BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terjadi karena adanya upaya untuk mengejar ketertinggalan pembangunan dari

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional tersebut agar terlaksananya tujuan dan cita-cita bangsa

BAB I PENDAHULUAN. mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang adalah sebuah Negara dengan rata-rata pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan akhir meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap negara membutuhkan modal untuk membiayai proyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Karena pada dasarnya, investasi merupakan satu pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kenaikan pendapatan nasional. Cara mengukur pertumbuhan ekonomi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang salah satunya sebagai negara yang berkembang masih mengalami ketertinggalan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Perkembangan Industri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan stabil selama lebih kurang tiga puluh tahun tiba-tiba harus. langsung berdampak pada perekonomian dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang

I. PENDAHULUAN. untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan suatu bangsa. Dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. disamping fungsinya sebagai alat pemersatu bangsa. Dalam kaitannya dengan sektorsektor

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam alenia ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: (1)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990 aliran investasi asing langsung (Penanaman Modal Asing, PMA)

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

Perekonomian Suatu Negara

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat. Demi mencapai tujuan tersebut, ini adalah kegiatan investasi (penanaman modal).

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian memegang peran stretegis dalam pembangunan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan besarnya peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam suatu. angkatan kerja. Terakhir yaitu kemajuan teknologi.

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semua negara berusaha memperkuat diri khususnya dari segi

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal. Penambahan modal ini berupa investasi dan tabungan. Di satu sisi

EFEKTIFITAS PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PERKOTAAN TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN MASYARAKAT DI KOTA SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI DI JAWA TIMUR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang menganut sistem. perekonomian terbuka di mana dalam menjalankan roda perekonomiannya,

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan

I. PENDAHULUAN. mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Permodalan tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. Gejolak krisis ekonomi yang dialami Amerika Serikat dan beberapa negara

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman modal yang sering disebut juga investasi merupakan langkah

I. PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian di suatu wilayah dapat diketahui dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. angka pengangguran dapat dicapai bila seluruh komponen masyarakat yang

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Sumatera Utara sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di berbagai bidang perekonomian. Pembangunan ekonomi secara

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING LANGSUNG (FDI) DI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Foreign Direct Investment (FDI) sebagai komponen yang meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang bahwa industri dipandang sebagai jalan pintas untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang.

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam perjalanan menuju negara maju, Indonesia memerlukan dana yang tidak sedikit untuk melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar disebabkan adanya keinginan untuk mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global. Indonesia masih belum mampu menyediakan dana sendiri untuk keperluan dana pembangunan. Disamping berupaya menggali sumber pembiayaan dalam negeri, pemerintah juga mengundang sumber pembiayaan luar negeri, salah satunya adalah Penanaman Modal Asing Langsung (Foreign Direct Investment = FDI). Sumber pembiayaan FDI ini oleh sebagian pengamat, merupakan sumber pembiayaan luar negeri yang paling potensial dibandingkan dengan sumber lain. Panayotou dalam Sarwedi (2002) menjelaskan bahwa FDI lebih penting dalam menjamin kelangsungan pembangunan dibandingkan dengan aliran bantuan atau modal portofolio, sebab terjadinya FDI di suatu negara akan diikuti dengan transfer of technology, know-how, management skill, resiko usaha relatif lebih kecil dan lebih profitable. Hasil penelitian Panayotou selanjutnya menyebutkan bahwa lebih dari 80 persen modal swasta dan 75 persen dari FDI sejak tahun 1990 mengalir ke negaranegara dengan pendapatan menengah (middle income countries). Untuk kawasan Asia, nilainya mencapai 60 persen dan Amerika Latin sebesar 20 persen. World Bank (1999) dalam Sarwedi (2002) memperkirakan bahwa investasi asing di negara-negara berkembang akan tumbuh pada tingkat 7 10 persen per tahun 1

2 sampai akhir dekade ini. Hal ini didorong oleh dampak liberalisasi, privatisasi, inovasi teknologi, penurunan biaya transportasi, telekomunikasi, mobilitas modal dan pertumbuhan integrasi keuangan. (Sarwedi, 2002). Banyak bukti empiris seperti pengalaman-pengalaman di Korea Selatan, Malaysia, Thailand, China dan banyak lagi negara lainnya yang menunjukkan bahwa kehadiran FDI memberi banyak hal positif terhadap perekonomian dari negara tuan rumah. Untuk kasus Indonesia, bukti paling nyata adalah semasa pemerintahan Orde Baru. Tidak mungkin ekonomi Indonesia bisa bangkit kembali dari kehancuran yang dibuat oleh pemerintahan Orde Lama dan bisa mengalami pertumbuhan rata-rata 7 persen per tahun selama periode 1980-an kalau tidak ada FDI. Tentu banyak faktor lain yang juga berperan sebagai sumber pendorong pertumbuhan tersebut seperti bantuan atau utang luar negeri dan keseriusan pemerintah Orde Baru untuk membangun ekonomi nasional saat itu yang dicerminkan oleh adanya Repelita dan stabilitas politik dan sosial. Literatur teori juga memberi argumen yang kuat bahwa ada suatu korelasi positif antara FDI dan pertumbuhan ekonomi di negara penerima. (Tambunan, 2007). Sebagai negara berkembang, Indonesia, selain menghadapi masalah kebutuhan dana pembangunan, juga menghadapi masalah tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi yang menyebabkan jumlah pengangguran berada pada tingkat yang tinggi. Pengangguran, dengan pengertian yang lebih moderat disebut dengan pencari kerja, dalam jangka pendek merupakan modal bagi pembangunan karena mencerminkan tersedianya faktor produksi tenaga kerja untuk dilibatkan dalam proses pembangunan ekonomi. Tetapi dalam jangka panjang, apabila jumlah pengangguran tidak bisa dikurangi, maka ia akan berubah menjadi beban bagi pembangunan ekonomi.

