PENGUKURAN KARAKTER ARUS LAUT DI SELAT TOYAPAKEH, NUSA PENIDA,

dokumen-dokumen yang mirip
PENELITIAN POTENSI ENERGI ARUS LAUT SEBAGAI SUMBER ENERGI BARU TERBARUKAN DI PERAIRAN TOYAPAKEH NUSA PENIDA BALI

V. NERACA ENERGI LISTRIK DI NUSA PENIDA

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIAT... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRACT...

IRONISNYA STATUS PERCONTOHAN DESA WISATA ENERGI. Subaktian Lubis Asosiasi Energi Laut Indonesia (ASELI)

Sebaran Arus Permukaan Laut Pada Periode Terjadinya Fenomena Penjalaran Gelombang Kelvin Di Perairan Bengkulu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari pulau

Beben Rachmat, Ai Yuningsih dan Prijantono Astjario. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan No. 236 Bandung.

ATLAS POTENSI ENERGI LAUT. Harkins Prabowo. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan S A R I

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN

MENGENAL DIRECT READING ACOUSTIC DOPPLER CURRENT PROFILER. oleh. Edikusmanto, Bonita N. Ersan, Dharma Arief 1 )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kata Kunci : PLTMH, Sudut Nozzle, Debit Air, Torsi, Efisiensi

1 BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sumber energi utama yang dikonversi menjadi energi listrik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pola Iklim, Arus Pasang Surut, dan Gelombang di Selat Lombok

Gambar 1. Diagram TS

DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN

Sonar merupakan singkatan dari Sound, Navigation, and Ranging. Sonar digunakan untuk mengetahui penjalaran suara di dalam air.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kata kunci Kabel Laut; Aliran Daya; Susut Energi; Tingkat Keamanan Suplai. ISBN: Universitas Udayana

STUDI PEMILIHAN DESAIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT (PLTAL) MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemanfaatan potesi energi terbarukan saat ini semakin banyak

I. PENDAHULUAN. dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dan kegiatan yang lainnya.

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

Pengembangan Energi terbarukan dengan identifikasi kecepatan Arus Lintas Indonesia di wilayah Timur Indonesia

RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (RUPTL) DAN PROGRAM PEMBANGUNAN PEMBANGKIT MW. Arief Sugiyanto

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

POTENSI ENERGI LAUT INDONESIA. Mira Yosi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan S A R I

POTENSI ARUS LAUT DAN KONVERSI DAYA LISTRIK SEBAGAI ENERGI BARU TERBARUKAN DI PERAIRAN PALALAWAN DAN INDRAGIRI HILIR, PROVINSI RIAU

POTENSI ARUS LAUT UNTUK PEMBANGKIT ENERGI BARU TERBARUKAN DI SELAT PANTAR, NUSA TENGGARA TIMUR. Ai Yuningsih

SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN POTENSI ENERGI ARUS LAUT DI SELAT TOYAPAKEH, NUSA PENIDA, BALI

Definisi Arus. Pergerakkan horizontal massa air. Penyebab

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per

APLIKASI GENERATOR INDUKSI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT. Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (Generator Induksi)

PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERTEMUAN IV SURVEI HIDROGRAFI. Survei dan Pemetaan Universitas IGM Palembang

POTENSI ENERGI ARUS LAUT UNTUK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DI KAWASAN PESISIR FLORES TIMUR, NTT

2. TINJAUAN PUSTAKA. utara. Kawasan pesisir sepanjang perairan Pemaron merupakan kawasan pantai

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa

DIRECTORY PERALATAN PENELITIAN LAUT DALAM PUSAT PENELITIAN LAUT DALAM LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA BIDANG SARANA PENELITIAN

DIRECTORATE GENERAL OF NEW RENEWABLE AND ENERGY COSERVATION. Presented by DEPUTY DIRECTOR FOR INVESTMENT AND COOPERATION. On OCEAN ENERGY FIELD STUDY

OCEAN ENERGY (ENERGI SAMUDERA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III HASIL DAN DISKUSI

ABSTRAK. Kata kunci : PLTMH, Prosedur Praktikum, Sudu Turbin, Efisiensi.

