STUDI DESKRIPTIF TENTANG JENIS KEKERASAN ORANG TUA PADA ANAK DI SDN 03 SIDOGEMAH SAYUNG DEMAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang lain, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak,

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan anak dan cara mendidik anak supaya anak dapat mencapai tahapan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya, hukuman hanya menjadi salah satu bagian dari metode

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG KEKERASAN VERBAL DENGAN KEJADIAN KEKERASAN VERBAL PADA ANAK DI TK RK KUNCEN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. (usia 18 sampai 20 tahun) (WHO, 2013). Remaja merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA

BAB 1 PENDAHULUAN. Mendengar terjadinya sebuah kekerasan dalam kehidupan sehari-hari

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU KEKERASAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DI DUSUN KWARASAN GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG KEKERASAN PADA ANAK DENGAN TINDAKAN PERILAKU KEKERASAN PADA ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal dengan child abuse disebut juga child maltreatment merupakan

BAB I PENDAHULUAN. banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Perilaku Agresi sangat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU VERBAL ABUSE ORANG TUA PADA ANAK DI DUSUN KUWON SIDOMULYO BAMBANGLIPURO BANTUL YOGYAKARTA

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011) prestasi belajar

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil proyeksi sensus penduduk 2011, jumlah penduduk Indonesia

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGARI 1 SAYUNG DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. aspek fisik, sedangkan perkembangan merupakan segala perubahan yang

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

GAMBARAN PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN SEKS DINI DI KELOMPOK BERMAIN AISYIYAH REJODANI, SLEMAN MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK KEKERASAN YANG TERJADI TERHADAP ANAK DI SEKOLAH PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Banyak sekali latar belakang kekerasan terhadap anak mulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak mempunyai hak yang bersifat asasi sebagaimana yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada setiap pasangan. Tak

Studi Deskriptif Perkembangan Personal Sosial Anak usia 3-4 tahun di wilayah Kelurahan Rejosari Kecamatan Semarang Timur.

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN PEROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA ANAK DI KELURAHAN SAWAH BESAR RW VII. Manuscript

GAMBARAN STRES DAN STRATEGI KOPING IBU BEKERJA YANG MEMILIKI ANAK DIASUH ASISTEN RUMAH TANGGA. Abstrak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Karya Tulis Ilmiah DUKUNGAN KELUARGA DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan sebutan (misalnya bodoh, tidak berguna, jelek) (Chang et al, 2008). Noh

HUBUNGAN PERILAKU VERBAL ABUSE ORANG TUA DENGAN PERILAKU AGRESIF REMAJA DI SMPN 3 PRABUMULIH. Risky Amandita Putri Arie Kusumaningrum Sri Maryatun

BAB I PENDAHULUAN. memiliki konsep diri dan perilaku asertif agar terhindar dari perilaku. menyimpang atau kenakalan remaja (Sarwono, 2007).

ANALISA PERSEPSI ORANGTUA TENTANG KEKERASAN PADA ANAK DI PONOROGO

KARYA TULIS ILMIAH PERAN IBU DALAM PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 4 CARANGREJO KECAMATAN SAMPUNG KABUPATEN PONOROGO.

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG VERBAL ABUSE (KEKERASAN VERBAL) PADA ANAK

ABSTRAK PERSEPSI APARATUR PEMERINTAH DESA TENTANG KEKERASAN TERHADAP ANAK DI DUSUN SRIMULYO I. (Evi Meriani, Berchah Pitoewas, Yunisca Nurmalisa)

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG DONGENG SEBAGAI STIMULUS PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA PRASEKOLAH. Di TK Muslimat 1 Ponorogo

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

I. PENDAHULUAN. pelepah dasar terbentuknya kepribadian seorang anak. Kedudukan dan fungsi

STUDI DESKRIPTIF KELENGKAPAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 1 TAHUN DI WILAYAH PUSKESMAS KEDUNGUNDU SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA

PENGARUH POLA ASUH IBU TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-6 TAHUN ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI VERBAL DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK PGRI 116 BANGETAYU WETAN

H, 2016 HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU BULLYING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini berbagai masalah tengah melingkupi dunia pendidikan di

Banyak orangtua menganggap kekerasan pada anak adalah hal yang wajar. Mereka beranggapan kekerasan adalah bagian dari mendisiplinkan anak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesuksesan yang dicapai seseorang tidak hanya berdasarkan kecerdasan

BAB 1 PENDAHULUAN. bermain/oddler, masa usia prasekolah, usia sekolah, remaja sampai dewasa. Anak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berbudaya. Kegiatan belajar dilaksanakan hari Senin sampai dengan Sabtu.

