PIAGAM DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT INDOSAT Tbk.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PIAGAM DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT INDOSAT Tbk."

Transkripsi

1 PIAGAM DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT INDOSAT Tbk. I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang PT Indosat Tbk. ( Indosat atau Perseroan ) adalah suatu penyedia jasa telekomunikasi dan jaringan serta suatu penyedia jasa teknologi informatika dan/atau jasa teknologi konvergensi di Indonesia yang tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebagai suatu perusahaan yang tercatat di BEI, Indosat diwajibkan untuk mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dalam sektor pasar modal dimana saham-saham Indosat tercatat dan wajib menjalankan perusahaan sesuai dengan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik dan praktik terbaik. Dengan Direksi yang bertugas sebagai manajemen Indosat dan Dewan Komisaris yang bertugas sebagai pengawas dan penasihat, dalam menjalankan peranan dan tanggung jawab mereka harus mematuhi hukum dan peraturan perundangan yang berlaku serta Anggaran Dasar Indosat. Direksi dan Dewan Komisaris akan lebih lanjut mematuhi prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance atau GCG ), yang didasarkan pada prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian dan keadilan serta nilai-nilai dan tata tertib yang berlaku di Indosat sebagai suatu cara untuk melindungi kepentingan seluruh pemangku kepentingan dan untuk mengupayakan pertumbuhan Indosat yang berkelanjutan. Direksi dan Dewan Komisaris memegang peranan penting dalam menjalankan dan mengelola Indosat dan dengan demikian dianggap layak untuk menetapkan prinsip-prinsip panduan secara umum bagi Direksi dan Dewan Komisaris dalam menjalankan peranan mereka, yang akan disebut sebagai Piagam Direksi dan Dewan Komisaris (untuk selanjutnya, Piagam Dewan-dewan ). Dengan Piagam Dewan-dewan ini, Direksi dan Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas-tugas mereka harus setiap saat bertindak dan berperilaku dengan konsisten sesuai dengan prinsip-prinsip GCG, nilai-nilai dan tata tertib yang berlaku di dalam Indosat dan selalu mematuhi hukum dan peraturan perundangan yang berlaku serta Anggaran Dasar Indosat. 1.2 Maksud dan Tujuan Piagam Dewan-dewan ini telah dibuat sesuai dengan (i) Undang-Undang Perseroan Terbatas (sebagaimana akan didefinisikan di bawah ini), (ii) 1

2 anggaran dasar Perseroan, (iii) peraturan pasar modal, termasuk UU No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Terbuka ( Peraturan OJK ), dan Peraturan Bursa Efek Indonesia No. I-A tentang Pendaftaran Saham-saham (Stock) dan Efek Jenis Ekuitas selain dari Saham yang Dikeluarkan oleh Perusahaan-perusahaan Terdaftar sebagaimana terlampir dalam Keputusan Direksi Bursa Efek Indonesia No. Kep-00001/BEI/ ; dan (iv) prinsip-prinsip GCG. Piagam Dewan-dewan ini merupakan suatu pedoman bagi Direksi dan Dewan Komisaris berdasarkan hukum dan peraturan yang berlaku bagi Indosat dan praktik terbaik GCG. Piagam Dewan-dewan ini mengatur mengenai struktur dan hubungan kerja antara Direksi dan Dewan Komisaris di dalam organisasi Indosat dan menjadi referensi bagi seluruh anggota dewan dalam menetapkan dan melaksanakan tugas, tanggung jawab dan wewenang mereka. Piagam Dewan-dewan ini bertujuan untuk memfasilitasi pemahaman di antara para anggota Direksi dan Dewan Komisaris mengenai peraturan yang berkaitan dengan prosedur kerja masing-masing dewan. Direksi dan Dewan Komisaris harus mematuhi Piagam Dewan-dewan ini, hukum dan peraturan perundangan yang berlaku, Anggaran Dasar Perseroan, serta mematuhi standar dan prinsip etika yang tinggi. 1.3 Daftar Istilah 1. Anggaran Dasar merujuk kepada Anggaran Dasar Indosat yang tercantum dalam Akta Berita Acara Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 30 tanggal 10 Juni 2015, dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta. 2. Direksi merujuk kepada Organ Perseroan dengan wewenang dan tanggung jawab penuh atas manajemen Perseroan demi kepentingan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan dan untuk mewakili Perseroan di dalam dan di luar Pengadilan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar. 3. Dewan Komisaris merujuk kepada Organ Perseroan dengan tugas untuk mengawasi secara umum dan/atau spesifik sesuai dengan Anggaran Dasar dan memberikan nasihat kepada Direksi. 4. Komisaris merujuk kepada seorang anggota Dewan Komisaris, termasuk Komisaris Utama. 5. Perseroan merujuk kepada PT Indosat Tbk. 6. Undang-Undang Perseroan Terbatas merujuk kepada UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 2

3 7. Organ-organ Perseroan merujuk kepada RUPS, Direksi dan Dewan Komisaris Indosat. 8. Direktur merujuk kepada seorang anggota Direksi, termasuk Direktur Utama. 9. Para Karyawan merujuk kepada para karyawan Perseroan, tidak termasuk para anggota Direksi dan Dewan Komisaris. 10. Rapat Umum Pemegang Saham (untuk selanjutnya RUPS ) merujuk kepada suatu Organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris dalam batas-batas yang ditentukan dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas dan/atau Anggaran Dasar. 11. Para Komisaris Independen merujuk kepada para anggota Dewan Komisaris yang berasal dari luar Emiten dan Perusahaan Terbuka dan memenuhi persyaratan Para Komisaris Independen sebagaimana ditentukan dalam Peraturan OJK. 12. Para Pemegang Saham merujuk kepada para pihak yang terdaftar dalam daftar pemegang saham Perseroan. II. Dewan Komisaris 2.1 Pengangkatan dan Pemberhentian Masing-masing anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS dengan mempertimbangkan rekomendasi dari Dewan Komisaris. Pengangkatan tersebut akan berlaku efektif sejak tanggal yang ditetapkan oleh RUPS yang mengangkat anggota Dewan Komisaris tersebut sampai dengan penutupan RUPS Tahunan ke-4 (ke-empat) setelah tanggal pengangkatan tersebut, namun demikian tanpa mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan anggota Dewan Komisaris setiap saat apabila anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan dinilai tidak mampu melaksanakan tugas-tugasnya. Pemberhentian tersebut harus disertai dengan alasan pemberhentian dan bagi anggota Dewan Komisaris yang akan diberhentikan diberi kesempatan untuk menyampaikan pembelaan diri, kecuali anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan tidak berkeberatan atas pemberhentian tersebut. Anggota Dewan Komisaris yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali. Masa jabatan Dewan Komisaris berakhir, karena hal-hal berikut ini: 1. anggota Dewan Komisaris tersebut tidak lagi memenuhi persyaratan sesuai hukum dan peraturan perundangan yang berlaku; 3

4 2. anggota Dewan Komisaris tersebut dilarang untuk menjadi seorang anggota Dewan Komisaris sesuai dengan hukum dan peraturan perundangan yang berlaku; 3. anggota Dewan Komisaris tersebut mengundurkan diri dengan menyerahkan suatu pemberitahuan tertulis dan pengunduran diri tersebut telah dinyatakan berlaku efektif pada suatu RUPS; 4. anggota Dewan Komisaris tersebut meninggal dunia; atau 5. anggota Dewan Komisaris tersebut diberhentikan berdasarkan suatu keputusan kementerian, khusus untuk komisaris yang dicalonkan oleh Pemerintah Indonesia. Perseroan harus menyelenggarakan RUPS untuk mengganti anggota Dewan Komisaris yang selama masa jabatan mereka, tidak lagi mematuhi persyaratan-persyaratan sebagai anggota Dewan Komisaris. Sehubungan dengan pengunduran diri anggota Dewan Komisaris, Perseroan harus menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan pengunduran diri dalam waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah diterimanya surat pengunduran diri. Pengunduran diri tersebut menjadi sah dan berlaku efektif pada saat disetujui oleh RUPS atau di akhir jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari tersebut, yang mana yang lebih dahulu. Seorang Komisaris Independen yang telah menjabat selama 2 (dua) kali masa jabatan dapat diangkat kembali untuk periode berikutnya dengan ketentuan bahwa Komisaris Independen tersebut menyatakan kepada RUPS bahwa ia tetap independen dan pernyataan tersebut harus diungkapkan dalam Laporan Tahunan. Dalam hal Komisaris Independen tersebut memegang jabatan pada Komite Audit, Komisaris Independen yang bersangkutan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) masa jabatan tambahan pada Komite Audit tersebut. Dalam hal 1 (satu) atau lebih anggota Dewan Komisaris mengundurkan diri, yang menyebabkan jumlah anggota-anggota Dewan Komisaris menjadi kurang dari 3 (tiga) orang, maka pengunduran diri tersebut menjadi sah pada saat disetujui oleh RUPS dalam mana para anggota Dewan Komisaris yang baru juga diangkat, sedemikian sehingga ketentuan mengenai jumlah minimal anggota Dewan Komisaris terpenuhi. Apabila akibat alasan apapun, suatu jabatan dalam Dewan Komisaris menjadi kosong sehingga menyebabkan jumlah anggota Dewan Komisaris menjadi kurang dari jumlah minimal yang diwajibkan, maka RUPS harus diselenggarakan untuk mengisi kekosongan tersebut. Perseroan harus mengungkapkan kepada masyarakat atas informasi mengenai pengunduran diri anggota(-anggota) Dewan Komisaris dan harus menyerahkannya kepada OJK paling lambat dua (2) hari kerja setelah: 1. diterimanya suatu surat pengunduran diri; dan 2. hasil RUPS. 4

