VALIDASI PERANGKAT PEMBELAJARAN MATA KULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI OBSERVASI DALAM LESSON STUDY
|
|
- Yanti Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 VALIDASI PERANGKAT PEMBELAJARAN MATA KULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI OBSERVASI DALAM LESSON STUDY Muhyiatul Fadilah, Lufri, Ardi, Fitri Arsih FMIPA Universitas Negeri Padang Abstrak Pembelajaran yang optimal membutuhkan seperangkat dokumen yang berperan sebagai panduan ataupun kelengkapan, yang lebih dikenal dengan perangkat pembelajaran. Sebagai panduan, kualitas perangkat pembelajaran sangat menentukan kualitas pembelajaran. Namun, perangkat pembelajaran jarang ditelaah secara kontinyu. Bentuk penelaahan yang dimaksud adalah validasi terhadap konstruk yang diikuti dengan uji keterlaksanaan melalui suatu proses yang berkesinambungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validasi perangkat pembelajaran mata kuliah strategi pembelajaran biologi melalui observasi dalam lesson study. Metode penelitian adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa Hasil validasi SAP adalah SAP kurang efektif karena alokasi waktu yang tidak jelas, untuk itu diperbaiki dengan melengkapi alokasi waktu yang spesifik untuk setiap kegiatan inti. Hasil validasi LDM mahasiswa adalah diperlukannya indikator spesifik untuk membuat LDM benar-benar berfungsi. Hasil validasi Lembar observasi aktivitas mahasiswa adalah perlunya indikator yang spesifik sehingga aktivitas yang dinilai jelas dan lembaran observasi dapat digunakan dengan mudah. Hasil validasi lembar evaluasi mengarah pada perbaikan teknis pelaksanaan evaluasi yang memfasilitasi evaluasi menjadi berfungsi dan bermakna. PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan mendasar dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia, menjamin perkembangan sosial, teknologi, maupun ekonomi. Saleh (2007:1) mengemukakan bahwa pendidikan satusatunya wadah kegiatan yang dapat dipandang dan seharusnya berfungsi untuk menciptakan sumber daya manusia yang bermutu tinggi. Berdasarkan hal tersebut berarti pendidikan dituntut untuk menghasilkan lulusan yang diharapkan mampu memecahkan masalah, pemikir kritis dan kreatif sehingga dapat mengekspresikan diri mereka dalam perkembangan zaman. Upaya peningkatan kualitas pendidikan dilakukan secara terus menerus dengan cara membuka diri terhadap program-program inovatif yang berkembang di dalam dan di luar negeri. Lesson Study sebagai salah satu program pembinaan keprofesionalan tenaga pendidik telah diterima dengan sangat baik dan telah diintegrasikan kepada sejumlah kegiatan pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi. Lembaga pendidikan tinggi, terutama penyelenggara LPTK, mengemban tanggung jawab besar untuk meningkatkan kompetensi tenaga pendidik sendiri
2 sekaligus kompetensi peserta didik (mahasiswa) calon guru (program kependidikan). Program studi pendidikan Biologi Universitas Negeri Padang ikut serta mewujudkan tugas dan tanggung jawab ini dengan ikut menerapkan lesson study pada mata kuliah Strategi Pembelajaran Biologi. Mata kuliah ini tidak hanya menekankan penguasaan konsep, namun mengekplorasi sedini mungkin bakal kompetensi profesional mahasiswa kependidikan. Tenaga pendidik diharuskan memenuhi empat kompetensi seperti yang dirumuskan dalam UU No 14, pasal 10, ayat 1, yaitu kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Kompetensi pedagodik menjadi salah satu tujuan nyata yang harus dibina melalui perkuliahan strategi pembelajaran biologi, yang disederhanakan dengan kemampuan guru mengelola pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran meliputi proses persiapan dan pelaksanaan pembelajaran. Salah satu bentuk persiapan guru/dosen untuk melaksanakan pembelajaran adalah perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan baik. Namun, implementasi perangkat pembelajaran dalam praktik perkuliahan sering menyimpang dari perencanaan.sebagian besar pendidik, termasuk tim dosen mata kuliah strategi