DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN...

dokumen-dokumen yang mirip
Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan KATA PENGANTAR

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

KATA PENGANTAR. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 036/HK.150/C/01/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGUATAN DESA MANDIRI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207.1/HK.140/C/02/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN DESA MANDIRI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

KATA PENGANTAR. Jakarta, 3 Januari 2017 Direktur Jenderal Tanaman Pangan, HASIL SEMBIRING NIP

- 1 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 04/Permentan/HK.140/2/2016 TANGGAL : 5 Pebruari 2016

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015

PRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2015 (BERDASARKAN ANGKA SEMENTARA 2015)

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial

2017, No Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Mengingat : 1. Un

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN TAHUNAN 2013 DIREKTORAT PERBENIHAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2013

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN

Jakarta, Januari 2010 Direktur Jenderal Tanaman Pangan IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

PEDOMAN TEKNIS KEGIATAN PENGEMBANGAN SISTEM PERBENIHAN HORTIKULTURA 2014

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK IND PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN TAHUNAN 2015 DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang


Produksi Tanaman Pangan Provinsi Papua Tahun 2015 (Berdasarkan Angka Ramalan II 2015)

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 12 TAHUN 2000 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

Laporan Kinerja KATA PENGANTAR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

PETUNJUK TEKNIS PETANI PENGAMAT TAHUN 2018

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 66/Permentan/OT.140/12/2006 TENTANG

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

KATA PENGANTAR. Rencana Kinerja Tahunan Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2014

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Laporan Kinerja 2014 KATA PENGATAR

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

2017, No telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahu

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2010)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2013

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 562 KMK. 02/2004 TENTANG

I. EVALUASI UPSUS 2015

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI BALI

13 FEBRUARI 2004 TENTANG KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2004 MENTERI PERTANIAN

PEDOMAN PELAKSANAAN PENYEDIAAN DAN PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI TA 2016

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

LAPORAN KINERJA 2016 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2016

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI BALI

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... i ii iii iv v iv I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan... 1 1.3 Susunan Organisasi dan Tata Kerja... 2 1.4 Sumber Daya Manusia (SDM)... 5 1.5 Dukungan Anggaran... 6 II. PERENCANAAN KINERJA... 7 III. AKUNTABILITAS KINERJA... 11 3.1 Capaian Kinerja Sistem Pembinaan Lembaga Perbenihan Tanaman Pangan yang Efisien di Lokasi Penerapan Budidaya Tanaman Pangan yang Tepat... 11 3.2 Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan... 21 3.3 Realisasi Anggaran... 23 3.4 Permasalahan... 24 IV. PENUTUP... 25 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 ii

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Tahun 2016. Tabel 2. Rencana dan Realisasi Perbanyakan Benih Sumber Padi, Jagung, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu dan Ubi Jalar Tahun 2016... Tabel 3. Perbandingan Rencana dan Realisasi Perbanyakan Benih Sumber Padi, Jagung, Kedelai Tahun 2015 dibandingkan Tahun 2016...... Tabel 4. Realisasi Persentase Luas Perbanyakan Benih Sumber Tahun 2012-2016. Tabel 5. Realisasi Luas Penangkaran Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu dan Ubi Jalar Tahun 2016... Tabel 6. Perbandingan Realisasi Luas Penangkaran Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu dan Ubi Jalar Tahun 2015 dibandingkan Tahun 2016. Tabel 7. Realisasi Produksi Benih Tanaman Pangan Tahun Tabel 8.Monitoring Penyaluran Benih dan Pengawasan Mutu benih Tanaman Pangan Pasar Bebas Non Subsidi... Tabel 9. Rencana dan Realisasi Penguatan Desa Mandiri Benih Tahun 2016 Tabel 10. Rencana dan Realisasi Pengembangan Desa Mandiri Benih Tahun 2016. Tabel 11. Realisasi Penyaluran Bantuan Benih Pusat Padi dan Jagung Tahun Tabel 12. Rencana dan Realisasi Penyaluran Benih Bersubsidi Tahun 2016 Tabel 13. Realisasi Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat Padi, Jagung dan Kedelai... Tabel 14. Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat Selama Lima Th 2012-2016 Tabel 15. Realisasi Penyerapan Anggaran Sistem Pengelolaan Penyediaan Benih TA 2016... LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 iii

DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 1. Persentase Luas Perbanyakan Benih Tahun 2015 dibandingkantahun 2016... 13 Grafik 2. Persentase Luas Perbanyakan Benih Tahun 2012-2016... 13 Grafik 3. Perbandingan Luas Penangkaran Tahun 2015 dibandingkan Tahun 2016... 15 Grafik 4. Realisasi Penyaluran Bantuan Benih Pusat Tahun 2016... 20 Grafik 5. Persentase Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat... 22 Grafik 6. Persentase Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat Tahun 2012-2016... 23 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 iv

DAFTAR LAMPIRAN 1. Penetapan Kinerja Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Tahun 2016 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 v

RINGKASAN EKSEKUTIF Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan yang merupakan unit Eselon 2 memiliki struktur organisasi sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata kerja Kementerian Pertanian, untuk melaksanakan tugas dan fungsi mendukung tercapainya sasaran produksi komoditas utama tanaman pangan. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan memiliki kebijakan perbenihan di bidang peningkatan penyediaan benih padi, jagung, kedelai, dan tanaman pangan lain, serta mendorong pencapaian produksi benih melalui pengembangan dan penyebaran varietas unggul, peningkatan produksi dan distribusi benih, peningkatan pengawasan mutu dan sertifikasi benih serta mengoptimalkan kelembagaan perbenihan. Kebijakan tersebut tertuang dalam kegiatan Direktorat Perbenihan antara lain ketersediaan benih varietas unggul bersertifikat, optimalisasi pengawasan dan sertifikasi benih, peningkatan peran kelembagaan perbenihan, pengawalan/pembinaan, monitoring dan evaluasi. Implementasi kegiatan tersebut difasilitasi melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) TA 2016 yang sifatnya sebagai stimulan pada tercapainya tujuan dan sasaran dibidang perbenihan. Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan perbenihan tanaman pangan beserta permasalahan/kendala yang dihadapi pada tahun 2016, dilakukan Evaluasi Kinerja pada seluruh aspek kegiatan perbenihan dan hasil evaluasi ini akan digunakan sebagai bahan penyusunan program pengembangan pada tahun-tahun berikutnya. Seiring dengan upaya merealisasikan good government, Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan telah melaksanakan berbagai kegiatan, mewujudkan tercapainya tujuan dan sasaran, serta yang telah dituangkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja pada tahun 2016 yaitu terselenggaranya sistem pembinaan lembaga perbenihan tanaman pangan yang efisien di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat. Untuk mencapai hal tersebut Direktorat Perbenihan pada Tahun 2016 mengalokasikan anggaran untuk program dan kegiatan Perbenihan yang mendapatkan fasilitas untuk perbanyakan benih sumber, pengawasan dan pengujian benih tanaman pangan, serta luas lahan yang mendapatkan fasilitas untuk memproduksi benih bersertifikat. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 vi