5 2.2 Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Tugas dan Tanggung Jawab Tugas utama Dewan Komisaris adalah untuk melakukan pengawasan secara umum dan/atau secara khusus untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan Anggaran Dasar, serta untuk memberikan nasihat/saran kepada Direksi. Dewan Komisaris harus melaksanakan pengawasan atas kebijakan manajemen, pelaksanaan manajemen secara umum, baik mengenai Perseroan atau usahanya, dan memberikan nasihat/saran kepada Direksi. Dewan Komisaris harus melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan itikad baik, dengan tanggung jawab penuh dan dengan penuh kehati-hatian. Tugas-tugas Dewan Komisaris: 1. Dewan Komisaris harus menelaah Laporan Tahunan selama masa jabatannya dalam tahun buku terkait dan menandatanganinya apabila mereka menerima Laporan Tahunan tersebut, atau harus memberikan alasan-alasan apabila Dewan Komisaris menolak menandatangani; 2. Dewan Komisaris diwajibkan untuk melakukan pemanggilan RUPS dalam hal Direksi lalai memberikan pemberitahuan RUPS tersebut dalam waktu paling lambat 15 (lima belas) hari setelah permintaan diterima; 3. Dewan Komisaris harus mewakili Perseroan dalam hal seluruh anggota Direksi memiliki benturan kepentingan dengan Perseroan; 4. Dewan Komisaris diwajibkan untuk: a. Mempersiapkan berita acara rapat-rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya; b. Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau kerabatnya di dalam Perseroan dan Perseroan-perseroan lainnya 1 ; dan Definisi Perseroan Terbatas atau Perseroan (termasuk bentuk jamak) berdasarkan Pasal 1.1 Undang-undang Perseroan Terbatas, adalah sebagai berikut: Perseroan Terbatas, selanjutnya disebut sebagai Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksananya. Dengan demikian, istilah Perseroan-perseroan lainnya tersebut di atas mencakup Perseroan-perseroan yang didirikan di Indonesia berdasarkan Undang-undang Perseroan Terbatas. 5

6 c. Menyerahkan laporan mengenai tugas pengawasan yang dilaksanakan dalam tahun buku sebelumnya kepada RUPS; 5. Anggota Dewan Komisaris diwajibkan untuk memberikan seluruh informasi yang dibutuhkan untuk melakukan inspeksi/investigasi terhadap Perseroan; 6. Dewan Komisaris harus mengawasi manajemen Perseroan termasuk penelaahan rencana pengembangan Perseroan, realisasi Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan, ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar dan keputusan-keputusan RUPS, dan memberikan saran kepada Direksi; 7. Dewan Komisaris harus melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, keputusan-keputusan RUPS, serta hukum dan peraturan perundangan yang berlaku; Wewenang Dewan Komisaris: 1. Dewan Komisaris memiliki kewenangan untuk memberikan persetujuan atas keputusan Direksi mengenai distribusi dividen interim Perseroan; 2. Dewan Komisaris memiliki kewenangan untuk mengelola Perseroan dalam kondisi-kondisi tertentu untuk suatu periode tertentu dengan ketentuan bahwa seluruh ketentuan mengenai hak, wewenang dan kewajiban Direksi atas Perseroan dan pihak ketiga tetap berlaku; 3. Dewan Komisaris memiliki kewenangan untuk membentuk suatu komite yang terdiri atas satu atau lebih anggota Dewan Komisaris; 4. Dewan Komisaris menetapkan jumlah gaji dan remunerasi Direksi melalui rapat Dewan Komisaris berdasarkan pendelegasian wewenang oleh RUPS; dan 5. Dewan Komisaris, berdasarkan suara terbanyak, setiap saat berhak untuk memberhentikan sementara satu atau lebih anggota Direksi, apabila direktur bersangkutan melanggar Anggaran Dasar Perseroan atau melalaikan kewajibannya atau karena alasan penting lainnya. 6. Memberikan pendapat dan sarannya pada RUPS mengenai laporan keuangan tahunan, laporan keuangan, dan perihal penting lainnya; 7. Menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perseroan dalam waktu selambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya Tahun Buku Perseroan. Dalam hal Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan 6

7 Perseroan tidak disetujui dalam jangka waktu tersebut, Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perseroan dari tahun sebelumnya yang akan berlaku; 8. Berdasarkan wewenang dari RUPS, mengusulkan pengangkatan seorang akuntan untuk melakukan pemeriksaan keadaan keuangan Perseroan, untuk dilaporkan kepada RUPS; 9. Melaksanakan tugas-tugas pengawasan lainnya sebagaimana ditetapkan oleh RUPS; 10. Memberikan suatu persetujuan tertulis kepada Direksi untuk tindakan korporasi tertentu, sebagai berikut: a. membeli dan/atau menjual saham perusahaan lain pada pasar modal; b. mengadakan perjanjian, berkomitmen untuk, mengubah dan/atau mengakhiri perjanjian atau kerja sama lisensi, usaha patungan, manajemen dan perjanjian-perjanjian sejenisnya dengan badan usaha atau pihak lain; c. membeli, melepaskan, menjual, menggadaikan atau membebankan seluruh atau sebagian dari kegiatan usaha, hak, atau aktiva tetap atau aktiva lain milik Perseroan (termasuk seluruh kepentingan yang ada) d. tidak menagih lagi dan menghapuskan piutang dan persediaan barang dari pembukuan Perseroan; e. mengikat Perseroan sebagai penjamin (borg atau avalist) atau dengan cara lain apapun sehingga Perseroan bertanggung jawab terhadap hutang pihak lain, baik berdasarkan perjanjian untuk mengambil-alih hutang pihak lain, - memberikan pendanaan kepada pihak ketiga untuk membeli barang atau jasa, atau dengan pembelian saham, penyertaan modal, pembayaran di muka atau pinjaman untuk membayar lunas hutang pihak lain; f. menerima atau memberikan atau melakukan komitmen untuk memberikan pinjaman jangka menengah/panjang dan menerima atau memberikan pinjaman jangka pendek yang tidak bersifat operasional (tidak termasuk memberikan pinjaman jangka pendek kepada anak perusahaan dan/atau para karyawan Perseroan yang telah disetujui berdasarkan prosedur internal yang berlaku); 7

8 g. melakukan pembelian barang modal dalam 1 (satu) transaksi atau transaksi-transaksi yang saling berhubungan nilai nominal lebih dari jumlah yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris dari waktu ke waktu; h. menerbitkan obligasi atau efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham; i. mengusulkan pengeluaran saham baru Perseroan; j. memberikan indemnity (ganti kerugian) kepada atau memberikan jaminan atas kewajiban suatu pihak; k. menentukan dan/atau mengubah struktur manajemen Perseroan; l. membuat rencana bisnis baru atau mengubah rencana bisnis; m. mengubah praktek dan sistem akuntansi, keuangan atau pajak Perseroan atau anak perusahaannya; n. mengubah nama Perseroan; o. menyetujui laporan keuangan yang disampaikan kepada para pemegang saham dalam suatu RUPS; p. menetapkan anggaran tahunan Perseroan dan anak perusahaannya; q. melakukan penyertaan modal atau melepaskan penyertaan modal Perseroan dalam badan usaha lain yang tidak dilakukan melalui pasar modal; r. mendirikan anak perusahaan atau menyetujui pelepasan atau pengurangan kepemilikan, langsung maupun tidak langsung dalam setiap anak perusahaan lain atau mengambil-alih saham di perusahaan lain atau melepaskan saham di dalam perusahaan lain; s. melakukan setiap tindakan korporasi atau investasi terkait dengan anak perusahaan Perseroan; t. menggunakan hak sebagai pemegang saham pada anak perusahaan Perseroan, atau perusahaan lain dimana Perseroan mempunyai penyertaan saham; 8

9 u. menyetujui pembayaran bonus atau pembayaran sejenis kepada karyawan Perseroan atau mengubah struktur remunerasi para karyawan; v. melaksanakan suatu penggabungan, peleburan, pengambilalihan atau pemisahan, masing-masing sebagaimana diatur dalam Undang-undang Perseroan Terbatas (sebagaimana diubah dari waktu ke waktu); w. menetapkan atau mengubah kebijakan pengelolaan aktiva dan kewajiban (asset liability management) Perseroan; x. menetapkan atau mengubah pendelegasian wewenang yang berlaku diantara anggota-anggota Direksi mengenai pembatasan kewenangan menandatangani yang menyangkut transaksi-transaksi pengeluaran, pembelian dan penjualan aktiva, pinjaman dan komitmen-komitmen lainnya; y. mengikatkan diri dalam transaksi material lainnya atau hal-hal lain sebagaimana ditentukan oleh Dewan Komisaris dari waktu ke waktu yang memiliki nilai mana yang lebih kecil dari 5% (lima persen) atau lebih dari seluruh pendapatan, atau 2,5 % (dua setengah persen) dari atau lebih dari aktiva tidak lancarperseroan atas dasar yang terkonsolidasi sebagaimana dinyatakan dalam laporan keuangan terkonsolidasi yang sudah diaudit. Dalam memberikan suatu persetujuan tertulis untuk tindakantindakan tersebut di atas, Dewan Komisaris harus memperhatikan ketentuan peraturan pasar modal yang berlaku. Dewan Komisaris diwajibkan untuk menetapkan batasan nilai yang berkaitan dengan tindakan-tindakan yang dimaksud dalam butir-butir (a)-(d), (j), dan (u), dan berhak untuk mengubah batasan nilai tersebut dari waktu ke waktu. Apabila tindakan-tindakan tersebut masih tercakup dalam batasan nilai, maka persetujuan dari Dewan Komisaris tidak diperlukan. Tanggung Jawab Dewan Komisaris: 1. Anggota-anggota Dewan Komisaris harus bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian yang diderita oleh Perseroan apabila disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas-tugasnya, kecuali terbukti bahwa: a. Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas pengawasan dengan itikad baik dan prinsip kehati-hatian demi kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan; 9

