ANALISA PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU/RIGID PAVEMENT PADA PROYEK REKONSTRUKSI JALAN SOEKARNO HATTA TEBING TINGGI LAPORAN Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III oleh: HORAS M. SIANIPAR RAJA GANI HUTAPEA NIM 1205022116 NIM 1205022146 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2015 i
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugrah-nya yang memberikan hikmah, pengetahuan, kesehatan, kekuatan, dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya. Tugas Akhir ini berjudul ANALISA PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU/RIGID PAVEMENT PADA PROYEK REKONSTRUKSI JALAN SOEKARNO HATTA TEBING TINGGI ditulis untuk menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. Sesuai dengan judulnya, dalam Tugas Akhir ini akan membahas mengenai Analisis perencanaan tebal lapis perkerasan kaku/rigid pavement. Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini, penulis mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik berupa materi, moral dan spritual. Selayaknya penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak M. Syahruddin, S.T., M.T., Direktur Politeknik Negeri Medan; 2. Bapak Ir. Samsudin Silaen, M.T., Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan; 3. Bapak Ir. Sudarto, M.T., Kepala Program Studi Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan; 4. Bapak Fadli, S.T., M.T., Dosen Pembimbing T.A; 5. Bapak Drs. Yulfalentino, M.T., Wali Kelas 6E; 6. Seluruh staf dan pekerja dalam proyek rekonstruksi Jalan Soekarno-Hatta Tebing tinggi; 7. Orang tua kami yang memberikan dukungan moral dan semangat dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini; 8. Rekan-rekan Mahasiswa Politeknik Negeri Medan, khususnya jurusan Teknik Sipil yang telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini; iv
9. Seluruh pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu namanya. Tulisan ini adalah asli tulisan penulis sendiri tanpa ada unsur plagiat. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir ini, namun tidak tertutup kemungkinan masih terdapat kesalahankesalahan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan masukan, segala kritik, saran dan pendapat yang bersifat membangun demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini. Demikian laporan ini ditulis, semoga dapat bermanfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membaca laporan ini terutama yang berkecimpung di bidang teknik sipil. Medan, Agustus 2015 Hormat Penulis, Mahasiswa I Mahasiswa II HORAS M SIANIPAR RAJA GANI HUTAPEA NIM 1205022116 NIM 1205022146 v
ABSTRAK ANALISA PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN KAKU/ RIGID PAVEMENT PADA PROYEK REKONSTRUKSI JALAN SOEKARNO- HATTA TEBING TINGGI Oleh: Horas M. Sianipar (1205022116) dan Raja Gani Hutapea (1205022146) Kondisi existing jalan Soekarno-Hatta Tebing Tinggi yang sudah cukup rusak, serta banyak ditemukan lubang dan retak telah direncanakan ulang lapis perkerasannya oleh perencana menggunakan perkerasan kaku dengan metode SNI Pd T-14-2003. Pada laporan ini penulis mencoba menghitung ulang tebal perkerasan kaku jalan Soekarno-Hatta Tebing Tinggi menggunakan metode AASHTO 1993 dan selanjutnya membandingkan hasil perhitungan dari kedua metode tersebut. Selain itu penulis juga menyajikan parameter yang sama dan yang berbeda dari kedua metode tersebut. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: mengadakan konsultasi dengan narasumber dan mengambil data ke kantor Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN). Dari hasil analisa diperoleh: 1) Perhitungan perkerasan kaku dengan metode AASHTO 1993 didapatkan tebal perkerasan 36 cm sedangkan perhitungan perencana menggunakan metode SNI Pd T-14-2003 didapatkan 26 cm. Selisih tebal perkerasan yang didapatkan cukup besar, hal ini dikarenakan perbedaan parameter input dari masing-masing metode; 2) Ada beberapa parameter yang sama dan berbeda dari kedua metode di atas yaitu; a) Parameter yang sama meliputi; penentuan daya dukung tanah dasar, pemilihan jenis sambungan, penentuan umur rencana, penentuan kuat tarik lentur pelat beton: b) Parameter yang berbeda meliputi; penentuan beban lalu-lintas rencana, pada struktur bawah, penentuan beban rencana, perhitungan beban rencana, penentuan tebal efektif pelat. Kata kunci : Tebal perkerasan, Kaku, AASHTO 1993, SNI Pd T-14-2003 vi
ABSTRACT ANALYSIS CALCULATION OF THICK RIGID PAVEMENT AT RECONSTRUCTION PROJECT SOEKARNO-HATTA ROAD (TEBING TINNGI) By : Horas M. Sianipar (1205022116) and Raja Gani Hutapea (1205022146) Existing condition on Soearno-Hatta roads Tebing Tinggi that have been damaged and found holes and cracks have been planned to be reconstructed with pavement using rigid pavement SNI method Pd T-14-2003. In this report, the authors tries to recalculate thick rigid pavement at Soekarno-Hatta road Tebing Tinggi using AASHTO 1993 method and subsequently comparing the calculation results of the two methods. Moreover, the authors also present the same and different parameters from both methods. Data collection techniques done by: consultation with speakers, and retrieve data from office of planning and national road monitoring (P2JN). From the analysis can be obtained: 1) Calculation of rigid pavement with a method AASHTO 1993 pavement thickness obtained 36 cm while the calculation method SNI planners Pd T-14-2003 obtained pavement thickness of 26 cm. The difference in thickness is large, this is due to difference in input parameters of each method; 2) There are several same and different parameter from two methods; a) The same parameters include; determination of the carrying capacity of the soil, selection the joint type, determination of the age of plan, determination of the flexural strength of concrete slab; b) The different parameter includes; determination of the traffic load plan, bottom structure, determination of the design load, the design load calculations, determination of the effective thickness plan. Keywords: pavement thickness, rigid, AASHTO 1993, SNI Pd T-14-2003 vii
DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL Halaman LEMBAR PERSETUJUAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xi DAFTAR RUMUS... xiii DAFTAR SINGKATAN DAN KONVERSI SATUAN... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Permasalahan... 2 C. Tujuan Pembahasan... 2 D. Batasan Masalah... 3 E. Manfaat Penulisan... 3 F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data... 3 G. Jadwal Persiapan, Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Tugas Akhir... 4 BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK A. Latar Belakang Proyek... 5 B. Kondisi Existing Lama... 6 C. Rencana Penanganan... 7 D. Data Proyek dan Teknis... 8 E. Organisasi Proyek... 11 viii
