BAB I PENDAHULUAN. kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam mengatur dan mengurus rumah

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan (Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan penganggaran pada dasarnya mempunyai manfaat yang sama

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN WILAYAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA. Mitrawan Fauzi

Provinsi Sumatera Utara: Demografi

BAB I PENDAHULUAN. usaha pertanian (0,74 juta rumah tangga) di Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 34 provinsi yang kini telah tumbuh menjadi beberapa wacana

Sejak tahun 2008, tingkat kemiskinan terus menurun. Pada 2 tahun terakhir, laju penurunan tingkat kemiskinan cukup signifikan.

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pariwisata dan kebudayaan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dan

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA

Lampiran 1. Data Luas Panen dan Produksi Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

Musrenbang RKPD Provinsi Sumatera Utara 2013 Hotel Santika, Selasa 2 April 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan. pendapatan perkapita suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. Produksi pangan di negara-negara sedang berkembang meningkat. Sekalipun

BAB I PENDAHULUAN. Produksi dari suatu usaha penangkapan ikan laut dan perairan umum sebahagian

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara, penyedia lapangan kerja, dan juga sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

Lampiran 1. Sampel. Universitas Sumatera Utara

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

bahwa berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan, SALINAN NOMOR 15 TAHUN 2017 Peraturan Gubernur sebagaimana dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, dalam upaya untuk meningkatkan taraf hidup maupun kesejahteraan rakyat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perencanaan pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan

Disampaikan Oleh: SAUT SITUMORANG Staf Ahli Mendagri Bidang Pemerintahan

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya

pemerintahan lokal yang bersifat otonomi (local outonomous government) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk. bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Siklus pengelolaan keuangan daerah merupakan tahapan-tahapan yang

BAB I PENDAHULUAN. sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah

Sumatera Utara. Rumah Balai Batak Toba

BAB I PENDAHULUAN. seluruh stakeholders untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PERSEBARAN PENDUDUK PROVINSI SUMATERA UTARA BERDASARKAN HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 Oleh Mbina Pinem *

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yaitu upaya peningkatan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju. kepada tercapainya kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kerja pengelolaan pemerintahan, Indonesia dibagi menjadi daerah kabupaten dan. sendiri urusan pemerintahan dan pelayanan publik.

ALOKASI ANGGARAN DAERAH DALAM PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA Beryl Artesian Girsang

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

Lampiran 1. Tabel Daftar Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA UTARA 2014

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan adalah hal yang sangat penting. Pada tahun 1950an, orientasi

RINCIAN LABUHANBATU UTARA TEBING TINGGI BATUBARA ASAHAN TANJUNG BALAI NAMA DAN TANDA TANGAN KPU PROVINSI

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan kekhasan daerah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pembangunan di bidang ekonomi ini sangat penting karena dengan

BAB 3 GAMBARAN UMUM PROVINSI SUMATERA UTARA. Uraian ini dimulai dengan letak geografis provinsi Sumatera Utara, sejarah

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

I. PENDAHULUAN. tanaman dagang yang sangat menguntungkan, dengan masukan (input) yang

I. PENDAHULUAN. pembentukan Gross National Product (GNP) maupun Produk Domestik Regional

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu daerah pada dasarnya merupakan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

LAMPIRAN. Lampiran I JADWAL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada September 2000 sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk

Lampiran 1. Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (Jiwa)

BAB III TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI SUMATERA UTARA

Medan, Maret 2014 Plt. Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Utara. Syahril Anwar NIP

KEMISKINAN ASAHAN TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan atau berkembangnya suatu daerah adalah tidak terlepas dari

SUATU TINJAUAN KEBIJAKAN ALOKASI BELANJA 3 (TIGA) BIDANG UTAMA (SOSIAL BUDAYA, INFRASTRUKTUR, EKONOMI) UNTUK 25 KABUPATEN DAN KOTA PADA RAPBD TA

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

Lampiran 1 REALISASI DANA ALOKASI UMUM (DAU) KABUPATEN / KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA (Tabulasi Normal dalam Rupiah) TAHUN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

