BAB II BAHAN DAN PROSES PENGOLAHAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG

LOGO BAKING TITIS SARI

BAB V PEMBAHASAN 5.1. Sifat Fisikokimia Kadar Air

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kue Bolu. Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari

KEGUNAAN. Merupakan polimer dari sekitar 21 jenis asam amino melalui ikatan peptida Asam amino : esensial dan non esensial

BAB V PROSES PENGOLAHAN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

denaturasi pada saat pemanasan dan mempertahankan bentuk pada produk akhir. Pati yang merupakan komponen utama dalam tepung (sekitar 67%) pada proses

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepung terigu yang ditambahkan dengan bahan bahan tambahan lain, seperti

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN. ( Food Bar )

BAB II GAMBARAN UMUM JAPANESE ROLL CAKE

BAB II SPESIFIKASI BAHAN DAN PROSES PENGOLAHAN

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

SUB TOPIK PENGERTIAN TEORI PERALATAN PENGARUH PADA MAKANAN BAHAN DAN PROSES NILAI GIZI BREAD STALLING 3/21/2016 3

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

11/10/2017. Telur. Titis Sari Kusuma. Ilmu Bahan Makanan-Telur MACAM TELUR

BAB I PENDAHULUAN. (APTINDO, 2013) konsumsi tepung terigu nasional meningkat 7% dari tahun

Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN I. ACARA II Pemanggangan (Baking)

II. TINJAUAN PUSTAKA. tepung terigu yang diragikan dengan ragi roti dan dipanggang, dengan atau tanpa

MAKALAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN ROTI DAN KUE Bahan-bahan Pembuatan Roti dan Kue. Disusun Oleh : Diana Karisa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman alpukat memiliki nama botanis Persea americana, Mill

Telur. Titis Sari Kusuma. Ilmu Bahan Makanan-Telur

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

JENIS-JENIS SEREALIA. Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 1

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : 1.1. Latar Belakang, 1.2. Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lampiran 1. Hasil Penerimaan Produk cinnamon bothe cake oleh Panelis. Penerimaan Panelis Ya Tidak 1 Enak Rasa. 7 Cinnamon kurang terasa Rasa

PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Volume Pengembangan Roti Manis

Mentega dan Es Krim. Materi 13 TATAP MUKA KE-13 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya tanaman umbi-umbian, termasuk aneka

Written by Administrator Thursday, 10 September :01 - Last Updated Thursday, 10 September :08

Hasil dan Perhitungan Uji Penerimaan Produk dari 30 panelis. Kategori penilaian 1 Perpaduan warna bagus, nice. Warna

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

: 1. Mengetahui cara pembuatan roti standart dan roti wortel serta untuk. 2. Mengetahui volume adonan roti standart dan adonan roti wortel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kini banyak dikembangkan di Indonesia. Gelato termasuk jenis frozen dairy food

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Resep Cake : Kumpulan Kue Cake Terlezat

Pastry. Pandu Prabowo Susilo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

1. MOCCA ANGEL CAKE A. RESEP

1. Menimbang Bahan Menimbang harus dilakukan dengan teliti dan tepat memilih alat Ssesuai dengan berat bahan yang akan ditimbang.

Tekstur biasanya digunakan untuk menilai kualitas baik tidaknya produk cookies.

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE. Waktu dan Tempat

PLASTISISASI 14/01/2014

Sutomo, B

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

KAJIAN PROPORSI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG UBI JALAR KUNING SERTA KONSENTRASI LESITIN TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK MUFFIN

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

Resep Kue. Resep kue nastar

Resep Kastengel Bawang Merah

I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Mie merupakan salah satu bahan pangan yang bernilai ekonomis tinggi. Mie

Ditulis oleh Rina Ariyani Minggu, 23 September :53 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 26 September :09

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. 1 Jumlah Wisatawan Kota Bandung. Wisatawan Tahun mancanegara domestik jumlah

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na2S2O5) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KECAMBAH KEDELAI

TINJAUAN PUSTAKA. kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur

BAB 2. memiliki tinggi 1 m 1,5 m, dengan perakaran dangkal dari rhizoma. dan lama kelamaan secara bertahap akan membengkak dan menjadi suatu

%, laktosa 4,80 % dan mineral 0,65 % (Muchtadi dkk., 2010).

sampai matang 10. Tuang kembali adonan hijau sampai separuh adonan

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Pembuatan Cake Kacang Tunggak (Vigna Unguiculata) Dengan Pencampuran Tepung Gandum

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

PENGARUH TEMPERATUR ROASTING DAN ALKALISASI TERHADAP JENIS WARNA DAN MUTU BUBUK KAKAO *) Justus E.Loppies, Ruslan M.Yunus,Imran Thamrin,Yulius Sattu

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA. dan beta-karoten (provitamin A) (Suarni dan Firmansyah, 2005).

