SELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Individu sebagai makhluk sosial membutuhkan interaksi dengan lingkungan

HUBUNGAN ANTARA EMOTIONAL LITERACY DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA KELAS VIII SMP MALIDAR BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan mereka telah dilukai dengan senjata. Guru-guru banyak mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanakkanak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebagaimana adanya secara sistematis, akurat, aktual dan kemudian ditentukan

BAB III METODE PENELITIAN. teori yang dikembangkan oleh Coloroso (2006:43-44), yang mengemukakan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau sampel

BAB I RENCANA PENELITIAN. formal, pendidikan dilakukan oleh sebuah lembaga yang dinamakan sekolah,.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 8 JAKARTA BARAT

BULLYING. I. Pendahuluan

STUDI KASUS DAMPAK PSIKOLOGIS BULLYING PADA SISWA TUNARUNGU DI SMK NEGERI 30 JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

KONDISI EMOSI PELAKU BULLYING (Studi Kasus Pada Siswa Kelas VIII di SMP DIPONEGORO 1 Jakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menyajikan hal-hal yang menjadi latar belakang penelitian,

III. METODE PENELITIAN. penelitian adalah pada Tahun Ajaran 2013/2014. yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

PENGARUH PENDEKATAN TIDWELL DAN BACHUS DALAM LAYANAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP AGRESIVITAS PESERTA DIDIK KELAS VIII PAGI SMPN 9 TAMBUN

PERSEPSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING MENGENAI PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

EMPATI DASAR MAHASISWA BK BERDASARKAN TIPE KEPRIBADIAN INTROVERT DAN EKSTROVERT ANGKATAN 2011 DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. melakukan persiapan yang nantinya akan digunkan dalam penelitian.

SURVEI KEPUASAN KERJA GURU PEMBIMBING/ KONSELOR SEKOLAH SMP NEGERI DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

PROFIL KETERAMPILAN SOSIAL MAHASISWA JURUSAN BK FIP UNJ ANGKATAN 2011

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERILAKU BULLYING SISWA KELAS XI (Studi di SMA Negeri 5 Sigi )

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGATASI PERILAKU BULLYING TEMAN KELAS

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang. individu khususnya dibidang pendidikan. Bentuk kekerasan yang sering dilakukan

PROFIL PERILAKU BULLYING PESERTA DIDIK DI SEKOLAH (Studi Terhadap Siswa Kelas VIII SMP N 1 Panti Kabupaten Pasaman) ABSTRACT

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang

JURNAL THE EFECTIVENESS OF SOCIODRAMA TECHNIQUE TO MINIMIZE HIGH BULLYING BEHAVIOR AT EIGHT GRADE OF SMPN 2 PAPAR ACADEMIC YEAR 2016/2017

PROFIL PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang kompleks yang merupakan hasil interaksi berbagai penyebab dari keadaan

JURNAL PENGARUH PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 PAPAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Harga Diri. Harris, 2009; dalam Gaspard, 2010; dalam Getachew, 2011; dalam Hsu,2013) harga diri

DAMPAK PSIKOLOGIS BULLYING

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan

BAB I. Pendahuluan. I.A Latar Belakang. Remaja seringkali diartikan sebagai masa perubahan. dari masa anak-anak ke masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH BULLYING TERHADAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 05 KEDIRI

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI SMA N NAWANGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Pengaruh Role Play dalam Konseling Kelompok untuk Menurunkan Tingkat Bullying Siswa

BAB II LANDASAN TEORI A. HARGA DIRI Menurut Coopersmith harga diri merupakan evaluasi yang dibuat oleh individu dan berkembang menjadi kebiasaan

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa manusia menemukan jati diri. Pencarian. memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal diluar dugaan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya, hukuman hanya menjadi salah satu bagian dari metode

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XI SMKN 8 JAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA

PROFIL PERMASALAHAN SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI DI KOTA BOGOR. Weni Nur Wendari 1 Aip Badrujaman 2 Atiek Sismiati S.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, pendidikan dan mengasihi serta menghargai anak-anaknya (Cowie

