PENDIDIKAN ORANG TUA DAN KELUARGA SINGLE PARENT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Pendidikan Orang Tua

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian yang telah disampaikan dari Bab I sampai Bab IV, maka dapat

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah keluarga, anak menduduki posisi tertentu berdasarkan. urutan kelahirannya yang mana mempunyai pengaruh mendasar dalam

B. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

BAB 1 PENDAHULUAN. terkait fisik tetapi juga masalah kesehatan jiwa masyarakat. Sesuai dengan

Kepekaan Reaksi berduka Supresi emosi Penundaan Putus asa

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. yang masih lengkap keduanya sedangkan keluarga tidak utuh atau yang sering

Manajemen Asuhan Keperawatan. RAHMAD GURUSINGA, Ns., M.Kep.-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan lembaga terkecil namun memberikan pengaruh yang

Peran Psikolog Dalam Penanganan Anak Bibir Sumbing

TAHAP AKHIR SEBUAH KELOMPOK oleh: Dra.Ehan.M.Pd BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dan pergaulan dari teman-temannya. Mereka membuat permainan game online

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lingkungan pendidikan yang berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. dapat mendorong dirinya untuk bersikap dan berperilaku baik terhadap

Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Sementara rekomendasi hasil penelitian difokuskan pada upaya sosialisasi hasil

PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAHASA BERDASARKAN LENGKAP TIDAKNYA STATUS ORANG TUANYA DI KECAMATAN KARTASURA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang menghadapi

Sigit Sanyata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998)

BAB 1 PENDAHULUAN. Stres merupakan bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan. 1 Setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat perkembangan diri pelajar (Abu Bakar, 2010 : 8).

BAB I PENDAHULUAN. dalam Friz Oktaliza, 2015). Menurut WHO (World Health Organization), remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun, menurut

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gambaran Kepuasan..., Dini Nurul Syakbani, F.PSI UI, 2008

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penerimaan Diri pada Narapidana Remaja Rutan Negara Kelas II B Salatiga,

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing orang selalu menginginkan harga diri yang tinggi.

KONSELING SEKOLAH: LANDASAN DAN ISU-ISU KONTEMPORER

BAB I PENDAHULUAN. membawa bangsa menuju bangsa yang maju. Masa kanak-kanak adalah masa

Disusun oleh Ari Pratiwi, M.Psi., Psikolog & Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., Psikolog

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memiliki keluarga yang utuh dan harmonis merupakan dambaan setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di zaman global seperti sekarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbatas pada siswa baru saja. Penyesuaian diri diperlukan remaja dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Giska Nabila Archita,2013

BAB I PENDAHULUAN. belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan. Demikian pentingnya arti belajar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh

MENGAPA PERLU MENANGANI REMAJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seringkali ditemukan seorang ibu yang menjadi orang tua

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi di tengah kehidupan masyarakat yang lebih luas.

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme

BAB I PENDAHULUAN. remaja yang berkisar antara tahun. Hurlock (1980: 206) mengemukakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Stres adalah realita kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres

Danang Setyo Budi Baskoro, M.Psi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. ingin dicapai dari proses pendidikan yaitu menghasilkan manusia yang terdidik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. bila arah pembangunan mulai memusatkan perhatian terhadap upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan seseorang dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dyah Kusuma Ayu Pradini, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Nurul Fahmi,2014 EFEKTIVITAS PERMAINAN KELOMPOK UNTUK MENGEMBANGKAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA

BAB I PENDAHULUAN. alami di bawah pengawasan guru. Siswa berproses dalam kegiatan. pembelajaran, pengembangan keterampilan, pengembangan sikap sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unsur lapisan masyarakat merupakan potensi yang besar artinya bagi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI. Menderita penyakit yang belum ada obatnya adalah merupakan suatu

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi

Konseling Individual Pendekatan Behavioral Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keadaan ekonomi yang kurang baik membuat setiap keluarga di Indonesia

BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMP AKSELERASI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEDOMAN WAWANCARA. Annisa Restu Purwanti, 2015 MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

Program Bimbingan Perkembangan Kompetensi Sosial Bagi Anak Tunanetra

BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga menurut Lestari (2012) memiliki banyak fungsi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia jumlah anak yang memiliki perilaku yang bermasalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. identitas dan eksistensi diri mulai dilalui. Proses ini membutuhkan kontrol yang

BAB I PENDAHULUAN. Konseling Singkat Berfokus Solusi Dalam Mengembangkan Kemampuan Mengendalikan Compulsive Internet USE (CIU) Siswa

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan lingkungan sosial yang lebih luas di masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat menjadi beradab.

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

BAB V PENUTUP. 1. Layanan Konseling Individual Bagi Siswa Kelas Akselerasi. a. Guru bimbingan dan konseling dalam layanan konseling individual

BAB I PENDAHULUAN. Bandung saat ini telah menjadi salah satu kota pendidikan khususnya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan.