pembelajaran biologi, tidak memiliki banyak kesempatan untuk menelaah kesesuaian perangkat pembelajaran dengan pelaksanaan di lapangan. Namun, lesson study melalui prinsip kolegialitas mampu memberikan informasiinformasi berharga untuk mengkaji kecocokan perangkat pembelajaran dengan tujuan pembelajaran, yang pada akhirnya berguna untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Istilah validasi lebih sering digunakan dalam rangka menelaah kemampuan suatu instrumen untuk mengukur apa yang hendak secara tepat, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Namun dalam kajian penelitian pengembangan, validasi secara lebih luas dapat diaplikasikan untuk menilai ketepatan konstruks suatu produk yang dikembangkan dengan cara memberikan kesempatan penelaahan oleh ahli. Suatu instrumen atau dokumen dianjurkan untuk divalidasi secara logis oleh ahli terlebih dahulu, baru kemudian dilakukan uji keterlaksanaan di lapangan. Dengan demikian, perangkat pembelajaran hendaknya ditelaah melalui validasi konstruk yang diikuti dengan observasi keterlaksanaan. Berdasarkan kondisi di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji tentang validasi perangkat pembelajaran mata kuliah strategi pembelajaran biologi melalui observasi dalam lesson study Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mngetahui v alidasi perangkat pembelajaran mata kuliah strategi pembelajaran biologi melalui observasi dalam lesson study METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Kegiatan penelitian terdiri atas observasi terhadap respon/ aktivitas yang ditunjukkan mahasiswa dan dosen selama pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran untuk Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw. Observasi dilakukan melalui tahap do dalam lesson study oleh observer (minimal 3 observer) dirangkum menjadi satu kesatuan, kemudian
3 dianalisis untuk menunjukkan rekaman perubahan yang direspon untuk perbaikan perangkat pembelajaran berikutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Perangkat pembelajaran yang diperlukan untuk pelaksanaan perkuliahan Strategi Pembelajaran Biologi adalah satuan acara perkuliahan, lembar diskusi mahasiswa, lembar evaluasi, dan lembar obesrvasi aktivitas. Masing-masing perangkat pembelajaran akan diuraikan sebagai berikut: 1. Satuan Acara Perkuliahan Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan pedoman yang digunakan oleh guru dalam mengimplementasikan dan menyajikan bahan pelajarannya. Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menjabarankan isi silabus ke dalam unitunit atau satuan kegiatan pembelajaran untuk dilaksanakan di kelas. Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rencana operasional pembelajaran yang memuat beberapa indikator yang terkait untuk dilaksanakan dalam satu atau beberapa kali pertemuan di kelas. Di perguruan tinggi, RPP dikenal dengan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) dan Lesson plan. Lesson plan disusun dengan mempertimbangkan waktu pertemuan. Menurut Direktorat Ketenagaan Ditrjen Dikti (2006:1), kesesuaian alokasi waktu dengan tahap pembelajaran merupakan salah satu satu kriteria yang harus dipenuhi. Lesson plan yang telah dikembangkan memiliki struktur yang terdiri dari identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, pokok bahasan, sub pokok bahasan, strategi pembelajaran, skenario pembelajaran, referensi, dan evaluasi. Pada komponen skenario pembelajaran, lesson plan ini telah mencantumkan alokasi waktu yang diperkirakan cukup untuk setiap tahap pembelajaran yang dirancang, yaitu 10 menit untuk kegiatan pendahuluan, 70 menit untuk kegiatan inti, dan 20 menit untuk kegiatan penutup untuk total waktu selama 100 menit (2 SKS), dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw. Pembelajaran kooperatif Jigsaw memang memiliki sejumlah sintaks pada kegiatan inti yang tentu membutuhkan waktu lebih banyak. Untuk itu, dosen telah menegaskan kembali secara lisan alokasi waktu untuk setiap tahapan, sebelum perkuliahan dimulai. Namun temuan