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH KONSELING KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENULIS JURNAL UNTUK MENGURANGI PERILAKU BULLYING

BAB III METODE PENELITIAN. untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian menelusurinya ke

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan terutama dalam bidang pendidikan. Terselenggaranya layanan

KEPRIBADIAN TANGGUH PADA SISWA KORBAN KEKERASAN TEMAN SEBAYA

UNJUK KERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PERSPEKTIF SISWA (Studi Survei Terhadap Siswa di SMK Al-Muhtadin Depok)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini, yaitu: B. Definisi Operasional

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:119) mengemukakan bahwa metode komparatif atau ex post facto

BAB III METODE PENELITIAN

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

Setelah beberapa lama, Kau mengerti bahwa sinar mentari pun akan membakarmu kalau berlebihan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006:12). hubungan Academic Self Concept dan Konformitas Terhadap Teman Sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006; 12).

BAB I PENDAHULUAN. kognitif, dan sosio-emosional (Santrock, 2007). Masa remaja (adolescence)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ini dibuktikan oleh pernyataan Amrullah, Child Protection Program

BAB III METODE PENELITIAN A.

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN INFORMASI TERHADAP PENGURANGAN RASA INFERIORITAS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GEMOLONG TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. dalam mengantarkan peserta didik sehingga dapat tercapai tujuan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2013 sampai dengan 19 Agustus 2013.

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENGELOLAAN EMOSI DENGAN PERILAKU BULLYING SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KAUMANTULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015

Pengaruh Role Play dalam Konseling Kelompok untuk Menurunkan Tingkat Bullying Siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wangi Citrawargi, 2014

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA SMP KRISTEN I MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Maraknya kasus-kasus kekerasan yang terjadi pada anak-anak usia sekolah

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN WAKTU DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 56 JAKARTA

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif.

Transkripsi:

Self Esteem Korban Bullying 115 SELF ESTEEM KORBAN BULLYING (Survey Kepada Siswa-siswi Kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara) Stefi Gresia 1 Dr. Gantina Komalasari, M. Psi 2 Karsih, M. Pd 3 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai self esteem korban bullying yang duduk di kelas VII. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 270 Jakarta Utara dengan populasi sebanyak 168 siswa-siswi kelas VII. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling, diperoleh 39 siswa korban bullying dengan kategori tinggi. Metode penelitian yang digunakan dengan studi deskriptif. Instrumen pada penelitian ini berupa kuesioner tentang bullying yang dikembangkan oleh Sullivan dan Self Esteem yang diadaptasi Stanley Coopersmith. Setelah dilakukan uji coba, untuk angket bullying, didapatkan hasil 31 item valid dan 4 item drop dengan nilai reliabilitas 0.712 dan self esteem didapatkan hasil 55 item valid dan 3 item drop dengan reliabilitas uji coba 0.739. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat self esteem siswa yang menjadi korban bullying 46% siswa berada pada kategori sedang, 31% siswa berada pada kategori rendah dan 23% siswa berada pada kategori tinggi. Untuk mean per komponen, jumlah tertinggi diperoleh dari komponen self esteem umum sebesar 39 atau 43,33% selanjutnya self esteem akademis dengan sebesar 12 atau 42,30%, lalu self esteem sosial dengan jumlah 11 atau 41,67% dan terendah adalah self esteem keluarga dengan jumlah 10 atau 40%. Penelitian ini ditujukan bagi guru Bimbingan dan Konseling serta pihak sekolah, hendaknya memberikan layanan informasi kepada siswa-siswi untuk mengembangkan harga diri. Langkah ini juga dapat ditempuh dengan memberikan layanan konseling kelompok kepada siswa-siswi yang menjadi korban bullying dan bekerjasama dengan pihak sekolah, seperti wali kelas dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan nyaman. Kata kunci : Self esteem, Bullying, Korban Bullying Pendahuluan Remaja adalah individu yang sedang mengalami peralihan dari masa anak menuju masa dewasa. Pada masa ini, remaja mengalami perubahan yang pesat dalam berbagai aspek perkembangan, baik aspek biologis, psikologis, dan sosial. Remaja akan mengalami masa dimana mereka belum mampu mengelola emosinya dengan baik. Kondisi emosinya yang labil, marah-marah berlebihan, atau tiba-tiba sedih, dan kurang mampu mengendalikan emosi dapat memicu masalah dalam keseharian mereka. Masalahmasalah tersebut antara lain kesulitan belajar, pe- 1 Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNJ, Stefigresia@gmail.com 2 Dosen Bimbingan dan Konseling FIP UNJ, 3 Dosen Bimbingan dan Konseling FIP UNJ,

