BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. selama pelaksanaan penelitian. Analisis data yang dilakukan dalam bab ini meliputi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi. Investasi pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan

σ = LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR)

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Gambaran Umum dan Kriteria Perusahaan. pengujian asumsi klasik. Uji asumsi klasik meliputi uji autokorelasi,

RD - Saham. REKSA DANA AAA Blue Chip Value. Fund. RD - Mixed

BAB I PENDAHULUAN. efektif, dan ekonomis untuk kelangsungan perusahaan, maka dibutuhkan

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011

Daftar Perusahaan Yang Termasuk Indeks BISNIS-27 Tahun

I. PENDAHULUAN. ikut serta dalam pasar modal. Pasar modal merupakan pasar tempat diperjualbelikannya

Lampiran 1. Sampel Perusahaan LQ 45

Daftar Perusahaan-perusahaan Sampel

PERUSAHAAN-PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM INDEKS LQ-45 PERIODE (Populasi) Agt04- Jan05

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Perhitungan Acid-Test Ratio

BAB 1 PENDAHULUAN. Semua perusahaan pada umumnya mempunyai suatu tujuan. Tujuan

Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel dan Data Perhitungan Tahun 2009

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mempermudah dalam pemecahan masalah, data diklasifikasikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan-satuan / individu-individu) yang

Lampiran 1. Perhitungan Koefisien Laba Tahun

Daftar Perusahaan Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia Tahun

Tri Yuono Saputra / Pembimbing: Dr. Masodah, SE., MMSI.,

BAB III METODE PENELITIAN. Gajayana No. 50 Malang Penelitian ini meneliti indeks saham Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan deskriptif dan akan

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

10 THE BEST SCORE CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX (CGPI) TAHUN

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

BAB IV HASIL PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan go public yang terdaftar di Bursa

RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULU. Jenis opini, solvabilitas, internal auditor, ukuran. perusahaan. auditor, jenis industri.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 45 pada tahun , maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maliki Malang. Penelitian ini

BAB 3 METODE PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. keuangan yang diteliti adalah kinerja keuangan perusahaan sebelum dengan sesudah

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham. Presented By : Slamet Hidayatulloh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari annual report dan sustainability report. Tabel 4.1. Pemilihan Sampel

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saham didefinisikan sebagai tanda pernyataan atau kepemilikan seseorang

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga saham

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N 132. Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute.069. Positive.060. Negative -.

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data yang

I. PENDAHULUAN. seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan.

Lampiran A: Data Sampel Obligasi Tahun 2005

ABSTRAK. Kata Kunci: Earnings per Share, Price Earnings Ratio, Dividend Yield, dan Harga Saham. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Namun

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini,

LAMPIRAN I TABEL PERUBAHAN DAR. PERUSAHAAN Aqua golden missisippi

LAMPIRAN 1. Daftar Perusahaan yang Memiliki Persentase Tertinggi Angggota Komite. Audit yang Berpendidikan dan Ahli di Bidang Akuntansi dan/atau

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dengan metode purposive sampling maka diperoleh 143 perusahaan yang. Tabel 4.1 Prosedur Pemilihan Sampel

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. berkapitalisasi besar yang terdaftar di BEI pada periode tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. manufaktur, perusahaan tersebut dipilih dengan menggunakan metode purposive. Tabel 4.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menurut analisis datanya termasuk penelitian kuantitatif, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan LQ 45 dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Januari 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk dalam jenis penelitian asosiatif (hubungan), yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH LABA AKUNTANSI, ARUS KAS OPERASI DAN NILAI BUKU EKUITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. abad 21. Saat ini profesi auditor internal turut berperan dalam implementasi Good

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

DAFTAR NAMA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM INDUSTRI DASAR DAN KIMIA

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun

PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN SERTA PERINGKAT CGPI TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN. nilai perusahaan tidak dapat tercapai. 2. Keterkaitan antara komite audit dengan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin pesat menimbulkan ketatnya persaingan di dunia usaha. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pengertian LQ Kriteria Indeks LQ Daftar Perusahaan Objek Penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang diambil dari dan Yaitu dengan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif. dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur (benchmark)

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang eksis di Jakarta Islamic Index (JII) dari tahun

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Perusahaan manufaktur merupakan populasi pada penelitian ini. Periode

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN STOCK SPLIT

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative. Adapun kriteria

Return On Investment (ROI)

BAB III METODE PENELITIAN. Index di Bursa Efek Indonesia yang beralamat di Jl. Sudirman kav Yang mana

BAB 2 INDEKS KOMPAS 100. cerminan pergerakan harga saham. Indeks-indeks tersebut adalah (Idx, 2014) : 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

1. Pemsahaan yang bergerak pada industri non finansial yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menyangkut aplikasi teori untuk memecahkan permasalahan tertentu.

