Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11. Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 BREAK - EVEN POINT DALAM UNIT DAN DOLAR PENJUALAN

ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

[Type the document title]

ANALISA BIAYA PRODUKSI

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PERENCANAAN LABA. Tugas Kelompok

COST VOLUME PROVIT (CVP) ANALYSIS

PERTEMUAN KE-13 ANALISIS BIAYA DAN VOLUME LABA

COST VOLUME - PROFIT ANALYSIS (CVP ANALYSIS)

Biaya, volume dan laba merupakan tiga elemen pokok dalam menyusun laporan laba-rugi sebuah perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM JANGKA PENDEK. Oleh : Ani Hidayati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai

ANALISA Cost Volume Profit DRS. DEVIE., AK., RFC., CFP., AEPP., CMA., CBA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

Department of Business Adminstration Brawijaya University

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kompetitor bisnis baru dalam bidang usaha membuat perusahaan melalui pihak

HUBUNGAN BIAYA VOLUME & LABA

BAB II LANDASAN TEORI

perencanaan laba: COST-VOLUME- PROFIT ANALYSIS

BAB II LANDASAN TEORI

Pemicu Biaya(Cost Drivers) Pengertian Tujuan Contoh

ANALISIS COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN UNTUK MENCAPAI TARGET LABA PADA USAHA KONVEKSI RIRI COLLECTION

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Biaya-Volume-Laba (Cost-Volume-Profit/CVP Analysis)

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks

MAKALAH MANAJEMEN AKUNTANSI ANALISIS HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA (B-V-L)

III. METODE PENELITIAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

ABSTRAK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu PT X dalam. perencanaan dan pencapaian laba melalui pendekatan analisis Break Even pada

COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS

Analisis Cost, Profit, Volume & Analisis Titik Impas

BAB II BAHAN RUJUKAN

BREAK EVEN POINT. introduction

BREAK EVEN POINT. Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.Si.

Manajemen Keuangan. Break-Even Point

Bab 20 Perhitungan Biaya Langsung, Analisis Biaya-Volume-Laba dan Teori Keterbatasan. (Chaper Report)

Analisis Biaya-Volume-Laba (Cost-Volume-Profit/CVP Analysis) Asumsi-asumsi Dasar

BAB II LANDASAN TEORI

04FEB. Akuntansi Manajemen. Analisa Break Event Point (BEP) Diah Iskandar SE., M.Si & Lawe Anasta.,S.E.,M.S.,Ak. Modul ke: Fakultas

ANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS) DAN BAURAN PEMASARAN

BAB II ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA. datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, tugas

Analisis Cost-Volume- Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Pabrik Roti Lestari. Ryzmelinda EB10

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Adalah suatu keadaan pada saat seluruh penerimaan (total revenues) secara persis hanya mampu menutup seluruh pengeluaran (total cost) pada keadaan

ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA. Presented : Redaktur Wau, S.E., M.Ak

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) MULTI PRODUK DALAM PERENCANAAN LABA PADA INDUSTRI ROTI CHEZINI BAKERY

COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH, Tbk DAN ENTITAS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Dengan situasi perekonomian yang dinamis membuat persaingan antar usaha

ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT ( CVP ) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA UKM SAMUDERA GOOD SHELL

Defined: Break-Even Point (BEP)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha semakin pesat. Pesatnya perkembangan

ANALISA BREAK EVENT POINT

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan bisnis kue belakangan ini sudah semakin pesat dan persaingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Upaya manajemen untuk mencapai tujuan organisasi bertumpu pada fungsi

M. Yusuf Universitas Pamulang Abstract

BAB I PENDAHULUAN. informasi akuntansi oleh para manajemen dan pihak-pihak internal lainnya untuk

Analisis Biaya Volume Laba

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik

METODE PENELITIAN Kerangka Penelitian

Melda Darika Dua Sri Mangesti Rahayu Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT. Kelompok IV FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN AKADEMIK 2015/2016

ANALISA BREAK EVEN POINT

BAB 12 KONSEP LEVERAGE

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Keuangan agar Bisnis Sukses*

BAB I PENDAHULUAN. Dampak perdagangan bebas dan persaingan dari perusahaan sejenis