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin maju suatu negara, semakin besar energi listrik yang dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. Dari Penelitian Strategi pengembangan daya tarik wisata kawasan barat Pulau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI. Disampaikan oleh

Gerakan air laut yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan sehari-hari adalah nomor

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SURVEY POTENSI PLTM KANANGGAR DAN PLTM NGGONGI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN KAWASAN BARAT PULAU NUSA PENIDA. dengan luas wilayah 315 km² atau 5,59% dari luas Provinsi Bali.

PENGANTAR OCEANOGRAFI. Disusun Oleh : ARINI QURRATA A YUN H

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah kekayaan alam yang bernilai strategis dan

Bab PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

Bab I. Pendahuluan. Energi listrik adalah energi yang tersimpan dalam arus listrik, dimana

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa

SEMINAR ELEKTRIFIKASI MASA DEPAN DI INDONESIA. Dr. Setiyono Depok, 26 Januari 2015

KAJIAN KELAYAKAN POTENSI ENERGI ANGIN PADA KAWASAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK UNTUK DIMANFAATKAN MENJADI ENERGI LISTRIK

III-11. Gambar III.13 Pengukuran arus transek pada kondisi menuju surut

2. TINJAUAN PUSTAKA. Suhu menyatakan banyaknya bahang (heat) yang terkandung dalam suatu

OCEAN ENERGY ENERGI LAUT/SAMUDRA. Dr. Donny Achiruddin M.Eng. Universitas Darma Persada (UNSADA) Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI)

Analisis Potensi Arus Lintas Indonesia Sebagai Sumber Energi Terbarukan Di Wilayah Kabupaten Halmahera Timur

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menikmati listrik. Akibat sulitnya lokasi yang tidak dapat

PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI PASANG SURUT

2. KONDISI OSEANOGRAFI LAUT CINA SELATAN PERAIRAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN PADA PULAU-PULAU KECIL Development Renewable Energi for Small Islands

Rencana Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Dialog Energi Tahun 2017

STUDI POTENSI PEMANFAATAN ENERGI GELOMBANG LAUT SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK DI PERAIRAN PANTAI PULAU SUMATERA BAGIAN UTARA AHMAD HIMAWAN UMNA

Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat

RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA

Studi dan Simulasi Getaran pada Turbin Vertikal Aksis Arus Sungai

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM

INFRASTRUKTUR ENERGI DI PROVINSI BANTEN

Geologi dan Endapan Batubara Daerah Pasuang-Lunai dan Sekitarnya Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN

SURVEY PELABUHAN DAN PERAIRAN PANTAI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Transkripsi:

PENGUKURAN KARAKTER ARUS LAUT DI SELAT TOYAPAKEH, NUSA PENIDA, UNTUK MENUNJANG DETAILED ENGINEERING DESIGN (DED) PLTAL Ai Yuningsih Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) yuningsih_ai@yahoo.com Sari Dalam rangka mendukung pemulihan status Nusa Penida sebagai Desa Wisata Energi, dilakukan satu upaya untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) di wilayah tersebut. Pengukuran karakter arus laut dilakukan di Selat Toyapakeh selama bulan Agustus 21 meliputi kegiatan: simulasi arah dan kecepatan arus; pemilihan lokasi di luar wilayah tata ruang yang sudah ada; dan kondisi geomorfologi dasar laut yang cocok untuk sistem konstruksi terapung (floating) atau tertancap (fix point). Pengukuran ini dimaksudkan untuk memperoleh data detail untuk mengkaji jenis pembangkit skala besar serta lokasi yang paling cocok (viable site) serta merancang bentuk konstruksinya. Mengingat Nusa Penida merupakan ikon pariwisata bahari berkelas dunia, maka dalam perencanaan DED ini harus senantiasa mempertimbangkan faktor kenyamanan, keamanan bagi wisatawan, dampak lingkungan, dampak polusi suara, dan juga memperhatikan estetika dan faktor keindahan infrastruktur yang akan dibangun. Dengan demikian, bisa diandalkan menjadi multi fungsi tujuan yaitu sebagai ruang ajang (showroom) promosi wisata bahari, pembelajaran, penelitian, dan pengembangan pembangkit listrik tenaga arus laut. Kata Kunci: energi baru terbarukan, desain teknik detail, arus laut, wisata kelautan, penelitian dan pengembangan. 1. Pendahuluan Dengan ditetapkannya kawasan Bukit Mundi, Desa Klumpu sebagai wilayah pelopor energi terbarukan di pulau Nusa Penida sebagai Desa Mandiri Energi, sekaligus Desa Wisata Energi sejak tahun 27 (Majalah Warta DESDM, esdm.go.id, 27) maka telah memunculkan berbagai konsekuensi, di antaranya adalah penyediaan daya listrik ekstra terutama pada saat mencapai beban puncak pemakaian. Saat ini, ketersediaan daya listrik di Nusa Penida dipasok oleh dua Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berkapasitas 3,6 MW di Kutampi dan Jungut Batu. Sementara itu, beban puncak di pulau ini memperlihatkan kecenderungan yang semakin meningkat dan mencapai beban puncak penggunaan 3, MW. Artinya, wilayah ini mengalami krisis listrik, sehingga diperlukan penyediaan sumber energi M&E, Vol.13, No., Desember 21 9

