2. BAB II TINJAUAN UMUM

dokumen-dokumen yang mirip
Written by abu bassam Saturday, 12 November :27 - Last Updated Saturday, 04 February :41

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Analisis dan Interpretasi Data pada Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah (Madin), Taman Pendidikan Qur an(tpq) Tahun Pelajaran

Analisis Deskriptif Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren Tahun Akademik

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas

BAB 1 PENDAHULUAN

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB 1 PENDAHULUAN. bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat

BAB 1 PENDAHULUAN. segenap kegiatan pendidikan (Umar Tirtarahardja, 2005: 37).

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Mizan,1995), hlm Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat,

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksankan, penelitian ini

2.01. Jumlah Pondok Pesantren dan Tipologinya *) Tahun Pelajaran 2011/2012. Jumlah Pontren Berdasarkan Tipe. No. Provinsi PP

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru,

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

dari atau sama dengan S2 ( S2) yaitu 291 orang (0,9%) pengajar (Gambar 4.12). A.2. Program Pendidikan Terpadu Anak Harapan (DIKTERAPAN)

Tabel 13 : Rekapitulasi angket indikator variabel y pengalaman religiusitas santri BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala

BAB I PENDAHULUAN. (punishment) sebagai ganjaran atau balasan terhadap ketidakpatuhan agar

Analisis Deskriptif Pondok Pesantren, Pendidikan Diniyah dan TPQ 2011

DESKRIPTIF STATISTIK PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN

BAB I PENDAHULUAN. sempurna yang bertaqwa pada Allah SWT. Serta untuk mencapai kehidupan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi komitmen yang sangan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas Islam, khususnya di Indonesia sendiri.

Nama Dayah Nurul Kamal Al-A ziziyyah. Lokasi / Alamat Gampong Tutong Kecamatan Matangkuli Kabuapaten Aceh Utara. No.

PONDOK PESANTREN PENGHAFAL AL-QURAN PADA ISLAMIC CENTER BIN BAZDI BANTUL

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL

BAB V KESIMPULAN. peran yang cukup penting bagi dinamika intelektual bangsa Indonesia. Pesantren

BAB I PENDAHULUAN. hlm Tim Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Pola Pembelajaran di Pesantren,

BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring bertambahnya manusia dan tuntutan hidup dalam bermasyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Quran menjelaskan bahwa manusia itu makhluk yang mempunyai dua fungsi yang

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara kelompok-kelompok kerja yang berbeda-beda susunan

Nama pondok pesantren LPI MUDI PUTRI SAMALANGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbagai macam permasalahan remaja dalam hal ini salah satunya adalah

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan pengaruh pemanfaatan masjid terhadap motivasi belajar siswa di. MA Unggulan Bandung Tahun Ajaran 2015/2016

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membangun karakter, character building is never ending process

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN DI AL WUSTHO ISLAMIC DIGITAL BOARDING COLLEGE CEMANI SUKOHARJO

Ma'had al Jamiáh dan Pembinaan Karakter Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN. Hijriyah atau pada abad ke tujuh Masehi. Ketika itu, berbagai agama dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Pengertian Judul. Pengertian judul : PONDOK PESANTREN INTERNASIONAL DI SURAKARTA sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah keterbatasan dari teori awal adalah ambiguitas tentang proses pengaruh. Sedangkan

YPI Darussa adah. Nama Pondok Pesantren YPI Darussa adah

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DATA SANTRI DI PONDOK PESANTREN ASH-SHOFI BERBASIS WEB

BAB I PENDAHULUAN. santri yang dengan awalan pe didepan dan akhiran an berarti tempat tinggal para

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lain. Mereka terikat oleh norma-norma yang berlaku di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irma Pujiawati, 2014 Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

Di hari berikutnya Nyai Maisarah bercerita tentang Sayyidah Aisyah ra. Semua santri memperhatikan Aisyah sehingga membuatnya malu.

BAB I PENDAHULUAN. on the principles and values of Islam pendidikan Islam diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Meski siswa SMK pakainnya penuh oli lantaran bergelut dengan mesin otomotif, tetap tunaikan shalat tanpa alasan tanggung kotor.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sudah mengetahui dan memiliki nilai-nilai hidup, norma-norma kesusilaan,

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA BANIN SIMBANGKULON PEKALONGAN

BAB V KESIMPULAN. Pada akhir abad XVII hampir seluruh Pulau Jawa secara. resmi beragama Islam, tetapi dengan intensitas yang berdeda.

Dhiaul Huda. Sejarah Pendirian

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia

Idiologi Pendidikan, Pustaka Rizki Putra, Semarang, Cet Pertama. 2007, hal. 11.

BAB I PENDAHULUAN. dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia,

The 3 rd University Research Colloquium 2016 ISSN

Nurul Hidayah. Nama Pondok Pesantren Nurul Hidayah. Lokasi Jl. Rintis Kampong Ujung Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia yang semakin tanpa batas ini, tidak memungkinkan suatu

DEPARTEMEN AGAMA R.I DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM. Bagian Perencanaan dan Data

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN

BAB VI PANDANGAN PIMPINAN PONDOK PESANTREN SALAFIYAH DI KALIMANTAN SELATAN TENTANG MODERNISASI EVALUASI PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

Nama Dayah Lembaga Pendidikan Dayah Terpadu Dinul Islam. Alamat Jl. H. Pansuri Kap. Lae Pinang Kec. Singkohor Aceh Singkil. Pendiri Muzakki Salim

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dimana guru memiliki peran yang esensial. Oleh karenanya guru perlu senantiasa

PERANAN YAYASAN PONDOK PESANTREN MIFTAHUL MIDAD DESA SUMBEREJO KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN LUMAJANG

BAB II PONDOK PESANTREN METAL MOESLIM AL-HIDAYAH. 1. Latar belakang berdiri pondok pesantren

BAB I PENDAHULUAN. (lisan) dan bahasa nonverbal (tulisan, simbol, isyarat). Fungsi bahasa dalam

BAB V PENUTUP. di lapangan mengenai rekonstruksi kurikulum Ponpes Salafiyah di Ponpes

BAB I PENDAHULUAN. sangat utama dalam menentukan sikap dan perilaku. bangunan yang tidak permanen yang menggunakan bahan-bahan rapuh, maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.

BAB 1 PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi

POLA KEPEMIMPINAN K. H. M. THOHIR ABDULLAH, A.H DALAM UPAYA PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN RAUDLOTUL QUR AN DI MANGKANG SEMARANG

No.972, 2014 KEMENAG. Muadalah. Pondok Pesantren. Satuan Pendidikan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

Yayasan Al Mubarok Al Fath, Tegal Sumedang, Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. SMP), I dad Lughowi (persiapan santri MA dari luar pondok), dan Madrasah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kota santri yang lain seperti kota Jombang dan juga kota Lamongan. Setiap tahunnya,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRUKSI PEMIKIRAN DALAM PENDIDIKAN. Secara umum para ahli pendidikan dalam mendefinisikan pendidikan

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK

BAB IV ANALISIS PERSEPSI JAMAAH MAJELIS AL-MUQORROBIN KENDAL TERHADAP PENGGUNAAN PARABAHASA DAN GERAKAN TANGAN DALAM DAKWAH HABIB MUHAMMAD FIRDAUS

PONDOK PESANTREN DALAM UNCERTAINTY SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DATA SANTRI DI PONDOK PESANTREN ASH-SHOFI BERBASIS WEB

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

2. BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Pondok Pesantren 2.1.1 Pengertian Pondok Pesantren Asal katanya pesantren berasal dari kata santri yang mendapat imbuhan awalan pe dan akhiran an yang menunjukkan tempat, maka artinya adalah tempat para santri. Terkadang pula pesantren dianggap sebagai gabungan dari kata santri (manusia baik) dengan suku kata tra (suka menolong) sehingga kata pesantren dapat diartikan tempat pendidikan manusia baik-baik (Zarkasy, 1998: 106). Gambar 2.1 Pondok Pesantren Sumber : wikimedia.org Lebih jelas dan sangat terinci sekali Madjid (1997 : 19-20) mengupas asal usul perkataan santri, ia berpendapat Santri itu berasal dari perkataan sastri sebuah kata dari Sansekerta, yang artinya melek huruf, dikonotasikan dengan kelas literary bagi orang jawa yang disebabkan karena pengetahuan mereka tentang agama melalui kitab-kitab yang bertuliskan dengan bahasa Arab. Kemudian diasumsikan bahwa santri berarti orang yang tahu tentang agama melalui kitabkitab berbahasa Arab dan atau paling tidak santri bisa membaca Al-Quran, 10

sehingga membawa kepada sikap lebih serius dalam memandang agama. Juga perkataan santri berasal dari bahasa Jawa cantrik yang berarti orang yang selalu mengikuti guru kemana guru pergi menetap (istilah pewayangan) tentunya dengan tujuan agar dapat belajar darinya mengenai keahlian tertentu. Pesantren juga dikenal dengan tambahan istilah pondok yang dalam arti kata bahasa Indonesia mempunyai arti kamar, gubug, rumah kecil dengan menekankan kesederhanaan bangunan atau pondok juga berasal dari bahasa Arab Fundũq yang berarti ruang tidur, wisma, hotel sederhana, atau mengandung arti tempat tinggal yang terbuat dari bambu (Zarkasy, 1998: 105-106). Pesantren atau lebih dikenal dengan istilah pondok pesantren dapat diartikan sebagai tempat atau komplek para santri untuk belajar atau mengaji ilmu pengetahuan agama kepada kiai atau guru ngaji, biasanya komplek itu berbentuk asrama atau kamar-kamar kecil dengan bangunan apa adanya yang menunjukkan kesederhanaannya. 2.1.2 Elemen Pondok Pesantren Lembaga pendidikan pesantren memiliki beberapa elemen dasar yang merupakan ciri khas dari pesantren itu sendiri, elemen itu adalah: Pondok atau Asrama Dalam tradisi pesantren, pondok merupakan unsur penting yang harus ada dalam pesantren. Pondok merupakan asrama di mana para santri tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan kiai. Pada umumnya pondok ini berupa komplek yang dikelilingi oleh pagar sebagai pembatas yang memisahkan dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Namun ada pula yang tidak terbatas bahkan kadang berbaur dengan lingkungan masyarakat. Bangunan pondok pada tiap pesantren berbeda-beda, berapa jumlah unit bangunan secara keseluruhan yang ada pada setiap pesantren ini tidak bisa ditentukan, tergantung pada perkembangan dari pesantren tersebut. Pada 11

umumnya pesantren membangun pondok secara tahap demi tahap, seiring dengan jumlah santri yang masuk dan menuntut ilmu di situ. Pembiayaannya pun berbeda-beda, ada yang didirikan atas biaya kiainya, atas kegotong royongan para santri, dari sumbangan masyarakat, atau bahkan sumbangan dari pemerintah. Walaupun berbeda dalam hal bentuk, dan pembiayaan pembangunan pondok pada masing-masing pesantren tetapi terdapat kesamaan umum, yaitu kewenangan dan kekuasaan mutlak atas pembangunan dan pengelolaan pondok dipegang oleh kiai yang memimpin pesantren tersebut. Dengan kondisi sebagaimana tersebut di atas, maka menyebabkan ditemuinya bentuk, kondisi atau suasana pesantren tidak teratur, kelihatan tidak direncanakan secara matang seperti layaknya bangunan-bangunan modern yang bermunculan di zaman sekarang. Hal inilah yang menunjukkan ciri khas dari pesantren itu sendiri, bahwa pesantren penuh dengan nuansa kesederhanaan, apa adanya. Namun akhir-akhir ini banyak pesantren yang mencoba untuk menata tata ruang bangunan pondoknya disesuaikan dengan perkembangan zaman. Masjid Masjid merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dengan pesantren, masjid adalah bangunan sentral sebuah pesantren, dibanding bangunan lain, masjidlah tempat serbaguna yang selalu ramai atau paling banyak menjadi pusat kegiatan pesantren. Masjid yang mempunyai fungsi utama untuk tempat melaksanakan sholat berjamaah, melakukan wirid dan do a, i tikaf dan tadarus Al-Quran atau yang sejenisnya. Namun bagi pesantren dianggap sebagai tempat yang tepat untuk mendidik para santri, terutama dalam praktek sembahyang lima waktu, khutbah dan pengajaran kitab-kitab agama klasik. Seorang kiai yang ingin mengembangkan sebuah pesantren biasanya pertamatama akan mendirikan Masjid di dekat rumahnya. Hal ini dilakukan karena kedudukan masjid sebagai sebuah pusat pendidikan dalam tradisi Islam merupakan manifestasi universalisme dari sistem pendidikan Islam tradisional. Dengan kata lain, kesinambungan sistem pendidikan Islam yang berpusat pada 12

Masjid Al-Quba yang didirikan di dekat Madinah pada masa Nabi Muhammad SAW, dan juga dianut pada zaman setelahnya, tetap terpancar dalam sistem pendidikan pesantren sehingga lembaga-lembaga pesantren terus menjaga tradisi ini. Bahkan bagi pesantren yang menjadi pusat kegiatan thariqah masjid memiliki fungsi tambahan, yaitu digunakan untuk tempat amaliyah ke-tasawuf-an seperti dzikir, wirid, bai ah, tawajjuhan dan lainnya Santri Istilah santri mempunyai dua konotasi atau pengertian, pertama; dikonotasikan dengan orang-orang yang taat menjalankan dan melaksanakan perintah agama Islam, atau dalam terminologi lain sering disebut sebagai muslim orotodoks. Istilah santri dibedakan secara kontras dengan kelompok abangan, yakni orangorang yang lebih dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya jawa pra Islam, khususnya nilai-nilai yang berasal dari mistisisme Hindu dan Budha. Kedua; dikonotasikan dengan orang-orang yang tengah menuntut ilmu di lembaga pendidikan pesantren. Keduanya jelas berbeda, tetapi jelas pula kesamaannya, yakni samasama taat dalam menjalankan syariat Islam. Pengajaran Kitab-Kitab Agama Salah satu ciri khusus yang membedakan pesantren dengan lembaga-lembaga pendidikan yang lain adalah adanya pengajaran kitab-kitab agama klasik yang berbahasa Arab, atau yang lebih populer disebut dengan kitab kuning. Kiai atau Ustadz Keberadaan kiai dalam lingkungan pesantren merupakan elemen yang cukup esensial. Laksana jantung bagi kehidupan manusia begitu urgen dan pentingnya kedudukan kiai, karena dialah yang merintis, mendirikan, mengelola, mengasuh, memimpin dan terkadang pula sebagai pemilik tunggal dari sebuah pesantren. Oleh karena itu, pertumbuhan suatu pesantren sangat bergantung kepada kemampuan pribadi kiainya, sehingga menjadi wajar bila melihat adanya banyak pesantren yang bubar, lantaran ditinggal wafat kiainya, sementara dia tidak memiliki keturunan yang dapat meneruskan kepemimpinannya. 13

2.2 Pondok Pesantren Islamic Center Bin Baz Komplek Pondok Pesantren Islamic Centre Bin Baz adalah lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan Majelis At-Turots Al-Islamy Yogyakarta. Pondok pesantren ini sudah dirintis sejak tahun 1993. Pada tahun 1996 kegiatan yang sebelumnya berlokasi di Sedan, Sariharjo, Ngaglik, Sleman dipindah ke Ma had Jamilurrahman yang beralamat di Glondong Sawo Banguntapan Bantul. Seiring dengan selesainya pembangunan lokal kelas dan asrama di Karanggayam, Sitimulyo, Piyungan, Bantul pada tahun 2000, kegiatan belajar mengajar dipindahkan dilokasi baru ini. Di sinilah mulai digunakan nama Islamic Centre Bin Baz dan diselenggarakan pendidikan Diniyah Islamiyah dan pendidikan umum secara terpadu. Gambar 2.2 Pondok Pesantren Sumber : Islamic Center Bin Baz Tiga tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2003, Islamic Center Bin Baz ditetapkan oleh Departemen Agama sebagai penyelenggara program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. Tingkat SD disebut dengan Salafiyah Ula (SU) dan tingkat SMP disebut Salafiyah Wustha (SW). Dengan program ini lulusan SU dan SW ICBB, selain mendapatkan ijazah pondok, akan mendapatkan ijazah resmi dari pemerintah. Terhitung sejak 2010, jenjang pendidikan setingkat SMA yaitu Madrasah Aliyah ICBB telah menjadi lembaga pendidikan formal. Dan pada tahun 2012 telah 14

mendapatkan akreditasi peringkat A dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah untuk program IPA dan Keagamaan. 2.3 Pondok Pesantren Penghafal Al-Quran Gambar 2.3 Santri Mengaji Sumber : humanrightsoncampus.wordpress.com Pondok Pesantren Penghafal Al-Quran (Ma had Tahfidzul Qur an) merupakan sebuah pondok pesantren yang khusus membina para santrinya untuk menghafal dan mengkaji Al-Quran secara mendalam. Berbeda dengan pondok pesantren pada umumnya yang menjadikan kitab-kitab arab kuno (kitab kuning) sebagai acuan pembelajaran. Fokus pembelajaran ini yang membedakan dengan Pondok Pesantren Penghafal Al-Quran dan Pondok Pesantren pada umumnya. 15

2.4 Metode Menghafal Al-Quran Dalam proses menghafal Al-Quran dikenal beberapa metode sebelum melakukan menghafal, diantaranya: Metode Fahmul Mahfudz ( Memahami ayat-ayat yang akan dihafal ) Sebelum ayat-ayat dihafal, penghafal dianjurkan untuk memahami makna setiap ayat, sehingga ketika menghafal, penghafal merasa paham dan sadar terhadap ayat-ayat yang diucapkannya. Metode Tikrorul Mahfudz ( Mengulang-ulang sebelum menghafal ) Penghafal mengulang-ulang ayat-ayat yang sedang dihafal dengan sebanyakbanyakknya, pengulang dapat dilakukan dengan satu ayat sekaligus atau sedikit demi sedikit sampai dapat membacanya tanpa melihat mushaf. Metode Kitabul Mahfudz ( Menulis sebelum menghafal ) Penghafal menulis ayat-ayat yang dihafal di atas sebuah kertas, dengan metode ini ayat-ayat yang ditulis akan tergambar dalam ingatan para hufazh (penghafal Al-Quran). Metode Isati amul Mahfudz ( Mendengar sebelum menghafal ) Penghafal diperdengarkan ayat-ayat yang akan dihafal secara berulang-ulang sampai dapat mengucapkan sendiri tanpa melihat mushaf. 16