Secara umum, semua kegiatan Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan telah dilaksanakan seoptimal mungkin sesuai dengan penyerapan anggaran yang maksimal. Berdasarkan uraian pada Laporan Kinerja (LAKIN) tahun 2016, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Luas Lahan yang Mendapat Fasilitas untuk Perbanyakan Benih Sumber Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu dan Ubi Jalar. Rencana perbanyakan benih benih sumber di Balai Benih di seluruh Indonesia untuk komoditas padi, jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar di Balai Benih di 31 Provinsi seluas 540 ha, namun karena adanya penghematan anggaran (self blocking) dan sesuai usulan dari daerah direvisi menjadi 468 ha terealisasi seluas 368,5 atau 78,74%. Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 capaian realisasi perbanyakan benih sumber tahun 2016 lebih rendah 7,1 % karena terjadi penghematan anggaran. Jika dibandingkan dengan realisasi lima tahun realisasi luas perbanyakan benih sumber komoditas padi naik dari tahun 2012 ke tahun 2013 s.d 2014 kemudian turun dari tahun 2015 dan 2016, komoditas jagung naik dari tahun 2012 ke tahun 2013 kemudian turun pada tahun 2014 dan naik lagi pada tahun 2016, dan komoditas kedelai dari tahun 2012 naik ke tahun 2013 kemudian turun pada tahun 2014 s.d tahun 2016. Penurunan persentase luas perbanyakan benih sumber di Balai Benih pada tahun 2016 karena adanya penghematan anggaran, karena perbanyakan benih sumber khususnya kedelai banyak ditanam pada bulan-bulan November. 2. Jumlah Pengawasan dan Pengujian Benih Tanaman Pangan 80.945 ha. Luas penangkaran yang disertifikasi oleh BPSBTPH s.d Tahun 2016 seluas 157.522,19 ha atau 194,60% dari target 80.945 ha, untuk benih padi seluas 127.924,37 ha, benih jagung seluas 2.628,34 ha, benih kedelai seluas 26.589,08 ha, benih kc. tanah seluas 330,38 ha, benih kc hijau seluas 39,52 ha dan benih ubi kayu seluas 10,50 ha. Jika dibandingkan dengan Tahun 2015 luas penangkaran yang disertifikasi oleh BPSBTPH mengalami kenaikan 14,09 %, terutama pada komoditas padi dan ubi kayu, sedangkan untuk komoditas yang lain mengalami penurunan. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 vii

Dari luas penangkaran di atas produksi benih yang diawasi sebagai berikut: untuk benih padi sebanyak 236.682,96 kg, benih jagung sebanyak 46.462,87 kg, benih kedelai sebanyak 18.606,90 kg, benih kc. tanah 155,35 kg, benih kc. hijau sebanyak 35,35 kg, dan ubi kayu sebanyak 1.266.410 stek. Untuk mendukung mutu benih tanaman pangan BPSBTPH disamping melakukan sertifikasi juga melakukan pengawasan mutu benih yang ada di pasaran. Hasil pengawasan peredaran benih yang ada di pasaran untuk benih padi sebanyak 74.449,553 ton, benih jagung sebanyak 29.344,043 ton, benih kedelai sebanyak 4.571,512 ton, kc. tanah sebanyak 104,135 ton dan kc. hijau sebanyak 6,330 ton. Hasil pengujian mutu benihnya untuk benih padi 19.558,10 ton, benih jagung sebanyak 62,59 ton, benih kedelai sebayak 16.360,65 ton dan benih kc. tanah sebanyak 3.627,49 ton. 3. Luas lahan yang Mendapatkan Fasilitas untuk Memproduksi Benih Bersertifikat seluas 2.000 ha. Kegiatan yang mendapat fasilitas untuk memproduksi benih bersertifikat yaitu: a. Realisasi Penguatan Desa Mandiri Benih pada Tahun 2016 seluas 6.488 ha setelah mengalami penghematan anggaran dari target 9.940 ha menjadi 7.434 ha jadi 87,27 %. b. Realisasi Pengembangan Desa Mandiri Benih pada Tahun 2016 seluas 922 ha setelah mengalami penghematan anggaran dari target 1.220 ha menjadi 1.190 ha jadi 77,48 %. 4. Disamping kegiatan yang masuk dalam indikator kinerja Direktorat Perbenihan juga mendapatkan kegiatan tambahan untuk mendukung peningkatan produksi benih Tahun 2016 sebagai berikut: a. Bantuan Benih Pusat dan Daerah Realisasi penyaluran bantuan benih pusat untuk komoditas padi sebesar 1.323.755 kg atau 70,38% dari kontrak 1.880.950 kg, rendahnya realisasi karena ada provinsi yang tumpang tindih dengan bantuan lain sehingga kontrak dibatalkan dan adanya penghematan anggaran. Realisasi penyaluran untuk komoditas jagung sebesar 2.003.186,25 kg atau 93,19% dari kontrak sebesar 2.149,511,25 kg, pencapaian tidak 100% karena adanya penghematan dan tumpang tindih dengan bantuan lain. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 vii i

b. Subsidi Benih Rencana benih bersubsidi TA.2016 sebanyak 102.250.000 kg terdiri dari benih padi inbrida 97.500.000 kg, benih padi hibrida 2.250.000 kg, dan benih kedelai 2.500.000 kg. Sampai dengan akhir Desember realisasi penjualan subsidi benih sebanyak 44.050. 445 kg, dengan rincian untuk benih padi inbrida sebanyak 42.718.471 kg, padi hibrida sebanyak 719.725kg dan benih kedelai sebanyak 612.249 kg. 5. Hasil yang dicapai (Outcome) dari pengukuran kinerja kegiatan perbenihan tersebut diatas yaitu tercapainya penggunaan benih varietas unggul bersertifikat padi, jagung dan kedelai sebagai berikut : penggunaan benih varietas unggul bersertifikat padi sebesar 43,52% dari rencana 50,00% atau 87,04%; 2) penggunaan benih varietas unggul bersertifikat jagung sebesar 52.28% dari rencana 50,00% atau 104,56%, dan 3) penggunaan benih varietas unggul bersertifikat kedelai sebesar 46.94% dari rencana 35,00% atau 134.11%. 6. Dalam mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan tahun 2016, Direktorat Perbenihan dalam melaksanakan pembinaan/kegiatan pengelolaan sistem penyediaan benih tanaman pangan melalui program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan mendapatkan alokasi anggaran sebesarrp.455.389.501.000,00 ( empat ratus lima puluh lima miliar tiga ratus delapan sembilan juta lima ratus satu ribu rupiah). Rincian alokasi anggaran terdiri dari anggaran pusat Rp.310.588.577.000,00 dana dekonsentrasi Rp. 78.980.105.500 dan dana Tugas Pembantuan Rp.49.601.128.000,00 ditengah perjalanan terjadi pemotongan anggaran sehingga anggaran Direktorat Perbenihan menjadi 120.256.302.302,00 terealisasi sebesar 99.147.428.950,00 atau 82,45%. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan yang merupakan unit Eselon 2 memiliki struktur organisasi sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata kerja Kementerian Pertanian, untuk melaksanakan tugas dan fungsi mendukung tercapainya sasaran produksi komoditas utama tanaman pangan. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan memiliki kebijakan perbenihan di bidang peningkatan penyediaan benih padi, jagung, kedelai, dan tanaman pangan lain, serta mendorong pencapaian produksi benih melalui pengembangan dan penyebaran varietas unggul, peningkatan produksi dan distribusi benih, peningkatan pengawasan mutu dan sertifikasi benih serta mengoptimalkan kelembagaan perbenihan. Kebijakan tersebut tertuang dalam kegiatan Direktorat Perbenihan antara lain ketersediaan benih varietas unggul bersertifikat, optimalisasi pengawasan dan sertifikasi benih, peningkatan peran kelembagaan perbenihan, pengawalan/pembinaan, monitoring dan evaluasi. Implementasi kegiatan tersebut difasilitasi melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) TA 2016 yang sifatnya sebagai stimulan pada tercapainya tujuan dan sasaran dibidang perbenihan. 1.2. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata kerja Kementerian Pertanian, Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan mempunyai kedudukan dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Unit Eselon I), serta mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan benih padi, jagung, kedelai, dan tanaman pangan lain. Dalam melaksanakan tugas Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan menyelenggarakan fungsi: 1. penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih tanaman pangan; 2. pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih tanaman pangan; 3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih tanaman pangan; LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 1