Foto: Yuningsih, 21) Gambar 1. Kondisi PLTB berkapasitas total 73 kw (9 buah windmill) dan PLTS berkapasitas 3 kw di Bukit Mundi, Desa Klumpu sebagai Desa Wisata Energi yang rusak dan tidak beroperasi lagi listrik baru. Tujuan ditetapkannya Desa Mandiri Energi adalah mengembangkan semua potensi energi baru dan terbarukan setempat yang dimiliki daerah. Namun ironisnya, Nusa Penida yang telah terpilih sebagai lokasi percontohan Desa Wisata Energi tingkat nasio nal, karena telah memiliki beberapa Pembang kit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) berkapasitas total 73 kw, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 3 kw, dan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) berkapasitas mikro, kw, ternyata saat ini hampir seluruh pembangkit listrik terpulihkan ini telah berhenti beroperasi karena mengalami kerusakan (Gambar 1). Bahkan saat ini, seluruh daya listrik andalan yang berasal dari energi terpulihkan yang terkoneksi pada jaringan listrik PLN dan biasanya digunakan untuk fasilitas penerangan jalan umum dan rumah tangga ini telah beralih kembali memakai beban listrik dari PLN. Oleh sebab itu, dalam rangka mendukung pemu lihan status Desa Wisata Energi ini perlu satu upaya untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL). Acuan untuk hal tersebut adalah keberhasilan (success story) pembangunan PLTAL SeaGen Marine Current Turbine di Inggris yang berkapasitas 1,2-2, MW memanfaatkan kecepatan arus laut 2, m/det. Hasil perhitungan dan simulasi arus laut yang dilakukan oleh ASELI (Kompas, 11 Desember 211) menyatakan bahwa energi arus laut di selat Nusa Penida saja memiliki kecepatan arus lebih dari 3, m/detik yang mengalir dari utara ke selatan sepanjang lebih dari km. Dengan menggunakan konversi arus menjadi daya listrik mengacu pada teknologi PLTAL skala mikro, maka selat ini secara teknis menyimpan potensi rapat daya listrik sekitar 3 kw per m panjang pantai (Yuningsih, 211). 96 M&E, Vol.13, No., Desember 21