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian,

Gambar 1. Struktur Telur (Romanoff dan Romanoff, 1963)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagian besar produk makanan jajanan di pasaran yang digemari. anak-anak berbahan dasar tepung terigu. Hal ini dapat menyebabkan

KRISTALISASI. Teti Estiasih - THP - FTP UB 1

KOMPONEN KIMIA BAHAN PANGAN dan PERUBAHANNYA AKIBAT PENGOLAHAN. Oleh : Astuti Setyowati

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5)

Transkripsi:

BAB II BAHAN DAN PROSES PENGOLAHAN Produk bakery merupakan salah satu jenis makanan yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Cake adalah salah satu produk bakery yang dikenali oleh konsumen sebagai produk sponge dengan karakteristik organoleptik yang diinginkan (Matsakidou et al, 2010). Sifat fisikokimia cake banyak tergantung pada struktur dari cake dan adonannya, oleh karena itu pengetahuan mengenai struktur mikro dan makro internal produk bakery merupakan hal yang esensial. Adonan cake merupakan sistem emulsi dan foam yang kompleks. Tepung, susu, lemak, gula, telur, dan agen pengembang merupakan bahan utama yang digunakan pada pembuatannya. Setiap bahan mempunyai fungsi yang penting dalam pembentukan struktur cake, oleh karena itu beberapa teknik mikrostruktur diaplikasikan pada proses pembuatannya untuk menghubungkan struktur cake dan adonan dengan sifat fisikokimianya (Turabi et al, 2010). 2.1. Bahan Penyusun 2.1.1. Terigu Terigu dapat memberikan tekstur dan karakteristik kenampakan yang unik pada berbagai jenis produk yang dihasilkan. Terigu merupakan salah satu olahan serealia yang unik di antara jenis serealia yang lain, yaitu dapat menghasilkan adonan yang bersifat kohesif dan elastis saat dicampur dengan air pada kondisi yang tepat. Sifat elastis tersebut menyebabkan adonan dapat menahan gas dari bahan pengembang yang melalui berbagai prosedur yang dibutuhkan untuk membuat roti dan dapat dibuat menjadi produk berdensitas rendah dengan struktur pori yang seragam, elastis, lembut dan mudah digigit. Tepung dari jenis serelia yang lain seperti rye, barley, oats, dan sorghum menghasilkan adonan yang 3

4 sangat kurang elastis dan ekstensibel dibandingkan adonan dari terigu, kurang bisa menahan gas dari bahan pengembang, serta produk berdensitas lebih besar dan lebih kasar (Matz, 1972). Ada dua tipe terigu, yaitu wholemeal dan white. Tepung wholemeal merupakan hasil penggilingan seluruh biji gandum menjadi tepung, sedangkan white flour dihasilkan dari penggilingan endosperma biji gandum (Cauvain dan Young, 2006). Komposisi wholemeal dan white flour dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Komposisi Umum Wholemeal dan White Flour Komponen tepung (%) Wholemeal White Kelembaban 13,0-14,0 13,0-14,5 Pati dan karbohidrat lainnya 67,0-73,0 71,0-78,0 Protein 10,0-15,0 8,0-13,0 Lemak ±2,0 1,0-1,5 Serat ±2,0 ±0,2 Sumber: Cauvain dan Young (2006) Protein terigu secara jelas didefinisikan oleh Osborne (1924) dalam Cauvain dan Young (2006), ada empat jenis protein utama dalam terigu yaitu prolamin, glutelin, albumin dan globulin. Dari empat jenis protein utama ada dua yang paling menarik yaitu prolamin (gliadin) dan glutelin (glutenin) karena kemampuan keduanya membentuk gluten sangat penting dalam pembuatan produk bakery. Variasi gliadin dan glutenin tergantung pada sifat genetik dan spesifik pada setiap varietas gandum. Glutenin berkontribusi dalam menghasilkan sifat elastis gluten (Cauvain dan Young, 2006). Komposisi terigu didominasi oleh karbohidrat berupa pati. Pati tersebut terdapat pada endosperma gandum. Masing-masing granula pati berada dalam matriks protein dan menyediakan makanan bagi biji gandum pada saat proses germinasi. Fungsi pati dalam industri bakery sangat dikaitkan dengan penyerapan air yang mengarah pada pembengkakan granula seiring dengan meningkatnya temperatur,

