BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah kebutuhan akan pelayanan radiologi yang berkualitas dengan jumlah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Osteoarthritis (OA), atau yang biasa dikenal. dengan penyakit sendi degeneratif, merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar belakang. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Low back pain (selanjutnya disebut LBP) merupakan. salah satu kelainan muskuloskeletal yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya jaman kebutuhan hidup manusia. semakin meningkat, manusia tidak akan pernah lepas dari

Telemedicine : dalam tinjauan teknologi informasi Oleh : Hanif Al Fatta

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sulit untuk menyelesaikan diagnosa dalam waktu yang singkat.

Metode Segmentasi Paru-Paru dan Jantung Pada Citra X-Ray Thorax

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara merupakan diagnosis kanker yang paling sering terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya. Didirikan tahun 2010, yang nantinya diharapkan menjadi Rumah Sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. maupun ganas atau disebut dengan kanker paru. Tumor paru dapat bersifat primer

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. dibutuhkan. Tidak hanya untuk memudahkan proses penyimpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pelayanan pasien, sehingga kesiapan dalam pemberian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. organ dalam tubuh seperti Computed Tomography (CT) scan, Digital

BAB I PENDAHULUAN. satu kegawatdaruratan paling umum di bidang bedah. Di Indonesia, penyakit. kesembilan pada tahun 2009 (Marisa, dkk., 2012).

BAB I PENDAHULUAN. atau yang disebut dengan cardiomegaly. Pemantauan pembesaran jantung

INTERKONEKSI SIMULATOR MODALITI DENGAN PICTURE ARCHIVING AND COMMUNICATION SYSTEM (PACS) BERBASIS PROTOKOL DICOM

Elvin Nathan NRP: ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan medis di sebuah rumah sakit. Tingkat ketersediaan peralatan radiologi mutakhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Dari mana nama cloud computing berasal? Menurut Anthony T. Velte dalam bukunya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ilmu radiologi yang berhubungan dengan penggunaan modalitas untuk keperluan

Traktus Gastro Instestinal Traktus Urogenital dan organ reproduksi Traktus Respiratorius Sistem Syaraf Mamae dan organ-organ superfisial


CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang muncul membingungkan (Axelsson et al., 1978). Kebingungan ini tampaknya

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah salah satu penyebab akut abdomen paling banyak pada

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai dimana stroke merupakan penyebab kematian ketiga yang paling

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi tertinggi menyerang wanita (Hoy, et al., 2007). Di Indonesia,

Implementasi Intensity Transfer Function(ITF) Untuk Peningkatan Intensitas Citra Medis Hasil Pemeriksaan MRI

BAB 1 PENDAHULUAN. tertulis, audio dan video. Objek-objek tersebut yang sebelumnya hanya bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningioma merupakan neoplasma intracranial extraaxial yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit membran hialin (PMH) atau dikenal juga dengan hyaline

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. MEDIXSOFT perusahaan yang bergerak dibidang software house, atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN APLIKASI DICOM VIEWER PADA ANDROID YANG TERINTEGRASI DENGAN PACS

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bit serta kualitas warna yang berbeda-beda. Semakin besar pesat pencuplikan data

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbesar penyebab kematian antara lain kanker paru, payudara, kolorektal, prostat,

Pilihan Karier di Dunia Medis selain jadi Dokter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Unit Gawat Darurat menurut Australlian College For Emergency Medicine

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Medix Soft merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *)

IMPLEMENTASI METODE HISTOGRAM EQUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS CITRA DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan (Benson T, 2010). Pada tahun 2009 Health Information for

Deteksi Kanker Paru-Paru Dari Citra Foto Rontgen Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. umum adalah 4-8 %, nodul yang ditemukan pada saat palpasi adalah %,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MANFAAT ILMU KOMPUTER DALAM BIDANG KESEHATAN

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan Computed Tomography (CT scan) merupakan salah salah

BAB 4 HASIL UJI COBA DAN ANALISIS

UJI IMAGE UNIFORMITY PERANGKAT COMPUTED RADIOGRAPHY DENGAN METODE PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemeriksaan radiografi berperan penting pada evaluasi dan perawatan di

BAB I PENDAHULUAN. tiroid ditemukan pada 4-8% dari populasi umum dengan pemeriksaan palpasi, 10-

Fotografi digital. A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn.,M.Si

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERTEMUAN KE 1 (50 MENIT)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat protein, dan mengatur sensitivitas tubuh terhadap hormon

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

REFLEKSI DIRI MINGGU I

Ketetapan resmi terkini ISCD tahun 2013 (pasien anak-anak) Dibawah ini adalah ketetapan resmi ISCD yang telah diperbaruhi tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah sindroma yang bercirikan defisit neurologis onset akut yang