ABSTRAK. Kata kunci: Analisis Cost Volume Profit (CVP), dan memaksimalkan laba. Universitas Kristen Maranatha

PERENCANAAN LABA MENGGUNAKAN ANALISIS BIAYA- VOLUME-LABA PADA UKM SLAMET SEMARANG TAHUN 2014

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pengertian analisa menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sebagai

BAB II KERANGKA TEORI

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK BINGKAI LARISSA FRAME DEPOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan tujuan Akuntansi Biaya. penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara tertentu dari transaksi

ANALISIS BIAYA VOLUME - LABA PADA HOME INDUSTRY KONVEKSI JESSLYN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi perusahaan yang berorientasi pada laba, laba merupakan hal penting

Analisis Biaya BIAYA TPPHP. distribusi dan merupakan pengorbanan. produksi-distribusi COST. Contoh:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami krisis moneter sejak tahun 1997 yang menyebabkan

TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN

Andri Helmi M, SE., MM.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan di setiap bidang usaha sangat tinggi dengan semakin

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Iklim politik di Indonesia di tahun 2006 semakin tidak menentu, dan tentu

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI PENENTU LABA PADA RUMAH TAKOYAKI. Disusun Oleh: Gilang Hardi Maulana EB34

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. datang, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Agar dapat

Transkripsi:

Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11 Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016

Materi Pokok 1. Titik Impas dalam unit 2. Titik Impas dalam dollar/rupiah penjualan 3. Analisis cost volume profit untuk multiproduk 4. Representasi Grafis dari hubungan cost volume profit. 5. Perubahan dalam cost volume profit. 6. Analisis CVP dan perhitungan Biaya berdasarkan aktivitas.

Break Event Point (Titik Impas) BEP adalah suatu keadaan dimana jumlah penjualan sama dengan jumlah biaya atau keadaan dimana perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi atau laba perusahaan sama dengan nol (0) Sifat dan karakteristik nya adalah untuk perencanaan laba jangka pendek melalui analisa tingkat produksi dan penjualan. Asumsi dasar dalam analisa ini adalah : 1. Semua biaya dapat dipecah menjadi beban tetap dan variable 2. Dalam rentang waktu yang relevan 3. Dalam kondisi multi produk, bauran produk konstan. Perhitungan BEP dapat dalam Unit dan Rupiah.

Titik Impas dalam Unit Perhitungan operating income dalam CVP Analysis dengan formula adalah : Operating Income = Sales Variable Expense Fixed Expense Operating Income = (Price X Number of Units Sold) (Variable cost per unit X Number of Units Sold) Total Fixed Cost. ATAU BEP (unit) = a P b a = biaya tetap P = harga jual per unit b = biaya variabel per unit

Dalam akuntansi manajemen, (Harga Jual Biaya variabel) disebut margin kontribusi (MK/CM), yaitu kelebihan harga jual dari biaya variabel yang digunakan untuk menutup biaya tetap. Maka : Jika MK = Biaya Tetap MK > Biaya Tetap MK < Biaya Tetap Keadaan Perusahaan Impas Laba Rugi

Contoh Penerapan : Sales (1.000 unit @ $. 400,-) = $. 400.000 Variable Expense 325.000 Contribution margin 75.000 Fixed Expense 45.000 Operating Income 30.000 ========= maka jika menggunakan formula sbb : BEP (unit ) sbb : =45.000 / (400 325) = 45.000/ 75 = 600 unit, Jadi BEP nya adalah 600 unit, pembuktian sbb : Sales (600 unit @ $. 400,-) = $. 240.000 Variable Expense 195.000 Contribution margin 45.000 Fixed Expense 45.000 Operating Income 0

