BAB I PENDAHULUAN. tempat tersebut. Candi-Candi Hindu yang masih digunakan sebagai tempat beribadah,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat suatu bencana.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. barat dan kelompok timur. Kawah bagian barat meliputi Kawah Timbang, Kawah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. (Pregiwati, 2014) menyebabkan penduduknya dominan bermata pencaharian di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. alam dan manusia dengan sebaik-baiknya, dengan memanfaatkan kekayaan alam

BAB I LATAR BELAKANG

STUDI PROSPEK PENGEMBANGAN OBJEK WISATA VULKANOLOGI KETEP DAN KONTRIBUSINYA DALAM MENUNJANG INDUSTRI PARIWISATA DI KABUPATEN MAGELANG TUGAS AKHIR

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata merupakan industri yang banyak dikembangkan di negaranegara

BAB II DESKRIPSI MUSEUM GUNUNG API MERAPI (MGM)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat risiko tinggi

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan

PT. SANJI WANATIRTA INDONESIA. Jalan Anggrek No. 09, Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta Telp: Fax:

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA FENOMENA ALAM BLEDUG KUWU DI KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR

BAPPEDA Kabupaten Probolinggo 1.1 LATAR BELAKANG

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. telah tertuang rencana pembangunan jaringan jalur KA Bandara Kulon Progo -

BAB I PENDAHULUAN. alam yang bersifat timbal balik (Dwiputra, 2011). Timbal balik atau saling

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat dan Daerah di mana sistem pemerintahan negara yang semula. pembangunan perekonomian daerah setempat.

Gambar 1.1 Jalur tektonik di Indonesia (Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2015)

MODEL AMBANG BATAS FISIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS AREA WISATA. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Banjarnegara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wisata kuliner, dan berbagai jenis wisata lainnya. Salah satu daya tarik

ARAHAN BENTUK, KEGIATAN DAN KELEMBAGAAN KERJASAMA PADA PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PANTAI PARANGTRITIS. Oleh : MIRA RACHMI ADIYANTI L2D

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya adalah sebanyak jiwa (Kotabaru Dalam Angka 2014).

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ragam budaya yang berbeda satu sama lain. Keragaman budaya ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulstiwa dan berada pada

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan adanya kondisi geologi Indonesia yang berupa bagian dari rangkaian

BAB I PENDAHULUAN. pada 6`LU- 11` LS dan antara 95` BT - 141` BT1. Sementara secara geografis

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. dengan lebih dari pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

Mengelola Resiko Bencana di Negara Maritim Indonesia: Upaya Mengurangi Resiko Bencana DAFTAR ISI

2016 STRATEGI PENGEMBANGAN DESA MEKARJAYA MENJADI DESA WISATA DI KABUPATEN GARUT

I. PENDAHULUAN. dikembangkan potensinya, baik panorama keindahan alam maupun kekhasan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mengandalkan sektor pariwisata untuk membantu pertumbuhan ekonomi.

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

BAB I PENDAHULUAN. Komplek vulkanik Dieng di Jawa Tengah memiliki sistem panas bumi

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. mencari nafkah atau menetap (Muljadi dan Warman, 2009). Wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

BAB I PENDAHULUAN. tanahdengan permeabilitas rendah, muka air tanah dangkal berkisar antara 1

BAB I PENDAHULUAN. kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

Tema I Potensi dan Upaya Indonesia Menjadi Negara Maju

kesempatan kerja dan kesempatan usaha hingga sampai ke pedesaan. Kabupaten Purbalingga adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan pariwisata menduduki posisi yang sangat penting setelah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dian Mayasari, 2013

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

Nurlaila Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jl. Medan Merdeka Barat No. 17, Jakarta