Untuk mendukung pembangunan pembangkit listrik terpulihkan pada skala pilot, maka telah dilakukan penelitian serta kajian-kajian teknik secara komprehensif melalui pembuatan Detailed Engineering Design (DED), yang meliputi simulasi arah dan kecepatan arus harian, bulanan dan tahunan; pemilihan lokasi di luar wilayah tata ruang yang sudah ada (Gambar 2); kondisi dasar laut yang cocok untuk sistem konstruksi terapung (floating) atau tertancap (fix point). Pengukuran karakter arus laut di Selat Toyapakeh selama bulan Agustus 21 yang ditujukan untuk menunjang kajian DED ini, merupakan penelitian lanjutan untuk melengkapi data arus laut yang telah dilakukan sebelumnya yaitu penelitian arus jangka pendek (Yuningsih, 2) dan ujicoba prototipe PLTAL skala mikro (Yu ningsih, 29), sehingga akan memberikan data detail untuk bahan pertimbangan dalam menentukan jenis pembangkit skala besar serta lokasi yang paling cocok (selected site) sebagai tapak untuk merancang bentuk konstruksinya. Mengingat Nusa Penida merupakan ikon pariwisata bahari berkelas dunia yang memiliki beberapa lokasi kemunculan ikan raksasa Mola-Mola (Sunfish) dan Pari Manta (Manta Birostris), maka dalam perencanaan pilot plant ini harus senantiasa mempertimbangkan faktor kenyamanan, keamanan bagi wisatawan, dampak lingkungan, dampak polusi suara, dan juga memperhatikan estetika dan faktor keindahan infrastruktur yang akan dibangun, sehingga bisa diandalkan menjadi ruang ajang (showroom) promosi wisata bahari, pembelajaran, penelitian, dan percontohan wisata energi terbarukan. 2. Kondisi Oseanografi Tinjauan secara oseanografis, Selat Toyapakeh termasuk bagian perairan yang sangat dinamis, karena dari utara mengalir Arus Lintas Indonesia (Arlindo) yang membawa massa air hangat dari Samudra Pasifik menuju Samudra Hindia sepanjang tahun yang berinteraksi dengan arus musiman dan arus pasang surut. Selat Badung 3' 3.63" LS 11 26' 2.2" BT Nusa Lembongan ' 6.33" LS 11 3' 37.1" BT Legenda: Lokasi Penyelaman Batas KKP Nusa Penida (Luas 2.7,2 hektar) Hutan Bakau Inti 1'.2" LS 11 2.13' 13.2" BT Lembongan Jungutbatu Toyopakeh Ped Kutambi Kaler Batununggul Perikanan Tradisional Pariwisata Bahari Khusus Budidaya Rumput Laut Nusa Ceningan Sakti Klumpu Kutampi Pariwisata Bahari Pelabuhan Suci Suana Bungamekar Nusa Penida Batumadeg Pejukutan ' 6.33" LS 11 26' 6.3" BT Batukandik Tanglad 6' 2." LS 11 39' 1.36" BT Sekartaji 1' 39.9" LS 11 3' 32.77" BT Gambar 2. Tata Ruang Wilayah Nusa Penida, Nusa Lembongan, Ceningan, dan sekitarnya yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penentuan tapak (selected site) studi tapak PLTAL. M&E, Vol.13, No., Desember 21 97

Pada masa peralihan musim, yaitu pada bulan April-Mei dan November-Desember, arus yang bergerak ke selatan berbalik ke utara karena pengaruh masuknya gelombang Kelvin dari kawasan ekuator Samudra Hindia (Sprintall, dkk., 2). Selat Toyapakeh (merupakan bagian dari Selat Lombok) juga dikenal sebagai kawasan transisi energi gelombang Kelvin dari Samudra Hindia yang memasuki perairan kepulauan Indonesia. (Syamsudin et al, 2). Gelombang Kelvin atau yang dikenal dengan Equatorial Trapped Kelvin Waves merambat di sepanjang ekuator Samudra Hindia adalah gelombang yang muncul dan menjalar dari barat memasuki wilayah perairan Indonesia. Untuk mencapai kesetimbangan akibat interaksi gerak massa air ini, maka terjadi penyesuaian gerak massa air yang menyusup ke bagian bawah yang disebut Downwelling Kelvin Wave. Sebagian massa air gelombang Kelvin ini direfleksikan kembali oleh daratan Pulau Sumatera ke arah barat dalam bentuk gelombang Rossby. Gelombang balik ini terbagi dua, yang kemudian bergerak ke utara dan ke selatan. Gelombang balik massa air ini disebut Coastally Trapped Kelvin Waves. Arus Lintas Indonesia (Arlindo) umumnya mulai menguat pada bulan Juli-September, dan melemah kembali pada bulan Januari-Maret, sedangkan arus pasang surut (pasut) mencapai kecepatan 3, m/s di daerah dangkalan antara P. Nusa Penida dan Lombok. Selain itu, interaksi antara pasang surut setengah harian (,2 jam) dengan efek kedangkalan ini meng akibatkan terbentuknya Soliton, yaitu paket gelombang yang menjalar dalam dua arah: ke arah utara dan timur menuju Laut Flores sampai mendekati Pulau Kangean dan ke arah selatan menuju laut lepas Samudra Hindia (Gordon and Rine, 1996). Dengan demikian, paling tidak ada faktor utama yang mempengaruhi karakter arus laut di selat ini, yaitu: Arlindo, arus musiman, arus pasut, dan Soliton yang saling berinteraksi dan menyebabkan Selat Nusa Penida bagian selatan dan bagian utara senantiasa bergelombang dan memiliki pusat-pusat arus putar yang kuat serta sering mengalami perubahan karakter yang cepat. Kecepatan arus laut di Selat Toyapakeh, Nusa Penida, secara umum lebih besar dari 1, m/ det. Bahkan pada kondisi tertentu, kecepatannya bisa mencapai 2, 3, m/det. Pada saat bulan purnama (spring tide) kecepatan arus maksimum yang tercatat adalah 3, m/det, sedangkan kecepatan arus minimum biasanya pada saat surut perbani (neap tide) dengan arah reatif ke selatan (Yuningsih, 2). 3. Uji Coba PLTAL Skala Pilot Mengacu pada data yang dikeluarkan oleh Asosiasi Energi Laut Indonesia (ASELI) pada Kongres II bulan September 211 di Ban dung, secara hipotesis, total sumber daya energi arus laut nasional sangat berlimpah yaitu mencapai GW, sedangkan potensi energi laut yang dapat dimanfaatkan dengan menggunakan teknologi yang ada sekarang dan memungkin kan secara praktis untuk dikembangkan (Tahap III), berkisar antara, GW (Web: esdm.go.id tanggal 2 September 211). Sejak tahun 2, beberapa prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) skala mikro telah diuji-coba dengan berbagai kapasitas, di antaranya kerja sama Kelompok Teknik T-Files ITB dan Kementerian ESDM (Pusat penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan) telah mengadopsi dan memodifikasi model turbin Gorlov skala kecil (, kw/cel). Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Hidrodinamika Indonesia (UPT LHI) BPPT di Surabaya juga telah menguji-coba prototipe PLTAL menggunakan turbin poros vertikal Darrieus berbilah turbin lurus. Turbin ini berdiameter putar 2 m x 2 m dengan efisiensi total 3%, turbin dapat menghasilkan listrik 2 kw pada kecepatan arus 1, m/det. Generator PLTAL yang digunakan adalah generator tipe magnet permanen (permanent magnetic generator) dengan kapasitas 3, kw pada putaran 2 rpm. Kelebihan prototipe ini adalah telah menggunakan penstabil daya listrik yang naik turun, sehingga output listrik Alternating Current (AC) 3 fase yang dihasilkan dapat diubah menjadi Direct Current (DC). Arus DC ini diubah kem- 9 M&E, Vol.13, No., Desember 21

bali menjadi AC stabil bertegangan 22 V dan frekuensi Hz menggunakan inverter kapasitas 2 kw. Selanjutnya, dalam gelar inovasi teknologi Kelompok Teknik T-Files ITB sebagai peraih Mandiri Young Technopreneur (MYT) Award tahun 211, mengaplikasikan PLTAL skala mikro di dermaga Desa Toyopakeh, Nusa Penida, dengan perangkat turbin berukuran (, x 2, x 2) m yang menghasilkan listrik, kw. Listrik yang dihasilkan ini selanjutnya digunakan sebagai penerangan jalan umum lebih kurang 1 km sepanjang tepi jalan di pesisir desa. Namun saat ini, perangkat PLTAL skala mikro ini dalam kondisi rusak dan tidak beroperasi lagi (Gambar 3).. Pengukuran Karakter Arus Laut untruk Mendukung DED Penelitian tapak (site survey) adalah kegiatan terpenting dalam menghasilkan informasi hidro-oseanografi dan informasi geologi bawah laut. Kegiatan utama yang dilakukan dalam penelitian tapak (site survey) meliputi: penentuan posisi dan penggunaan sistem referensi, pengukuran kedalaman, pengukuran arus, pengambilan sedimen dasar laut dan analisisnya, pengamatan pasang surut, pemetaan geomorfologi dasar laut untuk pondasi konstruksi/bangunan pantai, pengukuran detail situasi dan karakteristik pantai untuk pemetaan pesisir. Selat Toyapakeh sudah dipilih menjadi salah satu lokasi untuk pembangunan pilot plant pembangkit listrik arus laut pada skala pilot dan skala komersial. Pemilihan lokasi penem patan pilot plant turbin arus laut ditetapkan melalui berbagai kajian dan pertimbangan teknik mengenai fenomena dan karakter massa air laut, morfologi dasar perairan, morfologi pantai untuk penempatan kabel transmisi dan tata ruang penyangganya. Mengacu pada tata ruang wilayah laut yang baru dan pertimbangan tata ruang wilayah pesisir di Selat Toyapakeh, maka seyogianya dipilih jenis teknologi yang ramah lingkungan, Gambar 3. Perangkat PLTAL skala mikro, kw yang ditempatkan di dermaga Pelabuhan Toyapakeh sejak tahun 2, saat ini telah mengalami kerusakan dan berhenti beroperasi yaitu teknologi yang sesuai dengan karakter teknis lokasi yang dapat memberikan manfaat bagi lingkungan, manufaktur yang ramah lingkungan, menggunakan bahan-bahan yang optimum serta mempunyai kelebihan lain yang relevan dengan lingkungan. Peralatan pengukur arus laut yang dilaksanakan selama bulan Agustus 21 ini, adalah jenis ADCP (Acoustics Doppler Current Profiler) yang memiliki 3 buah transduser. Transduser pada ADCP ini dilengkapi dengan sistem penerima (receiver), amplifier, sistem waktu, sensor temperatur, kompas, pitch dan sensor roll, pengubah analog ke digital, memori, processor, dan petunjuk sinyal pergeseran Doppler. Pada prinsipnya ADCP adalah sejenis alat yang memanfaatkan gelombang akustik untuk mengukur profil kecepatan arus pada berbagai kedalaman laut. Peralatan ini diturunkan ke dasar laut oleh para penyelam peneliti profesional menggunakan lift bag (Gambar ). Prinsip dasar penentuan penampang kecepatan arus laut adalah gelombang suara atau Foto: Yuningsih 21 M&E, Vol.13, No., Desember 21 99