5 khususnya selama pemanggangan. Penyerapan air oleh pati dan masuknya panas, mendorong terjadinya proses gelatinisasi. Pati terdiri dari dua komponen, yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polimer linier, sedangkan amilopektin memiliki struktur bercabang. Kedua polimer berikatan membentuk jaringan yang rapat. Granula membengkak selama penyerapan air (Cauvain dan Young, 2006). Temperatur gelatinisasi tergantung pada konsentrasi, ph, dan faktor lain, tetapi pada umumnya berkisar antara 133-140 F (Matz, 1972). 2.1.2. Butter Lemak merupakan salah satu bahan utama dalam pembuatan produk bakery, mulai dari roti, cake, biskuit, pie, short pastry, dan puffpastry. Penggunaan lemak pada pembuatan berbagai produk bakery tersebut bervariasi tergantung pada karakteristiknya, khususnya titik leleh dan plastisitasnya. Ada dua hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan karakteristik yang diinginkan, yang pertama adalah kestabilan oksidatif terkait dengan umur simpan, dan yang kedua adalah nilai nutrisi yang diharapkan (Gunstone, 2008). Tabel 2.2. Perkiraan komposisi asam lemak pada butter dan Lemak Asam lemak (%) Jenuh Monoene* Poliene Butter 63-70 28-31 1-3 Sumber: Gunstone (2008) Lemak yang digunakan dalam pembuatan adonan bervariasi dan kebanyakan merupakan lemak yang plastis, yaitu campuran dari komponen padat dan cair yang berwujud padat pada temperatur tertentu dan kemudian terdeformasi saat diberi tekanan. Lemak akan menunjukkan pengaruhnya dengan cara berinteraksi dengan tepung dan gula yang merupakan bahan utama produk bakery (Gunstone, 2008). Fungsi utama butter dalam cake adalah meningkatkan aerasi dan modifikasi tekstur produk. Butter meleleh selama pemanggangan dan

6 emulsi water in oil terinversi dengan udara terperangkap dalam fase cair. Pati kemudian terhidrasi dan tergelatinisasi seiring dengan dilanjutkannya proses pemanggangan, protein mulai terkoagulasi, serta udara dalam adonan memuai dengan terbentuknya uap dan karbondioksida (Gunstone, 2008). Butter tersusun atas lebih dari 80% lemak, 16% air, 0,5% laktosa, dan 0,1-3,0% abu. Struktur butter terdiri dari fase kontinyu lemak padat yang menyelubungi globula lemak cair serta cairan (Matz, 1972). Butter merupakan emulsi air dalam lemak (water in oil) yang terbuat dari susu sapi (3-4% lemak) kemudian dikonversi terlebih dahulu menjadi cream (30-45% lemak) dengan sentrifugasi setelah itu dikonversi menjadi butter dengan proses churning dan kneading. Selama proses churning ada inversi fase dari emulsi oil in water menjadi water in oil(gunstone, 2008). Menurut Gunstone (2008), lemak yang digunakan untuk pemanggangan dapat berupa butter, margarine, atau keduanya yang mempunyai jumlah lemak lebih dari 80% dan juga mempunyai fase cair, atau bisa juga shortening yang berupa 100% lemak. Cake yang dibuat dengan hydrogenated shortening (salah satunya margarine) akan lebih mengembang dan berserat dibandingkan dengan menggunakan butter. Hal tersebut dikarenakan hydrogenated shortenings membantu cake memerangkap lebih banyak udara ke dalam adonan (Powers, 2009). Fungsi utama butter dalam cake adalah meningkatkan aerasi dan modifikasi tekstur produk. Butter meleleh selama pemanggangan dan emulsi water in oil terinversi dengan udara terperangkap dalam fase cair. Pati kemudian terhidrasi dan tergelatinisasi seiring dengan dilanjutkannya proses pemanggangan, protein mulai terkoagulasi, serta udara dalam adonan memuai dengan terbentuknya uap dan karbondioksida (Gunstone, 2008). Hanneman (1989) menyatakan, beberapa jenis lemak seperti yang