4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih tanaman pangan; 5. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih tanaman pangan; dan 6. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan. 1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan memiliki struktur organisasi yang terdiri dari : a. Subdirektorat Pengembangan Varietas; 1) Seksi Penilaian Varietas 2) Seksi Pengembangan Varietas b. Subdirektorat Pengawasan Mutu Benih; 1) Seksi Sertifikasi Benih 2) Seksi Pengawasan Peredaran Benih c. Subdirektorat Pengembangan Produksi Benih; 1) Seksi Penyediaan Benih 2) Seksi Pemanfaatan Benih d. Subbagian Tata Usaha; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional. Masing-masing unit organisasi tersebut di atas mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut: a. Subdirektorat Pengembangan Varietas mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan penyediaan varietas benih tanaman pangan. Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Pengembangan Varietas menyelenggarakan fungsi: - penyiapan penyusunan kebijakan di bidang penilaian, pelepasan dan penyebaran varietas benih tanaman pangan; - penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penilaian, pelepasan dan penyebaran varietas benih tanaman pangan; - penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penilaian, pelepasan dan penyebaran varietas benih tanaman pangan; LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 2

- pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penilaian, pelepasan dan penyebaran varietas benih tanaman pangan; dan - pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang penilaian, pelepasan dan penyebaran varietas benih tanaman pangan. b. Subdirektorat Pengawasan Mutu Benih mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan pengawasan mutu benih tanaman pangan. Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Pengawasan Mutu Benih menyelenggarakan fungsi: - penyiapan penyusunan kebijakan di bidang sertifikasi dan pengawasan peredaran benih tanaman pangan; - penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang sertifikasi dan pengawasan peredaran benihtanaman pangan; - penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang sertifikasi dan pengawasan peredaran benihtanaman pangan; - pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang sertifikasi dan pengawasan peredaran benihtanaman pangan; dan - pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang sertifikasi dan pengawasan peredaran benihtanaman pangan. c. Subdirektorat Pengembangan Produksi Benih mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan penyediaan benih padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lain. Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Pengembangan Produksi Benih menyelenggarakan fungsi: - penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan benih dan pemanfaatan benihtanaman pangan; - penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan benih dan pemanfaatan benihtanaman pangan; - penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan penyediaan benih dan pemanfaatan benih tanaman pangan; - pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan penyediaan benih dan pemanfaatan benih tanaman pangan; dan LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 3

- pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan penyediaan benih dan pemanfaatan benih tanaman pangan. d. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga, dan surat menyurat, serta kearsipan Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan. e. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 284 huruf e mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan. - Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas jabatan fungsional Pengawas Benih Tanaman dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk Direktur Perbenihan Tanaman Pangan. - Direktur Perbenihan Tanaman Pangan menempatkan pejabat fungsional Pengawas Benih Tanaman pada unit kerja eselon III sesuai tugas jabatan fungsional. - Jumlah pejabat fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. - Jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 4

DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN PANGAN Subbagian Tata Usaha Subdirektorat Pengembanga n Varietas Subdirektorat Pengawasan MutuBenih Subdirektorat Pengembangan Produksi Benih Seksi Penilaian dan Pelepasan Varietas Seksi Penyebaran Varietas Seksi Sertifikasi Benih Seksi Pengawasan Peredaran Benih Seksi PenyediaanBen ih Seksi Pemanfaatan Benih Kelompok Jabatan Fungsional Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan 1.4. Sumber Daya Manusia (SDM) Berdasarkan data kepegawaian bahwa sumber daya manusia (SDM) Direktorat Perbenihan pada tahun 2016 berjumlah 56 (lima puluh enam) orang teknis dan non teknis. Berdasarkan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) tahun 2016 komposisi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan tingkat pendidikan pegawai yang ada di masing-masing unit kerja Direktorat Perbenihan tahun 2016 dapat diklasifikasi sebagai berikut : Doktor (S3) 1 orang, Magister (S2) 12 orang, Sarjana (S1) 25 orang, Sarjana Muda (D3) 3 orang, SLTA 12 orang, SLTP 1 orang dan SD 2 orang. 2. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pangkat dan Golongan/Ruang Gaji Berdasarkan pangkat dan golongan dapat dikelompokkan sebagai berikut : golongan IV 11 orang, golongan III 36 orang, golongan II 8 orang dan golongan I sebanyak 1 orang. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 5

1.5. Dukungan Anggaran Pada Tahun Anggaran 2016, Direktorat Perbenihan dalam melaksanakan pembinaan/kegiatan pengelolaan sistem penyediaan benih tanaman pangan melalui peningkatan penyediaan benih padi, jagung, kedelai, dan tanaman pangan lain. Mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp.455.389.501.000,00 (empat ratus lima puluh lima miliar tiga ratus delapan sembilan juta lima ratus satu ribu rupiah). Rincian alokasi anggaran terdiri dari anggaran pusat Rp.310.588.577.000,00 dana dekonsentrasi Rp.78.980.105.500,00 dan dana Tugas Pembantuan Rp.49.601.128.000,00, namun pada pertengahan tahun terjadi pemotongan anggaran sehingga anggaran Direktorat Perbenihan menjadi Rp. 120.256.302.302,00. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 6

BAB II PERENCANAAN KINERJA Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Perbenihan tahun 2016 merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari Direktur Jenderal Tanaman Pangan untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja diharapkan dapat mewujudkan capaian strategis khususnya dalam mendukung program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yaitu program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan, berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan yang menjadi sasaran dalam menunjang program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan, seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Perjanjian Kinerja Direktorat Perbenihan Tahun 2016 NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET TARGET SETELAH REVISI REALISASI *) PENGHEMATAN (SELF % BLOCKING) 1 Terselenggaranya sistem pembinaan Luas lahan yang mendapatkan 545 468 368.5 78.74 lembaga perbenihan tanaman pangan fasilitas untuk perbanyakan benih yang efisien di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat sumber (ha) Jumlah Pengawasan dan Pengujian benih tanaman pangan (ha) 80,945-157,522.2 194.60 Luas lahan yang mendapatkan fasilitas untuk memproduksi benih bersertifikat (ha) 2,000-7,410 370.50 Untuk mendukung terselenggaranya sistem pembinaan lembaga perbenihan tanaman pangan yang efisien di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat, Direktorat Perbenihan melalui Anggaran APBN Tahun 2016 menetapkan indikator kinerja sebagai berikut: 1. Luas Lahan yang Mendapatkan Fasilitas untuk Perbanyakan Benih Sumber Seluas 540 (ha). Dalam rangka mendukung penyediaan benih sumber khususnya kelas Benih Dasar (BD) dan Benih Pokok (BP) sesuai peraturan Menteri Pertanian Nomor 347/Kpts/OT.210/6/2003 tentang Pedoman Pengelolaan Balai Benih Tanaman Pangan dan atau Hortikultura, maka ditugaskan LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 7