Target Income /laba a. Target Income dalam rupiah Jika manajemen mempunyai target laba sebesar $. 60.000 maka jumlah unit Yang harus dijual sbb : 60.000 = (400 X Unit) (325 X Unit) 45.000 105.000 = 75 X Unit Unit = 1.400 Jadi jumlah yang harus dijual adalah sebanyak 1.400 unit. Pembuktiannya sbb : Sales (1.400 unit @ $. 400,-) = $. 560.000 Variable Expense 455.000 Contribution margin 105.000 Fixed Expense 45.000 Operating Income 60.000 =======

b. Target income dalam persentase Misalkan manajemen mempunyai target laba 15 % dari penjualan maka jumlah yang harus dijual sbb : 0,15 ($.400)(Unit) = (400 X Unit) (325 X Unit) 45.000 60 Unit = 75 Unit 45.000 Unit = 3.000 Pembuktian hasil coba hitung sendiri. c. Target laba setelah pajak Juga bisa dihitung target laba setelah pajak dengan formula sbb : Net Income = Operating Income Income Taxes = Operating Income (taxes rate X Operating Income) = Operating Income (1 Taxe rate) ATAU Operating Income = Net Income / (1- Taxe rate)

Dimisalkan manajemen menginginkan laba setelah pajak $. 48.750 dengan pajak sebesar 35 %, maka penjualan yang harus dicapai adalah : $. 48.750 = Operating Income (0,35 X Operating Income) 48.750 = 0,65 X Operating Income 75.000 = Operating Income Setelah diketahui perusahaan harus memperoleh operating income $. 75.000 maka baru dihitung jumlah unit penjualan seperti diatas sbb : Unit = (45.000 + 75.000)/75 Unit = 1.600 Jadi penjualan harus 1.600 unit, pembuktiannya sbb : Sales (1.600 unit @ $. 400,-) = $. 640.000 Variable Expense 520.000 Contribution margin 120.000 Fixed Expense 45.000 Operating Income 75.000 Income taxes 35 % 26.250 Net Income 48.750 ======

Titik Impas dalam dollar/rupiah Penjualan $ (dollar) %Penj Sales (1.000 unit @ $. 400,-) = $. 400.000 100 Variable Expense 325.000 81.25 Contribution margin 75.000 18.75 Fixed Expense 45.000 Operating Income 30.000 Dari data diatas diketahui variable cost adalah 81,25 % atau dengan ratio 0.8125 dari sales Formulanya sbb : Op. Income 0,1875 Sales = 45.000 Sales = $. 240.000 Ada formula yang lebih ringkas sbb : BEP ($) = Fixed Cost /(CM Ratio) = 45.000 / 18,75% = 45.000 / 0.1875 = $. 240.000 = Sales Variable cost Fixed Cost = Sales (Variable cost ratio X sales) Fixed Cost = (1 0.8125) Sales 45.000

Jika memakai target profit, digunakan formula sbb : Jika target laba $ 60.000 maka dapat dihitung penjualan sbb Sales = (FC + Target Profit) / CM ratio = (45.000 + 60.000)/ 0.1875 = $.560.000 Perubahan elemen biaya: Jika terjadi perubahan biaya pada prinsipnya dapat dihitung dengan formula yang sama setelah elemen biaya tersebut berubah. PENYAJIAN SECARA GRAFIS HUBUNGAN CVP Untuk memahami secara mendalam hubungan CVP dapat dilakukan melalui penggambaran secara visual. Dua grafik penting CVP adalah : 1. Grafik laba volume 2. Grafik biaya-volume-laba

Analisis Cost Volume Profit untuk Multiproduk BEP dapat juga dihitung untuk perusahaan yang menghasilkan multi produk dengan komposisi yang konstan Contoh : PT MITRA SIMPATI menghasilkan 2 jenis produk yaitu produk A dengan harga jual Rp. 400 per unit dan Produk B dengan harga jual Rp. 800 per unit dan laporan laba rugi masing masingnya sbb : Produk A Produk B Total Sales (Rp) 480.000 640.000 1.120.000 VC 390.000 480.000 870.000 CM 90.000 160.000 250.000 Direct Fixed Expense 30.000 40.000 70.000 Product Margin 60.000 120.000 180.000 Commond Fixed Expense 26.250 Operating Income 153.750

Jika dihitung BEP dalam unit untuk masing masing produk sbb : a. BEP Produk A (unit) = Fixed Cost /(Price - VC/unit) = 30.000/75 = 400 unit b. BEP Produk B (unit) = Fixed Cost /(Price - VC/unit) = 40.000/200 = 200 unit Jika diketahui sales mixed (komposisi penjualan) antara produk A dan B dimisalkan 3 : 2 maka BEP per paket sbb :

