1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan. Sehingga pengembangan rumah sakit saat ini tentu saja terlepas dari kebijakan pembangunan kesehatan yaitu harus sesuai ung-ung berlaku. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 034/Birhup/1972 tentang perencanaan pemeliharaan rumah sakit, disebutkan bahwa guna menunjang terselenggaranya rencana induk baik, maka setiap rumah sakit diwajibkan untuk mempunyai merawat statistik terkini, membina medical record berdasarkan ketentuan-ketentuan telah ditetapkan [1]. Dalam Permenkes RI No 269/MENKES/PER/III/2008 menyebutkan bahwa rekam medis adalah berkas berisikan catatan dokumen tentang identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan pelayanan lain kepada pada sarana kesehatan [2]. Untuk itu setiap instalasi pemberi pelayanan kesehatan diharuskan untuk dapat mengelola rekam medis secara lebih lengkap akurat dalam hal isi dari rekam medis setiap. [2] Berdasarkan survei awal dilakukan pada bulan April 2016 di RS Panti Wilasa Dr. Cipto, pembagian berdasarkan bangsal mulai ditetapkan setelah rumah sakit dinyatakan lulus Akreditasi Paripurna oleh KARS yaitu pada bulan Desember 2015. RS Panti Wilasa
Dr. Cipto memiliki 8 bangsal. Hasil survey menunjukkan pada tahun 2015, bangsal Betha adalah bangsal paling banyak nya yaitu mencapai 3589. Bangsal Betha dikhususkan untuk menangani kasus bedah, seperti kasus tumor, fraktur, lainnya. Data di bangsal Betha patah tulang (fraktur) 39 untuk bulan Januari 2016, 49 untuk bulan Februari 2016, 52 untuk bulan Maret 2016. Data tersebut menunjukkan aya peningkatan jumlah kasus. Peningkatan kasus fraktur terlepas dari tingginya angka kecelakaan akibat meningkatnya perkembangan teknologi di big transportasi.sebagian besar kasus fraktur diakibatkan oleh kecelakaan dimana fraktur dapat menimbulkan beberapa komplikasi. Data dari Riset Kesehatan Dasar (2007), di Indonesia terjadi kasus fraktur disebabkan oleh cedera antara lain karena jatuh, kecelakaan lalu lintas trauma benda tajam ataupun tumpul. Dari 45.987 peristiwa kecelakaan mengalami fraktur 1.775 orang (3,8%), dari 20.829 kasus kecelakaan lalu lintas, mengalami fraktur 1.770 orang (8,5%), dari 14.127 trauma benda tajam atau tumpul, mengalami fraktur 236 orang (1,7%). [3] Hasil survey awal peneliti, pada 10 BPJS mengalami fraktur menunjukkan bahwa 80% memiliki nilai klaim lebih rendah dari nilai tarif rumah sakit. Hal ini berarti rumah sakit mengalami kerugian. Besar kerugiannya mencapai Rp. 25.187.339,-. Selain hal tersebut, hasil observasi terhadap lembaran anamnesa menunjukkan pencatatan data tentang penyebab terjadinya fraktur kurang lengkap sehingga 2
dapat ditentukan kode sebab luar. Selama ini, data rekam medis hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pelaporan saja, juga ada ketetapan mengenai penentuan kode sebab luar. Padahal menurut kegunaannya, rekam medis dapat dimanfaatkan untuk aspek riset, edukasi, epidemiologi yaitu sebagai bahan penelitian pengembangan ilmu pengetahuan, maupun sebagai bahan pengelolaan sumber daya dimiliki rumah sakit. Berdasarkan hasil survey mengambil 10 BPJS sebagai sampel 8 diantaranya mengalami kerugian, serta mengingat besarnya manfaat dari pengelolaan data rekam medis mana di lembar anamnesa masih banyak kekurangan yaitu sering sekali anamnesa tertulis, peneliti tertarik mendeskripsikan tentang variasi kasus fraktur, dimana nantinya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengelolaan rumah sakit yaitu dalam kaitannya perencanaan sumber daya rumah sakit. B. Rumusan Masalah Bagaimana analisa deskriptif variasi kasus fraktur di bangsal Betha RS Panti Wilasa Dr. Cipto triwulan I tahun 2016? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Menganalisa variasi kasus fraktur di bangsal Betha RS Panti Wilasa Dr. Cipto triwulan I tahun 2016 3