TINGKAT PENGGUNAAN CT-SCAN PADA PEMERIKSAAN FRAKTUR MAKSILLA DI RS. Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO

BAB I PENDAHULUAN. melakukan komunikasi. Salah satu media komunikasi yang berkembang pesat

DETEKSI PENYAKIT KULIT MENGUNAKAN FILTER 2D GABOR WAVELET DAN JARINGAN SARAF TIRUAN RADIAL BASIS FUNCTION

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi berkembang sangat cepat. Penyimpanan

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis akut adalah peradangan dari apendiks vermiformis, merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang. disebabkan oleh Salmonella typhi yang masih dijumpai secara luas di

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN. dengan alat medis seperti Computed Tomography (CT) scan atau Magnetic

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam storage lebih sedikit. Dalam hal ini dirasakan sangat penting. untuk mengurangi penggunaan memori.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menentukan waktu tanggap di sebuah Rumah Sakit. Faktor-faktor tersebut

Rekam medis bukan lagi sekedar membuat ringkasan pasien keluar, laporan perkembangan, lembar perintah dokter, atau resume. Laporan langsung dari

Pertemuan 2 Representasi Citra

PEMAMPATAN CITRA (IMA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

VIDEO By y N ur N ul ur Ad A h d ay a a y n a ti t 1

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (images), suara (audio), maupun video. Situs web (website) yang kita jumpai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR TABEL. Halaman. Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10

EKSTRAKSI DAN PERHITUNGAN LUAS NODUL CITRA CT SCAN KANKER PARU

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. nyeri kepala hebat, penurunan kesadaran dan kejang mendadak. Juga terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. traumatik merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan pada anak-anak dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. umum disebabkan peningkatan enzim liver. Penyebab yang mendasari fatty liver

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teleradiologi muncul dilatarbelakangi oleh adanya kesenjangan antara jumlah kebutuhan akan pelayanan radiologi yang berkualitas dengan jumlah spesialis radiologi. Pertumbuhan jumlah kebutuhan akan layanan radiologi pertahun meningkat sebanyak sepuluh persen sedangkan penambahan jumlah spesialis radiologi hanya dua persen per tahun (Express Healthcare, 2012). Teleradiologi merupakan suatu metode yang mempunyai beberapa keunggulan yang dapat menjembatani kesenjangan antara kebutuhan dan jumlah spesialis radiologi tersebut. Menurut American College of Radiology (ACR) teleradiologi adalah transmisi elektronik gambar radiologi pasien seperti foto polos, computed tomography (CT) scan dan magnetic resonance imaging (MRI) dari satu tempat ke tempat lain untuk tujuan interpretasi dan atau konsultasi (ACR, 2012). Standar teknik American College of Radiology (ACR) untuk teleradiologi memperkenankan penggunaan teknik kompresi data reversible maupun irreversible untuk meningkatkan kecepatan transmisi dan mengurangi kebutuhan ruang untuk penyimpanan data. Walaupun demikian, teleradiologi harus selalu dilakukan di bawah pengawasan tenaga medis yang berpengalaman. Pada teleradiologi, hilangnya informasi akibat kompresi tidak boleh menurunkan 1

2 kualitas image secara bermakna untuk keperluan klinis diagnostik. Isu penting dalam teleradiologi adalah kemungkinan hilangnya informasi pada medical image yang diinterpretasi oleh spesialis radiologi penerima (Kumar dan Krupinski, 2008). Terdapat banyak keuntungan teleradiologi yang dapat meningkatkan kemampuan spesialis radiologi dalam menginterpretasi image radiologi, salah satunya adalah berkurangnya waktu yang dibutuhkan untuk transmisi medical image ke konsultan radiologi sehingga dapat mempercepat penanganan pasien. Isu penting lainnya dalam teleradiologi adalah spesialis radiologi dapat kehilangan informasi klinis pasien yang tidak tertulis dan tidak ditransmisikan bersama medical image (Kumar dan Krupinski, 2008). Evaluasi radiologi pada trauma dan penyakit ortopedi menjadi fokus pada beberapa penelitian tentang teleradiologi yang telah dilakukan, tetapi secara umum mengindikasikan bahwa spesialis radiologi kurang akurat dalam menginterpretasi medical image digital yang ditransmisikan dibanding dengan film radiologi asli (Siegel dan Kolodner, 2006). BlackBerry (BB) dan layanan push email BB ketersediaannya tinggi dan membutuhkan biaya yang lebih sedikit dibanding instalasi sistem Picture Archiving and Communicating System (PACS). Selain itu ketersediaan jaringan internet merupakan peluang untuk mengoptimalkan mobile teleradiologi melalui push email BB. Dari keunggulannya, teleradiologi merupakan suatu metode yang menjanjikan di masa depan, akan tetapi terdapat beberapa masalah penting yang 2

