Board Manual PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) KATA PENGANTAR

dokumen-dokumen yang mirip
BOARD MANUAL PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)

DAFTAR ISI BOARD MANUAL

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Pedoman Kerja Dewan Komisaris

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

BOARD MANUAL (Panduan Bagi Dewan Komisaris dan Direksi) PT SEMEN TONASA

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS. PT Mandom. Indonesia

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT Matahari Department Store Tbk ( Perseroan )

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi

3. Menerapkan asas-asas GCG yakni, transparansi, akuntabi/itas, responsibi/itas, independensi. Makassar, 11 Februari 2014

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

KESEPAKATAN BERSAMA DIREKSI DAN KOMISARIS DALAM MENERAPKAN BOARD MANUAL

PT LIPPO CIKARANG Tbk. Piagam Dewan Komisaris

GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) POLICY GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) POLICY BOARD MANUAL PT KAI COMMUTER JABODETABEK

BOARD MANUAL PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

BOARD MANUAL PT PG Rajawali I

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

LAPORAN TUGAS DAN PENGAWASAN === DEWAN KOMISARIS === PT PLN TARAKAN TAHUN BUKU 2015

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

PANDUAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI (BOARD MANUAL) PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL TBK

PEDOMAN KERJA (BOARD MANUAL) Dewan Komisaris dan Direksi PT Perkebunan Nusantara IX

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB. 03/SKB/XII/2016 TENTANG BOARD MANUAL PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO)

DAFTAR ISI KESEPAKATAN BERSAMA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

Tata Laksana Kinerja Direksi dan Komisaris BOARD OF MANUAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan )

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MANDOM INDONESIA Tbk

PEDOMAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT EMDEKI UTAMA Tbk

PIAGAM KOMISARIS. A. Organisasi, Komposisi dan Keanggotaan

PEDOMAN BAGI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI (Board manual) PT VIRAMA KARYA (Persero)

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI. PT Mandom Indonesia

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM DIREKSI

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT WIJAYA KARYA BETON Tbk

PEDOMAN KERJA DIREKSI PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk. ("Perusahaan")

Deskripsi Tugas, Tanggung Jawab Dan Wewenang. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS

BOARD MANUAL BOARD MANUAL. PT Logindo Samudramakmur Tbk. Graha Corner Stone Jl. Rajawali Selatan II No. 1 Jakarta Pusat Indonesia

PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS. PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk.

Pedoman Kerja. Dewan Komisaris. & Direksi. PT Prodia Widyahusada Tbk. Revisi: 00

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Definisi

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk. ("Perusahaan")

PIAGAM DEWAN KOMISARIS dan DIREKSI

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN

Board Manual PJBS Tahun 2011

DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI (BOARD MANUAL)

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT Matahari Department Store Tbk ( Perseroan )

PEDOMAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI (BOARD MANUAL) PT BIO FARMA (PERSERO)

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

PT Atlas Resources Tbk. Piagam Dewan Komisaris

PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT MANDOM INDONESIA TBK PASAL 1 DASAR DAN TUJUAN

DAFTAR ISI BOARD MANUAL

Board Manual PT Indonesia Power

Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 58 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

PEDOMAN CODE OF TATA KELOLA CORPORATE PERUSAHAAN GOVERNANCE PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

DAFTAR ISI. SK BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PT BARATA INDONESIA(Persero)

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 59 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

Board. Manual. PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk.

PIAGAM DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT INDOSAT Tbk.

Board Manual PANDUAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR ISI BOARD MANUAL PT INDOFARMA (Persero) Tbk PENGANTAR 1

CHARTER DEWAN KOMISARIS

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk

PT. Indo-Rama Synthetics Tbk ( Perseroan ) Pedoman Dewan Komisaris

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan )

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20...


SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 60 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34/POJK.04/2014 TENTANG KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT UNILEVER INDONESIA TBK

PT LIPPO KARAWACI Tbk. Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi

PEDOMAN DEWAN KOMISARIS PT SOECHI LINES Tbk.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS PERUSAHAAN UMUM BULOG. Nomor : PD- 16 / DU000 / 05 / 2017 Nomor : KEP- 02 / DW000 / 05 / 2017

PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

KATA PENGANTAR. Jakarta, 29 April iii

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Board Manual adalah pedoman bagi Organ Perusahaan yang berisikan prinsip-prinsip hukum korporasi, perundang-undangan yang berlaku, hasil modifikasi dari berbagai peraturan yang dijalankan oleh PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) dan praktik-praktik Good Corporate Governance. Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perkebunan, PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) berkewajiban melaksanakan pengelolaan perusahaan dengan prinsip pada tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) yang meliputi prinsi[ transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, fairness, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri BUMN PER-01/MBU/2011. Board Manual ini menjadi pedoman agar dalam pelaksanaan kerja Dewan Komisaris, Direksi dan perangkat-perangkatnya dapat menjalankan tugas dan wewenangnya sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, sehingga berdampak positif terhadap kinerja perusahaan. Surabaya, 8 Mei 2014 PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) Dewan Komisaris, Direksi, Prof. Dr. Ir. Musliar Kasim, M.S. Komisaris Utama Drs. Irwan Basri, MM Direktur Utama i

DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan Board Manual... 1 C. Dasar Hukum Penyusunan Board Manual... 2 D. Istilah-istilah yang digunakan... 3 BAB II DEWAN KOMISARIS A. Fungsi Dewan Komisaris... 5 B. Persyaratan Dewan Komisaris... 7 C. Keanggotaan Dewan Komisaris... 9 D. Masa Jabatan Dewan Komisaris... 10 E. Program Pengenalan Perusahaan dan Peningkatan Kapabilitas... 11 F. Komisaris Independen... 12 G.Etika Jabatan Dewan Komisaris... 14 H. Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris... 16 I. Hak dan Wewenang Dewan Komisaris... 21 J. Rapat Dewan Komisaris... 22 K. Hubungan Kerja Antara Dewan Komisaris dan Direksi... 28 L. Evaluasi Kinerja Dewan Komisaris... 29 M.Organ Pendukung Dewan Komisaris... 30 N. Pertanggungjawaban Dewan Komisaris... 37 BAB III DIREKSI A. Fungsi Direksi... 38 B. Persyaratan Direksi... 38 C. Keanggotaan Direksi... 40 D. Masa Jabatan Direksi... 40 E. Program Orientasi dan Peningkatan... 42 F. Independensi (Kemandirian) Direksi... 43 G.Etika Jabatan Direksi... 44 H. Tugas dan Kewajiban Direksi... 46 I. Hak dan Wewenang Direksi... 58 J. Penetapan Kebijakan Pengurusan Perusahaan oleh Direksi... 60 K. Pendelegasian Wewenang Diantara Direktur Perusahaan... 62 L. Komposisi Direksi... 62 M.Pembagian Tugas Direksi... 62 N. Rapat Direksi... 64 ii