kepada Balai Benih untuk melakukan perbanyakan benih sumber kelas BD dan BP. Dalam rangka pelaksanaan perbanyakan benih sumber tersebut pemerintah tetap mengalokasikan anggaran perbanyakan yang melalui anggaran APBN Dekonsentrasi Provinsi pagu awal sebesar Rp. 16.247.218,00 dalam perjalanannya terjadi penghematan anggaran (self Blocking) menjadi Rp. 14.936.645,00. Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan TA 2016, rencana perbanyakan benih sumber pada areal produksi padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar di Balai Benih di 31 Provinsi seluas 540 ha, namun karena adanya penghematan anggaran (self blocking) dan sesuai usulan dari daerah direvisi menjadi 468 ha disamping untuk perbanyakan benih anggaran tersebut juga dialokasikan untuk kegiatan yang mendukung tercapainya perbanyakan benih sumber seperti sarana prasarana, peralatan dan inventaris kantor BBI. 2. Jumlah Pengawasan dan Pengujian Benih Tanaman Pangan seluas 80.945 (Ha) Dalam rangka menjamin mutu benih tanaman pangan yang akan digunakan petani dalam kegiatan usahataninya, maka dalam produksi dan peredaran benih perlu dilakukan pengawasan. Pengawasan dalam prouksi benih dilakukan melalui proses sertifikasi sejak dari penentuan lahan produksi, pertanaman, pengujian di laboratorium hingga pelabelan. Sedangkan pengawasan dalam peredarannya dilakukan antara lain melalui penilaian produsen/peredaran benih, pengecekan mutu benih yang beredar, penanganan kasus perbenihan, dan lain-lain. UPTD BPSBTPH yang berada di setiap provinsi merupakan institusi pemerintah yang bertugas dan bertanggungjawab dalam melakukan pengawasan mutu benih yang diproduksi maupun yang diedarkan. Untuk mendukung pelaksanaan tugas BPSBTPH tersebut dalam melakukan pengawasan mutu benih, pemerintah pada tahun 2016 telah mengalokasikan anggaran dekonsentrasi untuk seluruh UPTD BPSBTPH melalui APBN Kementerian Pertanian sebesar Rp.62.553.885,500, namun dalam perjalanannya alokasi anggaran tersebut mengalami penghematan (self blocking) sehingga menjadi Rp. 42.823.040.330. Jenis dan volume benih yang disertifikasi berdasarkan permintaan/permohonan dari produsen/penangkar benih dengan LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 8

disesuaikan kebutuhan daerah setempat dan perkembangan perbenihan secara nasional. Mengingat pentingnya peran UPTD BPSBTPH dalam mendukung upaya penyediaan benih bersertifikat, Direktorat perbenihan Tanaman Pangan secara terus-menerus melakukan upaya-upaya untuk memantapkan kelembagaan pengawasan ini di seluruh provinsi (33 Provinsi). Salah satu upaya yang dilakukan untuk optimalisasi kelembagaan UPTD BPSBTPH adalah adanya alokasi anggaran untuk meningkatkan kompetensi pengawas benih tanaman (PBT) di UPTD BPSBTPH dan penyempurnaan secara bertahap prasarana sarana kelembagaan. 3. Luas lahan yang Mendapatkan Fasilitas untuk Memproduksi Benih Bersertifikat seluas 2.000 (ha). Dalam rangka mendukung Program Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019, dimana salah satunya adalah mewujudkan kemandirian pangan dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik sebagaimana yang tertera dalam 9 (sembilan) Agenda Prioritas Pembangunan, maka penanggulangan kemiskinan pertanian dan regenerasi petani menjadi fokus utama pembangunan pertanian. Salah satu upaya ke arah tersebut adalah pencanangan seribu desa berdaulat pangan hingga tahun 2019. Untuk tercapainya berdaulat pangan, prioritas pembangunan pertanian yang harus terwujud adalah tercapainya sasaran produksi padi, jagung dan kedelai. Berdasarkan pengalaman empiris, peningkatan produktivitas dan kualitas hasil tanaman sangat dipengaruhi oleh kualitas benih yang digunakan petani. Terkait dengan hal itu, maka sebagaimana yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019 kegiatan Desa Mandiri Benih merupakan salah satu kegiatan yang diharapkan dapat mendukung pencapaian sasaran produksi dan merupakan salah satu upaya pemecahan masalah dari aspek perbenihan. Ketersediaan benih varietas unggul bersertifikat pada saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan benih secara optimal, baik dari aspek ketepatan varietas, mutu, jumlah, waktu, lokasi maupun harga. Dengan adanya kegiatan Penguatan Desa Mandiri Benih ini diharapkan akan tumbuh penangkar/produsen atau kelompok penangkar/produsen yang mampu menyediakan benih untuk memenuhi kebutuhan benih di wilayah masing-masing. Kegiatan Desa Mandiri Benih telah dialokasikan mulai TA 2015, yaitu sebanyak seribu unit/desa yang tersebar di 31 Provinsi/356 Kabupaten/Kota. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 9

Agar kegiatan tersebut tetap berkelanjutan dan semakin lebih baik lagi, maka pada TA 2016 dialokasikan kegiatan Penguatan Desa Mandiri Benih yaitu dengan memberikan bantuan benih sumber, sarana pelengkap gudang, dan peningkatan kemampuan/pelatihan produksi benih bagi kelompoktani dengan kelompok penangkar penerima bantuan Pengembangan Seribu Desa Mandiri Benih TA 2015. Ke depan diharapkan akan tumbuh kelompoktani/kelompok penangkar atau gabungan kelompoktani dengan kelompok penangkar yang mampu menyediakan benih untuk memenuhi kebutuhan benih di desanya. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 10

BAB III AKUNTABILIAS KINERJA 3.1 Capaian Kinerja Sistem Pembinaan Lembaga Perbenihan Tanaman Pangan yang Efisien di Lokasi Penerapan Budidaya Tanaman Pangan yang Tepat 1. Program/kegiatan dan anggaran yang menunjang tercapainya kinerja Sistem Pembinaan Lembaga Perbenihan Tanaman Pangan yang Efisien di Lokasi Penerapan Budidaya Tanaman Pangan yang Tepat, kegiatan Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan yang mendukung adalah sebagai berikut: a. Luas Lahan yang Mendapat Fasilitas untuk Perbanyakan Benih Sumber Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu dan Ubi Jalar. Lembaga/institusi pemerintah yang ditugasi untuk memproduksi Benih Sumber adalah Balai Benih yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 347/kpts/OT.210/6/2003, tentang Pedoman Pengelolaan Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. Guna memenuhi kebutuhan benih varietas unggul bersertifikat dalam upaya peningkatan produksi dan pendapatan petani, perlu dilakukan pengembangan produksi benih sumber padi dan palawija di Balai Benih sebagai sumber benih untuk produksi Benih Sebar (BR). Dalam penyediaan benih varietas unggul bersertifikat tanaman pangan untuk varietas publik telah ditetapkan pola perbanyakan benih formal yang dimulai dari (1) Benih Penjenis (Breeder Seed/BS) yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian, (2) Perbanyakan Benih Dasar (BS-BD), (3) Perbanyakan benih Pokok (BD-BP), dan (4) Perbanyakan benih Sebar (BP- BR). Benih dasar, Benih Pokok dan Benih Sebar yang diproduksi harus melalui proses sertifikasi dalam produksinya. Sesuai dengan fungsinya maka Balai Benih provinsi dapat memproduksi dua kelas benih yaitu: (1) Kelas BD (perbanyakan BS ke BD) dan (2) Kelas BP (perbanyakan BD ke BP). Benih sumber untuk perbanyakan benih adalah benih penjenis (BS), yang berasal dari institusi Badan Litbangtan atau sumber lain yang diakui kualitas Benih penjenisnya (BS). Selanjutnya Balai Benih memproduksi benih sumber (BD dan BP) sesuai aturan yang ditetapkan. Benih sumber yang dihasilkan balai benih swasta/bumn dan penangkar benih yang memproduksi Benih Sebar (BR). Rencana perbanyakan benih pada areal produksi benih sumber di Balai Benih di seluruh Indonesia untuk komoditas padi, jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar di Balai Benih di 31 Provinsi seluas 540 ha, LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 11