3 harus diperhatikan agar pelayanan yang diberikan tetap memenuhi kualitas yang dibutuhkan. Teleradiologi diharapkan dapat membantu pasien dan bukan menyebabkan keterlambatan diagnosis dan penatalaksanaan (Siegel dan Kolodner, 2006). Salah satu kasus kegawatdaruratan yang sering dijumpai dalam praktik sehari-hari adalah trauma tulang. B. Perumusan Masalah Kesenjangan antara jumlah spesialis radiologi dengan kebutuhan pelayanan radiologi yang bermutu menyebabkan teleradiologi dapat menjadi metode yang menjanjikan. Untuk tujuan tersebut, teleradiologi harus memenuhi syarat tertentu agar pasien mendapat pelayanan dengan kualitas yang sama dengan yang didapatkan langsung dengan pembacaan hard copy medical image asli. Dengan menggunakan teleradiologi kasus-kasus kegawatdaruratan dapat ditangani segera sehingga mengurangi komplikasi akibat keterlambatan. Salah satu kasus kegawatdaruratan yang sering dijumpai dalam praktik sehari-hari adalah trauma tulang. Salah satu isu penting dalam teleradiologi adalah kualitas gambar. Dalam teleradiologi, karena keterbatasan ketersediaan sistem PACS dan kemampuan jaringan internet yang terbatas maka data yang dikirim tidak jarang mengalami kompresi dan re-sizing terlebih dahulu. Kompresi dan re-sizing data untuk mengurangi ukuran file digital image untuk tujuan mempercepat transmisi data dan mengurangi ruang penyimpanan data akan mempengaruhi kualitas medical image digital dibandingkan dengan hard copy medical image asli (Berger dan Cepelewicz, 1996). 3

4 Kualitas gambar merupakan pilar utama untuk memberikan kualitas pelayanan yang prima. Kualitas gambar yang baik dapat membantu spesialis radiologi untuk membuat diagnosis yang tepat. Kualitas medical image digital yang baik pada teleradiologi ditentukan oleh rasio kompresi yang dilakukan terhadap medical image digital aslinya. ACR memberikan batasan file medical image digital minimal 512 x 512 matrix size 8 bit pixel depth pada teleradiologi untuk semua jenis pencitraan. Ukuran layar monitor dalam inch yang digunakan untuk interpretasi image radiology menentukan ukuran satuan pixel pada layar monitor. Semakin besar layar maka pixel akan semakin besar dan kepadatan pixel berkurang, gambar menjadi tidak detail tetapi ukuran image menjadi besar. Pada layar monitor yang kecil, ukuran satuan pixel menjadi lebih kecil, jarak antara satu pixel ke pixel lain berkurang sehingga image menjadi lebih detail tetapi ukurannya kecil. Di Indonesia, masih terdapat masalah koneksi internet yaitu kecepatannya tidak optimal, sehingga besarnya ukuran file akan mempengaruhi kecepatan transmisi image digital pada teleradiologi. Belum ada standar besar ukuran file medical image digital minimal untuk masing-masing jenis pencitraan. Selain itu belum ada ketentuan untuk besar layar yang digunakan pada teleradiologi. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti ingin mengetahui pengaruh ukuran image digital dalam kilobyte dan dimensi pixel dan ukuran layar monitor yang digunakan untuk interpretasi terhadap error rate, sensitifitas, spesifisitas dan akurasi diagnosis fraktur tulang. 4

5 C. Pertanyaan Penelitian 1. Apakah terdapat perbedaan error rate, sensitifitas, spesifisitas dan akurasi diagnosis fraktur tulang dan normal antara medical image digital ukuran (kb dan pixel) kecil, sedang dan besar yang ditransmisikan melalui push email BB? 2. Apakah terdapat perbedaan error rate, sensitifitas, spesifisitas dan akurasi diagnosis fraktur tulang dan normal antara medical image digital yang ditransmisikan melalui push email BB dan diinterpretasi oleh spesialis radiologi menggunakan layar monitor berukuran kecil, sedang dan besar? 3. Apakah terdapat perbedaan besar pengaruh terhadap error rate, sensitifitas, spesifisitas dan akurasi diagnosis antara ukuran file (kb dan pixel) dengan ukuran layar monitor yang digunakan untuk interpretasi. D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum: Mengetahui error rate, sensitifitas, spesifisitas dan akurasi diagnosis antara file digital ukuran kilobyte dan dimensi pixel kecil, sedang dan besar serta ukuran layar monitor untuk interpretasi kecil, sedang dan besar untuk mendiagnosis fraktur tulang dan normal. 2. Tujuan Khusus: Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: a. Membandingkan perbedaan error rate, sensitifitas, spesifisitas dan akurasi diagnosis fraktur dan normal antara medical image digital hasil reproduksi digitalisasi menggunakan kamera BB yang 5