O.Organ Pendukung Direksi... 69 P. Hubungan dengan Anak Perusahaan dan Perusahaan Afiliasi... 74 Q.Hubungan dengan Profesi Pasar Modal... 75 R. Penggunaan Saran Profesional... 75 S. Pertanggung Jawaban Direksi... 76 BAB IV PENUTUP... 77 iii

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Good corporate governance atau tata kelola perusahaan yang baik menuntut adanya pembagian tugas dan wewenang organ perusahaan dan perangkatnya yang lebih jelas. Dewan Komisaris dan Direksi adalah bagian dari organ perusahaan yang sulit untuk dipisahkan. Agar dalam penye-lenggaraan perusahaan dapat berlangsung baik, maka diperlukan pengaturan masing-masing dalam bentuk Board Manual. Tugas Dewan Komisaris adalah melakukan pengawasan dan pemberian nasehat kepada Direksi yang dalam hal ini bertugas mengelola perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik, sesuai yang diamanatkan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan. Untuk itu Dewan Komisaris dan Direksi harus memiliki kesamaan visi, misi dan nilai-nilai (value) dan strategi perusahaan. Pengelolaan perusahaan yang baik berdasarkan prinsip good corporate governance menghendaki kejelasan sistem dan struktur menyangkut hubungan antar organ perusahaan. Kewenangan, tugas, hubungan kerja masing-masing organ perusahaan didefinisikan secara jelas dan dijalankan dengan konsisten. Oleh karena itu diperlukan suatu panduan yang dapat menjadi acuan bersama dalam pelaksanaan tugas masing-masing. Panduan tersebut adalah Board Manual. B. MAKSUD DAN TUJUAN BOARD MANUAL Board Manual berisikan kompilasi dari prinsip-prinsip hukum korporasi, peraturan perundang-undangan yang berlaku, arahan Pemegang Saham dan ketentuan Anggaran Dasar yang mengatur tata kerja Dewan Komisaris dan Direksi. Board Manual merupakan hasil kodifikasi dari berbagai peraturan yang berlaku bagi PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) dan praktik-praktik terbaik (best practices) good corporate governance. Tujuan Board Manual adalah untuk mempermudah Dewan Komisaris dan Direksi dalam memahami peraturan-peraturan yang terkait dengan tata kerja Dewan Komisaris dan Direksi. Untuk itu pengembangannya haruslah selalu dilakukan sesuai kebutuhan Perusahaan. Perubahanperubahan yang dilakukan harus didasarkan pada peraturan yang berlaku dan tidak melanggar ketentuan dalam Anggaran Dasar serta berdasarkan kesepakatan Dewan Komisaris dengan Direksi. Mengingat Board Manual merupakan kompilasi dari prinsip-prinsip hukum korporasi, maka dalam pelaksanaannya harus tetap mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berbagai 1

ketentuan rinci yang terdapat dalam Anggaran Dasar, arahan Pemegang Saham yang ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan berbagai ketentuan hukum lainnya tetap mengikat walaupun tidak secara spesifik diuraikan dalam Board Manual ini. Prinsip itikad baik, penuh tanggung jawab dan fiduciary duties, skill and care yang inheren dengan pemegang jabatan Dewan Komisaris dan Direksi adalah prinsip umum yang harus tetap dihormati oleh organ Perusahaan yang bertugas mengawasi dan mengurus Perusahaan. C. DASAR HUKUM PENYUSUNAN BOARD MANUAL Peraturan yang menjadi dasar penyusunan Board Manual di antaranya: 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; 2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara; 3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat; 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara; 5. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER- 01/MBU/2011 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara; 6. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER- 01/MBU/2012 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Direksi Badan Usaha Milik Negara; 7. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER- 03/MBU/2012 tentang Pedoman Pengangkatan Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris Anak Perusahaan Badan Usaha Milik Negara; 8. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER- 06/MBU/2012 tentang Perubahan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 01/MBU/2012 Pasal 11 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Direksi Badan Usaha Milik Negara; 9. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER- 09/MBU/2012 tentang Perubahan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2011 Pasal 12 Ayat 10 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara; 10. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER- 12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara; 2

11. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER- 16/MBU/2012 tentang Perubahan Peraturan Mentri Badan Usaha Milik Negara Nomor 01/MBU/2012 Pasal 4 Ayat 4 Huruf c dan Ayat 5 dihapus tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Direksi Badan Usaha Milik Negara; 12. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN; 13. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-101/MBU/2002 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan; 14. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep- 102/MBU/2002 tentang Penyusunan Rencana Jangka Panjang; 15. Pedoman Good Corporate Governance tahun 2006; 16. Anggaran Dasar PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) yang telah disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas sebagaimana ternyata dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Nomor 30 tanggal 16 Agustus 2008 jo Akta Nomor 4 tanggal 4 Maret 2009 keduanya di buat dihadapan Notaris Habib Adje SH, M, Hum, dan terakhir kali diubah dengan Akta Nomor 54 dan 55 tanggal 21 Pebruari 2013, keduanya dibuat dihadapan N. M Dipo Nusantara Pua Upa, SH, M.Hum. 17. Good Corporate Governance Code (Panduan GCG) PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) D. ISTILAH-ISTILAH YANG DIGUNAKAN Istilah-istilah yang digunakan dalam Board Manual ini, kecuali disebutkan lain, mengandung pengertian sebagai berikut: 1. Perusahaan dengan huruf P kapital, adalah PT Perusahaan Perkebunan Nusantara XII (Persero), sedangkan perusahaan dengan huruf p kecil menunjuk kepada perusahaan secara umum; 2. Organ Perusahaan, adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris serta Direksi; 3. Anak Perusahaan, adalah badan usaha berbentuk Perseroan Terbatas atau bentuk lain yang sejenis dengan Perseroan Terbatas, dimana kepemilikan saham Perusahaan lebih dari 50% saham yang dikeluarkan oleh Anak Perusahaan tersebut; 4. Perusahaan Afiliasi, adalah suatu badan usaha berbentuk Perseroan Terbatas atau bentuk lain yang sejenis dengan Perseroan Terbatas, dimana kepemilikan saham Perusahaan kurang dari 50% saham yang dikeluarkan oleh Perusahaan Afiliasi tersebut; 5. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), adalah merupakan forum bagi Pemegang Saham sebagai pemegang kekuasaan tertinggi; 3