namun karena adanya penghematan anggaran (self blocking) dan sesuai usulan dari daerah direvisi menjadi 468 ha terealisasi seluas 368,5 atau 78,74%, secara rinci sesuai dengan Tabel 2 berikut. Tabel 2. Rencana dan Realisasi Perbanyakan Benih Sumber Padi, Jagung, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu dan Ubi Jalar Tahun 2016 NO KOMODITAS KELAS BENIH RENCANA TANAM (Ha) RENCANA TANAM SETELAH SELF BLOCKING (Ha) *) REALISASI TANAM (Ha) % 1 Padi BS-BD 69 68 60 86.96 BD-BP 173 163 136 78.61 2 Jagung BS-BD 18 14 11 61.11 BD-BP 40 32 25 62.50 3 Kedelai BS-BD 53 44 31.5 59.43 BD-BP 160 131 94 58.75 4 Kacang Tanah BS-BD 5 5 3 60.00 BD-BP 7 1 5 71.43 5 Kacang Hijau BS-BD 2 1 1 50.00 BD-BP 8 7 0 0.00 6 Ubi Kayu BS-BD 1 Hemat 0.00 BD-BP 2 2 2 100.00 7 Ubi Jalar BS-BD 1 Hemat 0.00 BD-BP 1 Hemat 0.00 Jumlah 540 468 368.5 78.74 Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 capaian realisasi perbanyakan benih sumber tahun 2016 lebih rendah 7,1 % karena terjadi penghematan anggaran. Secara rinci seperti Tabel 3 berikut. Tabel 3. Perbandingan Rencana dan Realisasi Perbanyakan Benih Sumber NO KOMODITAS Padi, Jagung, Kedelai Tahun 2015 dibandingkan Tahun 2016. KELAS BENIH RENCANA TANAM (Ha) REALISASI TANAM (Ha) % TAHUN Selisih % Tahun 2015 Dibandingkan Tahun 2016 2015 2016*) RENCANA TANAM (Ha) REALISASI TANAM (Ha) % Absolut (Ha) 1 Padi BS-BD 72 65.2 90.56 68 60 88.24 (5.20) (8.0) % BD-BP 140 132 94.29 163 136 83.44 4.00 3.0 2 Jagung BS-BD 9 7 77.78 14 11 78.57 4.00 57.1 BD-BP 15 14.5 96.67 32 25 78.13 10.50 72.4 3 Kedelai BS-BD 49 46 93.88 44 31.5 71.59 (14.50) (31.5) BD-BP 126 120 95.24 131 94 71.76 (26.00) (21.7) Jumlah 411 384.7 93.60 452 357.5 79.09 (27.20) (7.1) LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 12

PERSENTASE LUAS PERBANYAKAN BENIH TAHUN 2015 DIBANDINGKAN TAHUN 2016 200 100 0 PADI JAGUNG KEDELAI 2015 2016 Grafik 1. Persentase Luas Perbanyakan Benih Tahun 2015 dibandingkan Tahun 2016 Jika dibandingkan dengan realisasi lima tahun realisasi luas perbanyakan benih sumber komoditas padi naik dari tahun 2012 ke tahun 2013 s.d 2014 kemudian turun dari tahun 2015 dan 2016, komoditas jagung naik dari tahun 2012 ke tahun 2013 kemudian turun pada tahun 2014 dan naik lagi pada tahun 2016, dan komoditas kedelai dari tahun 2012 naik ke tahun 2013 kemudian turun pada tahun 2014 s.d tahun 2016. Penurunan persentase luas perbanyakan benih sumber di Balai Benih pada tahun 2016 karena adanya penghematan anggaran, karena perbanyakan benih sumber khususnya kedelai banyak ditanam pada bulan-bulan November. Secara rinci pada Tabel 4 berikut: Tabel 4. Realisasi Persentase Luas Perbanyakan Benih Sumber Tahun NO 2012-2016 TAHUN PERSENTASE LUAS PERBANYAKAN BENIH (%) PADI JAGUNG KEDELAI 1 2012 80,6 81,3 85,6 2 2013 85,9 91,4 95,6 3 2014 94,4 79,9 95,2 4 2015 93,2 89,58 94,86 5 2016 80,99 62,07 58,64 PERSENTASE LUAS PERBANYAKAN BENIH SUMBER TAHUN 2012-2016 100 50 0 2012 2013 2014 2015 2016 PADI JAGUNG KEDELAI Grafik 2.Persentase Luas Perbanyakan Benih Tahun 2012-2016 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 13

b. Jumlah Pengawasan dan Pengujian Benih Tanaman Pangan 80.945 ha Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 56/Permentan/PK.110/11/2015 bahwa lembaga yang dapat menyelenggarakan sertifikasi benih tanaman pangan di daerah yaitu UPTD BPSBTPH dan Produsen Benih Bina yang telah mendapat sertifikat system manajemen mutu dari Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM). Luas penangkaran yang disertifikasi oleh BPSBTPH s.d Tahun 2016 seluas 157.522,19 ha atau 194,60% dari target 80.945 ha, untuk benih padi seluas 127.924,37 ha, benih jagung seluas 2.628,34 ha, benih kedelai seluas 26.589,08 ha, benih kc. tanah seluas 330,38 ha, benih kc hijau seluas 39,52 ha dan benih ubi kayu seluas 10,50 ha, secara rinci seperti Tabel 5 berikut ini: Tabel 5. Realisasi Luas Penangkaran Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu dan Ubi Jalar Tahun 2016 NO KOMODITAS LUAS PENANGKARAN (Ha) *) 1 Padi 127,924.37 Kelas BD 12,903.97 Kelas BP 52,874.83 Jumlah Kelas BR 62,145.57 Kelas BR 59,524.61 Hibrida 2,620.96 2 Jagung 2,628.34 Kelas BD 59.50 Kelas BP 322.40 Jumlah Kelas BR 2,246.44 Kelas BR 737.07 Hibrida 1,509.37 3 Kedelai 26,589.08 Kelas BD 219.05 Kelas BP 3,207.72 Kelas BR 23,162.31 4 Kc. Tanah 330.38 Kelas BD 25.64 Kelas BP 99.84 Kelas BR 204.90 5 Kc. Hijau 39.52 Kelas BD 0.14 Kelas BP 22.96 Kelas BR 16.42 6 Ubi Kayu 10.50 Kelas BD 6.50 Kelas BP 2.00 Kelas BR 2.00 7 Ubi Jalar JUMLAH - 157,522.19 Jika dibandingkan dengan Tahun 2015 luas penangkaran yang disertifikasi oleh BPSBTPH mengalami kenaikan 14,09 %, terutama pada komoditas padi dan ubi kayu, sedangkan untuk komoditas yang lain mengalami penurunan. Secara rinci seperti Tabel 6 berikut: LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 14

