LESSON STUDY DALAM PERKULIAHAN MORFOLOGI TUMBUHAN PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNSYIAH Cut Nurmaliah Prodi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah Email; cutnurmaliah@yahoo.co.id Disampaikan pada Seminar Hasil Open Lesson Kegiatan Lesson Study tanggal 1 Desember 2014 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses dan hasil belajar mahasiswa melalui pelaksanaan Lesson Study, pada perkuliahan Morfologi Tumbuhan pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, dengan menerapkan lesson study yang terdiri atas tiga tahap yaitu perencanaan (Plan), pelaksanaan (Do), dan refleksi (See). Subjek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi yang mengambil mata kuliah Morfologi Tumbuhan semester genap tahun 2012/2013. Instrumen penelitian terdiri atas lembar observasi kegiatan mahasiswa. Dari observasi terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran diperoleh kemampuan mahasiswa untuk mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan, bekerja sama, mempresentasikan hasil diskusi, memberikan argumen, mempertahankan argumennya berada pada kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar mahasiswa pada katagori baik melalui penerapan Lesson Study pada perkuliahan Morfologi Tumbuhan di Prodi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah Kata kunci: lesson study, Aktivitas belajar, Morfologi Tumbuhan 1. Pendahuluan Telah banyak langkah yang ditempuh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satunya adalah memberi dana dalam bentuk hibah penelitian. Sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, FKIP Unsyiah memenangkan Hibah Lesson Study dari DIKTI. Salah satu mata kuliah yang ikut dalam hibah ini adalah Morfologi Tumbuhan. Morfologi Tumbuhan merupakan salah satu mata kuliah wajib di Prodi Biologi FKIP Unsyiah dengan bobot SKS 3 (1). Mata kuliah ini membahas tentang struktur umum tumbuhan tinggi, organ utama tumbuhan (akar, batang, dan daun), organ modifikasi (umbi, rhizome, kormus, geragih, dan stolon), organ 1
reproduksi (bunga, buah, dan biji) serta pola deskr ipsi tumbuhan. Pelaksanaan kuliah berlangsung selama 16 kali pertemuan teori dan 8 kali pertemuan untuk praktikum dan diasuh oleh 3 orang dosen. Perkuliahan teoritis melalui pembelajaran kooperatif, diskusi dan penugasan. Praktikum berlangsung melalui pengamatan bentuk morfologi tumbuhan. Kegiatan perkuliahan selama ini berlangsung secara tatap muka antara salah satu dosen dengan mahasiswa. Belum pernah ada dosen lain yang ikut terlibat dalam setiap pertemuan perkuliahan. Dengan kata lain Lesson Study belum pernah dilakukan pada mata kuliah Morfologi Tumbuhan. Lesson study sebagai salah satu kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berasal dari bahasa Jepang Jugyokenkyu yang oleh Yoshida (1999) dalam Susilo (2009:2). Lesson study merupakan studi/kajian untuk menganalisis suatu praktik pembelajaran yang dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran berbasis riset untuk menemukan inovasi pembelajaran tertentu. Lesson Study merupakan suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas untuk membangun learning community. Lesson Study bukan suatu metode pembelajaran atau suatu strategi pembelajaran, tetapi salah satu model pembinaan profesi pendidik. Dalam kegiatan Lesson Study pendidik dapat memilih dan menerapkan berbagai metode/strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi guru dikelasnya. Dalam pelaksanaan lesson study terdiri dari tiga tahapan utama yakni: a. Tahap perencanaan ( planning): pada tahapan ini secara kolaboratif ( guru dengan guru atau guru dengan dosen) menyusun suatu perencanaan pembelajaran yang inovatif sehingga dihasilkan suatu perencanaan pembelajaran (lesson plan) yang terbaik dan membantu siswa belajar dengan baik yang disusun berdasarkan pengalaman, hasil pengamatan, buku-buku atau sumber ide lainnya. b. Tahap implementasi ( implementing/do): pada tahapan ini dilakukan pembagian tugas bagi pihak-pihak yang berkolaborasi untuk meimplementasikan lesson plan yang sudah disusun. Salah satu kolaborator berperan sebagai guru dan yang lainnya sebagai pengamat/observer yang melakukan pengamatan dengan menggunakan lesson plan sebagai acuan. 2