Transkripsi:

PENDIDIKAN ORANG TUA DAN KELUARGA SINGLE PARENT ASTI FAJARRIA 0703819 DEASY YUNIKA KHAIRUN 0705316 F.R MELISA SITORUS 0705167 HAYU WIDORETNO 0704601 IBRAHIM AL HAKIM 0704212 IIN SITI SOLIHAT 0700603

PENDIDIKAN ORANG TUA: SEBUAH FOKUS ISU (Judith Cooney) Definisi Pendidikan kehidupan keluarga mengacu kepada program-program yang dirancang untuk mempersiapkan kaum muda untuk menjadi orang tua(pickarts& Fargo, 1971). Program seperti itu idealnya mulai dari SD atau SMP tingkat sekolah dan mencakup studi hubungan keluarga dan tanggung jawab, komunikasi, krisis keluarga, dan bentuk-bentukkeluargayang berbeda(klemer& Smith, 1975).

Tujuan Brim (1959) menyatakan bahwa tujuan utama pendidikan orang tua adalah"untuk membuat orangtua lebih sadar peran kinerjanya, untuk membuatnya lebih mandiri dan kreatif, untuk memperbaiki penilaian independen, dan meningkatkan rasionalitas dari peran kinerja orangtua"(hal. 19).

KELUARGA SINGLE PARENT: IMPLIKASI UNTUK KONSELOR SEKOLAH (Christine W. Burns Dan Marla R. Brassard) Tujuanartikeliniadalahuntuk: (a) meninjau secara singkat efek pada orang tua dan anak-anak yang hidup dalam sebuah keluarga dengan orangtua tunggal, dan (b) untuk menyarankan cara-cara pada konselor sekolah untuk membantu sekolah dan keluarga orangtua tunggal dalam menangani dengan lebih efektif melalui cara yang lebih umum.

Efek Akademik dan Psikososial pada Anak Anak yang dibesarkan oleh orang tua tunggal memiliki risiko besar mengalami gangguan psikologis dan prestasi akademik yang rendah dibandingkan dengan keluarga utuh. Bukti yang muncul untuk menyatakan bahwa tingkat kecemasan yang tinggi, terutama sebagai akibat dari kesulitan keuangan, dan kurangnya tanggungjawab orangtua atas prestasi akademik anak yang rendah. Anakanak yang keluarganya telah terganggu oleh kematian orangtua, perceraian, atau perpisahan menunjukkan perilaku maladaptive yang lebih tinggi, terutama perilaku yang mengganggu dan disosialisasikan karena kenakalan, daripada anak-anak dari keluarga utuh (Jacobson, 1978; Kurdek& Siesky, 1978; Touliatos& Lindhoim, 1980).

Intervensi terhadap Anak Dalam mengembangkan strategi intervensi untuk anak dalam keluarga orang tua tunggal, konselor sekolah harus mempertimbangkan dengan menggunakan adaptasi dari Kelly dan Wallerstein's (1977) dari Perceraian Spesifik Penilaian untuk menilai kapasitas dan kekuatan anak dalam lingkungannya sendiri.

Penilaiandilakukandalamtigalangkah: 1. Menentukanperkembanganprestasi, 2. Wawancara dengan anak untuk menentukan responsnya terhadap situasi keluarga, dan 3. Evaluasisistemdukungananak. Meliputi penilaian perkembangan sejarah singkat dari orangtua, informasi rinci dari sekolah, dan pengamatan langsung dari anak selama beberapa jam. Penilaian anak terhadap situasi keluarga termasuk menjelajahi pikiran anak, fantasi, mempengaruhi, dan perilakunya dalam menanggapi dalam situasi wawancara.

Akibat dari Kedudukan sebagai Orangtua pada Orangtua Sumber daya manusianya terbatas dalam keluarga orang tua tunggal, sehingga kurang potensial untuk dukungan emosional dan mengurangi kemungkinan untuk bantuan dengan berbagai rumah tangga dan perawatan tugas anak. Selain itu, Terbatas sumber daya manusia dalam rumah menghasilkan lebih sedikit waktu untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan masyarakat, dan di isolasi sosial lebih lanjut

Intervensi Terhadap Single Parent Pertama, kelompok pendukung dapat diatur yang bertindak sebagai keluarga besar untuk memberikan dukungan emosional dan bantuanpraktis. Kedua, konselor sekolah dapat membantu orangtua tunggal menanamkan kesadaran baik dari keuntungan dan masalah-masalah gayahidupmereka.

Ketiga, konselor di sekolah-sekolah dapat mengembangkan kelas-kelas pendidikan orang tua yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan dan situasi dari orangtua tunggal ketika mereka menyesuaikan diri dengan perubahan dalam hubungan mereka dengan anak-anakmereka. Keempat, konselor sekolah harus menyadari dan memberi tahu kepada orang tua tunggal sumber daya masyarakat yang tersedia untuk memenuhi kebutuhanmereka.

Orientasi Personil sekolah untuk Kebutuhan orang tua tunggal Waktu yang digunakan untuk meningkatkan hubungan orangtua-anak lebih menjadi prioritas di atas penyelesaian tugas-tugas yang diberikan oleh sekolah. Jika penyelesaian tugas-tugas yang diberikan sekolah menjadi prioritas pertama, orangtua mungkin akan frustrasi dan seorang anak tidak memiliki ketidakmampuan untuk memenuhi harapan orangtua, yang dapat merusak hubungan orangtua dan anak.

Kebijakan Administratif 1. Menginformasikan kepada orang tua tunggal 2. Isu-Isu 3. Inti konseling keluarga

TERIMA KASIH