observer dalam catatan diskusi refleksi I. b.1 dan I.b.2, menginformasikan bahwa lesson plan tidak terterapkan sesuai dengan alokasi waktu yang telah direncanakan, untuk 5 tahap kegiatan inti. Dosen dan mahasiswa belum mampu mengikuti batasan waktu yang telah direncanakan. Beberapa kegiatan mahasiswa dan dosen yang melebihi waktu yang direncanakan adalah : - Diskusi dalam kelompok asal, diskusi dalam kelompok ahli, dan pembuatan media charta (I.b.8) - Perpindahan posisi mahasiswa antara setiap tahapan diskusi (I.b.4) - Konfirmasi dan klarifikasi konsep oleh dosen (catatan diskusi I.c.2) Berdasarkan temuan tersebut, telah dilakukan analisis oleh tim dosen dan dikemukakan bentuk revisinya adalah mencantumkan alokasi waktu secara lebih
4 detail pada lesson plan untuk setiap langkah pembelajaran. Tujuan perbaikan ini adalah untuk memberi batasan waktu yang jelas. Dengan demikian, dosen dan mahasiswa dapat menjalankan perkuliahan dengan koridor kegiatan dan durasi waktu yang jelas. 2. Lembar Diskusi Mahasiswa Lembar Diskusi Mahasiswa (LDM) yang dirancang pertama kali ditujukan untuk mengarahkan mahasiswa membahas subtopik-subtopik dalam topik Pendekatan Pembelajaran Biologi. LDM terdiri dari LDM I dan LDM II. LDM I memiliki struktur yang terdiri dari identitas, petunjuk diskusi, dan kolom kerja dan indikator. Indikator yang dikembangkan adalah a) menjelaskan defenisi pendekatan pembelajaran, b) menjelaskan ciri-ciri pendekatan c) mengemukakan contoh pendekatan yang sesuai dengan materi pembelajaran tertentu. LDM II memuat identitas yang terdiri identitas, petunjuk diskusi, dan kolom kerja dan indikator. Indikator yang dikembangkan adalah menjelaskan makna/ esensi pendekatan-pendekatan pembelajaran. Setelah LDM dengan struktur di atas digunakan dalam pembelajaran, sesuai dengan sintaks yang dikelola oleh dosen, terlihat bahwa LDM yang dibuat masih belum mampu menarik minat mahasiswa untuk berdiskusi berdasarkan LDM. Hal ini didukung oleh catatan observasi I.a.2. dan I.a.4., bahwa sebagian mahasiswa belum mengisi LDM secara maksimal. Mahasiswa yang mengisi LDM sebatas menjawab pertanyaan yang dirumuskan dalam LDM, belum menggunakan sebagai panduan dalam berdiskusi. Mahasiswa lebih banyak menggunakan buku ajar sebagai bahan diskusi dan mengabaikan LDM yang telah diisi. Analisis penulis terhadap kelemahan ini adalah indikator yang dikembangkan dalam LDM masih terlalu luas (belum spesifik) sehingga belum mengeksplorasi pengetahuan dan belum memenuhi keingintahuan mahasiswa dalam mendalami materi. Supaya LDM lebih berfungsi, maka perlu revisi pada indikator supaya dibuat lebih spesifik dan benar-benar menuntun mahasiswa dalam berdiskusi. Dampak LDM yang tidak berfungsi selain tidak mengarahkan diskusi, juga menyebabkan rendahnya pemahaman konsep serta kemampuan berfikir tingkat tinggi, seperti menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi. 3. Lembar Observasi Lembar observasi adalah lembar yang digunakan untuk mengobservasi keberadaan suatu benda atau kemunculan aspek-aspek keterampilan yang diamati. Lembar observasi dapat berbentuk daftar periksa/check list atau skala penilaian (rating
5 scale) (Depdiknas, 2008). Lembar observasi dipersiapkan untuk merekam secara tertulis kegiatan mahasiswa dan dosen selama pembelajaran. Lembar observasi yang dikembangkan awalnya memuat identitas, aspek yang diobservasi, dan kolom isian/ uraian dan tahap pembelajaran. Berdasarkan temuan observer, penggunaan lembar observasi ini memiliki kendala, yaitu batasan aspek yang dinilai tidak jelas, sehingga menyulitkan pengisian oleh para observer yang tidak bisa membedakan untuk aktivitas seperti apa dan kapan yang dinilai (catatan diskusi I.b.3). Sebagai suatu instrumen penilaian, layaknya seperti instrumen penilaian lainnya, indikator yang dinilai tersebut harus dinyatakan secara jelas dan tegas. Jika lembar observasi ini akan digunakan untuk menilai aktivitas belajar, maka sebaiknya indikator aktivitas tersebut dinyatakan dengan jelas dalam format yang memudahkan