Produk Sales /unit VC/unit Sales Margin Bauran Produk Margin Total A 400 325 75 3 225 B 800 600 200 2 400 BEP Paket = Fixed Cost/ CM Paket = (70.000 + 26.250)/625 = 154 paket. Sehiungga jumlah penjualan masing-masing produk kondisi BEP sbb : Produk A = 154 X 3 = 462 unit Produk B = 154 X 2 = 308 unit

Pembuktiannya sbb : Produk A Produk B Total Sales (Rp) 184.800 246.400 431.200 VC 150.150 184.800 334.950 CM 34.650 61.600 96.250 Direct Fixed Expense 30.000 40.000 70.000 Product Margin 4.650 21.600 26.250 Commond Fixed Expense 26.250 Operating Income 0

Representasi Grafis dari hubungan Cost Volume Profit GRAFIK BIAYA-VOLUME-LABA Grafik biaya-volume-laba (cost-volume-profit graph) adalah menggambarkan hubungan antara biaya, volume, dan laba. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih rinci, perlu dibuatkan 2 grafik dengan 2 garis terpisah yaitu : Garis total pendapatan dan garis total biaya. Kedua garis itu disajikan masing-masing dengan dua persamaan berikut: Pendapatan Total biaya = Harga x Unit = (Biaya variable per unit x Unit )+ Biaya tetap Dengan menggunakan contoh PT ABC diatas, persamaan pendapatan dan biaya adalah: Pendapatan = $10 x Unit Total biaya = ($5 x Unit) + $100 Untuk menggambarkan kedua persamaan tersebut ke dalam grafik, sumbu vertikal diukur dalam dolar dan sumbu horizontal dalam unit yang terjual.

Jumlah Penghasilan dan Biaya Jumlah Penghasilan 2000 Titik Impas Daerah Laba 1500 Jumlah Biaya Biaya Variabel 1000 500 Daerah Rugi Biaya Tetap 0 500 1000 1500 2000 Volume

Asumsi pada Analisa Biaya-Volume-Laba Grafik laba-volume dan biaya-volume-laba yang baru kita ilustrasikan mengandalkan pada beberapa asumsi penting yaitu: 1. Analisis mangasumsikan fungsi pendapatan linier dan fungsi biaya linier 2. Analisis mengasumsikan bahwa harga, total biaya tetap, dan biaya variabel per unit dapat diidentifikasi secara akurat, serta tetap konstan sepanjang rentang yang relevan 3. Analisis mengasumsikan bahwa apa yang diproduksi dapat dijual 4. Pada analisis multiproduk, bauran penjualan diasumsikan diketahui 5. Harga jual dan biaya diasumsikan telah diketahui dengan pasti

Perubahan dalam Cost Volume Profit PERUBAHAN VARIABEL CVP Karena perusahaan beroperasi dalam dunia yang dinamis, mereka harus memperhatikan perubahan harga, biaya variable, dan biaya tetap. Perusahaan juga harus memperhitungkan pengaruh risiko dan ketidak pastian. Contoh Kasus: Misalkan bahwa Whitter Company melakukan studi pasar yang mengungkapkan tiga alternatif berbeda yaitu: Alternatif 1: Apabila pengeluaran iklan meningkat $ 8.000, penjualan akan naik dari 1.600 unit manjadi 1.725 unit Alaternatif 2 : Penurunan harga dari $ 400 menjadi $375 per mesin manual akan meningkatkan penjualan dari 1.600 unit menjadi 1.900 unit Alternatif 3: Penurunan harga menjadi $ 375 dan peningkatan pengeluaran iklan sebesar $8.000 akan meningkatkan penjualan dari 1.600 unit menjadi 2.600 unit Haruskah Whitter mempertahankan kebijakan harga dan iklan saat ini, atau haruskah ia memilih salah satu dari ketiga alternatif yang diuraikan oleh studi pemasaran tersebut?