BAB III TINJAUAN PUSTAKA A. Uraian Umum... 13 B. Kriteria dan Azas-Azas Perencanaan... 14 1. Klasifikasi Jalan... 14 2. Bagian-Bagian Jalan... 16 3. Karakteristik Lalu Lintas... 17 4. Kondisi Lingkungan... 17 5. Pertimbangan Ekonomi... 18 C. Ketentuan/ Persyaratan Perencanaan Perkerasan Kaku... 19 1. Metode Perhitungan Tebal Perkerasan Beton Semen.. 19 2. Struktur dan Jenis Perkerasan Beton Semen... 20 D. Persyaratan Teknis Perencanaan Tebal Lapisan Perkerasan Kaku... 21 1. Prosedur Perencanaan Menggunakan Metode AASHTO 1993... 21 2. Prosedur Perencanaan Menggunakan Metode SNI... 35 BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Tebal Perkerasan Metode SNI Pd T-14-2003 54 B. Perhitungan Tebal Perkerasan Metode AASHTO 1993... 55 C. Persamaan Dan Perbedaan Yang Mendasar Antara Metode AASHTO 1993 Dengan Metode SNI Pd T-14-2003... 66 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 69 B. Saran... 70 DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN ix
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Bagan hubungan antar pihak dalam proyek Rekonstruksi/ Peningkatan Struktur Jalan Soekarno-Hatta Tebing Tinggi... 11 Gambar 2.2 Struktur organisasi lapangan PT. Zhafira Tetap Jaya pada proyek Rekonstruksi/ Peningkatan Struktur Jalan Soekarno-Hatta Tebing Tinggi... 12 Gambar 3.1 Struktur perkerasan beton semen... 13 Gambar 3.2 Bagan alir prosedur perencanaan tebal perkerasan kaku cara AASHTO 1993... 22 Gambar 3.3 Correction of modulus of Subgrade Reaction for Potensial Loss Subbase Support... 29 Gambar 3.4 Tebal pondasi bawah minimum untuk perkerasan beton 36 Gambar 3.5 CBR tanah dasar efektif dan tebal pondasi bawah... 37 Gambar 3.6 Tata letak sambungan pada perkerasan kaku... 45 Gambar 3.7 Angker Panel... 46 Gambar 3.8 Angker Blok... 46 Gambar 3.9 Sistem perencanaan perkerasan beton semen... 47 Gambar 3.10 Analisis fatik dan beban repetisi ijin berdasarkan rasio tegangan, dengan/ tanpa bahu beton... 51 Gambar 3.11 Analisis erosi dan jumlah repetisi beban ijin, berdasarkan faktor erosi, tanpa bahu beton... 52 Gambar 3.12 Analisis erosi dan jumlah repetisi beban berdasarkan faktor erosi, dengan bahu beton... 53 Gambar 4.1 Susunan perkerasan dengan metode AASHTO 1993... 65 Gambar 4.2 Susunan perkerasan dengan metode SNI Pd-T-14-2003 66 x
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Jadwal persiapan, pelaksanaan dan penulisan Laporan Tugas Akhir... 4 Tabel 2.1 Data proyek... 5 Tabel 2.2 Data teknis proyek... 6 Tabel 3.1 Klasifikasi menurut kelas jalan... 15 Tabel 3.2 Klasifikasi menurut medan jalan... 16 Tabel 3.3 Faktor distribusi lajur (D L )... 23 Tabel 3.4 Reliability (R) yang disarankan... 27 Tabel 3.5 Standard Normal Deviation (Z R )... 27 Tabel 3.6 Terminal serviceability index (p t )... 28 Tabel 3.7 Loss of Support Factors (LS)... 30 Tabel 3.8 Quality of drainage... 32 Tabel 3.9 Koefisien pengaliran C (Binkot)... 32 Tabel 3.10 Koefisien pengaliran C (Hidrologi, Iman Subarkah)... 32 Tabel 3.11 Drainage Coefficient (C d )... 33 Tabel 3.12 Load Transfer Coefficient... 34 Tabel 3.13 Nilai Koefisien Gesekan (μ)... 38 Tabel 3.14 Jumlah lajur berdasarkan lebar perkerasan dan koefisien distribusi (C) kendaraan niaga pada lajur rencana... 41 Tabel 3.15 Faktor pertumbuhan lalu-lintas (R)... 42 Tabel 3.16 Faktor keamanan beban (FKB)... 44 Tabel 3.17 Langkah-langkah perencanaan tebal perkerasan beton semen... 48 Tabel 3.18 Tegangan ekivalen dan faktor erosi untuk perkerasan tanpa bahu beton... 49 xi