6. Dewan Komisaris, adalah keseluruhan Anggota Dewan Komisaris yang berlaku sebagai suatu kesatuan Dewan (Board); 7. Anggota Dewan Komisaris, adalah Anggota dari Dewan Komisaris yang merujuk kepada individu (bukan sebagai Board); 8. Komisaris Utama, adalah Anggota Dewan Komisaris yang mengkoordinasikan segala kegiatan Dewan Komisaris; 9. Direksi, adalah keseluruhan Direktur yang berlaku sebagai suatu kesatuan Dewan (Board); 10. Anggota Direksi atau Direktur, adalah Anggota dari Direksi yang merujuk kepada individu (bukan sebagai Board); 11. Direktur Utama, adalah Direktur yang berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perusahaan dengan ketentuan semua tindakan Direktur Utama tersebut telah disetujui dalam Rapat Direksi; 12. Program Orientasi, adalah program yang diadakan bagi Anggota Dewan Komisaris dan Direktur yang baru pertama kali menjabat di Perusahaan; 13. Kontrak Manajemen, adalah dokumen yang berisikan janji-janji atau pernyataan Direksi untuk memenuhi target-target yang telah ditetapkan oleh Pemegang Saham serta memuat hal-hal atau informasi lainnya seperti tugas dan tanggung jawab, hak dan kewajiban Direktur serta harapan-harapan dari Pemegang Saham; 14. Aktivitas Bisnis, adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan Perusahaan sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 3 (tiga) ayat (2) Anggaran Dasar Perusahaan meliputi: a. Pengusahaan budidaya tanaman meliputi pembukaan dan pengolahan lahan, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan pengusahaan budidaya tanaman tersebut; b. Produksi meliputi pemungutan hasil tanaman, pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi atau barang jadi; c. Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi sub sektor pertanian; d. Pengembangan usaha bidang perkebunan, Agro Wisata dan Agro Bisnis. 15. Jajaran Perusahaan, adalah Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Perusahaan; 16. Jajaran Manajemen, adalah Direksi beserta pejabat 1 (satu) level di bawah Direksi yang membantu pengelolaan Perusahaan; 17. Karyawan, adalah pegawai yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, diangkat sebagai Karyawan tetap dengan Ketetapan Perusahaan yang diberikan hak dan kewajiban menurut ketentuan yang berlaku di Perusahaan. 4

BAB II DEWAN KOMISARIS A. FUNGSI DEWAN KOMISARIS 1. Dewan Komisaris memiliki fungsi sebagai berikut 1 : a. Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris harus mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dan atau anggaran dasar. b. Melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perusahaan maupun usaha Perusahaan dan memberikan nasehat kepada Direksi. 2 ; c. Pengawasan dan pemberian nasihat dilakukan untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk kepentingan pihak atau golongan tertentu; d. Membuat pembagian tugas yang diatur oleh Dewan Komisaris sendiri; e. Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan Dewan Komisaris yang merupakan bagian yang terpisahkan dari RKAP; f. Wajib menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS/Menteri; g. Memastikan efektivitas praktik good corporate governance yang diterapkan Perusahaan; h. Memastikan bahwa dalam Laporan Tahunan Perusahaan telah memuat informasi tentang identitas, pekerjaan-pekerjaan utamanya, jabatan Dewan Komisaris di perusahaan lain, termasuk rapat-rapat yang dilakukan dalam satu tahun buku (rapat internal maupun rapat gabungan dengan Direksi), serta honorarium, fasilitas, dan/atau tunjangan lain yang diterima dari Perusahaan yang bersangkutan; i. Wajib melaporkan kepada Perusahaan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada Perusahaan yang bersangkutan dan perusahaan lain, termasuk setiap perubahannya; j. Mantan anggota Direksi Perusahaan dapat menjadi anggota Dewan Komisaris pada Perusahaan yang bersangkutan, setelah 1 Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-09/MBU/2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor 01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara. 2 Undang-undang No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 1 Ayat 6 5

tidak menjabat sebagai anggota Direksi Perusahaan yang bersangkutan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun, kecuali dengan pertimbangan tertentu yang diputuskan oleh Menteri dalam rangka menjaga kesinambungan program penyehatan Perusahaan, sepanjang tidak ada ketentuan peraturan perundangan lain yang melarangnya. 2. Fungsi pengawasan Dewan Komisaris terwujud dalam 2 (dua) tingkatan: a. Level Performance, yaitu fungsi pengawasan di mana Dewan Komisaris memberikan pengarahan dan petunjuk kepada Direksi serta memberikan masukan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS); b. Level Conformance, yaitu berupa pelaksanaan kegiatan pengawasan pada tahap selanjutnya untuk memastikan nasihat telah dijalankan serta dipenuhinya ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar yang berlaku. 3. Pedoman Umum Fungsi Pengawasan Dewan Komisaris: a. Pengawasan Dewan Komisaris dilakukan terhadap pengelolaan Perusahaan oleh Direksi; b. Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris bertindak atas nama Dewan dan tidak dapat bertindak sebagai individu; c. Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional. Dewan Komisaris dapat mengambil keputusan mengenai hal-hal yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar atau peraturan perundangundangan, pengambilan keputusan tersebut dilakukan dalam fungsinya sebagai pengawas, sehingga keputusan kegiatan operasional tetap menjadi tanggung jawab Direksi 3 ; d. Pengawasan dilaksanakan pada keputusan-keputusan yang sudah diambil (ex post facto) maupun keputusan-keputusan yang akan diambil (preventive basis); e. Pengawasan yang dilakukan tidak hanya berdasarkan atas informasi dari Direksi dan RUPS, tetapi juga dapat berdasarkan informasi dari sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan; f. Pengawasan dilakukan tidak hanya dengan sekedar menyetujui atau tidak menyetujui terhadap tindakan-tindakan yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris, tetapi pengawasan dilakukan dengan mencakup semua aspek bisnis dan aspek operasional Perusahaan. 3 Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia, Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006 6

B. PERSYARATAN DEWAN KOMISARIS Terdapat 2 (dua) macam persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang calon Anggota Dewan Komisaris. Persyaratan tersebut adalah persyaratan umum dan persyaratan khusus. 1. Persyaratan Umum Persyaratan umum merupakan persyaratan dasar bagi Dewan Komisaris yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu: a. Orang perseorangan 4 b. Mampu melaksanakan perbuatan hukum 5 ; c. Memahami Anggaran Dasar dan peraturan perundangundangan yang berkaitan dengan tugasnya; d. Tidak pernah dinyatakan pailit oleh Pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pencalonan 6 ; e. Mampu bekerjasama sebagai anggota Dewan Komisaris; f. Tidak pernah menjadi Direktur atau Anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pencalonan 7 ; g. Tidak pernah dihukum karena melakukan perbuatan pidana yang merugikan keuangan negara dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya 8 ; h. Tidak merangkap jabatan lain sebagai Direktur pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Badan Usaha Milik Swasta atau jabatan lain yang berhubungan dengan pengurusan Perusahaan (jabatan eksekutif di perusahaan lain); i. Memiliki komitmen untuk menyediakan waktu yang memadai; j. Memenuhi syarat integritas dan moral, bahwasanya yang bersangkutan tidak pernah terlibat: 1) Perbuatan rekayasa dan praktik-praktik menyimpang ditempat yang bersangkutan bekerja atau pernah bekerja sebelum pencalonan; 2) Perbuatan cidera janji yang dapat dikatagorikan tidak memenuhi komitmen yang telah disepakati ditempat yang bersangkutan bekerja atau pernah bekerja sebelum pencalonan; 3) Perbuatan yang dikategorikan dapat memberikan keuntungan kepada pribadi calon Anggota Direksi dan 4 Anggaran Dasar Pasal 14 ayat (4) 5 Anggaran Dasar Pasal 14 ayat (4) 6 Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat(4) 7 Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat (4) 8 Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat (4) 7