Pada skala besar kegiatan implementasi ini dapat diikuti oleh guru atau pemerhati pendidikan lainnya di luar pihak-pihak yang berkolaborasi. c. Tahap refleksi ( reflecting/see): pada tahap ini pihak-pihak yang berkolaborasi (atau dengan ditambah pengamat lainnya) duduk bersama untuk melakukan diskusi dalam bentuk sharing mengenai apa-apa yang baru saja mereka tangkap dan amati dari implemantasi lesson plan yang telah dilakukan. Dengan melihat tahapan pelaksanaan kegiatan lesson study maka monitoring dan evaluasi yang dilakukan juga harus mengacu pada tahapan yang dilakukan. Tahapan lesson study seperti pada Gambar 1. PLAN (merencanakan) DO (melaksanakan) SEE (Merefleksi) Gambar 1. Skema Lesson Study Berdasarkan serangkaian kegiatan di atas ingin dikaji hasil pelaksanaan lesson study pada perkuliahan Morfologi Tumbuhan pada mahasiswa Prodi Biologi FKIP Unsyiah. Tujuan penelitian ini untuk melatih mahasiswa berperan aktif dalam pembelajaran, mengemukakan pendapat, mendeskripsikan hasil belajar, dan hasil observasi kegiatan mahasiswa 2. Metode Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan telah dilakukan pada semester genap tahun 2012/2013 bertempat di Prodi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa kelas Reg A yang memprogram mata kuliah Morfologi Tumbuhan yang berjumlah 34 orang. Prosedur penelitian dalam bentuk kegiatan lesson study yang terdiri dari 3 tahapan yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (do), dan Refleksi (see) 3
a. Perencanaan (plan) Pada tahap perencanaan dosen model dan tim observer mengidentifikasi permasalahan di kelasnya yang akan digunakan untuk kegiatan lesson study dan perencanaan alternatif pemecahannya. Permasalahan tersebut dapat berkaitan dengan pokok bahasan (materi pelajaran) jadwal pela jaran, karakteristik siswa dan suasana kelas, metode/pendekatan pembelajaran, media, alat peraga, dan evaluasi proses dan hasil belajar. Materi ajar yang terpilih adalah materi bunga Dari hasil identifikasi masalah dan diskusi perencanaan pemecahannya, selanjutnya disusun dan dikemas dalam suatu perangkat pembelajaran untuk selanjutnya akan digunakan pada tahap pelaksanaan (do). Perangkat pembelajaran yang disusun terdiri dari: Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM) Instrumen Penilaian Hasil Pembelajaran Lembar observasi Kegiatan Mahasiswa b. Pelaksanaan (do) Tahap ini merupakan tahapan pelaksanaan perkuliahan. Dosen model tampil mempresentasikan suatu sub topik materi. Observer (guru dan dosen) melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Lembar Observasi Kegiatan Mahasiswa. Observer mencatat semua proses yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. c. Refleksi (see) Setelah pelaksanaan perkuliahan selesai dilakukan refleksi. Pada refleksi ini diadakan diskusi bersama antara dosen model dan observer terhadap hasil pengamatan dan pelaksanaan perkuliahan. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi. Data hasil observasi dianalisis dengan menghitung rerata skor hasil observasi lalu dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Data tes diolah secara statistik untuk mengetahui hasil belajar mahasiswa. 4