Tabel 3.19 Tegangan ekivalen dan faktor erosi untuk perkerasan dengan bahu beton... 50 Tabel 4.1 Vehicle Damaged Factor... 56 Tabel 4.2 Hasil Perhitungan W 18... 57 Tabel 4.3 Jumlah Hari Hujan Per Tahun... 61 Tabel 4.4 Persamaan dan perbedaan mendasar antara metode AASHTO 1993 dengan metode SNI Pd T-14-2003... 67 xii
DAFTAR RUMUS Halaman Rumus 3.1 Rumus umum traffic design (ESAL = Equivalent Single Axle Load)... 23 Rumus 3.2 Rumus lalu-lintas kumulatif... 24 Rumus 3.3 Rumus modulus resilien... 29 Rumus 3.4 Rumus modulus reaksi tanah dasar... 29 Rumus 3.5 Rumus modulus elastisitas beton... 30 Rumus 3.6 Rumus mencari faktor air hujan yang akan masuk ke pondasi jalan (%)... 33 Rumus 3.7 Rumus prosen hari efektif hujan dalam setahun yang berpengaruh terkenanya perkerasan (%)... 33 Rumus 3.8 Persamaan penentuan tebal pelat (D)... 34 Rumus 3.9 Rumus faktor pertumbuhan lalu-lintas sesuai dengan umur rencana... 42 Rumus 3.10 Rumus faktor pertumbuhan lalu-lintas sebelum umur rencana selesai... 42 Rumus 3.11 Rumus mencari jumlah sumbu kendaraan niaga selama umur rencana... 43 xiii
DAFTAR SINGKATAN DAN KONVERSI SATUAN 1. A = Faktor konversi lapis perkerasan beton ke hotmix 2. AASHTO = American Association of State Highway and Transportation Officials 3. AC Base = Asphalt Concrete Base 4. AC BC = Asphalt Concrete Binder Course 5. AC WC = Asphalt Concrete Wearing Course 6. ACI = American Concrete Institute 7. A s = Luas Tulangan yang diperlukan 8. C = Koefisien pengaliran, untuk pendekatan analisis hidrologi 9. CBR = California Bearing Ratio 10. C d = Drainage coefficient 11. CF = Condition factor 12. D = Tebal pelat beton rigid pavement = h 13. d = Diameter dowel 14. D D = Faktor distribusi arah = D A 15. D eff = Tebal pelat beton efektif 16. D f = Tebal total perkerasan rencana 17. DF j = Damage factor untuk jenis kendaraan j 18. D ol = Tebal flexible pavement, untuk perencanaan composite pavement 19. D L = Faktor distribusi lajur 20. E c = Modulus elastisitas beton 21. E s = Modulus elastisitas baja (berdasarkan SNI 1991 digunakan 200.000 Mpa) 22. ESAL = Equivalent Single Axle Load 23. F = Friction factor, koefisien gesekan antara pelat beton dengan lapisan di bawahnya xiv
24. f b = Tegangan lekat antara tulangan dengan beton yang dikenal sebagai lekat lentur 25. f c = Kuat tekan beton (benda uji silinder 15 x 30 cm) 26. f r = Flexural strength (modulus of rupture) = S c 27. f s = Steel working stress 28. f t = Kuat tarik lentur beton yang digunakan = 0,4 0,5 fr 29. f y = Tegangan tarik lentur rencana baja (SNI 1991. f y < 400 Mpa BJTD40) 30. J = Load transfer coefficient 31. k = Modulus of subgrade reaction 32. L = Panjang slab 33. Lcr = Jarak teoritis antara retakan, jarak optimum antara 1-2 m 34. LHR = Lalu-lintas Harian Rata-rata 35. LHRj = Jumlah lalu-lintas harian rata-rata 2 arah untuk jenis kendaraan j 36. LS = Loss of Support 37. MR = Resilient modulus 38. MST = Muatan Sumbu Terberat 39. n = Angka ekivalen antara baja dan beton = E s / E c 40. N 1 = Lalu-lintas pada tahun pertama jalan dibuka 41. N n = Lalu-lintas pada akhir umur rencana 42. N p = Total traffic saat overlay 43. N 1,5 = Total traffic pada kondisi perkerasan berakhir (failure) 44. p = Luas tulangan memanjang per satuan luas 45. PCA = Portland Cement Association 46. P heff = Prosen hari efektif hujan dalam setahun yang akan berpengaruh terkenanya perkerasan 47. po = Initial serviceability 48. P s = Longitudinal & tranverse steel diperlukan 49. pt = Terminal serviceability index 50. R = Reliability xv