Tabel 6. Perbandingan Realisasi Luas Penangkaran Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu dan Ubi Jalar Tahun 2015 dibandingkan Tahun 2016. NO KOMODITAS LUAS PENANGKARAN (Ha) TAHUN 2015 TAHUN 2016 *) Selisih % Tahun 2015 Dibandingkan Tahun 2016 Absolut (Ha) % 1 Padi 85,793.25 127,924.37 42,131.12 49.11 2 Jagung 16,880.86 2,628.34 (14,252.52) (84.43) 3 Kedelai 34,911.64 26,589.08 (8,322.56) (23.84) 4 Kc. Tanah 370.85 330.38 (40.47) (10.91) 5 Kc. Hijau 110.20 39.52 (70.68) (64.14) 6 Ubi Kayu - 10.50 10.50-7 Ubi Jalar - - - - JUMLAH 138,066.80 157,522.19 19,455.39 14.09 PERBANDINGAN LUAS PENANGKARAN TAHUN 2015 DIBANDINGKAN TAHUN 2016 200,000.00 100,000.00 - Padi JagungKedelai Kc. Tanah Kc. Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar TAHUN 2015 TAHUN 2016 Grafik 3. Perbandingan Luas Penangkaran Tahun 2015 dibandingkan Tahun 2016 Dari luas penangkaran di atas produksi benih yang diawasi sebagai berikut: untuk benih padi sebanyak 236.682,96 kg, benih jagung sebanyak 46.462,87 kg, benih kedelai sebanyak 18.606,90 kg, benih kc. tanah 155,35 kg, benih kc. hijau sebanyak 35,35 kg, dan ubi kayu sebanyak 1.266.410 stek secara rinci pada Tabel 7 berikut: LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 15

Tabel 7. Realisasi Produksi Benih Tanaman Pangan Tahun 2016 NO KOMODITAS PRODUKSI (Kg) 1 PADI 236,682.96 Kelas BD 4,450.14 Kelas BP 132,857.49 Jumlah Kelas BR 99,375.33 Kelas BR 99,173.15 Hibrida 202.18 2 JAGUNG 46,462.87 Kelas BD 56.12 Kelas BP 114.57 Jumlah Kelas BR 46,292.18 Kelas BR 562.26 Hibrida 45,729.92 3 KEDELAI 16,629.87 Kelas BD 110.50 Kelas BP 1,866.54 Kelas BR 14,652.83 4 KC.TANAH 155.35 Kelas BD 2.07 Kelas BP 40.43 Kelas BR 112.85 5 KC. HIJAU 35.35 Kelas BD 1.6 Kelas BP 20.33 Kelas BR 13.42 6 UBI KAYU 1,266,410 Kelas BD 6,347 Kelas BP 63 Kelas BR 1,260,000 Untuk mendukung mutu benih tanaman pangan BPSBTPH disamping melakukan sertifikasi juga melakukan pengawasan mutu benih yang ada di pasaran. Hasil pengawasan peredaran benih yang ada di pasaran untuk benih padi sebanyak 74.449,553 ton, benih jagung sebanyak 29.344,043 ton, benih kedelai sebanyak 4.571,512 ton, kc. tanah sebanyak 104,135 ton dan kc. hijau sebanyak 6,330 ton. Hasil pengujian mutu benihnya untuk benih padi 19.558,10 ton, benih jagung sebanyak 62,59 ton, benih kedelai sebayak 16.360,65 ton dan benih kc. tanah sebanyak 3.627,49 ton, secara rinci seperti Tabel 8 berikut: Tabel 8. Monitoring Penyaluran Benih dan Pengawasan Mutu benih NO Tanaman Pangan Pasar Bebas Non Subsidi. KOMODITAS PEREDARAN BENIH PASAR BEBAS (TON) HASIL PENGUJIAN MUTU BENIH (TON) 1 PADI 74.449,553 19.558,10 2 JAGUNG 29.344,043 62,59 3 KEDELAI 4.571,512 16.360,65 4 KC. TANAH 104,135 3.627,49 5 KC. HIJAU 6,330 - LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 16

c. Luas lahan yang Mendapatkan Fasilitas untuk Memproduksi Benih Bersertifikat seluas 2.000 ha. Kegiatan yang mendapat fasilitas untuk memproduksi benih bersertifikat yaitu: a. Penguatan Desa Mandiri Benih yang bertujuan untuk menumbuhkan penangkar/produsen atau kelompok penangkar/produsen yang mampu menyediakan benih untuk memenuhi kebutuhan benih di wilayah masing-masing. Kegiatan Desa Mandiri Benih telah dialokasikan mulai TA 2015, yaitu sebanyak seribu unit/desa yang tersebar di 31 Provinsi/356 Kabupaten/Kota. Agar kegiatan tersebut tetap berkelanjutan dan semakin lebih baik lagi, maka pada TA 2016 dialokasikan kegiatan Penguatan Desa Mandiri Benih yaitu dengan memberikan bantuan benih sumber, sarana pelengkap gudang, dan peningkatan kemampuan/pelatihan produksi benih bagi kelompoktani dengan kelompok penangkar penerima bantuan Pengembangan Seribu Desa Mandiri Benih TA 2015. Ke depan diharapkan akan tumbuh kelompoktani/kelompok penangkar atau gabungan kelompoktani dengan kelompok penangkar yang mampumenyediakan benih untuk memenuhi kebutuhan benih di desanya. Realisasi Penguatan Desa Mandiri Benih pada Tahun 2016 seluas 6.488 ha setelah mengalami penghematan anggaran dari target 9.940 ha menjadi 7.434 ha jadi 87,27 %. Secara rinci seperti pada Tabel 9 berikut: LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 17