pegawai tempat yang bersangkutan bekerja atau pernah bekerja sebelum pencalonan; 4) Perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap ketentuan yang berkaitan pengurusan perusahaan yang sehat. k. Memiliki keahlian dan kompetensi untuk mempertimbangkan dan menganalisa suatu masalah secara memadai dan independen; l. Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundangundangan yang berlaku; m.bukan pengurus partai politik dan/atau calon/anggota legislatif; n. Tidak sedang menduduki jabatan yang berpotensi menimbulkan benturan kepentingan dengan Perusahaan atau bersedia mengundurkan diri jika terpilih sebagai Anggota Dewan Komisaris; 2. Persyaratan Khusus Persyaratan khusus merupakan persyaratan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat bisnis Perusahaan yang bergerak di sektor perkebunan. Anggota Dewan Komisaris harus memiliki kompetensi teknis/keahlian, bahwasanya yang bersangkutan memiliki: a. Pengetahuan dan keahlian yang memadai di bidang usaha Perusahaan; b. Berpengalaman di dunia usaha dari segi manajerial maupun akademis; c. Kemampuan untuk melakukan pengawasan strategis dalam rangka pengembangan Perusahaan; d. Pemahaman masalah-masalah manajemen Perusahaan yang berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen. Persyaratan khusus menjadi salah satu substansi dari sistem dan prosedur nominasi serta seleksi yang dikembangkan oleh Dewan Komisaris atau Komite Nominasi dan Remunerasi yang diajukan kepada RUPS untuk disahkan. Pengembangan persyaratan khusus dimaksudkan untuk memperoleh calon Anggota Dewan Komisaris yang sesuai dengan kebutuhan Perusahaan yang akan dijabarkan dalam bentuk kriteria-kriteria mendasar yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Board Manual ini. Bagi Komisaris Independen, selain harus memenuhi persyaratan umum dan khusus, juga berlaku syarat independensi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-01/MBU/2011 9 tentang Penerapan Praktik Good Corporate 9 Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 Tentang Penerapan GCG pada BUMN Pasal 13 ayat (3). 8

Governance pada BUMN. Walaupun Perusahaan belum merupakan Perusahaan terbuka, sebagai external best practise, ketentuan Komisaris Independen dapat juga mengacu pada Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Kep-29/PM/2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, dan Peraturan Pencatatan Nomor I-A: tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek bersifat Ekuitas di Bursa Untuk Perusahaan Publik. Rincian persyaratan independensi lebih lanjut akan dibahas pada sub-bahasan Komisaris Independen. C. KEANGGOTAAN DEWAN KOMISARIS 1. Dewan Komisaris terdiri dari paling sedikit 2 (dua) orang anggota Dewan Komisaris, seorang diantaranya diangkat sebagai Komisaris Utama 10 ; 2. Jumlah Anggota Dewan Komisaris harus disesuaikan dengan kompleksitas Perusahaan dengan tetap memperhatikan aktivitas dalam pengambilaan keputusan 11 ; 3. Anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS dari calon-calon yang diusulkan oleh para Pemegang Saham dan pencalonan tersebut mengikat bagi RUPS 12 ; 4. Pembagian kerja Anggota Dewan Komisaris diputuskan oleh Dewan Komisaris 13 ; 5. Untuk kelancaran tugasnya Dewan Komisaris dapat dibantu oleh seorang Sekretaris yang diangkat oleh Dewan Komisaris berdasarkan saran Pemegang Saham atas beban Perusahaan 14 ; 6. Apabila oleh suatu sebab jabatan Anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak terjadi lowongan harus diselenggarakan RUPS untuk mengisi lowongan tersebut 15. 7. Jumlah dan komposisi Komisaris secara berkala sekurang kurangnya 5 (tahun) sekali dievaluasi untuk menyesuaikan kondisi dan lingkungan Persero dan harus mendapatkan persetujuan dari Pemegang Saham. Jika dipandang perlu dan mendesak, evaluasi atas jumlah dan komposisi Komisaris dapat dilakukan sebelum 5 (lima) tahun. 10 Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat (1) 11 Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia, Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006 12 Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat (11) 13 Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat (24) 14 Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat (24) 15 Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat (25) 9

D. MASA JABATAN DEWAN KOMISARIS 1. Periode masa jabatan para Anggota Dewan Komisaris adalah 5 (lima) tahun dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan para Anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan sewaktu-waktu 16 ; 2. Setelah masa jabatannya berakhir, Anggota Dewan Komisaris dapat diangkat kembali oleh RUPS untuk 1 (satu) kali masa jabatan; 3. Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris tidak bersamaan waktunya dengan pengangkatan Direksi. Penunjukkan kembali akan ditentukan berdasarkan kebutuhan Perusahaan; 4. Pemberhentian Anggota Dewan Komisaris dilakukan oleh RUPS berdasarkan alasan yang wajar, setelah Anggota Dewan Komisaris diberi kesempatan untuk membela diri 17 ; 5. Masa jabatan Anggota Dewan Komisaris berakhir apabila 18 : a. Masa jabatannya berakhir. b. Mengundurkan diri; c. Meninggal dunia; d. Diberhentikan karena tidak lagi memenuhi persyaratan atau karena alasan tertentu berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku dan/atau Anggaran Dasar ini; 6. Seorang Anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Pemegang Saham dengan tembusan kepada Anggota Dewan Komisaris lainnya dan Direksi Perusahaan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya 19 ; 7. Anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri tersebut tetap dimintakan pertanggungjawabannya atas tindakan-tindakannya yang belum diterima pertanggungjawabannya oleh RUPS. 8. Dalam hal terdapat penambahan Anggota Dewan Komisaris, maka masa jabatan Anggota Dewan Komisaris tersebut akan berakhir bersamaan dengan masa jabatan Anggota Dewan Komisaris lainnya yang telah ada, kecuali RUPS menentukan lain; 9. Apabila oleh suatu sebab jabatan Anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam paling lambat 30 (tigapuluh) hari sejak terjadi lowongan harus diselenggarakan RUPS untuk mengisi lowongan tersebut. 20 16 Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat (12) 17 Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia, Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006 18 Anggaran Dasar Pasal 14 ayat (29) 19 Anggaran Dasar 14 ayat (27) 20 Anggaran Dasar Pasal 14 ayat (25) 10

