BAB I PENDAHULUAN. pelatihan medik maupun paramedik serta sebagai pelayanan peningkatan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu penyelenggara pelayanan kesehatan untuk masyarakat dimana terdapat pelayanan gawat darurat, rawat jalan dan rawat inap. Serta terdapat beberapa jenis pelayanan lainnya yaitu pelayanan keperawatan, penunjang medik, rehabilitasi, sebagai tempat pendidikan atau pelatihan medik maupun paramedik serta sebagai pelayanan peningkatan kesehatan, wadah atau tempat meminimalisir risiko dan pencegahan terjadinya suatu penyakit, sebagai tempat pengembangan ilmu teknologi dan penelitian di bidang kesehatan. [1] Rekam medis merupakan suatu catatan riwayat kesehatan atau perjalanan penyakit pasien yang isinya data identitas pasien, anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, catatan perjalanan penyakit, inform consent dan laporan operasi (bila ada), catatan atau resume keperawatan, serta resume dokter yang bersifat rahasia. [2] Hiperbilirubin adalah suatu kondisi dimana dalam darah terdapat bilirubin yang berlebihan dari batas nilai normal bilirubin serum neonatus yang menimbulkan efek patologis bagi neonatus ditandai munculnya warna kekuning-kuningan atau jaundice pada kulit, sklera mata, dan cairan tubuh terutama urin. Akibat dari hiperbilirubin adalah retardasi mental 1

2 2 (kerusakan neurologist), kernikterus, gangguan pendengaran dan penglihatan serta kematian. [3] Dari hasil survei yang telah dilakukan pada Januari 2017 di Rumah Sakit Hermina Pandanaran Semarang metode wawancara dan observasi didapatkan hasil jumlah pasien diagnosa hiperbilirubin di bangsal perinatal tahun 2016 sebesar 118 pasien, dimana dari jumlah tersebut merupakan jumlah pasien terbanyak diagnosa hiperbilirubin di bangsal perinatal. Saat persalinan tindakan vakum, Usia kandungan atau kehamilan yang kurang dari 38 minggu, pemberian ASI atau zat tertentu lainnya, saudara kandung yang lebih tua menderita penyakit kuning, berat badan lahir yang tidak normal (BBLR) merupakan faktor risiko hiperbilirubin. Melihat banyaknya kasus hiperbilirubin di bangsal perinatal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan tinjauan epidemiologi deskriptif di Rumah Sakit Hermina Pandanaran Semarang. B. Rumusan Masalah Bagaimana epidemiologi deskriptif pada kasus hiperbilirubin bayi baru lahir di bangsal perinatal Rumah Sakit Hermina Pandanaran Semarang tahun 2016? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisa kasus hiperbilirubin di bangsal Perinatal Rumah Sakit Hermina Pandanaran Semarang tahun 2016.

3 3 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi jumlah pasien hiperbilirubin rawat inap di bangsal Perinatal Rumah Sakit Hermina Pandanaran Semarang. b. Mengidentifikasi karakteristik pasien, umur dan jenis kelamin kasus hiperbilirubin tahun c. Mengidentifikasi diagnosa utama pasien kasus hiperbilirubin rawat inap di bangsal Perinatal Rumah Sakit Hermina Pandanaran Semarang. d. Mengidentifikasi diagnosa sekunder pasien kasus hiperbilirubin rawat inap di bangsal Perinatal Rumah Sakit Hermina Pandanaran Semarang. e. Mengidentifikasi lama rawat (LOS) pasien kasus hiperbilirubin rawat inap di bangsal Perinatal Rumah Sakit Hermina Pandanaran Semarang. f. Mengidentifikasi kode diagnosa utama pasien hiperbilirubin yang rawat inap di bangsal Perinatal Rumah Sakit Hermina Pandanaran Semarang. g. Menganalisa kasus hiperbilirubin menurut karakteristik pasien yaitu umur dan jenis kelamin, diagnosa utama, diagnosa sekunder, lama dirawat dan kode diagnosa utama.

4 4 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Sebagai masukan agar dapat memberikan perencanaan tindakan, pelayanan dan fasilitas yang lebih baik untuk kedepannya. 2. Bagi Institusi Sebagai bahan informasi dan referensi untuk mengembangkan ilmu ilmu rekam medis dan informasi kesehatan khususnya ilmu statistik. 3. Bagi Mahasiswa Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta wawasan di bidang rekam medis dan informasi kesehatan khususnya kasus hiperbilirubin bayi baru lahir. E. Ruang Lingkup 1. Lingkup Keilmuan : Lingkup penelitian ini termasuk dalam lingkup ilmu rekam medis dan informasi kesehatan. 2. Lingkup Materi : Dalam penelitian ini materi yang digunakan adalah Statistik RS (Epidemiologi). 3. Lingkup Lokasi : Lokasi dalam penelitian ini adalah RS Hermina Pandanaran Semarang.