116 Self Esteem Korban Bullying nyalahgunaan obat terlarang, melakukan tindakan kekerasan, dan perilaku menyimpang lainnya. Masa remaja pada umumnya juga memiliki perilaku yang positif yang dapat ditonjolkan, namun yang dikhawatirkan muncul pada masa remaja adalah kecenderungan perilaku negatif lainnya antara lain berupa ancaman, pemukulan, pemalakan, dan tindak kekerasan lainnya terhadap orang lain. Tindakan ini dapat dilakukakan oleh remaja, baik secara individu maupun berkelompok dan dapat dilakukakan secara berulang-ulang. Tindakan ini sering disebut dengan istilah Bullying. Pada umumnya, para korban bullying tidak mampu membela atau mempertahankan dirinya karena lemah secara fisik atau bahkan mental. Bullying memiliki berbagai macam jenis dan wujud yang berbeda-beda, akan tetapi secara umum praktik bullying dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu bullying fisik, verbal maupun psikologis. Bagi setiap korban bullying akan mengalami dampak yang beraneka ragam, salah satunya ialah remaja akan memiliki harga diri negatif dan akan memandang dirinya sebagai orang yang tidak berharga. Rasa tidak berharga tersebut dapat tercermin pada rasa tidak berguna dan tidak memiliki kemampuan yang baik dari segi akademik, interaksi sosial, keluarga dan keadaan fisiknya. Namun, harga diri yang negatif ini dapat membuat remaja merasa tidak mampu menjalin hubungan yang baik dengan teman sebayanya sehingga menjadi mudah sensitif. Menurut Coopersmith, self esteem (harga diri) adalah penilaian yang dibuat seseorang dan biasanya mengenai dirinya sendiri. Selanjutnya diekspresikan dalam sikap menerima atau menolak dirinya sendiri dan mengindikasikan tingkat keperca-yaan dirinya untuk menjadi kompeten, penting, sukses dan berharga. Tingkat self esteem yang dimiliki tiap individu akan mempengaruhi motivasi untuk mendorong seseorang mencapai keberhasilan dalam bidang tertentu, mempengaruhi rasa puas terhadap suatu prestasi yang telah diraih. Namun, apabila anak memiliki tingkat harga diri yang negatif atau rendah, anak akan memandang bahwa dirinya tidak berharga dan itu dapat tercermin pada perasaan tidak berguna yang dimiliki anak. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini ialah Bagaimana Self Esteem Korban Bullying Siswa-siswi Kelas VII di SMP Negeri 270 Jakarta Utara?. Tujuan diadakan penelitian ini yaitu mengetahui gambaran self esteem korban bullying kelas VII di SMPN 270 Jakarta Utara. Kajian Teori Hakikat Self Esteem Menurut Coopersmith, self esteem (harga diri) adalah penilaian yang dibuat seseorang dan biasanya mengenai dirinya sendiri. Selanjutnya diekspresikan dalam sikap menerima atau menolak dirinya sendiri dan mengindikasikan tingkat kepercayaan dirinya untuk menjadi kompeten, penting, sukses dan berharga. Coopersmith juga menyatakan bahwa terdapat empat aspek utama dalam harga diri, yaitu harga diri umum, sosial, keluarga dan akademis. Coopersmith membagi tingkatan self-esteem menjadi tiga kategori, yaitu self seteem tinggi, dimana individu dengan harga diri tinggi menunjukkan bahwa individu yang memiliki harga diri tinggi adalah seseorang yang merasa bahwa dirinya dinilai sebagai orang yang berharga, penting dan layak dihormati oleh orang-orang disekitarnya. Kedua adalah self esteem sedang, dimana individu yang termasuk dalam karakteristik ini memiliki karakteristik yang relatif sama dengan self esteem tinggi, namun yang membedakan ialah terkadang merasa ragu-ragu dengan penghargaan diri yang diterimanya. Ketiga adalah self esteem rendah, dimana individu memiliki perasaan ditolak, ragu-ragu, merasa tidak berharga, merasa terisolasi, tidak memiliki kekuatan, tidak pantas dicintai, tidak mampu mengekspresikan diri, tidak mampu mempertahankan diri sendiri, dan merasa terlalu lemah untuk melawan kelemahan mereka sendiri. Selain itu, individu dengan harga diri rendah cenderung merasa kurang percaya diri, memiliki kekhawatiran dalam mengungkapkan ide-ide yang tidak biasa, dan tidak aman dalam interaksi sosial. Hakikat Bullying Bullying adalah tindakan sadar dan dilakukan secara sengaja dari agresi atau manipulasi oleh seseorang atau beberapa orang terhadap yang lain. Tindakan bullying mencakup beberapa hal yaitu bertujuan melukai, adanya ketidakseimbangan kekuatan atau kekuasaan. Seringkali tindakan bullying dilaku-