10 b. Ia tidak memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, kepentingan pribadi atas manajemen Direksi atas Perseroan yang menyebabkan kerugian Perseroan; dan c. Dewan Komisaris telah memberikan saran kepada Direksi guna mencegah timbulnya atau berlanjutnya kerugian tersebut. 2. Anggota-anggota Dewan Komisaris harus bertanggung jawab secara tanggung renteng bersama dengan anggota-anggota Direksi dalam hal kepailitan yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas pengawasannya sehubungan dengan manajemen yang dijalankan oleh Direksi dan dimana aset Perseroan tidak mencukupi untuk membayarkan seluruh kewajiban Perseroan yang disebabkan oleh kebangkrutan, kecuali terbukti bahwa: a. kepailitan tersebut bukan diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian Dewan Komisaris; b. Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan itikad baik dan dengan prinsip kehati-hatian untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuannya; c. Ia tidak memiliki benturan kepentingan, baik secara langsung atau tidak langsung, dalam manajemen Direksi atas Perseroan yang telah menyebabkan kepailitan; dan d. Dewan Komisaris telah memberikan saran kepada Direksi guna mencegah timbulnya kepailitan tersebut; 3. Anggota-anggota Dewan Komisaris harus bertanggung jawab secara tanggung renteng dengan anggota-anggota Direksi dan Perseroan dalam hal terjadinya pembubaran Perseroan dan diambilnya tindakan-tindakan hukum tertentu tidak termasuk dalam kerangka kerja likuidasi. 2.3 Hak-hak Dewan Komisaris 1. Hak untuk memiliki akses ke Perseroan Dalam menjalankan tugas-tugas pengawasannya, anggota-anggota Dewan Komisaris setiap waktu, secara bersama-sama atau sendirisendiri, memiliki akses ke bangunan-bangunan dan lokasi-lokasi dari atau tempat-tempat lain yang digunakan atau dikuasai oleh Perseroan dan memiliki hak untuk memeriksa pembukuan, surat-surat bukti dan persediaan barang, dan memeriksa posisi kas (untuk maksud verifikasi) dan jaminan-jaminan lainnya dan untuk mengetahui segala tindakan yang diambil oleh Direksi. Dalam melaksanakan 10

11 pemeriksaan tersebut, Dewan Komisaris, atas biaya Perseroan, dapat meminta bantuan dari para ahli, dan/atau menugaskan Sekretaris untuk melaksanakan pekerjaan administratif. 2. Honorarium Para anggota Dewan Komisaris berhak atas sejumlah remunerasi, yang jumlahnya disetujui oleh RUPS. 2.4 Benturan Kepentingan 1. Anggota Dewan Komisaris dilarang mengambil keuntungan pribadi, baik secara langsung atau tidak langsung, dari Perseroan selain dari remunerasi yang diterimanya secara sah. 2. Dalam hal anggota Dewan Komisaris terlibat dalam suatu Transaksi dengan Benturan Kepentingan, anggota Dewan Komisaris tersebut harus mengungkapkannya, dan tidak akan bertindak sebagai ketua dalam suatu RUPS yang memutuskan Transaksi dengan Benturan Kepentingan tersebut. Dengan demikian, RUPS akan dipimpin oleh anggota Dewan Komisaris lainnya yang tidak memiliki benturan kepentingan dan yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Namun, apabila seluruh anggota Dewan Komisaris memiliki suatu benturan kepentingan maka RUPS akan dipimpin oleh Direktur Utama atau oleh anggota Direksi lain yang tidak memiliki Benturan Kepentingan, dan apabila tidak terdapat anggota Direksi yang memenuhi syarat maka RUPS akan dipimpin oleh seorang pemegang saham bukan pengendali (minoritas) yang ditunjuk oleh para pemegang saham yang hadir dalam RUPS. 2.5 Komite-komite yang Dibentuk oleh Dewan Komisaris sebagaimana Diwajibkan oleh Peraturan Pasar Modal Dalam melaksanakan wewenang, tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris dapat membentuk komite-komite berdasarkan keputusan Dewan Komisaris, yang terdiri atas satu atau lebih anggota Dewan Komisaris. Komite-komite tersebut mencakup, namun tidak terbatas pada, Komite Audit dan Komite Nominasi dan Remunerasi. Dewan Komisaris harus menetapkan Piagam untuk masing-masing komite yang dibentuknya yang menjelaskan wewenang, tugas dan tanggung jawab serta ketentuan-ketentuan terkait lainnya yang berlaku sebagai pedoman kerja. Komite Audit Komite Audit adalah suatu komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris guna mendukung Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas dan tanggung 11

12 jawabnya. Komite Audit bertanggung jawab memberikan nasihat/saran kepada Dewan Komisaris mengenai laporan-laporan atau hal lainnya yang telah diserahkan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris, serta mengidentifikasi hal-hal lain yang seharusnya dipertimbangkan oleh Dewan Komisaris dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugastugas Dewan Komisaris. Dewan Komisaris dapat meminta rekomendasi dari Komite Audit mengenai pemilihan suatu auditor independen, dan Komite Audit akan membahas lebih lanjut dengan auditor independen tersebut tentang keseluruhan ruang lingkup pekerjaan audit dan non-audit beserta rencana audit. Dewan Komisaris juga dapat meminta Komite Audit untuk menelaah tingkat kompetensi dan otonomi dari auditor independen beserta konsistensi dan honor dari auditor independen. Selain itu, Dewan Komisaris dapat menugaskan Komite Audit untuk menelaah laporan keuangan Perseroan berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi dan peraturan-peraturan yang berlaku yang ditetapkan. Komite Audit wajib membuat laporan kepada Dewan Komisaris atas setiap penugasan yang diberikan dan harus membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas-tugasnya. Komite Audit paling kurang terdiri dari 1 (satu) Komisaris Independen dan paling kurang 2 (dua) anggota lain dari luar Perseroan. Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris dan melapor kepada RUPS Tahunan. Seorang anggota Komite Audit yang merupakan Komisaris Independen bertindak sebagai Ketua Komite Audit. Dalam hal terdapat lebih dari satu Komisaris Independen yang diangkat sebagai anggota Komite Audit, maka salah satunya akan bertindak sebagai Ketua Komite Audit. Masa jabatan anggota Komite Audit tidak boleh lebih lama dari masa jabatan Dewan Komisaris dan anggota dapat diangkat kembali hanya untuk 1 (satu) periode berikutnya. Komite Nominasi dan Remunerasi Untuk membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi-fungsi nominasi dan remunerasinya, Dewan Komisaris dapat membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi, yang dapat dibentuk secara terpisah. Pembentukan Komite Nominasi dan Remunerasi harus didasarkan pada suatu keputusan Dewan Komisaris. Dewan Komisaris dapat meminta rekomendasi dari Komite Nominasi dan Remunerasi mengenai komposisi keanggotaan Dewan Komisaris dan Direksi, kebijakan dan kriteria untuk prosedur nominasi, kebijakan evaluasi kinerja untuk Direksi dan Dewan Komisaris, struktur, kebijakan, dan jumlah 12

13 remunerasi serta mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan/atau Direksi sesuai dengan remunerasi mereka. Komite Nominasi dan Remunerasi harus melaporkan pelaksanaan tugas, tanggung jawab dan prosedur nominasi dan remunerasinya kepada Dewan Komisaris. Masa jabatan anggota-anggota Komite Nominasi dan Remunerasi tidak lebih lama dari masa jabatan para anggota Dewan Komisaris. Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi diangkat dan diberhentikan dengan keputusan Dewan Komisaris dan dapat diangkat kembali tanpa batasan masa jabatan. Komite-komite Dewan Komisaris harus mendukung, melapor dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Setiap rekomendasi yang dibuat oleh suatu Komite diserahkan kepada Dewan Komisaris, dan Dewan Komisaris akan menelaah dan menyetujui menurut kebijakannya. 2.6 Rapat Persyaratan Waktu dan Kuorum Dewan Komisaris harus mengadakan rapat paling sedikit 1 (satu) kali dalam 2 (dua) bulan, dimana di setiap rapat, Dewan Komisaris dapat mengundang Direksi. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan dapat mengambil keputusankeputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh mayoritas dari seluruh anggota Dewan Komisaris. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam rapat hanya oleh anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan kuasa tertulis yang diberikan khusus untuk keperluan itu. Dewan Komisaris harus mengadakan rapat Dewan Komisaris bersama dengan Direksi secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam 4 (empat) bulan dan kehadiran oleh para anggota Dewan Komisaris harus diungkapkan dalam laporan tahunan Perseroan. Dewan Komisaris harus menjadwalkan rapat berkala tersebut untuk tahun-tahun berikutnya sebelum akhir dari tahun buku berjalan. Dewan Komisaris juga dapat mengadakan rapat setiap saat apabila dianggap perlu oleh Komisaris Utama atau diusulan oleh paling tidak 1/3 (sepertiga) dari seluruh anggota Dewan Komisaris, dalam mana Direksi juga dapat diundang. Panggilan Panggilan kepada Dewan Komisaris dan Direksi harus diserahkan paling tidak 14 (empat belas) hari sebelum pelaksanaan rapat tersebut. Apabila seluruh anggota Dewan Komisaris hadir, undangan sebelumnya tidak diperlukan. 13