Perlakuan Salah Pada Anak (Child Abuse)

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERSEPSI TENTANG KEKERASAN PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. batas kewajaran. Kekerasan yang mereka lakukan cukup mengerikan, baik di

BAB I PENDAHULUAN. atau adopsi; membentuk suatu rumah tangga tunggal; saling berinteraksi dan berkomunikasi

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU IBU DALAM MELATIH KECERDASAN EMOSI ANAK USIA 4-6 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama pada rentang usia pra sekolah. Masa ini merupakan periode seorang anak

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN AKTUALISASI DIRI ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK ABA 31 NGALIYAN SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI KEMOTERAPI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Manuscript

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI BANGSAL MELATI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PROFIL PERILAKU SOSIAL REMAJA DI RT 02 / RW 04 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. akademik, bahkan menjadi rumah kedua bagi anak. Namun, kenyataannya justru

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan pada remaja adalah masalah serius dan sedang berkembang

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG KEKERASAN VERBAL PADA ANAK PRA SEKOLAH DI ACEH PARENTS KNOWLEDGE ABOUT VERBAL ABUSE ON PRESCHOOL CHILDREN IN ACEH

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah (6-12 tahun) disebut juga sebagai masa anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011),

PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEROKOK PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI RW 07 KELURAHAN SAWAH BESAR,SEMARANG.

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT ARTIKEL SKRIPSI

PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR BALITA

KEKERASAN BERBASIS GENDER: BENTUK KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Khoirul Ihwanudin 1. Abstrak

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PROFIL PEMANFAATAN WAKTU UNTUK BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 2 MUARA BUNGO

BAB I PENDAHULUAN. ini dilatarbelakangi oleh masih terjadi kasus kekerasan terhadap anak.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KEKERASAN IBU PADA ANAK USIA 6-10 TAHUN DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA

DAFTAR PUSTAKA.

Hubungan Kematangan Emosi Ibu Dengan Kekerasan Fisik dan Kekerasan Verbal pada Anak Usia Sekolah di SD Negeri 11 Indralaya

BAB I PENDAHULUAN. adalah kekerasan yang terjadi pada anak. Menurut data yang di dapat dari

PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG KEKERASAN PADA ANAK DENGAN TINDAKAN PERILAKU KEKERASAN PADA ANAK

FENOMENA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir,

II. TINJAUAN PUSTAKA. psikis, seksual, dan ekonomi, termasuk ancaman dan perampasan kebebasan

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PERBEDAAN KECEMASAN ANAK SAAT DIPASANG INFUS YANG MENDAPAT DUKUNGAN EMOSIONAL DARI KELUARGA INTI DAN BUKAN DARI KELUARGA INTI

PENELITIAN PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PERNIKAHAN DINI. Di Desa Baosan Kidul dan Desa Cepoko Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN

HUBUNGAN TINGKAT KESEPIAN DENGAN AKTIVITAS SEKSUAL PADA LANSIA DI DESA BANJARHARJO KALIBAWANG KULON PROGO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB V HASIL PENELITIAN

TINGKAT KESULITAN BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SD NEGERI SE KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGA

PENDAHULUAN. Masa1 usia dini merupakan golden ageperiode, artinya merupakan masa

(25,5%), di sekolah (10%), tempat umum (22%), tempat kerja (5,8%), dan tempat lainnya (3 6,6%). Sedangkan berdasarkan kategori usia, kekerasan fisik t

Transkripsi:

STUDI DESKRIPTIF TENTANG JENIS KEKERASAN ORANG TUA PADA ANAK DI SDN 03 SIDOGEMAH SAYUNG DEMAK Manuscript Disusun oleh : Wa Lisnawati G2A008137 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SEMARANG 2012 i

STUDI DESKRIPTIF TENTANG JENIS KEKERASAN ORANG TUA PADA ANAK DI SDN 03 SIDOGEMAH SAYUNG DEMAK Wa Lisnawati 1 Edi Soesanto, S.Kp, M. Kep. 2 Ns. Ernawati, S.Kep. 3 Abstrak Perlakukan orang tua terhadap anak sering kali tidak disadari merupakan bentuk kekerasan. Bentuk-bentuk kekerasan yang dilakukan orang tua adalah kekerasan fisik, kkerasan emosional dan kekerasan penelantaran. Secara mental, seorang anak akan mengingat semua tindak kekerasan yang berlangsung yang menyebabkan perkembangan anak menjadi terganggu. Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran kekerasan orang tua pada anak di SDN 03 Sidogemah Sayung Demak. Jenis penelitian ini adalah studi deskriptif. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa SDN 03 Sidogemah Sayung Demak berjumlah anak 104. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Hasil penelitian untuk mendapatkan kekerasan verbal sebagian besar dalam kategori tinggi (63,6%), kekerasan fisik sebagian besar dalam kategori tinggi (51,5%), kekerasan kelalaian sebagian besar dalam kategori rendah (53,5%). Berdasarkan hasil di atas maka kekerasan orang tua terhadap anak adalah tinggi berdasarkan hasil tersebut Diharapkan kepada orang tua khususnya ibu hendaknya dapat memberikan pendidikan yang lebih baik dan pengajaran yang baik kepada anak. Upaya untuk mendidik dan mendisiplinkan anak sebaiknya tidak dengan menggunakan tindakan kekerasan, namun dengan menunjukkan rasa kasih sayang. Kata Kunci : Kekerasan verbal, kekerasan fisik, Kekerasan kelalaian Descriptive study of description of parents abuse to the child in SDN 03 Sidogemah Sayung Demak. Abstract Treat parents of children often do not realize is a form of violence. The forms of violence committed parents is physical, emotional kkerasan neglect and violence. Mentally, a child will remember all the acts of violence that led to the child's development to be disturbed. The objective of the research was to know the description of parental violence on children at SDN 03 Sidogemah Sayung Demak. This type of research was a descriptive study. The population in this study was all students of SDN 03 Sidogemah Sayung Demak with totaled 104 children. Sampling technique used was total sampling. Results of research to get the most verbal abuse in the high category (63,6%), physical abuse is mostly in the high category (51,5%), neglect violence mostly in the low category (53,5%). Based on the results mentioned above, it was hoped that parents, especially mothers should be able to provide education and good teaching to children. Efforts to educate and made children obey the roll should not to use violence but to show his/her affection. Keywords: verbal abuse, physical abuse, neglect abuse.

1 PENDAHULUAN Berkembangnya budaya dalam masyarakat kita saat ini menganggap bahwa proses pembelajaran kepada anak dilakukan dengan kekerasan, agar anak patuh dan disiplin untuk mencapai skala keberhasilan yang diinginkan orang tua. Orang tua berlaku kasar dan memberikan hukuman fisik dengan dalih untuk memberikan pelajaran pada anak-anak mereka. Padahal seharusnya setiap anak berhak mendapatkan perlindungan dari kekerasan (Soetjiningsih, 2002). Angka kekerasan terhadap anak dari tahun ke tahun terus meningkat. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menemukan banyak aduan kekerasan pada anak di tahun 2011. Berdasarkan keseluruhan kasus yang masuk, sebanyak 67,8 persen terkait dengan kasus kekerasan. Data menunjukkan, pada tahun 2006 jumlah kasus pelanggaran hak anak yang terpantau sebanyak 13.447.921 kasus dan pada 2007 jumlahnya meningkat 40.398.625 kasus. Selama periode Januari hingga Juni 2008, Komnas Anak mencatat sebanyak 21.872 anak menjadi korban kekerasan fisik dan psikis di lingkungan sosialnya. Kejadian ini terus meningkat sepanjang tahun 2011, Komnas Anak telah mencatat 2.508 kasus kekerasan terhadap anak. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2010, yang 2.413 kasus (Kompas, 2012). Berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas Kesejahteraan Sosial Jawa Tengah, jumlah anak korban kekerasan atau diperlakukan salah di Jawa Tengah pada tahun 2004 mencapai 2807. Angka terbesar berada di kota Semarang. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Lembaga Perlindungan Anak Jawa Tengah yang berpusat di kota Semarang melaporkan pada tahun 2008 jumlah kasus terbanyak yaitu kekerasan seksual sejumlah 170 kasus dengan 262 korban. Kasus korban kekerasan pada anak di Jawa Tengah terus meningkat, yaitu mencapai 2,478 kasus (BP3AKB Provinsi Jawa Tengah, 2009). Sesungguhnya fenomena kekerasan pada anak yang terjadi di masyarakat kita saat ini adalah lebih besar dari jumlah yang ada sekarang. Hal ini disebabkan banyak korban dari tindakan kekerasan tidak mengadukan tindak kekerasan yang

