BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian tentang Hubungan peran orang tua terhadap perilaku menggosok gigi pada anak prasekolah di RA Sudirman IV Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Hasil ini akan dikelompokkan menjadi jenis kelamin orang tua dan anak, pendidikan terakhir orang tua, umur orang tua dan pekerjaan orang tua. Data khusus meliputi peran orang tua terhadap perilaku menggosok gigi anak prasekolah dan perilaku menggosok gigi anak prasekolah. Hubungan dua variabel akan diuji dengan menggunakan korelasi product moment dengan tingkat kemaknaan 0 ditolak, berarti secara signifikan ada hubungan antara dua variabel yang diukur, tapi bila p 0 diterima, berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara dua variabel yang diukur. 47
48 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Karakteristik Responden Tabel 4.1.1.1 Distribusi responden Orang Tua di RA Sudirman IV Ambarawa Karakteristik Responden Frekuensi Persentase Jenis Kelamin Laki-laki 4 8 Perempuan 46 92 20-30 Tahun 24 48 Umur 31-40 Tahun 25 50 41-50 Tahun 1 2 Lulus SD 13 26 Lulus SMP 14 28 Pendidikan Lulus SMA 21 42 Terakhir Lulus Perguruan Tinggi (S1) 2 4 IRT (Ibu Rumah 37 74 Pekerjaan Tangga) Karyawan 13 26
49 Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 46 responden (92%) dan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 4 responden (8%). Mayoritas responden dalam penelitian ini berusia 31-40 tahun sebanyak 25 responden (50%), berusia 20-30 tahun sebanyak 24 responden (48%) dan yang berusia 41-50 tahun hanya 1 responden (2%). Responden dalam penelitian ini kebanyakan berpendidikan terakhir SMA sebanyak 21 responden (42%), berpendidikan SMP sebanyak 14 responden (28%) berpendidikan SD sebanyak 13 responden (26%) dan yang berpendidikan sampai peguruan tinggi (S1) sebanyak 2 responden (4%). Dalam penelitian ini juga didapatkan mayoritas responden bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 37 responden (74%) dan bekerja sebagai karyawan sebanyak 13 responden (26%). Tabel 4.1.1.2 Distribusi frekuensi jenis kelamin responden (Murid) di RA Sudirman IV Ambarawa Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki 18 36
50 Perempuan 32 64 Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 32 responden (64%) dan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 18 responden (36%). 4.1.2 Data Khusus Tabel 4.1.2.1 Distribusi frekuensi Peran Orang Tua Terhadap Perilaku Menggosok Gigi di RA Sudirman IV Ambarawa Peran Orang Tua Rentang Nilai Frekuensi Persentase Peran Baik 31-45 47 94 Peran Tidak Baik 15-30 3 6 Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa mayoritas hasil dari angket yang diisi oleh responden menunjukkan peran orang tua sudah baik sebanyak 47 responden (94%) dan peran tidak baik sebanyak 3 responden (6%).
51 Tabel 4.1.2.2 Distribusi frekuensi Perilaku Menggosok Gigi Anak di RA Sudirman IV Ambarawa Perilaku Anak Rentang Nilai Frekuensi Persentase Perilaku Baik 6-10 46 92 Perilaku Tidak Baik 0-5 4 8 Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa mayoritas hasil dari angket yang diisi oleh responden menunjukkan perilaku anak sudah baik sebanyak 46 responden (92%) dan perilaku tidak baik sebanyak 4 responden (8%). 4.2 Pembahasan Penelitian Dalam bagian ini akan dibahas hasil penelitian selanjutnya sebagai berikut ini : 4.2.1 Peran Orang Tua Terhadap Menggosok Gigi Anak Data dari kuesioner yang diisi oleh orang tua menyatakan bahwa mayoritas sudah memiliki peran yang baik sebanyak 47 responden (94%) dengan rentang hasil nilai 31-45 dari 15 pertanyaan yang diberikan, antara lain orang tua sudah mengajarkan anak untuk menggosok gigi pada saat mandi,
52 mengajarkan mengambil sikat gigi dan pasta gigi pada tempatnya, mengajarkan membersihkan sikat gigi sebelum dipakai, mengajarkan menyiapkan air untuk berkumur, mengajarkan dan membantu menggosok gigi anak dengan cara yang benar, mengajarkan anak untuk berkumur dengan air bersih sebelum maupun setelah menggosok gigi dan mencuci sikat gigi setelah dipakai kemudian disimpan dengan benar (kepala sikat gigi di atas atau digantung). Namun ada juga orang tua yang belum berperan baik, yaitu sebanyak 3 responden (6%) dengan rentang hasil nilai 15-30 dari 15 pertanyaan dalam kuesioner. Diantaranya adalah orang tua kadang-kadang atau tidak pernah mengajarkan anak untuk menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur, terkadang orang tua juga masih membantu menyiapkan peralatan untuk menggosok gigi (menyiapkan sikat gigi, pasta gigi, air untuk berkumur) anaknya dan membantu anak untuk menggosok gigi. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa peran orang tua siswa RA Sudirman IV Ambarawa terhadap perilaku menggosok gigi sudah sangat baik. Hal ini dibuktikan bahwa orang tua sudah mengajarkan anak