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Dataran tinggi Dieng merupakan salah satu obyek wisata utama di Jawa tengah dan Yogyakarta. Obyek obyek yang cukup beragam dan menarik banyak dijumpai di tempat tersebut. Candi-Candi Hindu yang masih digunakan sebagai tempat beribadah, begitu juga kawah-kawah yang macam dan ragam nya cukup banyak dapat dijumpai pada dataran tinggi Dieng. Dataran tinggi Dieng banyak dikunjungi wisatawan pada akhir pekan dan hari libur nasional, turis yang berkunjung pada umumnya berasal dari kotakota besar terdekat dari Dieng yaitu Semarang dan Yogyakarta. Dengan adanya bandara Sebagai hub (penghubung ) untuk daerah daerah disekitarnya Yogyakarta berperan penting menyuplai turis baik lokal maupun International ke kawasan sekitar, Salah Satunya ke Dataran Tinggi Dieng. Bukan Hanya dari Yogyakarta, Dieng Banyak dituju dari Semarang. Bandara Ahmad Yani menjadi hub wiasatawan untuk mengunungai kawasan wisata di kawasan provinsi Jawa tengah. Semarang dan Jogjakarta adalah kota utama yang berperan penting menjadi penyuplai turis untuk obyek wisata dataran tinggi Dieng. Dengan dua kota utama menjadi penyuplai wisatawan pada Plato Dieng, kawasan dataran tinggi Dieng diharapkan dapat meningkatkan kualitas,akses dan konentivitasnya dengan dua kota tersebut. Harapan yang ingin dicapai wisatawan yang berkunjung dapat merasa aman, nyaman ketika mendatangi Plato Dieng.

A. Latar belakang Secara geografis dataran tinggi Dieng dapat dicapai dari 2 Kota utama Semarang dan Yogyakarta dengan waktu tempuh berkisar 3-5 jam. Sebagai obyek wisata yang disuplai turis dari 2 kota utama di Jawa tengah dan Yogyakarta Dieng memiliki Potensi yang sangat besar. Dari data statistik secara nasional Provinsi Jawa tengah dan DIY berapa pada urutan 5 dan 6 pada banyaknya kunjungan wisata nasional dengan potensi wisatawan antara 5-6 Juta pengunjung pada 2009. Tabel berikut memberikan gambaran provinsi yang paling banyak di kunjungi wisatawan. Tabel I.1 Tabel 10 besar provinsi paling banyak di kunjungi NO PROVINSI 20014 1 Jawa Barat 7,518,081 2 Jawa Timur 7,058,899 3 DKI Jakarta 5,332,268 4 Bali 4,684,102 5 Jawa Tengah 3,595,469 6 DI Yogyakarta 3,390,455 7 Riau 1,976,323 8 Sumatera Utara 1,880,877 9 Kalimantan Timur 1,751,074 10 Kepulauan Riau 1,636,461 Sumber: Survey BPS:2015 Pemerintah pusat telah memasukkan Dieng dalam perencanaan yang bersifat nasional. Di dalam Rencana Induk Kepariwisataan Nasional 2010-2025 destinasi Borobudur-Yogyakarta menjadi salah satu dari 50 Destinasi Kepariwisataan Nasional, yang didalamnya memiliki 7 (tujuh) Kawasan Pengelolaan Pariwisata, dengan 5 kawasan di wilayah D.I. Yogyakarta dan 2 wilayah Di Jawa Tengah. Dengan dimasukkannya Dieng sebagai kawasan yang dikembangkan akan menarik wisatawan berdatangan ke

Plato Dieng. Kawasan-kawasan tersebut di jelaskan dalam Tabel dan gambar sebagai berikut: Tabel 1.2 1 kawasan Destinasi Borobudur-Yogyakarta Provinsi Yogyakarta 1. Kws Karts Gunung Kidul dskt 2. Kws Prambanan Kalasan dskt 3. Kws Yogyakarta Kota dskt Provinsi Jawa Tengah 1. Kws Borobudur Mendut Pawon dskt 2. Kws Dieng dskt 4. Kws Pantai Selatan Yogya dskt 5. Kws Merapi Merbabu dskt Sumber : (Peraturan Pemerintah Republik indonesia no.50 tahun 2011)