Foto: Mira Yosi, 21 Gambar. Penempatan dan instalasi perangkat ADCP di dasar laut untuk mengukur karakter arus laut selama satu siklus purnama yaitu minimum 29 hari pengamatan. Foto: Mira Yosi, 21 1 Gambar. Perangkat alat ukur ADCP yang diturunkan oleh para penyelam ke dasar laut di Selat Toyopakeh untuk mengukur karakter arus selama siklus bulan purnama dan siklus perbani. Karena adanya gerak relatif pemantul gelombang suara terhadap alat ukur arus akustik, maka gelombang yang diterima akan mengalami efek Doppler atau berubah frekuensinya. Frekuensi ini akan sebanding dengan perbedaan kecepatan antara alat ukur arus akustik dengan lapisan arus yang diukur. Jika arus tersebut bergerak menjauhi alat ukur arus akustik, maka frekuensi yang akan ditangkap akan lebih kecil dan begitu juga sebaliknya. Pada alat ADCP ini ada 3 transduser, yang pertama mengalami pergerakan arus horizontal arah barat-timur, yang kedua mengamati pergerakan arus utara-selatan, dan yang keakustik yang ditransmisikan di dalam air dari satu atau lebih transduser, selanjutnya gelombang suara yang dipancarkan tadi akan menumbuk partikel-partikel seperti sedimen, plankton, atau gelembung-gelembung dalam air. Sebagian gelombang suara ini akan direfleksikan lagi sebagai gelombang akustik balik yang diterima oleh penerima (receiver). Besarnya pergeseran Doppler ini sebanding dengan kecepatan partikel, karena partikel-partikel bergerak dengan kecepatan yang sama dan dalam arah yang sama, maka kecepatan air dianggap sama dengan kecepatan gerak partikel. Dengan mengetahui vektor gerak partikel ini, maka dapat ditentukan penampang arah, kecepatan arus pada kedalaman yang diinginkan. Dengan demikian, kecepatan dan arah objek melayang pada air laut ini merupakan kecepatan arus laut dan ditampilkan dalam bentuk digital penampang arus (arah, kecepatan dan kedalaman arus). Instalasi perangkat ADCP di dasar laut dilakukan menggunakan pemberat kantong pasir (sand bag) karena adanya larangan penggunaan sistem jangkar di perairan terumbu karang (Gambar ). M&E, Vol.13, No., Desember 21