Tabel 9. Rencana dan Realisasi Penguatan Desa Mandiri Benih Tahun 2016. NO PROVINSI TARGET AWAL TANAM TARGET SETELAH PRODUKSI BENIH JUMLAH UNIT REALISASI TANAM (HA) REALISASI PANEN (HA) (HA) PENGHEMATAN VOLUME (TON) BENIH BERSERTIFIKAT (TON) KETERANGAN 1 Aceh 54 540 540 295 266 797 558 2 Sumatera Utara 46 460 460 460 414 1.242 869 3 Sumatera Barat 60 600 600 432 389 1.166 816 4. Riau 25 250 250 216 162 486 340 5. Jambi 25 250 250 250 188 563 394 6. Sumsel 50 500 320 320 256 768 538 7. Bengkulu 25 250 250 200 150 450 315 8. Lampung 54 540 540 490 281 843 590 9 Bangka Belitung 10 100 - - - - - 10 Banten 17 170 170 170 170 510 357 11 Jawa Barat 55 550 495 495 446 1.337 936 12 Jawa Tengah 54 540 467 467 420 1.261 883 13 DI Yogyakarta 15 150 24 24 19 58 40 14 Jawa Timur 55 550 510 510 459 1.377 964 15 Bali 6 60 32 32 24 72 50 16 Nusa Tenggara Barat 35 350 - - - - - 17 Nusa Tenggara Timur 34 340 339 339 271 814 570 18 Kalimantan Barat 42 420 - - - - - 19 Kalimantan Tengah 30 300 291 153 130 390 273 20 Kalimantan Selatan 40 400 139 139 111 334 234 21 Kalimantan Timur 27 270 260 260 195 585 410 22 Sulawesi Utara 28 280 280 280 210 630 441 23 Sulawesi Tengah 30 300 300 300 225 675 473 24 Sulawesi Selatan 50 500 - - - - - 25 Sulawesi Tenggara 25 250 167 20 15 45 32 26 Gorontalo 20 200 200 186 176 528 370 27 Sulawesi Barat 22 220 220 220 165 495 347 28 Maluku 12 120 - - - - - 29 Maluku Utara 15 150 - - - - - 30 Papua 18 180 180 180 135 405 284 31 Papua Barat 15 150 150 50 50 150 105 - JUMLAH 994 9.940 7.434 6.488 5.326 15.979 11.186 - b. Pengembangan Desa Mandiri Benih Realisasi Pengembangan Desa Mandiri Benih pada Tahun 2016 seluas 922 ha setelah mengalami penghematan anggaran dari target 1.220 ha menjadi 1.190 ha jadi 77,48 %. Secara rinci seperti pada Tabel 10 berikut: Tabel 10. Rencana dan Realisasi Pengembangan Desa Mandiri Benih NO PROVINSI Tahun 2016. JUMLAH UNIT SEBELUM PENGHEMATAN JUMLAH UNIT SESUDAH PENGHEMATAN TARGET TANAM (HA) REALISASI TANAM (HA) REALISASI PANEN (HA) VOLUME (TON) PRODUKSI BENIH BENIH BERSERTIFIKAT (TON) 1 Aceh 8 8 80 60 54 162 113 2 Sumatera Barat 5 5 50 28 25 76 53 3 Riau 5 5 50 24 18 54 38 4 Jambi 2 2 20 20 15 45 32 5 Sumsel 10 10 100 10 8 24 17 6 Bengkulu 2 2 20 20 15 45 32 7 Lampung 3 3 30 30 30 90 63 8 Banten 2 2 20 20 20 60 42 9 Jawa Barat 4 4 40 40 36 108 76 10 Jawa Timur 5 5 50 50 45 135 95 11 Nusa Tenggara Barat 3 3 30 30 27 81 57 12 Nusa Tenggara Timur 2 2 20 20 16 48 34 13 Kalimantan Barat - - - - - - - 14 Kalimantan Tengah 9 9 90 60 40 120 84 15 Kalimantan Selatan 11 11 110 80 30 90 63 16 Kalimantan Timur 4 1 10 10 8 23 16 17 Sulawesi Utara 10 10 100 100 75 225 158 18 Sulawesi Tengah 3 3 30 30 23 68 47 19 Sulawesi Selatan 7 7 70 70 63 189 132 20 Sulawesi Tenggara 2 2 20 10 8 23 16 21 Gorontalo 10 10 100 100 80 240 168 22 Sulawesi Barat 2 2 20 20 15 45 32 23 Maluku Utara 9 9 90 50 38 113 79 24 Papua 2 2 20 20 15 45 32 25 Papua Barat 2 2 20 20 20 60 42 KETERANGAN JUMLAH 122 119 1.190 922 722 2.167 1.517 - LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 18

Disamping kegiatan yang masuk dalam indikator kinerja Direktorat Perbenihan juga mendapatkan kegiatan tambahan untuk mendukung peningkatan produksi benih Tahun 2016 sebagai berikut: 1. Bantuan Benih Pusat dan Daerah Dalam rangka mendukung perluasan areal tanam dan/atau peningkatan produktivitas tanaman pangan, salah satu faktor pendukung adalah penggunaan benih varietas unggul bersertifikat. Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat yang berkualitas dan tepat jumlah serta waktu disertai aplikasi teknologi budidaya lainnya akan berpengaruh terhadap peningkatan provitas dan kualitas hasil. Salah satu upaya pencapaian sasaran produksi padi sebesar 76,23 juta ton gabah kering giling (GKG) dan jagung sebesar 24,00 juta ton pipilan kering pada tahun 2016 diperlukan penyediaan dan penyaluran benih bersertifikat padi dan jagung. Pada tahun 2016, pemerintah menyediakan anggaran untuk batuan benih pada DIPA Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun anggaran 2016, dengan jumlah alokasi benih padi inbrida 12.500 ton dan jagung hibrida 4.500 ton. Realisasi penyaluran bantuan benih pusat untuk komoditas padi sebesar 1.323.755 kg atau 70,38% dari kontrak 1.880.950 kg, rendahnya realisasi karena ada provinsi yang tumpang tindih dengan bantuan lain sehingga kontrak dibatalkan dan adanya penghematan anggaran. Realisasi penyaluran untuk komoditas jagung sebesar 2.003.186,25 kg atau 93,19% dari kontrak sebesar 2.149,511,25 kg, pencapaian tidak 100% karena adanya penghematan dan tumpang tindih dengan bantuan lain. Secara rinci seperti Tabel 11 berikut: LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 19

Tabel 11. Realisasi Penyaluran Bantuan Benih Pusat Padi dan Jagung Tahun 2016 NO PROVINSI KONTRAK REALISASI PENYALURAN BELUM TERSALUR LUAS (HA) VOLUME (KG) VOLUME (KG) VOLUME (KG) REALISASI (HA) % TANAM (HA) SISA BELUM TANAM (HA) KETERANGAN 1 PADI JAWA TENGAH 20,000.00 500,000.00 500,000.00 100.00 0.00 20,000.00 0.00 2 SULAWESI SELATAN 54,438.00 1,360,950.00 803,755.00 59.06 557,195.00 16,085.00 38,353.00 3 SULAWESI BARAT 800.00 20,000.00 20,000.00 100.00 0.00 800.00 0.00 JUMLAH PADI 75,238.00 1,880,950.00 1,323,755.00 70.38 557,195.00 36,885.00 38,353.00 JAGUNG 1 SUMATERA SELATAN 1,200.00 18,000.00 18,000.00 100.00 0.00 1,200.00 0.00 2 LAMPUNG 6,190.00 92,850.00 11,025.00 11.87 81,825.00 735.00 5,455.00 3 JAWA BARAT 14,839.50 222,592.50 206,842.50 92.92 15,750.00 12,907.70 1,931.80 4 JAWA TENGAH 25,064.00 375,960.00 360,990.00 96.02 14,970.00 14,203.20 10,860.80 5 JAWA TIMUR 49,625.00 744,375.00 739,275.00 99.31 5,100.00 40,094.50 9,530.50 6 BALI 50.00 750.00 750.00 100.00 0.00 0.00 50.00 7 NUSA TENGGARA BARAT 1,959.00 29,385.00 29,385.00 100.00 0.00 489.75 1,469.25 8 NUSA TENGGARA TIMUR 7,289.00 109,335.00 94,335.00 86.28 15,000.00 315.00 6,974.00 9 KALIMANTAN SELATAN 4,592.00 68,880.00 68,880.00 100.00 0.00 4,387.50 204.50 10 GORONTALO 10,340.75 155,111.25 155,111.25 100.00 0.00 7,756.00 2,584.75 11 SULAWESI SELATAN 17,625.00 264,375.00 250,875.00 94.89 13,500.00 4,407.00 13,218.00 12 SULAWESI TENGGARA 4,526.50 67,897.50 67,717.50 99.73 180.00 1,527.00 2,999.50 JUMLAH JAGUNG 143,300.75 2,149,511.25 2,003,186.25 93.19 146,325.00 88,022.65 55,278.10 REALISASI PENYALURAN BANTUAN BENIH PUSAT TAHUN 2016 3,000,000.00 2,000,000.00 1,000,000.00 0.00 kontrak (Kg) realisasi realisasi penyaluran tanam (ha) (Kg) padi jagung Grafik 4. Realisasi Penyaluran Bantuan Benih Pusat Tahun 2016 2. Subsidi Benih Dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan, benih mempunyai peranan yang sangat strategis. Ketersediaan dan penggunaan benih varietas unggul bersertifikat yang memnuhi aspek kualitas dan kuantitas dibarengi dengan aplikasi teknologi budidaya lainnya seperti pupuk berimbang mempunyai pengaruh yang nyata terhadap produktivitas, produksi dan mutu hasil produk tanaman pangan. Untuk dapat LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 20