I. PENDAHULUAN. dibandingkan jumlah kebutuhan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sisterm kelembagaan.

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. tantangan, menyesuaikan diri dalam pola dan struktur produksi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa didukung adanya kegiatan kegiatan yang. indonesia tidaklah mudah, harus ada sinergi antara pemerintah dan

Tabel 1.1. Daftar Surplus/Defisit Laporan Realisasi APBD Kabupaten/Kota T.A (dalam jutaan rupiah)

: SUMATERA UTARA Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov

Lampiran 1. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun (%)

PENDAHULUAN. diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan

BAB I PENDAHULUAN. Kedaulatan pangan adalah konsep pemenuhan pangan melalui produksi lokal.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebutuhan makan maupun non makan. Bagi Indonesia, kemiskinan sudah sejak lama menjadi persoalan

BAB I PENDAHULUAN. dimana manusia dapat membina kepribadiannya dengan jalan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

Lampiran 1 Hasil Regression Model GLS FIXED EFFECT (FEM)

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PROMOSI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena pupuk kimia lebih mudah diperoleh dan aplikasinya bagi tanaman

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan nasional di Indonesia, pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi agar terus tumbuh dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sumatera Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan perhatian utama semua negara terutama

BAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000).

Lampiran 1 Daftar Kabupaten/ Kota, Sampel

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

maupun daerah untuk mempercepat tercapainya pembangunan ekonomi. lahirnya dua produk undang-undang, yaitu Undang-undang No.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan klasifikasi tipologi kabupaten/kota dan analisis autokorelasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak berlakunya otonomi daerah sesuai dengan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Setiap daerah diberikan kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri untuk kepentingan masyarakat setempat serta menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. Kemudian Undang-Undang tersebut mengalami perubahan dan penyempurnaan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dengan digulirkannya otonomi daerah diharapkan setiap daerah dapat membangun daerahnya sendiri serta mampu mengembangkan dan mengelola potensi sumber daya alam yang dimiliki, mampu mempercepat proses pembangunan daerah, baik dalam segi infrastruktur, meningkatkan sumber daya manusia, mengoptimalkan potensi sumber daya alam, membuka lapangan pekerjaan, menarik investor dan memudahkan proses perizinan usaha demi kesejahteraan masyarakatnya dan kemajuan daerahnya. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang

ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut (Arsyad, 1999:108). Dalam upaya tercapainya keberhasilan pembangunan perekonomian daerah, setiap daerah harus menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebagai plafon arah pembangunan ekonomi daerahnya.menetapakan kebijakan pembangunan, isu-isu strategis pembangunan daerah serta prioritas pembangunan daerah dalam mencapai pembangunan yang efektif dan efisien.setiap daerah harus bisa mengetahui dan mengenal potensi atau sektor unggulan sumber daya alam yang dimilikinya untuk dijadikan salah satu andalan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pertumbuhan perekonomian suatu daerah tidak hanya dilihat dari PAD saja, tetapi dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).PDRB merupakan salah satu indikator penunjang PAD dalam segi pajak dan retribusi dan juga sebagai tolak ukur kemampuan dan kemandirian suatu daerah dalam memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang ada sebagai penunjang pembangunan perekonomian daerah. Salah satu cara untuk mengetahui tingkat pertumbuhan pembangunan perekonomian daerah adalah dengan melihat data PDRB. Data PDRB menyajikan data statistik indikator ekonomi makro, seperti pendapatan regional, pertumbuhan perekonomian dan struktur perekonomian suatu daearh.secara umum, PDRB terdiri dari 9 sektor, yaitu; 1) Pertanian; 2)

Pertambangan dan Penggalian; 3) Industri Pengolahan; 4) Listrik, Gas dan Air Bersih; 5) Konstruksi; 6) Perdagangan, Hotel & Restoran; 7) Pengangkutan dan Komunikasi; 8) Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan; 9) Jasa-jasa.Data PDRB dapat dipergunakan sebagai bahan evaluasi dan perencanaan bagi suatu daerah sebagai acuan dalam mengambil suatu kebijakan pembangunandan pertumbuhan perekonomian daerah. Dengan demikian, akanterciptanya pembangunan dan pertumbuhan perekonomian daerah yang efektif dan efisien. Provinsi Sumatera Utara merupakan provinsi yang terletak dibagian barat Indonesia. Letak geografis Provinsi Sumatera Utara berada pada 1-4 LU dan 98-100 BT. Secara administratif Provinsi Sumatera Utara berbatasan dengan Sebelah Utara: Provinsi Nangro Aceh Darussalam; Sebelah Timur: Selat Malaka dan Negara Malaysia; Sebelah Selatan: Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Barat; Sebelah Barat: Samudera Hindia. Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 25 Kabupaten dan 8 Kota.Luas wilayah Provinsi Sumatera Utara adalah 71.680,68 Km 2 (Sumut Dalam Angka 2014). Struktur perekonomian Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 9 sektor, yaitu: sektor pertanian, sektor pertambangan dan Penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, sektor gas dan air bersih, sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa.berdasarkan data PDRB ADHK Provinsi Sumatera Utara dari tahun 2009-2013 menunjukkan bahwa sektor pertanian dan sektor industri pengolahan menjadi sektor yang unggul serta memberikan kontribusi besar dalam laju pertumbuhan PDRB

Provinsi Sumatera Utara dalam kurun 5 tahun terakhir. Rata-rata kontribusi sektor pertanian terhadap laju pertumbuhan PDRB Provinsi Sumatera Utara ADHK adalah sebesar23,17% dan rata-rata kontribusi sektor industri pengolahan sebesar21,18% (Sumut Dalam Angka 2012 dan 2014). Menurut Arsyad (1999) masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan (endogenous development) dengan menggunakan potensi sumber daya manusia, kelembagaan, dan sumberdaya fisik secara lokal (daerah), sehingga kebijakan pembangunan daerah harus sesuai dengan kondisi, permasalahan, serta potensi yang dimiliki daerah yang bersangkutan. Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari 25 Kabupaten 8 Kota, mengakibatkan terjadinya perbedaan terhadap kebijakan pembangunan, kondisi dan permasalahan daerah, struktur perekonomian, potensi sumber daya alam yang dimiliki serta laju pertumbuhan perekonomian antar Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Berikut ini data laju pertumbuhan ekonomi menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara tahun 2009-2013: Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/Kota ADHK 2000 Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009-2013 No Kabupaten/Kota 2009 2010 2011 2012*) 2013**) Rata-rata 1 Kab. Nias 6.62 6.75 6.81 6.24 6.43 6.57 2 Kab. Mandailing Natal 6.40 6.41 6.43 6.41 6.41 6.41 3 Kab. Tapanuli Selatan 4.05 4.06 5.26 5.74 5.21 4.86 4 Kab. Tapanuli Tengah 5.76 6.17 6.27 6.35 6.85 6.28 5 Kab. Tapanuli Utara 4.98 5.56 5.54 5.95 6.05 5.62 6 Kab. Toba Samosir 5.30 5.50 5.26 5.52 5.14 5.34 7 Kab. Labuhanbatu 4.88 5.15 5.72 6.13 6.00 5.58 8 Kab. Asahan 4,67 4.97 5.37 5.57 5.83 5.44