2 didapatnya karena berbagai alasan yang dikemukakan diantaranya sulitnya birokrasi yang ada, tidak ingin terlibat dengan pengadilan dan kurangnya perhatian dari pihak berwajib (Rahmat, 2008). Kekerasan pada anak merupakan perlakuan salah terhadap fisik dan emosi anak, menelantarkan pendidikan dan kesehatannya dan juga penyalahgunaan seksual yang mempengaruhi perkembangan anak (Soetjiningsih, 2002). Kekerasan yang selama ini banyak dialami oleh anak-anak terdiri dari physical abuse, sexual abuse, emotional abuse, dan neglect. Diantara bentuk-bentuk kekerasan tersebut yang paling sering dialami oleh anak-anak adalah emotional abuse. Bentuk umum dari emotional abuse adalah verbal abuse. Tiap satu sampai dua menit satu anak di Indonesia mendapatkannya. Kekerasan emosional atau dalam bentuk umumnya lebih sering disebut dengan kekerasan verbal paling banyak didapat oleh anak dari orang tua mereka. Bahkan tanpa disadari setiap harinya orang tua melakukan pada anak-anaknya. Beberapa orang pun tidak tahu bahkan tidak menyadari bahwa orang lain melakukan verbal abuse. Mungkin juga tidak satu orang pun tahu terjadinya verbal abuse. Bentuk dari verbal abuse itu umumnya dilakukan dalam bentuk mengancam, mengkritik, membentak, memarahi, dan memaki dengan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas pada anaknya. Secara mental, seorang anak akan mengingat semua tindak kekerasan yang berlangsung dalam satu periode secara konsisten. Kekerasan akan menyebabkan anak menjadi generasi yang lemah, seperti agresif, apatis, pemarah, menarik diri, kecemasan berat, gangguan tidur, ketakutan yang berlebihan, kehilangan harga diri dan depresi (Soetjiningsih, 2002). Bahkan dampak lebih jauh dari kekerasan yang dilakukan orang tua pada anaknya adalah memperpanjang lingkungan kekerasan. Anak yang mengalami tindakan kekerasan, selanjutnya akan cenderung menjadi pelaku tindakan kekerasan terhadap orang lain. Penelitian yang dilakukan oleh Camalia dan Syam (2009) mendapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap dengan

