kedokteran keluarga, salah satunya adalah patient centered care. Dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tugasnya, serta beberapa perilaku lain yang merupakan sifat-sifat kemanusiaan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pendidikan keterampilan klinik di Laboratorium. Keterampilan Klinik (Skills laboratory atau disingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbahaya, salah satunya medical error atau kesalahnan medis. Di satu sisi

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sejak dua dekade yang lalu (Wynia et al., 1999). Banyak hal yang

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi pada penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta (FKIK UMY) telah menggunakan beberapa metode pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi didefinisikan sebagai interaksi sosial yang terjadi melalui pesan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aman dan etis (College of Nurses of Ontario, 2014). Salah satu kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Skills Lab merupakan tempat mahasiswa dapat. melatih keterampilan medis untuk mencapai kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan kemampuan professional yang optimal. Untuk membentuk

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Target dari Millennium Development Goals yang keempat adalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari

PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN

Komunikasi Interpersonal

BAB I PENDAHULUAN orang meninggal pertahun akibat medication error. Medication error

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan proses penting dari perubahan. perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terfragmentasi dan kebutuhan kesehatan masyarakat tidak terpenuhi. Tenaga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan

yang mengetahui penyakitnya (Arbabi, 2014). Sebuah penelitian di Arab Saudi menemukan bahwa hanya 16% pasien kanker yang memperoleh informasi

A. Latar Belakang Masalah

Keterampilan Komunikasi dalam Pendidikan Kedokteran

BAB III METODE PENELITIAN. Titik berat dari penelitian yang dilakukan yaitu pada permasalahan kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang berupa pergerakan sendi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasien dengan gangguan saluran perkemihan. Kateter sendiri mengganggu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge.

BAB I PENDAHULUAN. keperawatan, menyusun intervensi keperawatan, implementasi tindakan

PRESCRIPTION FOR HEALTH: MENGUBAH PRAKTEK PRIMARY CARE UNTUK MENGUBAH PERILAKU SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. dilatih untuk mengajar, penilaian, tujuan evaluasi dan secara konsisten

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Meskipun keterampilan ini wajib dikuasai, namun masih ada beberapa

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TAHUN II DAN TAHUN IV DI SKILLS LABORATORY PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ilmu keperawatan. Lulus dari ujian merupakan keharusan dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan klinik (clinical skills) pada profesi kedokteran merupakan hal

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan keterkaitan antara kategori attachment, patient-centered

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kasus kekerasan seksual terhadap wanita merupakan. salah satu bentuk kekerasan yang sebenarnya berat dan

PANDUAN PELAKSANAAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (HOSPITAL CASE MANAGER)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah memajukan kesejahteraan bangsa. Salah satunya adalah dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. konsumen atas suatu produk (Bustami, 2011). Dalam pelayanan kesehatan, mutu pelayanan yang

Tabel 1. Jumlah Residen di RSCM Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lampiran 1. Surat Etik Penelitian

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memicu perubahan kurikulum dan semua perangkat kerjanya termasuk sistem

OPINION CHANNELING UU NO.20/2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN

BAB I DEFINISI BAB II A. DEFINISI

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih luas yaitu rasional dan obyektif (Sudaryanto, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terselenggaranya pelayanan kesehatan yang berkualitas juga (Depkes, 2007).

HUBUNGAN BIMBINGAN CLINICAL INSTRUCTUR DENGAN KEPUASAN MAHASISWA PRAKTIK DI RS PERMATA MEDIKA SEMARANG

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KEPUASAN PASIEN DITINJAU DARI ORIENTASI KOMUNIKASI DOKTER. SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penderita gangguan jiwa di dunia pada tahun 2001 adalah 450 juta jiwa, menurut

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dunia pendidikan, dan memicu dunia pendidikan untuk selalu berinovasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Problem based learning (PBL) adalah metode belajar mengajar aktif yang

BAB III METODE PENELITIAN. fenomenologi. Melalui pendekatan fenomenologi, peneliti berusaha

BAB I PENDAHULUAN. Rekam medis menurut Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008. tentang Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan mahasiswa kedokteran. Pada tahap ini mahasiswa belajar untuk

commit 2016 to user Oleh : Brian Sahar Afifah NIM R PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

MATA KULIAH Pelayanan Informasi Obat dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN. Sebagai seorang dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi tentu mempunyai privilege

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDIDIKAN DOKTER KELUARGA UNTUK MENINGKATKAN KEMITRAAN DOKTER PASIEN DALAM PRIMARY CARE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. seorang perawat harus memiliki sertifikat kompetensi (DEPKES, 2014).