para observer. J Berdasarkan temuan diatas, maka dilakukan revisi pada struktur lembar observasi dengan mencantumkan jelas indikator aktivitas mahasiswa yang benar-benar spesifik. Struktur umum lembar observasi identitas, petunjuk penggunaan, indikator aktivitas, catatan observasi dan nama observer. Ada 8 indikator yang dikembangkan yaitu kesiapan mengikuti pembelajaran, membuat kesimpulan dari rumah, menyimpulkan penjelasan dosen, menjelaskan materi di depan kelas, menanggapi penjelasan teman, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan berdiskusi dengan kelompok. Hasil revisi pertama lembar observasi telah dicobakan dalam pembelajaran dan ternyata masih memiliki kelemahan. Catatan diskusi refleksi III.b.8 menginformasikan lembar observasi masih belum jelas, dalam artian belum terperinci kegiatan kelompok asal dan kelompok ahli. Penilaian terhadap aktivitas mahasiswa tidak spesifik sesuai dengan tahapan pembelajaran yang sedang dilaksanakan. Berdasarkan temuan ini, dilakukan revisi dengan membuat merancang lembar observasi aktivitas secara terpisah untuk setiap kegiatan pembelajaran yang ingin diamati aktivitas mahasiswanya. Setiap lembar observasi masih dipertahankan memiliki struktur yang sebagian besar hampir sama dengan lembar observasi kedua. Sedikit perbedaan terdapat pada indikator yang dikembangkan, menjadi : kesiapan siswa mengikuti pembelajaran, mengerjakan LDM dari rumah, berdiskusi dalam kelompok, bertanya kepada dosen, menyimak penjelasan dosen, mencatat hasil diskusi, keseriusan dalam pembelajaran. Analisis Perubahan indikator tersebut disajikan dalam tabel 1 berikut: Tabel 1. Analisis revisi lembar observasi Lembar Observasi kedua Lembar observasi ketiga Analisis mengikuti kesiapan siswa Indikator yang diperjelas pembelajaran, mengikuti adalah membuat membuat kesimpulan pembelajaran, kesimpulan dirumah dari rumah, mengerjakan LDM menjadi mengerjakan
6 menyimpulkan penjelasan dosen, menjelaskan materi di depan kelas, menanggapi penjelasan teman, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan berdiskusi dengan kelompok. dari rumah, berdiskusi dalam kelompok, bertanya kepada dosen, menyimak penjelasan dosen, mencatat hasil diskusi, keseriusan dalam pembelajaran. LDM dari rumah. Indikator berdiskusi dengan kelompok dirubah menjadi diskusi dalam kelompok. Indikator menjelaskan materi didepan kelas tidak dipakai lagi karena aktivitas menjelaskan merupakan suatu prosedur yang memang harus ada dan dirancang dosen, bukan direspons oleh mahasiswa. Indikator mengajukan pertanyaan dispesifikkan menjadi mengajukan pertanyaan ke dosen. Indikator menanggapai pertanyaan teman dan menjawab pertanyaan digabungkan kedalam indikator berdiskusi dalam kelompok. 4. Lembar Evaluasi Evaluasi termasuk sebagai salah satu sintaks pembelajaran kooperatif Jigsaw yang dimodifikasi. Evaluasi berfungsi sebagai proses untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran, umpan balik bagi perbaikan proses pembelajaran dan sebagai dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada orang tua (Syaodih, 2008:179). Menurut Purwanto (2006:5) fungsi evaluasi dalam pendidikan dan pengajaran dapat dikelompokkan menjadi empat fungsi, yaitu: 1. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. 2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pembelajaran. 3. Sebagai sumber informasi atau data bagi pelayanan BK (Bimbingan Konseling).
7 4. Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan. Sudjana (2009:112) menjelaskan bahwa evaluasi dalam pendidikan bertujuan untuk mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya serta mengetahui posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya, mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan kemajuan di sekolah, menentukan tindak lanjut hasil evaluasi dan memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah ke pihak yang berkepentingan. Menurut Yusuf (2005:108) secara garis besar instrumen/alat evaluasi dapat diklasifikasikan atas 2 bagian yaitu tes dan non tes.tes sebagai alat evaluasi adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan jawaban dari siswa (Arikunto, 2008:35). Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. Tes yang dikembangkan dalam pembelajaran ini adalah tes tertulis berupa isian singkat pada selembar kertas kecil dan dibagikan kepada masing-masing mahasiswa. Jawaban ditulis langsung pada lembar evaluasi. Tes diberikan diakhir pembelajaran. Masalah yang ditemukan selama pelaksanaan evaluasi adalah pada teknis pelaksanaan yang memberi peluang mahasiswa untuk bekerja sama. Menurut penulis, hal ini mungkin disebabkan struktur berupa lembaran evaluasi tersebut memudahkan mahasiswa untuk saling melirik. Jika evaluasi dilalui mahasiswa dengan bekerja sama, dampaknya adalah skor akhir yang diperoleh tidak mencerminkan kemampuan yang dicapai atau penguasaan yang sesungguhnya. Dengan demikian, bentuk lembaran perlu diganti dengan bentuk lain. Untuk menghindari masalah tersebut, maka teknis evaluasi dirubah. Dengan struktur instrumen evaluasi yang masih serupa, tes ditampilkan melalui media power point dan butir yang dijawab dipisahkan atas butir genap dan butir ganjil. Butir genap dijawab oleh mahasiswa dengan nomor identitas genap dan butir ganjil dijawab oleh mahasiswa dengan nomor identitas ganjil. Namun demikian, teknik evaluasi yang dipilih masih memiliki kendala seperti yang dinyatakan dalam catatan diskusi II.b.10. bahwa soal evaluasi yang disajikan dalam power point tidak efektif. Hal ini disebabkan karena tampilan soal tidak jelas terbaca oleh mahasiswa yang posisi duduknya jauh serta petunjuk evaluasi yang masih belum dipahami siswa. Menyikapi kelemahan ini, maka teknis evaluasi yang dipilih kembali seperti sebelumnya, yaitu mahasiswa menjawab langsung soal pada lembar observasi. Bedanya adalah evaluasi dilakukan dalam kelompok ahli, sehingga peluang kerjasama antar mahasiswa sudah berkurang. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan temuan di atas dapat disimpulkan bahwa : 1. Hasil validasi SAP adalah SAP kurang efektif karena alokasi waktu yang tidak jelas, untuk itu diperbaiki dengan melengkapi alokasi waktu yang spesifik untuk setiap kegiatan inti.
8 2. Hasil validasi LDM mahasiswa adalah diperlukannya indikator spesifik untuk membuat LDM benar-benar berfungsi. 3. Hasil validasi Lembar observasi aktivitas mahasiswa adalah perlunya indikator yang spesifik sehingga aktivitas yang dinilai jelas dan lembaran observasi dapat digunakan dengan mudah. 4. Hasil validasi lembar evaluasi mengarah pada perbaikan teknis pelaksanaan evaluasi yang memfasilitasi evaluasi menjadi berfungsi dan bermakna. Saran dalam temuan ini adalah: Tim mata kuliah perlu berperan serta dalam semua upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Salah satunya adalah persiapan pembuatan perangkat pembelajaran yang diikuti dengan validasi melalui observasi keterlaksanaannya didalam pembelajaran. Validasi yang dilakukan hendaknya bersifat secara terus menerus sehingga dapat mengantisipasi kendala-kendala dalam pembelajaran. Hasil validasi sebaiknya disikapi segera dan diwujudkan dalam revisi yang nyata sehingga pembelajaran semakin berkualitas. DAFTAR RUJUKAN Depdiknas Pengembangan perangkat penilaian psikomotor.jakarta. Arikunto Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Departemen Pendidikan Nasional Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA SMP/MTs. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Purwanto Prinsip-prinsip dan Teknik 132 Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Saleh Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Topik Persegipanjang Dan Persegi Di Kelas VII SMP Negeri 9 Kendari. Jurnal Mathedu, Vol. 2, Suplemen, Nopember Kendari : Jurusan Pendidikan MIPA Universitas Haluoleo. ( Diakse 22 Juni 2009). Sudjana,N Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung : Sinar Baru Algensindo Syaodih Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Yusuf Dasar-dasar dan Teknik Evalusi Pendidikan. Padang: Universitas Negeri Padang.