3 terjadinya kekerasan verbal pada anak usia pra sekolah di TK 7 PAUD Pondok Marinir Sukodono Sidoarjo. Shirley Feldman (2004) menyebutkan bahwa pengalaman mendapat kekerasan memberikan pengaruh terhadap pengasuhan anak yaitu melakukan kekerasan yang sama. Penelitian lain yang dilakukan Suradi (2007) mendapatkan bahwa salah satu penyebab kekerasan pada anak adalah faktor sosial ekonomi dimana dilakukan eksploitasi ekonomi terhadap anak. METODE PENELITIAN Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskritif yaitu penelitian yang bertujuan mengetahui atau menggambarkan variabel-variabel yang akan diteliti (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa SDN 03 Sidogemah Sayung Demak kelas 5 dan 6 yang berjumlah 104 siswa, dengan jumlah masing-masing kelas 5 dengan 52 siswa, dan kelas 6 dengan 52 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. HASIL PENELITIAN Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan umur siswa di SDN 03 Sidogemah Sayung Demak Umur Mean Median Min Max SD Umur 10,94 11 9 13 0,85 Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa rata-rata umur responden adalah 11 tahun, dengan umur termuda adalah 9 tahun dan umur tertua adalah 13 tahun. Tabel 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin siswa di SDN 03 Sidogemah Sayung Demak Perempuan Laki-laki Jenis kelamin Frekuensi (f) Persentase (%) 56 43 56,6 43,4 Jumlah 99 100

4 Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar jenis kelamin responden adalah perempuan yaitu sebanyak 56 anak (56,6%) dan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 43 anak (43,4%). Tabel 3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kekerasan verbal oleh orang tua di wilayah SDN 03 Sidogemah Sayung Demak Tahun 2012. Variabel Frekuensi Presentase Kekerasan Verbal Rendah Tinggi 36 63 36.4 63.6 Total 99 100 Berdasarkan tabel 5 dapat di ketahui bahwa pada kekerasan verbal di temukan kekerasan rendah yaitu sebanyak 36 orang (36,4%), dan kekerasan tinggi sebanyak 63 orang (63,6%). Pada kekerasan verbal yang tertinggi yang di lakukan oleh orang tua yaitu kekerasan pada anak dengan membentak sebanyak 11 responden (11,1%), dan kekerasan verbal pada anak dengan mengumpat di lakukan oleh orang tua sebanyak 18 responden (18,2%). Tabel 4 Distribusi frekuensi kekerasan fisik orang tua di wilayah SDN 03 Sidogemah Sayung Demak Tahun 2012. Kekerasan Fisik Variabel Frekuensi Presentase Rendah Tinggi 48 51 48,5 51,5 Total 99 100 Berdasarkan tabel 5 dapat di ketahui bahwa pada kekerasan fisik orang tua pada anak di SDN 03 Sidogemah Sayung Demak di temukan kategori rendah dengan 48 responden (48,5%), dan kategori tinggi dengan 51 responden (51,5%). Pada kekerasan fisik yang tertinggi yang di lakukan oleh orang tua yaitu kekerasan pada anak dengan menjewer jika sedang marah sebanyak 8 responden (8,1%), dan kekerasan fisik pada anak dengan mencubit di lakukan oleh orang tua sebanyak 7 responden (7,2%).

5 Tabel 5 Distribusi frekuensi kekerasan kelalaian orang tua di wilayah SDN 03 Sidogemah Sayung Demak Tahun 2012 Kekerasan Kelalaian Kategori Frekuensi Presentase Rendah 53 53,5 Tinggi 46 46,5 Total 99 100 Berdasarkan tabel 4.11 dapat di ketahui bahwa kekerasan kelalaian orang tua pada anak di SDN 03 Sidogemah Sayung Demak. Kategori rendah yaitu sebanyak 53 orang (53,5%) dan kekerasan tinggi sebanyak 46 orang (46,5%). Pada kekerasan kelalaian yang tertinggi yang di lakukan oleh orang tua yaitu kekerasan pada anak dengan membiarkan anak pergi sendirian tanpa di temani sebanyak 9 responden (9,1%), dan kekerasan kelalaian pada anak dengan meninggalkan anak sendirian di rumah sebanyak 7 responden (7,1%). PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata skor kekerasan verbal adalah 8,16, di dapatkan bahwa kekerasan verbal dengan kategori rendah adalah 36 orang (36,4%) dan kategori tinggi adalah 63 orang (63,6%). Pada kekerasan verbal yang tertinggi yang di lakukan oleh orang tua yaitu kekerasan pada anak dengan membentak sebanyak 11 responden (11,1%), dan kekerasan verbal pada anak dengan mengumpat di lakukan oleh orang tua sebanyak 18 responden (18,2%). Kekerasan verbal ini memang lebih banyak dilakukan oleh orang tua ketika sedang marah mengumpat Penganiayaan emosional adalah penganiayaan yang ditandai dengan kecaman kata-kata yang merendahkan anak, atau tidak mengakui sebagai anak. Keadaan ini sering kali berlanjut dengan melalaikan anak, mengisolasikan anak dari lingkungan atau hubungan sosial atau menyalahkan anak secara terus menerus. Penganiayaan emosi seperti ini umumnya selalu diikuti bentuk penganiayaan lain.(soetjiningsih,2002). Orang tua penganiaya cenderung memiliki kesulitan