9 Kab. Simalungun 4.92 5.12 5.81 6.06 4.48 5.28 10 Kab. Dairi 4.72 5.02 5.28 5,44 5.46 5.12 11 Kab. Karo 5.17 6.03 6.59 6.35 4.72 5.77 12 Kab. Deli Serdang 5.42 5.98 6.01 6.06 12.79 7.25 13 Kab. Langkat 5.04 5.74 5.78 6.05 5.97 5.72 14 Kab. Nias Selatan 4.08 4.12 4.46 5.78 5.16 4.72 Kab. Humbang 15 Hasundutan 5.32 5.45 5.94 5.99 6.03 5.75 16 Kab. Pakpak Barat 5.83 6.77 5.98 6.02 5.86 6.09 17 Kab. Samosir 5.10 5.59 5.96 6.07 6.46 5.84 18 Kab. Serdang Bedagai 5.92 6.14 5.98 6.00 5.97 6.00 19 Kab. Batubara 4.30 4.65 5.11 4.37 3.35 4.36 Kab. Padang Lawas 20 Utara 5.70 6.74 6.81 6.38 6.13 6.35 21 Kab. Padang Lawas 5.14 5.56 6.39 6.31 6.12 5.90 22 Kab. Labuhanbatu Selatan 4.94 5.61 6.13 6.33 6.05 5.81 23 Kab. Labuhanbatu Utara 5.29 5.68 6.21 6.38 6.33 5.98 24 Kab. Nias Utara 6.59 6.73 6.88 5.88 6.25 6.47 25 Kab. Nias Barat 5.72 6.30 6.76 4.93 5.81 5.90 26 Kota Sibolga 5.70 6.04 5.06 5.35 5.80 5.59 27 Kota Tanjungbalai 4.31 4.77 5.11 4.98 4.52 4.74 28 Kota Pematangsiantar 5.36 5.85 6.02 5.17 5.16 5.51 29 Kota Tebing Tinggi 5.95 6.04 6.67 6.75 6.91 6.46 30 Kota Medan 6.55 7.16 7.69 7.63 4.30 6.67 31 Kota Binjai 5.87 6.07 6.28 6.61 6.48 6.26 32 Kota Padangsidimpuan 5.83 5.81 5.99 6.23 6.20 6.01 33 Kota Gunungsitoli 7.84 6.14 6.55 6.33 6.35 6.64 Sumatera Utara 5.07 6.35 6.58 6.22 6.01 6.05 Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara. Keterangan: PDRB Sumatera Utara bukan merupakan penjumlahan dari PDRB Kabupaten/Kota. PDRB Sumatera Utara dan PDRB Kabupaten/Kota masing-masing dihitung secara terpisah. Dari data laju pertumbuhan ekonomimenurut Kabupaten/Kota ADHK 2000 Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009-2013, dari 2 Kabupaten dan 1 Kota yang pemekaran, Kabupaten Nias Utara berada pada posisi kedua dengan rata-rata pertumbuhan perekonomian sebesar 6.47. Kota Gunungsitoli berada pada posisi pertama dengan rata-rata pertumbuhan perekonomian sebesar 6.64, dan

Kabupaten Nias Barat berada pada posisi ketiga dengan rata-rata pertumbuhan perekonomian sebesar 5.90. Kabupaten Nias Utara merupakan kabupaten pemekaran baru dari Kabupaten Nias sesuai UU No. 45 Tahun 2008.Kabupaten Nias Utara diresmikan pada tanggal 29 Oktober 2008 dan terletak di utara Pulau Nias. Struktur perekonomian Kabupaten Nias Utara masih tradisional, dimana pada umunya masyarakat Kabupaten Nias Utara hidup di sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan dan kelautan, hal ini didukung oleh faktor fisiografi alam dan lingkungan. Berikut data laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Nias Utara menurut ADHK 2000 tahun 2009-2013.(Nias Utara Dalam Angka 2012 dan 2014). Tabel 1.2 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Nias Utara ADHK 2000 Tahun 2009-2013 Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012*) 2013**) Rata-rata 1. Pertanian 7.54 7.56 7.37 7.00 6.65 7.22 2. Pertambangan dan Penggalian 3.22 5.49 6.87 2.75 4.50 4.57 3. Industri Pengolahan 4.61 2,89 3,19 3.41 3.75 3.92 4. Listrik, Gas, & Air Bersih 2.59 7.45 8.46 5.30 5.40 5.84 5. Bangunan 8.57 6.57 8.51 1.65 2.59 5.58 6. Perdagangan, Hotel & Restauran 4.34 4.27 4.70 4.07 3.65 4.21 7.Pengangkutan & Komunikasi 6.19 5.50 5.19 2.74 4.24 4.77 8. Keuangan, Persewaaan & Jasa 2.96 4.29 5.63 7.02 6.23 Perusahaan 5.23 9. Jasa-jasa 5.90 6.18 6.88 3.80 5.42 5.64 PDRB DENGAN MIGAS 6.59 6.73 6.68 5.88 5.86 6.35 Sumber:Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nias Utara (Nias Utara Dalam Angka 2012 dan 2014.) Berdasarkan data PDRB ADHK Kabupaten Nias Utara dari tahun 2009-2013 menunjukkan bahwa sektorpertanian menjadi sektor yang unggul serta