Self Esteem Korban Bullying kan secara sistematis dan terencana, terjadi berulang dalam jangka waktu tertentu dan pengalaman disakiti yang didapat korban dapat berupa fisik atau psikis. Bentuk-bentuk Bullying Menurut Sullivan, bullying terbagi dalam tiga bentuk, yaitu: a. Bullying Fisik yang merupakan jenis bullying yang terlihat dengan indra pengelihatan karena terjadi sentuhan fisik antra pelaku dengan korban, seperti memukul, menendang, mendorong, atau melakukan sesuatu yang menyebabkan korban terluka ataupun terjatuh b. Bullying verbal yang dapat terdeteksi karena tertangkap oleh indra pendengar, seperti mencela, menghina, mengintimidasi, mengancam melalui telepon, ancaman kekerasan, pemerasa, menyebabkan rumor negatif, penghinaan ras, cyber bullying, memfitnah, dan sebagainya. c. Bullying psikologis dimana jenis bullying seperti ini tidak terlihat oleh indra pengelihatan dan pendengaran, seperti memandang sinis, memandang dengan penuh ancaman, mendiamkan, mengucilakn, mencibir, memandang dengan rendah, dan meneror melalui pesan pendek maupun email. Dampak Bullying Dampak bullying adalah konsekuensi merugikan yang terjadi dalam konteks sosial dapat mempengaruhi satu orang atau paling tidak semua pihak yang ditindas. R. Djuwita berpendapat bahwa dampak yang dialami korban bullying, antara lain harga diri rendah, gangguan kecemasan, mengurung diri, sulit menyesuaikan diri di dalam lingkungannya, depresi bahkan bunuh diri. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Keith Sullivan, yaitu dampak yang dirasakan oleh korban bullying ialah harga diri rendah, cemas, introvert, lebih suka menyendiri, sedikit memiliki teman dekat, memiliki keinginan untuk pindah sekolah, mimpi buruk, depresi, hingga muncul keinginan untuk bunuh diri. 117 Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 270 Jakarta Utara. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Februari hingga Mei 2014. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan memakai studi deskriptif. Metode ini dipakai untuk mendapatkan gambaran atau uraian suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII di SMP Negeri 270 Jakarta yang berjumlah 168 siswa. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah dengan teknik purposive sampling yaitu sampel berdasarkan karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai hubungan dengan karakteristik populasi ebelumnya, yaitu siswa-siswi kelas VII yang menjadi korban bullying. Sampel dari penelitian ini adalah siswa-siswi yang menjadi korban bullying yang masuk dalam klasifikasi tinggi yaitu dengan frekuensi sebanyak 39 siswa-siswi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu self esteem inventory untuk variable self esteem dan angket bullying untuk menetapkan sampel yang menjadi korban bullying. Untuk uji coba instrumen dalam penelitian ini digunakan pengujian validitas dan reliabilitas menggunakan aplikasi SPSS. Pengujian validitas hasil uji coba self esteem inventory diperoleh 55 item dinyatakan valid dan 3 item dinyatakan drop dengan hasil reliabilitas sebesar 0,739. Untuk pengujian validitas hasil uji voba angket bullying, diperoleh 31 item dinyatakan valid dan 4 item dinyatakan drop dengan hasil reliabilitas sebesar 0,712. Hasil dan Pembahasan Self Esteem Korban Bullying Berdasarkan hasil perhitungan, menyatakan bahwa banyaknya korban bullying secara keseluruhan memiliki skor mean (µ) 85,52 dan standar deviasi (σ) sebesar 4,92. Bila digolongkan dalam tiga kategorisasi tingkat self esteem, maka dapat dilihat pada tabel 4.1 dan grafik 4.1 sebagai berikut: Tabel 4.1 Kategorisasi Self Esteem Korban Bullying