6 menghadapi stress dan mengendalikan ekspresi kemarahan, selain itu orangtua penganiaya beresiko tinggi menyiksa anak mereka (Ross dalam Wong 2009). Berdasarkan hasil penelitian Dian (2010), yang meneliti tentang Persepsi Ibu terhadap Perilaku Verbal Abuse pada Anak mendapatkan hasil bahwa verbal abuse dilakukan pada saat marah, diikuti munculnya ekspresi dan intonasi tinggi, berupa ancaman dan pemaksaan. Alasan melakukan verbal abuse adalah karena faktor kebiasaan, sebagai proses pembelajaran dan masih dalam batasan. Hasil penelitian Jumiati (2010), yang meneliti tentang hubungan kekerasan orang tua pada anak dengan perkembangan emosi anak kelas V di SD negeri 01 Kedung Mundu Semarang, hasil menunjukkan ada hubungan kekerasan orang tua pada anak dengan perkembangan emosi anak rata-rata 48,37. Perkembangan emosi anak rata-rata 47,13. Ada hubungan positif yang bermakna antara kekerasan orang tua pada anak dengan perkembangan emosi anak usia sekolah kelas V di SD Negeri 01 Kedung Mundu Semarang. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata skor kekerasan fisik adalah 8,22, dengan kategori rendah sebanyak 48 orang (48,5%) dan kategori tertinggi sebanyak 51 orang (51,4%). Pada kekerasan fisik yang tertinggi yang di lakukan oleh orang tua yaitu kekerasan pada anak dengan menjewer jika sedang marah sebanyak 8 responden (8,1%), dan kekerasan fisik pada anak dengan mencubit di lakukan oleh orang tua sebanyak 7 responden (7,2%). Orang tua yang memahami bahwa tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap anak merupakan tindakan yang tidak tepat, tentunya akan mencoba untuk menghindari perilaku kekerasan terhadap anak. Upaya untuk mendisiplinkan anak dapat dilakukan melalui cara-cara lain yang lebih demokratis dan dirasakan tidak membuat anak menjadi merasa tersakiti yang akhirnya berpengaruh terhadap kejiwaan anak hingga dewasa.

7 Penelitian yang di lakukan oleh Wahyu Triantika, 2007 yang meneliti tentang hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku agresi pada siswa kelas V SD Negeri I Gaprang Blitar bahwa pola asuh otoriter yang paling mempengaruhi perilaku agresi pada siswa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa antara pola asuh orang tua otoriter siswa kelas V SD Negeri 1 Gaprang Blitar terdapat hubungan signifikan dengan perilaku agresi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata skor kekerasan kelalaian adalah 5,96, dengan kategori kekerasan rendah 53 orang (53,5%), Dan kekerasan tinggi 46 orang (46,5%). Pada kekerasan kelalaian yang tertinggi yang di lakukan oleh orang tua yaitu kekerasan pada anak dengan membiarkan anak pergi sendirian tanpa di temani sebanyak 9 responden (9,1%), dan kekerasan kelalaian pada anak dengan meninggalkan anak sendirian di rumah sebanyak 7 responden (7,1%). Kekerasan kelalaian yang dilakukan oleh orang tua yang terbanyak adalah berkaitan dengan meninggalkan anak sendirian di rumah, sedangkan kekerasan kelalaian yang lain seperti menyuruh anak bekerja, membiarkan anak pergi sendirian kadang-kadang masih di lakukan oleh orang tua dan tidak memberi makan yang cukup pada anak sebagian besar tidak pernah dilakukan oleh orang tua. Menurut Lidya (2009) menyebutkan bahwa kelalaian ini selain tidak sengaja, juga akibat dari ketidaktahuan atau kesulitan ekonomi. Bentuk kelalain ini antara lain 1) pemeliharaan yang kurang memadai, yang dapat mengakibatkan gagal tumbuh, akan merasa kehilangan kasih sayang, gangguan kejiwaan, keterlambatan perkembangan. 2) pengawasan yang kurang, dapat menyebabkan anak mengalami resiko untuk terjadinya trauma fisik dan jiwa. 3) Kelalaian dalam mendapatkan pengobatan meliputi : kegagalan merawat anak dengan baik misalnya imunisasi, atau kelalaian dalam mencari pengobatan sehingga memperburuk penyakit anak. 4) kelalaian dalam pendidikan yang meliputi kegagalan dalam mendidik anak