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Data hasil penelitian merupakan catatan observer terhadap aktivitas pembelajaran. Pengamatan dilakukan selama 3 minggu (3 kali tatap muka perkuliahan). Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk serangkaian kegiatan lesson study yang terdiri tahapan plan, do, dan see. Deskripsi hasil observasi sebagai berikut A. Kegiatan Open Lesson a. Tahapan plan Tahap ini dilaksanakan dalam kegiatan workshop yang dihadiri oleh 3 orang dosen Morfologi Tumbuhan, 5 orang dosen yang akan bertindak sebagai observer, dan 5 orang guru biologi dari SMP dan SMA yang ada di Banda Aceh. Kegiatan ini dilaksanakan pada 10 April 2013 di kampus FKIP Unsyiah. Pada kegiatan ini didiskusikan bagaimana merancang kegiatan belajar yang dapat meningkatkan partisipasi aktif mahasiswa. Dari hasil diskusi ditentukan topik yang akan dipilih adalah topik bunga dengan model pembelajaran yang digunakan adalah Two Stay Two Stray (TSTS). Selanjutnya model ini dikemas dalam Satuan Acara Perkuliahan (SAP), menyusun Lembar Kerja Mahasiswa (LKM), dan instrumen observasi. Penyusunan perangkat pembelajaran bertujuan agar segala sesuatu yang telah direncanakan bersama dapat tercapai. Perangkat pembelajaran dalam lesson study merupakan sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran atau digunakan pada tahap tindakan (do) dalam kegiatan lesson study, dan dipilih sesuai dengan kompetensi yang akan di kembangkan. b. Tahap do Tahap ini merupakan tahap implementasi kegiatan (do). Open lesson dilaksanakan pada tanggal 2 Mai 2013 dengan pokok bahasan bunga. Dosen model melaksanakan KBM sesuai dengan SAP yang telah disusun. Indikator yang akan dicapai mahasiswa hari ini adalah - Menjelaskan teori dasar-dasar penyusunan rumus bunga - Mampu menentukan rumus bunga - Mampu membuat sendiri rumus bunga 5
- Menjelaskan teori penyusunan diagram bunga - Mampu menggambarkan diagram bunga - Membandingkan kelebihan diagram bunga dengan rumus bunga Sesuai dengan model TSTS, dosen memulai perkuliahan dengan memotivasi mahasisa melalui pertanyaan tentang materi pertemuan sebelumnya, yaitu mengenai bentuk bunga tunggal dan bunga majemuk. Selanjutnya dosen meminta meminta mahasiswa untuk memperhatikan bentuk bunga yang telah disediakan, dan menanyakan bagaimana cara menentukan rumus bunga dan diagram bunga. Selanjutnya mahasiswa dikelompokkan dalam 9 kelompok belajar dengan anggota 4 orang. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk mengerjakan LKM membuat rumus bunga dan diagram bunga yang dikerjakan bersama-sama. Setelah selesai, hasil tugas setiap kelompok ditempelkan di dinding. Dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua kelompok yang lain. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas menjelaskan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka. Pada kegiatan penutup dosen bersama peserta didik membuat kesimpulan/rangkuman hasil belajar, dilanjutkan dengan memberikan tes untuk mengetahui daya serap materi yang baru saja dipelajari. Gambar 1. Kegiatan Open Lesson 6
Kegiatan open lesson ini dihadiri oleh dosen dan guru sebagai observer. Semua observer mencatat semua proses yang terjadi pada kegiatan perkuliahan, dan memperhatikan respon mahasiswa dalam setiap kegiatan. Gambar 2 Pengamatan oleh Observer c. Tahap see Selesai perkuliahan dilanjutkan dengan tahap see. Tahap ini merupakan tahap refleksi dari dosen model dan pengamat terhadap perkuliahan yang baru saja dilakukan. Selama proses pembelajaran berlangsung mahasiswa yang telah di bagi menjadi 9 kelompok akan diberi tugas untuk melakukan observasi rumus dan diagram bunga. Setelah tugas selesai, akan dilanjutkan berkunjung untuk memperoleh informasi dari kelompok lain. Selanjutnya mereka kembali ke kelompok asalnya untuk saling berbagi