3 Dalam pembangunan ekonomi sebagai upaya mewujudkan masyarakat sejahtera, ada dua argumen yang kontradiktif sehubungan dengan pertanyaan tentang sektor ekonomi mana yang harus dikembangkan? Argumen pertama menyarankan supaya dilakukan prioritas pembangunan pada sektor industri karena sektor ini menawarkan kesempatan kerja yang luas, memeratakan kesempatan berusaha, meningkatkan ekspor, menghemat devisa, menunjang pembangunan daerah dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber alam dan energi serta sumber daya manusia di daerah. Argumen kedua menyarankan pembangunan sektor pertanian sebagai prioritas utama mengingat peranannya yang masih cukup signifikan dalam pembentukan PDB sampai saat ini. Sektor pertanian terbukti mampu bertahan dan masih memperlihatkan pertumbuhan yang positif pada saat Indonesia sedang dilanda krisis ekonomi. Otonomi daerah yang diberlakukan mulai 1 Januari 2000 merupakan pelimpahan kewenangan bagi daerah-daerah untuk lebih mandiri dalam melaksanakan pembangunan di daerah masing-masing. Otonomi daerah adalah momentum berharga bagi daerah-daerah di Indonesia umumnya, dan khususnya di Sumatera Dengan otonomi daerah, masyarakat dan sumber daya yang ada di suatu daerah bisa lebih diberdayakan mengingat wilayah pembangunan yang sudah lebih terjangkau dan terkonsentrasi. Dengan otonomi daerah, pemerintah di daerah memiliki keleluasaan untuk memobilisasi sumber dana pembangunan baik sumber dana domestik maupun sumber dana yang berasal dari investasi asing langsung atau penanaman modal asing. Di Provinsi Sumatera Utara, perkembangan penanaman modal asing mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, dan sektor ekonomi yang paling diminati oleh investor asing pada tahun 2009 dan 2010 adalah sektor jasa dan diikuti oleh

4 sektor industri yaitu industri kertas dan sektor industri lainnya. Perkembangan nilai investasi penanaman modal asing di Provinsi Sumatera Utara untuk tahun 2008 2010 disajikan dalam Tabel 1.1. Tabel 1.1. Realisasi Nilai Investasi Penanaman Modal Asing di Provinsi Sumatera Utara menurut Sektor ($ juta) Bidang Usaha / Sector 2008 2009 2010 (1) (2) (3) (4) 1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 37 000,00-13 500,00 a. Pertanian - - - b. Peternakan - - - c. Perikanan - - 13 500,00 d. Perkebunan 37 000,00 - - e. Kehutanan - - - 2. Pertambangan - - - 3. Industri 155 576,02 43 253,47 84 224,62 a. Makanan 61 100,00 350,00 5 600,00 b. Tekstil - - - c. Kayu 1 175,00 - - d. Kertas - 36 370,36 3 100,00 e. Kimia dan Farmasi 56 275,00 - - f. Ind Barang Logam 31 950,00 - - g. Ind Dasar Logam - - h. Lainnya 5 076,02 6 533,11 75 524,62 4. Jasa-jasa lainnya 36 600,00 47 601,43 15 465,00 5. Perhotelan 21 500,00 - - 6. Konstruksi - - - 7. Perumahan 4 500,00 - - 8. Perkantoran - - - Jumlah/Total 255 176,02 90 854,90 113 189,62 Sumber/Source : Badan Penanaman Modal dan Promosi Provinsi Sumatera Utara/ Investment and Promotion Board of Sumatera Utara Province Investasi yang dilakukan di Sumatera Utara harus diarahkan kepada tujuan untuk membuka lapangan kerja yang bisa lebih banyak menyerap tenaga kerja