10. Jikalau karena sebab apapun juga Perusahaan tidak mempunyai seorangpun Anggota Dewan Komisaris, maka dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah terjadinya lowongan, harus diselenggarakan RUPS untuk mengangkat Anggota Dewan Komisaris baru 21. 11. Pada saat awal pengangkatannya, Anggota Dewan Komisaris membuat dan menandatangani surat pernyataan kesanggupan melaksanakan tugas dan kewenangannya sesuai prinsip good gorporate governance dan mematuhi nilai yang termuat dalam code of conduct. E. PROGRAM PENGENALAN PERUSAHAAN DAN PENING- KATAN KAPABILITAS 1. Program Pengenalan Perusahaan Beragamnya latar belakang Anggota Dewan Komisaris dimungkinkan bahwa antar Anggota Dewan Komisaris belum mengenal perusahaan, maka keberadaan Program Pengenalan Perusahaan sangat penting untuk dilaksanakan. Hal-hal yang perlu menjadi perhatian dalam pelaksanaan Program Pengenalan Perusahaan adalah sebagai berikut 22 : a. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas dan anggota Direksi yang diangkat untuk pertama kalinya wajib diberikan program pengenalan Perusahaan yang bersangkutan; b. Tanggung jawab untuk mengadakan program pengenalan tersebut berada pada Sekretaris Perusahaan atau siapapun yang menjalankan fungsi sebagai Sekretaris Perusahaan; c. Program pengenalan meliputi : 1) Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG oleh BUMN; 2) Gambaran mengenai BUMN berkaitan dengan tujuan, sifat, dan lingkup kegiatan, kinerja keuangan dan operasi, strategi, rencana usaha jangka pendek, posisi kompetitif, dan masalah-masalah strategi lainya; 3) Keterangan berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan, audit internal dan eksternal, system dan kebijakan pengendalian internal, termasuk Komite Audit; 4) Keterangan mengenai tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris/Pengawas dan Direksi serta hal-hal yang tidak diperbolehkan. 5) Program pengenalan BUMN dapat berupa presentasi, pertemuan, kunjungan ke perusahaan dan pengajian 21 Anggaran Dasar Pasal 14 ayat (26) 22 Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 Tentang Penerapan GCG pada BUMN Pasal 43 11

dokumen atau program lainya yang dianggap sesuai dengan BUMN dimana program tersebut dilaksanakan. 2. Program Peningkatan Kapabilitas Program Peningkatan Kapabilitas merupakan salah satu program penting agar Anggota Dewan Komisaris dapat selalu memperbaharui informasi tentang perkembangan terkini dari aktivitas bisnis Perusahaan dan pengetahuan-pengetahuan lain yang terkait dengan pelaksanaan tugas Dewan Komisaris. Hal-hal yang perlu menjadi perhatian dalam pelaksanaan Program Peningkatan Kapabilitas Anggota Dewan Komisaris adalah sebagai berikut: a. Program Peningkatan Kapabilitas dilaksanakan dalam rangka meningkatkan fungsi dan efektivitas kerja Dewan Komisaris; b. Biaya Program Peningkatan Kapabilitas dimasukkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris; c. Setiap Anggota Dewan Komisaris yang mengikuti Program Peningkatan Kapabilitas seperti seminar, pelatihan, workshop diwajibkan untuk berbagi informasi dan pengetahuan kepada Anggota Dewan Komisaris lain yang tidak mengikuti Program Peningkatan Kapabilitas; d. Anggota Dewan Komisaris yang mengikuti Program Peningkatan Kapabilitas, bertanggung jawab untuk menyampaikan laporan keikutsertaannya kepada Dewan Komisaris; e. Materi yang diterima dari Program Peningkatan Kapabilitas harus terdokumentasi dengan rapi dalam suatu bagian tersendiri. Tanggung jawab dokumentasi terdapat pada Sekretaris Dewan Komisaris dan harus tersedia jika suatu saat dibutuhkan. F. KOMISARIS INDEPENDEN Dalam komposisi Dewan Komisaris perlu ditempatkan Komisaris Independen. Komisaris Independen merupakan Anggota Dewan Komisaris yang tidak memiliki benturan kepentingan sehingga tidak berpotensi mengganggu kemampuannya untuk melaksanakan tugas secara mandiri dan kritis, baik dalam hubungan satu sama lain maupun hubungan terhadap Direksi 23. Agar tujuan tersebut tercapai, maka diperlukan Komisaris Independen yang telah menjadi kebutuhan bagi Perusahaan. Jumlah Komisaris Independen adalah paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari Anggota Dewan Komisaris 24, komposisi tersebut dapat berubah sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. 23 Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang BUMN Pasal 28 Ayat (2) 24 Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 Tentang Penerapan GCG pada BUMN Pasal 13 Ayat (1) 12

Komisaris Independen harus dapat menolak pengaruh, intervensi dan tekanan dari pemegang saham utama yang memiliki kepentingan atas transaksi atau kepentingan tertentu. Sebagai bagian dari organ pengawasan, Komisaris Independen diharapkan memiliki perhatian dan komitmen penuh dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Untuk itu Komisaris Independen Perusahaan merupakan orang-orang yang memiliki pengetahuan, kemampuan, waktu dan integritas yang tinggi. 1. Kriteria Jabatan Komisaris Independen 25 : Untuk dapat diangkat menjadi Komisaris Independen, calon yang ada harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Memahami peraturan perundang-undangan yang terkait dengan Aktivitas Bisnis Perusahaan; b. Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Pemegang Saham pengendali; c. Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Direktur dan/atau Anggota Dewan Komisaris lainnya; d. Tidak menjabat sebagai Direktur di perusahaan yang terafiliasi dengan Perusahaan; e. Tidak bekerja pada Pemerintah termasuk departemen, lembaga non departemen dan kemiliteran dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir; f. Tidak menduduki jabatan eksekutif di Perusahaan atau perusahaan yang mempunyai hubungan bisnis dengan Perusahaan PTPN XII (Persero) dan perusahaan-perusahaan lainnya yang terafiliasi dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir; g. Tidak menjadi pemasok dan pelanggan signifikan atau menduduki jabatan eksekutif dan Dewan Komisaris perusahaan pemasok dan pelanggan signifikan dari Perusahaan PTPN XII (Persero) dan atau perusahaan afiliasinya; h. Bukan merupakan penasihat profesional Perusahaan atau perusahaan lainnya yang satu kelompok industri dengan Perusahaan; i. Tidak mempunyai keterkaitan finansial, baik langsung maupun tidak langsung dengan Perusahaan PTPN XII (Persero) dan atau perusahaan yang menyediakan jasa dan produk kepada Perusahaan PTPN XII (Persero) dan dan afiliasinya; j. Tidak memiliki hubungan hubungan kontraktual dengan Perusahaan PTPN XII (Persero) dan atau perusahaan lainnya yang satu kelompok selain sebagai Dewan Komisaris perusahaan tersebut; 25 Diolah dari berbagai sumber 13