SKRIPSI PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP LEVERAGE DAN RETURN SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH CECILIA A Y SIMANUNGKALIT

LAPORAN KEUANGAN Pada tanggal 31 Desember 2010 dan untuk periode sejak 1 April 2010 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2010

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan desain penelitian, desain penelitian ini merupakan suatu rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian yang akan peneliti lakukan adalah dengan mengambil

BAB I PENDAHULUAN. maupun dengan tujuan mengembangkan perusahaannya. Perusahaan-perusahaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun yang dipilih dengan

Lampiran 1 Data sampel perusahaan

Jurnal Akuntansi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Perusahaan Yang Listing Di Jakarta Islamic Index

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE),

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang terus berada pada indeks LQ45 periode

DAFTAR ISI Pengertian Analisis Laporan Keuangan Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan 9

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada sektor manufaktur dengan mengambil data di

BAB III METODE PENELITIAN

1 DAFTAR SAHAM DALAM PERHITUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 05 JUNI 2009 NOVEMBER

Transkripsi:

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini disajikan hasil analisis terhadap data yang telah terkumpul selama pelaksanaan penelitian. Analisis data yang dilakukan dalam bab ini meliputi analisis statistika. Analisis statistika yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda (multiple regressions) yang digunakan untuk melakukan uji terhadap hipotesis dengan menggunakan alat uji EViews 5. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan tahunan 84 sample perusahaan non keuangan tahun 2008 yang termasuk dalam Indeks Kompas 100 periode Agustus 2008-Februari 2009. Tabel 4.1 Nama 84 Perusahaan Sample NO. NAMA PERUSAHAAN NO. NAMA PERUSAHAAN 1 ADHI KARYA PERSERO TBK 43 KALBE FARMA TBK 2 AKR COPORINDO TBK 44 KIMIA FARMA TBK 3 ANEKA TAMBANG PERSERO TBK 45 LAUTAN LUAS TBK 4 APEXINDO PRATAMA DUTA TBK 46 LIPPO KARAWACI TBK 5 ASTRA AGRO LESTARI TBK 47 MATAHARI PUTRA PRIMA TBK 6 ASTRA GRAPHIA TBK 48 MEDCO ENERGI INTERNATIONAL TBK 7 ASTRA INTERNATIONAL TBK 49 MEDIA NUSANTARA CITRA TBK 8 BAKRIE & BROTHERS TBK 50 METRODATA ELECTRONICS TBK 9 BAKRIE SUMATRA PLANTATIONS TBK 51 MITRA RAJASA TBK 10 BAKRIE TELECOM TBK 52 MOBILE 8 TELECOM TBK 47