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. memiliki anak dengan riwayat gangguan skizofrenia

PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN TERINTEGRASI

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Conjoint Analysis. Prof Bhisma Murti. Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret

BAB I PENDAHULUAN. merupakan gejala terbanyak kedua, setelah masalah saluran pernapasan atas, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis pengaruh..., Agnes Murniati, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen, dan dengan

MODUL PELATIHAN PELATIH PASIEN STANDAR

Artikel untuk Critical Appraisal:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berbasis kompetensi. Penilaian diperlukan sebagai bentuk dari

PENILAIAN MAHASISWA KEPERAWATAN TENTANG STANDARDIZED PATIENT DALAM UJIAN OSCA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat terhadap pentingnya arti kesehatan, maka jasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

B AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai perawat adalah mampu

Transkripsi:

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari tiga dekade terakhir ini, model pendekatan secara biopsikososial oleh dokter terhadap pasien telah menjadi suatu hal yang dianggap penting dan efektif dalam dunia kedokteran. Dalam model ini, pasien dilihat bukan hanya dari segi biologis atau penyakitnya saja, melainkan pasien dilihat dari segala aspek, baik biologis, psikologis, kebiasaan, budaya maupun lingkungan sosialnya. Untuk dapat melihat pasien secara keseluruhan dari segi biopsikososialnya, diperlukan keterampilan komunikasi yang baik dari dokter, agar dapat menggali informasi penting dari pasiennya (Mc Whinney, 2009; Murtagh, 2011). Dengan melakukan pendekatan secara biopsikososial ini akan meningkatkan ketaatan pasien dalam menjalani pengobatan yang tentunya akan memberikan hasil yang lebih baik dalam proses pengobatan (Zolnierek et al., 2009). Selain meningkatkan ketaatan pasien dalam menjalani terapi, komunikasi yang baik juga meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, meningkatkan tingkat kepuasan dokter dan pasien, juga menurunkan angka tuntutan akibat malpraktik (Tongue et al., 2005). Dalam ilmu kedokteran keluarga, dikenal tujuh prinsip kedokteran keluarga, salah satunya adalah patient centered care. Dalam melaksanakan prinsip ini, dokter keluarga diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang mengedepankan kepentingan

pasien dengan menggali pengetahuan dasar pasien mengenai penyakitnya, menguasai konsep illness dan disease dari segi pasien. Kemudian memahami dimensi keluarga, komunitas, sosial, dan kultural dari pasien, termasuk sisi pemahaman nilai dan kepercayaan. Dokter keluarga diharapkan juga mempunyai kemampuan menerangkan temuan klinis dan perencanaan terapi sesuai dengan bahasa pasien, kemudian memonitor konsultasi yang berawal dari ide dan harapan pasien, selalu membuat keputusan medis dengan menghormati otonomi pasien, serta menjaga agar kerja sama antar dokter dan pasien berjalan secara objektif dan berlangsung secara dua arah (Rakel, 2006; Rakel, 2007; McWhinney, 1997; Wonca Europe, 2005). Prinsip patient centered care ini dituangkan oleh Claramita et al. (2013) dalam bentuk pedoman komunikasi dokter-pasien UGM Sapa-Ajak Bicara-Diskusi (Sajakku) yang sudah diadaptasikan ke budaya Indonesia dan sudah melalui uji validitas dan reliabilitas serta sudah diterbitkan di sebuah jurnal internasional. Pedoman komunikasi dokter-pasien ini digunakan untuk mengajarkan ketrampilan komunikasi pada pendidikan dokter strata satu di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) sejak tahun 2009. Akan tetapi, retensi terhadap keterampilan komunikasi yang sudah didapatkan di pendidikan strata satu ini ternyata rendah (Widyandana et al., 2010). Hal ini mungkin disebabkan karena minimnya role-model di pendidikan klinik, yang didominasi oleh residen yang sebagian besar kurang mendapatkan

pelatihan keterampilan komunikasi ini, karena tidak adanya pelatihan lagi di tingkat pendidikan lanjutan. Dengan melihat kondisi ini, pelatihan keterampilan komunikasi ini sangat penting dilakukan di tingkat pendidikan dokter lanjutan atau spesialisasi (Claramita et al., 2011; Levinson et al., 2010; Herqutanto et al., 2011). Pada penelitian lain yang pernah dilakukan oleh Claramita dan kawan-kawan, tentang pengetahuan dan persepsi dokter keluarga terhadap komunikasi dokterpasien dengan menggunakan pedoman komunikasi dokter-pasien UGM Sajakku ini, didapatkan hasil bahwa pemakaian pedoman komunikasi dokter-pasien ini setelah dilakukan analisis data secara kuantitatif, tidak meningkat secara bermakna, tetapi secara kualitatif didapatkan hasil yang meningkat secara bermakna (Claramita et al., 2014). Melihat hal ini, peneliti ingin melakukan kajian untuk mengevaluasi pedoman komunikasi dokter-pasien UGM Sajakku. Walaupun pedoman komunikasi dokter-pasien Sajakku ini sudah disesuaikan dengan konteks budaya dan layanan kesehatan di Indonesia, tetapi masih diperlukan evaluasi dalam penerapannya untuk mengoptimalkan tujuan yang ingin dicapai dalam komunikasi dokterpasien, demi tercapainya pelayanan kesehatan yang baik. Oleh karena itu, dibutuhkan masukan-masukan dari dokter keluarga yang telah mengikuti pelatihan menggunakan pedoman komunikasi dokter-pasien tersebut dan menerapkannya dalam praktik serta pasien yang terlibat di dalamnya.