5 5 4. Lingkup Metode : Metode yang digunakan adalah observasi dan wawancara. 5. Lingkup Objek : Objek pada penelitian ini adalah dokumen rekam medis khususnya pasien hiperbilirubin. 6. Lingkup Waktu : Penelitian dilakukan pada bulan Mei F. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Judul No (Tahun) 1. Analisa Deskriptif Terhadap Kasus Data Persalinan Di Bangsal Obsgin Pada Triwulan IV Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang (2011) 2. Hubungan Hiperbiliru binemia dan Kematian Pasien yang Dirawat di NICU Nama Variabel Metode Hasil Dedy Arisandi M. Sholeh Kosim, Lisa Adhia Garina, Tony Chandra, M. Sakundarno Adi Kasus persalinan tahun 2011, diagnosa utama, sekunder, umur ibu Karakteris tik umum (masa gestasi, berat badan lahir, cara persalinan, kejadian Metode penelitian observasi pendekatan retrospecttif Metode observasi retrospektif Persentase kasus obsgin SC (14%), KPD (13%), Partus Tak Maju (16%), Pre Eklampsi (10%). Dari 90 pasien ikterus neonatorum, 71 (78,9%) pasien mempunyai kadar bilirubin =10 mg/dl. Limapuluh tiga (58,9%) pasien BBLR, 50 (55,6%)

6 6 No Judul (Tahun) RSUP Dr Kariadi Semarang 3. Analisa Deskriptif Lama Dirawat, Penyakit Komplikasi Dan Penyakit Penyerta Pada Kasus Diare Pasien Balita Jamkes mas URI DI RSUD Nama Variabel Metode Hasil Dwi Setyarini Arief sepsis) yang merupakan faktor risiko hiperbilirubi nemia dan hubungan hiperbilirubi nemia terhadap hasil keluaran (hidup atau mati) Kelompok umur, hari perawatan, tingkat keparahan, penyakit komplikasi dan penyakit penyerta Metode observasi, pendekatan cross sectional preterm dan 54 (60%) lahir spontan. Limapuluh tujuh bayi (69,5%) pasien sepsis awitan dini, 33 bayi ( 30.5 %) awitan lambat. Angka kematian 80% dan sebagian besar 65 (90,3%) disebabkan oleh sepsis. Tidak didapatkan hubungan antara hiperbilirubinemia dan hasil keluaran. Sepsis awitan lambat merupakan faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia OR 32,3 (95% CI 7,8-125) dan partus tindakan juga merupakan faktor risiko terjadinya hiperbilirubinemia OR 4,5 (95% CI 1,5 13,3) Penderita diare (A09) terbanyak pada kelompok umur 1 tahun (75%), jenis kelamin lakilaki (57%) LOS riil minimum 4 hari, maksimum 15 hari rata-rata 5,71 hari dimana jumlah pasien LOS tidak sesuai (54%) lebih banyak dibandingkan yang sesuai (46%),

7 7 No Judul (Tahun) Kota Semarang (2012) 4. Analisis Deskriptif Kasus Fraktur Di Bangsal Beta Rumah Sakit Panti Wilasa Dr Cipto Semarang Triwulan I Tahun 2016 Nama Variabel Metode Hasil Rosalia Indri Hapsari Lolan Jumlah pasien kasus fraktur, diagnosa utama, sekunder, jenis tindakan, lama rawat, tingkat keparahan kasus pada pasien BPJS, tarif RS dan tarif INA CBG s Yang digunakan adalah metode observasi, pendekatan cross sectional tingkat keparahan level I (66%), penyakit komplikasi febrile convulsions (32%), penyakit penyerta bronchopneumonia, unspesified serta acute upper respiratory infection, unspesified (22%) Dari bulan Januari Maret 2016, jumlah pasien kasus fraktur sebanyak 117 pasien dan jumlah pasien BPJS sebanyak 21 pasien (17,94%). Fraktur Radius dan Fraktur Collis Sinistra (14,3%), diagnosa sekunder anemia (9,5%), jenis tindakan ORIF(33,3%), lama rawat 2 hari (47,6%), tingkat keparahan I (61,9%) lebih besar dibandingkan tingkat keparahan II (38,1%), lebih banyak terjadi kerugian (85,7%). Besar kerugian mencapai Rp Pasien non BPJS kasus fraktur paling banyak diagnosis utama Fraktur Nasal (11,5%), hipertensi (3,1%), tindakan ORIF (72,94%), lama dirawat 3 hari

8 8 No Judul (Tahun) 5. Hubungan Antara Persalinan Prematur Dengan Hiperbiliru bin Pada Neonatus di RSUD Ahmad Yani Kota Metro tahun 2013 Nama Variabel Metode Hasil Yetti Anggraini Jumlah neonatus persalinan prematur, jumlah neonatus persalinan maturitas, jumlah neonatus yang mengalami hiper bilirubin Metode analitik mengguna kan pendekatan kasus kontrol (30,2%) Proporsi neonatus hiperbilirubin sebesar 50%, proporsi persalinan prematur sebesar 51,9%. Hasil uji statistik hubungan antara persalinan prematur hiperbilirubin pada neonatus yaitu p- value 0,000, dan OR= 6,107 Perbedaan antara penelitian ini dan penelitian sebelumnya terletak pada lokasi yaitu bangsal Kandungan (obsgin), NICU dan bangsal bedah sedangkan penelitian ini meneliti di bangsal Perinatal RS Hermina Pandanaran Semarang, waktu penelitian yaitu tahun 2017 dan variabel penelitian.