Topik Utama. Identifikasi dan Pengambilan Se 19,2% gas alam (termasuk LNG), panas bumi d imen Dasar Laut,9%, tenaga air 6,6% serta 1,6% BBM dan bahan bakar lainnya (Gambar 6). Karakter geomorfologi dasar laut diperoleh melalui pengukuran langsung di dasar laut oleh 2.. Rencana Pengembangan Transmisi dan para Gardu penyelam ilmiah (scientific divers) secara Induk profesional yaitu dengan melakukan pengu kur an transek (transect method) dipada sekitar pe Pengembangan sistem penyaluran periode nempatan peralatan arus ADCP, bia 21-22 berupapengukur pengembangan sistem sanya mengikuti kontur transmisi dengan garis tegangan kedalaman kv dan 1laut kv (Gambar 7). di sistem Jawa-Bali, serta tegangan kv, 27 kv, 1 kv dan 7 kv di sistem Indonesia Timur Pemetaan geomorfologi dasar laut olehsistem para dan Indonesia Barat. Pembangunan penyelam geomorfologi yang transmisi adalah secara aplikasi umum diarahkan kepada diterapkan untuk berbagai antara bentangkapasitas alam di tercapainya kesesuaian dasar laut, terutama bentuk bentang alam pembangkitan di sisi hulu dan permintaan daya di sisi hilir secara efisien. Di samping itu sebagai usaha untuk mengatasi bottleneck penyaluran dan perbaikan tegangan pelayanan. Bauran energi saat ini masih didominasi oleh batubara sebesar 2,%, disusul oleh gas 2,2%, tenaga air 6,%% hidro dan panas bumi,% serta BBM 11,7%. Komposisi produksi listrik pada tahun 22 untuk gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, Pengembangan transmisi kv di Jawa-bali pada umumnya dimaksudkan untuk mengevakuasi daya dari pembangkitpembangkit baru maupun ekspansi dan menjaga kriteria keandalan N-1, baik statik maupun dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi -1-1 -2-2 -3-3 - - - - -1-1 -1-2 -2-2 -3-3 -3-2 2 1 1.2 2-1 -1-1 -1-2 -2-2 -2-2 -3-3 -3-3 -3 - - - - - 1 2 36 1 1 2 2 /11/ 1 1 13/11/ 2 1 1 2 1/11/ 1 11/11/ 2 1 2 1 1/11/ 2 1/11/ 13/11/ /11/ -1 32 depth (m) 2 11/11/.2 1/11/..6. 2 depth (m) tiga mengamati atassebesar, GWpergerakan atau 11,9%arus dari vertikal kapasitas tobawah. Dari vektor-vektor tersebut dital, kemudian panas bumi sebesar,dapat GW atau tentukan arah arusnya masing-masing kolom 6,%, setelah itu Pembangkit Listrik Tenaga yang diamati. Minihidro (PLTM) skala kecil tersebar sebanyak,9 GW dan terakhir pembangkit lain (surya, Prosesbiomassa) koreksi data ADCP dilakukan de angin, sebesar,1inigw. ngan me tode filter, agar tidak terjadi kesalah an dalam melakukan analisatambahan data lanjutan. Dari total kapasitas tersebut, pempada prinsipnya, pengolahan datagw ADCP bangkit di Sumatera sebesar 17,7 dan di selat NusaTimur Penida ini adalah Indonesia adalah sekitarmengurai 1,2 GW.karakUntuk ter arus laut dari masing-masing penyebab sistem Jawa-Bali, tambahan pembangkit adalah nya, namun hal ini hanya menganalisa sekitar 3, dalam GW atau rata-rata 3, GW per arah, kecepat an serta kedalaman arus dan tahun. ditampilkan sesuai dengan pola yang dingin kan (Gambar 6). listrik pada tahun 22 untuk Komposisi produksi gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi 63,7% batubara, 19,2% gas alam (termasuk LNG),,9% panas bumi, tenaga air 6,6% serta 1,6% minyak dan bahan bakar lainnya (Gambar ). Current direction (degree) Gambar 6. Contoh hasil analisa data alat ukur arus laut ADCP meliputi arah, kecepatan, dan kedalaman dalam fungsi waktu (real time), Gambar 6. Proyeksi komposisi produksi energi listrik per jenis bahan bakar sehingga dapat menentukan durasinya. M&E, Vol. 13, No. Juni 21 M&E, Vol.13, No., 2, Desember 21 9 11