Dengan melihat pentingnya pedoman komunikasi dokter-pasien yang baik untuk dapat mencapai hasil yang optimal dalam pelayanan kesehatan, peneliti bermaksud melakukan kajian terhadap pedoman komunikasi dokter-pasien UGM Sapa-Ajak Bicara-Diskusi untuk mengevaluasi dan menyempurnakan pedoman tersebut berdasarkan opini dan masukan dari dokter keluarga yang telah mengikuti pelatihan komunikasi dan menerapkannya kepada pasien, serta masukan dari pasien yang sudah merasakan pemeriksaan dengan memakai panduan komunikasi tersebut. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, permasalahan yang ditemukan adalah: Bagaimana mengevaluasi dan menyempurnakan pedoman komunikasi dokter-pasien UGM Sapa-Ajak Bicara-Diskusi agar dapat mencapai hasil pelayanan kesehatan yang lebih baik, berdasarkan opini dan masukan dari dokter keluarga yang telah mengikuti pelatihan komunikasi dan menerapkannya kepada pasien, serta masukan dari pasien yang terlibat di dalamnya? C. Tujuan Penelitian Menyempurnakan pedoman komunikasi dokter-pasien UGM Sapa-Ajak Bicara-Diskusi berdasarkan opini dan masukan dari dokter keluarga yang telah mengikuti pelatihan komunikasi dan menerapkannya kepada pasien dengan pendekatan focus group discussion (FGD).

D. Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat menghasilkan pedoman komunikasi dokterpasien UGM Sapa-Ajak Bicara-Diskusi yang telah disempurnakan agar dipergunakan sebagai panduan komunikasi oleh dokter keluarga dalam memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik terhadap masyarakat. E. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai penyempurnaan pedoman komunikasi dokterpasien UGM Sapa-Ajak Bicara-Diskusi, belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metodologi content analysis yang bertujuan untuk menyempurnakan pedoman komunikasi dokter-pasien UGM Sapa-Ajak Bicara-Diskusi berdasarkan opini dan masukan dari dokter keluarga yang telah mengikuti pelatihan komunikasi dan menerapkannya kepada pasien nyata serta masukan dari pasien tersebut dengan pendekatan focus group discussion (FGD). Penelitian ini mempunyai seting di Indonesia dan menggunakan instrumen Pedoman komunikasi dokter-pasien UGM Sajakku. Adapun penelitian yang pernah dilakukan tentang pedoman komunikasi dokterpasien antara lain adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Persamaan dan perbedaan penelitian yang sudah pernah dilakukan dengan penelitian ini Peneliti Judul penelitian Persamaan Perbedaan Lee et al.,2008 Burt et al., 2014 Moore et al., 2008 Attitudes towards the doctor patient relationship: a prospective study in an Asian medical school Assessing communication quality of consultations in primary care: initial reliability of the Global Consultation Rating Scale, based on the Calgary- Cambridge Guide to the Medical Interview. What does patient-centred communication mean in Nepal? Mengamati proses komunikasi dokterpasien 1. Mengamati efektivitas komunikasi dokterpasien. 2. Subjek adalah dokter layanan primer 1. Mengamati proses komunikasi dokterpasien dengan fokus patient centered care 2. Menggunakan pasien nyata Singapura. Patient-Practitioner Orientation Scale (PPOS) 3. Metode : kohort prospektif 4. Subjek : mahasiswa kedokteran Inggris pedoman komunikasi dokter-pasien Calgary- Cambridge Observation Guide (CCOG) 3. Menggunakan pasien simulasi. 4. Metode : cross sectional Nepal PPOS 3. Metode : cross sectional Zamani et al., 2006 The Effect of Communication Skill Training on Clinical Skill of Internal Medicine and Infectious Disease Residents of Isfahan University of Medical Sciences. Mengamati proses komunikasi dokterpasien Isfahan, Irak Objective Structured Clinical Examination 1 (OSCE 1), OSCE 2 3. Menggunakan pasien simulasi 4. Metode : studi eksperimental 5. Subjek : residen PPDS penyakit dalam Kebaruan dari penelitian ini adalah untuk menyempurnakan pedoman komunikasi dokter-pasien UGM Sapa-Ajak Bicara-Diskusi berdasarkan opini dan masukan dari dokter keluarga yang telah mengikuti

pelatihan komunikasi dan menerapkannya kepada pasien nyata serta masukan dari pasien tersebut dengan pendekatan focus group discussion (FGD).