2 1 5 3 2 4 1 Gambar I.1 Ilustrasi kawasan induk pariwisata Borobudur-Yogyakarta Peta di modifikasi oleh penulis,sumber: www.jadwaltravel.info Dengan dijadikan Dieng sebagai bagian dari perencanaan nasional pengambangan kawasan pariwisata, maka perlu diperhatikan kemungkinan munculnya resiko-resiko yang berdampak pada pengamanan pengunjung. Plato Dieng dengan potensi (pengunjung dari 2 wilayah utama)yang cukup tinggi 5-6 juta pengunjung pertahun, peran safety menjadi sangat penting bagi kelangsungan dan keberlanjuntan pembangunan kepariwsataan di Dataran Tinggi Dieng.Potensi tersebut layaknya perlu didukung oleh

persiapan kemungkinan munculnya hazards (bahaya-bahaya) dan bencana yang dapat muncul sewaktu waktu.salah satu potensi bencana yang cukup besar adalah bencana Geologi karena dominannya aktivtas Geologi di kawasan Dieng. Bencana baik yang besar maupun kecil sedapat mungkin di kurangi efeknya dengan Mitigasi dan perencanaan yang baik. B. Gambaran umum Plato Dieng Gambar I.2 Peta Kabupaten Banjarnegara Sumber: Pemda Kabupaten Banjarnegara Dataran Tinggi Dieng dapat diakses melalui beberapa jalur. Jalur tersebut adalah melalui Banjarnegara, Batang dan Wonosobo. Namun, diantara jalur-jalur tersebut, yang paling efektif dan efisien adalah melalui Wonosobo. Jarak Dataran Tinggi Dieng dengan pusat pemerintahan Wonosobo adalah 26 km yang dapat dilalui dengan sepeda motor, kendaraan roda empat dan mikro bus. Secara Administratif Plato Dieng terletak di

Kabupaten Banjarnegara, Wonosobo dan Batang. Secara luasan Kabupaten Banjarnegara menguasai hampir 70 % wilayah Dieng. Secara koordinat Dieng terletak pada: 7 o 12' LS dan 109 o 54' BT dengan ketinggian 2565 mdpl merupakan tipe Gunungapi : Strato, dengan lapangan solfatara (SO2 dan SO3) dan fumarola, serta banyak kawah. Beberapa kawah yang cukup populer di Dieng anatara lain Timbang, Sikidang, Upas, Sileri, Condrodimuko, Sibanteng dantelogo Terus. Gambar I.3 Peta Kecamatan Batur dan Dieng Sumber: UPT Dieng 2015 Potensi Dieng secara umum dapat di bagi menjadi 3 :

ü Potensi Alam : Panas bumi (Geothermal), Pertanian dan Buah khas Dieng,Belerang dari kawah. ü Potensi Budaya : Candi, Ruwat rambu gembel, Seni Budaya/Festival ü Potensi Wisata : Kawah, Telaga,Candi,Salju Dieng/Upas,Pemandangan Alam Dieng adalah kawasan vulkanik aktif dengan suhu rata rata 15-20 Derajat Celcius dan pada Malam hari sekitar 10 Derajat Celcius. Suhu udara dapat mencapai 0 C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas. Karena Dieng merupakan kawasan Vulkanik aktif maka kemungkinan potensi terjadinya bencana vulkanik dan bencana Geologi lainnya cukup besar. Letusan dan munculnya gas beracun pada kawasan Dieng telah terjadi berkali kali dalam kurun waktu 50 tahun terakhir. Bukan hanya letusan dan gas beracun, kemungkinan terjadinya amblesan dan tanah longsor juga layak di perhatikan karena pada dasarnya Dieng adalah kaldera aktif yang dapat terjadi amblesan dan longsor sewaktu-waktu. Untuk itu diperlukan adanya analisa dan persiapan yang matang.adanya promosi yang masif dan terprogram dari pemerintah harus di imbangi perencanaan kemanan yang baik pada Obyek tujuan wisata.