Sebelum Setelah Kenaikan Kenaikan Biaya Iklan Biaya iklan Unit yang terjual 1.600 1.725 Marjin kontribusi per unit 75 x 75 x Total marjin kontribusi $120.000 $129.375 Beban tetap (45.000) (53.000) Laba $ 75.000 $ 76.375 Selisih laba Perobahan volume penjualan 125 Marjin kontribusi per unit $ 75 Perubahan marjin kontribusi $ 9.375 Peningkatan beban tetap ( 8.000 ) Kenaikan laba $ 1.375

Pengaruh alternatif kedua dapat dilihat berikut ini: Sebelum Perubahan Harga Jual Setelah Perubahan Harga Jual Unit yang terjual 1.600 1.900 Marjin kontribusi per unit 75 x 50 x Total marjin kontribusi $120.000 $95.000 Beban tetap (45.000) (45.000) Laba $ 75.000 $ 50.000 Selisih laba Perubahan marjin kontribusi $(25.000) ($95.000 - $120.000) Perubahan beban tetap - Penurunan laba $ 25.000

Pengaruh alternatif ketiga, hasilnya merupakan kenaikan inkremental pada laba sebesar $ 2.000. Sebelum Perubahan Harga dan iklan Setelah Perubahan Harga dan iklan Unit yang terjual 1.600 2.600 Marjin kontribusi per unit 75 x 50 x Total marjin kontribusi $120.000 $130.000 Beban tetap (45.000) (53.000) Laba $ 75.000 $ 77.000 Selisih Laba Perobahan marjin kontribusi $10.000 ($130.000 - $120.000) Perubahan tetap (8000) ($53,000-$45.000) Kenaikan laba $ 2.000

Perubahan laba inkremental dapat diketahui dengan: 1. Menghitung perubahan inkremental total marjin total kopntribusi 2. Menghitung perubahan inkremental beban tetap 3. Menjumlahkan kedua hasil penghitungan tersebut Dari ketiga alternatif yang diinditifikasi oleh studi pemasaran tersebut, alternatif yang paling menjanjikan kuntungan terbesar adalah alternatif ketiga. Alternatif 3 meningkatkan total laba sebesar $2.000. Alternatif 1 hanya meningkatkan laba $1.375, sedangkan alternatif 2 justru menurunkan laba sebesar $25.000.

Risiko dan Ketidakpastian Bagaimana para manajer berurusan dengan risiko dan ketidakpastian? Terdapat beberapa metode untuk itu : 1. Manajemen harus menyadari sifat ketidakpastian dari harga, biaya, dan kuantitas di masa depan 2. Manajer bergerak dari pertimbangan titik impas ke pertimbangan yang disebut Kisaran titik impas (break even band) titik impas akan tercapai pada kisaran 1.800 sampai 2.000 unit dijual. 3. Manajer dapat menggunakan analisis sensitivitas atau analisis bagaimanabila (what if analysis).

Tingkat leverage operasi (degree of operating leverage = DOL) untuk tingkat penjualan tertentu dapat diukur dengan menggunakan rasio marjin kontribusi terhadap laba, sebagi berikut: Marjin kontribusi Tingkat leverage operasi = ----------------------------- Laba Data yang relevan untuk tingkat penjualan sebesar 10.000 unit adalah sbb: ----------------------------------------------------------------------------- Sistem Sistem Otomatis Manual ----------------------------------------------------------------------------- Penjualan $1.000.000 $1.000.000 Beban variable (500.000) (800.000) Marjin kontribusi $ 500.000 $ 200.000 Beban tetap (375.000) (100.000) Laba sebelum pajak $ 125.000 $ 100.000 Harga jual per unit $100 $100 Beban varaiabel per unit 50 80 Marjin kontribusi per unit 50 20

Tingkat leverage operasi sistem otomatis adalah 4,0 ( $500.000 : $125.000),sedangkan system manual adalah 2 ( $200.000 : 100.000) Apa yang akan terajdi dengan laba pada masing-masing system apabila penjualan naik 40 persen?. Berikut akan dilihat dalam laporan laba-rugi : --------------------------------------------------------------------------- Sistem Sistem Otomatis Manual ----------------------------------------------------------------------------- Penjualan $1.400.000 $1.400.000 Beban variable (700.000) (1.120.000) Marjin kontribusi $ 700.000 $ 280.000 Beban tetap (375.000) (100.000) Laba sebelum pajak $ 325.000 $ 180.000

