkuat harga diri dan menyalakan harapan. Hijau adalah warna yang 65

sangat menggembirakan dan idealnya cocok untuk anak-anak yang memiliki perasaan rendah diri dan perasaan tertekan. 5. Merah Merah adalah warna yang menarik yang menandakan gairah, keinginan dan membuat anak-anak bersemangat. 6. Ungu Warna ini menandakan kekuasaan, kemewahan dan royalti bila muncul dalam nuansa lebih gelap. Nuansa ringan seperti lavender memberikan suasana damai dan membantu menenangkan saraf. Warna ungu yang sangat gelap tidak direkomendasikan karena dapat membangkitkan rasa frustrasi dan kesedihan pada anak-anak. Anak-anak tidak menangkap warna ini begitu mudah. 7. Coklat dan Abu-abu Coklat dan abu-abu adalah beberapa nada bumi. Warna ini adalah warna ideal untuk anak-anak yang hiperaktif dan penuh dengan energi. Warna ini memberikan relaksasi, kehangatan, kenyamanan. 3.3.4 Konsep Material Sesuai dengan peraturan MENKES RI. Pada persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit, dalam pemilihan material pada suatu rumah sakit, mempunyai kriteria-kriteria tertentu. Berikut merupakan kriteria dan contoh material yang cocok untuk rumah sakit. o Bersih, tidak mengandung racun, tidak berpolusi dan mudah dalam perawatannya. o Tidak mudah menyerap. o Memiliki sifat akustik yang baik terutama pada kamar rawat inap. Lantai Gambar.44 Pengecetan Lantai Epoxy 66

Material yang digunakan adalah epoxy. Epoxy adalah bahan penutup lantai beton, terdiri atas 2 komponen bahan yang harus diaduk merata dan kemudian dilapiskan di atas beton. Setelah kering akan membentuk lapisan (film) tipis yang keras, kedap air, tahan kimia dan berwarna. Umumnya digunakan sebagai bahan pelapis lantai pada ruang-ruang tertutup yang mementingkan kebersihan dan keindahan misalnya lorong-lorong dan lantai rumah sakit, studio TV, laboratorium, ruang produksi barang, ruang pamer, ataupun ruang lainnya. Epoxy Floor Coating mempunyai banyak keunggulan dibanding flooring tradisional atau sistem flooring lainnya. Keunggulan Epoxy Floor Coating, antara lain : 1. Secara umum Epoxy Floor Coating meningkatkan kualitas lantai dan memperpanjang usia pemakaian. Pekerjaan diawali dengan Bonding Epoxy, yang bersifat waterproofing dan sebagai joint sealent antara lantai dengan cat epoxy. 2. Lantai menjadi lebih sehat (hygine) karena tiadanya sambungan (seamless) yang merupakan tempat tumbuhnya jamur serta berkembang biaknya bakteri. 3. Secara dekorasi lantai terlihat lebih indah, dengan pilihan warna yang bisa disesuaikan dengan fungsi ruangan/lantai dan selera customer. 4. Epoxy Floor Coating memudahkan perawatan, karena menjadikan lantai mudah dibersihkan. Dinding Pada Rumah Sakit Anak ini sebagain menggunakan bahan beton dan kaca pada area entrance dan jendela untuk memaksimalkan sinar matahari masuk ke dalam Ruangan. Penggunaan dinding kaca dihindari terutama di area bermain, hal ini untuk mengurangi resiko kecelakaan / pecah. Finishing yang digunakan menggunakan cat, dan sebagian area lainnya menggunakan wallpaper, dan acrylic sebagai pelapis wallpaper. Ceiling Penggunaan ceiling yang aman dan sesuai adalah dengan menggunakan gypsumboard, selain perawatannya yang mudah, gypsumboard terbagi menjadi tiga jenis, yaitu gypsumboard biasa, water 67

resistant dan fire resistant, tentu saja pada kadar banyaknya air dan panasnya suhu. 3.3.5 Konsep Penghawaan Konsep penghawaan yang diterapkan di Rumah Sakit Anak di Bandung ini menggunakan penghawaan yang bersifat alami dan buatan. Untuk ruangan yang menggunakan konsep penghawaan alami adalah ruangan yang memiliki bukaan yang cukup, seperti penggunaan jendela yang besar. Kemudian ruangan yang menggunakan konsep penghawaan buatan menggunakan AC central dengan suhu yang cukup rendah yang diterapkan pada ruangan tertutup seperti poliknik, laboratorium, ruang tunggu, dan ruang penunjang medis lainnya. Untuk ruangan perawatan atau ruang inap diterapkan AC window unit, yaitu untuk memudahkan pengguna apabila ruangan terasa panas, maka dari itu AC dapat diatur sesuai kebutuhan. Gambar.45 Sumber Penghawaan 3.3.6 Konsep Pencahayaan Konsep pencahayaan yang diterapkan pada rumah sakit ini dikelompokan menjadi dua yaitu : 1. Konsep pencahayaan buatan Pencahayaan buatan yang diterapkan pada rumah sakit ini menggunakan pemasangan beberapa jenis lampu, seperti lampu TL, Lampu halogen sebagai sumber cahaya, serta menerapkan pemasangan lampu lainnya seperti down light, spot light, dll. Untuk ruangan khusus tindakan seperti ruang operasi diperlukan pencahayaan yang memiliki luminitas yang cukup tinggi dengan penerangan tambahan khusus. 68

Gambar.46 Sumber Pencahayaan Buatan 2. Konsep pencahayaan alami Pada ruang tertentu seperti ruang rawat inap diterapkan sistem pencahayaan alami dengan memanfaatkan cahaya di siang hari melalui pemasangan jendela. 3.3.7 Konsep Akustik Sumber-sumber bising yang berasal dari rumah sakit dan sekitarnya agar diupayakan untuk dikendalikan antara lain dengan cara : Pada sumber bising di rumah sakit anak peredam, penyekat, pemindahan, pemeliharaan mesin-mesin yang menjadi sumber bising. Pada sumber bising dari luar rumah sakit anak, penyekat / penyerapan bising dengan penanaman pohon (green belt), meninggikan tembok, dan meninggikan tanah (bukit buatan). Sistem akustik dikendalikan dari ruang kontrol dan perletakan pengeras suara diletakan di ceiling untuk tetap menjaga keindahan ruangan serta tidak menganggu aktivitas yang terjadi didalamnya. Material gypsumboard dapat digunakan untuk meredam bising. Pengaplikasiannya dapat digunakan pada ruang rawat inap agar kenyamanan lebih terjamin dan menghindari dan menghindari suara bising dari luar ruangan. Selain itu pada ruangan rapat dokter memerlukan penanganan akustik untuk menjaga keprivasian jalannya rapat. 3.3.8 Konsep Keamanan Konsep keamanan yang diterapkan dibagi menjadi dua, yaitu sistem keamanan yang mengandalkan teknologi dan sistem keamanan dengan bantuan sumber daya manusia. Sistem keamanan yang menggunakan sumber daya manusia yaitu dengan menggunakan bantuan satpam, kemudian sistem yang 69

mengadalkan teknologi beberapa diantaranya adalah smoke detector dan springkler, sistem ini digunakan untuk mencegah terjadinya kebakaran, selain itu sistem keamanan yang digunakan dengan menggunakan teknologi untuk memaksimalkan pengawasan dalam mencegah terjadinya tindak kriminalitas yaitu camera CCTV. Gambar.47 Sumber Keamanan 70