informasi. Dari observasi terhadap proses perkuliahan terlihat semua mahasiswa dalam kelompok dapat menggambarkan diagram bunga dan menentukan rumus bunga dari semua bunga yang digunakan sebagai media. Hal itu terlihat dari hasil kerja mereka pada LKM dan komentar yang diberikan pada LKM kelompok lain. Ketika pelaksanaan TSTS, yang bertindak sebagai tuan rumah dan tamu dapat memposisikan diri masing-masing sesuai dengan posisi mereka. Dari hasil observasi terhadap proses pembelajaran semua pengamat mengatakan seluruh mahasiswa mengamati proses pembelajaran, mahasiswa sangat antusias menjawab pertanyaan yang diajukan oleh dosen maupun mahasiswa lain, kerjasama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas sangat 7
bagus, mahasiswa sangat senang dengan kegiatan perkuliahan, dan tujuan perkuliahan tercapai. Ketercapaian indikator pembelajaran tidak terlepas dari pelaksanaan Lesson Study. Karena pada waktu perencanaan dilakukan bersama-sama, mulai dari memilih model pembelajaran, menyusun SAP, LKM, dan Lembar Observasi. Keberadaan observer di kelas ikut meningkatkan kegiatan mahasiswa. Mahasiswa tertantang untuk melakukan sesuatu karena mereka sadar bahwa mereka diamati. Mereka malu kalau hanya berdiam diri. Bila dosen mengajar sendiri di dalam kelas, kemungkinan mengamati seluruh kegiatan mahasiswa agak berkurang. Kolaborasi antara dosen model dengan dosen dan guru observer juga sangat memungkinkan meningkatkan kualitas pembelajaran. Karena memungkinkan terjadi saling langsung bertukar pikiran dan saling memberi masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan pada tahap refleksi. Kegiatan lesson study sesungguhnya merupakan tempat bagi para dosen/guru untuk belajar. Hal yang menarik dari kegiatan ini adalah bentuk komentar atau saran dari observer tidak berkaitan dengan materi/bahan ajar atau metode, tetapi hal yang dikomentari adalah aktivitas mahasiswa yang biasanya luput dari perhatian dosen. Misalnya komentar terhadap seorang mahasiswa yang terlalu aktif atau yang pendiam dan tidak menunjukkan keseriusan dalam belajar. Berkaitan dengan hal tersebut saran yang disampaikan adalah bagaimana mengelola kelas dengan baik agar semua mahasiswa yang belajar terperhatikan. Dari pengalaman tersebut penulis menyimpulkan bahwa Lesson study dapat diajadikan alternative dalam memecahkan permasalahan profesionalisme guru terutama yang menyangkut peran dan fungsi guru dalam melaksanakan pembelajaran. 8
Gambar 3 Tahap Refleksi Dari hasil observasi keaktifan mahasiswa dalam diskusi kelompok dan presentasi menunjukkan rerata keaktifan mahasiswa dalam katagori baik 3,1 3,0 2,9 2,8 2,7 2,6 2,5 2,4 2,3 Rerata Skor Aktivitas Siswa 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Gambar 4 Rerata Skor Aktivitas Siswa Keterangan 1. Kemampuan peserta didik untuk mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Kemampuan peserta didik untuk bekerja sama. 3. Kemampuan peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusi. 4. Kemampan peserta didik untuk memberikan argumen. 5. Kemampan peserta didik untuk mempertahankan argumennya. Dari Gambar 4 dapat dideskripsikan bahwa semua aktivitas siswa dalam katagori baik. Hal itu terlihat ketika proses pembelajaran. Setelah mendengarkan penjelasan dari dosen dan apa yang harus dikerjakan, mereka mempersiapkan bunga, pisau, kertas plano, dan alat tulis. Semua mahasiswa menunjukkan kerjasama yang baik. Kerjasama sangat diperlukan untuk mencapai suatu tujuan. Pembelajaran dalam bentuk kerja kelompok mampu menunjukkan hasil belajar 9