5 atau dengan kata lain investasi pada sektor yang menciptakan kesempatan kerja luas. Pembangunan sektor industri baik melalui investasi domestik maupun investasi asing langsung dengan membangun pabrik-pabrik baru di sektor ekonomi andalan merupakan pilihan agar perluasan kesempatan bekerja bisa terwujud. Data realisasi penanaman modal asing pada waktu yang lalu merupakan acuan untuk meningkatkan daya saing dalam menarik investasi asing masuk ke daerah ini. Untuk bisa memperbesar arus masuk Penanaman Modal Asing Langsung dan mengarahkan Penanaman Modal Asing Langsung ke Provinsi Sumatera Utara, maka perlu dilakukan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Analisis dimaksud dilakukan secara empiris dalam tesis dengan judul Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penanaman Modal Asing Langsung (FDI) Di Provinsi Sumatera Utara. Dengan demikian bisa dilakukan kajian terhadap kebijakan investasi yang sudah, sedang dan akan dilakukan di Provinsi Sumatera 1.2. PERUMUSAN MASALAH Apa yang diharapkan masyarakat di negara berkembang termasuk Indonesia adalah perbaikan taraf hidup ke arah yang lebih sejahtera. Harapan-harapan seperti ini masih dirasakan sampai saat ini dan meluas menjadi kesatuan harapan masyarakat sampai ke daerah-daerah di seluruh Indonesia termasuk daerah Provinsi Sumatera Keinginan untuk hidup lebih sejahtera menuntut usaha melakukan pembangunan di semua sektor kehidupan, terutama investasi di sektor ekonomi

6 yang mampu menciptakan kesempatan bekerja yang luas bagi masyarakat dan menghasilkan nilai tambah yang optimal bagi perekonomian Provinsi Sumatera Investasi, baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing Langsung (FDI) harus diarahkan kepada sektor ekonomi yang mampu menciptakan kesempatan bekerja luas di Provinsi Sumatera Penanaman Modal Asing Langsung ternyata dipengaruhi oleh beberapa variabel antara lain adalah variabel suku bunga investasi, perkembangan ekonomi, jumlah pengangguran dan nilai ekspor barang dan jasa. Permasalahan yang timbul kemudian adalah : 1. Bagaimana pengaruh Suku Bunga Investasi terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara? 2. Bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Sumatera Utara terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara? 3. Bagaimana pengaruh Jumlah Pengangguran Provinsi Sumatera Utara terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara? 4. Bagaimana pengaruh Nilai Ekspor Provinsi Sumatera Utara terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera Utara? 1.3. TUJUAN PENELITIAN Dalam setiap kegiatan atau usaha, suatu rangkaian yang tidak dapat dipisah antara satu dan lainnya dari awal hingga akhir dalam suatu proses adalah tujuan atau sasaran. Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis pengaruh Suku Bunga Investasi terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera

7 2. Untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Sumatera Utara terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera 3. Untuk menganalisis pengaruh Jumlah Pengangguran Provinsi Sumatera Utara terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera 4. Untuk menganalisis pengaruh Nilai Ekspor Provinsi Sumatera Utara terhadap Penanaman Modal Asing Langsung di Provinsi Sumatera 1.4. MANFAAT PENELITIAN Suatu penelitian dilakukan karena adanya masalah. Masalah bisa diartikan sebagai sesuatu yang terjadi yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi. Secara teoritis, manfaat dari sebuah penelitian antara lain adalah untuk memecahkan masalah dan untuk pengembangan ilmu dan pengetahuan. Khusus untuk penelitian ini, sesuai dengan judul penelitian yang dipilih, hasilnya diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Memberikan bukti empiris terhadap besar pengaruh Suku Bunga Investasi terhadap Penanaman Modal Asing Langsung dalam upaya untuk menarik dan mengarahkan Penanaman Modal Asing Langsung ke Provinsi Sumatera 2. Memberikan bukti empiris terhadap besar pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terhadap Penanaman Modal Asing Langsung dalam upaya untuk menarik dan mengarahkan Penanaman Modal Asing Langsung ke Provinsi Sumatera

8 3. Memberikan bukti empiris terhadap besar pengaruh Jumlah Pengangguran terhadap Penanaman Modal Asing Langsung dalam upaya untuk menarik dan mengarahkan Penanaman Modal Asing Langsung ke Provinsi Sumatera 4. Memberikan bukti empiris terhadap besar pengaruh Nilai Ekspor terhadap Penanaman Modal Asing Langsung dalam upaya untuk menarik dan mengarahkan Penanaman Modal Asing Langsung ke Provinsi Sumatera 5. Sebagai masukan bagi pembuat kebijaksanaan untuk meningkatkan daya saing Provinsi Sumatera Utara dalam menarik investasi asing dengan daerah/negara lain. 6. Sebagai dorongan bagi pemerintah daerah untuk mempersiapkan/ menyempurnakan semua faktor yang berkaitan dengan strategi peningkatan daya saing tersebut seperti infrastruktur dan birokrasi administrasi di Provinsi Sumatera 7. Sebagai bahan perbandingan terhadap hasil penelitian terdahulu untuk daerah analisis yang berbeda. 8. Untuk memperkaya dan memperluas wawasan peneliti dalam hal keterkaitan antara FDI dengan suku bunga investasi, perkembangan ekonomi, jumlah pengangguran dan perkembangan ekspor di Provinsi Sumatera 9. Sebagai bahan rujukan bagi penelitian berikutnya yang berhubungan dengan FDI di Sumatera