14 Materi yang akan digunakan pada suatu rapat Dewan Komisaris harus diserahkan kepada para peserta rapat paling lambat 5 (lima) hari sebelum diadakannya rapat tersebut. Tempat Rapat dan Bentuk Rapat Rapat Dewan Komisaris diadakan di tempat kedudukan Perseroan, di tempat kegiatan usaha Perseroan, atau di tempat manapun sebagaimana ditetapkan oleh Dewan Komisaris. Dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, rapat Dewan Komisaris dapat juga dilakukan dengan menggunakan sarana telekonferensi, konferensi video atau sarana media elektronik lain atau sistem komunikasi sejenis dimana para anggota Dewan Komisaris yang berpartisipasi dalam rapat tersebut dapat saling berkomunikasi dan partisipasi tersebut dianggap sebagai kehadiran secara langsung dalam rapat. Setiap diskusi dan keputusan rapat Dewan Komisaris yang menggunakan sarana telekonferensi, konferensi video atau sarana media elektronik lain atau sistem komunikasi sejenis harus dituangkan dalam berita acara rapat, yang kemudian diedarkan kepada anggota Dewan Komisaris yang berpartisipasi untuk ditelaah dan disahkan oleh Ketua rapat dan salah satu dari anggota Dewan Komisaris yang berpartisipasi yang ditunjuk dari antara mereka yang berpartisipasi dalam rapat. Ketua Rapat Semua rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama, dan apabila Komisaris Utama tidak hadir atau berhalangan hadir, maka rapat akan dipimpin oleh anggota Dewan Komisaris lain yang ditunjuk dari antara dan oleh mereka yang hadir. Keputusan Semua keputusan dalam rapat Dewan Komisaris diambil secara musyawarah untuk mufakat. Apabila hal tersebut tidak tercapai, maka keputusan rapat Dewan Komisaris tersebut diambil berdasarkan suara terbanyak. Dalam hal suara yang menyetujui sama dengan yang tidak menyetujui, maka usulan tersebut dianggap ditolak, kecuali usulan-usulan mengenai diri orang, yang akan diputuskan oleh Komisaris Utama. Setiap anggota Dewan Komisaris berhak untuk memberikan satu suara untuk dirinya sendiri dan satu suara tambahan untuk setiap anggota Dewan Komisaris yang ia wakili. Segala perihal yang dibahas dan diputuskan dalam rapat Dewan Komisaris harus dituangkan dalam berita acara tertulis, yang ditandatangani oleh 14

15 seluruh anggota Dewan Komisaris yang menghadiri rapat tersebut, dan disampaikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris. Keputusan-keputusan yang mengikat juga dapat diambil tanpa mengadakan rapat Dewan Komisaris, dengan ketentuan bahwa keputusan tersebut disetujui secara tertulis dan ditandatangani oleh seluruh anggota Dewan Komisaris. 2.7 Hubungan dengan Organ-organ lainnya Hubungan dengan Rapat Umum Pemegang Saham Dikarenakan Dewan Komisaris bertanggung jawab terhadap Para Pemegang Saham Perseroan dalam mengawasi Perseroan, Dewan Komisaris harus menyusun laporan pengawasan untuk tahun buku sebelumnya untuk diserahkan kepada Para Pemegang Saham pada RUPS Tahunan dan untuk disertakan dalam Laporan Tahunan Perseroan. Persetujuan atas Laporan Tahunan dan pengesahan atas Laporan Keuangan Perseroan oleh RUPS akan melepaskan dan membebaskan Dewan Komisaris dari kegiatan-kegiatan pengawasannya selama tindakan-tindakan tersebut terdapat dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan dan tidak melanggar aturan dan peraturan yang berlaku Hubungan dengan Direksi Dewan Komisaris berwenang untuk melaksanakan suatu fungsi pengawasan dan pemberian nasihat atas manajemen yang dilaksanakan Direksi untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan visi dan misi Perseroan. Selanjutnya, dalam melaksanakan tugas, tanggung jawab dan wewenangnya, Dewan Komisaris berhak untuk meminta disediakannya segala informasi yang akurat dan relevan oleh Direksi, termasuk berita acara rapat-rapat Direksi apabila Dewan Komisaris menganggapnya penting dalam melaksanakan pengawasannya. Hal ini dimaksudkan untuk memungkinkan Dewan Komisaris mengambil keputusan-keputusan berdasarkan informasi yang cukup. III. Direksi 3.1 Pengangkatan dan Pengakhiran Masing-masing anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS dengan mempertimbangkan rekomendasi dari Dewan Komisaris. Pengangkatan tersebut akan berlaku efektif sejak tanggal yang ditetapkan oleh RUPS yang mengangkat anggota Direksi tersebut sampai dengan penutupan RUPS Tahunan ke-5 (ke-lima) setelah tanggal pengangkatan 15

16 tersebut, namun demikian dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan anggota Direksi setiap saat apabila anggota Direksi tersebut dinilai tidak mampu melaksanakan tugas-tugas nya. Pemberhentian tersebut harus disertai dengan alasan pemberhentian dan bagi para anggota Direksi yang akan diberhentikan diberi kesempatan untuk menyampaikan pembelaan diri, kecuali anggota Direksi yang bersangkutan tidak berkeberatan atas pemberhentian tersebut. Para anggota Direksi yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali. Masa jabatan Direksi berakhir, karena hal-hal berikut ini: 1. anggota Direksi tersebut tidak lagi memenuhi persyaratan berdasarkan hukum dan peraturan perundangan yang berlaku; 2. anggota Direksi tersebut dilarang untuk menjadi seorang anggota Direksi berdasarkan hukum dan peraturan perundangan yang berlaku; 3. anggota Direksi tersebut mengundurkan diri dengan suatu pemberitahuan tertulis yang diserahkan dan pengunduran diri tersebut telah dinyatakan berlaku efektif pada suatu RUPS; 4. anggota Direksi tersebut meninggal dunia; atau 5. anggota Direksi yang diberhentikan tersebut berdasarkan suatu keputusan kementerian, khusus untuk Direktur yang dicalonkan oleh Pemerintah Indonesia. Perseroan harus menyelenggarakan RUPS untuk menggantikan anggota Direksi yang, selama masa jabatannya, tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai Direksi. Selanjutnya, sehubungan dengan pengunduran diri anggota Direksi tersebut, Perseroan harus menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan pengunduran diri tersebut dalam waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah diterimanya surat pengunduran diri tersebut. Pengunduran diri tersebut menjadi sah dan berlaku efektif pada saat disetujui oleh RUPS atau di akhir jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari tersebut, yang mana yang lebih dahulu. Dalam hal bahwa 1 (satu) atau lebih anggota Direksi mengundurkan diri, yang menyebabkan jumlah anggota Direksi menjadi kurang dari 3 (tiga)orang, maka pengunduran diri tersebut menjadi sah pada saat disetujui oleh RUPS dalam mana para anggota Direksi baru juga diangkat sehingga ketentuan mengenai jumlah minimal anggota Direksi terpenuhi. Apabila akibat alasan apapun, suatu jabatan dalam Direksi menjadi kosong sehingga menyebabkan jumlah anggota Direksi menjadi kurang dari jumlah minimal yang diwajibkan, maka suatu RUPS harus diselenggarakan untuk mengisi kekosongan tersebut. Perseroan harus mengungkapkan kepada masyarakat informasi mengenai pengunduran diri anggota-anggota Direksi dan harus menyerahkannya kepada OJK paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah: 16

17 1. diterimanya suatu surat pengunduran diri; dan 2. hasil RUPS. 3.2 Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab Direksi Tugas dan Tanggung Jawab Tugas-tugas utama Direksi adalah untuk: 1. memimpin dan mengurus Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan tujuan Perseroan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas Perseroan; dan 2. menguasai, memelihara dan mengelola kekayaan Perseroan; sesuai dengan Anggaran Dasar. Direksi harus melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan itikad baik, dengan tanggung jawab penuh dan dengan penuh kehati-hatian. Tugas-tugas Direksi: 1. Direksi harus: a. Menyusun daftar pemegang saham, daftar pemegang saham khusus, berita acara RUPS, dan b. Menyusun Berita acara rapat-rapat Direksi; c. Menyusun laporan-laporan tahunan dan dokumen-dokumen keuangan Perseroan sebagaimana ditentukan berdasarkan hukum mengenai Dokumen-dokumen Perusahaan; dan d. Mengelola seluruh daftar, berita acara dan dokumen-dokumen keuangan tersebut di atas serta dokumen-dokumen Perseroan lainnya. 2. Atas permintaan tertulis dari para pemegang saham, Direksi dapat memberikan persetujuan kepada para pemegang saham untuk memeriksa daftar pemegang saham, daftar pemegang saham khusus, berita acara RUPS dan laporan tahunan, dan juga akan menyerahkan hal tersebut kepada para pemegang saham; 3. Direksi harus menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan sebelum dimulainya tahun buku berikutnya dan menyerahkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan tersebut kepada Dewan Komisaris untuk dimintakan persetujuan, paling tidak 60 (enam puluh) hari sebelum tahun buku yang baru dimulai; 17

18 4. Direksi harus menyerahkan suatu laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris paling tidak 6 (enam) bulan setelah akhir tahun buku; 5. Direksi harus menandatangani laporan tahunan; 6. Direksi harus menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPSLB sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan; 7. Direksi diwajibkan untuk melakukan pemanggilan RUPS paling lambat 15 (lima belas) hari setelah permintaan diterima; 8. Direksi diwajibkan untuk melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau kepemilikan saham kerabatnya di dalam Perseroan dan Perseroan-perseroan lainnya 2 yang akan dicatat ddalam daftar pemegang saham khusus; dan 9. Anggota-anggota Direksi diwajibkan untuk menyerahkan seluruh informasi yang diminta untuk inspeksi/investigasi atas Perseroan. 10. Dalam menggunakan wewenangnya untuk mengelola Perseroan, Direksi akan memperoleh suatu persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris sebelum mengambil tindakan korporasi tertentu, sebagai berikut: a. membeli dan/atau menjual saham perusahaan lain pada pasar modal; b. mengadakan perjanjian, berkomitmen untuk, mengubah dan/atau mengakhiri perjanjian atau kerja sama lisensi, usaha patungan, manajemen dan perjanjian-perjanjian sejenisnya dengan badan usaha atau pihak lain; c. membeli, melepaskan, menjual, menggadaikan atau membebankan seluruh atau sebagian dari kegiatan usaha, hak 2 Definisi Perseroan Terbatas atau Perseroan (termasuk bentuk jamak) berdasarkan Pasal 1.1 Undang-undang Perseroan Terbatas, adalah sebagai berikut: Perseroan Terbatas, selanjutnya disebut sebagai Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksananya. Dengan demikian, istilah Perseroan-perseroan lainnya tersebut di atas mencakup Perseroan-perseroan yang didirikan di Indonesia berdasarkan Undang-undang Perseroan Terbatas. 18

19 atau aktiva tetap atau aktiva laian milik Perseroan (termasuk seluruh kepentingan yang ada); d. tidak menagih lagi dan menghapuskan piutang dan persediaan barang dari pembukuan Perseroan; e. mengikat Perseroan sebagai penjamin (borg atau avalist) atau dengan cara lain apapun sehingga Perseroan menjadi bertanggung jawab terhadap piutang pihak lain, baik berdasarkan perjanjian untuk mengambil-alih hutang pihak lain, memberikan pendanaan kepada pihak ketiga untuk membeli barang atau jasa, atau dengan pembelian saham, penyertaan modal, pembayaran dimuka atau pinjaman untuk membayar lunas hutang pihak lain; f. menerima atau memberikan atau melakukan komitmen untuk memberikan pinjaman jangka menengah/panjang dan menerima atau memberikan pinjaman jangka pendek yang tidak bersifat operasional (tidak termasuk memberikan pinjamanjangka pendek kepada anak perusahaan dan/atau para karyawan Perseroan yang telah disetujui berdasarkan prosedur internal yang berlaku); g. melakukan pembelian barang modal dalam 1 (satu) transaksi atau transaksi-transaksi yang saling berhubungan nilai nominal lebih dari jumlah yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris dari waktu ke waktu; h. menerbitkan obligasi atau efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham; i. mengusulkan pengeluaran saham baru Perseroan; j. memberikan indemnity (ganti kerugian) kepada atau memberikan jaminan atas kewajiban suatu pihak; k. menentukan dan/atau mengubah struktur manajemen Perseroan; l. membuat rencana bisnis baru atau mengubah rencana bisnis; m. mengubah praktek dan sistem akuntansi, keuangan atau pajak Perseroan atau anak perusahaannya; n. mengubah nama Perseroan; 19

20 o. menyetujui laporan keuangan yang disampaikan kepada para pemegang saham dalam RUPS; p. menetapkan anggaran tahunan Perseroan dan anak perusahaannya; q. melakukan penyertaan modal atau melepaskan penyertaan modal Perseroan dalam badan usaha lain yang tidak dilakukan melalui pasar modal; r. mendirikan anak perusahaan atau menyetujui pelepasan atau pengurangan kepemilikan, baik langsung maupun tidak langsung dalam setiap anak perusahaan atau mengambil-alih saham di perusahaan lain atau melepaskan saham di perusahaan lain; s. melakukan setiap tindakan korporasi atau investasi terkait dengan anak perusahaan Perseroan; t. menggunakan hak sebagai pemegang saham pada anak perusahaan Perseroan, atau perusahaan lain dimana Perseroan mempunyai penyertaan saham; u. menyetujui pembayaran bonus atau pembayaran sejenis kepada karyawan Perseroan atau mengubah struktur remunerasi para karyawan; v. melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan atau pemisahan, masing-masing sebagaimana didefinisikan di dalam Undang-undang Perseroan Terbatas (sebagaimana diubah dari waktu ke waktu); w. menetapkan atau mengubah kebijakan pengelolaan aktiva dan kewajiban (asset liability management) Perseroan; x. menetapkan atau mengubah pendelegasian wewenang diantara anggota Direksi mengenai pembatasan kewenangan menandatangani yang menyangkut transaksi-transaksi pengeluaran, pembelian dan penjualan aktiva, pinjaman dan komitmen-komitmen lainnya; y. mengikatkan diri dalam transaksi material lainnya atau hal-hal lain sebagaimana ditentukan oleh Dewan Komisaris dari waktu ke waktu, yang memiliki nilai mana yang lebih kecil dari 5% (lima persen) atau lebih dari seluruh pendapatan, atau 2,5 % (dua setengah persen) dari atau lebih dari aktiva tidak lancar 20

21 Perseroan yang terkonsolidasi sebagaimana dinyatakan dalam laporan keuangan terkonsolidasi yang sudah diaudit. Selanjutnya, Direksi harus memperoleh persetujuan RUPS untuk: 1. mengalihkan kekayaan Perseroan; atau 2. menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan; yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, dengan tunduk kepada persyaratan kuorum dan pemberian suara tertentu berdasarkan ketentuan anggaran dasar Perseroan. 11. Direksi harus menyerahkan kepada Dewan Komisaris, untuk ditelaah oleh Dewan Komisaris, suatu laporan keuangan tahunan yang terdiri atas suatu neraca dan laporan rugi laba dari tahun buku terkait yang telah diaudit oleh seorang Akuntan Publik dan menyerahkan neraca yang telah diaudit oleh Akuntan Publik yang diangkat oleh RUPS Tahunan dalam tahun buku terakhir, setelah ditelaah dan dinilai oleh Dewan Komisaris, untuk disetujui dan diratifikasi oleh RUPS Tahunan; 12. Direksi harus melaporkan kepada RUPS Tahunan mengenai kegiatan operasional Perseroan dan administrasi keuangan dalam tahun buku terakhir, termasuk, namun tidak terbatas pada, cadangan dana untuk Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Hidup Perseroan dan realisasinya; 13. Direksi harus mengajukan pengangkatan suatu Akuntan, berdasarkan suatu rekomendasi dari Dewan Komisaris, untuk mengaudit laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku terkait kepada RUPS Tahunan; 14. Direksi dapat mengajukan perihal lainnya untuk manfaat Perseroan sesuai dengan Anggaran Dasar kepada RUPS Tahunan; 15. Direksi harus menyerahkan segala informasi yang wajib disediakan dalam situs web Perseroan dalam dua bahasa; 16. Direksi harus menjalankan seluruh keputusan yang diambil pada RUPS dan/atau oleh Dewan Komisaris sesuai dengan Undang-undang Perseroan Terbatas; 17. Direksi dapat memberikan penjelasan mengenai perihal-perihal apapun yang dipertanyakan oleh Dewan Komisaris atau para ahli pendukungnya; dan 21

22 18. Direksi dapat bertindak sebagai likuidator, apabila layak/diperbolehkan menurut hukum dan peraturan yang berlaku. Wewenang Direksi: 1. Direksi berwenang untuk mewakili Perseroan, baik di dalam atau di luar pengadilan, dengan tunduk kepada ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar; 2. Sehubungan dengan butir 1 tersebut di atas, seorang anggota Direksi tidak berwenang untuk mewakili Perseroan dalam hal berikut: a. Terdapat proses hukum antara Perseroan dan direktur terkait; atau b. Terdapat benturan kepentingan antara Perseroan dan direktur terkait. Dalam kondisi tersebut, (para) direktur lain yang tidak memiliki benturan tersebut berwenang untuk mewakili Perseroan. 3. Direksi dapat memberikan surat kuasa tertulis kepada 1 (satu) atau lebih karyawan Perseroan atau individu-individu lainnya untuk dan atas nama Perseroan untuk melakukan tindakan-tindakan hukum tertentu sebagaimana diatur dalam surat kuasa tersebut; 4. Direksi dapat membentuk komite untuk mendukung tugas dan kewajibannya, dan mengevaluasi kinerja komite tersebut di setiap akhir tahun buku. Tanggung Jawab Direksi: 1. Anggota-anggota Direksi harus bertanggung jawab secara penuh dan pribadi atas kerugian yang diderita oleh Perseroan apabila disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian Direksi dalam melaksanakan tugastugasnya, kecuali terbukti bahwa: a. Kerugian tersebut tidak disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian Direksi; b. Direksi telah melaksanakan manajemen Perseroan dengan itikad baik dan prinsip kehati-hatian untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan; c. Ia tidak memiliki benturan kepentingan, baik secara langsung atau tidak langsung atas manajemen yang mengakibatkan kerugian; dan d. Direksi telah mengambil tindakan-tindakan untuk mencegah timbulnya atau berlanjutnya kerugian tersebut. 2. Para anggota Direksi harus bertanggung jawab secara tanggung renteng dalam hal kepailitan yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian Direksi dalam melaksanakan tugas-tugas manajemennya kecuali terbukti bahwa: 22