9
Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study
Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study Indah Panca Pujiastuti Program Studi Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Sulawesi Barat e-mail:
Lebih terperinci1. Kegiatan Perkuliahan Pertemuan ke-
1. Kegiatan Perkuliahan Pertemuan Garis Besar Materi/Kegiatan ke- I 1. Pendahuluan (Mekanisme perkuliahan, tata tertib dan materi keprofesian Guru) 2. Arahan Pembuatan Tugas (Analisis minggu efektif, Prota,
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 3, Juli 2015 ISSN 2087-3557 SD Negeri 02 Rembun Siwalan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian a. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi SD Negeri Sentul lokasi tersebut berada di desa Sentul Kecamatan Gringsing Kabupaten
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas merupakan langkah-langkah sistematis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan penelitian merupakan cara penelitian yang akan digunakan dalam rangka proses pemecahan masalah. Penelitian disini menggunakan Penelitian Tindakan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 5, Oktober 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI SD Negeri Kedungpatangewu, Kecamatan Kedungwuni,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI
Lebih terperinciPROSIDING ISBN :
P 54 UPAYA MENINGKATKAN KARAKTER POSITIF SISWA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE KOOPERATIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TRAVEL GAME DI SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA Laela Sagita, M.Sc 1, Widi Asturi
Lebih terperinciANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK MAHASISWA PADA MATA KULIAH PROGRAM LATIHAN PROFESI I (PLP I)
ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK MAHASISWA PADA MATA KULIAH PROGRAM LATIHAN PROFESI I (PLP I) Sarah Inayah Dosen Universitas Suryakancana Surel : inayahsarah@unsur.ac.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah
Lebih terperinciEfriana Jon Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Wilayah Jambi di Sungai Penuh
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI YANG BERBASIS KONSEP MEDIA MIND MAP DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP/SEDERAJAT) DI KABUPATEN KERINCI Efriana Jon Sekolah Tinggi
Lebih terperinciresearch and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai pembelajaran matematika di kelas IV A SDN 2 Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan media grafis. Melalui penelitian tindakan
Lebih terperinciSetu Budiardjo a a Guru Matematika SMK Negeri 5 Semarang. Jl. Dr. Cipto 121 Semarang Telp. (024)
PENERAPAN METODE BELAJAR KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII TEKNIK KENDARAAN RINGAN-2 SMK NEGERI 5 SEMARANG DALAM MENYELESAIKAN TURUNAN FUNGSI Setu Budiardjo a a Guru Matematika
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan
27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik pada materi lingkaran untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, setting penelitian dan subjek penelitian, sasaran penelitian, data dan cara pengambilannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik, dalam kegiatan interaksi ini tidaklah dilakukan dengan sembarangan dan di luar kesadaran,
Lebih terperinciMondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan
35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Candiwulan, UPT Kecamatan Adimulyo, Kabupaten Kebumen, tepatnya di jalan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Irma Daniyati dan Sri Sudarmini Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya SMA Negeri 11 Surabaya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian Penggunaan metode penelitian ini termasuk kedalam kelompok Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan gabungan antara data
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 4 Tamanwinangun Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. SDN $ Tamanwinangun
Lebih terperinciTEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Penegasan Istilah Istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terutama untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Grogol Sukoharjo tahun ajaran 2015/2016 semester genap. Alasan pemilihan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus di SMP Pembangunan
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus di SMP Pembangunan Kalianda tahun pelajaran 2015/2016. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam uji coba ini
Lebih terperinciFatriya Adamura FPMIPA IKIP PGRI Madiun
Abstrak KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MELAKSANAKAN KOMPETENSI GURU PROFESIONAL PADA PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS BERBASIS DISKUSI KELOMPOK INTUITIF MATA KULIAH SISTEM GEOMETRI Fatriya Adamura FPMIPA IKIP PGRI
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak Mikran, Marungkil Pasaribu, I Wayan Darmadi Email: Mikran_fisika@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian A. Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Suwawa Kabupaten Bone Bolango pada pelajaran matematika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas X IPA Semester II SMA Negeri di Surakarta. SMA ini terletak di Jalan Muhamad Yamin
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan, dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Karena pendidikan dapat mengembangkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas 5 sebanyak 19 terdiri dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan
Lebih terperinciKata kunci: lesson study, Aktivitas belajar, Morfologi Tumbuhan
LESSON STUDY DALAM PERKULIAHAN MORFOLOGI TUMBUHAN PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNSYIAH Cut Nurmaliah Prodi Pendidikan Biologi FKIP Unsyiah Email; cutnurmaliah@yahoo.co.id Disampaikan pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Operasional Penelitian Tujuan operasional pada penelitian ini adalah ingin menerapkan modifikasi alat bola dan lembing berekor dalam pembelajaran aktivitas lempar
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS Nur Ana, Herlina Fitrihidajati, Endang Susantini Jurusan Biologi
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Pada Pembelajaran PKn Melalui Penerapan Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas IV SD Negeri Sibea
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 11 ISSN 2354-614X Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pembelajaran PKn Melalui Penerapan Kooperatif Tipe Jigsaw Siswa Kelas IV SD Negeri Sibea Sitti Amina Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan studi lapangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan studi lapangan pendidikan fisika di salah satu SMA Negeri di Bandung, menunjukkan bahwa pembelajaran aktif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII A MTs NU Miftahut Tolibin Kudus yang berjumlah 43 peserta didik terdiri dari 23 peserta didik laki-laki
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum PTK dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 2 SD
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH
Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH SD Negeri 01 Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berusaha menerapkan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG Fathimatuzzahro Universitas Negeri Malang E-mail: fathimatuzzahro90@gmail.com
Lebih terperinciUntuk meningkatkan kualitas hasil belajar, maka selayaknya diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan
Penerapan Metode Pembuatan Karikatur Dalam Pembelajaran IPS Sejarah Khususnya Dalam Materi Perkembangan Masyarakat Sejak Masa Hindu Budha Sampai Masa Kolonial Belanda Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN EVOLUSI DI KELAS XII IPA3 SMA NEGERI 2 JEMBER
PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN EVOLUSI DI KELAS XII IPA3 SMA NEGERI 2 JEMBER Eko Soelistiyanto 6 Abstrak. Keefektifan proses pembelajaran
Lebih terperinciQUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm
QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm. 79-86 79 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 3 PARINGIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KURIKULUM DALAM IMPLEMENTASI KTSP DI KALANGAN GURU SMK BM DI KOTA SALATIGA
ARTIKEL JURNAL SATYA WIDYA NOMOR : 2 Volume 29 IDENTIFIKASI KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KURIKULUM DALAM IMPLEMENTASI KTSP DI KALANGAN GURU SMK BM DI KOTA SALATIGA Sri Muryani, Entri Sulistari, Alex D Ch Mirakaho
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Boyolali,
Lebih terperinciNur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan Kab. Ogan Komering Ulu Prov. Sumatera Selatan
PENGGUNAAN SUPERVISI INDIVIDUAL PENDEKATAN KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA Nur Isnaini Taufik Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan
Lebih terperincimengembangkan berbagai macam tingkat dan jenis sekolah.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU BAHASA INGGRIS DALAM MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DI SMP N 2 TEBING TINGGI SINUR HUTAGAOL Guru SMP Negeri 2 Tebing Tinggi Email: sinurhutagaol@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penilitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas tersebut. Penelitian
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIFASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PLUS
14 PENINGKATAN MOTIFASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PLUS Nur Hasanah Ridlwan 1 1 Pengajar di SMP Negeri 1 Sidayu Email: nungqonik@gmail.com Abstract Tujuan
Lebih terperinciPenerapan Experiential Learning
Penerapan Experiential Learning dalam Pembelajaran IPA pada Materi Ciri Khusus Makhluk Hidup Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Inpres Mandok Resni Taung, I Made Tangkas, dan Ratman Mahasiswa
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PPL UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL MAHASISWA. Choirul Huda, Djoko Adi Susilo ABSTRAK
PENGEMBANGAN MODEL PPL UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL MAHASISWA Choirul Huda, Djoko Adi Susilo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model PPL keguruan mahasiswa
Lebih terperinciSATUAN ACARA PEKULIAHAN 6. : Pemantapan dan pengembangan kompetensi kependidikan Biologi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) Kantor: Gedung H lt 4 Kampus, Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229 Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian
23 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SD Bintang Madani Kelas/Semester : IV/1 Tema : Selalu Berhemat Energi Subtema : Macam-macam Sumber Energi Pembelajaran : ke- 1 Alokasi Waktu :
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM TENTANG CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING Darmanto Priyoutomo SDN I Ngilo-ilo Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo e-mail:
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi
KEMAMPUAN GURU IPA KELAS VII DALAM PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RPP BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciLEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK
1 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM MENGGUNAKAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK NO ASPEK YANG DIAMATI SKOR 1 2 3 4 I PRA PEMBELAJARAN 1 Siswa menempati tempat duduknya masing-masing 2 Kesiapan menerima
Lebih terperinciProsiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Penerapan Pendekatan Kontekstual Melalui Model Problem Based Intruction (PBI) Untuk Meningkatkan Mutu Perkuliahan Dasar-Dasar Pendidikan MIPA Pada Mahasiswa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Berdasarkan pengalaman PPL selama 4 bulan.
BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 28 Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman, di kelas II. Lokasi ini dipilih
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Seorang guru memerlukan persiapan-persiapan terhadap materi yang akan diajarkan, mulai dari pembuatan satuan pelajaran, rancangan pembelajaran, materi
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. awal tahun Menurut Kurt Lewin PTK atau Classroom Action Research
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research merupakan suatu model penelitian yang dikembangkan oleh Kurt Lewin pada awal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitianan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peranan yang sangat
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA
] Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA Jumarniati 1, Shindy Ekawati 2 Universitas Cokroaminoto
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Kondisi Fisik Sekolah Dan Pembelajaran Di Sekolah
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Fisik Sekolah Dan Pembelajaran Di Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Colomadu. Bangunan ini didirikan di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SD Negeri Kebumen yang beralamat di Jalan Kaswari nomer 2 Kelurahan Kebumen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
59 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dikenalkan oleh Kurt Lewin, ahli psikologi sosial asal Amerika pada tahun 1946.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu kajian, refleksi diri, serta tindakan terhadap proses pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN Anisah, Mustika Wati, dan Andi Ichsan Mahardika Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI PROSES PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran
BAB IV DESKRIPSI PROSES PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dalam penelitian ini perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi Rencana Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan. Produk yang dikembangkan berupa perangkat pembelajaran berupa Rancangan Pelaksanaan
Lebih terperinciPenerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII a SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018
Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII a SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018 Nehru dan Nurfathurrahmah Abstrak: Pendidikan di Indonesia
Lebih terperinciInsiyah, Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa dengan Menggunakan Media Gambar Pada Alat-Alat Rumah Tangga...