k. Bebas dari kepentingan dan aktivitas bisnis atau hubungan lain yang dapat menghalangi atau mengganggu kemampuannya untuk berpikir dan/atau bertindak secara independen. 2. Prosedur Pencalonan (Nominasi) Komisaris Independen a. Dewan Komisaris dan/atau Komite Nominasi dan Remunerasi mengajukan kriteria calon Komisaris Independen; b. Jumlah Komisaris Independen yang diusulkan harus dapat menjamin agar mekanisme pengawasan berjalan secara efektif dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Salah satu dari Komisaris Independen harus mempunyai latar belakang akuntansi atau keuangan 26 ; c. Dalam pencalonan Komisaris Independen harus diupayakan agar pendapat Pemegang Saham minoritas diperhatikan, antara lain dalam bentuk hak untuk mengajukan calon Komisaris Independen sebagai wujud perlindungan terhadap kepentingan Pemegang Saham minoritas dan stakeholders lainnya; d. Calon yang diajukan harus lebih dari satu; e. Calon yang dinominasikan diajukan kepada RUPS untuk mendapatkan persetujuan. G. ETIKA JABATAN DEWAN KOMISARIS Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Dewan Komisaris harus selalu melandasi diri dengan etika jabatan. Etika jabatan Dewan Komisaris meliputi namun tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut: 1. Etika berkaitan dengan Keteladanan Dewan Komisaris harus mendorong terciptanya perilaku etis dan menjunjung standar etika tertinggi di Perusahaan (the highest ethical standard), salah satu caranya adalah dengan menjadikan dirinya sebagai teladan bagi Direksi dan Karyawan Perusahaan. 2. Etika berkaitan dengan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundangundangan Dewan Komisaris wajib mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar, dan Panduan Good Corporate Governance serta kebijakan Perusahaan yang telah ditetapkan. 3. Etika berkaitan dengan Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi 27 Dewan Komisaris harus mengungkapkan informasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan selalu menjaga kerahasiaan informasi yang dipercayakan kepadanya 26 Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia, Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006 27 Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 Tentang Penerapan GCG pada BUMN Pasal 33 dan Pasal 34 14

termasuk rahasia Perusahaan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kebijakan Perusahaan. 4. Etika berkaitan dengan Peluang Perusahaan Selama menjabat, Anggota Dewan Komisaris tidak diperkenankan untuk: a. Mengambil peluang bisnis Perusahaan untuk dirinya sendiri; b. Menggunakan aset Perusahaan, informasi Perusahaan atau jabatannya selaku Anggota Dewan Komisaris untuk kepentingan pribadi yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta kebijakan Perusahaan yang berlaku. 5. Etika berkaitan dengan Benturan Kepentingan Benturan kepentingan adalah suatu kondisi tertentu di mana kepentingan Anggota Dewan Komisaris bertentangan dengan kepentingan Perusahaan untuk meraih laba, meningkatkan nilai, mencapai visi dan menjalankan misi serta arahan Rapat Umum Pemegang Saham, yang pada akhirnya akan merugikan Perusahaan. Berkaitan hal tersebut maka Anggota Dewan Komisaris: a. Dilarang melakukan tindakan yang mempunyai benturan kepentingan (conflict of interest) untuk mengambil keuntungan pribadi, dalam pengambilan keputusan dan/atau pelaksanaan kegiatan BUMN yang bersangkutan, selain penghasilan yang sah 28 ; b. Mengisi daftar khusus yang berisikan kepemilikan sahamnya dan atau keluarganya pada Perusahaan maupun perusahaan lain; c. Tidak memanfaatkan jabatan bagi kepentingan pribadi atau bagi kepentingan orang atau pihak lain yang terkait yang bertentangan dengan kepentingan Perusahaan; d. Menghindari setiap aktivitas yang dapat mempengaruhi independensi dalam melaksanakan tugas; e. Melakukan pengungkapan dalam hal terjadi benturan kepentingan, dan yang bersangkutan tidak boleh melibatkan diri dalam proses pengambilan keputusan Perusahaan yang berkaitan dengan hal tersebut. 6. Etika berkaitan dengan Korupsi dan Penyuapan Anggota Dewan Komisaris senantiasa mencegah dan menghindarkan diri dari praktik-praktik korupsi, gratifikasi, dan penyuapan dalam cara, bentuk dan/atau untuk kepentingan apapun 28 Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 Tentang Penerapan GCG pada BUMN Pasal 17 15

yang diyakini dapat merugikan Perusahaan. Beberapa hal yang dilarang bagi Anggota Dewan Komisaris adalah sebagai berikut: 29 a. Dilarang untuk memberikan atau menawarkan, atau menerima baik langsung ataupun tidak langsung sesuatu yang berharga kepada pelanggan atau seorang pejabat Pemerintah untuk mempengaruhi atau sebagai imbalan atas apa yang telah dilakukannya dan tindakan lain sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku; b. Dilarang memberikan insentif kepada karyawan atau pihak lain yang ditetapkan perusahaan dalam rangka kepentingan perusahaan. H. TUGAS DAN KEWAJIBAN DEWAN KOMISARIS 1. Kebijakan Umum Berkaitan dengan pelaksanaan fungsi pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi, Dewan Komisaris mempunyai tugas dan/atau kewajiban untuk: a. Tunduk pada ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan, keputusan RUPS dan peraturan perundang-undangan yang berlaku 30 ; b. Beritikad baik dan dengan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha Perusahaan 31 ; c. Melakukan tugas pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perusahaan, pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), serta pelaksanaan ketentuanketentuan Anggaran Dasar dan keputusan RUPS serta peraturan perundang-undangan yang berlaku 32 ; d. Melakukan tugas pengawasan terhadap Direksi untuk memastikan Direksi mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk namun tidak terbatas pada peraturan perundang-undangan. e. Melakukan pengawasan terhadap Direksi untuk memastikan Direksi mematuhi tata urutan peraturan internal Perusahaan; f. Memberi nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perusahaan; g. Memberikan pendapat dan saran kepada Direksi dan segenap jajarannya berkaitan dengan pengurusan Perusahaan; h. Mengkaji, mengevaluasi atau memberikan rekomendasi kepada Direksi dan segenap jajarannya berkaitan dengan penyusunan 29 Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 Tentang Penerapan GCG pada BUMN Pasal 40 Ayat (1) dan (2) 30 Anggaran Dasar Perusahaan Pasal 15 Ayat (1) 31 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 114 Ayat (2) 32 Anggaran Dasar Perusahaan Pasal 15Ayat (1) 16