mencapai hasil sebagaimana yang diharapkan tersebut, salah satu faktor yang berpengaruh adalah ketersediaan benih varietas unggul bersertifikat serta penggunaannya secara konsisten oleh petani dalam setiap usaha taninya. Dalam rangka menyediakan benih varietas unggul bersertifikat dan meringankan beban petani membeli benih tanaman pangan, Pemerintah mengalokasikan subsidi benih untuk benih padi (inbrida dan hibrida), benih jagung hibrida dan benih kedelai. Berdasarkan hal tersebut, agar pemberian subsidi benih dapat dilaksanakan dengan baik serta penjualan dan penyaluran benih bersubsidi dapat diawasi sesuai dengan mekanisme, prosedur dan ketentuan yang berlaku. Rencana benih bersubsidi TA.2016 sebanyak 102.250.000 kg terdiri dari benih padi inbrida 97.500.000 kg, benih padi hibrida 2.250.000 kg, dan benih kedelai 2.500.000 kg. Sampai dengan akhir Desember realisasi penjualan subsidi benih sebanyak 44.050. 445 kg, dengan rincian untuk benih padi inbrida sebanyak 42.718.471 kg, padi hibrida sebanyak 719.725kg dan benih kedelai sebanyak 612.249 kg. Secara rinci seperti pada Tabel 12 berikut: Tabel 12.Rencana dan Realisasi Penyaluran Benih Bersubsidi Tahun 2016 NO PROVINSI/ KABUPATEN ALOKASI PT SHS PT PERTANI Total (KG) (KG) (KG) (KG) % Thd Pagu REALISASI PT SHS % Thd Pagu % Thd DUPBB (KG) REALISASI PT PERTANI DUPBB PENJUALAN DUPBB PENJUALAN (KG) % Thd Pagu DUPBB TOTAL REALISASI FISIK % Thd % Thd (KG) (KG) % Thd Pagu (KG) Pagu DUPBB PENJUALAN % Thd Pagu % Thd DUPBB 1 PADI INBRIDA 48.750.000 48.750.000 97.500.000 20.334.752 41,71 19.850.468 40,72 97,62 23.181.016 47,55 22.869.353 46,91 98,66 43.514.418 44,63 42.718.471 43,81 98,17 2 PADI HIBRIDA 1.125.000 1.125.000 2.250.000 456.439 40,57 401.109 35,65 87,88 370.500 32,93 318.616 28,32 86,00 826.939 36,75 719.725 31,99 87,03 3 KEDELAI 1.250.000 1.250.000 2.500.000 198.580 15,89 196.240 15,70 98,82 416.009 33,28 416.009 33,28 100,00 614.589 24,58 612.249 24,49 99,62 JUMLAH 51.125.000 51.125.000 102.250.000 20.989.771 41,06 20.447.817 40,00 97,42 23.967.525 46,88 23.603.978 46,17 98,48 44.955.946 43,97 44.050.445 43,08 97,99 3.2 Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan Tujuan pengukuran kinerja kegiatan Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan hambatan dalam terselenggaranya system pembinaan lembaga perbenihan tanaman pangan yang efisien di lokasi penerapan budidaya tanaman pangan yang tepat. Hasil yang dicapai (Outcome) dari pengukuran kinerja kegiatan perbenihan tersebut diatas yaitu tercapainya penggunaan benih varietas unggul bersertifikat padi, jagung dan kedelai sebagai berikut : penggunaan benih varietas unggul bersertifikat padi LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 21

sebesar 43,52% dari rencana 50,00% atau 87,04%; 2) penggunaan benih varietas unggul bersertifikat jagung sebesar 52.28% dari rencana 50,00% atau 104,56%, dan 3) penggunaan benih varietas unggul bersertifikat kedelai sebesar 46.94% dari rencana 35,00% atau 134.11%, dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Realisasi Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat Padi, Jagung dan Kedelai Penggunaan Benih Bersertifikat Produksi/Penyediaan Benih Bersertifikat (Ton) Realisasi Luas Kebutuhan (Ton) NO KOMODITAS Tanam (Ha) Benih (Ton) Jumlah Non Terhadap BR BD BP Jumlah Program Program Jumlah Kebutuhan BR HIBRIDA APBN Pasar Benih 1 Analisa Penggunaan Benih Bersertifikat (%) Terhadap Penyediaan Benih Padi 16,628.4 415,711.0 4,000.67 136,631.2 94,580.64 173.06 235,385.60 92,728.01 88,199.67 180,927.68 43.52 76.86 2 3 Jagung 4,900.55 88,209.95 45.86 94.05 684.82 51,287.64 52,112.37 24,344.99 21,879.74 46,224.73 52.28 88.49 Kedelai 536,177.00 27,358.00 98.29 1,820.89 14,474.09-16,393.27 10,608.89 2,232.20 12,841.09 46.94 78.33 Penggunaan Benih Bersertifikat padi menurun dari Tahun 2015 karena adanya penambahan luas tanam, sedangkan untuk padi dan jagung realisasi lebih tinggi dari tahun sebelumnya karena adanya program bantuan yang banyak. 18,000,000.0 16,000,000.0 14,000,000.0 12,000,000.0 10,000,000.0 8,000,000.0 6,000,000.0 4,000,000.0 2,000,000.0 - PENGGUNAAN BENIH VARIETAS UNGGUL BERSERTIFIKAT (%) Realisasi Luas Tanam (Ha) Kebutuhan Benih (Ton) Penyediaan Benih Bersertifikat (Ton) Penggunaan Benih Bersertifikat (ton) Grafik 5.Persentase Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat Analisa Penggunaan Benih Terhadap Kebutuhan (%) Padi 16,628,435.0 415,711.0 235,385.60 92,728.01 43.52 Jagung 4,900,553.00 88,209.95 52,112.37 24,344.99 52.28 Kedelai 536.18 27,358.00 16,393.27 10,608.89 46.94 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 22

Tabel 14. Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat Selama Lima Tahun 2012-2016 No Tahun Penggunnaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat (%) Padi Jagung Kedelai 1 2012 55.93 61.02 64.15 2 2013 46.63 47.10 64.15 3 2014 45.9 48.82 39.59 4 2015 47.94 50.40 27.94 5 2016 43.52 52.28 46.94 80 60 40 20 0 PERSENTASE PENGGUNAAN BENIH VARIETAS UNGGUL BERSERTIFIKAT TAHUN 2012-2016 Padi 2012 2013 2014 2015 2016 Jagung Kedelai Grafik 6. Persentase Penggunaan Benih Varietas Unggul Bersertifikat Tahun 2012-2016 3.3 Realisasi Anggaran Dalam mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan tahun 2016, Direktorat Perbenihan dalam melaksanakan pembinaan/kegiatan pengelolaan sistem penyediaan benih tanaman pangan melalui program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan mendapatkan alokasi anggaran sebesarrp.455.389.501.000,00 ( empat ratus lima puluh lima miliar tiga ratus delapan sembilan juta lima ratus satu ribu rupiah). Rincian alokasi anggaran terdiri dari anggaran pusat Rp.310.588.577.000,00dana dekonsentrasi Rp. 78.980.105.500dan dana Tugas Pembantuan Rp.49.601.128.000,00 ditengah perjalanan terjadi pemotongan anggaran sehingga anggaran Direktorat Perbenihan menjadi 120.256.302.302,00 terealisasi sebesar 99.147.428.950,00 atau 82,45%, secara rinci seperti pada Tabel 15 berikut: LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 23