7 terdapat dalam minyak atau margarine dapat memberikan sifat fungsional tertentu, tetapi flavor butter lebih baik dibandingkan yang lainnya. 2.1.3. Telur Telur adalah organ embrional dari ternak terutama unggas. Telur terdiri dari bagian putih telur dan kuning telur, berat putih telur dan kuning telur berturut-turut 58% dan 31% dari total berat telur (Muchtadi dan Sugiono, 1992). Bagian putih telur tersusun atas komponen protein, bagian kuning telur mengandung lemak dan vitamin yang larut di dalamnya yaitu vitamin A,D,E, dan K. Komposisi telur dapat dilihat dalam Tabel 2.3 berikut ini. Tabel 2.3.Komposisi Telur Segar Komposisi Telur utuh (%) Kuning telur (%) Putih telur (%) Air 73 49 86 Lemak 12 32 - Protein 13 17 12 Mineral dan komponen lain 2 2 2 Sumber: Gisslen (1985). sebagai: Menurut Sultan (1969), telur dalam adonan cake berfungsi a. Pengembangan produk. Buih hasil pengocokan telur menangkap gelembung-gelembung udara yang akan mengembang pada saat pemanggangan. b. Memberikan warna dan flavor. Kuning telur akan memberikan warna kuning pada cake. c. Menambah nilai gizi, karena telur merupakan sumber protein yang penting bagi tubuh. Telur yang digunakan dalam pembuatan Spiku adalah telur ayam leghorn. Sebelum diterima dari supplier, telur diuji terlebih dahulu secara

8 fisik, meliputi pengujian: aroma, ada tidaknya keretakan pada cangkang telur, dan pemilihan telur dengan ukuran yang sama besar. Bagian telur yang digunakan dalam pembuatan Spiku sebagian besar adalah kuning telur. Kuning telur digunakan karena memiliki beberapa fungsi yang dapat meningkatkan kualitas Spiku. Berikut adalah fungsi kuning telur dalam pembuatan Spiku menurut Figoni (2008): a) Kuning telur memiliki lipoprotein dan lesitin yang merupakan emulsifier yang efektif, sehingga dapat menjaga emulsi air dan lemak tidak pecah. b) Kuning telur berkontribusi memberikan tekstur yang lembut danflavor telur lebih besar daripada putih telur, karena lemak telur terkonsentrasi dalam kuning telurnya. c) Kuning telur berkontribusi memberikan warna karena memiliki pigmen karotenoid kuning-oranye. 2.1.4. Sukrosa Sukrosamemberi rasa manis dan warna pada produk bakery, tetapi juga memiliki fungsi kunci dari pembentukan struktur produk. Konsentrasi dari sukrosa pada resep memiliki efek yang signifikan pada karakteristik gelatinisasi dari gandum atau jenis pati yang lain, semakin tinggi konsentrasi sukrosa, maka semakin meningkat temperatur gelatinisasi pati. Pengaruh sukrosa pada produk bakery disebabkan oleh afinitas pada air dan ikatan yang terbentuk antara sukrosa dengan air saat dilarutkan. Gula sukrosa yang dicampur dengan adonan dapat menghambat proses pembentukan gluten (Cauvain dan Young, 2006). 2.1.5. Garam Garam digunakan untuk berbagai tujuan pada proses pengolahan produk bakery. Kontribusi utama garam adalah memberikan flavor pada produk. Fungsi garam yang juga penting adalah sifatnya yang ionik dapat mengontrol water activity (a w ) produk sehingga dapat menghindari