118 Self Esteem Korban Bullying Grafik 4.1 Tingkat Self Esteem Korban Bullying Siswa kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara Berdasarkan tabel dan grafik, diperoleh tiga kategori tingkat self esteem remaja korban bullying kelas VII di SMP Negeri 270 Jakarta, yaitu kategori tinggi sebesar 23% atau sebanyak 9 orang, kategori sedang sebesar 46% atau sebanyak 18 orang dan kategori rendah sebanyak 31% atau sebanyak 12 orang. Mean Skor (µ) Self Esteem Per Komponen Untuk menggambarkan keseluruhan self esteem dengan mean skor pada tiap komponen sehingga menggambarkan komponen yang terendah pada remaja korban bullying kelas VII di SMP Negeri 270 Jakarta Utara dapat dilihat pada tabel 4.2 dan grafik 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Mean Skor (µ) Per Komponen Grafik 4.2 Mean Skor Per Komponen Self Esteem Siswa Remaja Kelas VII Korban Bullying SMP Negeri 270 Jakarta Utara Tabel dan grafik 4.2 menyatakan bahwa komponen umum memiliki grafik mean skor yang paling tinggi di antara grafik yang lain, yaitu sebanyak 39 dengan persentase sebesar 43,33%, komponen self esteem akademis dengan mean skor sebesar 12 dengan persentase sebesar 42,30%, komponen self esteem sosial, dengan jumlah mean skor sebesar 11 dengan persentase sebesar 41,67% dan komponen self esteem keluarga dengan skor 10 dengan persentase sebesar 40%. Self Esteem Remaja Korban Bullying Tiap Komponen Berikut ini adalah tabel dan grafik mengenai gambaran tingkat self esteem siswa-siswi yang menjadi korban bullying Tabel 4.3 Self Esteem Remaja Korban Bullying Tiap Komponen Grafik 4.3 Self Esteem Remaja Korban Bullying Per Komponen Pada tabel dan grafik 4.3 menyatakan bahwa komponen tertinggi yang dimiliki oleh siswa-siswi yang menjadi korban bullying terdapat pada komponen akademis dengan persentase sebesar 49% di mana siswa-siswi yang menjadi korban bullying mampu menunjukkan usaha yang tinggi dari masing-masing individu bahwa mereka mampu bersaing dalam hal akademis di sekolah. Selanjutnya tertinggi kedua adalah komponen keluarga dengan persentase sebesar 38% yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang seimbang antara kedekatan orangtua terhadap anak. Untuk komponen sosial dan umum memiliki persentase yang sama yaitu sebesar 23% yang