visi, misi, perubahan Anggaran Dasar serta rencana-rencana strategis Perusahaan lainnya seperti yang diatur dalam Anggaran Dasar; i. Memberikan pendapat dan saran serta pengesahan mengenai RJPP dan RKAP yang diusulkan Direksi. Pengesahan untuk RJPP selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sejak penyampaian rancangan oleh Direksi dan 30 (tiga puluh) hari sejak tahun buku baru dimulai untuk pengesahan RKAP; j. Melakukan penelitian dan penelaahan atas laporan-laporan dari Direksi dan segenap jajarannya, terutama yang berkaitan dengan tugas-tugas spesifik yang telah diputuskan bersama; k. Meneliti dan menelaah laporan-laporan dari komite-komite yang menjadi organ pendukung Dewan Komisaris; l. Mengikuti perkembangan kegiatan Perusahaan baik dari informasi-informasi internal yang disediakan oleh Perusahaan maupun dari informasi-informasi eksternal yang berasal dari media maupun dari sumber-sumber lainnya; m. Menghadiri rapat-rapat kerja/koordinasi dengan Direksi dan segenap jajarannya; n. Menyusun rencana kerja dan anggaran Dewan Komisaris untuk periode tahun berjalan; o. Melakukan self assesment atas kinerja Dewan Komisaris secara periodik; p. Memantau efektivitas praktik good corporate governance 33. 2. Terkait dengan Rapat Umum Pemegang Saham Dalam hubungannya dengan RUPS, Dewan Komisaris bertugas dan berkewajiban untuk: a. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan aktivitas dan kinerja Dewan Komisaris kepada RUPS; b. Melaporkan hasil pengawasan Dewan Komisaris terhadap kinerja Direksi kepada RUPS; c. Mengawasi penyusunan, pelaksanaan dan menyampaikan hasil penilaian RKAP serta pendapatnya kepada RUPS; d. Memberikan pendapat dan saran bagi RUPS dalam hal pengangkatan dan pemberhentian Direksi; e. Mengikuti perkembangan kegiatan Perusahaan dan dalam hal Perusahaan menunjukkan gejala kemunduran yang signifikan, segera melaporkan kepada RUPS dengan disertai saran mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh; 33 Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 Tentang Penerapan GCG pada BUMN Pasal 12 ayat (7) 17

f. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai setiap persoalan lainnya yang dianggap penting bagi pengelolaan Perusahaan; g. Memberikan tanggapan atas laporan berkala Direksi (triwulan, tahunan) serta pada setiap waktu yang diperlukan mengenai perkembangan Perusahaan dan melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Pemegang Saham tepat pada waktunya; h. Mengusulkan penunjukkan auditor eksternal kepada RUPS i. 3. Terkait dengan Nominasi dan Seleksi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi 34 Dewan Komisaris berkewajiban mengusulkan sistem nominasi dan seleksi bagi calon Anggota Dewan Komisaris dan Direksi, dan mengajukannya kepada RUPS untuk disahkan. Dalam menjalankan kewajiban ini, Dewan Komisaris dapat dibantu oleh Komite Nominasi dan Remunerasi. Sistem Nominasi dan Seleksi Anggota Dewan Komisaris dan Direksi harus dilaksanakan secara baik untuk menjamin terlaksananya prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian, dan kewajaran. 4. Terkait Evaluasi Kinerja Dewan Komisaris dan Direksi 35 Dewan Komisaris berkewajiban untuk: a. Mengusulkan Indikator Pencapaian Kinerja (Key Performance Indikator) Dewan Komisaris; b. Indikator Pencapaian Kinerja merupakan ukuran penilaian atas keberhasilan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pengawasan dan pemberian nasihat oleh Dewan Komisaris sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan/atau anggaran dasar; c. Menyampaikan laporan triwulanan perkembangan realisasi Indikator Pencapaian Kinerja kepada para Pemegang Saham/Menteri. 5. Terkait dengan Pengelolaan Manajemen Risiko Dewan Komisaris mempunyai kewajiban untuk melakukan penilaian secara berkala dan memberikan rekomendasi tentang risiko serta penerapan manajemen risiko di Perusahaan. Dalam menjalankan kewajiban ini, Dewan Komisaris dapat dibantu oleh Komite yang menjadi organ pendukung Dewan Komisaris. Dewan Komisaris melakukan peran aktif dalam pengawasan penerapan manajemen risiko yang dilakukan oleh Direksi. Selain itu Dewan Komisaris juga didorong untuk melaksanakan fungsi: a. Mengevaluasi Kebijakan Manajemen Risiko; 34 Peratutan Menteri BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 Tentang Penerapan GCG pada BUMN 35 Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 Tentang Penerapan GCG pada BUMN Pasal 15 18

b. Mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan Kebijakan Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud dalam huruf (a) di atas; c. Mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi yang berkaitan dengan transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris. 6. Terkait dengan Pemberantasan Korupsi 36 Anggota Dewan Komisaris dilarang menerima, memberikan atau menawarkan baik langsung ataupun tidak langsung sesuatu yang berharga kepada pejabat pemerintah dan atau pihak-pihak lain yang dapat mempengaruhi atau sebagai imbalan atas apa yang telah dilakukannya dan tindakan lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dewan Komisaris mendukung upaya-upaya pemberantasan korupsi yang telah dicanangkan oleh Pemerintah. 7. Terkait dengan Sistem Pengendalian Intern Dewan Komisaris dengan dibantu oleh Komite Audit mempunyai kewajiban untuk: a. Mengkaji efektivitas sistem pengendalian internal, dengan menilai kompetensi dan jumlah sumber daya, ruang lingkup tugas dan kewenangan serta independensi dari auditor internal; b. Mengkaji efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal, dengan menilai kompetensi, independensi serta ruang lingkup tugas auditor eksternal; c. Memastikan auditor internal, auditor eksternal dan Komite Audit memiliki akses terhadap informasi mengenai Perusahaan yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya; d. Melakukan penilaian atas akurasi informasi yang disiapkan untuk pihak lain, khususnya dalam Laporan Keuangan dan Non-Keuangan Tahunan serta Laporan Tahunan yang disesuaikan dengan best practice. 8. Terkait dengan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Dewan Komisaris mengawasi konsistensi strategi kebijakan dan implementasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan serta pemanfaatan dananya, serta melaporkan perkembangannya secara berkala kepada Menteri Negara BUMN. 9. Terkait dengan Keterbukaan dan Kerahasiaan Informasi 37 a. Kecuali disyaratkan dalam peraturan perundang-undangan, anggaran dasar, dan atau peraturan perusahaan, auditor eksternal, auditor internal, dan Komite Audit, serta komite 36 Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 Tentang Penerapan GCG pada BUMN Pasal 40 Ayat (1) 37 Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 Tentang Penerapan GCG pada BUMN Pasal 33 dan 34 19