11 BAKRIELAND DEVELOPMENT TBK 53 MODERNLAND REALTY LTD TBK 12 BERLIAN LAJU TANKER TBK 54 MULTIPOLAR TBK 13 BISI INTERNATIONAL TBK 55 MULTISTRADA ARAH SARANA TBK 14 BUDI ACID JAYA TBK 56 NEW CENTURY DEVELOPMENT TBK 15 BUKIT DARMO PROPERTY TBK 57 NUSANTARA INFRASTUCTURE TBK 16 BUMI RESOURCES TBK 58 PABRIK KERTAS TJIWI KIMIA TBK 17 CENTRAL PROTEINAPRIMA TBK 59 PERUSAHAAN GAS NEGARA TBK 18 CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK 60 POLYCHEM INDONESIA TBK 19 CIPUTRA DEVELOPMENT TBK 61 PP LONDON SUMATERA TBK 20 CIPUTRA PROPERTY TBK 62 RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK 21 CIPUTRA SURYA TBK 63 RICKY PUTRA GLOBALINDO TBK 22 DARMA HENWA TBK 64 SAMPOERNA AGRO TBK 23 DAVOMAS ABADI TBK 65 SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK 24 DAYAINDO RESOURCES INTERNATIONAL TBK 66 SENTUL CITY TBK 25 ENERGI MEGA PERSADA TBK 67 SORINI AGRO ASIA COPORINDO TBK 26 ETERINDO WAHANATAMA TBK 68 SUMALINDO LESTARI JAYA TBK 27 FAJAR SURYA WISESA TBK 69 SUMMARECON AGUNG TBK 28 GAJAH TUNGGAL TBK 70 SUPARMA TBK 29 GLOBAL MEDIACOM TBK 71 TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM TBK 30 GUDANG GARAM TBK 72 TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK 31 HOLCIM INDONESIA TBK 73 TEMPO SCAN PACIFIC TBK 32 INDAH KIAT PULP & PAPER TBK 74 TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD TBK 33 INDO TAMBANGRAYA MEGAH TBK 75 TIMAH TBK 34 INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK 76 TOTAL BANGUN PERSADA TBK 35 INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK 77 TRIAS SENTOSA TBK 36 INDOSAT TBK 78 TRIWIRA INSANLESTARI TBK 37 INTERNATIONAL NICKEL IND TBK 79 TRUBA ALAM MANUNGGAL E TBK 38 INTIKERAMIK ALAMASRI INDS TBK 80 TUNAS BARU LAMPUNG TBK 39 JAPFA TBK 81 TUNAS RIDEAN TBK 40 JASA MARGA (PERSERO) TBK 82 UNILEVER INDONESIA TBK 41 JAYA PARI STEEL TBK 83 UNITED TRACTORS TBK 42 KAWASAN INDUSTRI JABABEKA TBK 84 WIJAYA KARYA TBK 48

49 4.1 Hasil Pengujian Regresi Model Pertama Tabel 4.2 Hasil Pengujian Model Pertama Regresi Berganda (N=84) Variabel Independen (Expected sign) Coefficients t-stat. p-value Constant.687 21.672.000 IDK -.082-1.721.089 KOMAU.029 1.326.188 KUAUD.122 11.382.000 N 84 F-stat (p-value) 52.588 (.000) Adjusted R 2 0.650 Trans = α + β1komau i + β2kuaud i + β3idk i + e i, TRANS = Rasio skor pengungkapan perusahaan i teradap total skor pengungkapan maksimum (85), KOMAU = Variabel dummy untuk keberadaan komite audit pada perusahaan, 1 jika memenuhi ketentuan standar yang berlaku umum dan 0 jika tidak, KUAUD = Variabel dummy untuk ukuran KAP yang digunakan perusahaan i, 1 untuk KAP Big 4 dan 0 untuk KAP Non Big 4, IDK = Proporsi komisaris independen dibanding dengan total dewan komisaris yang ada pada perusahaan i. Pada Tabel 4.3 diatas dapat dilihat dari jumlah sample (N) sebanyak 84 perusahaan didapatkan nilai Adjusted R 2 sebesar 0,650 artinya variabel independen yaitu dewan komisaris independen, komite audit, dan kualitas audit mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu transparansi sebesar 65%. Sedangkan untuk sisanya yaitu sebesar 35% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam model. Nilai F-stat yang diperoleh sebesar 52,588 dengan

50 tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas signifikansinya 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05 maka variabel independen secara statistik mempengaruhi variabel dependen secara bersama-sama. Setelah dilakukan pengujian regresi berganda dapat dilihat pada Tabel 4.2 diatas bahwa dari ketiga variabel independen, hanya KUAUD saja yang memiliki keterkaitan dengan transparansi. KUAUD merupakan variabel dummy untuk ukuran KAP yang digunakan oleh perusahaan sample, 1 jika perusahaan sample menggunakan KAP Big 4 dan 0 jika Non-Big 4. Dari hasil pengujian regresi berganda pada tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa kualitas audit memilki koefisien sebesar 0,122 terhadap transparansi. Hal ini berarti jika kualitas audit naik 1 maka akan menaikan transparansi sebesar 0,122. Dapat dilihat nilai t-statistik sebesar 11,382 dan p-value sebesar 0,000, karena p-value lebih kecil dari α = 5% (0,000 < 0,05) maka H A6 diterima yang berarti terdapat keterkaitan antara kualitas audit dengan transparansi. Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian Khomsyiah (2003) dan Jamaan (2007) yang menunjukkan adanya keterkaitan antara kualitas audit dengan pengungkapan. Dapat dianalisis bahwa dalam memberikan informasi yang dibutuhkan pasar mengenai perusahaan, KAP Big 4 lebih jelas dan akurat dalam menyampaikan informasi yang dibutuhkan pasar. IDK merupakan proporsi dari jumlah komisaris independen dibandingkan dengan total dewan komisaris perusahaan sample. Pada tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa komisaris independen memilki koefisien sebesar -0,082 terhadap transparansi. Hal ini berarti jika komisaris independen naik 1 maka akan menurunkan transparansi