Perbedaan relatif antara system manual dan terotomasi yang terkait dengan konsep CVP Sistem Manual Sistem Otomatis Harga Sama Sama Biaya variable Relatif lbh tinggi Relatif lbh rendh Biaya tetap Relatif lbh rendh Relatif lbh tinggi Marjin kontribusi Relatif lbh rendh Relatif lbh tingg Titik impas Relatif lbh rendh Relatif lbh tinggi Marjin pengaman Relatif lbh tinggi Relatif lbh rendh Tkt leverage operasi Relatif lbh rendh Relatif lbh tinggi Risiko Relatif lbh rendh Relatif lbh tinggi Potensi laba Relatif lbh rendh Relatif lbh tinggi

ANALISIS CVP DAN KALKULASI BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS Pada system kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas (ABC), biaya dibagi dalam katagori berdasarkan unit dan non unit. Dalam system ABC mengakui bahwa beberapa biaya tergantung pada jumlah unit yang diproduksi sedangkan lainnya tidak. Penggunaan system ABC dihubungkan dengan analisis CVP, harus dibuat modifikasi sbb: Ilustrasi, biaya perusahaan dapat dinyatakan dengan tiga variable yaitu: 1. Penggerak aktivitas tingkat unit, yaitu unit yang dijual 2. Penggerak aktivitas tingkat batch, yaitu jumlah setup 3. Penggerak aktivitas tingkat produk, yaitu lamanya mesin beroperasi.

Persamaan biaya ABC dapat dinyatakan sbb: Total biaya= Biaya tetap + (Biaya variable per unit x Jumlah unit) + (Biaya setup x Jumlah setup) + (Biaya per jam mesin x Jumlah jam mesin) Laba operasi adalah total pendapatan dikurangi total biaya, dengan perhitungan sbb: Laba operasi = Total pendapatan [Biaya tetap +(Biaya variable per unit x Jumlah unit) + (Biaya setup x Jumlah setup) +(Biaya per jam mesin xjumlah jam mesin)]

Pada titik impas, laba operasi adalah nol, dan jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai titik impas adalah sbb: Biaya tetap +(Biaya setup x Jumlah setup)+ (Biaya per jam mesin x Jumlah jam mesin) Unit impas = --------------------------------------------------------- Harga Biaya variable per unit

Perbandingan Analisis Konvensional dan ABC Contoh Suatu perusahaan ingin menghitung jumlah unit yang harus dijual untuk menghasilkan laba sebelum pajak sebesar $20.000. Analisis ini didasarkan pada data berikut: Biaya Variabel Tkt Penggerak Penggerak Aktivitas per unit Aktivitas Data mengenai variable: Unit yang dijual $ 10 - Setup 1.000 20 Jumlah jam mesin 30 1.000 Data lainnya: Total biaya tetap (konvensional) $100.000 Total biaya tetap (ABC) 50.000 Harga jual per unit 20

Dengan menggunakan analisis CVP, jumlah unit yang harus terjual untuk menghasilkan laba sebelum pajak sebesar $20.000 dihitung sbb: Target laba + Biaya tetap Jumlah unit = ----------------------------------------------- Harga Biaya variable per unit $20.000 + $100.000 = ----------------------------------------------- $20 - $10 $120.000 = ------------------------------------ $10 = 12.000 unit

Dengan menggunakan persamaan ABC, jumlah unit yang harus terjual untuk menghasilkan laba operasi sebesar $20.000 dihitung sbb: $20.000 + $50.000 + ($1.000x20) + ($30 x $1.000) Jumlah unit = ------------------------------------------------------------------------ $20 - $10 = 12.000 unit Jumlah unit yang harus dijual adalah sama menurut kedua pendekatan yaitu 12.000 unit

Tugas Pertemuan 6 Tugas Individu : - Tugas Kelompok: 1. Mengerjakan latihan 11-1, 11-3, 11-9,11-19 (H&M Ch11, hal 42-50) 2. Mengerjakan Kasus Keputusan manajerial 11-31 (H&M Ch 11, hal 58)