23 a. Kepailitan tersebut bukan diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian Direksi; b. Direksi telah menjalankan manajemen Perseroan dengan itikad baik dan dengan prinsip kehati-hatian untuk kepentingan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuannya; c. Ia tidak memiliki benturan kepentingan, baik secara langsung atau tidak langsung, dalam manajemen Direksi atas Perseroan yang telah menyebabkan kepailitan; dan d. Direksi telah mengambil tindakan-tindakan untuk mencegah terjadinya kepailitan tersebut; 3. Para anggota Direksi harus bertanggung jawab secara tanggung renteng dengan para anggota Dewan Komisaris dan Perseroan dalam hal terjadinya pembubaran Perseroan dan kelalaiannya untuk menyelesaikan seluruh usaha Perseroan untuk tujuan likuidasi; Berdasarkan Anggaran Dasar, Direktur Utama berwenang untuk bertindak atas nama Perseroan, namun apabila Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka setiap direktur yang ditunjuk oleh Komisaris Utama berwenang untuk bertindak atas nama Perseroan. 3.3 Hak-hak Direksi Anggota-anggota Direksi dapat mengangkat 1 (satu) orang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya, dengan suatu surat kuasa, untuk mengambil tindakantindakan tertentu sebagaimana diatur dalam surat kuasa tersebut. Anggota-anggota Direksi berhak atas gaji dan insentif, yang jumlahnya ditetapkan oleh RUPS dan wewenang para pemegang saham tersebut dapat didelegasikan kepada Dewan Komisaris. 3.4 Benturan Kepentingan 1. Anggota-anggota Direksi dilarang mengambil keuntungan pribadi, baik secara langsung atau tidak langsung, dari Perseroan selain dari remunerasi yang diterimanya secara sah. 2. Dalam hal seorang anggota Direksi terlibat dalam suatu Transaksi dengan Benturan Kepentingan, anggota Direksi tersebut harus mengungkapkannya kepada Perseroan. Selain itu, anggota Direksi tersebut tidak akan mewakili Perseroan dalam Transaksi dengan Benturan Kepentingan terkait, sehingga dengan tunduk kepada persetujuan Dewan Komisaris, Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lain yang tidak memiliki Benturan Kepentingan. Dalam hal 23

24 tidak terdapat anggota Direksi yang memenuhi syarat, Perseroan akan diwakili oleh Dewan Komisaris atau seorang Komisaris yang diangkat oleh Komisaris Utama, apabila tidak terdapat anggota Dewan Komisaris yang bersedia, maka Perseroan akan diwakili oleh 1 (satu) orang atau lebih yang diangkat oleh RUPS. 3. Dalam hal seorang anggota Direksi terlibat dalam suatu Transaksi dengan Benturan Kepentingan, anggota Direksi tersebut tidak boleh bertindak sebagai ketua RUPS yang mengambil keputusan mengenai Transaksi dengan Benturan Kepentingan tersebut. 3.5 Komite yang Dibentuk oleh Direksi Sebagaimana Diwajibkan oleh UU Pasar Modal Berdasarkan Aturan No. IX.I.7, suatu perusahaan terbuka harus memiliki suatu unit audit internal ( Auditor Internal ). Jumlah anggota Auditor Internal ditetapkan berdasarkan tingkat kompleksitas kegiatan usaha Perseroan. Anggota Auditor Internal paling kurang terdiri dari 1 (satu) auditor internal, yang bertindak sebagai Kepala Auditor Internal. Kepala Auditor Internal diangkat dan diberhentikan oleh Direksi atas persetujuan Dewan Komisaris. Setiap pengangkatan dan pemberhentian anggota Auditor Internal harus segera dilaporkan kepada OJK. Kepala Auditor Internal bertanggung jawab kepada Direktur Utama perusahaan terbuka. Komite-komite Direksi harus mendukung, melapor dan bertanggung jawab kepada Direksi. Setiap rekomendasi yang diberikan oleh suatu Komite diserahkan kepada Direksi, dan Direksi akan menelaah dan menyetujui atas kebijaksanaannya. 3.6 Rapat Persyaratan Waktu dan Kuorum Direksi harus mengadakan rapat secara berkala paling kurang 1 (satu) kali dalam setiap bulan. Rapat Direksi adalah sah dan dapat mengambil keputusan-keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh mayoritas dari seluruh anggota Direksi. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam rapat hanya oleh anggota Direksi lainnya berdasarkan kuasa tertulis yang diberikan khusus untuk keperluan itu. Direksi juga harus mengadakan rapat Direksi bersama dengan Dewan Komisaris secara berkala paling kurang 1 (satu) kali dalam 4 (empat) bulan dan kehadiran anggota-anggota Dewan Komisaris harus diungkapkan di dalam laporan tahunan Perseroan. Direksi harus menjadwalkan rapat berkala tersebut untuk tahun berikutnya sebelum akhir dari tahun buku berjalan. 24

25 Direksi juga dapat mengadakan rapat setiap saat apabila dianggap perlu oleh Direktur Utama atau diusulkan oleh paling sedikit 1/3 (sepertiga) dari seluruh anggota Direksi yang menjelaskan perihal yang akan dibahas. Tempat Rapat dan Bentuk Rapat Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan, di tempat kegiatan usaha Perseroan, atau di tempat manapun sebagaimana ditetapkan oleh Direksi. Dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, rapat Direksi dapat juga dilakukan dengan menggunakan sarana telekonferensi, konferensi video atau sarana media elektronik lain atau sistem komunikasi sejenis dimana para anggota Direksi yang berpartisipasi dalam rapat tersebut dapat saling berkomunikasi dan partisipasi tersebut dianggap sebagai kehadiran secara langsung dalam rapat. Setiap diskusi dan keputusan rapat Direksi yang menggunakan sarana telekonferensi, konferensi video atau sarana media elektronik lainnya atau sistem komunikasi sejenis harus dituangkan dalam berita acara rapat, yang kemudian diedarkan kepada para anggota Direksi yang berpartisipasi dalam rapat tersebut untuk ditelaah dan disahkan. Ketua Rapat Semua rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama, dan apabila Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan hadir, maka rapat Direksi dipimpin oleh anggota Direksi lain yang hadir. Keputusan Semua keputusan dalam rapat Direksi diambil secara musyawarah untuk mufakat. Apabila hal tersebut tidak dapat dilaksanakan, maka keputusan rapat Direksi tersebut diambil berdasarkan suara terbanyak. Dalam hal suara yang menyetujui sama dengan yang tidak menyetujui, perihal tersebut akan diputuskan oleh Direktur Utama. Masing-masing anggota Direksi berhak untuk memberikan satu suara untuk dirinya sendiri dan satu suara tambahan untuk masing-masing anggota Direksi yang ia wakili. Keputusan-keputusan yang mengikat juga dapat diambil tanpa mengadakan rapat Direksi, dengan ketentuan bahwa keputusan tersebut disetujui secara tertulis dan ditandatangani oleh seluruh anggota Direksi. Berita Acara Rapat Segala hal yang dibahas dan diputuskan dalam rapat Direksi harus dituangkan dalam berita acara, yang ditandatangani oleh seluruh anggota 25

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI DAFTAR ISI PASAL 1 Tujuan... 2 PASAL 2 Definisi... 2 PASAL 3 Keanggotaan Direksi... 2 PASAL 4 Persyaratan... 3 PASAL 5 Masa Jabatan... 4 PASAL 6 Pemberhentian Sementara...

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL Tbk.

PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL Tbk. PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL Tbk. Untuk memenuhi ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku, Direksi dan Dewan Komisaris PT Nusantara Pelabuhan

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI. Piagam ini diterbitkan untuk menjadi panduan Direksi dan anggotanya dalam mengelola dan menjalankan Perseroan. A.

PIAGAM DIREKSI. Piagam ini diterbitkan untuk menjadi panduan Direksi dan anggotanya dalam mengelola dan menjalankan Perseroan. A. PIAGAM DIREKSI Piagam ini diterbitkan untuk menjadi panduan Direksi dan anggotanya dalam mengelola dan menjalankan Perseroan. 1. Peraturan Perseroan No. 40/2007 A. LEGAL BASIS 2. Peraturan Pasar Modal

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT Matahari Department Store Tbk ( Perseroan )

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT Matahari Department Store Tbk ( Perseroan ) PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT Matahari Department Store Tbk ( Perseroan ) Daftar Isi 1. Landasan Hukum 2. Fungsi Dewan Komisaris 3. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang 4. Pelaporan dan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS. PT Mandom. Indonesia

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS. PT Mandom. Indonesia PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT Mandom Indonesia TBK 1. DASAR PENYUSUNAN Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris disusun berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33 /POJK.04/2014

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS DAFTAR ISI PASAL 1 Tujuan... 2 PASAL 2 Definisi... 2 PASAL 3 Keanggotaan Dewan Komisaris... 2 PASAL 4 Persyaratan... 3 PASAL 5 Masa Jabatan... 4 PASAL 6 Waktu

Lebih terperinci

PIAGAM KOMISARIS. A. Organisasi, Komposisi dan Keanggotaan

PIAGAM KOMISARIS. A. Organisasi, Komposisi dan Keanggotaan PIAGAM KOMISARIS A. Organisasi, Komposisi dan Keanggotaan I. Struktur: 1. Dewan Komisaris paling sedikit terdiri dari 2 (dua) orang anggota. Salah satu anggota menjabat sebagai Komisaris Utama dan satu

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan )

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan ) PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan ) 1. Landasan Hukum a. Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; b. Peraturan Otoritas Jasa

Lebih terperinci

PEDOMAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT EMDEKI UTAMA Tbk

PEDOMAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT EMDEKI UTAMA Tbk PEDOMAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT EMDEKI UTAMA Tbk I. LATAR BELAKANG Berdasarkan Pasal 35 Ayat (1) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MANDOM INDONESIA Tbk

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MANDOM INDONESIA Tbk PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MANDOM INDONESIA Tbk 1. DASAR PENYUSUNAN Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi disusun berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33 /POJK.04/2014 tgl 8

Lebih terperinci

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DIREKSI 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra ) memiliki

Lebih terperinci

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Dewan Komisaris PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan

Lebih terperinci

PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan. PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan

PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan. PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan ANGGARAN DASAR SAAT INI ANGGARAN DASAR PERUBAHAN PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan PASAL 3 MAKSUD DAN

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan )

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan ) PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan ) 1. Landasan Hukum a. Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; b. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI. PT Mandom Indonesia

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI. PT Mandom Indonesia PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT Mandom Indonesia Tbk 1. DASAR PENYUSUNAN Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi disusun berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33 /POJK.04/2014 tgl 8

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Direksi PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris 1 BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

PEDOMAN DEWAN KOMISARIS PT SOECHI LINES Tbk.