51 sebesar -0,082. Dapat dilihat nilai t-statistik sebesar -1.721 dan p-value sebesar 0,089, karena p-value lebih besar dari α = 5% (0,089 > 0,05) maka H A4 ditolak yang berarti tidak terdapat keterkaitan antara dewan komisaris independen dengan transparansi. Hasil penelitian Mintara (2008) juga menunjukan tidak terdapat keterkaitan antara dewan komisaris independen dengan pengungkapan laporan keuangan Hal ini bertentangan dengan teori dasarnya, karena seharusnya keberadaan komisaris independen mendukung prinsip responsibilitas dalam penerapan Corporate Governance, yang mengharuskan perusahaan untuk memberikan informasi lebih baik sebagai wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders. KOMAU merupakan variabel dummy untuk keberadaan komite audit pada perusahaan sample, 1 jika memenuhi standar dan 0 jika tidak memenuhi standar sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh BEI. Pada tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa komite audit memilki koefisien sebesar 0,029 terhadap transparansi. Hal ini berarti jika komite audit naik 1 maka akan menaikan transparansi sebesar 0,029. Dapat dilihat nilai t-statistik sebesar 1,326 dan p-value sebesar 0,188. Karena p-value lebih besar dari α = 5% (0,188 > 0,05) maka H A5 ditolak yang berarti tidak terdapat keterkaitan antara komite audit dengan transparansi. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Mayangsari (2003) dan Mintara (2008) bahwa tidak terdapat keterkaitan antara komite audit dengan pengungkapan laporan keuangan. Hal ini bertentangan dengan teori dasarnya, karena seharusnya keberadaan komite audit mendukung prinsip responsibilitas dalam penerapan corporate governance, yang menekan perusahaan untuk memberikan informasi lebih baik terutama keterbukaan dan penyajian yang jujur dalam laporan keuangan.

52 4.2 Hasil Pengujian Regresi Model Kedua Tabel 4.3 Hasil Pengujian Kedua Regresi Berganda (N=84) Independent variable (Expected sign) Coefficients t-stat. p-value Constant 1.001 8.082.000 IDK.000.010.991 KOMAU.061 1.437.154 KUAUD.006.287.774 TRANS -.120 -.819.414 N 84 F-stat (p-value) 1.8237(.1325) Adjusted R 2 0.0381 Q = α + β1komau i + β2kuaud i +β3idk i + β4trans+ e i, Q = Tobin s Q = proksi dari nilai perusahaan, KOMAU = Variabel dummy untuk keberadaan komite audit pada perusahaan, 1 jika memenuhi ketentuan standar yang berlaku umum dan 0 jika tidak, KUAUD = Variabel dummy untuk ukuran KAP yang digunakan perusahaan i, 1 untuk KAP Big 4 dan 0 untuk KAP Non Big 4, IDK = Proporsi komisaris independen dibanding dengan total dewan komisaris yang ada pada perusahaan i, TRANS = Rasio skor pengungkapan perusahaan i teradap total skor pengungkapan maksimum (85). Pada Tabel 4.3 diatas dapat dilihat dari jumlah sample (N) sebanyak 84 perusahaan didapatkan nilai Adjusted R 2 sebesar 0,0381 artinya variabel independen yaitu dewan komisaris independen, komite audit, kualitas audit, dan transparansi mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu Tobin s Q sebesar 3,81%. Sedangkan untuk sisanya yaitu sebesar 96,19% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang

53 tidak diikutsertakan dalam model. Nilai F-stat yang diperoleh sebesar 1,8237 dengan tingkat signifikansi 0,1325. Karena probabilitas signifikansinya 0,1325 lebih besar dari 0,05 maka variabel independen secara statistik tidak mempengaruhi variabel dependen secara bersama-sama. Setelah dilakukan pengujian regresi berganda dapat dilihat pada Tabel 4.3 diatas bahwa dari keempat variabel independen (IDK, KOMAU, KUAUD, dan TRANS) tidak ada yang memiliki keterkaitan dengan nilai perusahaan yang diproksi dengan Tobin s Q. IDK merupakan proporsi dari jumlah komisaris independen dibandingkan dengan total dewan komisaris perusahaan sample. Dari hasil pengujian regresi berganda pada tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa komisaris independen memilki koefisien sebesar 0,000 terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti jika komisaris independen naik 1 maka akan menaikan nilai perusahaan sebesar 0,000. Dapat dilihat nilai t-statistik sebesar 0,010 dan p-value sebesar 0,991, karena p-value lebih besar dari α = 5% (0,991 > 0,05) maka H A1 ditolak yang berarti tidak terdapat keterkaitan antara dewan komisaris independen dengan nilai perusahaan, Hasil penelitian Darmawati (2003), Parulian (2004), Wedari (2004) dan Carningsih (2008) juga menunjukkan bahwa tidak terdapat keterkaitan antara dewan komisaris independen dengan nilai perusahaan. Keberadaan komisaris independen dalam perusahaan hanyalah bersifat formalitas untuk memenuhi regulasi saja dan tidak dimaksudkan untuk menegakkan good corporate governance (GCG) didalam perusahaan. Sehingga keberadaan komisaris independen ini tidak untuk menjalankan

54 fungsi monitoring yang baik dan tidak menggunakan indepedensinya untuk mengawasi kebijakan direksi. KOMAU merupakan variabel dummy untuk untuk keberadaan komite audit pada perusahaan sample, 1 jika memenuhi standar dan 0 jika tidak memenuhi standar sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh BEI. Dari hasil pengujian regresi berganda pada tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa komite audit memilki koefisien sebesar 0,061 terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti jika komite audit naik 1 maka akan menaikan nilai perusahaan sebesar 0,061. Dapat dilihat nilai t-statistik sebesar 1,437 dan p-value sebesar 0,154, karena p-value lebih besar dari α = 5% (0,154 > 0,05) maka H A2 ditolak yang berarti tidak terdapat keterkaitan antara komite audit dengan nilai perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2003). Nuryanah (2004), dan Lestari (2007) juga menunjukkan bahwa tidak terdapat keterkaitan antara komite audit dengan nilai perusahaan. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa keberadaan komite audit dalam perusahaan hanyalah bersifat formalitas untuk memenuhi regulasi saja, sama halnya dengan keberadaan komisaris independen didalam perusahaan. KUAUD merupakan variabel dummy untuk ukuran KAP yang digunakan oleh perusahaan sample, 1 jika perusahaan sample menggunakan KAP Big 4 dan 0 jika Non-Big 4. Dari hasil pengujian regresi berganda dapat pada tabel 4.3 diatas dilihat bahwa kulaitas audit memilki koefisien sebesar 0,006 terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti jika kualitas audit naik 1 maka akan menaikan nilai perusahaan sebesar 0,006. Dapat dilihat nilai t-statistik sebesar 0,287 dan p-value sebesar 0,774, karena p-value lebih besar dari α = 5% (0,774 > 0,05) maka H A3 ditolak yang berarti tidak

55 terdapat keterkaitan antara kualitas audit dengan nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Sandra dan Kusuma (2004) juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kualitas audit dengan nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Ramaniya (2005) juga memberikan hasil yang sama yaitu tidak terdapat keterkaitan antara kualitas audit dengan nilai perusahaan. Dari hasil penelitian tersebut terdapat indikasi bahwa pasar tidak menilai kualitas audit dari besarnya KAP, sehingga ukuran KAP tidak mempengaruhi penilaian pasar terhadap perusahaan. TRANS merupakan rasio skor pengungkapan perusahaan sample terhadap total skor pengungkapan maksimum (85). Dari hasil pengujian regresi berganda pada tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa transparansi memilki koefisien sebesar -0,120 terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti jika transparansi naik 1 maka akan menurunkan nilai perusahaan sebesar -0,120. Dapat dilihat nilai t-statistik sebesar -0,819 dan p-value sebesar 0,414, karena p-value lebih besar dari α = 5% (0,414 > 0,05) maka H A7 yang berarti tidak terdapat keterkaitan antara transparansi dengan nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2005) juga menunjukkan hasil yang sama, luas pengungkapan sukarela pada laporan tahunan perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia masih rendah. Kondisi ini mungkin terjadi karena rendahnya kesadaran manajemen mengenai manfaat yang dapat diperoleh dari pengungkapan informasi perusahaan.