dan proses yang terjadi di dasar laut termasuk pergerakan material, masa air, serta faktor lain yang memicu terjadinya proses geomorfik. Yang dimaksud bentang alam dasar laut adalah bukan hanya mengenal bentuk, proses serta jenis material dasar laut saja, tetapi juga mengenal tentang berbagai fenomena alam yang membentuknya (Thornbury, 1969). Oleh sebab itu, ditelaah juga bentuk bentang alam dasar laut secara deskriptif, mempelajari cara pembentukkannya, proses alamiah dan proses artifisial (man made) yang merubahnya. Hasil pemetaan geomorfologi dasar laut di sekitar ins talasi alat ukur arus laut ADCP telah berhasil mengidentifikasi beberapa kawasan dasar laut berlereng mendatar yang akan diperuntukkan sebagai titik tambat (mooring point) untuk konstruksi bawah laut. 6. Penutup Identifikasi potensi energi arus laut sebagai sumber energi baru terbarukan di Selat Toyapa keh, Nusa Penida ini, telah memberikan kontribusi penting dalam mengkompilasi data dasar yang diperlukan dalam menentukan lokasi terpilih pembangkit PLTAL, dan selanjutnya digulirkan sebagai pertimbangan utama dalam menentukan kapasitas dan jenis teknologi pembangkit yang cocok dengan karakter arusnya. Penelitian tapak (site survey) yang dilaksanakan selama bulan Agustus 21 ini adalah langkah lanjutan dalam mendukung penyediaan informasi hidro-oseanografi dan Gambar 7. Pengambilan sedimen dasar laut menggunakan alat Scoop oleh penyelam karena berada di kawasan inti, di mana penggunaan perangkat penginti comot (grab sampler) dan penginti jatuh bebas (gravity corer) terlarang untuk digunakan pada dasar laut terumbu karang Foto: Mira Yosi, 21 M&E, Vol.13, No., Desember 21

informasi geologi dasar laut yang lebih detail dan dibutuhkan dalam membuat Detailed Engineering Design (DED) PLTAL. Walaupun Selat Toyapakeh telah ditetapkan menjadi salah satu lokasi terpilih pada kajian teknis pembangunan pilot plant energi arus laut, namun dengan dikeluarkannya kebijakan baru dalam penataan Tata Ruang Wilayah Laut, maka diperlukan kajian lanjutan. Selain itu, pemilihan jenis teknologinya juga harus disesuaikan dengan karakter lingkung an, manu faktur yang ramah lingkungan, serta menggunakan bahan-bahan yang optimum dan mudah perawatannya. Mengingat Nusa Penida adalah ikon pariwisata bahari berkelas dunia, maka dalam pembangun an pilot plant energi arus laut ini harus tetap mempertimbangkan faktor kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan, ramah lingkung an, tidak menimbulkan polusi suara, dan juga memperhatikan estetika dan faktor keindahan infrastruktur, sehingga bisa diandalkan menjadi ajang promosi (showroom) untuk percontohan wisata energi, pendidikan, penelitian dan pengembangan pembangkit listrik tenaga arus laut sebagai sumber daya energi terbarukan. Thornbury, W.D. 1969. Principle of Geomorphology, John Wiley and Sons Inc., New York. Yuningsih A, A. Masduki, B. Rachmat, P. Astjario, M. Akrom, E. Usman, and I. N. Astawa, 2. Penelitian Potensi Energi Arus Laut Sebagai Pembangkit Listrik Bagi Masyarakat Pesisir di Selat Badung, Nusa Penida, Bali. Puslitbang Geologi Kelautan, Bandung. Yuningsih A, Priantono A, Masduki A, 29. Laporan Ujicoba Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) T-Files di Perairan Nusa Penida. Puslitbang Geologi Kelautan. Bandung. Daftar Pustaka Gordon, A. L., and R. Fine, 1996: Pathways of water between the Pacific and Indian Oceans in the Indonesian Seas, Nature, vol. 379. Sekjen DESDM, Majalah Warta, 27, Desa Wisata Energi Nusa Penida Sprintall, J., A. L. Gordon, R. Murtugudde, and R. D. Susanto, 2: A semi-annual Indian Ocean forced Kelvin wave observed in the Indonesian Seas, Geophys. Res. Lett. Syamsudin F., A. Kaneko, and D.B. Haidvogel, 2, Numerical and Observational Estimates of Indian Ocean Kelvin wave intrusion into Lombok Strait, Geophys. Res. Lett. (In Press). M&E, Vol.13, No., Desember 21 13