TABEL I.3 Sejarah letusan Dieng Tahun Nama Kawah Aktivitas letusan Produk Letusan/korban 1450 Pakuwojo Letusan normal Abu/Pasir 1825/18 26 Pakuwojo Letusan normal Abu/Pasir 1883 Kw.Sikidang/Bante ng Peningkatan kegiatan Lumpur kawah 1884 Kw.Sikidang Letusan normal 1895 Siglagak Pembentukan celah Uap belerang 1928 Batur Letusan Normal Lumpur dan batu 1939 Batur Letusan normal Uap dan Lumpur,5 orang meninggal 1944 Kw.Sileri Gempabumi dan letusan Lumpur/59 meninggal,38 lukaluka, 55 orang hilang 1964 Kw.Sileri Letusan normal lumpur 1965 Kw.Condrodimuko/ Telaga Dringo Hembusan fumarola, lumpur Uap air dominan 1979 Kw.Sinila Hembusan gas racun Gas CO2, CO?, CH4,Korban 149 meninggal 1990 Kw. Dieng Kulon Letusan freatik lumpur 2002 Terjadi Gempa Terasa sebanyak 7 kali. Tidak Diikuti dengan letusan 2003 Kw. Sileri Letusan Freatik Lumpur 2006 Peningkatan kegempaan yang diawali dengan gempa terasa pada tanggal 2 April 2006 2009 Kw. Sibanteng Letusan freatik Lumpur Sumber : Direktoran vulkanologi ESDM

C. Rumusan masalah Dataran tinggi Dieng dengan obyek wisata yang berada di sekitar kawah-kawah aktif dengan Aksesabilitas, Amenitas dan atraksi berada di kawasan vulkanis serta lerenglereng,merupakan struktur geologi yang unik berupa plato yang terbentuk dari kaldera Gunung Perahu dengan pembatas gunung-gunung lain di tepiannya. Karena terbentuk dari kaldera yang masih aktif inilah potensi bahaya dan bencana muncul. journal esdm mengenai pemantauan Dieng, sejarah letusan Dieng terjadi cukup sering dan menimbulkan korban yang cukup banyak. Permasalahan muncul karena Plato Dieng meruapakan kawasan wisata populer, dimana pemerintah daerah setempat sangat gencar mempromosikan obyek wisata tersebut. Pengawasan kemungkinan terjadinya bencana geology di lakukan oleh direktorat Vulkanologi ESDM. Meski demikian, sosialisasi safety, langkah langkah nyata dan informasi rencana pengamanan bila terjadi bencana seharusnya dilaksanakan oleh para pemangku kepentingan. Potensi bencana dilihat dari sudut pandang Aksesabilitas,amenitas dan Atraksi menarik untuk di bahas sehingga dapat tersusun perencanaan yang baik mengenai potensi bahaya. D. Pertanyaan penelititan Dalam penelitian ini beberapa pertanyaan yang muncul dapat dikelompokkan dalam 3 besar pertanyaan di bawah ini. 1. Bagaimana kondisi eksisting pariwisata di kawasan Dieng dari sudut pandang mitigasi/ resiko bencana? 2. Seberapa jauh resiko bencan yang mungkin muncul di kawasan wisata Dieng? 3. Rekomendasi dan langkah-langkah strategis apakah yang di perlukan untuk mengatasi resiko bencana tersebut.

E. Tujuan Penelitian Dengan pertanyaan dan permasalahan yang telah dibahas sebelumnya diharapkan penelitian ini dapt mencapai tujuannya sebagai berikut: 1. Mengetahui kondisi eksisiting resiko bencana pada obyek Geowisata Dieng dari sudut pandang Aksesabilitas,Amenitas dan Atraksi 2. Mengetahui resiko-resiko bencana dari analisis data sekunder dan faktor faktor yang mempengaruhi tingkat kerawanan pada obyek Geowisata Dieng. 3. Mengetahui rekomendasi yang di perlukan guna mengatasi permasalahan pada obyek wisata Dieng. F. Manfaat penelitian Penelitian ini di harapkan membawa manfaat yang ingin di capai sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis yang ingin di dapat dari penelitian ini adalah kesadaran para pemangku kepentingan akan besarnya potensi bencana Geologi yang mungkin dapat timbul pada daerah obyek wisata dataran tinggi Dieng serta kesadaran para wisatawan akan pentingnya safety dan perencanaan apabila bencana terjadi pada saat mereka berwisata, sehingga terbangun kultur safety pada semua pihak. 2. Manfaat Praktis a) Bagi pemerintah munculnya kesadaran yang dapat digunakan sebagai acuan untuk membuat kebijakan- kebijakan tentang pengelolaan obyek wisata yang mengutamakan keselamatan.