PEDOMAN DEWAN KOMISARIS PT SOECHI LINES Tbk. PEDOMAN DEWAN KOMISARIS PT SOECHI LINES Tbk. A. DASAR HUKUM 1. Undang Undang Nomor 40 tahun 2007 tanggal 16 Agustus tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33/POJK.04/2014

Lebih terperinci

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT SINAR MAS AGRO RESOURCES AND TECHNOLOGY Tbk.

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT SINAR MAS AGRO RESOURCES AND TECHNOLOGY Tbk. PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT SINAR MAS AGRO RESOURCES AND TECHNOLOGY Tbk. 2015 1 BAB I DASAR PEMBENTUKAN 1.1. PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk, selanjutnya disebut PT SMART Tbk atau Perseroan,

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT MANDOM INDONESIA TBK PASAL 1 DASAR DAN TUJUAN

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT MANDOM INDONESIA TBK PASAL 1 DASAR DAN TUJUAN PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT MANDOM INDONESIA TBK PASAL 1 DASAR DAN TUJUAN (1) DASAR PENYUSUNAN Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris disusun berdasarkan Peraturan Otoritas

Lebih terperinci

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DEWAN KOMISARIS 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra )

Lebih terperinci

Pedoman Kerja. Dewan Komisaris. & Direksi. PT Prodia Widyahusada Tbk. Revisi: 00

Pedoman Kerja. Dewan Komisaris. & Direksi. PT Prodia Widyahusada Tbk. Revisi: 00 Pedoman Kerja Dewan Komisaris & Direksi PT Prodia Widyahusada Tbk Revisi: 00 November 2017 1 DAFTAR ISI Halaman BAB I Pendahuluan A. Latar belakang dan Tujuan Penyusunan Board Manual 3 B. Ruang Lingkup

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI PT SINAR MAS AGRO RESOURCES AND TECHNOLOGY Tbk.

PIAGAM DIREKSI PT SINAR MAS AGRO RESOURCES AND TECHNOLOGY Tbk. PIAGAM DIREKSI PT SINAR MAS AGRO RESOURCES AND TECHNOLOGY Tbk. 2015 1 BAB I DASAR PEMBENTUKAN 1.1. PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk, selanjutnya disebut PT SMART Tbk atau Perseroan, sebagai

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS. PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk.

PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS. PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. 1 PIAGAM DIREKSI & DEWAN KOMISARIS PT UNGGUL INDAH CAHAYA Tbk. BAGIAN I : DASAR HUKUM Pembentukan, pengorganisasian, mekasnisme kerja, tugas

Lebih terperinci

MATRIX KOMPARASI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT GRAHA LAYAR PRIMA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

MATRIX KOMPARASI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT GRAHA LAYAR PRIMA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 MATRIX KOMPARASI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT GRAHA LAYAR PRIMA Tbk. Ayat 1 Tidak Ada Perubahan Perubahan Pada Ayat 2 menjadi berbunyi Sbb: NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Perseroan dapat membuka kantor

Lebih terperinci

Versi Final 1. RANCANGAN POIN-POIN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT MNC SKY VISION TBK RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA Jakarta, 20 Mei 2015

Versi Final 1. RANCANGAN POIN-POIN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT MNC SKY VISION TBK RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA Jakarta, 20 Mei 2015 Versi Final 1 RANCANGAN POIN-POIN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT MNC SKY VISION TBK RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA Jakarta, 20 Mei 2015 Pasal 4 Ayat 3 Ayat 3 Pasal 4 Pasal 4 Saham-saham yang masih dalam

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS 1 tahun ~ keharusan Perseroan menyesuaikan ketentuan Undang-undang ini Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku, Perseroan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana

Lebih terperinci

SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk.

SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. Pasal SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. Pasal PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM PASAL 10 PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS 1. LATAR BELAKANG Dewan Komisaris PT. Sat Nusapersada Tbk ( Perseroan ) diangkat oleh Pemegang Saham untuk melakukan pengawasan serta memberikan nasihat kepada

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT Matahari Department Store Tbk ( Perseroan )

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT Matahari Department Store Tbk ( Perseroan ) PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT Matahari Department Store Tbk ( Perseroan ) Daftar Isi 1. Landasan Hukum 2. Fungsi Direksi 3. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang 4. Pelaporan dan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS DAN PENGAWASAN === DEWAN KOMISARIS === PT PLN TARAKAN TAHUN BUKU 2015

LAPORAN TUGAS DAN PENGAWASAN === DEWAN KOMISARIS === PT PLN TARAKAN TAHUN BUKU 2015 LAPORAN TUGAS DAN PENGAWASAN === DEWAN KOMISARIS === PT PLN TARAKAN TAHUN BUKU 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 4 A. Latar Belakang 4 B. Dasar Hukum 5 C. Daftar Istilah 5 BAB II PRINSIP PRINSIP HUBUNGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM

PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM Penyusunan Pedoman Dan Kode Etik merupakan amanat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 Tentang Direksi Dan Dewan Komisaris Emiten

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Dewan Komisaris

Pedoman Kerja Dewan Komisaris Pedoman Kerja Dewan Komisaris PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2015 Dewan Komisaris mempunyai peran yang sangat penting dalam mengawasi jalannya usaha Perusahaan, sehingga diperlukan

Lebih terperinci

PEDOMAN DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DEWAN KOMISARIS PEDOMAN DEWAN KOMISARIS PT JASUINDO TIGA PERKASA TBK 1. LANDASAN HUKUM 1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 2) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33/POJK.04/2014

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara R

2 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara R No.374, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. RUPS. Perusahaan Terbuka. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5644) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

Pedoman Direksi. PT Acset Indonusa Tbk

Pedoman Direksi. PT Acset Indonusa Tbk PT Acset Indonusa Tbk Desember 2015 PEDOMAN DIREKSI 1. Pendahuluan Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT ACSET Indonusa Tbk ( Perseroan atau ACSET ) memiliki 3 (tiga)

Lebih terperinci

PT. Indo-Rama Synthetics Tbk ( Perseroan ) Pedoman Dewan Komisaris

PT. Indo-Rama Synthetics Tbk ( Perseroan ) Pedoman Dewan Komisaris PT. Indo-Rama Synthetics Tbk ( Perseroan ) Pedoman Dewan Komisaris Pengantar Pedoman Dewan Komisaris ini dibentuk oleh Dewan Komisaris Perseroan sebagaimana dipersyaratkan dalam Peraturan Otoritas Jasa

Lebih terperinci

PIAGAM DIREKSI PT DUTA INTIDAYA, TBK.

PIAGAM DIREKSI PT DUTA INTIDAYA, TBK. PIAGAM DIREKSI PT DUTA INTIDAYA, TBK. 1. PENDAHULUAN DAN DASAR HUKUM PIAGAM DIREKSI 1.1 PT Duta Intidaya, Tbk (Perseroan) sebagai suatu perseroan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan

Lebih terperinci

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM DEWAN KOMISARIS

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM DEWAN KOMISARIS Piagam Dewan Komisaris 1 I. Dasar Pembentukan 1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten

Lebih terperinci

Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi

Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi 1. Latar Belakang Sebagai perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia, PT Surya Artha Nusantara Finance ( Perseroan ) memiliki

Lebih terperinci

PT LIPPO CIKARANG Tbk. Piagam Dewan Komisaris

PT LIPPO CIKARANG Tbk. Piagam Dewan Komisaris PT LIPPO CIKARANG Tbk Piagam Dewan Komisaris BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ dari Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Page 1 of 12 Daftar Isi 1. Organisasi 2. Independensi 3. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 4. Fungsi Direktur Utama 5. Direktur Kepatuhan 6. Rapat 7. Benturan Kepentingan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA DIREKSI PT METROPOLITAN LAND TBK

PEDOMAN KERJA DIREKSI PT METROPOLITAN LAND TBK PEDOMAN KERJA DIREKSI PT METROPOLITAN LAND TBK PENDAHULUAN: Direksi merupakan Organ Perseroan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial dalam melakukan pengurusan dan mengelolan Perseroan untuk

Lebih terperinci

Board Manual PJBS Tahun 2011

Board Manual PJBS Tahun 2011 0 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Board Manual adalah petunjuk tatalaksana kerja Direksi dan Dewan Komisaris yang menjelaskan tahapan aktivitas secara terstruktur, sistematis, mudah dipahami dan dapat

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2014 TENTANG RENCANA DAN PENYELENGGARAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM PERUSAHAAN TERBUKA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2014 TENTANG RENCANA DAN PENYELENGGARAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM PERUSAHAAN TERBUKA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2014 TENTANG RENCANA DAN PENYELENGGARAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk. Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi

PT LIPPO KARAWACI Tbk. Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi 1 BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Komite Nominasi dan Remunerasi ( Komite ) berarti Komite yang dibentuk oleh dan bertanggung-jawab kepada

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI 0 PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Dewan Komisaris dan Direksi sebagai organ utama Perseroan dalam melaksanakan tugasnya memiliki peran yang sangat penting,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT SUPREME CABLE MANUFACTURING & COMMERCE Tbk (PT SUCACO Tbk) ( Perseroan ) A. UMUM Bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dan pengelolaan perusahaan

Lebih terperinci

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM DIREKSI

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM DIREKSI PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM DIREKSI Piagam Direksi 1 I. Dasar Pembentukan 1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan

Lebih terperinci

Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi. PT Astra International Tbk

Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi. PT Astra International Tbk Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. DASAR HUKUM BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Board Manual adalah petunjuk tatalaksana kerja Direksi dan Dewan Komisaris yang menjelaskan tahapan aktivitas secara terstruktur, sistematis, mudah dipahami dan dapat