yang sangat baik. Hal ini diakibatkan karena proses pengkonstruksian pengetahuan dilakukan secara bersama-sama menggantikan proses pembelajaran konvensional dengan sistem ceramah yang proses pengkonstruksian pengetahuan dilakukan sendiri-sendiri sesuai dengan apa yang ditangkap oleh siswa secara individu. Pengkonstruksian pengetahuan secara bersama-sama melalui kerja kelompok memungkinkan siswa dapat mengungkapkan gagasan, mendengarkan pendapat orang lain dan secara bersama-sama membangun pengertian. Hal ini sejalan dengan pendapat Suprijono (2009) Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif dapat: 1) meningkatkan motivasi siswa dalam belajar 2) meningkatkan prestasi belajar siswa 3) meningkatkan kreativitas siswa 4) mendengar, menghormati, serta menerima pendapat siswa lain 5) mengurangi kejenuhan dan kebosanan 6) menyakinkan dirinya untuk orang lain dengan membantu orang lain dan menyakinkan dirinya untuk saling memahami dan saling mengerti. Menurut Slavin (1995) pembelajaran kooperatif meru pakan model pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan bagi para ahli pendidikan untuk mengggunakannya. Alasannya adalah, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain. Dari hasil observasi, kegiatan mahasiswa dalam kelompok meliputi diskusi kelompok, saling memberi masukan atas gambar diagram bunga yang mereka buat pada LKM, yang selanjutnya diperlihatkan ketika presentasi. Beberapa fase kegiatan yang dilakukan dalam lesson study, seperti perencanaan dan persiapan pembelajaran (plan), implementasi pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk open lesson (do), dan refleksi pembelajaran (see) adalah merupakan rangkaian kegiatan yang biasa dilakukan oleh seorang guru/dosen dalam kesehariannya. Akan tetapi ada hal lainnya yang tidak biasa dilakukan guru, yaitu bekerja secara kolaboratif untuk melakukan itu semua. Kekuatan dari kegiatan lesson study adalah bagaimana kegiatan yang biasa dilakukan guru itu di refleksi bersama-sama, sehingga semua proses 10
pembelajaran dan aktivitas mahasiswa dapat diperbaiki sehingga menghasilkan suatu kegiatan pembelajaran yang lebih berkualitas dari kegitan sebelumnya. Suatu kegiatan pembelajaran yang direncanakan dan disiapkan dengan seksama, pelaksanaannya dieveluasi dan direfleksi dengan kejujuran, keterbukaan, dan dengan komitmen yang tinggi untuk melalukan suatu perubahan yang lebih baik. Walaupun keberhasilan dari kegiatan ini belum diukur berdasarkan tes hasil belajar mahasiswa, akan tetapi berdasarkan hasil observasi dan refleksi pembelajaran, secara proses kualitas kegiatan pembelajaran lebih baik dari kegiatan-kegiatan sebelum kegiatan ini dilakukan. Dengan demikian, asumsi yang bisa dirumuskan adalah bahwa hasil pembelajaran yang lebih baik akan diperoleh dari kegiatan pembelajaran yang lebih baik 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar mahasiswa pada katagori baik melalui penerapan Lesson Study pada perkuliahan Morfologi Tumbuhan di Prodi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah Daftar Pustaka Paidi. 2005. Implementasi Lesson Study Untuk Peningkatan Kompetensi Guru dan Kualitas Pembelajaran yang Diampunya. Makalah. Disampaikan pada acara Diskusi Guru-guru MAN 1 Yogyakarta tanggal 10 Desember 2005. Subali, Bambang., Sukardjo, dan Suharyanto. 2006. Prinsip-Prinsip Monitoring Dan Evaluasi Program Lesson Study. Makalah. Disampaikan pada Pelatihan Lesson Study Bagi Guru Berprestasi dan Pengurus MGMP IPA SMP Seluruh Indonesia di PPPG Kesenian Yogyakarta tanggal 26 November 10 Desember 2006 Sukirman. 2006. Peningkatan Keprofesionalan Guru Melalui Lesson Study. Makalah. Disampaikan pada Pelatihan Lesson Study Bagi Guru Berprestasi dan Pengurus MGMP IPA SMP Seluruh Indonesia di PPPG Kesenian Yogyakarta tanggal 26 November 10 Desember 2006 Tim Penulis. 2006. Lesson Study. Suatu Strategi untuk Meningkatkan Keprofesionalan Pendidik. Bandung: FMIPA UPI dan JICA. 11