b) Bagi pengelola obyek wisata dapat di gunakan sebagai alarm pengingat tentang perlunya rambu, sosialisasi safety pada pengunjung secara berkala. c) Bagi industri pariwisata lainnya, dapat digunakan sebagai acuan untuk memperhatikan kemananan dan terbangunnya budaya keselamatan di manapun. d) Bagi dunia pendidikan, dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian empiris selanjutnya. G. Keaslian penelitian Dalam penentuan thesis untuk keaslian penelitian ini penulis mencarai beberapa petunjuk Skripsi atau thesis dengan kata kunci Dieng, Geowisata, Mitigasi (safety) beberapa thesis yang di peroleh sebagai berikut. 1. Nama : pramitama bayu saputro judul : Tata Kelola Wisata Di Dataran Tinggi Dieng Provinsi Jawa Tengah Universitas : Institut Pertanian Bogor Fakultas Kehutanan 2011 Ringkasan : Perkembangan wisata di Indonesia tidak terlepas dari peran pemerintah, swasta dan masyarakat. Dataran Tinggi Dieng merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang ada di Indonesia. Banyak stakeholder dengan beragam kepentingan yang berbedabeda terlibat dalam pengelolaan Dataran Tinggi Dieng. Sehingga perlu diketahui mekanisme hubungan para stakeholder dalam tata kelola wisata di Dataran Tinggi Dieng. Hasil identifikasi menunjukkan terdapat 12 stakeholder yang terlibat dalam tata kelola wisata di Dataran Tinggi Dieng. 2. Nama : Dwiyanti K

Judul : Human Vulnerability And Coping Capacity Related To Carbon Dioxide (Co2) Volcanic Gases: A Community-Based Case Study In Dieng Plateau Central Java Universitas : UGM-S2 Lingkungan 2015 Ringkasan : Dieng merupakan salah satu wilayah yang paling berbahaya di Jawa Tengah karena letusan freatik dan potensi bahaya gas beracun karbon dioksida. Pada tahun 1979, salah satu kawah di Dieng yaitu Kawah Timbang, mengeluarkan gas beracun karbon dioksida (CO2) dan menyebabkan 149 orang meninggal. Sampai saat ini, Kawah Timbang selalu memancarkan gas beracun. Meskipun kawasan Dieng berbahaya, masyarakat Dieng tetap tinggal di daerah berbahaya. Oleh karena itu, penelitian ini telah dilakukan untuk mengetahui karakteristik gas beracun di Dieng serta kerentanan dan cara masyarakat menanggulangi bencana gas beracun di Dieng. Dengan menggunakan studi kasus dan pendekatan partisipatif, penelitian ini mengidentifikasi kerentanan manusia di desa Batur, Sumberrejo, dan Pekasiran di Dieng termasuk pengalaman bencana, persepsi risiko dan kapasitas masyarakat dalam mengatasi gas beracun. 3. Nama : Primantoro Nur Vitrianto Judul :Kualitas Kawasan Wisata Pantai Depok,Gumuk Pasir Barchan,Pantai Parang Kusumo Dan Pantai Parang Tritis Berdasarkan Parameter Geowisata. Universitas : Ugm-Fakultas Teknik 2012 RINGKASAN : Kawasan Parangtritis secara keseluruhan memiliki potensi daya tarik wisata yang terpadu antara daya tarik wisata alam, budaya dan khusus (kuliner), seluruh

potensi tersebut perlu untuk dikembangkan dan dilestarikan. Geowisata diharapkan mampu menjadi salah satu alternatif pendekatan dalam memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang ada di kawasan parangtritis secara keseluruhan, yang meliputi Pantai Depok, Gumuk Pasir Barchan, Pantai Parangkusumo, dan Pantai Parangtritis, baik dalam bentuk peningkatan pengayaan wawasan tentang keunikan daya tarik wisata, peningkatan pemahaman proses fenomena fisik alam (geomorfologi), maupun peningkatan kualitas sumberdaya manusia di kawasan ini. Geowisata juga memberi dampak terhadap Pengelolaan lapangan kerja di berbagai sektor seperti transportasi, perhotelan dan pemandu wisata dan sekaligus memacu pertumbuhan ekonomi.