9 tumbuhnya kapang dan meningkatkan umur simpan produk (Cauvain dan Young, 2006). 2.1.6. Vanili Vanili merupakan jenis perisa (flavoring agent) yang paling umum digunakan dalam pembuatan produk bakery. Vanili merupakan buah dari anggrek yang dibudidayakan di negara tropis dan subtropis. Vanili bubuk dibuat dengan mencampur biji vanili yang telah digiling dengan gula atau dengan melapisi granula gula dengan ekstrak vanili (Matz, 1972). Flavor dan aroma unik vanili berasal dari senyawa fenolik vanilin (kandungan ±98% dari total komponen flavorvanili) serta senyawa lainnya. Vanilin yang merupakan komponen utama senyawa aromatik volatil dari buah vanili mempunyai rumus molekul C 8 H 8 O 3 dengan nama IUPAC 4-hodroksi-3-metoksibenzaldehida (Towaha dan Heryana, 2012). 2.2. Proses Pengolahan 2.2.1. Pengocokan Kuning Telur, Putih Telur, dan Gula Pasir Pengocokan berfungsi sebagai perlakuan mekanis untuk menghasilkan pengembangan volume dan mendispersikan udara secara merata dalam adonan. Telur memegang peranan penting dalam pengocokan. Kuning telur memiliki high density lipoprotein (HDL) dan lowdensity lipoprotein (LDL). LDL membantu proses aerasi,sedangkan HDL justru menghambat aerasi. Putih telur akan membentuk foam dengan adanya pengocokan, karena putih telur mengandung protein globulin, ovomucin, dan conalbumin yang mengalami denaturasi akibat perlakuan mekanis yang diberikan (Charley, 1982). Gula dapat membantu proses aerasi dalam pengocokan. Sifat gula yang higroskopis akan mengikat kandungan air telur, sehingga ketika dipanggang air akan menguap dan menghasilkan cake dengan pori yang kecil. Gula yang tercampur juga dapat meningkatkan viskositas adonan,

10 Kuning telur, putih telur, gula pasir (sukrosa) Pengocokan Terigu, vanilli, garam Mentega Pelelehan Mentega cair Pencampuran I Pencampuran II Penimbangan Coklat bubuk Adonan I Adonan II Pencampuran Pemasukan ke Loyang (Ukuran 22x22x4 cm) Pemanggangan (T=175 C, t=30 menit) Pendinginan Pengolesan selai dan penumpukan cake Pemotongan dan Pengemasan Spiku

11 sehingga foam yang terbentuk lebih stabil, menghambat koagulasi protein, dan pemerangkapan udara lebih banyak (Charley, 1982). Kuning telur, putih telur, dan gula dikocok dengan mixer dengan kecepatan bertahap. Pengocokan diawali dengan kecepatan mixer sedang untuk mencampur telur dan gula, kemudian secara bertahap ditingkatkan ke kecepatan tinggi supaya dihasilkan gelembung udara yang kecil, dispersi merata serta stabil. 2.2.2. Pencampuran I Terigu diayak dan dimasukan ke dalam adonan yang telah dikocok. Pengayakan terigu bertujuan untuk memudahkan proses pencampuran. Pencampuran dilakukan dengan mixer kecepatan rendah. 2.2.3. Pencampuran II Mentega dilelehkan kemudian dicampur dengan adonan menggunakan mixer kecepatan rendah. Kecepatan mixer yang sedang atau tinggi dikhawatirkan dapat merusak emulsi adonan. 2.2.4. Penimbangan Tujuan dari penimbangan adalah untuk mengetahui berat adonan dan membagi menjadi dua bagian yang sama beratnya. 2.2.5. Pencampuran Adonan I dengan Cokelat Bubuk Salah satu adonan yang telah ditimbang dan dibagi dua kemudian ditambah cokelat bubuk. Pengadukan dilakukan tanpa mixer supaya tidak merusak emulsi adonan yang sudah terbentuk. 2.2.6. Pemasukan Ke Loyang dan Pemanggangan Kedua adonan dimasukkan masing-masing ke dalam loyang yang berbeda dengan ukuran loyang 22x22x4 cm, kemudian dipanggang dengan temperatur 175 C selama 30 menit. 2.2.7. Pendinginan, Pemotongan dan, Pengemasan Adonan yang telah selesai dipanggang kemudian didinginkan pada suhu ruang hingga suhunya sama dengan suhu ruang. Pendinginan

12 dilakukan dengan tujuan supaya tidak menimbulkan pengembunan uap air di dalam kemasan. Pengembunan uap air dalam kemasan dapat menyebabkan pertumbuhan mikroorganisme dalam kemasan, sehingga mengakibatkan penurunan mutu spiku dalam kurun waktu yang relatif singkat. Pemotongan dilakukan setelah proses pendinginan, lalu spiku dikemas.