Insiyah, Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa dengan Menggunakan Media Gambar Pada Alat-Alat Rumah Tangga... MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA ALAT- ALAT RUMAH
Lebih terperinciPaket 11 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BI
Paket 11 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BI Pendahuluan 11-1 Rencana Pelaksanaan Perkuliahan,,,,. Waktu 3x50 menit 11-2 11-3 11-4 Lembar Kegiatan 11.1A 11-5 Lembar Kegiatan 11.1B
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP ARTIKEL PENELITIAN Oleh : ULLY FAKHRUNI NIM : F15111023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan kelas yang dikenai tindakan adalah kelas VIII E yang berjumlah 27 peserta
34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMP Negeri I Kabila dan kelas yang dikenai tindakan
Lebih terperinciTri Andari, Pengembangnan Perangkat Pembelajaran... Tri Andari 1 Restu Lusiana 2
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERBASIS TUGAS TERSTRUKTUR PADA MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I Tri Andari 1 Restu Lusiana 2 1 Prodi Pendidikan
Lebih terperinciEndang Susilowati SMP N 3 Semarang. Abstrak
PENERAPAN METODE JIGSAW DENGAN APLIKASI PADA MATERI PENGARUH KEPADATAN POPULASI MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN KELAS VIIB SMPN 3 SEMARANG Endang Susilowati SMP N 3 Semarang
Lebih terperinciOleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek
114 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BAGIAN BAGIAN TUMBUHAN MELALUI METODE KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 3 MALASAN KECAMATAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitan PTK kolaborasi, dimana peneliti melakukan penelitian melalui kerja sama antara peneliti
Lebih terperinciEko Sri Wahyuni Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak, Indonesia
IMPLEMENTASI LESSON STUDY PADA MATA KULIAH ANATOMI FISIOLOGI HEWAN MAHASISWA SEMESTER III PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS TANJUNGPURA Eko Sri Wahyuni Dosen Program Studi Pendidikan Biologi
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No. 3 Siwalempu Asmaul Husna Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciImro ati 49. Kata Kunci : kooperatif, jigsaw,menulis resensi buku pengetahuan. 49 Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia SMPN 1 Puger Kabupaten Jember
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN JIGSAW PADA POKOK BAHASAN MENULIS RESENSI BUKU PENGETAHUAN DI KELAS IX-C SMP NEGERI 1 PUGER Imro ati 49 Abstrak. Kegiatan belajar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. direncanakan terdiri dari dua siklus. Dalam Arikunto, Suharsimi
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Classroom Action Research (CAR) atau lebih dikenal dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk
Lebih terperinciBAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN
BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini sebagai kajian dan tindakan terhadap proses pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa sekolah dasar pada
Lebih terperinciRusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 2 NAMBAHREJO Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian
BAB V PEMBAHASAN A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Proses pengembangan perangkat pembelajaran dengan model investigasi kelompok mengacu pada model pengembangan pembelajaran Thiagarajan, Semmel,
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, April 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW SD Negeri 01 Kebonsari
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK). Istilah bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research.
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Istilah bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research.
Lebih terperinciDwi Ambarwati 1. PENDAHULUAN
TERSEDIA SECARA ONLINE http://journal2.um.ac.id/index.php /jpg/ JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Tahun 22, No. 2, Juni 2017 Halaman: 76-84
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Program PPL adalah program kegiatan yang memadukan antara program kegiatan Kuliah Kerja Nyata dengan program kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan. Kedua
Lebih terperinciVol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Eka Kurniawati Prodi Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Bengkulu Email
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEPADATAN POPULASI MANUSIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEPADATAN POPULASI MANUSIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH TRI SUPRAPTO NIM : F65112041 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinci