BAB V KESIMPULAN. peran yang cukup penting bagi dinamika intelektual bangsa Indonesia. Pesantren
|
|
- Ade Hadi Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 123 BAB V KESIMPULAN Pendidikan pesantren sejak masa sebelum kemerdekaan memang meiliki peran yang cukup penting bagi dinamika intelektual bangsa Indonesia. Pesantren tradisional memiliki keunikan dalam sistem pembelajarannya. Penguasaan bahasa arab, kemampuan membaca kitab-kitab klasik dan gaya hidup yang bersahaja membuat setiap santri memiliki keunggulan dalam pemahaman agama Islam sekaligus terdidik jiwa kemandirian, kedisiplinan dan kepemimpinannya. Deretan nama pahlawan dan pendiri bangsa banyak lahir dari sistem pendidikan tersebut. Dengan perkembangan zaman yang terus terjadi membuat model pendidikan pesantren juga dituntut untuk melakukan perubahan. Perubahan inilah yang disebut dengan modernisasi. Modernisasi ini bertujuan untuk semakin menambah kualitas pendidikan yang dihasilkan oleh pesantren. Pasalnya pesantren tradisional yang masih menganut sistem manajemen yang sentralistik pada satu orang tokoh Kiai dan tidak mengakomodir sistem pendidikan umum membuat lulusannya semakin tersisihkan. Salah satu pondok pesantren yang berdiri dalam rangka menaikan kembali peran pesantren dalam dunia pendidikan nasional adalah Ponodok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam. PPMI Assalaam merupakan potret pondok pesantren perkotaan pertama yang ada diwilayah Solo Raya. Hal ini bisa dilihat dari program layanan pendidikan yang membuka sekolah formal dari dua depertemen yaitu Departemen Agama dan Departemen Pendidikan. Adapaun 123
2 124 ditinjau dari latar belakang pendiriannya, pesantren ini didirikan pada 17 Juli 1982 oleh H. Abdullah Marzuki bersama istrinya Hj. Siti Aminah yang berlokasi di wilayah Kelurahan Punggawan, jalan Yosodipuro nomor 46 Surakarta. Tidak seperti umumya pesantren di Indonesia yang didirikan oleh seorang kiai atau ulama, PPMI Assalaam didirikan oleh seorang pengusaha dibidang penerbitan buku, yaitu Penerbit Tiga Serangakai. Latar belakang pendirian PPMI Assalam sendiri tak lepas dari kebradaan Yayasan Induknya yaitu Yayasan Majelis Pengajian Islam. Dimana cikal bakal yayasan ini adalah kelompok pangajian yang diadakan untuk pegawai Penerbit Tiga Serangkai dibawah pimpinan KH Abdullah Thufail Saputra. Seiring berjalannya waktu dan semakin besarnya jamaah MPI, munculah konflik yang antara pimpinan dan anggota jamaah pengajian. Dari sinilah kemudian KH Abdullah Thufail Saputra dan H Abdullah Marzuki memutuskan untuk tidak lagi berada dalam satu wadah pergerakan. Selanjutnya KH Abdullah Thufail mendirikan jamaah Majelis Tafsir Al Quran dan H Abdullah Marzuki memutuskan untuk majelis ta lim MPI untuk disahkan menjadi sebuah Yayasan. Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh MPI ternyata mendapat respon bagus dari masyarakat. Hal ini mendorong H. Abdullah Marzuki untuk mendirikan lembaga pendidikan formal. Hal tersebut segera ditindak lanjuti dengan mendirikan Madrasah Diniyah Awwaliyah (MDA). Keberadaan MDA tersebut ditujukan bagi anak-anak yang duduk di kelas IV hingga kelas VI Sekolah Dasar. Seiring dengan berjalannya waktu dan lembaga pendidikan
3 125 Yayasan MPI memperoleh pengakuan dari Departemen Agama RI, maka YayasanMPI meningkatkan jenjang kependidikan MDA menjadi Madrasah Tsanawiyah (MTs) dengan sistem boarding yang diberinama Pondok Pesantren Modern Islam (PMMI) Punggawan. Nama besar H Abdullah Marzuki, Hj Siti Aminah dan YMPIS membuat antusiasme masyarakat begitu tinggi, hingga lokasi Mts Punggawanpun dipindah ke daerah Pabelan setelah dibangun bangunan baru seluas m 2 pada tahun Perpindahan tersebut diirngi dengan pergantian nama PPMI Punggawan menjadi PPMI Assalaam. Sejak tahun itu pula dibuka jenang pendidikan Madrasah Aliyah (MA) dan disusul Sekolah Menengah Atas pada tahun 1989 dan terakhir Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada tahun Tingginya respon masyarakat terhadap keberadaan PPMI Assalaam dikarenakan faktor sistem pendidikan yang diterapkan. PPMI Assalaam selaku pondok pesantren modern telah mengembangkan model pendidikan yang menggabungkan antara kurikulum pesantren, kurikulum Departemen Agama dan kurikulum Dinas Pendidikan. Hasil dari penggabungan integrasi tersebut dituangkan dalam struktur kurikulum kepondokan yang menitik beratkan pada kemampuan berbahasa Arab, Inggris dan Keislman serta kuriulum sekolah yang ekuivalen dengan keilmuan yang diwajibkan Departemen Agama maupun Departeen pendidikan nasional. Guna menjalankan sitem tersebut, stiap santri dididik selam 24 jam melalui pendidikan kesantrian dan sekolah yang telah diatur seemikian rupa.
4 126 Orientasi pendidikan di PPMI Assalaam memiliki sedikit perbedaan dengan beberapa pesantren lainnya yang lebih menitikberatkan pada penguasaan ilmu agama dalam melahirkan calon ulama. Hal ini tidak lepas dari profil pendiri PPMI Assalaam yang berlatar belakang pengusaha, bukan seorang kyai atau ulama yang memiliki pengalaman dan wawasan dalam pengelolaan pendidikan agama. Berdasarkan pengalaman dan wawasan yang dimilikinya, pendiri pesantren menginginkan lahirnya ilmuwan, cendekiawan, profesional, birokrat, Konsep sistem pendidikan modern yang dikembangkan di PPMI Assalaam didasarkan pada kaidah "al-muhafadhatu 'alal qadirn as-shaleh wal akhdu bi al-jadid al-ashlah" (memelihara yang baik dan mengambil penemuan baru yang lebih baik). Kata modern dimaksudkan oleh para pendiri mengandung makna memotivasi santri agar selalu mampu memberikan jawaban secara handal terhadap tantangan kehidupan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Mengubah citra negatif (kumuh dan gudikan) terhadap pondok pesantren dan pondok pesantren menjadi lembaga yang memiliki kredibilitas dalam bidang pendidikan Islam. Modernisasi yang dilaksanakan di PPMI Assalaam merupakan bentuk adaptasi terhadap perkembangan global yang dinamis, serta menjadi sarana memperbaiki kelemahan sistem pendidikan pesantren. Adapun pelaksanaan dari konsep moderinasai tersebut dapat diamati dari dinamika sistem pendidikan yang diterapkan PPMI Assalaam. Dinamika kurikulum yang terlihat dari tahun 1985 hingga 2010 adalah penyesuainan dengan konsep-konsep baru dalam dunia pendikan, antara lain pada jenjang MTs dan SMA Assalaam telah memberlakukan program akselerasi pada tahu 2002 dan
5 127 diikuti oleh SMA Assalaam pada tahun Selain program akselerasi, PPMI Assalaam juga ditunjuk oleh pemerintah untuk melaksanakan program Rintisan Sekolah Bersatadar Internasional pada tahun Pada unit MA Assalaam modernisasi yang terlihat adalah dengan mendapatkan Muadalah dari Universitas Al Azhar Mesir. Hal ini berarti setiap santri MA Assalaam tidak perlu lagi mengikuti ujian persamaan apabila hendak melakukan studi lanjut ke universitas tersebut. Sedangkan SMK Assalaam adalah salah satu bukti respon terhadap globalisasi yang terdapat konsep modern PPMI Assalaam. Sejak dibuka pada tahun 2005 SMK Assalaam telah mampu menerapakn program pelatihan Cisco Local Academy yang berupa program pengembangan dibidang IT bermitra dengan CISCO yang berkedudukan di Amerika Serikat dengan center Universitas Indonesia (UI). Oleh karena itu, lulusan SMK Assalaam sudah memiliki keahlian bertaraf internasional. Sistem pendidikan yang tertuang dalam paket kurikulum yang diterpakan pada masing-masing unit pendidikan PPMI Assalaam pada hakikatnya adalah upaya untuk membetuk lulusan seperti apa yang dicita-citakan. Oleh karena itu, PPMI Assalaam merumuskan profil lulusan PPMI Assalaam yang meliputi (1) santri mampu menghafal Al Quraan sekurang-kurangnya juz30 dan juz 1 dan 2, (2) Mampu membaca Al Quran dengan tartil (3) mampu menjadi imam dan khotib (4) mampu berkomunikasi dalani bahasa Arab dan Inggris dan (5) mampu membuat teks pidato minimal dalam dua bahasa. (6) santri memiliki badan sehat, jiwa mandiri, ikhlas, sederhana dan ukhuwah islamiyah serta kepemimpinan, (7)
6 128 memiliki aqidah salamiah dan akhlak karimah serta ibadah shahihah. (8) menguasai dasar-dasar ilmu sosial dan ilmu alam, (9) menguasai dasar-dasar aplikasi komputer. Usaha untuk mewujudkan profil santri yang telah ditetapkan tersebut dapat dilihat dari proses pendidikan dan pembinaan santri PPMI Assalaam. Untuk memberikan pengetahuan dari segi ilmu sosial, ilmu alam, dan bahasa PPMI Assalaam diberikan pada kegiatan belajar mengajar pada sekolah formal. Sedangkan untuk membekali santri pada sisi soft skill hal tersebut dilakukan melalui pembinaan pada unit Kesantrian yang meliputi pembinaan minat bakat, akhlak, kedisiplinan, kepemimpinan dan kepekaan sosial. Keberhasilan konsep pembinaan pendidikan integral dan holistik dapat dilihat dari alumni PPMI Assalaam. Peta persebaran alumni PPMI Assalaam setidaknya dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu Jaringan Dakwah, Sosial, dan Pendidik yang meliputi profesi Kyai, Dosen, Guru dan Pendiri Yayasan kemanusiaan. Selanjutnya adalah Jaringan Pekerja Profesional dan Lembaga Strategis meliputi profesi Pejabat Negara, TNI, Polri, Hakim, Jaksa dan lain sebagainya. Jaringan Wirausaha yang meliputi para pengusaha dari berbagai sektor, dari usaha pertania, perdagangan, ekspor impor dan usaha ekonomi kreatif lainnya.terakhir adalah Jaringan Mahasiswa, dimana alumni PPMI Assalaam telah terdapat hamper disemua universitas favorit di tanah air maupun luar negeri.
7 129 Dari persebaran tersebut, terbukti bahwa konsep modernisasi PPMI Assalaam sesuai dengan cita-cita para pendirinya telah mencetak lulusan tidak hanya sebagai seorang Ulama yang hanya memiliki satu keahlian dibidang agama tetapi juga sebagai tenaga profesioanal maupun wirausahawan handal. Sehingga hal ini membawa dampak positif baik secara interen pondok berupa perluasan jaringan maupun secara ekstern terhadap perubahan citra pendidikan Islam khususnya pondok pesantren yang tadinya dianggap sebelah mata.
Pondok Pesantren Modern di Semarang BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju dan kompleksitas pada permasalahan global seperti sekarang ini, diperlukan penyiapan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fasilitas ruang, kurikulum, kreatifitas pengajar dan input santri. Pondok pesantren
3 BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini telah banyak ditemukan corak pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan yang mencoba mengimbangi tuntutan modernisasi dengan beragam pembenahan di berbagai bidang,
Lebih terperinciBAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA
BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA Adanya sebuah lembaga pendidikan agama Islam, apalagi pondok pesantren dalam
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.232,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Pengertian Judul. Pengertian judul : PONDOK PESANTREN INTERNASIONAL DI SURAKARTA sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Pengertian Judul Pengertian judul : PONDOK PESANTREN INTERNASIONAL DI SURAKARTA sebagai berikut : Pondok Pesantren : sebagai tempat atau komplek para santri untuk belajar atau mengaji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbagai macam permasalahan remaja dalam hal ini salah satunya adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Berbagai macam permasalahan remaja dalam hal ini salah satunya adalah santri yang sedang berada di pondok peseantren, hendaknya perlu diwaspadai mengenai dampak-dampak
Lebih terperinciBUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,
BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN PONDOK PESANTREN DAN MAJELIS TAKLIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,
Lebih terperinciPondok Pesantren Modern berwawasan lingkungan di Semarang
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Pondok Pesantren Modern berwawasan lingkungan di Semarang Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan
Lebih terperinciPONDOK PESANTREN MODERN DI BEKASI. Nama : Jaenudin NPM : Dosen Pembimbing 1: Dr. Ir. Raziq Hasan, MT. Dosen Pembimbing 2: Dimyati, ST., MT.
PONDOK PESANTREN MODERN DI BEKASI Nama : Jaenudin NPM : 23310699 Dosen Pembimbing 1: Dr. Ir. Raziq Hasan, MT. Dosen Pembimbing 2: Dimyati, ST., MT. Latar Belakang Proyek Kota Bekasi memiliki tingkat penduduk
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN
BAB V PEMBAHASAN A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin Kedisiplinan adalah kata kunci keberhasilan pendidikan. Kedisiplinan erat kaitannya dengan kepemimpinan, yang dalam organisasi pendidikan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa agar dalam penyelenggaraan pendidikan di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, Indonesia berhak menentukan nasib bangsanya sendiri, hal ini diwujudkan dalam bentuk pembangunan. Pembangunan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan menekankan pentingnya moral agama
Lebih terperinciBAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK
BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK A. Latar Belakang Pemikiran Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragamannya yang terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia telah melahirkan suatu perubahan dalam semua aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak tertutup kemungkinan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
152 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dituangkan pada bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Sistem pendidikan
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab
BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam khas Indonesia merupakan pendidikan alternatif dari pendidikan formal yang dikelola oleh pemerintah. Pertama, karena pesantren
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung akan meningkatkan komitmen terhadap organisasi. Menurut Luthans
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini para pemimpin organisasi telah banyak yang menyadari tugasnya dalam mengembangkan sumber daya manusia yang dimilikinya dengan harapan mereka memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. zaman kerajaan hingga saat ini.jikalau kita amati perjalanan Sejarah Islam di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Umat Islam sebagai penduduk mayoritas Indonesia telah terbukti perannya yang begitu penting dan besar dalam seluruh aspek perkembangan bangsa sejak zaman kerajaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. rangka memenangkan persaingan tersebut. Dengan globalisasi disemua
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdirinya yayasan sudah dimulai sejak zaman pra kemerdekaan. Ketika itu tujuan pendiriannya lebih banyak untuk ikut mengatasi masalah-masalah sosial dalam
Lebih terperinciPROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG
PROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG Jl. Terusan Rancagoong II No. 1 Gumuruh, Bandung-Jawa Barat Telp. 022-7313774 e-mail : absbandung@gmail.com Website : www.absbandung.sch.id Profil Aisyiyah Boarding
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR
1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB BELAJAR MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,
Lebih terperinciPERANAN YAYASAN PONDOK PESANTREN MIFTAHUL MIDAD DESA SUMBEREJO KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN LUMAJANG
PERANAN YAYASAN PONDOK PESANTREN MIFTAHUL MIDAD DESA SUMBEREJO KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN LUMAJANG 1988-2012 Taufik Ardiansyah Universitas Negeri Malang Email : ebez.wez@gmail.com Abstrak : Peranan Pondok
Lebih terperinciMUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN M.Nidhamul Maulana 1 (2014100703111119), Mumtaza Ulin Naila 2 (201410070311120), Zubaidi Bachtiar 3 (201410070311121), Maliatul Khairiyah 4 (201410070311122), Devi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan mampu. menghasilkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif,mandiri, mempunyai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan mampu menghasilkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif,mandiri, mempunyai wawasan kedepan, berjiwa arif
Lebih terperinci2. BAB II TINJAUAN UMUM
2. BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Pondok Pesantren 2.1.1 Pengertian Pondok Pesantren Asal katanya pesantren berasal dari kata santri yang mendapat imbuhan awalan pe dan akhiran an yang menunjukkan tempat, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju dan kompleksitas pada permasalahan global seperti sekarang ini, diperlukan penyiapan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
169 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan Berdasarka hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dituangkan pada babbab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Jenjang pendidikan yang
Lebih terperinciPendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
:: Sistem Pendidikan Nasional Pelaksanaan pendidikan nasional berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesantren merupakan lembaga pendidikan dan lembaga sosial yang banyak tumbuh di pedesaan dan perkotaan. Sebagai kerangka sistem pendidikan Islam tradisional, pesantren
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG A. Analisis Implementasi Sekolah Berbasis Pesantren di SMP Darul Ma arif Banyuputih Kabupaten Batang
Lebih terperinci2015 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN CIPARI DESA SUKARASA KECAMATAN PANGATIKAN KABUPATEN GARUT TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam tradisional pertama yang bergerak dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan sebelum adanya lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah berasal dari bahasa Arab yaitu Madrasah yang artinya tempat untuk belajar atau sistem pendidikan klasikal yang didalamnya berlangsung proses belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan memiliki peran yang penting dalam suatu negara yakni sebagai saran untuk menciptakan manusia yang unggul. Pendidikan tidak bisa terlepas dari kondisi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MANAJEMEN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KEBERAGAMAAN SANTRI PONDOK PESANTREN SALAFIYYAH AL MUNAWIR GEMAH PEDURUNGAN KOTA SEMARANG
121 BAB IV ANALISIS MANAJEMEN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KEBERAGAMAAN SANTRI PONDOK PESANTREN SALAFIYYAH AL MUNAWIR GEMAH PEDURUNGAN KOTA SEMARANG A. Analisis Planning Manajemen Dakwah dalam Meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesantren memiliki peranan yang penting dalam sejarah pembangunan pendidikan di indonesia. Di antara lembaga pendidikan yang pernah muncul di Indonesia, pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru merupakan pihak yang bersinggungan langsung dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru merupakan pihak yang bersinggungan langsung dengan peserta didik maka ia dituntut untuk memiliki kecakapan holistik dan profesionalisme yang tinggi. Kompetensi
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 4 TAHUN 2010 T E N T A N G PENDIDIKAN AL QUR AN
LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 4 TAHUN 2010 T E N T A N G PENDIDIKAN AL QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SAWAHLUNTO, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan keagamaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus
BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, dan 5) definisi istilah penelitian. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 35A TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 35A TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH SEBAGAIMANA TELAH
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Pondok Pesantren al-hikmah 1. Sejarah pondok pesantren al-hikmah Pondok pesantren al-hikmah terletak di pinggir jalan raya, tepatnya di Jalan Raya
Lebih terperinciPONDOK PESANTREN MODERN DI REMBANG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ISLAM
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PONDOK PESANTREN MODERN DI REMBANG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ISLAM Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pendidikan nasional pada hakikatnya mencari nilai tambah melalui pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia atau kualitas manusia utuh jasmaniah rohaniah,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN DI AL WUSTHO ISLAMIC DIGITAL BOARDING COLLEGE CEMANI SUKOHARJO
IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN DI AL WUSTHO ISLAMIC DIGITAL BOARDING COLLEGE CEMANI SUKOHARJO NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas
Lebih terperinciBUPATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 05 TAHUN 2013
SALINAN BUPATI MAROS BUPATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang Mengingat : a. bahwa Diniyah
Lebih terperinciBUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN
BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BACA TULIS AL-QURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN ILIR, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak maupun memanggil umat manusia untuk beriman serta taat kepada Allah Swt, serta sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat pengangguran di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
Lebih terperinciPONDOK PESANTREN MODERN DI KENDAL
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PONDOK PESANTREN MODERN DI KENDAL DIAJUKAN OLEH : DILMA FINISA ANGGRIANA L2B 308 011 DOSEN PEMBIMBING : 1. Ir. Titien Woro Murtini, MSA 2. Ir. Hendro
Lebih terperinciKETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PONOROGO
KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan karunia-nya, sehingga Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo dari waktu ke waktu semakin menunjukkan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR SOLO ISLAMIC SCHOOL
TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( D P 3 A ) SOLO ISLAMIC SCHOOL (Penggabungan Konsep Dekonstruksi dengan Arsitektur Islam) Diajukan Sebagai Pelengkap dan Syarat Guna Mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalir begitu cepat ini memberikan pengaruh terhadap perilaku peserta
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang berlangsung pada saat ini memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku peserta didik. Perubahan yang sangat cepat dirasakan
Lebih terperinciBUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DINIYAH TAKMILIYAH DI KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren merupakan khazanah pendidikan dan budaya Islam di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah pendidikan Islam di Indonesia, peran pesantren tidak diragukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia pendidikan menuntut setiap lembaga pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya dunia pendidikan menuntut setiap lembaga pendidikan berbenah diri untuk meningkatkan mutunya. Peningkatan mutu sekolah merupakan syarat
Lebih terperinciKIAI WAHID HASYIM SANG PEMBAHARU PESANTREN. Oleh, Novita Siswayanti, MA. *
KIAI WAHID HASYIM SANG PEMBAHARU PESANTREN Oleh, Novita Siswayanti, MA. * Abstrak: Pemikiran pembaharuan Kiai Wahid Hasyim telah memberikan pencerahan bagi eksistensi pesantren dalam menentukan arah serta
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS FUNGSI PERENCANAAN DAKWAH DALAM MEMBENTUK KADER MUBALLIGH YANG BERWAWASAN KEBANGSAAN
BAB IV ANALISIS FUNGSI PERENCANAAN DAKWAH DALAM MEMBENTUK KADER MUBALLIGH YANG BERWAWASAN KEBANGSAAN A. Analisis Kriteria Profil Muballigh Berwawasan Kebangsaan Muballigh adalah pembawa ilmu yang berkewajiban
Lebih terperinciTOTAL QUALITY CONTROL
TOTAL QUALITY CONTROL GUIDANCE & COUNSELING DEPARTMENT Pondok Pesantren Darunnajah Indonesia 10-12 Desember 2009 SANTRI PANCA JIWA KEPEMIMPINAN GURU MOTTO VISI PENGASUHAN WALI MURID ORIENTASI PENGAJARAN
Lebih terperinciBUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL
BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI GARUT, : a. bahwa sehubungan telah
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 12 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN WAJIB DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang diarahkan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter, sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang
Lebih terperinci2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lingkup pendidikan agama pada lembaga pendidikan meliputi Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Diniyah, Pendidikan Guru Agama,
Lebih terperinciBUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciMeski siswa SMK pakainnya penuh oli lantaran bergelut dengan mesin otomotif, tetap tunaikan shalat tanpa alasan tanggung kotor.
Ponpes Al Fattah Bojongmengger, Ciamis, Jawa Barat Meski siswa SMK pakainnya penuh oli lantaran bergelut dengan mesin otomotif, tetap tunaikan shalat tanpa alasan tanggung kotor. Tentram, tenang, dan jauh
Lebih terperinciPROPOSAL BANTUAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS PONDOK PESANTREN AL-IMAM ASY-SYAFI I
PROPOSAL BANTUAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS PONDOK PESANTREN AL-IMAM ASY-SYAFI I Sekretariat : Jalan Tengku Sulung Gg. Amaliyah RT. 009 Kampung Muda Kelurahan Bagan Besar Kecamatan Bukit Kapur Kota Dumai
Lebih terperinciIdiologi Pendidikan, Pustaka Rizki Putra, Semarang, Cet Pertama. 2007, hal. 11.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren merupakan tempat untuk belajar dan memperdalam ilmu tentang kaidah-kaidah Agama Islam yang sampai sekarang masih berdiri kokoh di sejumlah tempat di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Informasi merupakan satu hal yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan karena dengan adanya informasi kita dapat mengambil keputusan secara tepat. Informasi berkembang
Lebih terperinciLAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENINGKATAN KETRAMPILAN SANTRI DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN TERPADU AL-YASINI PASURUAN MELALUI KONSELING SEBAYA, SWAMEDIKASI DAN PEMBUATAN PRODUK HERBAL Pelatihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini, peneliti akan membahas tentang: 1) latar belakang; 2) fokus penelitian; 3) rumusan masalah; 4) tujuan penelitian; 5) manfaat penelitian; dan 6) penegasan istilah.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta : BPFE, 1988), hlm. 1
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum dan pendidikan adalah dua hal yang saling terkait dan tak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Sistem pendidikan modern tak mungkin berjalan baik tanpa melibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kurikulum dari kurikulum yang sudah ada sebelumnya sehingga melahirkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum 2013 telah dilaksanakan secara bertahap di seluruh sekolah. Pengembangan kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciD S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A
UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL Sosialisasi KTSP DASAR & FUNGSI PENDIDIKAN NASIONAL Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sebagian besar bertumpu salah satunya pada sektor pendidikan dan pembangunan pribadi manusia khususnya untuk membentuk akhlakulkarimah
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 11 TAHUN : 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah kunci kemajuan bangsa, melalui pendidikan lahir sumberdaya manusia terdidik yang berkualitas serta bermanfaat bagi masyarakat dan Negara.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MADRASAH TARBIYAH ISLAMIAH TG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR
BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MADRASAH TARBIYAH ISLAMIAH TG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiah Pondok Pesantren Madrasah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia usaha dan industri saat ini membutuhkan tenaga kerja yang terampil, baik terampil secara manual maupun menggunakan komputer. Hal ini sangatlah penting
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Pada bab ini, penulis akan menganalisis kebijakan pemerintah kelurahan
Lebih terperinci-23- BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG
-23- BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
LEMBARAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa Madrasah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,
27 LEMBARAN DAERAH Nopember KABUPATEN LAMONGAN 19/E 2007 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN, Menimbang
Lebih terperinciBAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN AGAMA
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN AGAMA Berdasarkan PP Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, yang telah
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2008 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR MADRASAH DINIYAH AWALIYAH
LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2008 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR MADRASAH DINIYAH AWALIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON,
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. Pendidikan pesantren dalam menghadapi era globalisasi, meskipun pada
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL Pendidikan pesantren dalam menghadapi era globalisasi, meskipun pada awalnya dunia pesantren terlihat enggan dan rikuh dalam menerima perubahan, sehingga tercipta kesenjangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini senada dengan pendapat Drucker (1996) bahwa kewirausahaan bukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sikap kewirausahaan bisa diajarkan melalui pendidikan dan pelatihan. Hal ini senada dengan pendapat Drucker (1996) bahwa kewirausahaan bukan merupakan kepribadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Politik etis adalah politik balas budi atau politik kehormatan, namun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Politik etis adalah politik balas budi atau politik kehormatan, namun tidak lepas dari intrik-intrik politik dan memiliki tujuan didalamnya, hal yang pada awalnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional saat ini sedang mengalami berbagai perubahan yang cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008
LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dan mempertahankan diri
Lebih terperinciDASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan
Lebih terperinciRENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian. Tahun 2013
RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian Tahun 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur disampaikan ke hadirat Allah SWT, sehingga Rencana Kerja Tahunan (RKT)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam kehidupan pondok pesantren, khususnya kehidupan pondok pesantren Al-Ukhuwah Sukoharjo, dalam kesehariannya sangat banyak kebiasaan-kebiasaan khususnya kebiasaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semua negara dalam menghadapi arus globalisai, sebab daya saing. pergeseran era akan daya saing yang tinggi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring berjalannya waktu perkembangan teknologi dan komunikasi berkembang pesat, salah satu dampak kemajuan teknologi adalah munculnya arus globalisasi. Daya
Lebih terperinciINTEGRASI SISTEM PENDIDIKAN MADRASAH DAN PESANTREN TRADISIONAL (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN AL-ANWAR KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG)
INTEGRASI SISTEM PENDIDIKAN MADRASAH DAN PESANTREN TRADISIONAL (STUDI KASUS PONDOK PESANTREN AL-ANWAR KECAMATAN SARANG KABUPATEN REMBANG) TESIS Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketika peserta didik akan mencari studi lanjut ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), siswa-siswa akan memikirkan berbagai alternatif pilihan program pendidikan yang
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. tiga sub bab pokok bahasan, yaitu kesimpulan, implikasi dan saran. 1. Kebijakan kiai dalam penyusunan agenda pengembangan pendidikan
BAB VI PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir atau bab penutup. Pada bab ini memuat tiga sub bab pokok bahasan, yaitu kesimpulan, implikasi dan saran. A. Kesimpulan 1. Kebijakan kiai dalam penyusunan agenda
Lebih terperinci