Self Esteem Korban Bullying menunjukkan bahwa siswa-siswi yang menjadi korban bullying mampu melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri dan mampu menunjukkan kemampuannya berhubungan dengan lingkungan sosial meskipun pernah mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari lingkungan sekitar. Terdapat pula komponen yang memiliki persentase terendah, yaitu terdapat pada komponen sosial dengan persentase sebesar 49% dimana para siswasiswi yang menjadi korban bullying merasa sulit untuk dapat menunjukkan kepeduliannya terhadap orang lain, bahkan sulit untuk memulai hubungan dengan lingkungan baru. Dapat dilihat bahwa kurangnya rasa kesukaannya terhadap orang lain maupun keikutsertaannya dalam aktivitas lain. Kesimpulan dan Saran Setelah seluruh tahap penelitian dilaksanakan, didapatkan hasil penelitian dan analisis hasil penelitian kepada siswa-siswi kelas VII di SMP Negeri 270 Jakarta Utara, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dari keseluruhan siswa yang menjadi korban bullying, terdapat tiga klasifikasi yaitu tinggi, sedang dan rendah. Para korban bullying secara keseluruhan memiliki klasifikasi tingkat self esteem sedang dengan persentase sebesar 46% dimana individu yang masuk dalam klasifikasi ini adalah individu yang memiliki harga diri dengan penerimaan, pertahanan dan pemahaman diri yang cukup baik. Sedangkan klasifikasi self esteem rendah mendapatkan persentase sebesar 31% dan self esteem tinggi mendapatkan persentase sebesar 23% 2. Mean skor yang didapat dari tiap komponen self esteem, terdapat mean skor yang paling rendah yaitu terdapat pada komponen self esteem keluarga dengan skor 10 dan mean skor tertinggi terdapat pada komponen self esteem umum dengan skor 39 119 3. Dari keseluruhan siswa kelas VII di SMP Negeri 270 Jakarta Utara, terdapat 39 siswa remaja yang menjadi korban bullying yang termasuk dalam klasifikasi tinggi dengan persentase sebesar 23% yang masuk kedalam rentang skor 16. Saran 1. Bagi para siswa-siswi korban bullying yang sudah diketahui memiliki self esteem rendah hendaknya mendapatkan penanganan dari pihak yang lebih profesional sesuai dengan dampak yang ditimbulkan oleh para korban bullying tersebut, seperti guru Bimbingan dan Konseling di sekolah hingga psikolog. 2. Guru Bimbingan dan Konseling dan pihak sekolah di SMP Negeri 270 Jakarta Utara hendaknya memberikan layanan informasi kepada siswasiswi untuk mengembangkan harga diri, antara lain harga diri yang positif, penerimaan diri, serta bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Selain itu, guru Bimbingan dan Konseling juga dapat memberikan konseling kelompok kepada siswa-siswi yang menjadi korban bullying dan bekerjasama dengan pihak sekolah, seperti wali kelas untuk terlibat aktif dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan nyaman. 3. Bagi mahasiswa atau peneliti selanjutnya, penelitian ini hanya mengambil subjek kepada siswasiswi kelas VII SMP Negeri 270 Jakarta Utara. Untuk peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk meneliti setiap kelas dan jenjang pendidikan yang berbeda, sehingga gambaran yang didapat lebih optimal. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat mengembangkan penelitian dengan membedakan harga diri siswa-siswi berdasarkan jenis kelamin, latar belakang sosial ekonomi, karakteristik orangtua maupun ras.

120 Self Esteem Korban Bullying Daftar Pustaka Aida Arga Putri. (2005). Skripsi Gambaran Self Esteem Remaja Pelaku Bullying. Jakarta: Universitas Indonesia Barbara Coloroso. STOP BULLYING!. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2007 (Terjemahan) Dr. H. Syamsu Yusuf LN., M. Pd. (2007). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Keith Sullivan. (2000). The Anti Bullying Handbook Secondary Schools. Australia: Oxford University Press Stanley Coopersmith. (1967). The Antecedents of Self Esteem. Freeman Company: San Francisco Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Yayasan SEJIWA. (2008). Bullying-Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta: Grasindo