memberikan peranan besar dalam laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Utara dalam kurun 5tahun terakhir.rata-rata laju pertumbuhan sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Nias Utara sebesar 7.22.Sedangkan sektor yang paling tertinggal adalah sektor industri pengolahan dengan rata-rata kontribusi sebesar 3.65. Sebagai daerah pemekaran baru, sudah saatnya Kabupaten Nias Utara berbenah diri untuk membangun dan memajukan perekonomian daerahnya untuk kesejahteraan masyarakatnya dan kemajuan daerahnya supaya tidak tertinggal dengan daerah-daerah yang lain yang sudah maju. Kabupaten Nias Utara harus mengetahui dan mengenal potensi atau sektor unggulan sumber daya alam yang dimilikinya untuk dijadikan salah satu andalan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang mengemukakan bahwa sebagai Kabupaten pemekaran baru, sudah saatnya Kabupaten Nias Utara berbenah diri untuk membangun dan memajukan perekonomian daerahnya untuk kesejahteraan masyarakatnya dan kemajuan daerahnya supaya tidak tertinggal dengan daerahdaerah yang lain. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana perkembangan PDRB selama lima tahun terakhir pada masingmasing-masing sektor ekonomi di Kabupaten Nias Utara? 2. Sektor basis ekonomi apa yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Nias Utara?

3. Sektor apa saja yang termasuk unggulan yang dapat dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Nias Utara? 4. Apakah RPJMD Kabupaten Nias Utara sudah mengakomodasi pengembangan sektor unggulan tersebut? 1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui perkembangan PDRB selama lima tahun terakhir masing-masing sektor ekonomi Kabupaten Nias Utara. 2. Mengetahuisektor basis ekonomi yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nias Utara. 3. Mengetahui sektor mana yang unggulan untuk dikembangkan sebagi penunjang pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Nias Utara. 4. Mengetahui bagaimana akomodasi pengembangan sektor unggulan melalui program RPJMD Kabupaten Nias Utara. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program studi Diploma III Ekonomika Terapan kosentrasi Perencanaan Pembangunan Daerah Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. 2. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Nias Utara sebagai sarana acuan untuk mengambil kebijakan dan strategi dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah untuk membangun pertumbuhan perekonomian daerah. 3. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan pembaca

1.5 Kerangka Pemikiran Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Sebagai Kabupaten pemekaran baru, sudah saatnya Kabupaten Nias Utara berbenah diri untuk membangun dan memajukan perekonomian daerahnya untuk kesejahteraan masyarakatnya dan kemajuan daearhnya supaya tidak tertinggal dengan daerah-daerah yang lain. Rumusan Masalah: 1. Bagaimana perkembangan PDRB selama lima tahun terakhir pada masing-masing-masing sektor ekonomi di Kabupaten Nias Utara? 2. Sektor basis ekonomi apa yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Nias Utara? 3. Sektor apa saja yang termasuk unggulan yang dapat dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Nias Utara? 4. Apakah RPJMD Kabupaten Nias Utara sudah mengakomodasi pengembangan sektor unggulan tersebut? Tujuan Penulisan: 1. Mengetahui perkembangan PDRB selama tiga tahun terakhir masingmasing sektor ekonomi Kabupaten Nias Utara. 2. Mengetahuisektor basis ekonomi yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Nias Utara. 3. Mengetahui sektor mana yang unggulan untuk dikembangkan sebagi penunjang pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Nias Utara. 4. Mengetahui bagaimana akomodasi pengembangan sektor unggulan melalui program RPJMD Kabupaten Nias Utara. Alat Analisis: 1. Statistik Deskriptif 2. Location Qoutient (LQ) 3. Shift-Share 4. Tipologi Klassen