Lebih terperinci

CHARTER DEWAN DIREKSI

CHARTER DEWAN DIREKSI CHARTER DEWAN DIREKSI Pedoman tentang tugas pokok dan fungsi kerja D I R E K S I PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. 1 DAFTAR ISI Daftar Isi 1 Bab I Pendahuluan 2 A. Latar Belakang 2 B. Maksud

Lebih terperinci

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Page 1 of 11 Daftar Isi 1. Organisasi 2. Independensi 3. Tugas dan Tanggung Jawab 4. Pembentukan Komite-Komite 5. Fungsi

Lebih terperinci

CHARTER DEWAN KOMISARIS

CHARTER DEWAN KOMISARIS CHARTER DEWAN KOMISARIS Pedoman tentang tugas pokok dan fungsi kerja DEWAN KOMISARIS PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. 1 DAFTAR ISI Daftar Isi 2 Bab I Bab II Pendahuluan A. Latar Belakang

Lebih terperinci

PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT UNILEVER INDONESIA TBK

PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT UNILEVER INDONESIA TBK PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT UNILEVER INDONESIA TBK I. LATAR BELAKANG Komite Nominasi dan Remunerasi ( Komite ) PT Unilever Indonesia Tbk., ( Perseroan ) adalah komite yang dibentuk dan bertanggung

Lebih terperinci

PT Atlas Resources Tbk. Piagam Dewan Komisaris

PT Atlas Resources Tbk. Piagam Dewan Komisaris PT Atlas Resources Tbk Piagam Dewan Komisaris Piagam Dewan Komisaris adalah panduan Tata Tertib pelaksanaan kerja Dewan Komisaris secara efektif, efisien dan transparan. Piagam ini mengacu kepada Anggaran

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Komite Audit

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Komite Audit PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Komite Audit PIAGAM KOMITE AUDIT PT FIRST MEDIA Tbk I Dasar Hukum Penyusunan Piagam Komite Audit berdasarkan: 1. Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-305/BEJ/07-2004

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI

PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI PEDOMAN DAN KODE ETIK DIREKSI A. Landasan Hukum Penyusunan Pedoman Dan Kode Etik merupakan amanat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 Tentang Direksi Dan Dewan Komisaris Emiten Atau

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA DIREKSI

PEDOMAN KERJA DIREKSI PEDOMAN KERJA DIREKSI TUJUAN : Sebagai pedoman kerja bagi Direksi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai Perundang-undangan yang berlaku. Pedoman Kerja Dewan Direksi ini mengikat bagi setiap

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2014 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2014 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2014 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. BAB I PENDAHULUAN PASAL 1 DEFINISI

PIAGAM KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. BAB I PENDAHULUAN PASAL 1 DEFINISI PIAGAM KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. BAB I PENDAHULUAN PASAL 1 DEFINISI 1. Komite Nominasi dan Remunerasi ( Komite ) berarti Komite yang dibentuk oleh dan bertanggung-jawab

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS I. Pengantar Pedoman ini membahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Direksi dan Dewan Komisaris di Perseroan, seperti : tugas, wewenang, pertanggungjawaban,

Lebih terperinci

Komite Nominasi dan Remunerasi mempunyai tugas dan tanggung jawab:

Komite Nominasi dan Remunerasi mempunyai tugas dan tanggung jawab: PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT INTERMEDIA CAPITAL, Tbk. (Perseroan) 1. PENGANTAR Dewan Komisaris membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi yang bertugas membantu Dewan Komisaris melaksanakan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE NOMINASI & REMUNERASI PT. BANK MNC INTERNASIONAL TBK. MARET 2015

PIAGAM KOMITE NOMINASI & REMUNERASI PT. BANK MNC INTERNASIONAL TBK. MARET 2015 1 PIAGAM KOMITE NOMINASI & REMUNERASI PT. BANK MNC INTERNASIONAL TBK. MARET 2015 3 3. Remunerasi adalah imbalan yang ditetapkan dan diberikan kepada anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris karena

Lebih terperinci

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN Dalam rangka menerapkan asas asas Tata Kelola Perseroan yang Baik ( Good Corporate Governance ), yakni: transparansi ( transparency ), akuntabilitas ( accountability

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34/POJK.04/2014 TENTANG KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34/POJK.04/2014 TENTANG KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34/POJK.04/2014 TENTANG KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, LAMPIRAN 218 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Visi dan Misi 2 BAB II PEMBENTUKAN, ORGANISASI, DAN MASA JABATAN 3 A. Dasar Hukum 3 B. Tujuan dan Kedudukan dalam Organisasi

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERA No.305, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Badan Usaha Milik Daerah. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6173) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk. PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk. 2015 1 BAB I DASAR PEMBENTUKAN 1.1 PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk (selanjutnya disebut PT SMART Tbk atau

Lebih terperinci

RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BANK DANAMON INDONESIA, TBK. DENGAN PERATURAN POJK NOMOR 32/ POJK.04/2014 DAN NOMOR 33/ POJK.

RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BANK DANAMON INDONESIA, TBK. DENGAN PERATURAN POJK NOMOR 32/ POJK.04/2014 DAN NOMOR 33/ POJK. RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BANK DANAMON INDONESIA, TBK. DENGAN PERATURAN POJK NOMOR 32/ POJK.04/2014 DAN NOMOR 33/ POJK.04/2014 Sebelum/ Before Pasal 11 Ayat 5 Pasal 11 Ayat 5 5. (a) Seorang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI 1. LATAR BELAKANG Direksi PT. Sat Nusapersada Tbk ( Perseroan ) diangkat oleh Pemegang Saham untuk menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI mencakup: A. Komposisi, Kriteria, dan Independensi Direksi B. Masa Jabatan Direksi C. Rangkap Jabatan Direksi D. Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT SUPREME CABLE MANUFACTURING & COMMERCE Tbk (PT SUCACO Tbk) ( Perseroan ) A. UMUM Bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas Direksi dan pengelolaan perusahaan yang baik,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Definisi

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Definisi PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) adalah organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perekonomian nasional yang diselenggarakan

Lebih terperinci

PIAGAM DEWAN KOMISARIS dan DIREKSI

PIAGAM DEWAN KOMISARIS dan DIREKSI PIAGAM DEWAN KOMISARIS dan DIREKSI Piagam Dewan Komisaris dan Direksi PT Grand Kartech, Tbk ( Piagam ) adalah panduan dalam pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang menjadi acuan bagi Dewan Komisaris dan

Lebih terperinci

PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk

PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk Pedoman Direksi (Piagam Direksi) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Ketentuan Umum Direksi adalah organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengelolaan pengurusan Perseroan, sesuai dengan visi,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. C. Rangkap Jabatan... 16

DAFTAR ISI. C. Rangkap Jabatan... 16 DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan... 2 A. Maksud dan Tujuan penyusunan Piagam Direksi dan Dewan Komisaris... 3 B. Ruang lingkup Piagam Direksi dan Dewan Komisaris... 3 C. Landasan Hukum... 3 D. Definisi...

Lebih terperinci

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT TIRTA MAHAKAM RESOURCES Tbk

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT TIRTA MAHAKAM RESOURCES Tbk PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT TIRTA MAHAKAM RESOURCES Tbk 2018 1 BAB I LANDASAN HUKUM, MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 1 Landasan Hukum Piagam Dewan Komisaris ini disusun dengan mengacu pada : 1. Undang Undang No.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI DEWAN KOMISARIS. PT INDOSAT Tbk.

PIAGAM KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI DEWAN KOMISARIS. PT INDOSAT Tbk. PIAGAM KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI DEWAN KOMISARIS PT INDOSAT Tbk. DAFTAR ISI I. Pengangkatan dan Keanggotaan 1.1 Struktur, Komposisi dan Kriteria 1.2 Pengangkatan dan Pemberhentian 1.3 Masa Jabatan

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA DIREKSI

PEDOMAN KERJA DIREKSI PEDOMAN KERJA DIREKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Visi dan Misi 1 BAB II PEMBENTUKAN, ORGANISASI, DAN MASA JABATAN 2 A. Dasar Hukum 2 B. Tujuan dan Kedudukan dalam Organisasi

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi (Board Manual) adalah panduan bagi Dewan Komisaris dan Direksi yang menjelaskan tahapan aktivitas secara terstruktur,

Lebih terperinci

PANDUAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI (BOARD MANUAL) PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL TBK

PANDUAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI (BOARD MANUAL) PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL TBK PANDUAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI (BOARD MANUAL) PT PEMBANGUNAN JAYA ANCOL TBK Edisi 2015 Daftar Isi DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN 4 1.1 Latar Belakang 4 1.2 Maksud dan Tujuan 4 1.3 Istilah-istilah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) JAMINAN KREDIT INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS I. LATAR BELAKANG Dewan Komisaris diangkat oleh Pemegang Saham untuk melakukan pengawasan serta

Lebih terperinci

PIAGAM DEWAN KOMISARIS

PIAGAM DEWAN KOMISARIS I. DASAR HUKUM Penetapan, organisasi, mekanisme kerja, tugas dan tanggung jawab serta wewenang Dewan Komisaris PT Trias Sentosa Tbk ( Perseroan ) sebagaimana yang dinyatakan dalam Piagam ini merujuk ke

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA DIREKSI PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk. ("Perusahaan")

PEDOMAN KERJA DIREKSI PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk. (Perusahaan) PEDOMAN KERJA DIREKSI PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk. ("Perusahaan") I. PENDAHULUAN Pedoman Kerja Dewan Direksi ("Pedoman Kerja Direksi") ini merupakan bagian dari Good Corporate Governance Perusahaan yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA (PERUM PERURI)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA (PERUM PERURI) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN UMUM PERCETAKAN UANG REPUBLIK INDONESIA (PERUM PERURI) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI Pedoman Komite Nominasi dan Remunerasi 1 I. Dasar Pembentukan a. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 34/POJK.04/2014 tentang Komite

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.

Lebih terperinci