8 untuk mampu berinteraksi dengan lingkungannya, gagal menyekolahkannya atau menyuruh anak mencari nafkah untuk keluarga sehingga anak terpaksa putus sekolah. Keterbatasan penelitian ini adalah tidak adanya pengkajian terhadap karakteristik orang tua yang dapat menyebabkan orang tua melakukan kekerasan terhadap anak. Penelitian ini hanya meneliti jenis kekerasan orang tua pada anak. PENUTUP Beradasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan, maka disimpulkan bahwa rata-rata skor kekerasan verbal adalah 8,16, kekerasan verbal dapat dinyatakan dalam kategori tinggi (63,6%). Rata-rata skor kekerasan fisik adalah 8,22, Kekerasan fisik dapat di nyatakan dalam kategori tinggi (51,5%). Rata-rata skor kekerasan kelalaian adalah 5,96,. Kekerasan kelalaian dapat di nyatakan dalam kategori rendah (46,5%). Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan kepada orangtua khususnya ibu hendaknya dapat memberikan pendidikan dan pengajaran yang baik kepada anak. Upaya untuk mendidik dan mendisiplikan anak sebaiknya tidak dengan menggunakan tindakan kekerasan namun dengan menunjukkan rasa kasih sayang. Tindakan kekerasan yang berlebihan hanya menimbulkan trauma psikis pada anak yang akan terbawa hingga dewasa sehingga tidak baik bagi perkembangan anak. Pelayanan kesehatan sebagai bagian yang cukup dekat dengan masyarakat hendaknya mempunyai daya tanggap atau sensitivitas yang tinggi terhadap indikasi-indikasi terjadinya kekerasan pada anak. Hal tersebut dapat dilakukan deteksi misalnya jika ada anak yang memeriksakan kesehatan ditemukan tandatanda bekas kekerasan hendaknya segera bekerja sama dengan pihak-pihak lain untuk menanggulangi hal tersebut.

9 1 Wa Lisnawati : Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes Universitas Muhammadiyah Semarang 2. Edy Soesanto, S.Kp, M. Kes. : Dosen Kelompok Keilmuan Keperawatan Komunitas Fakultas Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang 3. Ns. Ernawati, S.Kep : Dosen Fakultas Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang KEPUSTAKAAN Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Edisi Revisi Cetakan Kedua belas. Jakarta : PT. Rineka Cipta BP3AKB Provinsi Jawa Tengah, 2009 Farida Yuni Arsih (2005). Studi Fenomenologis : Kekerasan kata-kata (Verbal abuse) pada Remaja. Kompas, 2012. Modus Kekerasan pada Anak Makin Sadis. http://www. Modus.Kekerasan.pada.Anak.Makin.Sadis.htm Nugroho, A. (2009). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Orangtua Melakukan Verbal Abuse Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Kelurahan Plamongan Sari Kecamatan Pedururngan Kota Semarang. UNIMUS. Rakhamat, J. (1994), Psikologi Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya

Shirley Feldman (2004). The Experience of "Forgetting" Childhood Abuse A National Survey of Psychologists. Soetjiningsih (2002). Tumbuh kembang anak. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Suradi (2007). Perlindungan anak di nusa tenggara barat. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan sosial