51. RL = Remaining life 52. S = Koefisien susut beton, umumnya dipakai 0,0005-0,0006 untuk pelat perkerasan jalan 53. S c = Flexural strength (modulus of ropture) 54. S o = Standard deviation 55. STRT = Sumbu Tungal Roda Tunggal 56. STRG = Sumbu Tunggal Roda Ganda 57. SGRG = Sumbu Ganda Roda Ganda 58. T hari = Rata-rata jumlah hari hujan per tahun 59. T jam = Rata-rata hujan per hari 60. u = Keliling penampang tulangan per satuan luas tulangan 61. VDF = Vehicle Damage Factor 62. W 18 = Traffic design pada lajur lalu-lintas, Equivalent Single Axle Load 63. W L = Faktor air hujan yang akan masuk ke pondasi jalan 64. Z R = Standard normal deviate 65. ΔPSI = Total loss of serviceability SATUAN Konversi satuan yang digunakan: 1 kg/cm 2 = 0,084 MPa 1 kg/cm 2 = 14,220 psi 1 kg/cm 3 = 36,095 psi xvi
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN I LAMPIRAN II LAMPIRAN III LAMPIRAN IV LAMPIRAN V : Data Teknis proyek : Foto Dokumentasi Existing Lama : Perhitungan Perencana dengan Metode SNI Pd-T-14-2003 : Tabel Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Dengan/ Tanpa Bahu Beton : Lembar Asistensi xvii
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkerasan jalan merupakan salah satu unsur konstruksi jalan yang sangat penting dalam rangka kelancaran transportasi darat untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penggunanya, sehingga perlu direncanakan dengan baik berdasarkan standar dan kriteria perencanaan yang berlaku di dunia konstruksi perkerasan jalan. Jenis perkerasan jalan, dapat berupa perkerasan lentur (flexible pavement), perkeraaan kaku (rigid pavement), dan perkerasan komposit, yang menggabungkan perkerasan kaku dan perkerasan lentur. Khusus untuk perkeraaan kaku (rigid pavement) yang terbuat dari beton semen baik bertulang maupun tanpa tulangan dan lebih banyak digunakan pada ruas jalan yang mempunyai volume kendaraan berat yang tinggi serta sering mengalami banjir. Dengan telah dikembangkannya perkeraaan kaku (rigid pavement) untuk pembangunan prasarana jalan di daerah perkotaan maupun di pedesaan, maka pemerintah terus menggalakkan pembangunannya baik pada ruas jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten maupun jalan desa ataupun lingkungan, mengingat perkerasan jalan ini lebih mampu mendukung beban kendaraan berat serta tahan terhadap genangan air. Ruas jalan dari Jalan Soekarno-Hatta yang terletak di Kota Tebing Tinggi merupakan jalan nasional yang sebelumnya telah dilapisi perkerasan lentur/ flexible pavement namun mengingat jalan Soekarno-Hatta menghubungkan Provinsi Riau menuju kota Medan sehingga ruas jalan ini banyak dilalui oleh kendaraan pengangkut barang baik berupa truk-truk besar dan mobil pick up, di samping mobil para konsumen pasar sering masuk keluar menyebabkan mudah terjadi kerusakan-kerusakan pada jalan ini. Berdasarkan fakta di atas maka pemerintah telah melakukan alokasi dana 1
untuk meningkatkan ruas jalan tersebut dengan menggunakan konstruksi perkeraaan kaku (rigid pavement) untuk mengatasi masalah di atas. Pada proyek Rekonstruksi Jalan Soekarno-Hatta, perencana menggunakan metode SNI Pd-T-14-2003. Oleh karena itu hasil perhitungan perencana akan dibandingkan dengan hasil metode AASHTO 1993 untuk mengetahui selisih ketebalan serta untuk mengetahui aspekaspek mendasar yang sama dan berbeda dari perhitungan kedua metode di atas. Dengan alasan tersebut, maka diambil judul tentang Analisa Perhitungan Tebal Perkerasan Kaku/ Rigid Pavement Pada Proyek Rekonstruksi Jalan Soekarno-Hatta Tebing Tinggi. Pemilihan judul tersebut disesuaikan dengan konsentrasi yang dimiliki yaitu Konsentrasi Transportasi dan juga disesuaikan dengan matakuliah Perkerasan Jalan Raya dalam merencanakan tebal perkerasan pada proyek. B. Permasalahan Permasalahan yang dibahas dalam laporan ini adalah: 1. Bagaimana hasil perhitungan tebal perkerasan kaku mengunakan metode AASHTO 1993 dibadingkan dengan metode SNI Pd T-14-2003? 2. Apa persamaan dan perbedaan yang mendasar pada perhitungan metode AASHTO 1993 dengan metode SNI Pd T-14-2003? C. Tujuan Pembahasan Tujuan pembahasan dalam laporan ini adalah: 1. Untuk mengetahui perbandingan hasil perhitungan tebal perkerasan kaku dengan metode AASHTO 1993 dan SNI Pd T-14-2003. 2. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan yang mendasar diantara metode AASHTO 1993 dengan metode SNI Pd T-14-2003. 2
D. Batasan Masalah Sesuai dengan judul yang diambil, Analisa Perhitungan Tebal Perkerasan Kaku/ Rigid Pavement Pada Proyek Rekonstruksi Jalan Soekarno- Hatta Tebing Tinggi maka pembatasan masalah ialah tidak membahas mengenai pemilihan material, perhitungan pondasi bawah dan perhitungan CBR untuk menghindari penyimpangan pengolahan data yang terlalu jauh dan agar pembahasannya tidak terlalu luas serta sesuai dengan kelengkapan perolehan data. E. Manfaat Penulisan Laporan Tugas Akhir ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Sebagai referensi mahasiswa yang akan membahas hal yang sama dengan laporan ini. 2. Menambah pengetahuan dan pengalaman agar mampu melaksanakan kegiatan yang sama kelak dengan pelaksanaannya di lapangan. F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data 1. Teknik Pengumpulan Data: Dalam penulisan tugas akhir ini, diperoleh data dari Kantor Perencanaan Dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) Provinsi Sumatera Utara pada Proyek Rekonstruksi Jalan Soekarno Hatta Tebing Tinggi. Data yang diperoleh antara lain: a. Kondisi Tanah b. Data Lalu Lintas c. Kondisi Lingkungan d. Data-data Parameter Perencanaan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) e. Langkah-langkah Perhitungan Tebal Pelat Beton f. Perhitungan Tulangan g. Gambar Perencanaan dan Shop Drawing 3
Selanjutnya dilakukan tinjauan ke lapangan untuk melihat pekerjaan yang telah dikerjakan dan melakukan pengambilan foto dokumentasi di lapangan. Dilakukan juga studi kepustakaan sebagai bahan referensi pembahasan data. 2. Teknik Pengolahan Data: Pengolahan data adalah dengan menggunakan metode AASHTO 1993. G. Jadwal Persiapan, Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Tugas Akhir Tabel 1.1. Jadwal Persiapan, Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Tugas Akhir NO A. Persiapan KEGIATAN Survei perencanaan objek Tugas 1 Akhir dan mendapatkan judul TA 2 Mendapatkan Dosen Pembimbing TA Bimbingan untuk pelaksanaan TA dari 3 Dosen Pembimbing B. Pelaksanaan 1 Bimbingan untuk pengumpulan data 2 Pengumpulan data 3 Bimbingan dan pengolahan data 4 Pengolahan data C. Pelaporan 1 Bimbingan untuk penulisan BAB I 2 Penulisan BAB I 3 Bimbingan untuk penulisan BAB II 4 Penulisan BAB II 5 Bimbingan untuk penulisan BAB III 6 Penulisan BAB III 7 Bimbingan untuk penulisan BAB IV 8 Penulisan BAB IV 9 Bimbingan untuk penulisan BAB V 10 Penulisan BAB V Bimbingan tahap akhir 11 (Penyempurnaan laporan Tugas Akhir) 12 Penyempurnaan laporan Tugas Akhir BULAN APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS 4