lainnya jika ada harus merahasiakan informasi yang diperoleh sewaktu melaksanakan tugasnya; b. Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada perusahaan untuk menjaga kerahasiaan informasi perusahaan; c. Informasi, yang berdasarkan ketentuan peratyran perundangundangan dan/atau ketentuan perusahaan merupakan informasi rahasia yang berkenaan dengan perusahaan, harus dirahasiakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan/atau ketentuan perusahaan. d. BUMN wajib mengungkapkan informasi penting dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan BUMN sesuai dengan peraturan perundang-undangan secara tepat waktu, akurat, jelas dan obyektif. 10. Terkait Pelaksanaan Pengawasan/Pemberian Nasihat Oleh Dewan Komisaris Pelaksanaan pengawasan/pemberian nasihat oleh Dewan Komisaris antara lain dilakukan melalui: a. Meminta keterangan secara tertulis kepada Direksi tentang suatu permasalahan yang terjadi; b. Memberikan pendapat atau arahan dalam rapat Dewan Komisaris dengan Direksi atau rapat-rapat lain yang dihadiri oleh Anggota Dewan Komisaris; c. Kunjungan ke unit kerja tertentu dalam rangka memastikan pelaksanaan operasional Perusahaan seperti produksi, pemasaran, sumber daya manusia (SDM), keuangan dan aspek lainnya berjalan secara efektif; d. Memberikan tanggapan atas laporan berkala yang diberikan oleh Direksi. 11. Terkait dengan Pertanggungjawaban Hukum Dewan Komisaris a. Dewan Komisaris dalam kapasitasnya sebagai pengawas, menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengawasan atas pengelolaan Perusahaan oleh Direksi, yang merupakan bagian dari Laporan Tahunan yang disampaikan kepada RUPS untuk memperoleh persetujuan. b. Persetujuan RUPS atas Laporan Tahunan dan pengesahan atas Laporan Keuangan merupakan pembebasan dan pelunasan tanggung jawab (acquit de charge) kepada masing masing anggota Dewan Komisaris, sejauh tercermin dalam Laporan Tahunan. Persetujuan RUPS atas Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan tidak mengurangi tanggung jawab masingmasing anggota Dewan Komisaris apabila terjadi tindak pidana atau kesalahan dan atau kelalaian yang menimbulkan kerugian bagi pihak ketiga yang tidak dapat dipenuhi dengan aset Persero. 20

c. Pertanggungjawaban Dewan Komisaris terhadap RUPS merupakan wujud dari akuntabilitas pengawasan atas pengelolaan Persero dalam rangka pelaksanaan GCG. 12. Terkait dengan Benturan Kepentingan a. Benturan kepentingan adalah situasi dimana Anggota Dewan Komisaris karena kedudukan dan wewenang yang dimilikinya dalam Persero, mempunyai perbedaan kepentingan ekonomis pribadi atau keluarga dengan kepentingan ekonomis Perusahaan yang mempengaruhi langsung maupun tidak langsung pelaksanaan tugas yang diamanatkan Perusahaan yang tertuang dalam Anggaran Dasar. b. Jika salah satu Anggota Dewan Komisaris berada dalam posisi yang mengandung benturan kepentingan, maka Anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan harus melaporkan kepada Komisaris Utama dan tidak ikut dalam proses pengambilan keputusan. c. Jika Komisaris Utama yang berada dalam posisi dan situasi yang mengandung benturan kepentingan, maka Komisaris Utama mengungkapkan kondisi tersebut kepada anggota Anggota Dewan Komisaris yang lain dan tidak ikut dalam proses pengambilan keputusan. d. Dalam hal terjadi benturan kepentingan antara kepentingan pribadi atau kepentingan golongan dengan kepentingan Perusahaan, maka kepentingan Perusahaan harus didahulukan. I. HAK DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS 1. Anggota Dewan Komisaris, baik bersama-sama maupun sendirisendiri setiap waktu berhak memasuki bangunan-bangunan dan halaman-halaman atau tempat-tempat lain yang dipergunakan atau dikuasai oleh Perusahaan. 2. Anggota Dewan Komisaris, baik bersama-sama maupun sendirisendiri berhak memeriksa buku-buku, surat-surat bukti, persediaan barang-barang, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga serta mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi. 3. Jika dianggap perlu, Dewan Komisaris atas biaya Perusahaan untuk jangka waktu terbatas dapat meminta bantuan ahli-ahli untuk melakukan pemeriksaan sesuai tugas dan wewenangnya. 4. Anggota Dewan Komisaris berhak meminta penjelasan dan menanyakan segala hal yang berhubungan dengan tugas-tugas Dewan Komisaris dan Direksi, dan Direksi wajib menyampaikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh Dewan Komisaris. 5. Anggota Dewan Komisaris berhak meminta semua keterangan dan informasi yang berkaitan dengan Perusahaan kepada Direksi dan 21

Direksi harus memberikan semua keterangan yang terkait dengan Perusahaan. 6. Pembagian kerja dan keanggotaan komite di antara para Anggota Dewan Komisaris diatur oleh Dewan Komisaris, dan untuk kelancaran tugas Dewan Komisaris dapat dibantu oleh Sekretaris yang diangkat oleh Dewan Komisaris atas beban Perusahaan. 7. Dewan Komisaris dengan suara terbanyak biasa setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih Direksi, jikalau mereka bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar atau melalaikan kewajibannya atau terdapat alasan yang mendesak bagi Persero. 8. Anggota Dewan Komisaris diberi gaji dan tunjangan lain termasuk santunan purna jabatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang jumlahnya ditentukan oleh RUPS 38 ; 9. Mendapatkan sarana dan fasilitas Perusahaan sesuai dengan hasil penetapan RUPS yang penyediaannya disesuaikan dengan kondisi keuangan Perusahaan, azas kepatutan dan kewajaran serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penjabaran tentang sarana dan fasilitas Perusahaan dituangkan lebih lanjut dalam Keputusan RUPS. J. RAPAT DEWAN KOMISARIS 1. Kebijakan Umum a. Rapat Dewan Komisaris adalah rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Komisaris. b. Rapat Dewan Komisaris terdiri dari Rapat Internal Dewan Komisaris dan Rapat Dewan Komisaris bersama Direksi. c. Rapat Dewan Komisaris diadakan di tempat kedudukan Perusahaan atau tempat kegiatan usaha Perusahaan atau di tempat lain di wilayah Republik Indonesia yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris. d. Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama dalam hal Komisaris Utama berhalangan yang tidak perlu dibuktikan pihak ketiga, maka rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh seorang Anggot Dewan Komisaris lainnya yang ditunjuk oleh Komisaris Utama. Apabila Komisaris Utama tidak melakukan penunjukan maka Anggota Dewan Komisaris yang tertua dalam jabatan yang memimpin rapat. Dalam hal Anggota Dewan Komisaris yang tertua dalam jabatan lebih dari 1 (satu) atau tidak ada, maka pimpinan Rapat Dewan Komisaris dipilih oleh dan dari antara mereka yang hadir. 39 38 Anggaran Dasar Pasal 14 Ayat (23) 39 Anggaran Dasar Pasal 16 ayat (16) 22