6 ditransmisikan melalui push email BB ukuran (kb dan dimensi pixel) kecil, sedang dan besar. b. Membandingkan perbedaan error rate, sensitifitas, spesifisitas dan akurasi diagnosis fraktur tulang dan normal di antara layar monitor ukuran kecil, sedang dan besar yang digunakan untuk menginterpretasi medical image digital hasil reproduksi digitalisasi menggunakan kamera BB yang dikirim melalui push email BB. c. Membandingkan besar pengaruh terhadap error rate, sensitifitas, spesifisitas dan akurasi diagnosis antara ukuran file (kb dan dimensi pixel) dengan ukuran layar monitor yang digunakan untuk interpretasi. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi ilmu pengetahuan bermanfaat sebagai sarana pembuktian ilmiah kemampuan BlackBerry dan komputer tablet sebagai sarana mobile teleradiology. 2. Bagi pelayanan rumah sakit dapat bermanfaat sebagai dasar pengembangan teleradiologi sehingga kasus-kasus kegawatdaruratan dapat memperoleh penanganan dengan cepat dan tepat. 3. Untuk keperluan konsultasi, diskusi maupun interpretasi dalam praktek sehari-hari antara residen dengan konsulen maupun antara konsulen, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan teknik transmisi file digital, ukuran file digital dan spesifikasi layar monitor yang digunakan. 6

7 F. Keaslian Penelitian Peneliti belum menemukan penelitian yang sama dengan penelitian ini, peneliti hanya menemukan beberapa jurnal yang mirip. Tabel 1. Keaslian Penelitian Peneliti, tahun Larson et al. (1998) Scott Jr et al. (1993) Yoshino dan Carmody, (1992) Subyek Perbandingan Hasil 36 foto polos thorax normal, 48 foto polos thorax tidak normal, 29 foto polos tulang normal dan 26 foto polos tulang tidak normal. Subjek dipilih berdasarkan ketidakjelasan gambaran radiologis. (Nodul, pneumothorax, penyakit interstisial pulmo, fraktur) 120 film hard copy dan 120 gambar digital yang ditransmisikan foto polos 25 pasien dengan fraktur vertebra cervicalis dan 25 pasien tanpa fraktur Membandingkan foto polos thorak dan skeletal konvensional gambar yang digitisasi dari foto polos yang sama, dibandingkan kualitas gambar dan akurasi diagnosis penyakit yang tersembunyi kemampuan spesialis radiologi yang berada dalam masa pelatihan dalam mendeteksi fraktur tersembunyi (subtle fracture). Gambar didigitalisasi pada resolusi 2048 x 2048 ditransmisi tanpa kompresi dengan gambar hard copy Sensitifitas untuk mendeteksi nodul, pneumothoraks, dan penyakit interstitial pulmo pada foto thorax digitisasi berturut-turut 80%, 75%, dan 90% dibandingkan dengan 62%, 79%, and 92%, secara bertutur-turut pada foto polos asli. Sensitifitas deteksi fraktur pada foto polos tulang digitisasi adalah 87% : 88% foto polos analog. Tidak berbeda bermakna. 120 film dianggap sulit oleh seorang spesialis radiologi ortopedi, dianggap mempunyai tingkat kesulitan sedang dan sangat sulit, akurasi rata-rata untuk mendeteksi fraktur secara bermakna lebih rendah untuk gambar yang ditransmisikan dibanding gambar hard copy aslinya Kurva ROC dua dari empat orang spesialis radiologi secara bermakna lebih rendah pada gambar yang ditransmisikan dibanding film konvensional. Perbedaan dan persamaan Perbedaan: subjek penelitian, transmisi, ukuran file (kilobyte dan pixel size) serta ukuran layar monitor. Persamaan: membandingkan film konvensional dengan film digital, reproduksi digitalisasi Persamaan: membandingkan image digital dan hard copy pada fraktur tulang. Perbedaan: ukuran file (kylobite dan pixel size) dan metode transmisi. Perbedaan: subjek penelitian, reproduksi digitalisasi, ukuran image digital, metode transmisi Persamaan: membandingkan image digital dengan hard copy, transmisi 7