2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi jumlah kasus fraktur di rawat inap di bangsal Betha RS Panti Wilasa Dr Cipto b. Mengidentifikasi utama kasus fraktur di rawat inap di bangsal Betha RS Panti Wilasa Dr Cipto c. Mengidentifikasi sekunder kasus fraktur di rawat inap di bangsal Betha RS Panti Wilasa Dr Cipto d. Mengidentifikasi jenis tindakan diberikan kasus fraktur di rawat inap di bangsal Betha RS Panti Wilasa Dr Cipto e. Mengidentifikasi lama dirawat kasus fraktur di rawat inap di bangsal Betha RS Panti Wilasa Dr Cipto f. Mengidentifikasi keparahan BPJS kasus fraktur di rawat inap di bangsal Betha RS Panti Wilasa Dr Cipto g. Membandingkan tarif RS tarif INA CBGs BPJS kasus fraktur di rawat inap di bangsal Betha RS Panti Wilasa Dr Cipto h. Menganalisa kasus fraktur menurut utama, sekunder, jenistindakan, lama dirawat, keparahan tarif INA CBGs 4
D. Manfaat 1. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan bagi RS agar dapat memberikan pelayanan perencanaan tindakan lebih baik 2. Bagi Institusi Sebagai bahan refrensi informasi kepentingan pengembangan keilmuan rekam medis. 3. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan di big rekam medis informasi kesehatan khususnya variasi kasus fraktur. E. Keaslian Tabel 1.1 Keaslian No Judul KTI 1 Analisa Deskriptif TerhadapK asus Data Persalinan di Bangsal Obsgin pada Triwulan IV RS Panti Wilasa Dr. Cipto Nama Peneliti / Dedy Arisandi / 2011 Lokasi Peneliti an RS Panti Wilasa Dr. Cipto Variabel Kasus Persalinan 2011, Umur Ibu, Diagnosa Utama Persalinan, Diagnosa Sekunder Metode Metode Observasi Pendekatan Retrospektif Hasil Prosentas e kasus obsgin bekas Sectio Caesarea (14%), Ketuban Pecah Dini (13%), Partus Tak Maju (16%), Pre Eklampsi a Berat (10%), Induksi Gagal 5
2 Analisa Kualitatif Kuantitatif Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Kasus Bedah Pada Tindakan Herniorrha py di RSUD Tugurejo pada Triwulan I 2014 3 Analisis Lama Perawatan Atika Rizky Rahmawa ti / 2014 Clara Rahayuni ngtyas / RSUD Tugure jo Semar ang RSUD Tugure jo Identifikasi, Autentifikas i, Pencatatan, Pelaporan, Tingkat Kelengkapa n Dan kekonsisten sian Penulisan Diagnosa, Deliquent Medical Record Hari perawatn, jumlah Metode dilakukan adalah Observasi, Pendekatan Cross Sectional. Metode digunakan adalah (8%), Fetal Distress (10%) Dari 51 diteliti Identitikas i 31 lengkap 20 lengkap. Autentifik asi 6 lengkap 45 lengkap, Pencatata n 8 baik 43 baik, Pelapora n 5 lengkap 46 lengkap, Deliquent Medical Record 48 lengkap Dari 71 herniaing 6
Epidemiolo gi Kasus Hernia Inguinalis Pasien BPJS di RSUD Tugurejo 2014 4 Analisa Deskriptif Lama Perawatan (LOS) Pasien RI Jamkesma s pada Kasus Benigna Hyperplasi a Prostate 2015 Semar ang Kartika Sakti / 2013 RSI Sultan Agung Semar ang 2012 keluar hidup mati, clinical pathway, utama, sekunder, komplikasi Hari perawatn, jumlah keluar hidup mati, keparahan, utama, metode observasi, pendekatan cross sectional Metode penelitian digunakan adalah Observasi uinalis tahun 2014 terdapat 67,61% sesuai (>3 hari), 32,39% sesuai (3 hari). Jenis kelamin prialah paling sering terjadi yaitu 97,18% pada rentan usia 45-64 tahun. Sehingga dapat disimpulk an bahwa lama perawata n dipengaru hi oleh jebis kelamin, usia, sekunder komplikas i. Dari hasil penelitian diketahui 50% dari 10 diamati mempuny ai lama dirawat melebihi 7
8 (BPH) di RSI Sultan Agung sekunder. standar INA CBGs. Dari hasil penelitin 37 pasin jamkesm as tahun 2012 Penderita BPH dirawat melebihi standar 45,9% keparaha n tertinggi yaitu keparaha n II (70,6%) tindakan medis tertinggi yaitu TURP 53%. 5 Analisis Lama Perawatan (LOS) pada Partus Secsio Caesaria (SC) Pasien RI Jamkesma s Berdasark an Lama Perawatan (LOS) Jamkesma s INA- CBGs Sendika Nofitasari / 2012 RSI Sultan Agung Semar ang Hari perawatn, jumlah keluar hidup mati, keparahan, utama, sekunder, komplikasi, Metode penelitian digunakan adalah Observasi Dari hasil penelitan kasus sectio caesaria tahun 2010 40,62% dari 160 jamkesm as mempuny ai LOS melebih standar
2010 di RSI Sultan Agung keparaha n INA CBGs I II 97,50%. Perbedaan penelitian ini penelitian sebelumnya terletak pada lokasi yaitu bangsal diteliti penulis sebelumnya adalah bangsal Kandungan (Obgyn) segkan penelitian ini meneliti di bangsal bedah yaitu bangsal Betha RS Panti Wilasa Dr Cipto. Waktu penelitian dari penelitian sebelumnya dilakukan dari tahun 2011-2015 penelitian ini dilakukan,mengambil data tahun 2016. 9