53 tentang menggosok gigi dengan benar dan tepat waktu. Namun ada beberapa orang tua yang belum berperan baik dikarenakan ada masalah gigi pada anak-anaknya, misalnya anak memiliki gigi yang tidak lengkap (gigi depan anak sudah tidak ada dan gigi anak mengalami karies). Peran orang tua dalam mengajarkan menggosok gigi anaknya sangatlah penting karena dengan menggosok gigi yang benar dan teratur maka kita dapat mencegah penyakit gigi dan mulut, yaitu dengan menerapkan teknik pemeliharaan kesehatan dan membersihkan gigi dan mulut dari sisa-sisa makanan serta plak yang harus lebih diperhatikan kebersihannya. Anak-anak memang masih dalam taraf yang memerlukan bimbingan yang ketat, memerlukan kesabaran yang luar biasa, memerlukan kebijaksanaan yang sempurna dengan cara yang baik (Machfoedz, 2005). 4.2.2 Perilaku Menggosok Gigi Anak Perilaku anak dalam menggosok gigi di RA Sudirman Ambarawa sudah baik dengan presentase 92% (46 responden) dengan rentang hasil nilai 6-10 dari
54 15 pertanyaan yang diberikan, antara lain anak sudah menggosok gigi saat mandi, membersihkan sikat gigi dan pasta gigi sebelum dipakai, menyiapkan air bersih untuk berkumur, menggosok gigi sendiri atau dibantu oleh orang tua, berkumur dengan air bersih setelah dan sebelum menggosok gigi, membersihkan sikat gigi setelah dipakai dan disimpan dengan benar. Adapun perilaku anak yang tidak baik dengan presentase 8% (4 responden) dengan rentang hasil nilai 0-5 dari 15 pertanyaan yang diberikan, antara lain anak tidak menggosok gigi sebelum tidur, anak masih dibantu orang tuanya untuk mengambil sikat dan pasta gigi. Perilaku manusia adalah semua tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati, kemudian perilaku ini dapat terjadi adanya stimulus dari manusia, dan kemudian manusia tersebut akan memberikan respon. Adapun faktor predisposisi yang terbentuknya karena ada suatu perilaku yang baru, misalnya anak diberikan materi tentang menggosok gigi kemudian anak memiliki pengetahuan baru tentang menggosok gigi, selanjutnya akan menimbulkan respon
55 batin dan sikap yang diharapkan akan membentuk perilaku (psikomotorik) terhadap menggosok gigi. 4.2.3 Hubungan Peran Orang Tua Terhadap Perilaku Menggosok Gigi Anak Prasekolah Riyanti (2005), mengemukakan bahwa peran orang tua sangat diperlukan dalam membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan dan menyediakan fasilitas kepada anak agar anak dapat memelihara kebersihan giginya. Selain itu orang tua juga mempunyai peran yang cukup besar dalam mencegah terjadinya peningkatan plak pada gigi dan terjadinya karies pada anak. Pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi anak. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan. Orang tua dengan pengetahuan rendah mengenai kesehatan gigi merupakan faktor predisposisi dari perilaku yang tidak mendukung kesehatan gigi anak. Namun hasil pengolahan data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan peran orang tua terhadap perilaku menggosok gigi anak prasekolah
56 memiliki tingkat kemaknaan 0,205 > 0,05 artinya tidak mempunyai hubungan yang signifikan antara peran orang tua dan perilaku menggosok gigi anak prasekolah. Dari hasil pengolahan statistik spss diperoleh hasil koefisien korelasi 0,152 artinya mempunyai korelasi yang lemah. Penelitian ini menggambarkan bahwa peran orang tua untuk mengajarkan menggosok gigi pada anak tidak akan berpengaruh kepada perilaku anak menggosok gigi. Begitu juga sebaliknya, perilaku anak menggosok gigi bukan karena peran orang tua yang baik maupun tidak baik. Hal ini terbukti dengan hasil perhitungan spss yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan peran orang tua terhadap perilaku menggosok gigi pada anak prasekolah dan juga dibuktikan dengan pola makan anak yang tidak sehat dan tidak di kontrol oleh orang tua, sehingga banyak anak yang mengalami masalah kesehatan gigi (karies gigi dan karang gigi). Selain itu juga banyak dari orang tua yang kurang memperhatikan kesehatan gigi anaknya, misalnya saja pada waktu menggosok gigi, anak hanya diajari untuk menggosok gigi saat mandi pagi saja, sedangkan saat sebelum tidur orang tua jarang sekali menyuruh anak untuk
57 menggosok gigi. Dalam hasil observasipun kebanyakan orang tua hanya beberapa kali mengajarkan menggosok gigi setelah itu anak hanya diingatkan saja tanpa dibimbing oleh orang tuanya dalam menggosok gigi, padahal anak usia 4-6 tahun sangat membutuhkan bimbingan, perhatian dan ketelatenan yang khusus dari orang tuanya, terutama pada kebersihan gigi dan mulut anak.